6. Pajak lainnya 7. Bea masuk 8. Pajak/punguntan ekspor.
2.1.5.2 Pendapatan Non Pajak
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) berasal dari: - Penerimaan Sumber daya alam ( pendapatan minyak bumi, pendapatan gas alam, pendapatan pertambangan umum, pendapatan kehutanan,pendapatan perikanan). - Bagian Pemerintah atas laba BUMN - Penerimaan Negara bukan pajak lainnya a. Retribusi
Retribusi merupakan pungutan yang dilakukan oleh pemerintah (pusat / daerah) berdasarkan undang-undang (pemungutannya tidak dipaksakan) di mana pemerintah memberikan imbalan langsung bagi pembayarnya. Contoh: Pelayanan medis di rumah sakit milik pemerintah, pelayanan parkiran oleh pemerintah, pembayaran uang sekolah, dan lain-lain b. Keuntungan BUMN / BUMD
Sebagai pemilik BUMN, pemerintah pusat berhak memperoleh bagian laba yang diperoleh BUMN. Demikian pula dengan BUMD, pemerintah daerah sebagai pemilik BUMD berhak memperoleh bagian laba BUMD. c. Denda dan Sita
Pemerintah berhak memungut denda atau menyita asset millik masyarakat, apabila masyarakat (individu / pemerintah / organisasi) diketahui telah melanggar peraturan pemerintah. Contoh : denda pelanggaran lalulintas, denda ketentuan peraturan perpajakan, penyitaan barang-barang illegal, penyitaan jaminan atas hutang yang tidak tertagih, dan lain-lain. d. Sumbangan, Hadiah dan Hibah
Sumbangan, hadiah, dan hibah dapat diperoleh pemerintah dari individu, institusi, atau pemerintah. Sumbangan, hadiah dan hibah dapat diperoleh dari dalam maupun luar negeri. Tidak ada kewajiban pemerintah untuk mengembalikan sumbangan, hadiah dan hibah. Sumbangan, hadiah dan hibah bukan penerimaan
9
pemerintah yang dapatdipastikan perolehannya. Tergantung kerelaan dari pihak yang memberi sumbangan, hadiah dan hibah.
2.1.6 Pendapatan Perkapita Menjadi Ukuran Kesejahteraan Masyarakat
Pendapatan Perkapita ( per capita income/PCI) adalah pendapatan rata-rata untuk masing-masing penduduk dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional dibagi menjadi jumlah penduduk. Pendapatan perkapita dan pendapatan nasional (faktor yang memacu pertumbuhan ekonomi) merupakan indikator terpenting dalam mengukur tingkat kesejahteraan rakyat suatu negara. Sebuah negara dikatakan makmur jika rakyatnya memiliki pendapatan perkapita yang tinggi. Sehingga dapat di simpulkan bahwa kemakmuran suatu Negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang diterima Negara , akan tetapi pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum menentukan kemakmuran suatu Negara tanpa melihat kondisi ekonomi masyarakat atau penduduk Negara tersebut. Suatu Negara dapat dikatakan makmur apabila dapat mengatasi masalah ekonomi Negara dan masyarakatnya yang berhubungan dengan pendapatan nasional, kemiskinan, serta penggangguran. Karna pendapatan nasional merupakan pendapatan dari suatu negara selama setahun, sedangkan pendapatan per kapita merupakan pendapatan dari penduduk suatu negara. Pendapatan nasional dan pendapatan per kapita memiliki hubungan yang searah dengan tingkat kemakmuran dan kesejahteraan suatu negara. Artinya, semakin tinggi pendapatan nasional dan pendapatan per kapita suatu negara, maka tingkat kemakmuran dan kesejahteraan negara tersebut akan semakin tinggi pula. Begitu pula dengan sebaliknya. Tetapi pendapatan nasional yang tinggi tidak dapat menjamin pendapatan per kapita akan tinggi juga. Untuk menaikkan pendapatan per kapita, sebuah negara harus menaikkan pendapatan nasional dan memperkecil laju pertumbuhan penduduk. Bank Dunia (World Bank) pada tahun 2001 telah mengelompokkan negaranegara di seluruh dunia menjadi lima kelompok berdasarkan pendapatan perkapitanya, yaitu: a. Kelompok negara berpendapatan rendah (low income economies), yaitu orang-orang yang memiliki PNB perkapita US$520 atau kurang.
10
b. Kelompok negara berpendapatan menengah bawah (lower middle income economies), yaitu negara-negara yang memiliki PNB perkapita sekitar US$1740. c. Kelompok negara berpendapatan menengah (middle income economies), yaitu negara-negara yang memiliki PNB perkapita sekitar US$2990. d. Kelompok negara berpendapatan menengah atas (uppermidle income economies), yaitu negara-negara yang memiliki PNB perkapita sekitat US$4870. e. Kelompok negara berpendapatan tinggi (high income economies), yaitu negaranegara yang mempunyai PNB perkapita sekitar US$25.480.
Dalam Pendapatan Perkapita akan dibahas mengenai Indikator Kesejahteraan Negara, Standar Pertumbuhan Kemakmuran Negara, Pembanding Tingkat Kemakmuran Antarnegara, dan Menghitung Pendapatan Perkapita. Untuk lebih jelasnya, pembahasan mengenai Pendapatan Perkapita yaitu sebagai berikut.
1. Indikator Kesejahteraan Negara
Angka pendapatan perkapita merupakan ukuran yang paling dapat diandalkan untuk melihat tingkat kesejahteraan suatu negara. Ini disebabkan karena pendapatan perkapita telah mencakup faktor jumlah penduduk sehingga secara langsung menunjukkan tingkat kemakmuran, sementara komponen pendapatan nasional lainnya seperti GNP, GDP, dan sebagainya belum menunjukkan tingkat kemakmuran masyarakat secara langsung karena tidak memperhitungkan faktor jumlah penduduk. Misalkan pendapatan nasional negara A dengan negara B adalah sama, yaitu Rp. 100 milyar. Namun negara A mempunyai penduduk 5 juta sedangkan negara B mempunyai penduduk 10 juta. Terlihat jelas bahwa tingkat kemakmuran negara A tidak sama dengan negara B, karena negara B penduduknya dua kali lebih banyak, meskipun pendapatan nasional kedua negara tersebut sama. Apabila dibagi dengan jumlah penduduknya, pendapatan penduduk negara A jauh lebih besar daripada pendapatan penduduk negara B. 2. Standar Pertumbuhan Kemakmuran Negara
Pendapatan perkapita merupakan standar umum untuk membandingkan tingkat kemakmuran atau kesejahteraan suatu negara dari tahun ke tahun. Apbila pendapatan
11
perkapita meningkat, maka dapat dikatakan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat. Namun, untuk memastikan apakah kesejahteraan masyarakat memang benar-benar meningkat, kita harus memperhitungkan pendapatan perkapita secara riil, yaitu peningkatan pendapatan perkapita dibandingkan dengan tingkat kenaikan harga atau inflasi. Sebagai contoh, misalkan pendapatan perkapita negara A pada suatu periode sebesar Rp. 100 milyar. Pada periode berikutnya meningkat 50 persen, menjadi Rp.150 milyar. Namun dalam periode yang sama, ternyata inflasi juga meningkat 50 persen. Katakanlah harga sebuah barang yang pada periode sebelumnya Rp100 ribu sekarang menjadi Rp150 ribu. Peningkatan pendapatan perkapita tersebut menjadi tidak ada artinya karena daya beli masyarakat tidak bertambah. Sehingga dapat dikatakan bahwa dibandingkan dengan tingkat harga periode sebelumnya, secara riil pendapatan perkapita negara A tidak berubah. 3. Pembanding Tingkat Kemakmuran Antarnegara
Selain sebagai pembanding tingkat kemakmuran suatu negara dari tahun ke tahun, pendapatan perkapita juga umum digunakan sebagai pembanding tingkat kemakmuran antar negara yang satu dengan lainnya. Dengan menetapkan standar pendapatan perkapita, maka negara-negara di dunia dapat dikelompokkan ke dalam negara berpendapatan rendah, menengah, atau tinggi. Secara ringkas, kita dapat menyimpulkan beberapa manfaat dari perhitungan pendapatan perkapita, yaitu: a. Mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara dari waktu ke waktu. b. Membandingkan tingkat kesejahteraan antar negara satu dengan lainnya. c. Sebagai pedoman bagi pemerintah dalam membuat kebijakan ekonomi. d. Mengelompokkan berbagai negara ke dalam beberapa tingkat pendapatan.
2.2
Pertumbuhan Ekonomi
2.2.1
Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan
12
ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor Produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya (Sadono Sukirno, 1994;10). Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Adanya
pertumbuhan
ekonomi
merupakan
indikasi
keberhasilan
pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses dimana meningkatnya pendapatan tanpa mengaitkannya dengan tingkat pertumbuhan penduduk, tingkat pertumbuhan penduduk umumnya sering dikaitkan dengan pembangunan ekonomi. Atau definisi pertumbuhan ekonomi yang lainnya adalah bertambahnya pendapatan nasional dalam periode tertentu misalnya dalam satu tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi menunjukan peningkatan dari kapasitas produksi maupun jasa dalam kurun waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan pendapatan yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah produksi barang dan jasa. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang pesat yaitu: Output yang meningkat, perkembangan teknologi, Penyesuaian dan inovasi dalam bidang sosial. Setelah mengetahui pengertian pertumbuhan ekonomi, tentunya seluruh negara menginginkan terjadinya pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada setiap tahunnya. Maka, negara-negara tersebut perlu melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan jumlah produksi barang dan jasa.
13
2.2.2
Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDPriil per kapita. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di dalam sebuah negara. Kenaikan GDP dapat muncul melalui: 1. Kenaikan penawaran tenaga kerja Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama. 2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja maupun menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal sumber daya manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi. 3. Kenaikan produktivitas Kenaikan
produktivitas
masukan
menunjukkan
setiap
unit
masukan
tertentu
memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala produksi. (Case dan Fair, 1999;326) Sumber pertumbuhan ekonomi suatu negara atau suatu wilayah dapat dilihat atau diukur dari tiga pendekatan yaitu, pendekatan faktor produksi (Neo Klasik), pendekatan sektoral dan pendekatan pengeluaran yang meliputi konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan selisih ekspor dengan impor. Dalam pendekatan faktor produksi, sumber pertumbuhan ekonomi dilihat dari faktor-faktor produksi yaitu modal (capital), tenaga kerja (man power) dan kemajuan teknologi (technology progress). Selanjutnya, untuk melihat sumber pertumbuhan ekonomi dari pendekatan sektoral yaitu dilihat dari sektor-sektor ekonomi. Sektor ekonomi dalam hal ini dapat dibagi dalam 3 sektor saja yaitu sektor primer (pertanian dan pertambangan), sektor sekunder dan kontruksi serta sektor tersier (jasa-jasa).
14
2.2.3
Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi
1. Faktor Sumber Daya Manusia Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan dengan membangun infrastruktur di daerah-daerah. 2. Faktor Sumber Daya Alam Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut. 3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian. 4. Faktor Budaya Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
15
5. Sumber Daya Modal Sumber
daya
modal
dibutuhkan
manusia
untuk
mengolah
SDA
dan
meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
2.2.4
Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kesehatan Masyarakat
Informasi yang paling mengagumkan adalah penelusuran sejarah yang dilakukan oleh Prof. Robert Fogel , yang menyatakan bahwa peningkatan ketersediaan jumlah kalori untuk bekerja, selama 200 tahun yang lalu mempunyai kontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan per kapita seperti terjadi di Perancis dan Inggris. Melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja dan pemberian kalori yang cukup, Fogel memperkirakan bahwa perbaikan gizi memberikan kontribusi sebanyak 30% terhadap pertumbuhan pendapatan per kapita di Inggris. Bukti-bukti makroekonomi menjelaskan bahwa negara-negara dengan kondisi kesehatan dan pendidikan yang rendah, mengahadapi tantangan yang lebih berat untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan jika dibandingkan dengan negara yang lebih baik keadaan kesehatan dan pendidikannya. Pada Tabel dibawah ini ditunjukkan tingkat pertumbuhan dari beberapa negara sedang berkembang pada periode 1965-1994. Pengelompokan negara-negara tersebut didasarkan atas tingkat pendapatan dan angka kematian bayi (sebagai proksi dari seluruh keadaan penyakit pada tahun 1965). Tabel tersebut menjelaskan di negara-negara dengan tingkat angka kematian bayi yang rendah menikmati tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada periode tertentu.
Tingkat Pertumbuhan Pendapatan Per Kapita, 1965-1994 ( Didasarkan atas Pendapatan dan Angka Kematian Bayi, 1965)
Angka Kematian
AKB
AKB
AKB
AKB
Bayi (AKB),1965
< 50
50-100
100-150
> 150
-
3.7
1.0
0.1
Tahun Dasar Pendapatan, 1965 GDP < US$ 750
16
GDP US$ 750-1500
-
3.4
1.1
-0.7
GDP US$ 1500-3000
5.9
1.8
1.1
2.5
GDP US$ 3000-6000
2.8
1.7
0.3
-
GDP > US$ 6000
1.9
-0.5
-
-
Sumber: WHO-SEAR, 2002 Terdapat korelasi yang kuat antara tingkat kesehatan yang baik dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Secara statistik diperkirakan bahwa setiap peningkatan 10% dari angka harapan hidup (AHH) waktu lahir akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi minimal 0.3 – 0.4% pertahun, jika faktor-faktor pertumbuhan lainnya tetap. Dengan demikian,
perbedaan tingkat pertumbuhan tahunan antara
negara-negara maju yang mempunyai AHH tinggi (77 tahun) dengan negara-negara sedang berkembang dengan AHH rendah (49 tahun) adalah sekitar 1.6%, dan pengaruh ini akan terakumulasi terus menerus. Peningkatan kesejahteraan ekonomi sebagai akibat dari bertambah panjangnya usia sangatlah penting. Dalam membandingkan tingkat kesejahteraan antar kelompok masyarakat, sangatlah penting untuk melihat angka harapan hidup, seperti halnya dengan tingkat pendapatan tahunan. Di negara-negara yang tingkat kesehatannya lebih baik, setiap individu memiliki rata-rata hidup lebih lama, dengan demikian secara ekonomis mempunyai peluang untuk untuk memperoleh pendapatan lebih tinggi. Keluarga yang usia harapan hidupnya lebih panjang, cenderung untuk menginvestasikan pendapatannya di bidang pendidikan dan menabung. Dengan demikian, tabungan nasional dan investasi akan meningkat, dan pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Cesario, Simon dan Kinne 1980 (dalam Tjiptoherijanto, 1993) menjelaskan hubungan antara program gizi dan pertumbuhan ekonomi, menyatakan bahwa : a. Perbaikan di dalam status gizi akan menurunkan tingkat kematian dan kesakitan, khususnya bagi penduduk usia kerja, sehingga dapat meningkatkan partisipasi bagi yang belum kerja dan meningkatkan hari kerja bagi yang sedang melakukan kegiatan kerja.
17
b. Perbaikan dalam status gizi dan kesehatan tenaga kerja akan meningkatkan efisiensi kerja melalui peningkatan kemampuan individualnya. Pengaruh dari program kesehatan serta gizi terhadap penduduk usia muda akan terlihat pada peningkatan GNP( Gross National Product) melalui pertumbuhan ekonomi, yakni dengan bertambahnya tingkat partisipasi angkatan kerja dan secara tidak langsung melalui tingkat partisipasi dalam dunia pendidikan. Pendapatan perkapita penduduk juga dapat mempengaruhi status gizi karena jika pendapatan yang tinggi maka status gizi menjadi baik sehingga menurunkan angka kesakitan dan kematian. Sebaliknya. pendapatan yang rendah akan menimbulkan status gizi yang buruk sehingga meningkatnya angka kesakitan dan kematian biasanya hal ini terjadi pada penduduk miskin. Kemiskinan
merupakan
salah
satu
faktor
yang
menghambat
dalam
pembangunan ekonomi dan kesehatan. Penduduk miskin memiliki beban penyakit yang tinggi karena terbatasnya akses terhadap air bersih dan sanitasi serta kecukupan gizi. Selain itu biaya yang cukup tinggi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan membuat penduduk miskin lebih memilih pengobatan alternatif serta rendahnya pendidikan membuat keterbatasan pengetahuan dalam menghadapi suatu penyakit. Komunikasi kesehatan adalah suatu cara yang dilakukan pelayanan kesehatan untuk mengajak penduduk miskin untuk merubah perilaku dan memperbaiki kesehatan mereka. Contoh kasus :
“The biggest enemy of health in the developing world is poverty” K ofi Annan
Saya tentu tidak bisa lupa bagaimana seorang balita di tempat tugas saya harus meregang nyawa “hanya” karena penyakit diare. Penyakit yang sebenarnya sangat
mudah untuk ditangani. Akan tetapi bisa fatal akibatnya jika tidak segera mendapatkan penanganan yang benar. Apa masalahnya? Ketika saya tanya, “keluarga harus kumpul uang dulu pak Dok untuk beli BBM”
Daerah yang sangat jauh dari pusat layanan kesehatan ditambah dengan tidak adanya uang untuk membeli BBM untuk bisa menjalankan mesin perahu menjadi salah satu penyebab keterlambatan penanganan. Tentunya kurangnya pengetahuan juga menjadi penyebab terjadinya kematian ini.
18
Jamak diketahui bagaimana kondisi daerah-daerah terpencil di Papua. Potret kemiskinan, kurangnya pendidikan, masih buruknya kondisi kesehatan, infrastruktur, (mungkin) diskriminasi, dan masalah keamanan menjadi hal yang nampak sulit untuk di hilangkan. Life with dignity, free from fear and free from wants sebagai tujuan utama pemenuhan hak asasi manusia tampaknya masih jauh dari capaian. Dan kemiskinan menjadi musuh utama, seperti penyakit gula yang menggerogoti seluruh organ-organ pada manusia. Kembali kepada hubungan kemiskinan dengan status kesehatan manusia. Apakah semakin tinggi pendapatan maka orang tersebut akan semakin sehat ?
Nyatanya iya berdasarkan banyak bukti. Kecenderungan si miskin untuk lack of care karena sudah takut melihat angka-angka yang mungkin muncul dalam nota resep dokter ataupun kebutuhan lainnya. Meskipun saat ini dengan adanya kartu-kartu sakti sudah sangat membantu masyarakat yang tergolong miskin. Tapi bagaimana dengan masyarakat yang masuk kategori near-poor , tidak mendapatkan jaminan kesehatan melalui sistem JKN tapi terlalu berat untuk meng-ongkosi sendiri, membayar premi untuk dirinya dan anggota keluarganya yang biasanya merupakan keluarga besar. Atau golongan-golongan “terlupakan” karena tidak memiliki kartu identitas.
2.2.5
Manfaat Pertumbuhan Ekonomi
Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut: 1. Laju
pertumbuhannya
untuk
mengukur
kemajuan
ekonomi
sebagai
hasil
pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya. 2. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. 3. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya.
19
4. Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan modal). (Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-65
20
BAB III PENUTUP 3.1
Kesimpulan
Pendapatan nasional merupakan seluruh pendapatan yang diterima oleh seluruh anggota masyarakat atau seluruh rumah tangga keluarga (RTK) dalam suatu negara dalam kurun waktu tertentu, biasanya dalam waktu satu tahun. Sumber – sumber pendapatan Negara secara umum dibagi menjadi dua, yaitu pendapatan pajak dan pendapatan non pajak. Jenis pendapatan pajak yaitu: pajak penghasilan yang terdiri dari migas dan nonmigas, pajak pertambahan nilai (PPN), pajak bumi dan bangunan (PBB), bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB), cukai (tembakau, minyak, gula pasir, alkohol), pajak lainnya, bea masuk, pajak/punguntan ekspor. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) berasal dari: Penerimaan Sumber daya alam ( pendapatan minyak bumi, pendapatan gas alam, pendapatan pertambangan umum, pendapatan kehutanan,pendapatan perikanan), bagian Pemerintah atas laba BUMN, penerimaan Negara bukan pajak lainnya. Pendapatan Perkapita ( per capita income/PCI) adalah pendapatan rata-rata untuk masing-masing penduduk dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional dibagi menjadi jumlah penduduk. Pendapatan perkapita dan pendapatan nasional (faktor yang memacu pertumbuhan ekonomi) merupakan indikator terpenting dalam mengukur tingkat kesejahteraan rakyat suatu negara. Sebuah negara dikatakan makmur jika rakyatnya memiliki pendapatan perkapita yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi disetiap negara pun berbeda beda tergantung dengan pendapatan perkapita itu sendiri dan tergantung dengan pendapatan penduduknya. Semakin tinggi pendapatan penduduknya maka akan semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi di Negara tersebut dan sebaliknya dengan rendah nya pendapatan penduduk itu sendiri maka akan berdampak pada rendahnya pendapatan nasional pada Negara itu sendiri. Pertumbuhan ekonomi pada zaman sekarang ini berdampak pada kehidupan penduduk suatu Negara dan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Semua berpengaruh pada kesejahteraan rakyat banyak. Oleh karena itu Negara pun terus 21
memajukan pendapatan nasional mereka dengan menaikkan harga-harga kebutuhan pokok dengan menjadikan pendapatan nasional yang akan lebih baik dan tingkat perekonomian kita pun semakin baik 3.1 Saran
Dengan terbentuknya makalah ini, kelompok mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi pembaca umumnya dan dosen pembimbing khususnya sehingga kelompok dapat memahami dan mempelajarinya lebih dalam lagi
22
DAFTAR PUSTAKA Sukirno, Sadono. 2011. Makroekonomi Teori Pengantar. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta Tjiptoherijanto, Prijono. (1994). Ekonomi Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.