BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dema Demam m Berd Berdar arah ah Deng Dengue ue (DBD (DBD)) masi masih h meru merupa paka kan n masa masala lah h kese keseha hata tan n masyarakat yang menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota kelua keluarg rgaa dan dan berk berkur urang angny nyaa usia usia hara harapa pan n hidu hidup. p. Damp Dampak ak ekono ekonomi mi langs langsung ung yang yang dirasakan pada penderita DBD adalah biaya pengobatan, sedangkan yang tidak langsung adalah kehilangan waktu kerja, waktu sekolah dan biaya lain yang dikeluarkan selain untuk pengobatan seperti transportasi dan akomodasi selama perawatan penderita. Sejak ditemukan pertama kali tahun 19! di Surabaya dan "akarta, jumlah kasus DBD DBD maup maupun un luas luas daer daerah ah peny penyeb ebar aran anny nyaa
sema semaki kin n bert bertam amba bah h seir seirin ing g deng dengan an
meningkatnya mobilitas dan kepadatan pe#nduduk. Sedangkan dari data $uskesmas %alang $adang pada bulan desember tahun &'1& ditemukan sebanyak kasus dengan supek penyakit Demam Bedarah Dengue. paya penegahan penyakit ini telah dilakukan antara lain dengan pemutusan rant rantai ai nyam nyamuk uk penula penularn rnya ya deng dengan an ara ara penab penabur uran an lar* lar*as asid ida, a, fogging focus serta pemberantasan sarang nyamuk ($S+). $S+ merupakan ara pemberantasan yang lebih aman, murah dan sederhana. leh sebab itu kebijakan pemerintah dalam pengendalian *ektor DBD lebih menitikberatkan pada program ini, walaupun ara ini sangat tergantung pada peran serta masyarakat. $emahaman penyakit DBD dan penanggulangannya masih kurang, yang tampak pada masih dibebankannya dibebankan nya masalah DBD dan tanggung jawabnya pada sektor kesehatan, padahal DBD sebenarnya harus menjadi tanggung jawab semua pihak karena erat kaitannya dengan kebersihan dan perilaku manusia. $enanggulangan penyakit DBD lebih banyak terkait dengan peranserta masyarakat. $ada wilayah %alang $adang, belum pernah dilakukan dilakukan kegiatan kegiatan "umantik "umantik (juru pemantau jentik). $adahal jumantik merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masy masyara arakat kat agar agar ada ada solu solusi si untuk untuk menek menekan an popul populas asii jent jentik ik Aedes aegypti, karena jumantik bertugas melakukan pemeriksaan jentik seara berkala dan terus menurus. 1
Bentuk peran serta masyarakat lain yang diharapkan dapat meningkatkan -B" (-ngka Bebas "entik) adalah dengan mengikutsertakan bidan desa dan ketua ukun teta tetangg nggaa (%) (%) seba sebaga gaii supervisor pelaks pelaksanaa anaan n $S+. $S+. Ketua Ketua % dihara diharapkan pkan mampu mampu memoti*asi memoti*asi warganya untuk mengamati keberadaan jentik di rumah masing/masing masing/masing,, kemudian menuliskan hasilnya ke 0orm jentik dan menyerahkan 0orm tersebut kepada kepala desa yang nantinya akan berkoordinasi bersama dengan bidan desa setempat. $eran $eran sert sertaa akti akti00 dari dari pemi pemili lik k ruma rumah, h, dihar diharap apkan kan mamp mampu u meni meningk ngkat atka kan n -B" -B" di lingkungan masing/masing. $ada penelitian ini, sebelum dan sesudah jumantik dan ketua % melakuk melakukan an kegiata kegiatan n pember pemberant antasa asan n sarang sarang nyamuk nyamuk,, akan akan dilakuk dilakukan an pengama pengamatan tan jentik untuk mengetahui -B" di masing/masing desa.
1.2 Rumusan Masalah
-pakah terdapat penurunan angka kejadian DBD sebelum dan sesudah pelatihan jumantik di wilayah kerja $uskesmas %alang $adang2
I.3 Tujuan Peneltan
1.3 1.3.1
%ujuan mum $enelitian ini bertujuan untuk meningkatkan peran serta siswa4i Sekolah Dasar
dalam dalam pelaks pelaksanaa anaan n progra program m $S+/DB $S+/DBD, D, dengan dengan member memberika ikan n penyulu penyuluhan han DBD dan pelatihan jumantik untuk membantu menurunkan angka kejadian DBD di wilayah kerja $uskesmas %alang $adang.
1.3 1.3.& /
%ujuan Khu Khussus 5emb 5emben entu tuk k kerja kerjasa sama ma dan koord koordin inas asii yang baik baik piha pihak k puskes puskesma mass dengan dengan pihak pihak sekolah.
/
5eng 5enget etah ahui ui ting tingka katt peng penget etah ahua uan n sisw siswaa SD sebe sebelu lum m dan dan sesu sesuda dah h dila dilaku kuka kan n penyuluhan DBD. 2
/
5enget 5engetahu ahuii e0ekti e0ekti*it *itas as dari dari ketera keterampi mpilan lan penyu penyuluh luh terha terhadap dap resp respon on dari dari siswa siswa SD SD
/
5eng 5enget etah ahui ui e0ekti e0ekti*i *ita tass dari dari peny penyulu uluha han n terh terhad adap ap lingk lingkun ungan gan sekol sekolah ah dengan dengan melihat kebersihan
/
5enget 5engetahu ahuii kepat kepatuhan uhan siswa siswa SD dalam dalam mengis mengisii lemb lembar ar jumant jumantik. ik.
I.! Man"aat Peneltan
1.6. 1.6.1 1 1.
5an0 5an0aa aatt -pli -plika kati ti0 0 Bagi Bagi $usk $uskes esma mass Keam Keamat atan an %ala %alang ng $adan $adang, g, pene peneli liti tian an ini ini diha dihara rapka pkan n dapa dapatt membantu menurunkan angka kejadian DBD.
&.
Bagi Bagi $emerin $emerintah tah Daerah Daerah Kota Kota -gung, %angga %anggamus mus peneli penelitia tian n ini diharapka diharapkan n dapat member memberikan ikan masuka masukan n dalam dalam mengam mengambil bil kebija kebijakan kan ke depan depan sehing sehingga ga perlu perlu adanya adanya suatu suatu usaha usaha untuk untuk melanju melanjutka tkan n progra program m dan member memberii perhat perhatian ian lebih lebih terhadap penegahan dan angka kejadian DBD.
1.6. 1.6. & 5an0 5an0aa aatt bagi bagi pene peneli liti ti /
5enamb 5enambah ah penge pengetah tahuan uan dan pengala pengalaman man dalam dalam melaks melaksana anakan kan peneli penelitia tian n
/
5ening 5eningkat katkan kan kemam kemampuan puan berko berkomun munika ikasi si dengan dengan masy masyara arakat kat dan dan instan instansi si terk terkait ait
/
5eng 5engem emban bangk gkan an min minat at dan dan kem kemam ampua puan n untu untuk k men menel elit itii
/
5eni 5eningk ngkat atka kan n pera peran n sert sertaa dalam dalam akti* akti*it itas as msyar msyaraka akatt wila wilaya yah h %ala %alang ng $adang, $adang, Kabupaten %anggamus.
1.# Bahan $an %ara
ntuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas DBD di Keamatan %alang $adang, Kabupaten %anggamus, kami melakukan berbagai kegiatan diantaranya7 1. $ela $elati tiha han n "uma "umant ntik ik Kid Kid di 8 Sekol Sekolah ah Dasa Dasarr +eger +egerii wila wilaya yah h %ala %alang ng $ada $adang, ng, pelatihan ini dilaksanakan mulai tanggal &3 September &'13 sampai &! 3
September &'13 dengan berkoordinasi dengan pihak sekolah. 5engingat jam gigitan nyamuk menurut in0ormasi dari Departemen Kesehatan bahwa nyamuk menggigit di jam pagi sekitar pukul '!.''/1'.'' dan sore pukul 1.''/18.'', perlu melakukan pengawasan jentik/jentik nyamuk dan pemberantasan sarang nyamuk di sekolahan. $ada aara ini kami memaparkan pengetahuan dasar tentang penyakit DBD (gejala, penegahan dan pertolongan pertama) dan materi pelatihan jumantik pada siswa kelas 6 dan SD, agar mampu melaksanakan pemeriksaan jentik 3 hari dalam seminggu di rumah tiap siswa, rumah tetangga sebelah kanan dan tetangga sebelah kiri, sekolah: menuliskan laporan serta mengumpulkan laporan kepada guru KS setiap sekolah, 1 kali dalam seminggu. &. 5embuat media in0ormati0 berupa slide presentasi yang berisi tentang peringatan dan bahaya DBD serta penegahan dan pertolongan pertama.
;asil dari pelatihan juru pemantau jentik yang telah dilaksanakan, kami membuat semaam laporan penelitian, guna menge*aluasi jalannya program tersebut. $enelitian ini dilakukan di tujuh sekolah dasar negeri wilayah %alang $adang, yaitu SD+ '1 Banding -gung, SD+ '1 %alang $adang, SD+ '& %alang $adang, SD+ '3 %alang $adang, SD+ '6 %alang $adang, SD -lhariyah Sinar Banten, 5<5 Sinar Banten yang dilaksanakan pada &3 September &'13 hingga &! September &'13. Dipilihnya 8 sekolah dasar tersebut didasarkan pada 7 a. Ketujuh SD berada di wilayah yang terdapat peningkatan angka kejadian DBD di wilayah %alang $adang. b. =okasi ketujuh SD tersebut termasuk yang wilayah kerja dengan $uskesmas %alang $adang.
1.& L'kas Peneltan
$uskesmas %alang $adang dengan luas wilayah 6,13 km& dengan batas / batas wilayah sebagai berikut 7
-
Sebelah utara berbatasan dengan keamatan >unung -lip
-
Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan $ugung
-
Sebelah selatan berbatasan dengan keamatan $ugung 4
-
Sebelah barat berbatasan dengan keamatan $ulau $unggung
?ilayah kerja terdiri dari 19 (sembilan belas) desa7
-
Desa Suka 5erindu
-
Desa Sinar Betung
-
Desa Suka -gung
-
Desa Singosari
-
Desa Suka +egeri
-
Desa Banding -gung
-
Desa %alang $adang
-
Desa %alang Sepuh
-
Desa Sinar Semendo
-
Desa Sukarame
-
Desa Sinar $etir
-
Desa Sukanegeri "aya
-
Desa +egeri -gung
-
Desa Sukabumi
-
Desa Sinar Banten
-
Desa Kejayaan
-
Desa Banjarsari
-
Desa ?ay ;alom
-
Desa Kalibening
-
Desa Sinar ;arapan
Kegiatan sur*ei jentik diadakan 3 kali dalam seminggu yaitu pada hari senin, rabu, dan jumat. $ada hari senin dilakukan pemeriksaan jumantik di rumah siswa serta 1 rumah tetangga di sebelah kanan rumah siswa. $ada hari rabu dilakukan pemeriksaan jumantik di rumah siswa serta 1 rumah tetangga di sebelah kiri rumah siswa. $ada hari jumat dilakukan pemeriksaan jumantik di rumah siswa serta di sekolah. $enelitian ini menggunakan ranangan quasi experimental , dengan melakukan inter*ensi (pelatihan) dipantau hasilnya melalui penurunan angka kejadian DBD. %im peneliti menghubungi pihak sekolah dasar dan menemui kepala sekolah serta sta0 guru setiap SD yang akan diberikan penyuluhan dan pelatihan. $eneliti meminta i@in untuk melakukan penyuluhan serta pelatihan jumantik kid.
BAB II TIN(AUAN PU)TA*A
5
II.1 PENDAHULUAN
Demam dengue4DA dan demam berdarah dengue4DBD (dengue hemorrhagic fever/ D ;A) adalah penyakit in0eksi yang disebabkan oleh *irus dengue dengan mani0estasi klinis demam, nyeri otot dan4atau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, lim0adenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik. $ada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan airan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam berarah dengue yang ditandai oleh renjatan4syok.
II.2 ETI+L+,I
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh *irus dengue, yang termasuk dalam genus Ala*i*irus, keluarga Ala*i*iridae. Aal*i*irus merupakan *irus dengan diameter 3' nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 61'. %erdapat 6 serotipe *irus yaitu DC+/1, DC+/&, DC+/3 dan DC+/6 yang semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue. Keempat serotipe ditemukan di
II.3 EPIDEMI+L+,I
Demam berdarah dengue tersebar di wilayah -sia %enggara, $asi0ik Barat dan Karibia.
199): dan pernah meningkat tajam saat kejadian luar biasa hingga 3 per 1''.''' penduduk pada tahun 199!, sedangkan mortalitas DBD enderung menurun hingga menapai & pada tahun 1999. $enularan in0eksi *irus dengue terjadi melalui *etor nyamuk genus -edes (terutama -.aegypti dan -.albopitus). peningkatan kasus setiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi lingkungan dengan tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu bejana yang berisi air jernih (bak mandi, kaleng bekas dan tempat penampungan air lainnya). Beberapa 0ator diketahui berkaitan dengan peningkatan transmisi *irus dengue yaitu7 1). Eektor7 perkembangbiakan *etor, kebiasaan menggigit, kepadatan *etor di lingkungan, transportasi *etor dari satu tempat ke tempat lain: &). $enjamu7 terdapatnya penderita di lingkungan4keluarga, mobilisasi dan paparan terhadap nyamuk, usia dan jenis kelamin: 3). =ingkungan7 urah hujan, suhu, sanitasi dan kepadatan penduduk.
II.! PAT+,ENE)I)
$atogenesis terjadinya
demam berdarah dengue hingga saat ini masih
diperdebatkan. Berdasarkan data yang ada, terdapat bukti yang kuat bahwa mekanisme imunopatologis berperan dalam terjadinya demam berdarah dengue dan sindrom renjatan dengue. espon imun yang diketahui berperan dalam patogenesis DBD adalah7 a). respon humoral berupa pembentukan antibodi yang berperan dalam proses netralisasi *irus, sitolisis yang dimediasi komplemen dan sitotoksisitas yang dimediasi antiobodi. -ntibodi terhadap *irus dengue berperan dalam memperepat replikasi *irus pada monosit atau makro0ag. ;ipotesis ini disebut anti"ody dependent enhancement (-DC): b). =im0osit % baik %/helper (FD6) dan % sitotoksik (FD!) berperan dalam respon imun seluler terhadap *irus dengue. Di0erensiasi % helper yaitu %;1 akan memproduksi inter0eron gamma, <=/& dan lim0okin, sedangkan %;& memproduksi <=/6, <=/, <=/ dan <=/1': ). 5onosit dan makro0ag berperan dalam 0agositosis *irus dengan opsonisasi antibodi. +amun proses 0agositosis ini menyebabkan peningkatan replikasi *irus dan sekresi sitokin oleh makro0ag: d). Selain itu akti*asi komplemen oleh kompleks imun menyebabkan 7
terbentuknya F3a dan Fa. ;alstead pada tahun 1983 mengajukan hipotesis secondary heterologous infection yang menyatakan bahwa D;A terjadi bila seseorang terin0eksi ulang *irus dengue dengan tipe yang berbeda. e/in0eksi menyebabkan reaksi anamnestik antibodi sehingga mengakibatkan konsentrasi kompleks imun yang tinggi. Kurane dan Cnnis pada tahun 1996 merangkum pendapat ;alsstead dan peneliti lain: menyatakan bahwa in0eksi *irus dengue menyebabkan akti*asi makro0ag yang me/ 0agositosis kompleks *irus/antibody non netralisasi sehingga *irus bereplikasi di makro0ag. %erjadinya in0eksi makro0ag oleh *irus dengue menyebabkan akti*asi % helper dan % sitotoksik sehingga diproduksi lim0okin dan inter0eron gamma.
ambaran sumsum tilang pada 0ase awal in0eksi (H hari) menunjukkan keadaan hiposeluler dan supresi megakariosit. Setelah keadaan nadir terapai akan terjadi peningkatan proses hematopoiesis termasuk megakariopoiesis. Kadar trombopoietin dalam darah pada saat terjadinya trombositopenia justru menunjukkan kenaikan, hal ini menunjukkan terjadinya stimulasi
trombopoesis
trombositopenia.
sebagai
mekanisme
Destruksi trombosit
kompensasi
terjadi melalui
terhadap
keadaan
pengikatan 0ragmen
F3g,
terdapatnya antibodi ED, konsumsi trombosit selama proses koagulopati dan sekuestrasi di peri0er. >angguan 0ungsi trombosit terjadi melalui mekanisme gangguan pelepasan -D$, peningkatan kadar b/tromboglobulin dan $A6 yang merupakan petanda degranulasi trombosit. Koagulopati terjadi sebagai akibat interaksi *irus dengan endotel yang menyebabkan dis0ungsi endotel. Berbagai penelitian menunjukkan terjadinya koagulopati konsumti0 pada demam berdarah dengue stadium <<< dan
"alur intrinsik juga berperan melalui akti*asi 0aktor I
II.# MANI-E)TA)I *LINI) DAN PER(ALANAN PENA*IT
5ani0estasi klinis in0eksi *irus dengue dapat bersi0at asimtomatik, atau dapat berupa demam yang tidak khas, demam dengue, demam berdarah dengue atau sindrom syok dengue (SSD). $ada umumnya pasien mengalami 0ase demam selama &/8 hari, yang diikuti oleh 0ase kritis selama &/3 hari. $ada waktu 0ase ini pasien sudah tidak demam, akan tetapi mempunyai risiko untuk terjadi renjatan jika tidak mendapat pengobatan yang adekuat.
II.& PEMERI*)AAN PENUN(AN, La/'rat'rum
$emeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menapis pasien tersangka demam dengue adalah melalui pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah trombosit dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya lim0ositosis relati0 disertai gambaran lim0osit plasma biru. Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi *irus dengue (cell culture) ataupun deteksi antigen *irus +- dengue dengan teknik %$F (&everse 'ranscriptase (olymerase #hain &eaction), namun karena teknik yang lebih rumit, saat ini tes serologis yang mendeteksi adanya antibodi spesi0ik terhadap dengue berupa antibodi total, . $arameter laboratoris yang dapat diperiksa antara lain7 J =eukosit7 dapat normal atau menurun. 5ulai hari ke/3 dapat ditemui lim0ositosis relati0 (6 dari total leukosit) disertai adanya lim0osit plasma biru (=$B) 1 dari jumlah total leukosit yang pada 0ase syok akan meningkat. J %rombosit7 umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3/!. J ;ematokrit7 Kebooran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan hematokrit L &' dari hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke/3 demam. 9
J ;emostasis7 dilakukan pemeriksaan $%, -$%%, Aibrinogen, D/Dimer, atau AD$ pada keadaan yang diurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan darah. J $rotein4albumin7 dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebooran plasma. J S>%4S>$% (serum alanin aminotrans0erase)7 dapat meningkat. J reum, kreatinin7 bila didapatkan gangguan 0ungsi ginjal. J Clektrolit7 sebagai parameter pemantauan pemberian airan. J >olongan darah dan cross match (uji ook serasi)7 bila akan diberikan trans0usi darah atau komponen darah. J terhadap dengue. 7 pada in0eksi primer, mulai terdeteksi pada hari ke/16, pada in0eksi sekunder mulai terdeteksi hari ke/&. J ji ;<7 Dilakukan pengambilan bahan pada hari pertama serta saat pulang dari perawatan, uji ini digunakan untuk kepentingan sur*eilans.
Pemerksaan Ra$'l'gs
$ada 0oto dada didapatkan e0usi pleura, terutama pada hemitoraks kanan tetapi apabila terjadi perembesan plasma hebat, e0usi pleura dapat dijumpai pada kedua hemitoraks. $emeriksaan 0oto rontgen dada sebaiknya dalam posisi lateral dekubitus kanan (pasien tidur pada sisi badan sebelah kanan). -sites dan e0usi pleura dapat pula dideteksi dengan pemeriksaan S>.
II.0 DIA,N+)I)
5asa inkubasi dalam tubuh manusia sekitar 6/ hari (rentang 3/16 hari), timbul gejala prodormal yang tidak khas seperti7 nyeri kepala, nyeri tulang belakang dan perasaan lelah. Demam Dengue DD. 5erupakan penyakit demam akut selama &/8 hari, ditandai
dengan dua atau lebih mani0estasi klinis sebagai berikut7 J +yeri kepala J +yeri retro/orbital 10
J 5ialgia4artralgia J uam kulit J 5ani0estasi perdarahan (petekie atau uji bendung positi0) J =eukopenia dan pemeriksaan serologi dengue positi0: atau ditemukan pasien DD4DBD yang sudah dikon0irmasi pada lokasi dan waktu yang sama. Demam Ber$arah Dengue DBD. Berdasarkan kriteria ?; 1998 diagnosis DBD
ditegakkan bila semua hal di bawah ini dipenuhi7 J Demam atau riwayat demam akut, antara &/8 hari, biasanya bi0asik. J %erdapat minimal satu dari mani0estasi perdarahan berikut7 /
ji bendung positi0
/
$etekie, ekimosis, atau purpura
/
$erdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi), atau perdarahan dari tempat lain
/
;ematemesis atau melena
J %rombositopenia (jumlah trombosit H1''.'''4ul) J %erdapat minimal satu tanda/tanda plasma leakage (kebooran plasma) sebagai berikut7 /
$eningkatan hematokrit &' dibandingkan standar sesuai dengan umur dan jenis kelamin
/
$enurunan hematokrit &' setelah mendapat terapi airan, dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya.
/
%anda kebooran plasma seperti7 e0usi pleura, asites atau hipoproteinemia.
Dari keterangan di atas terlihat bahwa perbedaan utama antara DD dan DBD adalah pada DBD ditemukan adanya kebooran plasma. Dagn'ss Ban$ng
Diagnosis banding perlu dipertimbangkan bilamana terdapat kesesuaian klinis dengan demam ti0oid, ampak, in0luen@a, hikungunya dan leptospirosis. )n$r'ma )'k Dengue ))D. Seluruh kriteria di atas untuk DBD disertai kegagalan
sirkulasi dengan mani0estasi nadi yang epat dan lemah, tekanan darah turun (M&' 11
mm;g), hipotensi dibandingkan standar sesuai umur, kulit dingin dan lembab serta gelisah.
DERA(AT PENA*IT IN-E*)I 4IRU) DEN,UE
ntuk menentukan penatalaksanaan pasien in0eksi *irus dengue, perlu diketahui klasi0ikasi derajat penyakit seperti tertera pada tabel 1.
II.5 PENATALA*)ANAAN
%idak ada terapi yang spesi0ik untuk demam dengue, prinsip utama adalah terapi suporti0. Dengan terapi suporti0 yang adekuat, angka kematian dapat diturunkan hingga kurang dari 1. $emeliharaan *olume airan sirkulasi merupakan tindakan yang paling penting dalam penanganan kasus DBD. -supan airan pasien harus tetap dijaga, terutama airan oral. "ika asupan airan oral pasien tidak mampu dipertahankan, maka dibutuhkan suplemen airan melalui intra*ena untuk menegah dehidrasi dan hemokonsentrasi seara bermakna. $erhimpunan Dokter -hli $enyakit Dalam
$enatalaksanaan $erdarahan Spontan pada DBD dewasa $rotokol %atalaksana Sindroma Syok Dengue pada dewasa
Pr't'k'l 1. Penanganan Tersangka Probable DBD De6asa Tan7a )'k
$rotokol 1 ini digunakan sebagai petunjuk dalam memberikan pertolongan pertama pada penderita DBD atau yang diduga DBD di awat Darurat dan juga dipakai sebagai petunjuk dalam memutuskan indikasi rawat. Seseorang yang tersangka menderita DBD di ruang >awat Darurat dilakukan pemeriksaan hemoglobin (;b), hematokrit (;t), dan trombosit, bila7 J ;b, ;t dan trombosit normal atau trombosit antara 1''.'''/1'.''', pasien dapat dipulangkan dengan anjuran ontrol atau berobat jalan ke $oliklinik dalam waktu &6 jam berikutnya (dilakukan pemeriksaan ;b, ;t, =ekosit dan trombosit tiap &6 jam) atau bila dalam keadaan penderita memburuk segera kembali ke awat Darurat. J ;b, ;t normal tetapi trombosit H1''.''' dianjurkan untuk dirawat J ;b, ;t meningkat dan trombosit normal atau turun juga dianjurkan untuk dirawat
Pr't'k'l 2. Pem/eran %aran 7a$a Tersangka DBD De6asa $ Ruang Ra6at
$asien yang tersangka DBD tanpa perdarahan spontan dan masi0 dan tanpa syok maka di ruang rawat diberikan airan in0us kristaloid dengan jumlah seperti rumus berikut ini7 4'lume 8aran krstal'$ 7er har ang $7erlukan9 sesuai rumus berikut7
1'' N O&' (BB dalam kg / &')P Fontoh *olume rumatan untuk BB kg7 1'' N O&' (/&')P Q &&'' ml Setelah pemberian airan dilakukan pemeriksaan ;b, ;t tiap &6 jam7 J Bila ;b, ;t meningkat 1'/&' dan trombosit H1''.''', jumlah pemberian airan tetap seperti rumus di atas tetapi pemantauan ;b, ;t, trombosit dilakukan tiap 1& jam. J Bila ;b, ;t meningkat &' dan trombosit H1''.''' maka pemberian airan sesuai 13
dengan protokol penatalaksanaan DBD dengan peningkatan ;t &'. Pr't'k'l 3. Penatalaksanaan DBD $engan Penngkatan Hemat'krt :2;<
5eningkatnya ;t &' menunjukkan bahwa tubuh mengalami de0isit airan sebanyak . $ada keadaan ini terapi awal pemberian airan adalah dengan memberikan in0us airan kristaloid sebanyak /8 ml4kgBB4jam. $asien kemudian dipantau setelah 3/6 jam pemberian airan. Bila terjadi perbaikan yang ditandai dengan tanda/tanda hematokrit turun, 0rekuensi nadi turun, tekanan darah stabil, produksi urin meningkat maka jumlah airan in0us dikurangi menjadi ml4kgBB4jam. & jam kemudian dilakukan pemantauan kembali dan bila keadaan tetap menunjukkan perbaikan maka jumlah airan in0us dikurangi menjadi 3 ml4kgBB4jam. Bila dalam pemantauan keadaan tetap membaik maka pemberian airan dapat dihentikan &6/6! jam kemudian. -pabila setelah pemberian terapi airan awal /8 ml4kgBB4jam tadi keadaan tetap tidak membaik, yang ditandai dengan hematokrit dan nadi meningkat, tekanan nadi menurun H&' mm;g, produksi urin menurun, maka kita harus menaikkan jumlah airan in0us menjadi 1' ml4kgBB4jam. & jam kemudian dilakukan pemantauan kembali dan bila keadaan menunjukkan perbaikan maka jumlah airan dikurangi menjadi ml4kgBB4jam, tetapi bila keadaan tidak menunjukkan perbaikan maka jumlah airan in0us dinaikkan menjadi 1 ml4kgBB4jam dan bila dalam perkembangannya kondisi menjadi memburuk dan didapatkan tanda/tanda syok maka pasien ditangani sesuai dengan protool tatalaksana sindroma syok dengue pada dewasa. Bila syok telah teratasi maka pemberian airan dimulai lagi seperti terapi pemberian airan awal. Pr't'k'l !. Penatalaksanaan Per$arahan )7'ntan 7a$a DBD De6asa
$erdarahan spontan dan masi0 pada penderita DBD dewasa adalah7 perdarahan hidung4epistaksis yang tidak terkendali walaupun telah diberikan tampon hidung, perdarahan saluran erna (hematemesis dan melena atau hematoskesia), perdarahan saluran kening (hematuria), perdarahan otak atau perdarahan tersembunyi dengan jumlah perdarahan sebanyak 6/ ml4kgBB4jam. $ada keadaan seperti ini jumlah dan keepatan pemberian airan tetap seperti keadaan DBD tanpa syok lainnya. $emeriksaan tekanan darah, nadi perna0asan dan jumlah urin dilakukan sesering mungkin dengan kewaspadaan ;b, ;t dan trombosit serta hemostase harus segera dilakukan dan pemeriksaan ;b, ;t dan trombosit sebaiknya diulang setiap 6/ jam. 14
$emberian heparin diberikan apabila seara klinis dan laboratoris didapatkan tanda/ tanda koagulasi intra*askular diseminata (K
Bila kita berhadapan dengan Sindroma Syok Dengue (SSD) maka hal pertama yang harus diingat adalah bahwa renjatan harus segera diatasi dan oleh karena itu penggantian airan intra*askular yang hilang harus segera dilakukan. -ngka kematian sindrom syok dengue sepuluh kali lipat dibandingkan dengan penderita DBD tanpa renjatan, dan renjatan
dapat
terjadi
pertolongan4pengobatan,
karena
keterlambatan
penatalaksanaan
yang
penderita tidak
tepat
DBD
mendapatkan
termasuk
kurangnya
kewaspadaan terhadap tanda/tanda renjatan dini, dan penatalaksanaan renjatan yang tidak adekuat. $ada kasus SSD airan kristaloid adalah pilhan utama yang diberikan. Selain resusitasi airan, penderita juga diberikan oksigen &/6 liter4menit. $emeriksaan/ pemeriksaan yang harus dilakukan adalah pemeriksaan darah peri0er lengkap (D$=), hemostasis, analisis gas darah, kadar natrium, kalium dan klorida, serta ureum dan kreatinin. $ada 0ase awal, airan kristaloid diguyur sebanyak 1'/&' ml4kgBB dan die*aluasi setelah 1/3' menit. Bila renjatan telah teratasi (ditandai dengan tekanan darah sistolik 1'' mm;g dan tekanan nadi lebih dari &' mm;g, 0rekuensi nadi kurang dari 1'' kali per menit dengan *olume yang ukup, akral teraba hangat, dan kulit tidak puat serta diuresis ',/1 ml4kgBB4jam) jumlah airan dikurangi menjadi 8 ml4kgBB4jam. Bila dalam waktu '/1&' menit keadaan tetap stabil pemberian airan menjadi ml4kgBB4jam. Bila dalam waktu '/1&' menit kemudian tetap stabil pemberian airan menjadi 3 ml4kgBB4jam. Bila dalam &6/6! jam setelah renjatan teratasi tanda/tanda *ital dan hematokrit tetap stabil serta diuresis ukup maka pemberian airan perin0us harus dihentikan (karena jika reabsorpsi airan plasma yang mengalami ekstra*asasi telah terjadi, ditandai dengan turunnya hematokrit, airan in0us terus diberikan maka keadaan hiper*olemi, edema paru 15
atau gagal jantung dapat terjadi). $engawasan dini kemungkinan terjadinya renjatan berulang harus dilakukan terutama dalam waktu 6! jam pertama sejak terjadi renjatan (karena selain proses patogenesis penyakit masih berlangsung, ternyata airan kristaloid hanya sekitar &' saja yang menetap dalam pembuluh darah setelah 1 jam saat pemberian). leh karena untuk mengetahui apakah renjatan telah teratasi dengan baik, diperlukan pemantauan tanda *ital yaitu status kesadaran, tekanan darah, 0rekuensi nadi, 0rekuensi jantung dan na0as, pembesaran hati, nyeri tekan daerah hipokondrium kanan dan epigastrik, serta jumlah diuresis. Diuresis diusahakan & ml4kgBB4jam. $emantauan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah trombosit dapat dipergunakan untuk pemantauan perjalanan penyakit. Bila setelah 0ase awal pemberian airan ternyata renjatan belum teratasi, maka pemberian airan kristaloid dapat ditingkatkan menjadi &'/3' ml4kgBB, dan kemudian die*aluasi setelah &'/3' menit. Bila keadaan tetap belum teratasi, maka perhatikan nilai hematokrit. Bila nilai hematokrit meningkat berarti perembesan plasma masih berlangsung maka pemberian airan koloid merupakan pilihan, tetapi bila nilai hematokrit menurun, berarti terjadi perdarahan (internal "leeding) maka pada penderita diberikan trans0usi darah segar 1' ml4kgBB dan dapat diulang sesuai kebutuhan. Sebelum airan koloid diberikan maka sebaiknya kita harus mengetahui si0at/si0at airan tersebut. $emberian koloid sendiri mula/mula diberikan dengan tetesan epat 1'/ &' ml4kgBB dan die*aluasi setelah 1'/3' menit. Bila keadaan tetap belum teratasi maka untuk memantau keukupan airan dilakukan pemasangan kateter *ena sentral, dan pemberian koloid dapat ditambah hingga jumlah maksimum 3' ml4kgBB (maksimal 1/ 1, l4hari) dengan sasaran tekanan *ena sentral 1/1! m;&, bila keadaan tetap belum teratasi harus diperhatikan dan dilakukan koreksi terhadap gangguan asam basa, elektrolit, hipoglikemia, anemia, K
16
BAB III MET+DE
III.1.
Desan Peneltan
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripti0 dimana pengambilan data dilakukan dua kali pada setiap responden, yang bertujuan untuk mengetahui peran serta siswa Sekolah Dasar dalam pelaksanaan program $S+/DBD, dengan memberikan penyuluhan DBD dan pelatihan jumantik untuk membantu menurunkan angka kejadian DBD di wilayah kerja $uskesmas %alang $adang.
III.2
=aktu $an Tem7at Peneltan
17
a. =okasi
7 SD+ '1, SD+ '1, SD+ '&, SD+ '3, SD+ '6, SD -lharijah, 5<5
b. ?aktu penelitian
III.3
7 &3 September &'13 hingga &! September &'13
P'7ulas $an )am7el
$olulasi pada penelitian ini di SD+ '1, SD+ '1, SD+ '&, SD+ '3, SD+ '6, SD -lharijah, 5<5. Sedangkan sampel pada penelitian ini adalah adalah semua siswa kelas 6 dan di SD+ '1, SD+ '1, SD+ '&, SD+ '3, SD+ '6, SD -lharijah, 5<5 pada &3 September &'13 hingga &! September &'1 3 yaitu sebanyak 18 orang. III.!
*rtera Res7'n$en
a.
Kriteria inklusi 7 semua siswa kelas 6 dan di SD+ '1, SD+ '1, SD+ '&, SD+ '3, SD+ '6, SD+ -lharijah, 5<5.
b.
III.#
Kriteria eksklusi 7 subyek yang tidak masuk sekolah.
Instrumen Peneltan
-lat atau instrumen pengumpul data yang digunakan dalam sur*ey ini berupa materi pertanyaan R pertanyaan untuk mengetahui tingkat pengetahuan subjek mengenai seberapa jauh pengetahuannya mengenai penyakit DBD berupa gejala, penegahan serta pertolongan pertama pada penyakit DBD. Selain materi pertanyaan juga terdapat lembar jumantik.
III.&
Met'$e Pengum7ulan Data
Data yang digunakan dalam sur*ey ini menggunakan data primer yaitu data yang diambil dari sumbernya langsung (responden) yang dikumpulkan melalui lembar materi pertanyaan serta lembar jumantik yang dikumpulkan setiap minggu. Sebelum penyuluhan dan pelatihan jumantik diberikan, responden diberikan materi pertanyaan pretest mengenai penyakit DBD, kemudian setelah penyuluhan dan pelatihan jumantik dilakukan, diberikan materi pertanyaan posttest mengenai penyakit DBD dan jumantik. =embar jumantik diisi 3 kali dalam seminggu, dan dikumpulkan setiap 1 kali dalam seminggu yaitu pada hari Senin kepada guru KS masing R masing SD. Kemudian setiap 18
& minggu sekali, akan dilakukan pengumpulan lembar jumantik serta e*aluasi kegiatan oleh petugas puskesmas.
III.0
Met'$e Analsa Data
Setelah data penelitian didapatkan, maka dilakukan entry data dan dilakukan editing , yaitu memeriksa adanya kesalahan atau ketidaklengkapan data.
BAB I4 HA)IL PELA*)ANAAN *E,IATAN
I4.1
Data ,e'gra"s
$uskesmas %alang $adang adalah $uskesmas wilayah Kabupaten %anggamus di Keamatan %alang $adang dengan luas wilayah 6,13 km& dengan batas / batas wilayah sebagai berikut 7
-
Sebelah utara berbatasan dengan keamatan >unung -lip
-
Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan $ugung
-
Sebelah selatan berbatasan dengan keamatan $ugung
-
Sebelah barat berbatasan dengan keamatan $ulau $unggung 19
I4.2
Data Dem'gra"k
$enduduk wilayah kerja $uskesmas %alang $adang terdiri dari 6&.99 jiwa yang tersebar di 19 (sembilan belas) desa.
I4.3
)um/er Daa *esehatan ang A$a>
Sumber daya kesehatan yang terdapat di $uskesmas %alang $adang berjumlah 6 orang, dengan di*ersi0ikasi sebagai berikut 7 / dokter umum
7&
/ re0raksi optisian
7/
/ perawat
71
/ penatalaksana rontgen
7/
/ dokter gigi
71
/ pelaksana kesehatan lingkungan 7 &
/ perawat gigi
71
/ kesehatan masyarakat
71
/ bidan
7 31
/ bagian keuangan
7&
/ apoteker
71
/ loket
71
/ asisten apoteker
71
/ tenaga non kesehatan
71
/ nutrisionis
71
/ cleaning service
71
/ bagian laboratorium 7 & I4.!
)arana Pelaanan *esehatan ang A$a
Sarana kesehatan yang tersedia di $uskesmas Keamatan %alang $adang untuk kesehatan sekolah saat ini sedang dikembangkan, yang digunakan puskesmas %alang $adang untuk memantau kesehatan lingkungan sekolah dan kesehatan lingkungan masyarakat pada umumnya dilakukan bersaaman dengan program nit Kegiatan Sekolah (KS) dan $emberantasan Sarang +yamuk ($S+) yang dilakukan rutin setiap hari "umat. Sehingga dengan adanya 20
pelaksanaan program ini, puskesmas Keamatan %alang $adang mendapatkan data mengenai kesehatan lingkungan baik di sekolah maupun di masyarakat.
I4.#
Data *esehatan Masarakat Prmer
$enelitian dilakukan pada 8 SD di wilayah kerja $uskesmas %alang $adang yaitu SD+ '1, SD+ '1, SD+ '&, SD+ '3, SD+ '6, SD -lharijah, 5<5, kabupaten %anggamus pada bulan September &'13. Dengan populasi pada murid kelas
+
$ersen ()
338
6,
E
&!'
6.6
+ilai $retest dan $osttest SD
Kelas
$retest
$osstest
SD+ '1
3
6
SD+ '1
3
3
SD+ '&
6
6
SD+ '3
6
SD+ '6
6
3
SD -lharijah
&
5<5
3
21
+ilai ata/ata SD
Kelas
+ilai
SD+ '1
8,
SD+ '1
8,
SD+ '&
8,1
SD+ '3
8,&3
SD+ '6
8,'&
SD -lharijah
,!!
5<5
.!8
22
BAB 4 DI)*U)I
4.1
*nerja (umantk$ terha$a7 u7aa 7enurunan keja$an 7enakt DBD /e/era7a 6laah kerja Puskesmas Talang Pa$ang
$enelitian dilakukan terhadap beberapa wilayah kerja puskesmas %alang $adang antara lain %alang $adang, Banding -gung, dan Sinar Banten. -dapun para peserta "umantikid merupakan siswa dari 8 sekolah dasar yang dipilih mewakili tiap R tiap wilayah, dengan jumlah siswa total 18 orang anak. %elah dijadwalkan kegiatan "umantikid yang dilakukan di rumah masing/ masing dan sekolah yaitu untuk di rumah para "umantikid memeriksa setiap hari Senin, abu, dan "umat sedangkan untuk pemeriksaan di sekolah adalah pada "umat setiap minggu. =alu hasil pemeriksaan ditulis menjadi satu di lembar jumantik dan dikumpulkan setiap 1 minggu pada masing/masing guru 23
KS. Direnanakan ke depan bahwa pengumpulan lembar jumantik oleh petugas $uskesmas adalah setiap & minggu. +amun untuk 1 bulan ini, peneliti bersama dengan petugas puskesmas melakukan pengumpulan setiap minggu dan langsung melakukan $S+ ke rumah/rumah yang di nyatakan jentik (N). ;al yang banyak terjadi di lapangan saat $S+ adalah ketidakookan antara pengisian lembar dan kenyataan dilapangan. ;al ini dapat disebabkan oleh beberapa 0aktor baik dari "umantikid sendiri, orangtua, para guru,dan penyuluh 4 petugas puskesmas. Data angka kesakitan penyakit DBD pada bulan Desember tahun &'1& ditemukan sebanyak kasus sedangkan pada bulan "anuari &'13 ditemukan sebanyak & kasus dan pada bulan Aebruari &'13 sebanyak 6 kasus Berdasarkan hasil penelitian didapatkan beberapa wilayah mengalami penurunan angka kejadian DBD setelah direkrutnya "umantikid dan berjalan pemberantasan sarang nyamuk. +amun ,ada beberapa "umantikid dari beberapa SD yang tidak melaporkan hasil sebagaimana yang telah dijadwalkan. ;al ini sangat disayangkan karena pada wilayah SD tersebut, angka kejadian DBD enderung masih meningkat. ;al ini dipengaruhi banyak 0aktor antara lain adalah waktu antara penyuluhan, pengisian lembar jumantik, $S+ mingguan, dan
pembuatan
laporan terlalu singkat. $emeriksaan yang dilakukan hanya terbatas di rumah siswa dan sekolah saja.
4.2
Mengetahu tngkat 7engetahuan ss6a )D se/elum $an sesu$ah $lakukan 7enuluhan DBD
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa siswa kelas SD+ '1 Banding -gung dapat menjawab pretest sebanyak & soal dan posttest sebanyak 6 soal. $ada siswa SD+ '1 %alang $adang didapatkan jawaban soal pretest sebanyak & soal dan posttest sebanyak 3 soal.$ada siswa SD+ ' & %alang $adang dapat menjawab soal pretest sebanyak 1 soal dan posttest sebanyak 3 soal. Sedangkan pada SD+ '3 %alang $adang dapat menjawab prestest sebanyak & soal dan posttest sebanyak soal. $ada siswa SD+ '6 %alang $ adang dapat menjawab soal 24
pretest sebanyak 1 soal dan posttest sebanyak 3 soal. Kemudian pada siswa SD -lharijah dapat menjawab soal pretest sebanyak & soal dan posttest sebanyak 6 soal. $ada siswa 5<5 Sinar Banten dapat menjawab soal pretest sebanyak & soal dan jumlah soal posttest sebanyak 6 soal. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sekolah SD+ '1 Sinar Banten , SD+ '1 %alang $adang, SD+ '& %alang $adang merupakan sekolah dengan siswa yang paling banyak menjawab soal pretest dan posttest dengan benar. ;al ini berbanding lurus dengan nilai rata/rata kelas masing/masing SD. ;al ini juga didukung oleh kondisi kelas yang memadai, kondusi0 dan bantuan dari pihak sekolah. 4.3
Mengetahu e"ekt?tas $an 7engetahuan 7enuluh terha$a7 res7'n $ar ss6a )D
Dari hasil kerja lapangan untuk pelatihan juru pemantau jentik di ke 8 SD yang dilakukan oleh orang penyuluh, terdapat & orang dari penyuluh tersebut yang melakukan pelatihan sebanyak & sesi di sekolah yang berbeda, didapatkan hasil pretest dan posttest yang berbeda antara sekolah masing/masing. Dan diketahui bahwa SD yang memiliki nilai pretest dan posttest yang baik, ternyata tidak memliki hubungan yang signi0ikan dengan keterampilan penyuluh dalam memberikan pelatihan . ;al ini lebih berhubungan dengan nilai rata R rata kelas dan kondisi lingkungan yang mendukung saat pelatihan berlangsung, seperti koordinasi yang baik dengan guru, ketertiban siswa saat mendengarkan materi, media audio *isual, serta keakti0an siswa saat bertanya kepada penyuluh.
4.!
Mengetahu e"ekt?tas $ar 7enuluhan terha$a7 lngkungan sek'lah $engan melhat ke/ershan sek'lah
$ada saat penyuluhan SD+ 1, &, 3, 6 didapatkan jentik nyamuk DBD dan pada SD+ '1, -lharijah, 5<5 tidak ditemukan jentik. Setelah dilakukan penyuluhan selanjutnya kami melakukan kunjungan & minggu kemudian ke tiap/ 25
tiap sekolah tersebut, didapatkan bahwa SD+ '3 tidak ditemukan jentik nyamuk, sedangkan SD+ 1, & dan 3 masih terdapat jentik nyamuk. Sedangkan SD+ '1, -lharijah, dan 5<5 tetap tidak ditemukan jentik, Sesuai dengan kesepakatan jadwal pemeriksaan di sekolah yang mana dilakukan tiap 1 minggu sekali, para siswa mengatakan rutin melakukan pemeriksaan seara berkelompok saat jumat bersih, baik setelah senam bersama maupun kerja bakti setiap pagi. $ara "umantikid juga menerapkan langkah R langkah ara memeriksa jentik sesuai yang diterangkan saat pelatihan. $ada beberapa sekolah "umantikid selain mendapat tugas untuk memeriksa jentik juga dihimbau untuk menguras bak mandi sekolah.
5enurut guru KS selaku
pengawas "umantikid mengatakan bahwa terdapat beberapa kendala dalam melakukan pemeriksaan jentik. -dapun beberapa kendala adalah ketidak tersediaan alat (lampu senter). +amun saat peneliti mengunjungi sekolah untuk melakukan $S+ bersama "umantikid, kami melihat kurangnya koordinasi antara guru KS dan guru wali kelas, sehingga pada beberapa sekolah $S+ tidak berjalan dengan lanar. $entingnya pengetahuan dasar mengenai DBD, $S+, dan 35 di kalangan guru perlu diperhatikan. Seperti salah satu SD di daerah Banding -gung, terdapat tanaman air dengan jentik (N) namun tidak menaburkan bubuk abate karena takut tanaman tersebut mati. 4.#
Mengetahu ke7atuhan ss6a )D $alam mengs lem/ar jumatk
Dari ke 8 SD yang melakukan program jumantikid hanya SD '1 yang selalu mengumpulkan hasil lembar pemeriksaan jumantik setiap minggunya dan disusun dengan rapi. Sedangkan SD '3 merupakan SD yang paling tidak patuh dalam mengumpulkan lembar pemeriksaan jumantik. $ada SD '1, '&, '6, -lharijah dan 5<5 masih mengumpulkan lembar pemeriksaan jumantik tiap minggunya, meskipun ada beberapa siswa yang terlambat mengumpulkan lembar tersebut. Kepatuhan mengumpulkan lembar jumantik ini sangat memerlukan koordinasi yang baik antara guru KS dengan murid, serta koordinasi guru KS dengan petugas $uskesmas %alang $adang. Selain itu, kendala biaya untuk memperbanyak lembar jumantik juga berperan penting dalam kepatuhan 26
mengumpulkan hasil lembar jumantik ini. Disini kami juga menilai bagaimana tingkat pemahaman dan keakuratan para siswa dalam mengisi lembar jumantik. Kami menilainya dengan beberapa kriteria sebagai berikut, yaitu 7 1. %erdapatnya nama petugas jumantikid &. -da nomor yang diperiksa (hari Senin memeriksa rumah petugas dan tetangga kanan, hari abu memeriksa rumah petugas dan tetangga kiri, hari "umat memeriksa rumah petugas dan sekolah petugas.) 3. %anggal dan hari pemeriksaan benar Dari kriteria yang disebut diatas kami bisa memilih sampel yang menjadi tujuan kami untuk sur*ey lapangan. Dari hasil kerja e*aluasi pengumpulan lembar "umatikid dengan keakuratan pemeriksaan jentik di lapangan berbanding lurus dengan tingkat prestasi siswa di sekolahnya. Keakuratan dalam pengisian lembar "umantik ini juga berbanding lurus dengan tingkat prestasi siswanya. 4.&
*en$ala Pelaksanaan *egatan
Dalam melaksanakan kegiatan "umantikid ini, peneliti menemukan beberapa kendala yang ukup bermakna terhadap hasil kegiatan dalam menurunkan angka kejadian DBD. -dapun berikut adalah beberapa kendala dalam hal lembar jumantik yaitu kurangnya dana puskesmas dan sekolah untuk memperbanyak lembar jumantik (biaya 0otokopi). Beberapa pihak sekolah merasa keberatan dengan pengeluaran biaya tersebut dikarenakan dana BS yang keluar tidak tepat waktu . ;al ini mengakibatkan beberapa sekolah tidak mengumpulkan lembar jumantik sesuai jadwal. 5asalah lain yaitu pengisian lembar jumantik, banyak kami temukan kesalahan pada pengisian. ;al ini mungkin dikarenakan pada saat kegiatan pelatihan, guru KS yang mana berlaku sebagai pembimbing karena beberapa hal tidak hadir mendampingi siswa. Beberapa guru KS juga tidak memahami seara baik tujuan dan pelaksanaan kegiatan "umantikid ini. Sehingga saat siswa bingung dalam ara mengisi lembar, guru pun tidak dapat menjawab seara benar. Kendala lain adalah tidak tersedianya alat periksa berupa lampu senter di rumah siswa dan sekolah. %idak terpenuhinya kriteria juru pemantau jentik yang telah ditetapkan resmi oleh dinas kesehatan epublik
Kader juru pemantau jentik direkrut dari masyarakat sesuai dengan tujuan ber0ungsi sebagai penggerak masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk. -dapun kriteria yang dimaksud 7 a. $endidikan 7 minimal S5 atau sederajat b. Berasal dari desa4kelurahan yang bersangkutan . Belum atau tidak mempunyai pekerjaan tetap d. 5ampu melaksanakan tugas dan bertanggung jawab e. 5ampu menjadi moti*ator ditempat tinggalnya 0. 5ampu bekerja sama dengan petugas $S% dan puskesmas dan masyarakat BAB 4I *E)IMPULAN DAN )ARAN
4I.1
*esm7ulan Dari hasil penelitian yang kami laksanakan proses berjalan dengan lanar dan
perlu dilkakukan e*aluasi kedepannya untuk kesinambungan program yang sudah terlaksana ini. -dapun hasil penelitian yang telah dilakukan adalah terdapat hubungan antara kinerja jumantikid terhadap penurunan angka penyakit DBD di beberapa wilayah kerja $uskesmas %alang $adang yang sebelumnya data angka kesakitan penyakit DBD pada bulan Desember tahun &'1&
ditemukan sebanyak kasus sedangkan pada bulan "anuari &'13 ditemukan sebanyak & kasus dan pada bulan Aebruari &'13 sebanyak 6 kasus. Dan masyarakat sekitar pun telah menyadari bahwa angka kejadian penyakit DBD ini berhubungan erat dengan kesehatan lingkungan masyarakat itu sendiri. %ingkat pengetahuan siswa4i sebelum dan sesudah dilakukannya pelatihan dan penyuluhan tentang penyakit DBD, serta kepatuhan dan keakuratan dalam mengisi lembar jumantik berbanding lurus dengan tingkat prestasi siswanya. ntuk e0ekti0itas dari penyuluh terhadap kesehatan lingkungan sekolah dengan sur*ei lapangan seara langsung untuk melihat kebersihan sekolah berbanding lurus dengan diadakannya pelatihan dan penyuluhan tentang penyakit DBD. +amun dalam pelatihan dan penyuluhan jumantikid tidak ditemukan nilai bermakna ataupun hubungan antara e0ekti0itas dan pengetahuan penyuluh terhadap respon dari siswa4i tersebut, ini dikarenakan oleh banyaknya 0aktor yang menjadi peranan dalam responsi0 siswa4i.
28
4I.2
)aran
-gar pemantauan jentik yang berkesinambungan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, perlu dilakukan moti*asi kepada ketua % dan kader jumantik seara berkesinambungan. Keterlibatan petugas kesehatan sangat diperlukan untuk memberdayakan masyarakat dalam pemantauan jentik seara berkala. =alu untuk tolak ukur data angka kejadian penyakit DBD maka pihak puskesmas dapat menyediakan 0asilitas laboratorium lengkap untuk menunjang dignosis penyakit DBD. ntuk menapai -ngka Bebas "entik pada wialayah kerja puskesmas %alang $adang peneliti menyarankan perekrutan kader "uru $emantau "entik ( "5-+%
4I.3
U8a7an Terma *ash
Kami menguapkan terima kasih kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten %anggamus, Kepala $uskesmas %alang $adang, Kepala Sekolah SD+ '1 Banding -gung, Kepala Sekolah SD+ '1 %alang $adang, Kepala Sekolah SD+ '& %alang $adang, Kepala Sekolah SD+ '3 %alang $adang, Kepala Sekolah SD+ '6 %alang $adang, Kepala Sekolah SD -lhariyah Sinar Banten, Kepala Sekolah 5<5 Sinar Banten atas i@in penelitian dan dukungan yang telah diberikan kepada kami. %erima kasih juga kami uapkan kepada pengelola 29