Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
3.7. Perencanaan Pondasi Telapak a. Beban dan Reaksi Pondasi Telapak Beban-beban dan reaksi yang bekerja pada pondasi telapak ditentukan sebagai berikut : 1. Pondasi telapak harus dirancang untuk menahan beban terfaktor dan reaksi tanah yang diakibatkannya 2. Luas bidang dasar pondasi telapak atau jumlah dan penempatan tiang pancang harus ditetapkan berdasarkan gaya dan momen tidak terfaktor yang disalurkan oleh pondasi pada tanah atau tiang pancang dan berdasarkan tekanan tanah izin atau kapasitas tiang izin yang ditentukan berdasarkan prinsip mekanika tanah. 3. Untuk pondasi telapak di atas tiang pancang, perhitungan momen dan geser boleh didasarkan pada anggapan bahwa reaksi dari setiap tiang pancang adalah terpusat di titik pusat tiang. Luas bidang dasar pondasi telapak (A = B x H ) ditentukan sebagai berikut: Beban yang bekerja merupakan beban sentris, P : pmax
P qa A
(3-4)
Beban yang bekerja merupakan beban eksentris, P dan M : pmin
pmax
P M .c P P.e.c qa A I A I
P M .c P P.e.c qa A I A I
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
(3-5)
(3-6) 82
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
dimana : P ; besarnya beban aksial yang bekerja M ; besarnya momen lentur yang bekerja e ; eksentrisitas, dengan e = M/P c ; tinggi garis netral , c = h/2 I ; momen inersia penampang pelat pondasi, I = 1/12. b.h3 qa ; daya dukung tanah ijin (dihitung berdasarkan beban kerja) b. Tebal Pondasi Telapak Tebal pondasi telapak ditentukan dari kriteria geser dengan 2 cara berikut : 1. Geser satu arah (aksi balok) : Digunakan untuk pondasi telapak yang panjang dan sempit. Gaya tarik diagonal beton pada penampang kritis (sejarak d), ditentukan sebagai berikut : (lihat Gambar 3.5., baik dalam arah sisi pendek maupun arah sisi panjang) Vc
1 . 6
f c' .bw.d
(3-7)
Gaya geser yang bekerja pada penampang kritis sejarak d, Ditentukan sebagai berikut :
atau
c H Vu qa.netto .B. 1 d 2 2
(3-8a)
c B Vu qa .netto .H . 2 d 2 2
(3-8b)
Apabila : Vu .Vc …. Tebal pelat pondasi aman dimana : ; untuk keruntuhan geser
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
83
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
2. Geser dua arah (geser-pons) : Digunakan untuk pondasi telapak segi-empat biasa. Besarnya kapasitas geser beton pada keruntuhan geser dua arah (geser-pons) dari pondasi telapak, pada penampang kritis sejarak d/2, ditentukan nilai terkecil dari persamaan berikut : 2 . Vc 1 c
.d Vc s 2 . b0 Vc
1 . 3
f c' .b0.d
(3-9)
f c' .b0. d 12
(3-10)
f c' .b0.d
(3-11)
dimana : d : tinggi efektif pelat lantai b0 : keliling dari penampang kritis, pada jarak d/2. c : rasio dari sisi panjang terhadap sisi pendek dari kolom, daerah beban terpusat atau daerah reaksi Untuk c < 2, untuk kolom dalam : Vc
1 . 3
f c' .b0. d
Nilai c untuk daerah pembebanan yang bukan persegi
s : 40 untuk kolom dalam, 30 untuk kolom pinggir dan 20 untuk kolom sudut, dimana kata-kata dalam, pinggir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
84
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
dan sudut berhubungan dengan jumlah sisi dari penampang kritis. Besarnya gaya geser yang bekerja pada penampang kritis sejarak d/2, ditentukan dapat ditentukan sebagai berikut : Vu qa.netto . B x H c1 d . c2 d
(3-12)
Apabila : Vu .Vc …. Tebal pelat pondasi aman dimana : ; untuk keruntuhan geser c. Tebal minimum pondasi telapak Ketebalan pondasi telapak di atas lapisan tulangan bawah tidak boleh kurang dari 150 mm untuk pondasi telapak di atas tanah; ataupun tidak kurang dari 300 mm untuk pondasi telapak di atas pancang. d. Momen pada Pondasi Telapak 1. Momen luar di setiap irisan penampang pondasi telapak harus ditentukan dengan membuat potongan bidang vertikal pada pondasi tersebut, dan menghitung momen dari semua gaya yang bekerja, pada satu sisi dari bidang pondasi telapak yang dipotong oleh bidang vertikal tersebut. 2. Momen terfaktor maksimum untuk sebuah pondasi telapak setempat, harus dihitung berdasarkan pada penampang kritis yang terletak di : muka kolom, pedestal, atau dinding, untuk pondasi telapak yang mendukung kolom,pedestal atau dinding beton; setengah dari jarak yang diukur dari bagian Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
85
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit tengah ke tepi dinding, untuk pondasi telapak yang mendukung dinding pasangan; setengah dari jarak yang diukur dari muka kolom ke tepi pelat alas baja, untuk pondasi yang mendukung kolom yang menggunakan pelat dasar baja.
Gambar 3.6. memperlihatkan penampang kritis untuk momen pada muka kolom dan dinding pasangan.
(a). penampang kritis pada muka kolom
(b). penampang kritis pada dinding
Gambar 3.6. Penampang kritis pada muka kolom dan dinding untuk momen
Gambar 3.7. memperlihatkan cara menentukan besarnya momen terfaktor yang bekerja pada penampang kritis pondasi telapak. Besarnya momen terfaktor yang bekerja pada penampang kritis, ditentukan sebagai berikut : c L 2 2
M u qu .netto. .
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
(3-13)
86
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
dimana : qu.netto : tekanan tanah netto
Gambar 3.7. Free body pada penampang kritis untuk momen
3. Pada pondasi telapak satu arah, dan pondasi telapak bujur sangkar dua arah, tulangan harus tersebar merata pada seluruh lebar pondasi telapak. 4. Pada pondasi telapak persegi panjang dua arah, tulangan harus dipasang sebagai berikut : tulangan dalam arah panjang harus tersebar merata pada seluruh lebar pondasi telapak; untuk tulangan dalam arah pendek, sebagian dari tulangan total yang diberikan dalam pers. (3.14) harus tersebar merata dalam suatu jalur (yang berpusat di sumbu kolom atau pedestal) yang lebarnya sama dengan panjang dari sisi pendek pondasi telapak (Gambar 3.8). Sisa tulangan yang dibutuhkan dalam arah pendek harus disebarkan merata di luar lebar jalur Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
87
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
pusat tersebut di atas.
(3-14)
dimana : rasio antara sisi panjang terhadap sisi pendek fondasi telapak
Gambar 3.8. Pemasangan tulangan dalam arah pendek dan arah panjang
e. Penyaluran gaya-gaya pada dasar kolom, dinding, atau pedestal bertulang Penyaluran gaya-gaya dan momen pada dasar kolom, dinding atau pedestal ditentukan sebagai berikut : 1. Gaya-gaya dan momen-momen pada dasar kolom, dinding, atau pedestal harus disalurkan ke pedestal atau pondasi telapak pendukung dengan cara tumpu pada beton dan dengan tulangan, pasak, dan alat sambung mekanis. 2. Tegangan tumpu pada beton di bidang kontak antara komponen struktural yang didukung dan yang mendukung Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
88
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit tidak boleh melampaui kuat tumpu masing-masing permukaan sebagaimana ditetapkan dalam SK-SNI-2002 : 12.17, yaitu sebesar : (0,85.fc’.A1).
Bila permukaan penumpu lebih lebar dari permukaan beban pada semua sisinya, kuat tumpu rencana di daerah yang dibebani boleh dikalikan dengan √A2/A1, tetapi tidak lebih dari 2. A1 adalah luas daerah yang dibebani, A2 adalah luas maksimum dari sebagian permukaan pendukung yang secara geometris serupa dan konsentris dengan daerah yang dibebani. Gambar 3.8. memperlihatkan cara penentuan luas A1 dan A2 pada tumpuan miring atau berundak. 3. Tulangan, pasak, atau alat sambung mekanis antara komponen struktur yang didukung dan yang mendukung harus cukup kuat untuk menyalurkan: Semua gaya tekan yang melampaui kuat tumpu beton dari masing-masing komponen struktur tersebut. Semua gaya tarik yang dihitung, yang melalui bidang kontak.
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
89
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
Gambar 3.8. Penentuan luas A1 dan A2 pada tumpuan miring atau berundak.
f. Penyaluran tulangan dalam pondasi telapak 1. Gaya tarik atau tekan pada tulangan di masing-masing penampang harus disalurkan pada setiap sisi penampang melalui metode panjang penyaluran, bengkokan/kait (hanya untuk tarik) atau alat sambung mekanis, atau kombinasi dari beberapa kemungkinan tersebut. 2. Penampang kritis untuk penyaluran tulangan harus Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
90
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit berada pada lokasi untuk momen terfaktor maksimum, dan pada semua bidang vertikal di mana terjadi perubahan penampang atau penulangan.
SK-SNI-2002, Pasal 14.3, panjang penyaluran dasar ldb, dalam mm, untuk batang ulir yang berada dalam kondisi tekan dapat diambil sebesar l db
d b. . f y . 4
f c'
(3-15)
Nilai ldb tidak boleh kurang dari 200 mm, atau ldb = 0,04.db.fy dimana : db ; diameter nominal batang tulangan, mm
Catatan :
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
91
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
Kamis, 25 November 2010 Pondasi Tiang Pancang (01)
saiki ak pengen nulis sesuatu seng koyone sesuai karo jurusan ilmuku, iki cuma sekedar sharing wae... :) wis tau krungu opo weruh sengjenenge pondasi to? salah sijine iku yo pondasi tiang pancang, reti rung coro ngitunge? yen wis reti yo wis.... syukur.... yen rung reti yo... kono sinau sik.. hahahaha... berhubung ak iki wonge apikan yo dadi tak andani ki carane ndesen pondasi tiang pancang... lungguh sing rapi, yen udud yo udude disumet sik terus leregan kathoke ditutup sik (wkwkwkwk...opo hubungane ndul...) wis ah langsung ae tak kei contoh ngitung coro praktis ya... mohon dikoreksi kalau saya salah (sing iki ak ra guyonan) ngrencanake pondasi tiang pancange goleki beban di dasar kolomnya, misal : Mux = 199,079 KNm Muy = 59,724 KNm Pu = 3484,638 KN data nduwur kui entuke seko SAP/Etab/Sanspro/kalkulator yen kono ngitung manual :p data tiang pancang, misal : diameter tiang pancang 400 mm daya dukung tiang (Ptiang) = 650 KN daya dukung tiang kuwi coro praktise soale biasane wis ono ng brosur seko perusahaan sing nggawe tiang pancange, tapi yen pengen luwih teliti nganggo rumus iki wae : Ptiang = (qc . A)/3 +(Tf . O)/5 qc = Nilai konus sondir A = Luas permuakaan tiang pancang Tf = Total friction O = keliling tiang pancang Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
92
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit saiki awake dewe njajal nanggo model koyo ng gambar ngisor iki
lho koq iso reti jumlah pile e 12??? hehehe kuwi cuma ancang-ancang... carane ngene Jumlah tiang = Pu/Pt, misale 3484,638/650 kan kudune 5,36 atau yen dibulatke 6 bh, lha koq iso dadi 12 ki ukoro seko ndi??? hehehe goleki dewe jawabane, kata kuncine "jajalen itung nganti bar yen nganggo 6 bh pancang" Syarat jarak antar tiang (S) = 2,5 d <> tebal pile cap dicoba 400 mm dengan susunan pancang 12 buah diameter 400mm seperti diatas, bar iki nentokno efisiensi tiang
d = diameter tiang s = jarak antar tiang Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
93
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
m = jumlah baris n = jumlah tiang satu baris oiya berhubung iki mau kan kebanyakan cara trial eror alias njajal njajal mulo kuwi siapno itungan ning Ms exel (gawe tabele sing rapi ben disawang enak) dadi yen eror kari ngubah ndase buntute bakal kerubah dewe :D Beban yang diterima 1 tiang P = Pu/1,05 = 3484,638/1,05 = 3318,703 KN åP = P + berat pile cap + berat pedestal + berat tanah urug = 3318,703 +(4,8.3,6.0,9.24) + (0,8.0,9.1.24) + (((4,8.3,6)-(0,8.0,9)).1.18) = 4007,311 KN åP ultimit = 4007,311 . 1,05 = 4207,67 KN
nah to saiki berarti wis ketemu, maksud dari itungan ng nduwur kuwi
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
94
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
rung bar iki.... seh mayan suwi... tapi leren sik wae ah... kesel... bar iki isih ono kontrol geser 1 arah, 2 arah, geser ponds dan lain2nya.... mayan to.??? sak mene jane wis mayan iki wis iso nggo mbayangke, cm urung wani yen nggo final design :)) sampai berjumpa lagi saat ak nulis lanjutane iki meneh :p By : Imron Maulana at 23.29 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Saturday, December 1, 2012 Cara Menghitung Foot Plate / Pondasi Telapak Repost:http://kampustekniksipil.blogspot.com DESAIN PONDASI TELAPAK BUJUR SANGKAR Screenshoot Spreadsheet
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
95
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
(Input Data)
(Skema Hitung Fondasi)
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
96
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
(Analisa Perhitungan)
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
97
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
(Desain Tulangan)
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
98
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
(Lampiran Peraturan SNI 03-2847-2002Yang terkait)
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
99
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
(Laporan singkat perhitungan) Landasan Teori (Dasar Perencanaan) Dalam mendesain pondasi telapak, perencanaan pondasi harus mencakup segala aspek agar terjamin keamanan sesuai dengan persyaratan yang berlaku, misalnya, penentuan dimensi pondasi meliputi panjang, lebar dan tebal pondasi, kemudian jumlah dan jarak tulangan yang harus dipasang pada pondasi. Adapun peraturan untuk perencanaan pondasi telapak tercantum pada SNI 03-2847-2002 merujuk pada pasal 13.12 dan pasal 17. Jika ada yang belum memiliki peraturan tersebut. Silahkan klik disini untuk download SNI 03-2847-2002 Garis besar perencaan Fondasi Telapak 1. Menentukan Dimensi Pondasi hal yang paling penting dalam merencanakan pondasi adalah menentukan ukuran dimensi, dimana ukuran panjang, lebar dan ketebalan telapak pondasi harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga tegangan yang terjadi pada dasar pondasi tidak melebihi daya dukung tanah dibawahnya 2. Mengontrol Kuat Geser 1 Arah kerusakan akibat gaya geser 1 arah terjadi pada keadaan dimana mula-mula terjadi retak miring pada daerah beton tarik (seperti creep) lihat gambar dibawah. Akibat distribusi beban vertikal dari kolom (Pu kolom) yang diteruskan ke pondasi, maka pada bagian dasar pondasi mengalami tegangan. Akibat tegangan ini, tanah memberikan respon berupa gaya reaksi vertikal keatas (gaya geser) sebagai akibat dari adanya gaya aksi tersebut. Kombinasi beban vertikal Pu kolom (kebawah) dan gaya geser tekanan tanah keatas berlangsung sedemikian rupa sehingga sedikit demi sedikit membuat retak miring tadi semakin menjalar keatas sehingga membuat daerah beton tekan semakin mengecil. Nah…dengan semakin mengecilnya daerah beton tekan ini Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
100
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
maka mengakibatkan beton tidak mampu menahan beban geser tanah yang menyodok/mendorong keatas, akibatnya beton tekan akan mengalami keruntuhan.
Kerusakan pondasi yang diakibatkan oleh gaya geser 1 arah ini biasanya terjadi jika nilai perbandingan antara nilai a dan nilai d cukup kecil, dan selain itu, mutu beton yang digunakan juga kurang baik sehingga mengurangi kemampuan beton dalam menahan beban tekan
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
101
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
Retak pondasi yang diakibatkan oleh gaya geser 1 arah, biasanya terjadi pada jarak +/- d dari muka kolom, dimana d adalah tebal efektif podasi 3. Mengontrol Kuat Geser 2 Arah (Geser Pons) Bisa disebut juga dengan geser pons (punching shear), dimana akibat gaya ini, pondasi mengalami kerusakan disekeliling kolom dengan jarak kurang lebih d/2
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
102
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
4. Menghitung Tulangan Pondasi Beban yang bekerja pada pondasi adalah beban dari reaksi tegangan tanah yang bergerak vertikal keatas akibat adanya gaya aksi vertikal kebawah (Pu) yang disalurkan oleh kolom. Tulangan pondasi dihitung berdasarkan momen maksimal yang terjadi pada pondasi dengan asumsi bahwa pondasi dianggap pelat yang terjepit dibagian tepi-tepi kolom. Menurut SNI 03-2847-2002, untuk tulangan pondasi telapak berbentuk bujursangkar harus disebar merata pada seluruh lebar pondasi (lihat pasal 17.4.3) 5. Mengontrol Daya Dukung Pondasi Pondasi sebagai struktur bangunan bawah yang menyangga kolom yang memikul beban-beban diatasnya (bangunan atas) harus mampu menahan beban axial terfaktor (Pu) dari kolom tersebut. Maka dari itu beban dari Pu diisyaratkan tidak boleh melebihi daya dukung dari pondasi (Pup) yang dirumuskan sebagai berikut : Pu < Pup Pup = Ø x 0,85 x fc’ x A Dimana : Pu = Gaya aksial terfaktor kolom……. (N) Pup = Daya dukung pondasi yang dibebani……. (N) fc’ = Mutu beton yang diisyaratkan……. (Mpa) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
103
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
A = Luas daerah yang dibebani…….(mm2) Untuk contoh penggunaan spreadsheet ini, akan diulas pada posting berikutnya. Dasar teori spreadsheet perhitungan pondasi telapak bujursangkar ini mengacu pada SNI 03-2487-2002, dan alur langkah perhitungan ada dalam bagan alir perencanaan pondasi yang ada dalam spreadsheet tersebut. Untuk download Spreadsheet Klik pada icon rumah dibawah ini…….
Sekian… Dan semoga bermanfaat… DESAIN PONDASI TELAPAK PERSEGI PANJANG Pada foundation atau pondasi telapak adalah pondasi yang biasa digunakan untuk menumpu kolom bangunan, tugu, menara, tangki air, cerobong asap dan beberapa bangunan sipil lainnya. Pondasi ini berbentuk papan yang terbuat dari beton bertulang dan diletakan di atas tanah pada kedalaman tertentu dengan dimensi dan ketebalan yang tertentu pula. Biasanya, pondasi ini dibuat dengan dimensi yang lebih besar daripada kolom diatasnya, Hal ini bertujuan agar beban yang diteruskan ke pondasi dapat disebarkan keluasan tanah yang lebih besar dibawahnya. Karena dimensi ukuran dari pondasi dibuat lebih besar daripada kolom diatasnya, maka secara fisik terlihat seperti alas kaki atau sepatu kolom, sehingga pondasi ini bisa disebut juga sebagai pondasi kaki pelat atau “foot plate”
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
104
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
Secara geometrik, bentuk dari pondasi telapak ini dapat dibuat dengan dua macam bentuk, yaitu dengan bentuk bujur sangkar atau persegi panjang. Pondasi dengan bentuk bujur sangkar biasanya digunakan jika beban yang bekerja pada pondasi berupa beban tekan sentris (P) dan tanpa momen (M), (atau jika ada tapi momennya kecil). Namun apabila beban yang bekerja pada pondasi berupa beban tekan sentris (P) dan momen (M) secara bersamaan, maka biasanya digunakan pondasi persegi panjang. Lho mengapa demikian ? Lihat ilustrasi berikut,
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
105
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
Nah, kira-kira lebih sulit mana, menggulingkan pondasi di gambar 1 atau pondasi di gambar 2 ? Dari sini saja sudah terlihat mengapa harus digunakan pondasi berbentuk persegi panjang. Untuk beban tekan sentris, pondasi dengan bentuk bujur sangkar cukup stabil menahan beban. Namun, apabila selain beban tekan ini ada lagi beban momen (M) yang menyebabkan penggulingan seperti gambar diatas, maka bentuk pondasi harus disiasati agar bisa menahan penggulingan, dengan cara memperbesar salah satu sisi bagian pondasi yang lemah atau tidak aman terhadap beban yang menggulingkannya.
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
106
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
Dan tentu saja, selain luas penampang yang diperbesar, ada faktor lain yang juga harus dijadikan perhatian agar pondasi yang kita buat nantinya aman dan stabil terhadap beban yang bekerja. “Aman” dalam artian tidak ngguling, tidak nggeser dan tidak ambles yang mengakibatkan kerusakan struktur dibagian atasnya, seperti kolom retak, dinding retak, keramik lantai pecahpecah dan lain sebagainya. Apakah faktor tersebut? Faktor tersebut adalah “daya dukung tanah”. Kekuatan atau daya dukung tanah sangat menentukan besar dan kecilnya ukuran pondasi. Sebagai contoh untuk jenis pondasi telapak tunggal, semakin kuat daya dukung tanah, semakin kecil ukuran pondasi yang direncanakan. Sebaliknya, semakin lemah daya dukung tanahnya, maka semakin besar ukuran pondasi yang akan direncanakan. Untuk tanah dengan daya dukung lemah, sebaiknya tidak menggunakan pondasi ini, karena desain area penampangnya pasti akan besar sehingga tidak efektif di pelaksanaan dan boros di keuangan. Sobat bisa menggunakan alternatif pondasi lain seperti pondasi sumuran atau bahkan tiang pancang jika daya dukung tanahnya sangat rendah sekali. Terus bagaimana caranya agar kita bisa tahu bahwa tanah tempat pondasi tersebut diletakan mempunyai daya dukung yang kuat? bisa melalui beberapa usaha, seperti, - Sobat bisa merujuk pada peraturan bangunan setempat yang dikeluarkan oleh lembaga terkait. - Pengalaman tentang membuat pondasi yang sudah ada, atau keterangan yang berkaitan dengan pondasi disekitarnya. - tanya tukang (tidak dianjurkan, tapi boleh dicoba sebagai bahan masukan dan bertukar fikiran) - Pengujian atau pemeriksaan tanah, baik di laboratorium atau di lapangan ---> ini yang paling di rekomendasikan Nich sob… akibatnya jika pondasi sampai mengalami pergeseran atau penurunan yang melebihi batas toleransi.
(retak kolom struktur)
(Retak dinding tembok) Pondasi telapak, apakah nantinya didesain berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang, yang penting adalah pondasi tersebut harus kuat menahan beban yang bekerja padanya. Dan tentu saja seperti yang sudah disinggung diatas, selain pondasi harus kuat, tanah tempat pondasi tersebut diletakan juga harus bisa memberikan daya dukung yang cukup kuat agar pondasi tidak mengalami penurunan yang melebihi batas toleransi sehingga mengakibatkan rusaknya struktur dibagian atas. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
107
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
Terus bagaimana caranya agar kita tahu bahwa pondasinya kuat ? Ya, tentu saja harus dihitung, Karena dengan menghitung kita bisa tahu dan membuktikan bahwa pondasi yang direncanakan nantinya betul-betul kuat. Nah sobat,… salah satu cara untuk memenuhi keperluan tersebut diatas maka dibuatlah “spreadsheet hitung pondasi” untuk mempermudah proses perhitungannya. Catatan : 1. “spreadsheet perencanaan pondasi telapak persegi panjang”, adalah seri lanjutan dari spreadsheet perencanaan pondasi tapak yang sebelumnya telah membahas mengenai “spreadsheet perencanaan pondasi telapak bujur sangkar” 2. Untuk spreadsheet “perencanaan pondasi telapak persegi panjang” ini penulis tetap mengandalkan microsoft excel sebagai platform nya, selain dikarenakan pengoperasiannya yang relatif mudah, excel juga memilki kekuatan di bahasa ‘macro-nya’ dan bisa dikolaborasikan dengan visual basic sehingga hasilnya betul2 memuaskan. Screenshoot Spreadsheet
(Input Data)
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
108
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
(Laporan Singkat Perhitungan)
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
109
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
(Grafik Tegangan Tanah)
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
110
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
(Hasil Perhitungan)
(Hasil Perhitungan)
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
111
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
(Hasil Perhitungan)
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
112
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
(Desain Tulangan) 3. Spreadsheet ini dalam analisanya tidak memperhitungkan pengaruh eksentrisitas kolom terhadap pondasi, jadi seandainya pengaruh tersebut diperhitungkan, sobat harus menghitungnya sendiri. 4. Tidak seperti “spreadsheet perencanaan pondasi telapak bujur sangkar”, Untuk spreadsheet “perencanaan pondasi persegi panjang” ini ukuran kertas, margin, dan layout nya sudah diatur sedemikian rupa sehingga hasilnya bisa langsung dicetak dan tidak perlu di setting lagi. Data struktur : K1 = 25/25 f’c = 20 Mpa fy = 320 Mpa (U-32) Hasil dari analisa STAAD didapat Pu = 323,276 KN Mu,z = 1,659 KN.m Mu,x = -0,103 KN.m Mu,y = 0,017 KN.m dari data tanah : Berat tanah = 17,20 KN/m3 Kedalaman 1,6 m dari MT, adalah = 2 kg/cm2 = 196,133 KPa Desain ukuran pondasi dan tulangan yang dibutuhkan? Penyelesaian : 1. Buka spreadsheet “Perencanaan pondasi telapak persegi panjang”. 2. Masukan data rencana ke spreadsheet sesuai dengan data diatas. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
113
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
Untuk data pondasi kita coba dan kita rencanakan sebagai berikut : - B X L = 125 cm x 150 cm. - Selimut beton (sb) = 75 mm (karena berhubungan langsung dengan tanah)… lihat SNI 03-2847 pasal 9.7.1 - Besi tulangan direncanakan dengan ukuran 13 mm (ulir 13) - Untuk nilai αs = 40 (karena kolomnya adalah kolom dalam, maka konstantanya adalah 40) catatan : αs = suatu konstanta yang digunakan untuk menghitung Vc yang nilainya tergantung pada letak fondasi 40 = kolom dalam 30 = kolom tepi 20 = kolom sudut - Tebal fondasi (ht) = 0,3 m = 30 cm - Tebal tanah diatas pondasi (ha) = 1,6 – 0,3 = 1,30 m
3. Jika data sudah di inputkan dengan benar, sekarang coba lihat laporan singkat perhitungan di bagian bawah input data. Untuk itu geser scrool mouse ke bawah.
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
114
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
Disini terlihat, bahwasanya pondasi dengan ukuran 1,25 x 1,50, tidak bisa diaplikasikan, karena tegangan tanah yang terjadi dibawah pondasi melampaui daya dukung tanahnya. Walaupun daya dukung pondasi terhadap beban okey, namun tetap saja pondasi dengan ukuran sekian tidak boleh dilaksanakan karena pondasi bisa mengalami penurunan, sehingga bisa membahayakan struktur diatasnya. 4. Sekarang geser scroll mouse kebawah lagi untuk melihat tegangan tanahnya.
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
115
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
Garis tegangan tanah (warna biru) diatas garis daya dukung tanah (warna merah). ini menunjukan tegangan tanah melampaui daya dukung tanah yang di izinkan, sehingga ukuran dimensi pondasi harus diperbesar 5. Sekarang kita ganti ukuran pondasi menjadi 1,30 m x 1,60 m, dengan tebal 0,30 m
6. Jika sudah, sekarang geser scroll mouse kebawah untuk melihat laporan singkatnya. Hasilnya sebagai berikut :
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
116
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
Pertemuan XV 100 menit
117
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
Daya dukung tanah lebih besar dari tegangan tanah yang terjadi. Ketahanan beton pondasi cukup kuat atau lebih besar dari gaya geser 1 arah dan 2 arah, serta daya dukung pondasi aman terhadap beban yang bekerja (Pu > Pu,k). Sehingga pondasi dengan ukuran (1,30 x 1,60) m dengan tebal = 0,3 m bisa untuk diaplikasikan. Tulangan pondasi didesain : Sejajar Arah Panjang : D13 – 139 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka jumlahnya ada = 11 buah) Arah melintang (di jalur pusat) : D13 – 164 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka jumlahnya ada = 9 buah) - Arah Tepi (kanan) : D13 – 450 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka jumlahnya ada = 1 buah) - Arah Tepi (kiri) : D13 – 450 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka jumlahnya ada = 1 buah) Mungkin sobat bingung dengan format penulisan penulangan diatas, biar tidak bingung, sobat klik tab sheet “Desain Tulangan”. (Lihat hasil penulangannya dalam bentuk grafik)
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
118
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
7. Sekarang kita cek panjang penyaluran tegangan tulangan, untuk itu klik tab sheet “Hasil Perhitungan”. Geser scroll mouse ke bawah sampai di halaman 9
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
119
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
Perhatikan notasi yang saya beri kotak warna biru, didalamnya ada kotak yang berwarna orange. Kotak tersebut adalah kotak input data yang harus di isi untuk mengetahui panjang tegangan tulangan yang terjadi. Adapun penjelasan notasi tersebut diatas adalah sebagai berikut : α = Faktor lokasi penulangan - 1,3 jika tulangan berada diatas beton setebal ≥ 300 mm - 1,0 untuk tulangan lain (karena beton segar dibawah tulangan (selimut beton) adalah = 75 mm, maka α = 1) β = Faktor pelapis - 1,5 jika batang atau kawat tulangan berlapis epoksi dengan selimut beton kurang dari 3 db atau spasi bersih tulangan kurang dari 6db. - 1,2 jika batang atau tulangan berlapis epoksi lainnya - 1,0 jika tulangan tanpa epoksi (karena tulangan kita tanpa epoksi, maka nilai β = 1,0) γ = Faktor ukuran batang tulangan - 0,8 jika tulangannya D19 atau yang lebih kecil - 1,0 jika tulangannya D22 atau yang lebih besar (karena tulangan yang kita pakai adalh D13, maka γ = 0,8) λ = Faktor beton agregat ringan - 1,3 jika digunakan beton agregat ringan - 1,0 jika digunakan beton normal (karena yang kita gunakan adalah beton normal, maka λ = 1,0) c = Spasi antar tulangan atau dimensi selimut beton (diambil nilai terkecil)… (mm) ( c = 75 mm) Ktr = Faktor tulangan sengkang, Ktr = (Atr x fyt) / (10 x s x n) (Untuk penyederhaan, boleh dipakai Ktr = 0) λd = Panjang penyaluran tegangan λd > 300 Catatan : Penjelasan secara lengkap mengenai notasi2 ini, sobat bisa merujuk ke SNI 03-2847, pasal 14.2.3
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
120
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
Karena panjang penyaluran λd = 267,90 < 300, maka tidak memenuhi persyaratan, untuk itu tulangan diganti dengan diameter 16 mm (D16). Sehingga λd = 329,72 > 300… (Ok!)
Oleh karena terjadi perubahan pada rencana ukuran batang tulangan, maka hitungan dan hasil desain tulangan secara keseluruhan berubah. Berikut adalah hasil desain setelah terjadi perubahan ukuran tulangan (lihat gambar bawah) : Rencana dimensi pondasi = (1,30 x 1,60) m, tebal = 30 cm Penulangan pondasi : Sejajar Arah Panjang : D16 – 211 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka jumlahnya ada = 8 buah) Arah melintang (di jalur pusat) : D16 – 254 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka jumlahnya ada = 6 buah) - Arah Tepi (kanan) : D16 – 450 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka jumlahnya ada = 1 buah) - Arah Tepi (kiri) : D16 – 450 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka jumlahnya ada = 1 buah)
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
121
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
Untuk kemudahan dilapangan, maka tulangan dipasang sebagai berikut : Sejajar arah panjang : D16 - 200 Sejajar arah pendek : D16 - 250
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
122
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
Okey sob, sampai disini pembahasan kita, sobat bisa bereksplorasi untuk mendesain pondasi tapak dengan spreadsheet ini,… Sekian, dan semoga bermanfaat .
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
123
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
Proses membuat Pondasi Rumah 2 Lantai Proses membuat Pondasi Rumah 2 Lantai untuk rumah yang telah saya bangun dan belum juga selesai dilakukan secara bertahap. Ini adalah pengalamman unik pribadi dan mungkin Proses membuat Pondasi Rumah 2 Lantai yang saya lakukan tidak sama dengan kaedah keilmuan teknik sipil yang pernah saya pelajari, dikarenakan kondisi keterbatasan dan kemampuan finansial sekarang ini. Proses membuat Pondasi Rumah 2 Lantai saya lakukan setelah gambar desain rumah selesai dibuat. Perencanaan yang baik bagi saya mempunyai bobot 50 % dari keberhasilan untuk mencapai 100 % tujuan kita. Tahapan Proses membuat Pondasi Rumah 2 Lantai yang saya lakukan adalah sebagai berikut, dan setiap momen proses pekerjaan akan ceritakan lebih detail berdasarkan pengalaman yang saya alami.
Menyiapkan kerangka besi cakar ayam untuk pondasi tapak Menyiapkan bahan bangunan untuk pekerjaan pondasi Proses pemasangan bowplank sebelum pengalian lubang pondasi Proses pekerjaan penggalian pondasi Proses pekerjaan pemasangan kerangka besi pondasi tapak Proses pekerjaan pengecoran pondasi tapak Proses pekerjaan pemasangan pondasi batu belah Proses pekerjaan urugan pondasi
Pada daftar tahapan Proses membuat Pondasi Rumah 2 Lantai diatas tentunya lebih banyak dilakukan oleh ahlinya yaitu pak tukang dan pekerja. Namun, ada beberapa tahapan pekerjaan yang pernah saya coba diantanya Proses pekerjaan penggalian pondasi, wal hasil dampaknya luar biasa. Tidak ada 10 % yang saya selesaikan malah lebiih dari satu minggu badan pegal-pegal dan harus urut dengan biaya 1 hari orang kerja (HOK).
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
124
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
Saya melihat Gambar Kerja untuk menentukan titik galian pondasi Dokumentasi Video saya mengerjakan cincin atau sengkang kolom beton Pekerjaan yang berhasil 100 % dari tahapan Proses membuat Pondasi Rumah 2 Lantai adalah proses menyiapkan kerangka besi penyambung tapak pondasi, yaitu kerangka segi empat besi stek untuk kolom beton ukuran 20 cm x 30 cm. Pekerjaan itu saya kerjakan secara bertahap atau di cicil di pagi hari sebelum berangkat kerja, sore hari sepulang kerja terkadang dilanjut sampai malam dan setiap hari libur. Untuk lebih jelas tentang Proses membuat Pondasi Rumah 2 Lantai yang saya lakukan bisa anda baca secara bertahap setelah selesai saya tulis tahapan Proses membuat Pondasi Rumah 2 Lantai dalam daftar diatas. Semoga pengalaman saya menjadi referensi bagi anda.
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
125
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
Advertisements
Artikel Menarik lainnya :
Cara Mengolah Tanah untuk Tanaman Jagung Manis Harga Bibit Jagung Manis Bonanza F1 dan Hibrida Jambore Bisnis Budidaya Jagung Manis Bisnis Ayam Kampung Pedaging Striping atau Warna Terbaru Facelift Yamaha Byson Cara Budidayakan Rumput Gajah Sendiri Proses Pekerjaan Pelepasan Papan Cor Sloof dan Kolom Tiang Marah pada Ayam dan 2 Kali Berencana Menyantapnya Pembaca kami juga menyukai
Proses Pekerjaan Pemasangan Besi Kolom Tiang Beton
Hal—Hal-Penting-Sebelum-Pekerjaan-Cor-Beton-Pipa
Menyiapkan Kebutuhan Besi untuk Pekerjaan Sloof, Kolom Tiang dan Cor Dak
Pekerjaan Pemasangan Mal Kolom atau Papan Cor untuk Kolom Tiang Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
126
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
Pekerjaan Pemasangan Mal Kolom atau Papan Cor untuk Kolom Tiang
Menyiapkan Kebutuhan Besi untuk Pekerjaan Sloof, Kolom Tiang dan Cor Dak
Hal—Hal-Penting-Sebelum-Pekerjaan-Cor-Beton-Pipa
Proses Pekerjaan Pemasangan Besi Kolom Tiang Beton Recommended by
Search Engine Keyword: daftar pekerjaan rumah 2 lantai, gambar pekerjaan pondasi 2 lantai, membuat pndasi cor secara berthap, membuat pondasi rumah dua lantai, pondasi pembuatan lantai kerja Kategori: Fokus Kegiatan, Pondasi Rumah 2 Lantai Di Tulis Oleh NewsMaker 1:02 am 2 Komentar 1411 Views Terimakasih Atas Kunjungan Anda, Jika ada pertanyaan dengan senang hati saya akan Menjawabnya.
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
127
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II Name (required)
Mail (required)
Pertemuan XV 100 menit
Website
Submit
Beritahu saya via e-mail jika ada komentar balasan 2 Tanggapan Pada Artikel Ini. 1. Adx Rizki says: 30 May 2013 at 5:34 pm Wah…. Jelas terperinci… ‘a penjelesannya sangat membantu. Bisa membuat gambaran buat adx besok lok mu buat rumah.. kayak a’a Reply o
NewsMaker says: 31 May 2013 at 12:43 am semoga cepat terwujud masbro…:) Reply
Advertisements
Silahkan masukan email anda dan aktifkan, untuk mendapatkan info terbaru via email:
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
128
Prof. Zaidir, Dr.Eng Konstruksi Beton II
Pertemuan XV 100 menit
Kirim
Satriamadangkara sedang ?
Artikel Terbaru Minggu Ini o Cara Mengolah Tanah untuk Tanaman Jagung Manis o Harga Bibit Jagung Manis Bonanza F1 dan Hibrida Jambore o Bisnis Budidaya Jagung Manis o Bisnis Ayam Kampung Pedaging o Striping atau Warna Terbaru Facelift Yamaha Byson Kategori Tulisan
Arsip Tulisan
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Andalas
129