Ter Terka kada dang ng cara cara ini ini dise disebu butt juga juga meto metode de rata rata-r -rat ata, a, kare karena na memang rumus ini adalah untuk menentukan pertumbuhan ekonomi seca secara ra rata rata-r -rat ata a tiap tiap peri period oden enya ya.. Keba Kebaik ikann annya ya adal adalah ah tent tentu u saja saja sangat sangat berman bermanfaa faatt untuk untuk data data yang yang sangat sangat jarang jarang tersed tersedia ia secara secara berurutan (periodik), kelemahannya kita tidak mengetahui seberapa besa besarr pert pertum umbu buha han n ekon ekonom omii tiap tiap tahun tahunny nya a seca secara ra riel riel (pad (padah ahal al sebagai sebagaiman mana a yang yang sering sering terjad terjadii tidak tidak setiap setiap peride peride pertum pertumbuh buhan an ekonomi itu sama).
2. INFL INFLAS ASII 1.2.1 Pengertian Inflasi Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terusmene meneru rus. s. Seda Sedang ngkan kan keba kebali likan kan dari dari infl inflasi asi adal adalah ah defl deflas asi, i, yait yaitu u penu penurrunan unan
harga arga
sec secara ara
terus erus-m -men ene erus, rus,
aki akibatny atnya a
day daya
bel beli
masyar masyaraka akatt bertam bertambah bah besar, besar, sehing sehingga ga pada pada tahap tahap awal awal barang barang-barang menjadi langkah, akan tetapi pada tahap berikutnya jumlah barang akan semakin banyak karena semakin berkurangnya daya beli masy masyar arak akat at..
Seda Sedang ngka kan n
lawa lawan n dari dari infl inflas asii
adal adalah ah defl deflas asi, i, yaitu aitu
manakala harga-harga secara umum turun dari periode sebelumnya (nilai inflasi minus). Akibat dari inflasi secara umum adalah menurunya daya beli masyarakat karena secara riel tingkat pendapatannya juga menurun.
Jadi,
misalkan
besarn arnya
inflasi asi
pada
tahu ahun
yang ang
bersangkutan naik sebesar 5%, sementara pendapatan tetap, maka itu berarti secara riel pendapatan mengalami penurunan sebesar 5% yang akibatnya akan menurunkan daya beli sebesar 5% juga.
1.2.2 Metode Perhitungan Perhitungan Inflasi
3
Angka
inflasi asi
dihitung
berdasar asark kan
angka
indeks
yang ang
dikumpulkan dikumpulkan dari beberapa beberapa macam barang yang diperjualbelik diperjualbelikan an di pasar dengan masing-masing tingkat harga (barang-barang ini tentu saja yang paling banyak dan merupakan kebutuhan pokok/utama bagi masyarakat). Berdasarkan data harga itu disusunlah suatu angka yang di indeks. Angka indeks yang memperhitungkan semua barang yang dibeli oleh konsumen pada masing-masing harganya disebut sebagai indeks harga konsumen (IHK atau consumer price index = CPI). Selain meng menggu guna naka kan n
IHK, IHK,
ting tingka katt
infl inflas asii
juga juga
dapa dapatt
dihi dihitu tung ng
deng dengan an
menggunakan GNP atau PDB deflator, yaitu membandingkan GNP atau PDB yang diukur berdasarkan harga berlaku (GNP atau PDB nominal) terhadap GNP atau PDB harga konstan (GNP atau PDB riel).
Adapun rumus rumus untuk menghitung tingkat inflasi adalah: adalah:
In adalah inflasi, IHKn indeks harga konsumen tahun dasar (dalam hal ini ini nila nilain inya ya 10 100) 0),, IHKn IHKn-1 -1 adal adalah ah inde indeks ksii harg harga a kons konsum umen en tahu tahun n berikutnya. Dfn adalah GNP atau PDB deflator tahun berikutnya, DFn-1 adalah GNP atau PDB deflator tahun awal (sebelumnya).
1. Indeks Harga dan Deflator a. Indeks Harga Sederhana/Biasa (Tak Tertimbang) Metode ini menghitung besarnya kenaikan harga dari suatu komoditi setiap setiap period periodeny enya a berdas berdasark arkan an harga harga nomina nominalny lnya. a. Jadi, Jadi, bil bila a harga harga komoditi barang konsumsi tahun 1990 Rp. 500, tahun 1991 Rp. 550, maka indeks harga untuk komoditi tersebut tahun 1990 adalah 100 (500/500 x 100), tahun 1991 sebesar 110 (550/500 x 100). Dengan
4
demikian, kenaikan harga adalah sebesar 110 – 100 = 10 atau 10%. (nilai ini akan sama dengan (110 – 100)/100% = 10%. Perlu diingat bahwa indeks pada tahun awal yang sering dipergunakan adalah 100 Rumus untuk menghitung indeks harga biasa ini adalah:
Dimana Pn adalah harga komoditi sekarang, Po adalah harga komoditi yang lalu.
b. Indeks Harga Tertimbang Metode Metode ini menggu menggunak nakan an tahun tahun dasar dasar atau tahun tahun berjal berjalan an sebagai sebagai timbangannya, dan dapat juga menggunakan bobot, di mana bobot dipe dipero role leh h dari dari rasi rasio o pene peneri rima maan an dari dari komod komodit itii tert terten entu tu terh terhad adap ap penerimaan seluruh komoditi yang diperjualbelikan di pasar (tentu saja komoditi yang dipakai untuk perhitungan inflasi, adalah yang termasuk dalam 9 bahan pokok kebutuhan manusia, yang sekarang diperluas oleh BPS – Indonesia). Indeks Indeks harga harga tertim tertimbang bang yang yang menggu menggunak nakan an komodi komoditi ti tahun tahun dasar dasar sebagai timbangannya disebut indeks Laspeyers dengan rumus:
dimana Q adalah quantitas komoditi yang dibeli. Sedang Sedangkan kan indeks indeks harga harga tertim tertimbang bang yang yang menggu menggunaka nakan n komodi komoditi ti tahun berjalan disebut indeks Paasche dengan rumus:
Perhatikan bahwa indeks Paasche tidak lain adalah GNP atau PDB deflator, karena rumus itu sama dengan:
5
2. Indeks Harga Berdasarkan Pembobotan Para penyusun indeks harga haruslah memiliki memiliki data mengenai jumlah transaksi (produksi komoditi) tahun tertentu yang akan dipergunakan sebagai tahun bobotnya. Misalkan saja akan dihitung indeks harga 3 tahunan 1992, 1993 dan 1994. Bobot digunakan tahun 1992 dengan data sebagai berikut:
Komoditi yang diperjualbelikan tahun 1992 Komod
Harga
Jumlah
Pendapatan
X
5
30
150
Y
2
100
200
Z
3
200
600
iti
Total Sumber : Data hipotesis
Bobot 150/950 = 0,16 200/950 = 0,20 600/950 = 0,64 1.00
950
Berdasarkan pembobotan itu dapat dihitung indeks harga tahun yang ada sbb: Tahu
Komoditi
Harga
bobot
Harga x bobot
X
5
0,16
0,8
Y
2
0,20
0,4
Z X
3 7
0,64 0,16
1,92 1,12
Y
4
0,20
0,8
Z X
5 7,5
0,64 0,16
1,92 1,2
Y
5,5
0,20
1,1
Z
4
0,64
2,56
n 1992
1993
1994
3,1 2 3,8 4 4,8 6
6
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat kita susun indeks masing-masing tahun sbb: * Tahun 1992 indeks harganya 3,12/3,12 x 100 = 100. * Tahun 1993 indeks harganya 3,84/3,12 x 100 = 123. * Tahun 1994 indeks harganya 4,86/3,12 x 100 = 156. Berarti inflasi tahun 1993 adalah sebesar :
Sedangkan inflasi tahun 1994 adalah sebesar :
Indeks deflator , sebagaimana yang telah dijelaskan dan ditulis di atas bahwa indeks deflator rumusnya adalah:
Dengan demikian, apabila kita memiliki data mengenai GNP atau PDB PDB yang yang disus disusun un berd berdas asar arkan kan harg harga a konst konstan an dan harg harga a berl berlak aku, u, maka kita dapat menentukan tingkat inflasi yang terjadi dalam kurun waktu tersebut. Dibawah ini disajikan data PDB harga konstan dan harga berlaku tahun 1993 yang berasal dari BPS sbb: Tahun PDBhk’93 (PDB riel) 1993 329.775,8 1994 354.640,8 1995 383.767,8 1996 413.769,0 Sumber : BPS-Indikator ekonomi 1996
PDBhb (PDB Nominal) 329.775,8 382.219,7 452.380,9 528.956,4
Berdas Berdasarka arkan n data data pada table table itu, itu, maka maka dapatla dapatlah h kita kita hitung hitung angka angka deflatornya sbb: Df93 = 329.775,8 / 329.775,8 x 100 = 100 Df94 = 382.219,7 / 354.640,8 x 100 = 107,8 7
Df95 = 452.380,9 / 383.767,8 x 100 = 117,9 Df96 = 528.956,4 / 413.769,0 x 100 = 127,8 Berdasarkan angka deflator itu kita hitung inflasinya sbb: Inflasi tahun 1994 = 7,8 % Inflasi tahun 1995 = 117,9 – 107,8/107,8 x 100 % = 9,4% Inflasi tahun 1996 = 127,8 – 117,9/117,9 x 100 % = 8,4%
1.2.3 Jenis Inflasi 1. Menurut Sifatnya. Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 3 kategori utama, yaitu sbb : - Infl Inflasi asi mera meraya yap/ p/re rend ndah ah (cre (creep epin ing g infl inflat atio ion) n) yait yaitu u infl inflasi asi yang yang besarnya kurang dari 10% pertahun - Inflasi menengah (galloping inflation) besarnya antara 10 – 30% pertahun. pertahun. Inflasi Inflasi
ini biasanya biasanya ditandai ditandai oleh oleh naiknya naiknya harga-harga harga-harga
secara cepat dan relatif besar. - Inflasi berat (high inflation) yaitu inflasi yang besarnya antara 30 – 100% per tahun. - Inflasi sangat tinggi (hyper inflation) yaitu inflasi yang ditandai oleh naiknya harga seara drastis hingga mencapai di atas 100%. Pada kondis kondisii ini masyar masyarakat akat tidak tidak ingin ingin lagi lagi menyi menyimpa mpan n uang, uang, karena karena nilain nilainya ya meros merosot ot sangat sangat tajam, tajam, sehing sehingga ga lebih lebih baik baik ditukar ditukarkan kan dengan barang.
2. Berdasarkan Sebabnya - Demand Pull Inflation. Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan yang tinggi di satu pihak, di pihak lain kondisi produksi tela telah h
menc mencap apai ai
akib kibatn atnya
kese kesemp mpat atan an
adal adalah ah
sesu sesua ai
kerj kerja a
dengan
penu penuh h hokum
(ful (fulll
empl employ oyme ment nt), ),
permintaan aan,
bila
permintaan banyak sementara penawaran tetap, maka harga akan naik. 8
- Cost Pull Inflation. Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena naiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat da pat terjadi karena tidak tidak efisie efisienny nnya a perusa perusahaa haan, n, nilai nilai kurs kurs mata mata uang Negara Negara yang yang bersangkutan jatuh/menurun, kenaikan harga bahan baku industry, adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat dsb).
3. Berdasarkan Asalnya Berdas Berdasark arkan an
asalnya asalnya inflasi inflasi dibagi dibagi menjadi menjadi dua, yaitu pertama pertama
inflas inflasii yang yang berasa berasall dari dari dalam dalam negeri negeri (dome (domesti stic c inflat inflation ion)) yang yang timbul timbul karena karena terjad terjadiny inya a defici deficitt dalam dalam pembia pembiayaa yaan n dan belanj belanja a Nega Negara ra yang ang
terl terlih ihat at pada pada angg anggar aran an bela belanj nja a
Nega Negara ra..
Untu Untuk k
mengat mengatasi asinya nya biasan biasanya ya pemeri pemerinta ntah h mencet mencetak ak uang uang baru. baru. Kedua Kedua inflasi yang berasal dari luar negeri. Karena Negara-negara yang menjadi menjadi mitra mitra dagang suatu Negara Negara mengalami mengalami inflasi yang tinggi, tinggi, dapatl dapatlah ah diketa diketahui hui bahwa bahwa hargaharga-har harga ga barang barang dan juga juga ongkos ongkos produk produksi si relat relatif if mahal, mahal, sehing sehingga ga bil bila a terpak terpaksa sa Negara Negara lain lain harus harus mengimpor barang tersebut maka harga jualnya di dalam negeri tentu saja bertambah mahal.
1.2.4 Teori Inflasi Terdapat 3 teori utama yang menerangkan mengenai inflasi, yaitu sbb: 1. Teori Kuantitas (Persamaan Pertukarang dari Irving Fisher – MV = PQ). PQ). Pers Persen enta tase se kena kenaik ikan an harg harga a hany hanya a akan akan seban sebandi ding ng deng dengan an kenai kenaikan kan juml jumlah ah uang uang bere bereda darr atau atau sirk sirkul ulasi asi uang uang,, teta tetapi pi tida tidak k terhadap jumlah produksi nasional. 2. Teor Teorii Keyn Keynes es yang yang meng mengat atak akan an bahw bahwa a infl inflas asii terj terjad adii kare karena na masyarakat hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Teori ini menyoroti menyoroti bagaimana bagaimana perebutan perebutan rezeki rezeki antargolong antargolongan an masyarakat masyarakat bisa menimbulkan permintaan agregat yang lebih besar dari pada jumlah barang yang tersedia yaitu bila I > S. 3. Teori Struktural atau Teori Inflasi Jangka Panjang. Teori ini menyoroti sebab-s sebab-sebab ebab inflas inflasii yang yang berasal berasal dari dari kekaku kekakuan an strukt struktur ur ekonom ekonomi, i, 9
khususn khususnya ya ketega ketegaran ran suplai suplai bahan bahan makanan makanan dan barang barang-ba -baran rang g ekspor.
1.2.5 Biaya Inflasi Baik Baik inflasi inflasi yang yang dihara diharapkan pkan maupun maupun inflasi inflasi yang yang tidak tidak dihara diharapkan pkan pada pada
keny kenyat ataa aann nny ya
meni menimb mbul ulka kan n
biay biaya a
impl implic icit it..
Adap Ad apun un
biay biaya a
tersebut adalah sebagai berikut. 1. Biaya inflasi yang diharapkan muncul karena hal-hal sbb: a. Shoe leather cost (biaya kulit sepatu). b. Menu cost (biaya menu). c. Compla Complaint int and oppor opportuni tunity ty cost cost (biaya (biaya compla complain in dan hilang hilangnya nya kesempatan). d. Biaya pajak. e. Biaya ketidaknyamanan hidup. 2. Biaya dari inflasi yang tidak diharapkan a. Redistibusi pendapatan antara debitor dan kreditor. b. Penurunan nilai uang pensiunan.
1.2.6 Dampak Inflasi Seca Secara ra khusu khusus s dapat dapat dike diketa tahu huii bebe bebera rapa pa damp dampak ak baik baik nega negati tive ve maupun positif dari inflasi adalah sbb: 1. Bila Bila harg harga a bara barang ng seca secara ra umum umum naik naik teru terus s mene meneru rus, s, maka maka masyar masyarakat akat akan akan panic, panic, sehing sehingga ga pereko perekonom nomian ian tidak tidak berjal berjalan an normal. 2. Seba Sebaga gaii
akib akibat at
dari dari
kepa kepani nika kan n
ters terseb ebut ut,,
maka maka
masy masyar arak akat at
cenderung untuk menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank di rush. 3. Produ Produsen sen cender cenderung ung memanf memanfaat aatkan kan kesemp kesempatan atan kenaik kenaikan an harga harga untuk untuk memper memperbes besar ar keuntu keuntunga ngan n dengan dengan cara cara memper mempermai mainkan nkan harga di pasaran, sehingga harga akan aka n terus menerus naik. 4. Distribusi Distribusi barang barang relatif relatif tidak adil. 10
5. Bila inflasi inflasi berkepanj berkepanjangan, angan, maka maka produsen produsen banyak yang bangkrut bangkrut karena produknya akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli. 6. Jurang Jurang antara kemiskina kemiskinan n dan kekayaan kekayaan masyarakat masyarakat semakin semakin nyata. nyata. 7. Dampak positif dari inflasi adalah bagi pengusaha barang-barang mewa mewah h (hig (high h end) end) yang yang mana mana bara barang ngny nya a lebi lebih h laku laku pada pada saat saat harganya semakin tinggi (masalah prestise). 8. Masyar Masyarakat akat akan semaki semakin n selekt selektif if dalam dalam mengko mengkonsum nsumsi, si, produk produksi si akan akan dius diusaha ahakan kan seef seefis isie ien n mung mungki kin n dan konsu konsumt mtif ifis isme me dapat dapat ditekan. 9. Inflas Inflasii yang yang berkep berkepanj anjang angan an dapat dapat menum menumbuh buhkan kan indust industry ry kecil kecil dalam negeri menjadi semakin dipercaya dan tangguh. 10.
Tingkat
pengangguran
cenderung
akan
menurun
karena
masyar masyarakat akat akan akan terge tergerak rak untuk untuk melaku melakukan kan kegiat kegiatan an produks produksii dengan cara mendirikan atau membuka usaha.
3. PENGAN PENGANGGU GGURAN RAN 1.3.1 Pengertian Pengangguran Pengang Penganggur guran an atau atau orang orang yang yang mengan menganggu ggurr adalah adalah mereka mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dan sedang aktif mencari pekerjaan. Pengan Penganggu gguran ran pada pada dasarn dasarnya ya tidak tidak bis bisa a dihil dihilangk angkan an sepenu sepenuhny hnya, a, karena bagaimanapun baik dan hebatnya kemampuan suatu bangsa dalam menangani perekonomiannya, tetap saja pengangguran itu ada. Akan tetapi mashab klasik dengan salah satu teorinya yang terkenal seba sebaga gaii Huku Hukum m “S “Say ay” ” dari dari Jean Jean Bapp Bappti tist ste e Say yang yang meng mengat atak akan an bahwa “Supply creates its own demand” atau penawaran menciptakan permintaannya sendiri menjelaskan bahwa bila ini benar terjadi, maka pengangguran tidak
aka
nada, ada,
dan
bila
p un
ada
tidak
akan
berlangsung lama, karena akan pulih kembali.
11
Berdasarkan kenyataan yang ada, pengangguran terdiri atas tiga jenis, yaitu sbb: 1. Pengangguran Siklis Adalah pengangguran yang terjadi apabila permintaan lebih rendah dari output potensial perekonomian. Yaitu manakala kemampuan ekono konomi mi su suat atu u
bang bangsa sa lebi lebih h
rendah ndah
dar dari
kem kemampu ampuan an yang yang
seharusnya dicapai. 2. Pengan Penganggu gguran ran Frik Friksio sional nal Adal Ad alah ah peng pengang anggu gura ran n yang yang terj terjad adii kare karena na adan adanya ya perp perput utar aran an dala dalam m
ling ingkup kup
peke pekerrjaan aan
dan dan
kete etenag naga
ker kerjaan. aan.
Artiny tinya, a,
pengang penganggur guran an itu ada karena karena adanya adanya angkata angkatan n kerja kerja baru baru yang yang siap siap memasu memasuki ki lapang lapangan an kerja, kerja, sement sementara ara itu ada juga juga mereka mereka yang telah bekerja keluar dari pekerjaannya karena tidak cocok, bosan, atau karena alasan lain. 3. Pengangguran Struktural Adalah pengangguran yang disebabkan oleh ketidaksesuaian antara struktur angkatan kerja, berdasarkan pendidikan dan keterampilan, jenis kelamin, pekerjaan, industry, geografis, informasi.
1.3.2 Penggolongan Pengangguran Berd Berdasa asark rkan an
prakt praktik ikny nya, a,
peng pengang anggu gura ran n
dapat dapat
digo digolo long ngkan kan
menjadi penganggur penuh yaitu yang benar-benar tidak dan belum memi memili liki ki peke pekerj rjaan aan atau atau seda sedang ng menc mencar arii peke pekerj rjaan aan.. Peng Pengan angg ggur ur setengan menganggur yaitu orang yang bekerja akan tetapi tenaganya tidaklah proporsional dengan pekerjaan yang seharusnya dikerjakan. Pengangguran struktural ada yang menggolongkannya sebagai pengangguran pengangguran sukarela, dengan alasan tidak bersedia bersedia ditempatkan ditempatkan,, menolak pekerjaan karena alas an pendidikan yang tinggi, atau mau bekerja meskipun meskipun tidak sesuai dengan pendidikan dan keterampilan.
4. HUBUNGAN
ANTARA
PERTUMBUHAN
EKONOMI
DAN
PENGANGGURAN 12
Pengangguran berhubungan dengan ketersedian lapangan pekerjaan, ketersediaan lapangan kerja berhubungan dengan investasi, sedangkan invest investasi asi didapat didapat dari dari akumula akumulasi si tabung tabungan, an, tabung tabungan an adalah adalah sis sisa a dari dari pendapatan yang tidak dikonsumsi. Semakin tinggi pendapatan nasional, maka semakin besarlah harapan untuk pembukaan pembukaan kapasitas produksi baru baru yang yang tentu tentu saja saja akan akan menyer menyerap ap tenaga tenaga kerja kerja baru. baru. Pendap Pendapata atan n nasional yang tinggi tercermin dari tingginya pendapatan perkapita dan tumbuh tumbuh secara secara positi positiff secara secara berart berarti. i. Dengan Dengan demiki demikian, an, secara secara relat relatif if makin baik pertumbuhan ekonomi, maka makin besarlah harapan untuk tidak menganggur, sebaliknya, bila pertumbuhan ekonomi turun (apalagi negative), maka semakin besarlah tingkat pengangguran.
5. HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGUR PENGANGGURAN AN Dalam kondisi tingkat inflasi yang relatif tinggi, maka secara teoritis para penganggur akan banyak memperoleh pekerjaan, bukan saja karena banyak masyarakat membutuhkan tenaganya, tetapi juga para produsen seharu seharusny snya a akan akan memanf memanfaat aatkan kan moment momentum um kenaik kenaikan an harga harga barang barang deng dengan an mena menamb mbah ah prod produk uksi siny nya a
yang yang tent tentu u
saja saja haru harus s
memb membuk uka a
kapasitas produksi baru dan itu memerlukan tenaga kerja baru sampai pada tingkat full employment. Inflas Inflasi%
Upah
Tingkatpengangguran(%)
Prof. A.W Philips dari London School of Economics, Inggris meneliti data data dari dari berbag berbagai ai Negara Negara menge mengenai nai tingka tingkatt pengan penganggu gguran ran dan inflasi inflasi.. Lihatl Lihatlah ah kembal kembalii salah salah satu satu penyeb penyebab ab inflasi inflasi yang yang telah telah dij dijela elaskan skan,, yaitu yaitu 13
pada cost push inflation, dimana salah satu penyebab naiknya harga barang adalah tuntutan kenaikan upah, sehingga untuk mengatasi biaya produksi dan operasi, maka harga produk dijual dengan harga yang relatif mahal dari sebelumnya (artinya manakala upah tinggi, maka tingkat inflasi tinggi, dan sebaliknya).
14