PELAJARAN MENJAHIT PAKAIAN PRIA
1
HAL KEMEJA
-
Sebeleum membuat pola, terlebih dahulu harus mendapatkan faham gambar serta ukuran kemeja dari peragawannya. Khoupe atau keindahan keseluruhan dalam faham gambar perlu diperhatikan.
-
Yang
dimaksud
dengan
faham
gambar
ialah
model
keseluruhan yang terdapat pada bentuk pakaian, pemilihan bahan pakaian, ukuran dan d an perlengkapannya. perlengkapann ya.
-
Yang dimaksud khoupe ialah keindahan pada sesuatu pakaian
dalam
bentuk
keseluruhan
yang
meliputi:
keseimbangan, perbandingan, pusat perhatian, seirama dan harmonis.
-
Tepat
dan
tidaknya
sesuatu
ukuran
pakaian
akan
mempengaruhi bentuk pola. Karenanya dalam mengambil ukuran pakaian memerlukan ketelitian dan kewaspadaan supaya mendapatkan ukuran pakaian yang baik.
Ukuran-ukuran yang diperlukan : 1. Panjang Kemeja :
Diukur dari punggung depan kebawah sampai lekuk atau ruas tengah ibu jari (Diukur dari tiitk A-B) 2. Lingkar badan
a. Lingkar badan : diukur pada keliling badan yang terbesar, diambil angka pertemuan meterannya dalam keadaan bernafas. (Diukur dari titik C-D-P-K-C) b. Besar kemeja : diukur dari belahan depan kemejannya sampai pada akhir jahitan sisi-ketiak kemejanya (Diukur dari titik C sampai D) 3. Lingkar Leher
Diukur pada keliling lehernya, diambil angka pertemuan meterannya pada lekuk leher bagian bawah (Diukur dari titik E keliling lehernya sampai titik E) 4. Lebar Punggung
Diukur dari ujung bahu sebelah kiri sampai pada akhir ujung bahu sebelah kanan. (Diukur (Diuku r dari titik F sampai C)
2
5. Rendah Bahu
Diukur dari ruas tulang leher bagian belakang ke bawah sampai pada garis lurus bahu sebelah kiri dan kanan (Diukur dari titik H sampai I) 6. Panjang Punggung
Diukur dari ruas tulang leher belakang ke bawah sampai akhir pinggang atau garis lurus siku sebelah kiri dan kanan pada pinggang (Diukur dari titik H sampai sampa i J) 7. Lingkar kerung lengan
Diukur pada keliling ketiaknya, diambil angka pertemuan meterannya dalam keadaan licin (Diukur dari titik F-P-D-F) 8. Panjang Lengan
a. Lengan pendek : diukur dari ujung bahu lengan sebelah kanan ke bawah sampai lebar ke atas ±5 cm dari sikunya (Diukur dari titik D sampai M) b. Lengan panjang : diukur dari ujung bahu lengan sebelah kanan ke bawah sampai ±2 ½ cm di bawah ruas pergelangan lengannya lengann ya (Diukur dari titik L-M-N) 9. ½ Lingkar Lengan
a. Diukur dari liptan lengan kemeja ke bawah sampai pada akhir jahitan lengan kemejanya (Diukur dari titik M sampai O) b. Diukur pada keliling lengannya ditambah ±5 cm dibagi dua (untuk kemeja lenagn pendek). Adapun untuk kemeja lengan panjang lebih besar 1 cm dari ukuran kemeja lengan pendek.
3
POLA BADAN DEPAN
A-B
= panjang kemeja.
B – B1= 1 cm.
A – C
= 1/6 lingkar leher + 1 cm.
A – D
= ¼ lingkar badan.
A – E
= panjang punggung – 2 cm.
C – C1= 2 cm.
A C1 D E B masing-masing ditarik garis mendatar ke kanan. A – F
= 1/6 lingkar leher + 3 cm.
C1 – G
= ½ lebar punggung + 1 cm.
D – H
= ¼ lingkar badan + 4 cm.
D – I
= ½ lebar punggung – 1 cm, tarik garis lurus ke atas.
E – K
= D – H dikurangi 2 cm.
B – L
= D – H, tarik garis dari L ke B1.
I – I1
= 2 cm ke kiri. I1 – B = 2 cm ke atas.
R – S
= 10 sampai 12 cm, ialah lebar saku atas. Dalamnya saku ada 12 sampai 14 cm.
POLA BADAN BELAKANG
Pola badan belakang dibuat di atas pola bada depan. A – A1
= 1 ½ cm masuk, tarik garis lurus dari A1 ke bawah.
A1 – O
= 2 cm ke atas, tarik garis lurus dari A1 ke bawah.
O – P
= 1/6 lingkar leher + 1 ½ cm.
P – M
= 4 cm ke atas.
O – N
= ½ lebar punggung.
4
POLA LENGAN PANJANG
A-B
= Panjang lengan – lebar manset (6 sampai 8 cm).
A – C
= 1/10 lingkar badan + 1 cm.
C – D
= ¼ lingkar badan – 1 cm.
A – F
= D – F, buatlah bentuk kerung lengannya.
B – E
= ½ lingkar ujung lengan.
E – G
= 4 atau 5 cm, untuk belahan manset. Panjang belahan ada 8 sampai 10 cm.
P – Q
= lingkar ujung lengan, ialah panjang manset.
P – R
= lebar manset. R – S = P – R
POLA LENGAN PANJANG
POLA KERAH DASI (KERAH TEGAK) :
A-B
= ½ lingkar leher + ½ cm.
A – C
= 8 cm, ialah lebar kerah.
A – E
= 4 cm, ialah tinggi kerah.
B – H
= 2 ½ cm. H – H1 = 2 cm ke atas
D – D1
= 2 ½ cm.
F – G
= 8 sampai 11 cm dan lewat titik D1.
A – A1 = E – E1 = C – C1 = 1 cm ke atas.
2. TERUSAN
1. SAMBUNGAN POLA KERAH DASI (KERAH TEGAK)
5
UJIAN NASIONAL PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH MENJAHIT PAKAIAN PRIA
I.
Buatlah pola, gunting, dan jahitlah kemeja dan celana sesuai dengan model di sebelah ini. Ukuran Kemeja : Panjang kemeja = 65 cm Lebar punggung = 41 cm Lingkar badan = 85 cm Lingkar leher = 35 cm Panjang lengan = 23 cm ½ lingkar lengan = 15½ cm Rendah bahu = 4 cm Rendah punggung = 18 cm Panjang punggung = 38 cm Ukuran Celana : Panjang celana Lingkar pinggang Lingkar pinggul Lingkar pesak ½ lingkar paha ½ lingkar lutut
= 35 cm = 82 cm = 88 cm = 60 cm = 29 cm = 25 cm
6
KEMEJA MODEL JAKET
Ukuran yan diperlukan : No.
Nama Ukuran
Ukuran
Ukuran
Standard
Sendiri
1.
Panjang kemeja
58 cm
2.
Lingkar badan
84 cm
3.
Lignkar leher
36 cm
4.
Lebar punggung
42 cm
5.
Panjang lengan
23 cm
6.
½ lingkar lengan
16 cm
7.
Rendah bahu
4 cm
8.
Lingkar kerung
39 cm
lengan 9.
Panjang punggun
35 cm
10.
Lingkar pinggul
88 cm
7
UJIAN NASIONAL PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH MENJAHIT PAKAIAN PRIA
I.
Buatlah pola, gunting, dan jahitlah kemeja dan celana sesuai dengan model di sebelah ini. Ukuran Kemeja : Panjang kemeja = 68 cm Lebar punggung = 43 cm Lingkar badan = 88 cm Lingkar leher = 36 cm Panjang lengan = 23 cm ½ lingkar lengan = 16 cm Rendah bahu = 4 cm Rendah punggung = 19 cm Panjang punggung = 38 cm Ukuran Celana : Panjang celana Lingkar pinggang Lingkar pinggul Lingkar pesak ½ lingkar paha ½ lingkar lutut
= 37 cm = 72 cm = 94 cm = 62 cm = 30 cm = 26 cm
8
UJIAN NASIONAL PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH MENJAHIT PAKAIAN PRIA
I.
Buatlah pola, gunting, dan jahitlah kemeja dan celana sesuai dengan model di sebelah ini. Ukuran Kemeja : Panjang kemeja = 66 cm Lebar punggung = 44 cm Lingkar badan = 92 cm Lingkar leher = 38 cm Panjang lengan = 23 cm ½ lingkar lengan = 17 cm Rendah bahu = 4 cm Rendah punggung = 19 cm Panjang punggung = 38 cm Ukuran Celana : Panjang celana Lingkar pinggang Lingkar pinggul Lingkar pesak ½ lingkar paha ½ lingkar lutut
= 37 cm = 73 cm = 92 cm = 62 cm = 29 cm = 25 cm
9
10
PENGUKURAN CELANA
Mengambil ukuran ini penting sekali dan lakukanlah sebaik-baiknya, karena ini yang menentukan pas atau tidaknya celana yang akan kita buat dan sesuai dengan permintaan orangnya. Orang yang diukur harus berdiri tegak. 1. PANJANG CELANA
= Diukur dari pinggang sebelah kanan ke bawah sampai panjang yang dikehendaki
2. PANJANG PINGGGANG
= Diukur pas bagian pinggang ditambah 1 cm. pinggang jangan dibesarkan atau dikecilkan.
3. LINGKAR PANGGUL
= Diukur pas bagian panggul yang terbesar ditambah 2 sampai 6 cm.
4. LINGKAR PESAK (PRIA) = Diukur dari pinggang depan ke bawah melalui tengahtengah kedua kaki lalu ke belakang sampai pinggang belakang TINGGI DUDUK
= Apabila yang diukur seorang wanita dan memakai rok, diukur saja tinggi duduknya. Orang itu harus duduk tegak di kursi dan diukur dari alas tempat duduknya sampai pinggang.
5. LINGKAR PAHA
= Diukur pas bagian paha yang terbesar ditambah 2 sampai 6 cm.
6. ½ LINGKAR LUTUT
= Diukur dari setengah lingkar lututnya ditambah 2 sampai 6 cm. Atau diukur dari lipatan celana bagian depan sampai lipatan celana bagian belakang.
7. ½ LINGKAR KAKI
= Diukur dari setengah lingkar pergelangan kaki ditambah 4 sampai 8 cm. Atau diukur dari lipatan celana bagian depan sampai lipatan celana bagian belakang. Atau menurut permintaan orangnya.
Untuk celana pendek : lingkar paha dan lingkar kaki tidak perlu diukur. Yang diukur ½ lingkar lututnya, yaiut sampai panjang celana.
11
DAFTAR UKURAN
1.
Panjang celana
2.
Lingkar pinggang
3.
Lingkar pinggul
4.
Lirngkar pesak
5.
Tinggi duduk
6.
Lingkar paha
7.
½ lingkar lutut
8.
½ lingkar kaki
9.
Nama
10.
Tanggal
12
CELANA PENDEK (Pola Dasar Celana)
UKURAN :
1. Panjang celana
= 32 cm
2. Lingkar pinggang
= 60 cm
3. Lingkar panggul
= 80 cm
4. Lingkar pesak
= 51 cm
5. ½ lingkar lutut
= 21 cm
BAHAN DEPAN :
Mula-mula tarik garis pertolongan dari titik A tegak lurus ke bawah. Garis ini adalah garis tengah badan depan dan badan belakang. A – D = Artinya garis dari titik A ke titik D, adalah panjang celana ( lihat ukuran). A – A1 = 4 cm ke bawah, ialah lebar ban pinggang atau batas lapisan pinggang. A – C =1/3 lingkar pesak + 4 cm . Atau = Tinggi duduk. Buatlah garis-garis mendatar dari titik A, A1, C, dan D. C – E = 1/8 lingkar panggul + 2 ½ cm. E – F = 1/3 C – E F – G = 1 ½ cm H – I
= ¼ lingkar pinggang, titik A tengah-tengah H – I. Tarik garis lurus dari titik G ke tiitk H.
G – K = E – F. Tarik garis lurus mendatar dari titik K ke kanan. K – L = ¼ lingkar panggul – 1 cm. M – N = ½ lingkar lutut – 3 cm, titik D ditengah-tengah M – N. Titik M turun 1 cm, buat garis M – N. Kemudian buatlah bentuknya, yaitu dari titik H ke K (garis belahan depan), dari K melengkung ke E, dari E ke M (garis sisi dalam), dan dari I ke N melalui L (garis sisi luar).
BADAN BELAKANG
Pola badan belakang di buat diatas pola badan depan. E – X = E – F, titik X turun 1 cm. H – 2 = E – F. Tarik garis lurus dari titik F ke titik 2 terus ke atas. T
= Perpotongan garis F – 2 dengan garis K – L.
2 – 3
= E – G.
3 – 4
= ¼ lingkar pinggang, titik 4 pada garis datar H – I.
T – 5 = E – F 13
5 – 6
= ¼ lingkar panggul + 1 cm, titik 6 pada garis K – L.
M – M1= N – N1 = 3 cm.
Kemudian buatlah bentuknya, yaitu dari tiitk 3 ke 5 terus melengkung ke X melalui E (garis sambungan belakang) dari X ke M1 dan dari titik 4 ke N1 melalui 6.
14
(POLA DASAR CELANA)
15
SAKU LENGKUNG/SEGI EMPAT DAN PASPOL SATU
I – R
= 10 sampai 14 cm, ialah lebar saku depan.
R – R 1 = 5 sampai 8 cm. I – S = R – R 1 ditambah 1 cm. 3 – 7
= 4 – 8 = 9 sampai 12 cm. 8 – 9 = 3 sampai 5 cm.
9 – 10 = 10 sampai 14 cm, ialah lebar saku belakang.
SAKU DEPAN LENGKUNG SAKU BELAKANG PASPOL-SATU
16
CELAN JUPITAN SATU
3 – 4
= ¼ lingkar pinggang + 2 cm untuk jupitan.
11
= tengah-tengah 9 – 10. 3 – 12 = 7 – 11.
11 – 12
= garis tengah jupitan, lebar jupitan di pinggang 2 cm.
CELANA JUPITAN SATU
17
CELANA JUPITAN DUA
3 – 4
= ¼ lingkar pinggang + 4 cm untuk jupitan.
10 – 11
= 9 – 13 = 2 sampai 3 cm.
3 – 12
= 7 – 11. 12 – 14 = 11 – 13.
11 – 12
= garis tengan jupitan pertama, lebar jupitan di pinggang 2 cm.
13 – 14
= garis tengah jupitan kedua, lebar jupitan di pinggang 2 cm.
CELANA JUPITAN DUA
18
CELANA LIPIT SATU
H – H1 = I – I1 = 1 ½ cm A – C = garis tengah lipit, lebar lipit di pinggang 3 cm.
CELANA LIPIT SATU
19
CELANA LIPIT DUA
H – H1
= 2 cm. I – I1 = 4 cm
A – Z
= ½ A – I1 . C – Z1 = A – Z
Y – Y1
= garis tengah lipit pertama, lebar lipit di pinggang 3 cm.
Z – Z1
= garis tengah lipit kedua, lebar lipit di pinggang 3 cm.
CELANA LIPIT DUA
20
HAL CELANA PANJANG
Model keseluruhan yang terdapat pada bentuk pakaian, pemilihan bahan pakaian, perlengkapan pakaian serta keindahan dalam bentuk keseluruhan perlu diperhatikan. Oleh karenanya perlu adanya penyesuaian dengan keinginan dari peragawannya. Sebelum mengambil ukuran celana panjang, perhatikan dengan seksama bentuk pinggang, pinggul dan kaki peragawannya. Karena dalam prakteknya dan dihadapkan bermacam-macam figuer seseorang yang berlainan umpama : pinggang yang ramping, pinggul besar, pinggul kecil, kaki biasa, dan impur. Tepat dan tidaknya sesuatu ukuran celana panjang akan dapat mempengaruhi bentuk pola yang berlainan. Dengan demikian cara mengambil ukuran harus diperhatikan dan dikerjakan penuh perhatian serta ketelitian. HAL CELANA PANJANG
21
UKURAN YANG DIPERLUKAN 1. Panjang Celana
Diukur dari ban pinggang sebelah kanan ke bawah sampai ±3 cm di bawah mata kaki atau sesuai keinginan dari peragawannya. (Diukur dari titik A sampai B) 2. Lingkar Pinggang
Diukur pada bagian atas keliling ban pinggang celananya. Diambil angka pertemuan pada meterannya. (Diukur dari titik C-D-C) 3. Lingkar Pinggul
Diukur bagian pinggul yang terbaru, diambil angka pertemuan pada meterannya. (Diukur keliling dari titik E – F – E) 4. Lingkar Pesak
Diukur dari ban bagian depan ke bawah melalui selangkang sampai pada akhir ban bagian belakang (Diukur dari titik C sampai H b agian belakang) 5. ½ Lingkar Paha
a. Diukur pada keliling pahanya. Diambil ½ lingkaran bahannya ditambah ±1 ½ cm. b. Diukur pada paha dari lipatan celananya bagian belakang sampai bagian depan (Diukur dari titik I sampai J). 6. ½ Lingkar Lutut
a. Diukur pada keliling lututnya. Diambil ½ lingkaran lutunya ditambah ±3 cm. b. Diukur pada lututnya. Dari lipatan celana bagian belakang sampai bagian depan (Diukur dari titik K sampai L). 7. ½ Lingkar Kaki
Diukur pada kakinya. Dari lipatan celana bagiam belakang sampai bagian depan (Diukur dari titik M sampai N). 8. Panjang Lutut
Diukur dari ban pinggang sebelah kanan ke bawah sampai batas lututnya. (Diukur dari titik A sampai O).
22
CARA MENGUKUR MEMAKAI CONTOH CELANA
Ukuran yang diperlukan 1. Panjang Celana
Diukur dari ban pinggang bagian atas sebelah kanan, ke bawah sampai akhir lipatan bawah pada kakinya. (Diukur dari titik A sampai B) 2. Lingkar Pinggang
Diukur dari ban pinggang bagian atas sebelah kiri,
keliling
mengikuti
ban
pinggang
celananya sampai pada pemasangan hak atau kancing celananya (Diukur dari titik C-A-D-C). 3. Lingkar Pesak
Diukur dari ban pinggang bagian depan sebelah atas ke bawah mengikuti bangunan selangkangan celananya sampai pada akhir ban pinggang bagian belakang sebelah atas. (Diukur dari titik D-F-G-C-E). 4. Lingkar Pinggul
Diukur dari akhir gulbi bagian bawah pada pinggul yang terbesar keliling sampai pada akhir pertemuan klep dengan gulbi bagian bawah (Diukur dari titik F-H-E-F) 5. ½ Lingkar Paha
Diukur pada pahanya. Dari lipatan celana bagian
belakang
sampai
bagian
depan
(Diukur dari titik I sampai J) 6. ½ Lingkar Lutut
Diukur pada lututnya. Dari lipatan celana bagian
belakang
sampai
bagian
depan.
(Diukur dari titik K sampai L) 7. ½ Lingkar Kaki
Diukur pada lipatan kaki celananya. Dari lipatan
bagian
belakang
sampai
depan. (Diukur dari titik M sampai N) 8. Panjang Lutut
23
bagian
Diukur dari ban pinggang bagian atas sebelah kanan ke bawah sampai batas lutut pada celananya (Diukur dari titik A sampai O)
24
CELANA PANJANG
POLA BADAN DEPAN :
A – B = Panjang celana + 1 cm A – A1 = 4 cm A – C = 1/3 lingkar pesak + 4 cm atau …. = Tinggi duduk. C – D = ½ C – B dikurangi 3 Buatlah garis-garis mendatar dari titik A, A1, B, C, dan D. C – E = 1/8 lingkar panggul + 2 ½ cm. E – F = 1/3 C – E F – G = 1 ½ cm H – I
= ¼ lingkar pinggang, titik A tengah-tengah H – I.
G – K = E – F. K – L = ¼ lingkar panggul – 1 cm. M – N = ½ lingkar lutut – 2 cm, titik D ditengah-tengah M – N. O – P = ½ lingkar kaki – 2 cm, titik B tengah-tengah O – P. Buatlah bentuk celana depan. Saku dan lipit membuatnya sama seperti pada celana pendek.
POLA BADAN BELAKANG
E – X = E – F, titik X turun 1 cm. H – 2 = E – F. 2 – 3
= E – G.
3 – 4
= ¼ lingkar pinggang + 2 cm, untuk jupitan.
T – 5 = E – F 5 – 6
= ¼ lingkar panggul + 1 cm
M – M1= N – N1 = 2 cm. O – O1 = P – P1 = 2 cm Buatlah bentuk celana badan belakang. Saku dan jupitan membuatnya sama seperti pada celana pendek. C – C1 = 4 cm, tarik garis mendatar dari titik C1. Garis ini adalah garis kontrol lingkar paha. T – U ditambah T1 – U1 = lingkar paha.
CELANA BAN PINGGANG
Jika memakai ban pinggang, membuat pola celana dimulai dari titik A1 atau panjang celana dikurangi 4 cm dari pinggang. A – B = ½ lingkar pinggang A – C = 4 cm, ialah lebar ban pinggang 25
B – D = A – C, ialah garis sambungan depan C – C1 = ½ cm, ialah garis sambungan belakang B – E = 5 cm, untuk tempat klop ban pinggang sebelah kanan Jika memakai sabetan (ban sambung) panjang ban pinggang sebelah kiri ditambah yaitu B – B1 = 1/3 A – B
26
G N A G G N I P N A B
CELANA PANJANG
27
CARA MEMOTONG CELANA PANJANG (KAMPUH TERBUKA)
28
CELANA PANJANG
Ukuran yang diperlukan : 1. Panjang celana
= 94 cm
2. Lingkar pinggang
= 68 cm
3. Lingkar pesak
= 60 cm
4. Lingkar pinggul
= 88 cm
5. ½ lingkar paha
= 28 cm
6. ½ lingkar lutut
= 22 cm
7. ½ lingkar kaki
= 25 cm
8. Panjang lutut
= 54 cm
29
CELANA MODEL PLOY DUA
Ukuran yang diperlukan 1. Panjang celana
= 96 cm
2. Lingkar pinggang
= 68 cm
3. Lingkar pesak
= 63 cm
4. Lingkar pinggul
= 90 cm
5. ½ lingkar paha
= 30 ½ cm
6. ½ lingkar lutut
= 23 ½ cm
7. ½ lingkar kaki
= 26 cm
8. Panjang lutut
= 54 cm
Keterangan : Waktu mengambil ukuran celana panjang model ploy dua. Ukuran ½ lingkar paha dari ukuran celana model polos ditambah ±2 cm dan ukuran ½
lingkar
lutut
ditambah
½
cm
kelonggaran pada bagian pinggul dan paha.
30
untuk
PERALATAN CELANA MODEL LEVIS (Sesuai dengan faham gambar)
Keterangan : A. Kantong depan
= 2 potong
B. Kantong belakang
= 2 potong
C. Lapisan luar
= 2 potong
D. Kantong belakang
= 2 potong
E. Tali ban
= 6 potong
F. Isi ban
= 2 potong
G. Ban pinggang
= 4 potong
H. Klep
= 1 potong
I.
= 1 potong
Gulbi
J. Kantong kecil depan = 1 potong A. Dari kain yang tipis F. Dari kain keras G. ½ lingkar pinggang + 5 cm
= 2 potong. Untuk sebelah kiri
½ lingkar pinggang + 10 cm = 2 potong. Untuk sebelah kanan
31
MERANCANG CELANA PANJANG MODEL LEVIS
Lebar kain 150 cm
32
POLA JAS PRIA
Contoh Ukuran Jas 1. Panjang Jas = 72 cm
6. Lingkar panggul = 96 cm
2. Lebar punggung = 44 cm
7. Panjang lengan = 59 cm
3. Lebar bahu = 14,5
8. Lingkar siku = 38
4. Lingkar badan = 94 cm
9. Lingkar ujung lengan = 30 cm
Keterangan Garis bantu AF = Panjang jas AB = 2 ½ cm BC = 1/3 dari lingkar badan + 5 cm CD = turun 4 ½ cm CE = ½ CF – 4 cm Pola jas belakang A A1 =2½ E E1 =5½ F F1 = 5 cm A1-E1-F1 = buat garis TB B1 B2 = ½ lebar punggung + 1 B2 G = panjang bahu + 2 C C2 = B B2-1 ½ cm E E2 = C C2 – 2 ½ cm F1 F2 = E E1 + 2
5. Lingkar pinggang = 82 cm
33
Pola Jas Muka H = Turun 2 ½ dari B H H1 = ½ lebar punggung + 1 ½ cm H1 A2 = panjang bahu + 1 ½ cm D3 D4 = H H1 – 1 cm D4 D5 = 4 ½ cm D5 D6 = ½ lingkar badan + 5 – D1 D2 – D3 D4 E3 E4 = D3 D4 – 1 ½ cm E4 E5 = 5 cm E5 E6 = ½ lingkar pinggang + E1 E2 - E3 E4 F3 F4 = E3 E4 + ½ cm F4 F5 = 2 cm F5 F6 = ½ lingkar pnaggul + 5 cm – F1 F2-F3 F4
POLA LENGAN
Keterangan pola lengan AE
= panjang lengan
AB
= 5 cm
AD
= 1/3 dari ½ lingkar badan + 5 cm
DC
= 4 cm
D D1
= ¼ lingkar badan – 1 cm
D D2
= 2 cm
D2 D3
= ½ D1 D2
E E2
= 1 cm
E2 E3
= 4 cm
E2 E1
= ½ lingkar lengan + 2 cm
FUNGSI INTERLINING
-
Untuk mendukung pakaian
-
Untuk lebih memudahkan menangani dan menjahit
-
Untuk mengontrol daerah pakaian tersebut
-
Untuk mengontrol perubahan dimensi
-
Untuk meningkatkan kinerja pakaian 34
-
Untuk mengontrol bentuk pakaian
-
Untuk memperkuat komponen pakaian
-
Untuk membuat pakaian yang indah, kuat dan menarik
-
Untuk memastikan tampilan, kualitas, dan efek dari kain
35