PENYAKIT-PENYAKIT KANDUNGAN YUNICA RINGGA WARDANI BAB I PENDAHULUAN 1.1
LATAR BELAKANG Wanita adalah makhluk yang paling rawan terkena berbagai macam penyakit terutama penyakit pada organ kandungan dan reproduksinya. Semakin banyaknya wanita yang terkena penyakit atau masalah pada organ kandungan dan reproduksi yang membuat kita lebih berhati-hati dan menjaga kebersihan diri. Karena salah satu penyebab penyakitpenyakit atau kelainan-kelainan tersebut ialah karena infeksi jamur ataupun virus. Sebagian masyarakat moderen saat ini banyak yang sukan mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar lemaknya, dan kurang mengkonsumsi serat alami. Hal ini dapat dibuktikan dengan marak dan larisnya berbagai restoran yang menyajikan hidangan fast food ala luar negeri. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang diawetkan juga dapat memicu kanker. Demikian juga kebiasaan minum alcohol dan merokok. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang sudah tak asing lagi ditelinga kita. Berbagai jenis kasus baru ditemukan khususnya di kalangan perempuan. WHO melaporkan bahwa didunia ini setiap tahunnya tahunn ya ada ad a 6,25 juta penderita kanker kanke r dan d an dalam 20 dekade terakhir ini ada 9 juta manusia mati karena kanker. Dan perlu diketahui bahwa 2/3 kejadian ini terjadi dinegara yang sedang berkembang. Di Indonesia diperkirakan 100 penderita kanker dari 100.000 penduduk. Memasuki era milenium, secara umum prevalensi penyakit cenderung meningkat. Ditambah lagi masalah-masalah dari penanggulangan kanker yang masih ada seperti kebijaksanaan kanker secara nasional belum ada, koordinasi dalam penaggulangan penyakit kanker masih kurang, sistem pencatatan atau registrasi belum memadai, penderita sudah dalam keadaan stadium lanjut, jumlahnya pun juga sangat tinggi, penyebaran dan jumlah fasilitas pelayanan belum memadai dan pengetahuan faktor risiko dan cara hidup yang sehat belum diketahui secara merata. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai gejala orang yang terkena kanker rahim, pengobatannya, dan pencegahannya.
1.2
RUMUSAN MASALAH 1.2.1
Apa pengertian dari penyakit kandungan?
1.2.2
Apa saja macam-macam penyakit penyakit kandungan?
1.3
1.4 1.
2.
TUJUAN 1.1.1
Mengetahui pengertian penyakit kandungan
1.1.2
Mengetahui macam-macam penyakit kandungan
MANFAAT Bagi Penulis Diharapkan makalah ini dapat memberikan pengetahuan baru tentang media pembelajaran juga dapat melengkapi tugas individu mata kuliah media pembelajaran. Bagi Pembaca Diharapkan ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan baru tentang media pembelajaran.
BAB II PEMBAHASAN
2.1.1
Penyakit kandungan 2.1.1.1 Definisi Penyakit kandungan Penyakit kandungan adalah penyakit yang menyerang Organ kandungan yang disebabkan oleh infeksi jamur maupun virus.
2.1.2 Macam-macam penyakit kandungan 2.1.2.1 Endometriosis Endometriosis adalah radang yang terkait dengan hormonestradiol/estrogen berupa pertumbuhan jaringan endometrium yang disertai perambatan pembuluh darah, hingga menonjol keluar dar irahim (pertumbuhan ectopic) dan menyebabkan pelvic pain.
Biasanya endometriosis terbatas pada lapisan rongga perut atau permukaan organ perut. Endometrium yang salah tempat ini biasanya melekat pada ovarium (indung telur ) dan ligamen penyokong rahim. Endometrium juga bisa melekat pada lapisan luar usus halus dan usus besar , ureter (saluran yang menghubunganginjal dengan kandung kemih), kandung kemih, vagina, jaringan parut di dalam perut atau lapisan rongga dada. Kadang jaringan endometrium tumbuh di dalam paru-paru. Endometriosis bisa diturunkan dan lebih sering ditemukan pada keturunan pertama (ibu, anak perempuan, saudara perempuan). Faktor lain yang meningkatkan risiko terjadinya endometriosis adalah memiliki rahim yang abnormal, melahirkan pertama kali pada usia di atas 30 tahun dan kulit putih. Endometriosis diperkirakan terjadi pada 10-15% wanita subur yang berusia 25-44 tahun, 25-50% wanita mandul dan bisa juga terjadi pada usia remaja. Endometriosis yang berat bisa menyebabkan kemandulan karena menghalangi jalannya sel telur dari ovarium ke rahim. Penyebab Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa ahli mengemukakan teori berikut:
1. Teori menstruasi retrograd (menstruasi yang bergerak mundur).Sel-sel endometrium yang dilepaskan pada saat menstruasi bergerak mundur ke tuba falopii lalu masuk ke dalam panggul atau perut dan tumbuh di dalam rongga panggul/perut. 2. Teori sistem kekebalan. Kelainan sistem kekebalan menyebabkanjaringan menstruasi tumbuh di daerah selain rahim. 3. Teori genetik Keluarga tertentu memiliki faktor tertentu yang menyebabkan kepekaan yang tinggi terhadap endometriosis. Setiap bulan ovarium menghasilkan hormon yang merangsang sel-sel pada lapisan rahim untuk membengkak dan menebal (sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan). Endometriosis juga memberikan respon yang sama terhadap sinyal ini, tetapi mereka tidak mampu memisahkan dirinya dari jaringan dan terlepas selamamenstruasi. Kadang terjadi perdarahan ringan tetapi akan segera membaik dan kembali dirangsang pada siklus menstruasi berikutnya. Proses yang berlangsung terus menerus ini menyebabkan pembentukan jaringan parut dan perlengketan di dalam tuba dan ovarium, serta di sekitar fimbrie tuba. Perlengketan ini bisa menyebabkan pelepasan sel telur dari ovarium ke dalam tuba falopii terganggu atau tidak terlaksana. Selain itu, perlengketan juga bisa menyebabkan terhalangnya perjalanan sel telur yang telah dibuahi menuju ke rahim.
1. 2. 3. 4. 5.
Resiko tinggi terjadinya endometriosis ditemukan pada Wanita yang ibu atau saudara perempuannya menderita endometriosis Wanita yang siklus menstruasinya 27 hari atau kurang Wanita yang mengalami menarke (menstruasi pertama) terjadi lebih awal Wanita yang biasa mengalami menstruasi selama 7 hari atau lebih Wanita yang mengalami orgasme ketika menstruasi Gejala Endometriosis 1. Nyeri di perut bagian bawah dan di daerah panggul 2. Menstruasi yang tidak teratur (misalnya spotting sebelum menstruasi) 3. Kemandulan 4. Dispareunia (nyeri ketika melakukan hubungan seksual). Jaringan endometrium yang melekat pada usus besar atau kandung kemih bisa menyebabkan pembengkakan perut, nyeri ketika buang air besar, perdarahan melalui rektum selama menstruasi atau nyeri perut bagian bawah ketika berkemih. Antisipasi Pengobatan tergantung kepada gejala, rencana kehamilan, usia penderita dan beratnya penyakit. Obat-obatan yang dapat menekan aktivitas ovarium dan memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium adalah pil KB kombinasi, progestin,danazole dan agonis GnRH. Agonis GnRH adalah zat yang pada mulanya merangsang pelepasan hormon gonadotropin dari kelenjarhipofisis, tetapi setelah diberikan lebih dari beberapa minggu akan menekan pelepasan gonadotropin.
Pembedahan Pada endometriosis sedang atau berat mungkin perlu dilakukan pembedahan. Endometriosis diangkat sebanyak mungkin, yang seringkali dilakukan pada prosedur laparoskopi. Pembedahan biasanya dilakukan pada kasus berikut: Bercak jaringan endometrium memiliki garis tengah yang lebih besar dari 3,8-5 cm Perlengketan yang berarti di perut bagian bawah atau panggul Jaringan endometrium menyumbat salah satu atau kedua tuba Jaringan endometrium menyebabkan nyeri perut atau panggul yang sangat hebat, yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan. Untuk membuang jaringan endometrium kadang digunakanelektrokauter atau sinar laser . Tetapi pembedahan hanya merupakan tindakan sementara, karena endometriosis sering berulang. Ovarektomi (pengangkatan ovarium) dan histerektomi( pengangkatan rahim) hanya dilakukan jika nyeri perut atau panggul tidak dapat dihilangkan dengan obat-obatan dan penderita tidak ada rencana untuk hamil lagi. Setelah pembedahan, diberikan terapi sulih estrogen. Terapi bisa dimulai segera setelah pembedahan atau jika jaringanendometrium yang tersisa masih banyak, maka terapi baru dilakukan 4-6 bulan setelah pembedahan.
1. 2. 3. 4.
Pengobatan Pilihan pengobatan untuk endometriosis: Obat-obatan yang menekan aktivitas ovarium dan memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium Pembedahan untuk membuang sebanyak mungkin endometriosis Kombinasi obat-obatan dan pembedahan Histerektomi, seringkali disertai dengan pengangkatan tuba falopii dan ovarium. Jaringan endometrium yang melekat pada ovarium atau struktur di sekitar ovarium bisa membentuk massa yang terisi darah (endometrioma). Kadang endometrioma pecah dan menyebabkan nyeri perut tajam yang timbul secara tiba-tiba.Kadang tidak ditemukan gejala sama sekali. Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan panggul akan teraba adanya benjolan lunak yang seringkali ditemukan di dinding belakang vagina atau di daerah ovarium.
Pemeriksaan lain : Laparoskopi Biopsi endometrium USG rahim Barium enema CT scan atau MRI perut.
2.1.2.2
Kanker Leher rahim Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada area leher rahim yaitu bagian rahim yang menghubungkan rahim bagian atas dengan vagina. Usia rata-rata kejadian kanker leher rahim adalah 52tahun, dan distribusi kasus mencapai puncak 2 kali pada usia 35-39 tahun dan 60 – 64 tahun.Kanker leher rahim sendiri merupakan keganasan yang dapat dicegah karena : 1. Memiliki masa preinvasif (sebelum menjadi keganasan) yang lama 2. Pemeriksaan sitologi (sel) untuk mendeteksi dini kanker leher rahim sudah tersedia 1. Terapi lesi preinvasif (bibit keganasan) cukup efektif
Faktor resiko 1.
Ras Pada ras Afrika-Amerika kejadian kanker leher rahim meningkat sebanyak 2 kali dari Amerika Hispanik. Sedangkan untuk ras Asia-amerika memiliki angk a kejadian yang sama dengan warga Amerika. Hal ini berkaitan dengan faktor sosioekonomi 2. Faktor seksual dan reproduksi Hubungan seksual pertama kali sebelum usia 16 tahun berkaitan dengan peningkatan risiko kanker leher rahim 2 kali dibandingkan wanita yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun.Kanker leher rahim juga berkaitan dengan jumlah partner seksual. Semakin banyak partner seksualmaka semakin meningkat risiko kanker leher rahim. Peningkatan paritas (jumlah kehamilan) jugamerupakan faktor risiko kanker leher rahim. 3. Merokok Merokok merupakan penyebab penting terjadinya kanker leher rahim jenis karsinoma sel skuamosa.Faktor risiko meningkat 2 kali dengan risiko tertinggi didapatkan pada orang yang merokok dalamjangka waktu lama dengan intensitas yang tinggi (jumlah yang banyak) 4. Kontrasepsi Penggunaan kontrasepsi pil dalam jangka waktu lama (5 tahun atau lebih) meningkatkan risiko kankerleher rahim sebanyak 2 kali. Pen ggunaan metode kontrasepsi barrier (penghalang), terutama yangmenggunakan kombinasi mekanik dan hormon memperlihatkan penurunan angka kejadian kanker leherrahim yang diperkirakan karena penurunan paparan terhadap agen penyebab infeksi.
5. Kondisi imunosupresi (penurunan kekebalan tubuh) Pada wanita imunokompromise (penurunan kekebalan tubuh) seperti transplantasi ginjal dan HIV,dapat mengakselerasi (mempercepat) pertumbuhan sel kanker dari noninvasif menjadi invasif (tidak ganas menjadi ganas) Tanda dan Gejala Gejala paling umum dari kanker leher rahim adalah perdarahan abnormal dari vagina atau flek (bercak)vagina. Perdarahan abnormal ini terutama terjadi setelah berhubungan seksual, namun dapat munculjuga perdarahan diantara 2 siklus menstruasi, menoragia, atau bercak / perdarahan postmenopause. Bila perdarahan berlangsung dalam jangka waktu lama maka pasien dapat mengeluh lelah dan lemas karenaanemia yang dialaminya. Bercak kekuningan yang encer diikuti dengan bau amis dapat merupakan tanda-tanda keganasan. Gejala biasanya baru muncul ketika sel yang abnormal berubah menjadikeganasan dan menyusup ke jaringan sekitarnya.Pada stadium lanjut, pasien dapat mengeluh bercak vagina yang berbau, penurunan berat badan, dano bstruksi (sumbatan) dalam berkemih. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul maka nyeri punggung dapat terjadi diikuti dengan hambatan dalam berkemih serta hidronefrosis (pembesaranginjal). Skrining Pemeriksaan secara berkala bagi seluruh wanita terutama yang memiliki faktor risiko menggunakan Pap smear adalah cara yang efektif untuk mendeteksi dini kanker leher rahim dan penanganan lebih awal serta adekuat. Selain pap smear, metode lain adalah inspeksi visual dengan asam asetat (VIA) atau dengan Lugol’s Iodine (VILI) serta HPV-hybrid capture. Tes tersebut mudah dilakukan dan memiliki hasil yang efektif. Skrining dilakukan 3 tahun setelah aktif secara seksual dan diulangi setiap tahunnya. Penyebaran penyakit Kanker leher rahim dapat menyebar ke berbagai macam organ. Diantaranya ke kelenjar getah bening,vagina, kandung kemih, rektum, endometrium (selaput dinding rahim), dan ovarium (indung telur). Masing-masing memberikan gejala yang berbeda-beda. Penyebaran kanker leher rahim pada umumnya melalui peredaran kelenjar getah bening, penyebaran melalui peredaran darah jarang terjadi. Stadium International of Gynecology and Obstetrics (FIGO) staging system digunakan untuk evaluasi dandiagnosis dari kanker leher rahim berdasarkan gejala yang terjadi. Stadium berdasarkan FIGO : Stadium I. Kanker leher rahim hanya terdapat pada daerah l eher rahim (serviks). Stadium II. Kanker meluas keluar dari leher rahim namun tidak mencapai dinding panggul.Penyebaran melibatkan vagina 2/3 bagian atas. Stadium III. Kanker meluas sampai ke dinding samping panggul dan melibatkan 1/3 vagina bagianbawah. Stadium III mencakup kanker yang menghambat proses berkemih sehingga menyebabkantimbunan Stadium IV. Tumor menyebar sampai ke kandung kemih atau rectum, atau meluas melampaui panggul
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan yang diperlukan adalah pemeriksaan radiologi dada, ginjal, dan tulang, serta biopsi. Terapi Operasi dan terapi radiasi adalah 2 modalitas utama di dalam penanganan kanker leher rahim invasif. Pada umumnya, operasi terbatas pada pasien dengan stadium I dan IIA, sementara radiasi dapat dilakukan pada semua stadium dari penyakit. Kemoterapi merupakan penanganan pada pasien dengan stadium IVB atau mereka dengan kanker yang rekuren (sering kambuh) yan g tidak dapat dilakukan terapi radiasi maupun operasi. Masing-masing stadium memiliki pilihan terapi utama yang dilakukan. Pencegahan dan Deteksi Dini Tidak seperti Penyakit Menular Seksual (PMS) lainnya yang menyebar melalui cairan tubuh, HPVmerupakan virus yang menyebar melalui kontak dari kulit ke kulit, karena itu penggunaan kondom tidak sepenuhnya efektif karena kondom tidak meliputi seluruh area kulit dimana HPV dapatditemukan. Deteksi dini terutama adalah melakukan pemeriksaan skrining secara teratur 1 tahun sekali untukmengetahui lesi prekanker. Pencegahan yang dilakukan adalah menghindari faktor risiko diatas. 2.1.2.3
Kanker Indung Telur (Kanker Ovarium)
Kanker Indung Telur (Kanker Ovarium) adalah tumorganas pad a ovarium (indung telur). Kanker ovarium paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 50-70 tahun dan 1 dari 70 wanita menderita kanker ovarium. Kanker ovarium bisa menyebar secara langsung ke daerah di sekitarnya dan melalui sistem getah bening bisa menyebar ke bagian lain dari panggul dan perut, sedangkan melalui pembuluh darah, kanker bisa menyebar ke hati dan paru-paru.
Penyebab Penyebabnya tidak diketahui. Efek perlindungan terhadap kanker ovarium ditemukan pada wanita yang memiliki banyak anak, wanita yang kehamilan pertamanya terjadi di usia dini dan wanita yang memakai pil KB.
Sedangkan faktor resiko tejadinya kanker ovarium adalah • Obat kesuburan • Per nah menderita kanker payudara •Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan/atau kanker ovarium • Riwayat keluarga yang menderita kanker kolon, paru-paru, prostat dan rahim
Gejala Gejala awalnya berupa rasa tidak enak yang samar-samar di perut bagian bawah. Ovarium yang membesar pada wanita pasca menopause bisa merupakan pertanda awal dari kanker ovarium. Di dalam perut terkumpul cairan dan perut membesar akibat ovarium yang membesar ataupun karena penimbunan cairan. Pada saat ini penderita mungkin akan merasakan nyeri panggul, anemia dan berat badannya menurun. Gejala lainnya yang mungkin terjadi : Panggul terasa berat. - Perdarahan pervaginam - Siklus menstruasi abnormal - Gejala saluran pencernaan (perut kembung, nafsu makan berkurang, mual, munatah, tidak mampu mencerna makanan dalam jumlah seperti biasanya) - Sering berkemih. Diagnosa Diagnosis klinik Diagnosis klinik umumnya berdasarkan pemeriksaan abdomen,pemeriksaan dalam, pemeriksaan ultrasonographi,pemeriksaan petanda ganas (tumor maker),Beberapa pemeriksaan pembantu dapat digunakan untuk mendiagnosa kemungkinan suatu keganasan dari tumor ovarium.selain pemeriksaan USG dapat pula dilakukan pemeiksaan radiologis,antara lain pemeriksaan ST Scan dan pemeriksaan MRI. Cara pengobatan 1. Jika kanker belum menyebar ke luar ovarium, hanya dilakukan pengangkatan ovarium yang terkena dan mungkin dengan tuba falopiinya (saluran indung telur). 2.Jika kanker telah menyebar ke luar ovarium, maka dilakukan pengangkatan kedua ovarium dan rahim, serta kelenjar getah bening dan struktur di sekitarnya. 3.Setelah pembedahan bisa dilakukan terapi penyinaran dan kemoterapi untuk menghancurkan sisa-sisa sel kanker. Pencegahan Beberapa faktor muncul untuk mengurangi risiko kanker ovarium, termasuk: 1. Kontrasepsi oral(pil KB). Dibandingkan dengan wanita yang tidak p ernah menggunakan mereka, para wanita yang menggunakan kontrasepsi oral selama lima tahun atau lebih mengurangi risiko kanker ovarium sekitar 50 persen, sesuai dengan ACS. 2. Kehamilan dan menyusui. Memiliki paling tidak satu anak men urunkan risiko Anda mengalami kanker ovarium. Menyusui anak-anak juga dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
3. Tubal ligasi atau histerektomi. 2.1.2.4
Kista indung telur Indung telur (ovary) adalah satu dari suatu pasang dari kelenjar-kelenjar reproduksi pada wanita-wanita yang berlokasi dalam pelvis, satu pada setiap sisi dari kandungan atau rahim (uterus). Setiap indung telur adalah kira-kira seukuran dan berbentuk suatu almond. Indung-indung telur menghasilkan telur-telur (ova) dan hormon-hormon wanita. Indungindung telur adalah sumber utama dari hormon-hormon wanita, yang mengontrol perkembangan dari karakteristik-karakteristik tubuh wanita, seperti payudara-p ayudara, bentuk tubuh, dan rambut tubuh. Mereka juga mengatur siklus menstrual dan keham ilan. Kista-kista indung telur (Ovarian cysts) adalah struktur-struktur seperti kantong yang tertutup didalam suatu indung telur (ovary) yang mengandung suatu senyawa cairan, berupa gas, atau setengah padat.
Penyebab-Penyebab Kista Indung Telur Penyakit kista dapat disebabkan oleh polusi udara dan debu. Adanya dioksin dari asap pabrik dan pembakaran gas bermotor bisa memicu tumbuhnya penyakit kista, karena dengan adanya asap pabrik dan gas kendaraan dapat menurunkan daya tahan tubuh manusia. Selain itu penyakit kista bisa tumbuh karena faktor makanan, lemak yang berlebih akan mengakibatkan zat-zat lemak tidak dapat dipecah dalam proses metabolisme sehingga akan meningkatkan hormon testosteron. Penyakit kista ini muncul pada umumnya sering ditandai rasa nyeri sewaktu haid, sering merasa ingin buang air besar.kecil dan jika penyakit kista ini mulai membesar akan terdapat benjolan pada daerah perut. Namun walaupun begitu penyakit kista juga dapat pecah, contohnya saat berhubungan suami istri dan jika penyakit kista ini pecah akan terasa nyeri pada penderitanya. Pencegahan penyakit kista
2.1.2.5
Penyakit kista juga dapat dikatakan penyakit turunan. jika orang tua atau nenek anda pernah menderita penyakit kista, maka dapat dipastikan anda termasuk salah satu keturunan pembawa sifat penyakit kista. Pembawa sifat bukan berarti penderita penyakit kista, anda dapat mencegah timbulnya penyakit kista dengan melakukan gaya hidup sehat, serta mengurangi makanan dan minuman yang berkadar lemak tinggi, rajinlah berolah raga serta konsumsilah makanan dan minuman yang mengandung antioksidan. karena antioksidan dapat menangkal radikal bebas dari polusi udara dan debu. Selain itu hindari nkawasan yang memiliki radikal bebas seperti debu dan polusi. apabila harus berada di kawasan tersebut, gunakanlah penutup hidung yang cukup rapat dan steril. Mioma Uteri Mioma uteri adalah berasingan, bulat, berbatas tegas, warna putih hingga merah jambu pucat, bersifat jinak dan terdiri dari otot polos dengan kuantiti jaringan penghubung fibrosa yang berbeda-beda. Sebanyak 95% mioma uteri berasal dari corpus uteri dan lagi 5% berasal dari serviks. Mioma uteri juga adalah tumor pelvis yang sering terjadi dan diperkirakan sebanyak 10% kasus ginekologi umumnya (Martin L, 2001). Klasifikasi Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uterus dan hanya 1-3%, sisanya adalah dari korpus uterus. Maka pembagian menurut letaknya dapat kita dapati sebagai:
1.
Mioma submukosum: berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Mioma submukosum dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks dan dipanggil myomgeburt
2.
Mioma intramural: mioma terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium
3.
Mioma subserosum: apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa. Mioma subserosum dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus, sehingga disebut wandering/parasitic fibroid (Prawirohardjo, 2007). Faktor Risiko
1.
Usia penderita Wanita kebanyakannya didiagnosa dengan mioma uteri dalam usia 40-an; tetapi, ianya masih tidak diketahui pasti apakah mioma uteri yang terjadi adalah disebabkan peningkatan formasi atau peningkatan pembesaran secara sekunder terhadap perubahan hormon pada waktu usia begini. Faktor lain yang bisa mengganggu insidensi sebenar kasus mioma uteri adalah kerana dokter merekomendasi dan pasien menerima rekomendasi tersebut untuk menjalani histerektomi hanya setelah mereka sudah melepasi usia melahirkan anak (Parker, 2007).
2.
Hormon endogen (Endogenous Hormonal) Mioma uteri sangat sedikit ditemukan pada spesimen yang diambil dari hasil histerektomi wanita yang telah menopause, diterangkan bahwa hormon esterogen endogen
pada wanita-wanita menopause pada kadar yang rendah atau sedikit (Parker, 2007). Awal menarke (usia di bawah 10 tahun) dijumpai peningkatan resiko ( RR 1,24) dan menarke lewat (usia setelah 16 tahun) menurunkan resiko (RR 0,68) untuk menderita miom a uteri. 3.
Riwayat Keluarga Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita mioma uteri mempunyai peningkatan 2,5 kali kemungkinan risiko untuk menderita mioma uteri dibanding dengan wanita tanpa garis keturunan penderita mioma uteri. Penderita mioma yang mempunyai riwayat keluarga penderita mioma uteri mempunyai 2 kali lipat kekuatan ekspresi dari VEGF-α(a myoma-related growth factor) dibandingkan dengan penderita mioma yang tidak mempunyai riwayat keluarga penderita mioma uteri (Parker, 2007).
4.
Etnik Dari studi yang dijalankan melibatkan laporan sendiri oleh pasien mengenai mioma uteri, rekam medis, dan pemeriksaan sonografi menunjukkan golongan etnik Afrika-Amerika mempunyai kemungkinan risiko menderita mioma uteri setinggi 2,9 kali berbanding wanita etnik caucasia, dan risiko ini tidak mempunyai kaitan dengan faktor risiko yang lain. Didapati juga wanita golongan Afrika-Amerika menderita mioma uteri dalam usia yang lebih muda dan mempunyai mioma yang banyak dan lebih besar serta menunjukkan gejala klinis.
5.
6.
Berat Badan Satu studi prospektif dijalankan dan dijumpai kemungkinan risiko menderita mioma uteri adalah setinggi 21% untuk setiap kenaikan 10kg berat badan dan dengan peningkatan indeks massa tubuh. Diet Ada studi yang mengaitkan dengan peningkatan terjadinya mioma uteri dengan pemakanan seperti daging sapi atau daging merah atau ham bisa meningkatkan insidensi mioma uteri dan sayuran hijau bisa menurunkannya. Studi ini sangat sukar untuk diintepretasikan kerana studi ini tidak menghitung nilai kalori dan pengambilan lemak tetapi sekadar informasi sahaja dan juga tidak diketahui dengan pasti apakah vitamin, serat atau phytoestrogen berhubung dengan mioma uteri (Parker, 2007).
7.
Kehamilan dan paritas Peningkatan paritas menurunkan insidensi terjadinya mioma uteri. Mioma uteri menunjukkan karakteristik yang sama dengan miometrium yang normal ketika kehamilan termasuk peningkatan produksi extracellular matrix dan peningkatan ekspresi reseptor untuk peptida dan hormon steroid. Diagnosa Mioma Uteri Dapat ditegakkan dengan:
1. Anamnesis: Dari proses tanya jawab dokter dan pasien dapat ditemukan penderita seringkali mengeluh rasa berat dan adanya benjolan pada perut bagian bawah, kadang mempunyai gangguan haid dan ada nyeri. 2. Pemeriksaan fisik :Pemeriksaan bimanual akan mengungkap tumor pada uterus, yang umumnya terletak di garis tengah atau pun agak ke samping,seringkali teraba terbenjolbenjol. Mioma subserosum dapat mempunyai tangkai yang berhubung dengan uterus (Prawirohardjo, 2007). 3. Pemeriksaan Penunjang : Ultra Sonografi (USG): mioma uteri yang besar paling bagus didiagnosis dengan kombinasi transabdominal dan transvaginal sonografi. Gambaran sonografi
mioma
kebiasaanya
adalah
simetrikal,
berbatas
tegas, hypoechoic dan
degenerasi kistik menunjukkan anechoic. Penatalaksanaan Mioma Uteri Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah, 55% dari semua mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apa pun, terutama apabila mioma itu masih kecil dan tidak menimbulakan gangguan. Walaupun demikian mioma uteri memerlukan
pengamatan
setiap
3-6
bulan.
Penanganan
mioma
uteri
menurut
usia,paritas,lokasi dan ukuran tumor terbagi kepada: 1. Terapi medisinal (hormonal) Saat ini pemakaian Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) agonis memberikan hasil yang baik memperbaiki gejala klinis mioma uteri. Tujuan pemberian GnRH agonis adalah mengurangi ukuran mioma dengan jalan mengurangi produksi estrogen dari ovarium. 2. Terapi pembedahan Indikasi terapi bedah untuk mioma uteri menurut American College of obstetricians and Gyneclogist (ACOG) dan American Society of Reproductive Medicine (ASRM) adalah: a. Perdarahan uterus yang tidak respon terhadap terapi konservatif b. Sangkaan adanya keganasan c. Pertumbuhan mioma pada masa menopause d. Infertilitas kerana ganggaun pada cavum uteri
Tindakan pembedahan yang dilakukan adalah miomektomi atau histerektomi. 1. Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma sahaja tanpa pengangkatan uterus.Miomektomi ini dilakukan pada wanita yang ingin mempertahankan funsi reproduksinya dan tidak ingin dilakukan histerektomi. Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukosum dengan cara ekstirpasi lewat vagina. Apabila miomektomi ini dikerjakan kerana keinginan memperoleh
anak,
maka
kemungkinan
akan
terjadi
kehamilan
adalah
30-50%
(Prawirohardjo, 2007). 2. Histerektomi Histerektomi adalah pengangkatan uterus, yang umumnya adalah tindakan terpilih (Prawirohardjo, 2007).Tindakan histerektomi pada mioma uteri sebesar 30% dari seluruh kasus. Histerektomi dijalankan apabila didapati keluhan menorrhagia, metrorrhagia, keluhan obstruksi pada traktus urinarius dan ukuran uterus sebesar usia kehamilan 12-14 minggu (Hadibroto, 2005). Tindakan histerektomi dapat dilakukan secara abdominal (laparotom i), vaginal dan pada beberapa kasus dilakukan laparoskopi.
BAB III PENUTUP 3.1
Kesimpulan Wanita adalah makhluk yang paling rawan terkena berbagai macam penyakit terutama penyakit pada organ kandungan dan reproduksinya. Semakin banyaknya wanita yang terkena penyakit atau masalah pada organ kandungan dan reproduksi yang membuat kita lebih berhati-hati dan menjaga kebersihan diri. Karena salah satu penyebab penyakitpenyakit atau kelainan-kelainan tersebut ialah karena infeksi jamur ataupun virus. Sebagian masyarakat moderen saat ini banyak yang suka mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar lemaknya, dan kurang mengkonsumsi serat alami. Hal ini dapat dibuktikan dengan marak dan larisnya berbagai restoran yang menyajikan hidangan fast food ala luar negeri. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang diawetkan juga dapat
memicu kanker. Demikian juga kebiasaan minum alcohol dan merokok. 3.2 Saran Sebaiknya para wanita memulai kebiasaan hidup sehat dimulai sejak dini,dengan menjaga kebersihan diri dan menjalankan pola hidup sehat maka setidaknya dapat mengurangi resiko berkembangnya suatu penyakit.
DAFTAR PUSTAKA 1. Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit dan Kandungan dan Keluarga Berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta : EGC
2.
Arif Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius.