DOSEN PENGAMPU : HILDAWATI, S,Sos. M,SiDOSEN PENGAMPU : HILDAWATI, S,Sos. M,Si SDN 8 MESIMAIDIL FEBRIYANTODARMAWANHARRY ANGGARA PUTRAKARNILIS RIYENIMUHAMMAD HAFIZROSMAYANI PUTRI SDN 8 MESIMAIDIL FEBRIYANTODARMAWANHARRY ANGGARA PUTRAKARNILIS RIYENIMUHAMMAD HAFIZROSMAYANI PUTRI
DOSEN PENGAMPU : HILDAWATI, S,Sos. M,Si
DOSEN PENGAMPU : HILDAWATI, S,Sos. M,Si
SDN 8 MESIM
AIDIL FEBRIYANTO
DARMAWAN
HARRY ANGGARA PUTRA
KARNILIS RIYENI
MUHAMMAD HAFIZ
ROSMAYANI PUTRI
SDN 8 MESIM
AIDIL FEBRIYANTO
DARMAWAN
HARRY ANGGARA PUTRA
KARNILIS RIYENI
MUHAMMAD HAFIZ
ROSMAYANI PUTRI
TENTANGTENTANG
TENTANG
TENTANG
PERTUMBUHAN EKONOMIPERTUMBUHAN EKONOMI
PERTUMBUHAN
EKONOMI
PERTUMBUHAN
EKONOMI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pertumbuhan Ekonomi. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Hildawati, S.Si, M.Si selaku Dosen mata kuliah Sistem Ekonomi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Pertumbuhan Ekonomi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya Makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Dumai, April 2015
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar i
Daftar isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
LATAR BELAKANG MASALAH 1
RUMUSAN MASALAH 1
TUJUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 3
Pengertian Pertumbuhan Ekonomi 3
Teori pertumbuhan Ekonomi 3
Indicator Tingkat Pertumbuhan Ekonomi 15
Ciri-ciri Negara yang melakukan pertumbuhan ekonomi 16
Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi 16
BAB III PENUTUP 18
Kesimpulan 18
Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pada akhir abad 20 , masyarakat perekonomian dunia tertuju kepada tata cara meningkatkan penghasilan atau pendapatan nasional. Pemerintah di setiap Negara pada saat akhir tahun selalu mengumpulkan data-data statitistiknya yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan GNP Relataifnya. Dengan harapan munculnya angka-angka pertumbuhan, setiap Negara sekarang ini sekarang ini banyak berorientasi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan per-kapiat dalam waktu yang panjang. Pertumbuhan ekonomi termasuk salah satu indicator yang menyebabkan terjadinya pembangunan ekonomi.
Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indicator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan per kapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen
Rumusan Masalah
Apa itu pertumbuhan Ekonomi ?
Bagaimana teori Pertumbuhan Ekonomi ?
Sebutkan indicator tingkat Pertumbuhan Ekonomi ?
Factor apa saja yang mempengaruhi Pertumbuhan ekonomi ?
Tujuan
Mengetahui pertumbuhan ekonomi
Mengetahui indicator yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Mengetahui Teori dari Pertumbuhan Ekonomi
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
Menurut Alam S dalam bukunya "EKONOMI" (2007 : 25) Pertumbuhan ekonomi adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan produk domestic bruto dari suatu negara atau daerah. Pertumbuhan ekonomi di kastakan meningkat apabila kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada suatu periode lebih besar dari pada Periode sebelumnya. Kenaikan PDB tersebut tidak disertai perhitungan persentasenya dengan pertumbuhan penduduk. Jadi pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan PDB suatu Negara tanpa memandang apakahkenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan penduduk.
Menurut Wikipedia Pertumbuhan Ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Pendapat mengenai definisi pertumbuhan ekonomi menurut para ahli adalah sebagai berikut :
Menurut pandangan para ekonom klasik yaitu Adam Smith, David Ricardo, Thomas Robert Malthus dan John Stuart Mill, maupun para ekonom neoklasik yaitu Robert Sollow dan Trevor Swan, pada dasarnya ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu
Jumlah penduduk,
Jumlah stok barang modal,
Luas tanah dan kekayaan alam, dan
Tingkat teknologi yang digunakan.
Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau berkembang apabila tingkat kegiatan ekonominya lebih tinggi daripada apa yang dicapai pada masa sebelumnya. (Mudrajad Kuncoro, " Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang ", Penerbit Erlangga, Jakarta, 2004.)
Prof. Simon Kuznet dalam buku "Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan", edsisi 3, Rajawali Press, Jakarta mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologinya dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukan.
M. P. Todaro dalam bukunya "Pembangunan Ekonomi di Dunia Ke Tiga", edisi 4, Penerbit Erlangga, Jakarta mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai suatu proses yang mantap dimana kapasitas produksi dari suatu perekonomian meningkat sepanjang waktu untuk menghasilkan tingkat pendapatan nasional yang semakin besar.
Menurut Budiono (1994), "Pertumbuhan Ekonomi" adalah suatu proses pertumbuhan output perkapita jangka panjang yang terjadi apabila ada kecenderungan (output perkapita untuk naik) yang bersumber dari proses intern perekonomian tersebut (kekuatan yang berada dalam perekonomian itu sendiri), bukan berasal dari luar dan bersifat sementara. Atau dengan kata lain bersifat self generating, yang berarti bahwa proses pertumbuhan itu sendiri menghasilkan suatu kekuatan atau momentum bagi kelanjutan pertumbuhan tersebut dalam periode-periode selanjutnya.
Sadono Sukirno berpendapat dalam bukunya Ekonomi Pembangunan, Penerbit FEUI, 1985 bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang berlaku dari tahun ke tahun. Sehingga untuk mengetahuinya harus diadakan perbandingan pendapatan naional dari tahun ke tahun, yang dikenal dengan laju pertumbuhan ekonomi.
Teori pertumbuhan ekonomi
Mazhab Historismus
Frederich List (1789-1846)
Menurut Eeng Ahman dan Epi Indriani dalam bukunya "Membina Kompetensi Ekonomi (2007 :22) Frederich List, ekonom berkebangsaan jerman, membagi tahap-tahap pertumbuhan ekonomi yang dialami suatu Negara berdasarkanteknik produksi dan cara-cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup. Tahap-tahap pertumbuhan ekonomimenurut Frederich List digambarkan bertingkat-tingkat seperti tangga sehingga teori ini terkenal dengan sebutan Stuffen Theorien (Teori Tangga).
Pertumbuhan ekonomi di bagi menjadi empat tahap, yaitu sebagai berikut.
IV. Masa Kerajinan, Industri, Dan BerdagangIV. Masa Kerajinan, Industri, Dan Berdagang
IV. Masa Kerajinan, Industri, Dan Berdagang
IV. Masa Kerajinan, Industri, Dan Berdagang
III.Masa Bertani Dan KerajinanIII.Masa Bertani Dan Kerajinan
III.Masa Bertani Dan Kerajinan
III.Masa Bertani Dan Kerajinan
II.Masa Beternak Dan BertaniII.Masa Beternak Dan Bertani
II.Masa Beternak Dan Bertani
II.Masa Beternak Dan Bertani
I.Masa berburu dan MenggembaraI.Masa berburu dan Menggembara
I.Masa berburu dan Menggembara
I.Masa berburu dan Menggembara
Keterangan :
Tahap I: Masa Berburu dan Mengembara
Pada awal, manusia memenuhi kebutuhannya sangat bergantung pada pemberian alam dan hanya bertujuan untuk memnuhi kebutuhannya sendiri . tugas berburu dilakukan oleh laki-laki sedangkan wanita mencari buah-buahan dan umbi-umbian di sekitarnya. Jika makanan dan binatang di sekitarnya habis, mereka akan pindah ke tempat baru. Pada masa ini belum mengenal system pertukaran.
Tahap II: Masa Beternak dan Bertani
Pada masa ini, masyarakat sudah berpikir untuk menetap, jika mereka mendapat binatang buruan yang masih hidup dan kebutuhan daging masih mencukupi, mereka akan memeliharanya. Jika mereka mendapatkan atau buah-buahan yang enak rasanya di tempat lain, timbul keinginan untuk menanamnya sehingga mulailah di kenal system bertani.
Tahap III: Masa Bertani dan Kerajinan
Pada masa ini, mereka lebih senang hidup menetap sambil memelihara tanaman. Sambil bertani mereka membuat kerajinan-kerajinan yang ada hubungannya dengan pertanian, seperti pandai besi dan kerajianan tangan lain yang dapat mereka kerjakan sambil memanfaatkan waktu senggang setelah bertani.
Tahap IV: Masa Kerajinan, Bertani dan Industry
Pada masa ini, masyarakat memandang kerajinan bukan lagi sebagai sampingan untuk memanfaatkan waktu senggang, melainkan merupakan kebutuhan untuk dijual ke pasar sehingga industry berkembang dari industry kerajinan tangan (Home Industry) menjadi industry besar (pabrik-pabrik) . Pada masa ini lah muncul-muncul kota-kota sebagai pusat industry. Hasil industry terus bertambah sehingga hasil industry tersebut bukan saja untuk di jual dalam negeri, melainkan ke luar negeri (ekspor). Dengan demikian, muncullah Perdagangan Internasional.
Bruno Hilder Brand (1812-1878)
Bruno Hildebrand Membagi pertumbuhan ekonomi atas 3 tahap berdasarkan alat tukar yang digunakan dalam perdagangan.
Masa Pertukaran Barter
Pertukaran masih bersifat kekeluargaan dengan ruang lingkup sempit. Belum ada alat tukar, yang dilakukan adalah barter, menukar barang dengan barang.
Masa Pertukaran (dengan uang)
Ada alat tukar berupa uang yang juga dapat digunakan sebagai tabungan dan investasi.
Masa Pertukaran dengan cara Kredit
Cara kredit merupakan kemudahan yang diberikan dalam perdagangan. Seseorang dapat memiliki barang yang diinginkannya walaupun belum memiliki uang. Dengan kredit maka dapat mempercepat peningkatan penjualan dan kenaikan investasi.
Karl Bucher
Menurut Eeng Ahman dan Epi Indriani dalam bukunya "Membina Kompetensi Ekonomi (2007 :23) Karl Bucher membagi tahap-tahap pertumbuhan ekonomi berdasarkan hubungan antara produsen dan konsumen dalam memenuhi kebutuhan hidup. Tahap pertumbuhan ekonomi menurut Karl Bucher di bagi sebgai berikut:
Rumah Tangga Tertutup
Kehidupan masyarakat pada mas ini sangat sederhana dan tertutup. Mereka memnuhi kebutuhan hidup dari hasil buatan kelompoknya sendiri dan pertukaran antarkelompok belum terjadi. Mereka memproduksi hanya untuk kebutuhannya sendiri, atau tidak untuk di jual. Dengan kata lain, mereka adalah produsenuntuk dirinya sendiri.
Rumah Tangga Kota
Bertambahnya jumlah penduduk akan meningkatkan kebutuhan masyarakat secara terus menerus kebutuhan hidup suatu kelompok masyarakat tidak dapat di penuhi sendiri. Oleh karena itu, mereka di tuntut berhgubunagn dengan masyarakat lain dalam satu kota. Pada rumah tangga ini, masyarakat mulai mengenal pertukaran. Kegiatan sehari-hari mereka tidak hanya bertani, tetapi sudah berdagang. Mereka menyepakati suatu tempat pertemuan untuk pertukaran kebutuhan yang tidak dapat mereka penuhi sendiri. Tempat pertemuan itu di sebut Pasar.
Rumah Tangga Bangsa
Rumah tangga kota berkembang terus menerus sehingga pertukaran yang terjadi antarpenduduk antar kota tidak dapat saling memenuhi . hal ini menuntut pertukaran antar kota dalam suatu Negara. Pertukaran tersebut menyebabkan ruang lingkup pertukaran mencakup pasar nasional. Tingakat perekonomian ini di sebut Rumah Tangga Bangsa.
Rumah Tangga Dunia
Rumah tangga bangsa berkembang pesat, para pedagang semakin menjadi pentiong dalam geliat ekonomi, Dalam Rumah Tangga Dunia ini kegiatan ekonomi sudah semakin lancar seperti ekspor dan impor.
Karl Heinrich Marx (1818-1883)
Menurut Marx sejarah ilmu ekonomi adalah penekanan pentingnya perjuangan kelas dalam masyarakat. Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik Pengikut teori ini disebut sebagai Marxisme dalam penyusunannya mark di bantu oleh Friedrich Engels dari pertengahan abad ke-19. Marxisme mencakup materialisme dialektis dan materialisme historis serta penerapannya pada kehidupan sosial, tori marxisme bisa di depinisikan perjuangan kelas buruh untuk menumbangkan kapitalisme dan menumbuhkan paham sosialisme (tanpa kelas).
Penerapan teori klasik pada tahap-tahap awal pertumbuhannya di Eropa Barat, terutama di Inggris ternyata telah menimbulkan kesenjangan ekonomi yang semakin hari semakin melebar, khususnya diantara kaum kapitalis yang semakin kaya dan kaum buruh yang semakin miskin.Teori klasik yang menekankan peranan kapital beserta akumulasinya dalam pertumbuhan ekonomi mendorong para pemilik modal (kapitalis) memaksimumkan penggunaan modal melalui operasi perusahaan.
Teori alternatifpun harus di terapkan oleh marx, yang pokok isinya adalah membela kepentingan para pekerja dan meramalkan runtuhnya sistem kapitalis.Teori ini sering disebut teori sosialis dan dalam perkembangannya melahirkan sistem ekonomi komunis yang banyak dipraktekkan di negara-negara Eropa Timur, Uni Sovyet, RRC dan di beberapa NT dan NSB lainnya.
Menurut Marx pertumbuhan ekonomi melalui lima tahapan berikut :
Sosialis (komunal primitif)
Perbudakan
Feodal
Kapitalis
Sosialis (komunal modern)
Dari kelima tahapan tersebut Marx melihat adanya siklus dalam perkembangan masyarakat yaitu mulai dari masyarakat komunal (primitif) pada tahap pertama dan berakhir kembali pada masyarakat komunal (modern) pada tahap kelima.Dalam pada itu pada tahap kedua, ketiga dan keempat ditandai oleh adanya konflik dan perjuangan kelas diantara kelompok-kelompok yang mempunyai kepentingan yang bertentangan dalam masyarakat yang bersangkutan.
Sosialis (Komunal Primitive)
Sebagai suatu tatanan masyarakat yang menekankan kepada pentingnya kebersamaan.Jadi berbeda dengan tatanan masyarakat kapitalis primitif yang lebih menonjolkan kepentingan individu.Perekonomian primitif ditandai oleh teknologi atau peralatan kerja yang sifatnya masih sangat sederhana seperti alat-alat yang berasal dari batu dan sebagainya.
Perbudakan
Terbelahnya produsen ke dalam dua kelompok yang satu sama lain disamping saling membutuhkan, tetapi dalam prakteknya juga sering mempunyai kepentingan yang saling bertentangan.
Masyarakat Feodal ( Tuan Tanah )
Kaum bangsawan menguasai alat – alat produksi utama pada waktu itu yaitu tanah,sehingga sebagian besar petani tidak memilki tanah, atau hanya memilki tanah yang luasnya terbatas sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri,oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhannya para petani bekerja di tanah yang di miliki oleh tuan tanah, baik itu bekerja sebagai buruh tani atau pun penyewa.
Masyarakat Kapitalis
Masyarakat kapitalis diilhami oleh gagasan Adam Smith yang menggarisbawahi pentingnya peranan kapital dan akumulasi kapital dalam pertumbuhan ekonomi lewat peningkatan produktivitas per pekerja. Peningkatan produktivitas per pekerja terjadi karena tambahan kapital membuka peluang untuk mempertajam tingkat spesialisasi dan pembagian kerja (specialization division of labor). Disamping itu faktor lain yang ikut menunjang proses pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith adalah:
Pasar yang semakin luas, dan
Laba usaha.
Syarat utama yang harus dipenuhi untuk memaksimumkan luas pasar menurut Adam Smith adalah memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada anggota masyarakat dalam mengelola kegiatan ekonominya. Dampak dari perkembangan yang semacam itu adalah bahwa masyarakat kembali terbagi dua tetapi dengan corak yang berbeda dari periode sebelumnya. Kedua kelompok itu adalah:
Kelas Kapitalis, dan
Kelas Buruh.
Dalam hubungan ini para kapitalis mempekerjakan kaum buruh, yang dalam hal ini mempunyai posisi yang relatif lemah terutama karena tidak memiliki alat produksi.Pertentangan kepentingan ini makin lama makin besar dan akhirnya timbul pertarungan diantara keduanya yang oleh Marx disebut perjuangan kelas.
Masyarakat Komunal Modern
Dalam masyarakat komunal modern faktor-faktor produksi adalah milik bersama (social ownership). Namun berbeda dengan masyarakat komunal primitif, dalam masyarakat komunal modern alat-alat produksi atau teklogi sudah jauh lebih maju. Dalam sistem ini semua manusia mempunyai peluang yang sama untuk maju pada semua bidang kehidupan dan terutama dalam bidang ekonomi.
WW. Rostow
Alam syah Dalam Bukunya "Ekonomi' (2007:28) Menyebutkan menurut Rostow pertumbuhan ekonomi terdiri dari beberapa tahap berikut.
Perekonomian Tradisional (The Traditional Society)
Ciri-ciri suatu perekonomian pada tahap ini adalah sebagai berikut :
Teknologi yang di gunakan dalam kegiatan produksi masih sederhana
Produksi yang di hasilkan rendah sehingga hanya cukup utnuk memenuhi kebutuhan sendiri
Kegiatan produksi dilakukan secara tradisional
Perekonomian Transisi ( The Precondition For Take Off)
Ciri-ciri suatu perekonomian telah mencapai tahap ini adalah sebagai berikut :
Timbulnya pemikiran mengenai pembnagunan ekonomi untuk meningkat kesejahteraan
Terjadinya perubahan dan nilai-nilai dan struktur kelembagaan yang berlaku di dalam masyarakat
Perekonomian mulai menciptakan kerangka ekonomi yang kokoh untuk mencapai tingkat perekonomian yang lebih tinggi
Perekonomian Lepas Landas (The Take Off)
Ciri-ciri suatu perekonomian telah mencapai tahap ini adalah sebagai berikut :
Kegiatan ekonomi berlangsung secara terus menerus dengan hasil yang memuaskan
Nilai investasi yang bersifat produktif meningkat sebesar sepuluh persendari nilai produk nasional neto.
Terciptanya kondisi yang dapat membuat semua lembaga dapat berfungsi sesuai dengan harapn masyarakat
Terciptanya kestabilan di bidang politik dan sosial
Perekonomian Menuju Kedewasaan ((the Drive to Maturity)
Ciri-ciri suatu perekonomian telah mencapai tahap ini adalah sebagai berikut :
Tenaga kerja yang terlibat pada proses produksi bersifat professional
Berkurangnya peranan dari sector pertanian
Kebutuhan masyarakat sudah banyak terpenuhi
Perekonomian Dengan Tingkat Konsumsi Yang Tinggi (The AgeOf High Mass)
Ciri-ciri suatu perekonomian telah mencapai tahap ini adalah sebagai berikut:
Masyarakat berkembang secara mandiri
Keadaan teknologi dalam masyarakat berkonsumsi tinggi sudah di katakana matang
Tingkat kesejahteraan masyarkat tinggi
Mazhab Analitis
Teori Klasik
Pandangan Adam Smith
Sadono Sukirno, dalam bukunya "Ekonomi Makro" (2010) Adam Smith merupakan ahli ekonomi yang pertama kali mengemukakan kebijksanaan laissez-faire, dan merupakan ahli ekonomi yang banyak berfokus pada permasalahan pembangunan. Inti dari proses pertumbuhan ekonomi menurut Smith dibagi menjadi dua aspek utama yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk.
Mengenai peranan penduduk dalam pembangunan ekonomi, Smith berpendapat bahwa perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar, maka akan meningkatkan spesialisasi dalam perekonomian tersebut. Perkembangan spesialisasi dan pembagian kerja akan mempercepat proses pembangunan ekonomi karena adanya spesialisasi akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan mendorong perkembangan teknologi.
Pertumbuhan ekonomi sebenarnya bertumpu pada adanya pertambahan penduduk. Dengan adanya pertambahan penduduk maka akan terdapat pertembahan output atau hasil. Dengan demikian, pertumbuhan penduduk dapat dilihat dengan adanya pertambahan hasil. Kaitan antara pertumbuhan ekonomi dengan pertambahan hasil dilihat dari tiga faktor, yaitu:
Adanya persediaan sumber daya alam
Adanya jumlah penduduk
Persediaan barang modal
Pandangan David Ricardo
Pandangan Ricardo mengenai proses pertumbuhan ekonomi tidak jauh berbeda dengan pendapat Adam Smith yang berfokus pada laju pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan output. Selain itu Ricardo juga mengungkapkan adanya keterbatasan faktor produksi tanah yang bersifat tetap sehingga akan menghambat proses pertumbuhan ekonomi.
Proses pertumbuhan ekonomi menurut David Ricardo dalam buku Sadono Sukirno (2010)yaitu:
Pada permulaannya jumlah penduduk rendah dan kekayaan alam masih melimpah sehingga para pengusaha memperoleh keuntungan yang tinggi. Karena pembentukan modal tergantung pada keuntungan, maka laba yang tinggi tersebut akan diikuti dengan pembentukan modal yang tinggi pula. Pada tahap ini maka akan terjadi kenaikan produksi dan peningkatan permintaan tenaga kerja.
Pada tahapan kedua, karena jumlah tenaga kerja diperkerjakan bertambah, maka upah akan naik dan kenaikan upah tersebut akan mendorong pertambahan penduduk. Karena luas tanah tetap, maka makin lama tanah yang digunakan mutunya akan semakin rendah. Akibatnya, setiap tambahan hasil yang diciptakan oleh masingmasing pekerja akan semakin berkurang. Dengan semakin terbatasnya jumlah tanah yang dibutuhkan, maka harga sewa lahan akan semakin tinggi. Hal ini akan mengurangi keuntungan pengusaha yang menyebabkan pengusaha tersebut mengurangi pembentukan modal dan menurunkan permintaan tenaga kerja yang berakibat pada turunnya tingkat upah.
Tahap ketiga ditandai dengan menurunnya tingkat upah dan pada akhirnya akan berada pada tingkat minimal. Pada tingkat ini, perekonomian akan mencapai stationary state. Pembentukan modal baru tidak akan terjadi lagi karena sewa tanah yang sangat tinggi menyebabkan pengusaha tidak memperoleh keuntungan.
Menurut Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik, pertumbuhan ekonomi bergantung pada faktor-faktor produksi (Sadono Sukirno, 2010). Persamaannya adalah :
Y = f(K, L, R, T)
Y = tingkat pertumbuhan ekonomi
K = jumlah barang modal yang tersedia dan digunakan
L = jumlah dan kualitas tenaga kerja yang digunakan
R = jumlah dan jenis kekayaan yang digunakan
T = tingkat teknologi yang digunakan
Pandangan Robert Malthus
Dalam teorinya, Malthus mengemukakan penduduk akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi dimana pertambahan penduduk meningkat secara deret ukur sedangkan pertambahan bahan makanan meningkat secara deret hitung. Seperti halnya David Ricardo, Malthus berbeda pendapat dengan Smith yang belum menyadari hukum hasil yang semakin berkurang, perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi karena dapat memperluas pasar.
Sedangkan Ricardo dan Malthus, perkembangan penduduk yang berjalan dengan cepat akan memperbesar jumlah hingga menjadi dua kali lipat dalam satu generasi sehingga dapat menurunkan kembali tingkat pembangunan ekonomi ke taraf yang lebih rendah. Pada tingkat ini, pekerja akan menerima upah yang sangat minim atau upah subsisten (Sadono Sukirno, 2010).
Teori Neo Klasik
Menurut Imamul Arifin Dan Gina Hadi W Dalam bukunya "Membuka Cakrawala Ekonomi" (2009:15) Tokoh yang terkenal dari Mazhab ini adalah Robert M. Solow (1970), seorang peraih hadiah Nobel ekonomi dari Amerika Sarikat dan rekannya, Trevor W.Swan (1956) dari Australia. Model Solow & Swan menggunakan unsur pertumbuhan penduduk, akumulasi modal kemajuan teknologi dan besar output yang saling berinteraksi. Pertumbuhan ekonomi menurut mereka adalah suatu proses yang berlangsung dengan perimbangan di antara factor-factor produksi. Dalam model pertumbuhan ekonominya, Solow-Swan berasumsi :
Tingkat teknologi di anggap konstan
Tidak ada perdagangan luar negeri atau arus modal masuk keluar Negara
Tidak ada intervensi pemerintah
Tingkat pertambahan penduduk atau tenaga kerja dianggap konstan
Keadaan full employment tercapai dalam arti seluruh penduduk bekerja dan factor produksi lainnya di pergunakan secara penuh.
Teori Solow & Swan melihat bahwa dalam banyak hal mekanisme pasar dapat menciptakan keseimbangan sehingga pemerintah tidak perlu terlalu banyak mencampuri atau memengaruhi pasar. Hal ini membuat teori mereka dan pandangan para ahli lainnya yang sejalan dengan pemikiran mereka dinama kan teori Neoklasik.Jadi proses pertumbuhan Solow&Swan ini bertentangan dengan Teori Harrod & Domar yang menyatakan bahwa didalam proses pertumbuhan terkandung unsur ketidakstabilan sehingga memerlukan campur tangan pemerintah
Teori Keynesian
Harod-Domar
Bambang, Haristanti Dan Heraeni dalam bukunya "Mengasah Kemampuan Ekonomi' menyebutkan dalam bukunya bahwa teori ini di kembangkan secara terpisah dalam periode yang bersamaan oleh E.S Domar dan R.F Harrod. Keduanya melihat pentingnya investasi Terhadap pertumbuhan Ekonomi , sebab pentingnya investasi dalam pertumbuhan ekonomi, sebab investasi akan meningkatkan stok barang modal, yang memungkinkan peningkatan output. Sumber dana domestic untuk keperluan investasi berasal dari bagian produksi (pendapatan nasional) yang di tabung. Asumsi yang ditanamkan dalam teori ini antara lain :
Semua barang modal yang terdapat dalam perekonomian sudah sepenuhnya digunakan;
Perekonomian hanya terdiri atas dua sector yaitu sector rumah tangga dan sector perusahaan;
tabungan rumah tangga sebanding dengan pendapata rumah tangga. Artinya fungsi tabungan dinulai dari titik nol;
Rasio modal produksi (Capital Output Rasio = COR) , yaitu perbandingan antarapertambahan modal dan pertambahan produksi adalah tetap;
Teori Schumpeter
Menurut Alam s di dalam bukunya yang "EKONOMI" (2007:26) Peranan pengusaha dan wirausahawan banyak penting dalam memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Itulah salah satu hal yang di tekan oleh Schumpeter dalam teorinya. Pengusaha akan terus-menerus melakukan inovasi untuk mendapatkan hal-hal baru yang berguna bagi usahanya dan dapat meningkatkan keuntungan yang di peroleh.
Adapun bentuk inovasi-inovasi yang dilakukan oleh pengusaha antara lain mencari lokasi, pasar yang baru, meningkatkan efektivitas dan efesiensi proses produksi, mencari suber bahan mentah. Untuk menjalankan inovasi yang telah di temukan tentu membutuhkan modal. Pengusaha akan meminjam modal tersebut untuk keperluan investasi usahanya.akibat dari investasi tersebut adalah kenaikan pendapatan nasional yang ikut meningkat yang mendorong peningkatankonsumsi masyarakat. Karena konsumsi meningkat berartikapasitas produksi pengusaha pun ikut meningkat dan menimbulkan investasi baru oleh pengusaha.
Ada dua jenis investasi yang timbul, yaitu :
Investasi Otonom adalah investasi yang timbul akibat adanya kebutuhan modal untuk keperluan inovasi.
Investasi terpengaruh adalah investasi yang timbul akibat kenaikan pendapatan nasional yang mendorongterviptanya investasi baru.
Menurut Schumpeter ketika tingkat kemajuan ekonmi semakin tinggi maka kemungkinan untuk melakukan inovasi semakin terbatas. Sulitnya melakukan inovasi membuat pertumbuhan ekonomi berjalan lambat hingga akhirnya berhenti pada titik tertentu. Keadaan ini di sebut stationary state. Berbeda dengan aliran klasik yangberpendapat bahwa keadaan stationary state terjadi pada saat pertumbuhan ekonomi semakin tinggi .
Teori Ketergantungan (Defendency)
Menurut Theotonio Dos Santos, Dependensi (ketergantungan) adalah keadaan dimana kehidupan ekonomi negara – negara tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi negara – negara lain, di mana negara – negara tertentu ini hanya berperan sebagai penerima akibat saja. Negara – negara pinggiran yang pra-kapitalis merupakan Negara – negara yang tidak dinamis, yang memakai cara produksi Asia yang berlainan dengan cara produksi feodal Eropa yang menghasilkan kapitalisme. Negara – negara pinggiran ini, setelah disentuh oleh kapitalis maju, akan bangun dan berkembang mengikuti jejak Negara – negara kapitalis maju. Namun terdapat kritikan mengenai teori tersebut, bahwa negara-negara pinggiran yang pra-kapitalis mempunyai dinamika sendiri yang bila disentuh oleh Negara – negara kapitalis maju, akan berkembang secara mandiri. Justru karena Negara – negara kapitalis maju ini perkembangan Negara – negara pinggiran menjadi terhambat.
Dos Santos menguraikan 3 bentuk ketergantungan:.
Ketergantungan Kolonial
Terjadi penjajahan dari negara pusat ke negara pinggiran. Kegiatan ekonominya adalah ekspor barang-barang yang dibutuhkan negara pusat. Hubungan penjajah – penduduk sekitar bersifat eksploitatif.
Ketergantungan Finansial-Industrial:
Negara pinggiran merdeka tetapi kekuatan finansialnya masih dikuasai oleh negara-negara pusat. Ekspor masih berupa barang – barang yang dibutuhkan negara pusat. Negara pusat menanamkan modalnya baik langsung maupun melalui kerjasama dengan pengusaha lokal..
Ketergantungan Teknologis-Industrial:
Bentuk ketergantungan baru. Kegiatan ekonomi di negara pinggiran tidak lagi berupa ekspor bahan mentah untuk negara pusat. Perusahaan multinasional mulai menanamkan modalnya di negara pinggiran dengan tujuan untuk kepentingan negara pinggiran.
Meskipun demikian teknologi dan patennya masih dikuasai oleh negara pusat. Dos Santos membahas juga struktur produksi dari sebuah proses industrialis, bahwa:
Upah yang dibayarkan kepada buruh rendah sehingga daya beli buruh rendah.
Teknologi padat modal memunculkan industri modern, sehingga: Menghilangkan lapangan kerja yang sudah ada. Menciptakan lapangan kerja baru yang jumlahnya lebih sedikit. Larinya keuntungan ke luar negeri membuat ketiadaan modal untuk membentuk industri nasional sendiri. Oleh sebab itu, kapitalisme bukan kunci pemecahan masalah melainkan penyebab munculnya masalah ini.
Henrique Cardoso dengan gagasannya "Associated-Dependent Development" menyatakan bahwa produksi dapat dilakukan di Negara – negara pinggiran karena adanya perlindungan sistem paten. Selain itu kebijakan proteksi dan bea masuk mendorong perusahaan multinasional untuk membangun perusahaan di negara pinggiran. Meskipun demikian, industrialisasi di negara pusat dan pinggiran tetap berbeda. Sifat – sifat industrialisasi di negara pinggiran adalah sebagai berikut:
· Ketimpangan pendapatan yang makin besar.
· Menekankan pada produksi barang – barang konsumsi mewah dan bukan barang – barang yang dibutuhkan rakyat.
· Mengakibatkan utang yang semakin tinggi jumlahnya dan menghasilkan kemiskinan.
· Kurang terserapnya tenaga kerja.
Peter Evans dengan gagasannya "Dependent Development" menyatakan bahwa produksi sudah diserahkan ke negara pinggiran karena adanya kemajuan teknologi dan menguatnya rasa nasionalisme negara pinggiran.
Dalam dependent development terjadi pembangunan industrialisasi di negara pinggiran dengan kerjasama borjuis lokal, muncul perusahaan multinasional raksasa, otak perusahaan tersebut berada di negara pusat dan cabang – cabang yg ada di negara pinggiran hanya boleh mengambil keputusan operasional di cabang tersebut.
Kerjasama antara pemerintah lokal dan modal asing bersifat kerjasama ekonomi sehingga mendorong terjadinya proses industrialisasi. Sedangkan kerjasama antara pemerintah dengan borjuis local bersifat politis untuk mendapatkan legitimasi politik, kaitannya dengan nasionalisme negara tersebut. Nasionalisme yg ada di negara pinggiran tidak dimaksudkan untuk membuat negara tersebut menjadi mandiri tetapi sebagai alat untuk memeras perusahaan multinasional tersebut.
Robert A. Packenham (1974), mengajukan kritik atas teori ketergantungan dengan menyebutkan kekuatan teori ketergantungan dan kelemahan teori ketergantungan.
Menurut Packenham,Ø kekuatan teori ketergantungan antara lain:
· Menekankan pada aspek internasional.
· Mempersoalkan akibat dari politik luar negeri (industri terhadap pinggiran).
· Mengkaitkan perubahan internal negara pinggiran dengan politik luar negeri negara maju.
· Mengaitkan antara analisis ekonomi dengan analisis politik.
· Membahas antarkelas dalam negeri dan hubungan kelas antarnegara dalam konteks internasional.
· Memberikan definisi yang berbeda tentang pembangunan ekonomi (tentang kelas – kelas sosial, antardaerah dan antarnegara).
Sedangkan kelemahan teori dependensi antara lain:Ø
· Hanya menyalahkan kapitalisme.
· Konsep kunci yang kurang jelas termasuk istilah "ketergantungan".
· Ketergantungan dianggap sebagai konsep yang dikotomis.
· Tidak ada kemungkinan lepas dari ketergantungan.
· Ketergantungan dianggap sebagai sesuatu yang negatif.
· Ketergantungan tidak melihat aspek psikologis.
· Ketergantungan menyepelekan konsep nasionalisme.
· Teori Ketergantungan sangat normatif dan subyektif.
· Hubungan antarnegara dalam teori ketergantungan bersifat zero-sum game (kalau yang satu untung, yang lain rugi), padahal kenyataannya tidak ada hubungan yang bersifat seperti itu.
· Karena konsepnya tidak jelas maka tidak dapat diuji kebenarannya, sehingga teori ini menjadi tautologies (selalu benar).
· Menganggap aktor politik sebagai boneka dari kepentingan modal asing.
· Kajian yang kurang rinci dan tajam akibatnya teori ini kurang dapat dipergunakan untuk menganalisis dengan tajam.
Teori ketergantungan dari John A Hobson. menjelaskan imperialisme dan kolonialisme melalui motivasi keuntungan ekonomi. Teori ini merupakan kelompok teori Gold, yang menjelaskan, bahwa terjadinya imperialisme karena adanya dorongan untuk mencari pasar dan investasi yang lebih menguntungkan. Ketika pasar dalam negeri telah jenuh atau pasar dalam negeri terbatas, maka mereka mencari pasar baru di Negara – negara lain. Menurut Vladimir Ilich Lenin, imperialisme merupakan puncak kapitalisme. Kapitalisme yang semula berkembang dari kompetisi pasar bebas, mematikan perusahaan – perusahaan lain dan memunculkan kapitalisme yang menguasai pasar. Walaupun bentuknya pada jaman sekarang ini tidak menggunakan armada militer, namun dampaknya tetap saja merugikan negara yang menjadi objek penanaman investasi mereka.
Teori ketergantungan pada dasarnya menyetujui, bahwa yang menjadi penyebab ketergantungan adalah kekurangan modal dan kurangnya tenaga ahli. Tetapi faktor penyebabnya adalah proses imperialisme dan neo imperialisme yang menyedot surplus modal yang terjadi di negara pinggiran ke negara pusat. Akibat pengalihan surplus ini, negara pinggiran kehilangan surplus utama yang dibutuhkan untuk membangun negerinya. Maka, pembangunan dan keterbelakangan merupakan dua aspek dari sebuah proses global yang sama. Proses global ini merupakan proses kapitalisme dunia. Di kawasan yang satu, proses itu melahirkan pembangunan, di kawasan yang lain, menyebabkan lahirnya keterbelakangan.
Keterbelakangan yang dialami oleh negara-negara berkembang yang telah secara intensif mendapat bantuan dari negara-negara maju menyebabkan ketidakpuasan terhadap asumsi – asumsi yang dikemukakan oleh teori modernisasi. Keadaan ini menimbulkan reaksi keras dari para pemerhati masalah – masalah sosial yang kemudian mendorong timbulnya teori dependensi. Teori ini menyatakan bahwa karena sentuhan modernisasi itulah Negara – negara dunia ke-tiga kemudian mengalami kemunduran (keterbelakangan), secara ekstrim dikatakan bahwa kemajuan atau kemakmuran dari negara-negara maju pada kenyataannya menyebabkan keterbelakangan dari Negara – negara lainnya (the development of underdevelopment); siapa sebenarnya yang menolong dan siapa yang ditolong ?.
Indicator Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Eeng Ahman dan Epi Indriani dalam bukunya "Membina Kompetensi Ekonomi (2007 :17-19)Kemajuan suatu Negara dapat diukur dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang di capai oleh suatu Negara dalam satu tahun. Oleh karena itu harus di ketahui factor-faktor yang dijadikan sebagai indicator pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Indicator pertumbuhan ekonomi tersebut adalah sebagai berikut :
Produk Nasional Bruto
Produk Nasional Bruto atau lebih di kenal Gross National Product (GNP) adalah jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam suatu tahun dan dinyatakan dalam harga pasar. Ukuran dalam bentuk GNP ini bersifat global. Para ahli ekonomi di dunia sepakat bahwa secara umum untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi yang di capai oleh suatu Negara dapat dilihat melalui peningkatan GNP Negara tersebut.
Rumus untuk menghitung Pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu Negara adalah sebagai berikut
Pertumbuhan Ekonomi Tahun Tertentu = ΔGNPGNPto x 100%Pertumbuhan Ekonomi Tahun Tertentu = ΔGNPGNPto x 100%
Pertumbuhan Ekonomi Tahun Tertentu = ΔGNPGNPto x 100%
Pertumbuhan Ekonomi Tahun Tertentu = ΔGNPGNPto x 100%
Keterangan:
ΔGNP : Perubahan GNP (GNP tahun tertentu-GNP tahun sebelumnya)
GNPto : Gnp Tahun Sebelumnya
Pendapatan Perkapita
Ukuran pertumbuhan lain yang Lebih mendekati kenyataan , uyaitu penggunaan konsep pendapatan perkapita. Pendapatan perkapita di artikan pendapatan rata-rata seorang penduduk suatu Negara dalam satu tahun. Pendapatn perkapita juga sering di kenal dengan istilah Income Per Capit (IPC).
IPC : JUMLAH GNP :Jumlah PendudukIPC : JUMLAH GNP :Jumlah Penduduk
IPC : JUMLAH GNP :Jumlah Penduduk
IPC : JUMLAH GNP :Jumlah Penduduk
Mengukur pertumbuhan pendduk menggunakan konsep pendapatan perkapita dianggap lebih baik karena sudah menghitung jumlah penduduk. Meskipun cara ini di anggap baik tapi belum mencerminkan tingkat kesejahteraan yang tepat. Hal ini di di sebabkan tingkat kesejahteraan masyarakat harus benar-benar di rasakan oleh seluruh masyarakat secara merata dan kuantitatif.
Ciri-ciri Negara Yang melakukan Pertumbuhan Ekonomi
Eeng dan Epi Mengatakan dalam Bukunya "Membina Kompetensi Ekonomi" (2007:21) Ciri-Ciri Negara yang Mengalami Pertumbuhan Ekonomi Menurut Economic Commission For Asia and Far East (ECAFE)
Ciri-ciri negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi menurut ECAFE, yaitu sebagai berikut:
Negara tersebut mengalami peningkatan GNP dan pendapatan per kapita dari tahun ke tahun (Flow of Output Approach).
Negara tersebut mengalami peningkatan investasi potensial (Level of Living Approach).
Di negara tersebut ditemukan sumber-sumber produktif dan dapat didayagunakan dengan lebih baik (Stock of Resources or Productive Asset Approach).
Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Wikipedia Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:
Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan dengan membangun infrastruktur di daerah-daerah.
Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi adalah proses Peningkatan Pendapatan (Pnb) pada suatu Daerah tanpa mengaitkan dengan tingkat pertumbuhan penduduk. Jika pada suatu Negara pendapatan Negara pada tahun ini mengalami kenaikan di banding tahun sebelumnya maka terjadilah Pertumbuhan Ekonomi, pertumbuhan ekonomi ini melihat pada kuantitatif, pendapatan dan produksi.
Pertumbuhan ekonomi di bagi dua mazhab yaitu mazhab historismus, yaitu para ahli dari mazhab ini yaitu Friedrich List, Bruno Hilder Brand, Karl Bucher, Karl Max, WW.Rostow, dan mazhab analitis yitu terbagi atas 5 teori yaitu teori klasik yang di pelopori oleh Adam Smith dan David Ricardo, teori neo klasik di pelopori oleh Solow & Swan, teori Keynesian di pelopori oleh Keynes dan Harrod Domar, teori Schumpeter, Teori Ketergantungan di pelopori oleh Theotonio Dos Santos.
Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari Produk Nasional Bruto atau pnb Dan Pendapatn perkapita dari suatu Negara.
Saran
Penerapan atas teori dari materi diatas baiknya memperhatikan terlebih kondisi kondisi perekonomian di Negara sedang berkembang yang akan menerapkan teori, sebelum memilih penerapan yang mana yang sesuai karena setiap teori di atas hadir bedasarkan kondisi yang berbeda – beda dengan paradigma pembangunan yang berbeda pula. Jadi Negara jangan sembarang dalam menerapkan Teori diatas.
DAFTAR PUSTAKA
S, Alam. 2007. Ekonomi. Jakarta : Esis
https://www.wikipedia.org/
Kuznet , Simon. 2006. "Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan". Jakarta : Rajawali Press
Todaro, M, P..2003."Pembangunan Ekonomi di Dunia Ke Tiga". Jakarta : Erlangga
Sukirno ,Sadono. 1985. "Ekonomi Pembangunan". Jakarta : FEUI
Ahman, Eeng Epi Indriani .2007. "Membina Kompetensi Ekonomi". Bandung : Grafindo Media Pratama
Sukirno , Sadono. "Ekonomi Makro".2010 : Raja Grafindo Persada
Arifin , Imamul, & Hadi W, Gina. "Membuka Cakrawala Ekonomi". 2009 : Setia Purna