PROPOSAL HOME VISITE PASIEN DENGAN HALUSINASI
Disusun Oleh : 1. Fenti Guspita, S.Kep 2. Santri Mardiana, S.Kep 3. Yusnita, S.Kep
Disetujui Oleh Preseptor
Co-Preseptor
Ns. Frevi Septiady, S.Kep
Ns. Meydi Nugroho, S.Kep
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU ILM U KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU 2017
PROPOSAL HOME VISITE
A. Identitas Klien
Nama
: Tn. Z
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Umur
: 27 tahun
Agama
: Islam
Status
: Kawin
RM No
: 041603
Diagnosa Medis
: F.20.0
Alamat
: Jl. Kalimantan 1 RT.001 no.9 Rawa makmur Kota Bengkulu
Hari dan Tanggal Kunjungan
B.
: Jumat, 26 Januari 2018
Tujuan Kunjungan Rumah
1. Tujuan Umum Keluarga dapat menerima dan merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa dan menjadi sistem pendukung yang efektif. 2. Tujuan Khusus a. Memberi informasi kepada keluarga tentang perkembangan kondisi klien selama di RSKJ. b. Memvalidasi dan melengkapi data-data yang diperoleh dari klien dan data sekunder (rekam medis, dokumentasi keperawatan) tentang alasan klien dibawa ke RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu, faktor predisposisi, presipitasi, genogram, psikososial dan lingkungan, persepsi keluarga dan usaha-usaha yang telah dilakukan keluarga. c. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang perawatan klien gangguan jiwa di rumah dikaitkan dengan 5 fungsi keluarga, yaitu : 1)
Keluarga dapat mengenal masalah yang dapat menyebabkan klien mengalami gangguan jiwa.
2)
Keluarga dapat mengambil keputusan dalam melakukan perawatan terhadap klien.
3)
Keluarga dapat merawat klien yang mengalami gangguan jiwa dirumah.
4)
Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang terapeutik dalam merawat klien.
5)
Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dimasyarakat.
d. Melakukan pendidikan kesehatan mengenai pengertian, tanda, dan gejala klien dengan halusinasi. e. Memotivasi keluarga untuk mengunjungi klien di RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu dan melakukan tindakan keperawatan. f. Mendokumentasikan hasil kunjungan rumah agar dapat ditindak lanjuti oleh RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu.
C. Rencana Tindakan Keperawatan 1. Fase Orientasi
a.
Salam dan perkenalan Mahasiswa memperkenalkan diri dengan terlebih dahulu memberi salam dan menjelaskan bahwa perawat merupakan mahasiswa/i dari Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Bengkulu yang sedang menjalani praktek profesi keperawatan di RSKJ Soeprato Provinsi Bengkulu dan merupakan praktek yang merawat klien selama 2 minggu.
b.
Validasi data klien Mengkaji perasaan keluarga tentang anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
c.
Kontrak Mahasiswa dan keluarga membuat kesepakatan tentang topik yang akan dibicarakan terkait dengan masalah keperawatan dan perkembangan kondisi klien dan waktu yang diperlukan untuk membicarakan masalah klien serta memilih tempat yang nyaman bagi keluarga dan perawat untuk berbincang – bincang dan berdiskusi, waktu yang digunakan untuk berbincang-bincang yaitu 15 menit.
2. Fase Kerja
Tindakan keperawatan untuk keluarga Diagnosa keperawatan SP 1 Keluarga :
: Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi Pendengaran.
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien. 2) Menjelaskan pengertian halusinasi, tanda, gejala, dan proses terjadinya halusinasi. 3) Menjelaskan cara merawat klien dengan halusinasi. SP 2 Keluarga : 1) Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat klien dengan halusinasi. SP 3 Keluarga : 1) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien halusinasi. SP 4 Keluarga : 1) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge planning ). 2) Menjelaskan follow up klien setelah pulang. 3. Fase Terminasi
a.
Evaluasi respon keluarga terhadap kunjungan rumah (subyektif) : Menanyakan perasaan keluarga setelah berbicara dan berdiskusi dengan perawat.
b.
Evaluasi kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien (obyektif) : - Observasi ekspresi keluarga selama interaksi dan respon perilaku terhadap kunjungan. - Meminta keluarga untuk menjelaskan pengertian, tanda, gejala, proses terjadinya halusinasi, dan tata cara penggunaan obat. - Keluarga
mampu
mendemostrasikan
cara-cara
mengontrol/mencegah
halusinasi. c.
Rencana tindak lanjut : o
Kesepakatan keluarga untuk terlibat dalam asuhan (dirumah sakit atau dirumah sendiri).
o
Meminta keluarga untuk melibatkan klien dalam aktivitas-aktivitas yang akan dilakukannya saat di rumah.
o
Menyarankan kepada keluarga untuk mempelajari kembali materi penyuluhan kesehatan yang diberikan tentang gangguan persepsi sensori : halusinasi (pendengaran).
o
Menyarankan kepada keluarga untuk belajar cara-cara mengontrol halusinasi di rumah dan mempraktekkannya ketika klien sudah pulang ke rumah.
o
Menyarankan keluarga untuk kontrol ke RSKJ ketika klien sudah pulang ke rumah.
d.
Kontrak Menganjurkan keluarga untuk datang ke RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu bila masih ada yang kurang paham tentang cara perawatan dirumah dan dapat meminta penjelasan dari RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu.
KONSEP TEORI 1.
Pengertian o
Halusinasi adalah gangguan persepsi panca indra tanpa adaya rangsangan dari luar meliputi semua system pengindraan dan terjadi pada saat kesadaran individu itu baik atau penuh.
o
Halusinasi
adalah
gangguan
atau
perubahan
persepsi
dimana
penderita
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi (Maramis-2005). o
Halusinasi penglihatan adalah persepsi sensori pada penglihatan individu tanpa adaya stimulus eksterna yang nyata (Sudart & Suhdeen- 1984).
2.
Penyebab
a. Faktor tumbuh kembang Terjadi hambatan dalam menjalankan tugas perkembangan. b. Faktor komunikasi dalam keluarga Gangguan komunikasi yang tidak jelas, emosi yang tinggi dan pola atau cara asuh yang salah c. Faktor psikologi Keluarga, pengasuh dan lingkungan sangat mempengaruhi respon psikologis klien, penyebab dapat berupa penolakan sikap terlalu dingin, cermat atau kurang kasih sayang dan adanya konflik maupun kekerasan dalam keluarga. d. Faktor sosial budaya Kehidupan sosial budaya yang dapat mempengaruhi fungsi otak seperti kemiskinan, perperangan, kerusuhan, kerawanan, kehidupan yang terisolasi disertai stress menumpuk, sehingga terjadi perubahan perilaku. 3.
Tanda dan gejala Tahap I : Menenangkan Dan Memberi Rasa Nyaman (Ansietas Sedang)
Secara umum halusinasi bersifat menyenangkan :
Karakteristik Orang yang mengalami halusinasi
biasanya mengalami kenaikkan emosi, seperti
anxietas, kesepian, merasa bersalah dan takut mencoba memutuskan diri penenangan pikiran individu, mengetahui bahwa pikiran dan sensasi yang dialami tersebut dapat dikendalikan jika anxietas dapat diatasi.
Perilaku klien yang teramati Ketawa tidak sesuai, menggerakkan bibir tanpa menimbulkan suara, gerakkan mata yang cepat, respon verbal yang lamban, diam dan dipenuhi suatu yang menghasilkan.
Tahap II : Menyalahkan (Kecemasan Berat)
Secara umum halusinasi bersifat menarik diri :
Karakteristik Pengalaman sensori bersifat mencemaskan dan menakutkan, orang yang berhalusinasi mulai merasakan kehilangan kendali dan mungkin berusaha untuk menjauhkan dirinya dari sumber yang di persepsikan, individu mungkin merasa malu karena pengalaman sensorinya dan menarik diri orang lain.
Perilaku klien yang tampak Terjadi peningkatan TTV, penyempitan kemampuan konsentrasi, di penuhi dengan pengalaman sensori dan mungkin kehilangan kemampuan untuk membedakan antara halusinasi dengan realita.
Tahap III : Mengontrol (Kecemasan Berat)
Pengalaman sensori menjadi penguasa :
Karakteristik Orang yang berhalusinasi menyerah untuk melawan pengalaman halusinasi dapat berupa permohonan individu merasa kesepian.
Perilaku yang teramati Lebih cenderung mengikuti petunjuk yang di berikan halusinasi dari pada menolaknya, kesulitan berhubungan dengan orang lain, kurang perhatian terhadap lingkungan, tampak tremor dan berkeringat, tidak mampu mengikuti petunjuk.
Tahap IV : Tampak Panik
Secara umum halusinasi menjadi lebih rumit dan sering berkait dengan illusi :
Karakteristik Pengalaman sensori mungkin menakutkan, jika individu tidak mengikuti perintah perintah halusinasi yang berlangsung.
Perilaku yang tampak Perilaku menyerang / terror seperti panik, sangat mengancam diri sendiri dan orang lain, kegiatan fisik yang merilekskan isi halusinasi seperti : amuk, menarik diri, tidak mampu merespon pada lingkungan.
4.
Akibat dari masalah o
Perubahan sensori persepsi : halusinasi penglihatan.
o
Kerusakan interaksi social.
o
Isolasi sosial : menarik diri.
o
HDR ( Harga Diri Rendah ).
o
Resiko tinggi perilaku kekerasan.
( Buku saku keperawatan jiwa, 1998 : 328-329 ) 5.
Cara perawatan pasien halusinasi di rumah
a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluaga dalam merawat pasien. b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi serta cara-cara merawat pasien halusinasi pada keluarga.
c. Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung yang dihadapi. d. Perhatikan semua kebutuhan klien, komunikasi, makan mandi dan aktivitasnya. e. Perhatikan hal-hal yang menimbulkan rasa sedih/marah klien. f. Tanggapi apa yang ingin disampaikannya dengan penuh perhatian. g. Libatkan kegiatan sehari-hari dirumah secara bertahap. h. Ajak bergaul dan didampingi saat berinteraksi dengan orang lain. i. Memberikan obat kepada klien sesuai dengan resep dokter