Mengembangkan kerangka karangan Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar-benar benar -benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.
Kerangka dasar Penyusunan Makalah
A. Ketentuan Umum : 1. Makalah harus ditulis dengan sistematika yang telah disepakati dan atau memenuhi persyaratan dasar kisi-kisi pembahasan makalah yang telah disampaikan bapak dosen. 2. Makalah harus ditulis dengan menggunakan bahasa baku ( lexical and technical term ), ), siswa diharapkan mampu meminimalisir bahasa ucapan. 3. Makalah harus meminimalisir kesalahan pengetikan, baik dalam bahasa Indonesia maupun penggunaan istilah asing. Istilah asing yang belum menjadi bagian dari bahasa Indonesia harus ditulis miring. 4. Paragrap yang ada seyogyanya disusun dengan menggunakan rumusan standar yang baik, holistik dan simultan ( idea, supporting idea, conclusion and ). example ). 5. Pengutipan aspek teoritik harus menggindahkan tata cara pengutipan yang baku (nama pengarang, koma, judul buku ditulis miring/digaris bawahi, koma, tutup kurung, nama kota penerbit, titik koma, nama penerbit, koma, tahun terbit, tutup kurung, koma, spasi, halaman, titik) Contoh; George Simon and Bruce Andrean, Penal law : a concise study (Cambridge;
Cambridge Univ, 2006),15.
B. Ketentuan khusus: 1. Pendahuluan : Pendahuluan seyogyanya ditulis dengan ringkas, jelas dan padat. Selain itu, pendahuluan harus menuangkan academic crisis (kegelisahan akademik) dan isu-isu pokok yang berkaitan dengan isi makalah. Hal ini dapat berupa teori maupun praktek social di kalangan masyarakat. 2. Kualitas Isi : Isi makalah dibagi dalam tiga pembahasan utama, yaitu latar belakang masalah, analisis dan penutup. Isi makalah harus mencerminkan argumen yang logis dan menyusun ide (fakta) yang relevan dengan pembahasan serta didukung oleh bukti(referensi) yang jelas dan akurat. 3. Logika Penulisan : makalah harus ditulis dengan mengunakan karakter dasar perkembangan hokum di Indonesia. Dalam banyak kasus, peserta perkuliahan dimungkinkan mengalami analysis fallacies (kesalahan analisis) dengan melibatkan fakta-fakta social atau teori an sich tanpa mengkaitkannya dengan perkembangan mutakhir bentuk hokum di Indonesia. 4. Referensi : makalah harus memenuhi standar baku kuantitas dan kualitas yang ditetapkan, minimal 10 buku dan didialogkan antara buku yang satu dengan yang lain. Apabila standar ini tidak terpenuhi, tanpa mengurangi bentuk kualitas penulisan makalah, mahasiswa diperbolehkan mempresentasikan makalah tersebut dengan memenuhi 1/3 jumlah yang ditetapkan. Perlu diperhatikan, perkembangan hukum di Indonesia harus digunakan sebagai pemikiran dasar pengggunaan referensi. 5. Standar penulisan: makalah seharusnya ditulis dengan bahasa yang efektif (jelas, ringkas dan padat) dan benar (EYD., bangunan kalimat sempurna dan logika paragrap) 6. Penutup : menggunakan bahasa deklaratif yang menggambarkan uraian argumen. Menciptakan prespektif yang koheren terhadap pertanyaan. Penutup harus mampu menunjukkan hubungan yang tegas dengan isu pembahasan sebelumnya.