NASKAH DRAMA SULTAN HASANUDDIN
NASKAH DRAMA KISAH PERJUANGAN SULTAN HASANUDDIN
“ Kita semua saudara, Sipakatauki. Saling memanusiakanlah, Sipakainge’ki.
Saling
mengingatkanlah,
Sipakalebbiki.
Saling
menghargailah, Siri’napacce. Lebih baik mati dengan kehormatan dari pada hidup menanggung malu. Terus tegakkan kebenaran untuk kemaslahatan umum tanpa pandang bulu, apapun yang terjadi sebagai sosok ‘towarani’ “
NASKAH DRAMA SULTAN HASANUDDIN
Pada zaman dahulu kala pada abad ke-15 di pulau sulawesi bagian selatan terdapat sebuah kerajaan yang besar dan disegani bernama kerajaan Gowa yang di Pimpin oleh Sultan Malikussaid, yang menciptakan kerajaan yang damai tentram dan masyarakat yang sejatra berkat raja yang berwibawa dan tegas dan adil. Sultan malikussaid memiliki anak yang tampan, berbadan kekar, kuat, cerdas dan berbudi luhur yang di bernama Hasanuddin. Pada usianya ke-20 tahun iya dipercaya ayahnya, sultan malikussaid, menjadi duta untuk membina hubungan yang harmonis antara kerajaan gowa dan kerajaan-kerajaan yang bersahabat atau yang tunduk kepada kerajaan gowa. Pada tahun 1653 M tepat pada saat itu sultan malikussaid ayahanda sultan hasanuddin wafat dan sempat menyampaikan pesan terahir kepada sultan hasanuddin. Ayah
: Anakku... anakku... mendekatlah.....
S. Hasanuddin : Ada apa Ayah.... Ayah
: saya ingin memberitakan sesuatu padamu.
S. Hasanuddin : Apa itu Ayah (mulai meneteskan air mata) Ayah
: Sebelum Ayah wafat, Ayah ingin memberitaukanmu bahwa kamulah yang akan menjadi raja goa setelah ayah tiada nak, jagalah dan bangunlah kerajaan goa ini.
S.Hasanuddin : Ayah jangan pergiii (teriak sambil meneteskan air mata) Aku berjanji akan membangun kerajaan ini (sambil memeluk jasat ayahnya) Sesuai dengan amanat Ayahnya, yang didukung pembesar-pembesar kerajaan, dalam usia 22 tahun Hasanuddin diangkat menjadi sultan Gowa, segera setelah Ayahnya wafat. Dengan demikian ia adalah raja ke 16 kerajaan Gowa (Makassar) Atau sultan ke 3 setela kerajaan itu menjadi kesultanan islam.
NASKAH DRAMA SULTAN HASANUDDIN
S.hasanuddin : Saya i mallombassi daeng mattawang alias Sultan Hasanuddin akan memimpin kerajaan Gowa ini. Saya berjanji akan menyejahterakan masyarakat Gowa dan melindungi masyarakat Gowa dengan segenap hati saya. (berteriak dengan lantang) Masyarakat
:Hidup
Sultan
Hasanuddin....
Hidup
Sultan
Hasanuddin....(Masyarakat menyeruh) Rakyatpun menyambut gembira atas terpilihnya Sultan Hasanuddin sebagai Raja Gowa ke-16. Dua tahun berlalu setelah Sultan Hasanuddin di nobatkan sebagai Raja Gowa, masyarakat hidup aman dan sejahtera, beliaupun mulai jatuh cinta kepada I bate daeng tommi adalah Putri mangnga da’ cinna daeng sitaba’, karaeng pattingalotang mangkubumi kerajaan gowa, Sultan hasanuddinpun mendatangi rumah I Batte daeng tommi dan melamarnya. S. Hasanuddin :Assalamu Alaikum... I Batte
: walaikumsalam... Silahkan masuk, Ada apa Sultan datang ke
sini? S.Hasanuddin : Saya ingin menyampikan tujuan baik saya, ada orang tuamu? I Batte
: oh ada, tunggu sebentar saya panggilkan.
Tidak lama kemudian orang tua daeng tommi keluar menemui sultan hasanuddin. Ayah I batte
: Ada apa nak ? tujuan baik apakah yang kamu ingin sampaikan ?
S. Hasnuddin : begini, saya ingin berniat meminang I batte daeng tommi, jikalau saya diresti, Insya Allah saya kana menjadi suami yang baik Ayah I batte : Baiklah saya menyetujui jika anakku mau. Bagaimana I batte apakah Kamu mau ? I batte
: saya mau Ayah (tersipu malu)
NASKAH DRAMA SULTAN HASANUDDIN
Perang dua hari dengan pasukan Belanda pada April 1655 di Buton yang dipimpin langsung oleh sultan Hasanuddin dan pasukannya berhasil merebut benteng pertahanan dan 35 orang belanda terbunuh dalam perang tersebut. Oleh karena itu belanda mengirim utusannya ke kerajaan Gowa untuk membuat kesepakatan orang tersebut bernama William Van der Beek. William
: Maksud kedatangan saya kesini untuk membuat kesepakatan dengan anda setelah perang yang terjadi beberapa hari yang lalu.
S. Hasanuddin : Kesepakatan apa? William
: Kesepakatan itu berisi tentang musuh Belanda bukanlah musuh Kerajaan Gowa, dan Belanda tidak akan ikut campur dengan Kerajaan Gowa.
S. Hasanuddin : Oke, baiklah saya sepakati. Willliam
: Baiklah terimakasih.
Tapi setelah perjanjian itu Belanda melanggar janjinya, dan Belandapun terus berperang melawan kerajaan Gowa. Perangpun terus berlanjut, tapi Sultan Hasanuddin beserta sekutu selalu memenangkan peperangan. Belandapun tidah kehabisan akal, Belanda melancarkan poliitik pecahbelah. Arung palakka diadu domba belanda agar Sultan Hasanuddin dihancurkan beserta Kerajaannya. Dan terjadilah perang saudara. A. Palakka
: Kamu telah menghianatiku Sultan Hasanuddin, saya tidak akan
berdamai denganmu, aku akan membunuhmu... ( membentak S. Hasanuddin) S. Hasanuddin : Apa yang telah aku perbuat? Aku tidak mengerti dengan apa yang kamu katakan. A. Palakka
: Jangan pura-pura tidak tahu, dasar penghianat......
NASKAH DRAMA SULTAN HASANUDDIN
Tidak lama kemudian kapal belanda dan kapal pasukan Arung Palakka tiba di Benteng Somba opu. A. Palakka
: Keluarlah kamu wahai penghianat (Berteriak dengan keras)
S. Hasanuddin : Ada apakah ini, tidak bisakah kita selesaikan dengan cara baikbaik? A. Palakka
: Tidak ada cara damai untuk menyelesaikan ini Sultan Hasanuddin.... Pasukan mari seraaannnggg!!! ( menyerukan untuk maju )
Peperangan makin sengit hingga akhirnya Sultan Hasanuddin turun tahta dari Kerajaan Gowa. Akhirnya pada tanggal 15 juni 1669 pasukan speelman menyerang Benteng Somba opu tanpa henti dengan meriam dan menembakan 30.000 biji peluru S. Hasanuddin : Jangan berhenti, kita harus melawan dan pantang menyerah walau nyawa taruhanya. Pasukan
: Iya Raja kami akan berusaha sekuat tenaga.
Dan setelah 10 hari berperang, mayat bertebaran dimana-mana dan Benteng Somba opu rata dengan tanah. Pada tanggal 26 juni 1669 Sultan Hasanuddin menyerahkan tahtanya kepada anaknya yang bernama Sultan amir Hamzah diapun menjadi guru pengajar agama islam, pada hari kamis tanggal 12 juni 1670 bertepatan dengan tanggal 23 muharram 1081 H. Sultan Hasanuddin wafat pada usia 39 tahun, Detik-detik sebelum tewas, sultan Hasanuddin mengeluarkan kata-kata terakhirnya
NASKAH DRAMA SULTAN HASANUDDIN
S. Hasanuddin : Bugis – Makassar adalah saudara, Aku dan Raja Bone bukalah musuh ( sambil bersujud )
Pesan Sultan Hasanuddin sebelum wafat “ Kita semua saudara, Sipakatauki. Saling memanusiakanlah, Sipakainge’ki. Saling mengingatkanlah, Sipakalebbiki. Saling menghargailah, Siri’napacce. Lebih baik mati dengan kehormatan dari pada hidup menanggung malu. Terus tegakkan kebenaran untuk kemaslahatan umum tanpa pandang bulu, apapun yang terjadi sebagai sosok ‘towarani’ “
SEKIAN