PROPOSAL TERAPI BERMAIN REMAJA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Bermain sebagai terapi merupakan salah satu sarana yang digunakan dalam membantu anak mengatasi masalahnya, sebab bagi anak bermain adalah simbol verbalisasi. Terapi bermain dapat dilakukan didalam ataupun diluar ruangan. Terapi yang dilakukan didalam ruangan sebaknya dipersiapkan dengan baik terutama dengan alat-alat permainan yang akan digunakan. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa terapi bermain adalah terapi yang menggunakan alat-alat permainan dalam situasi yang sudah dipersiapkan untuk membantu anak mengekspresikan perasaannya, baik senang, sedih, marah, dendam, tertekan, atau emosi yang lain (Alice Zellawati, 2011). Terapi bermain adalah suatu metode konseling untuk anak usia 4-16 tahun dengan menggunakan pendekatan bermain. Pada usia ini, bermain merupakan media natural bagi anak untuk dapat bercerita dan membagi perasaannya. Dalam sesi terapi, anak yang memerlukan bantuan dalam mengatasi masalah emosi, perilaku, sosial dan kesehatan mentalnya akan dibebaskan untuk mengekspresikan dan menyalurkan emosinya dengan cara yang dia rasa baik dan tepat dengan menggunakan alat-alat permainan yang ada di ruangan dalam situasi yang aman dan nyaman. Kesulitan remaja untuk mengekspresikan perasaannya dapat berpengaruh kepada tumbuh kembangnya, dalam hal kepribadian, emosi, atau bahkan proses belajar di sekolah. Hal ini sangat memprihatinkan, terutama bagi orang tua yang mempunyai anak dengan usia belia. Untuk itu diperlukan praktisi yang memahami kondisi anak yang mengalami masalah sosial, emosional, perilaku, dan kesehatan mental.
B. Tujuan Terapi Bermain
1. Tujuan Umum Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral, dan bermain dengan terapi. 2. Tujuan Khusus a. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah b. Melatih kemampuan konsentrasi remaja c. Meningkatkan kerjasama dan kekompakan antar remaja d. Membuat Remaja untuk mengungkapkan perasaannya e. Memberikan kesenangan dan kepuasan C. Sasaran
Anak usia remaja (3-6 tahun) dengan masalah dalam penyelesaian tugas bersama di Sekolah .
BAB II DESKRIPSI KASUS
A. KARAKTERISTIK SASARAN
Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Menurut Menteri Kesehatan RI tahun 2010, batas usia remaja adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Periode remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak ke periode dewasa. Periode ini dianggap sebagai masa-masa yang amat penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam pembentukan kepribadian individu. Remaja adalah seorang idealis, ia memandang dunianya seperti apa yang ia inginkan, bukan sebagaimana adanya. Ia suka mimpi-mimpi yang sering membuatnya marah, cepat tersinggung atau frustasi. Periode remaja adalah periode pemantapan identitas diri. Ciriciri perilaku yang menonjol pada usia-usia ini terutama terlihat pada perilaku sosial. Dalam masa-masa ini teman sebaya mempunyai arti yang amat penting. Mereka ikut dalam klubklub, klik-klik atau geng-geng sebaya yang perilaku dan nilai-nilai kolektifnya sangat mempengaruhi perilaku serta nilai-nilai individu-individu yang menjadi anggotanya. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Menurut Menteri Kesehatan RI tahun 2010, batas usia remaja adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Periode remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak ke periode dewasa. Periode ini dianggap sebagai masa-masa yang amat penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam pembentukan kepribadian individu. Periode remaja adalah periode pemantapan identitas diri. Ciri-ciri perilaku yang menonjol pada remaja ini diantaranya
Dalam karakteristik remaja saat ini berbeda – beda. Ada yang memiliki sifat positif dan negatif. Pada saat ini memang kebanyakan remaja berada di masa peralihan tapi masih ada yang memiliki sifat yang positif sejak kecil. Karakteristik dari remaja saat ini di antaranya sebagai berikut : 1. Karakteristik positif : a. Menolong teman yang kesulitan b. Be confident c. Percaya diri d. Berani mengambil keputusan e. Kreatif f.
Bertanggung jawab
g. Perhatian
2. Karakteristik negatif : a.
Egois
b.
Emosi masih belum bisa terkontrol
c.
Susah bergaul atau kurang care
d.
Cepat tersinggung
e.
Jiwa pemberontak
f.
Bergantung pada orang lain
g.
Kurang terbuka
h.
Suka meremehkan orang lain
i.
Suka mengadu domba
j.
Suka berbohong
B. ANALSIA KASUS
Permasalahan yang dialami dalam dunia remaja sangan bervariasi mulai dari persoalan dengan diri sendiri, emosi remaja yang belum terkontrol , sikapnya yang seenaknya sendiri menyebabkan beberapa konflik muncul dalam kehidupannya yang mungkin saja mempengaruhu perkembangannya. Pada sekelompok remaja yang berusia rata-rata 16 tahun dalam kehidupan sekolahnya mengalami permasalahan dalam mengerjakan tugas kelompok. Beberapa dari anggota kelompok ada yang tidak peduli dengan tugasnya bersama, ada juga yang mengerjakan tugasnya tidak dengan sungguh-sungguh dan menyebabkan hanya orang-orang yang sama sajalah yang mengerjakan tugas. Sampai anak-anak yang peduli dengan tugasnya itu kesusahan dalam mengerjakan tugas karena kurang adanya kerja sama. Sehingga menyebabkan nilai yang didapatkan merekapun tidak seberapa bagus. Namun anak-anak yang tidak peduli akan tugasnya itu pun tidak peduli berapa pun nilai yang didapatkan yang terpenting bagi sebagaian dari mereka adalah tugasnya selesai. C. PRINSIP BERMAIN MENURUT TEORI
Dalam Agustina (2013) mengutip agar anak dapat bermain dengan maksimal, maka diperlukan :
Ektra energi dan waktu yang cukup sehingga sti mulus yang diberikan dapat optimal.
Pengetahuan cara bermain juga dibutuhkan untuk anak, sehingga anak akan lebih terarah dan pengetahuan anak akan lebih berkembang dalam menggunakan alat permainan tersebut. Selain itu alat permainan serta ruang untuk bermain harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak serta memiliki unsur edukatif bagi anak .
Teman bermain diperlukan untuk mengembangkan sosialisasi anak dan membantu anak dalam menghadapi perbedaan.
BAB III METODOLOGI BERMAIN A. JUDUL PERMAINAN
Bermain bersama teman melatih konsentrasi dan saling mengerti. B. DESKRIPSI PERMAINAN
Terapi bermain dengan bermain secara kelompok , membuat anak mau mengungkapkan perasaannya, meningkatkan kesadaran anak remaja akan pentingnya suatu kerjasama dalam tim. C. TUJUAN PERMAINAN
Tujuan permainan konsentrasi dan tim ini antara lain : 1. Meningkatkan motivasi remaja untuk mengungkapkan perasaannya 2. Meningkatkan daya kreatifitas 3. Meningkatkan komunikasi sosial 4. Melatih konsentrasi remaja melalui cara yang menyenangkan 5. Memberikan kesenangan pada anak remaja 6. Melatih remaja untuk meningkatkan tanggung jawab 7. Membuat anak untuk semakin memahami pentingnya kerjasama 8. Menyalurkan tenaga dan emosi anak remaja
D. KETRAMPILAN YANG DIPERLUKAN
Ketrampilan yang diperlukan dalam pelaksanaan permainan ini adalah ketrampilan kreatifitas, intelektual, emosi dan motorik kasar serta halus. E. JENIS PERMAINAN
Jenis permainan yang dilakukan adalah bermain asosiatif yaitu anak bermain bersama dalam kelompoknya serta bermain kooperatif dimana anak remaja mulai aktif bersama teman-temannya
untuk membicarakan, merencanakan dan melaksanakan permainan.
F. ALAT BERMAIN
Alat permainan yang digunakan hanyalah beberapa buah tali. G. WAKTU PELAKSANAAN
Terapi bermain akan dilaksanakan pada: Hari/ Tanggal : Sabtu, 1 April 2017 Waktu
: 15.00 WIB, selama 20 menit
Tempat
:
H. PROSES BERMAIN
No. 1
Pelaksanaan
Waktu
Persiapan a. Menyiapkan tempat bermain yang kondusif dan aman. b. Menyiapkan alat-alat.
5 Menit
c. Menyiapkan anak remaja yang akan bermain 2
Proses : a. Membuka proses terapi bermain
25 menit 2 menit
dengan mengucapkan salam, memperkenalkan diri. b. Menjelaskan pada anak remaja
3 menit
tentang tujuan dan manfaat bermain, menjelaskan cara permainan. c. Mengajak anak bermain . d. Mengevaluasi respon anak.
15 menit 5 menit
3
Penutup Menyimpulkan, mengucapkan salam
2
Menit
I. HAL-HAL YANG PERLU DIWASPADAI
1. Remaja tidak mau mengungkapkan perasaannya 2. Kondisi cuaca diluar ruangan yang mungkin tidak mendukung permainan berlangsung 3. Remaja merasa bosan dengan permainan 4. Kondisi tempat bermain yang terlalu ramai sehingga instruksi permainan ti dak bisa dipahami dengan baik. 5. Remaja memiliki beberapa tugas yang harus dikerjakan sehingga tidak bisa mengikuti permainan dengan sepenuh hati. J. ANTISIPASI UNTUK MEMINIMALKAN HAMBATAN
1. Memastikan bahwa anak remaja tidak memiliki tugas yang membebaninya terlalu berat 2. Memotivasi remaja untuk tidak malu mengungkapkan perasaannya 3. Pelaksanaan tidak terlalu lama
K. PENGORGANISASIAN
L. KRITERIA EVALUASI Evaluasi struktur:
1. Tersedia preplanning sebelum terapi bermain 2. Pemberi terapi telah meyiapkan alat dan tempat sebelum dilakukan terapi 3. Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu Evaluasi proses:
1. Remaja dapat mengikuti kegiatan dengan baik sampai selesai 2. Sudah melakukan kontak waktu dengan remaja 3. Remaja dapat melakukan permainan tim dengan baik 4. Remaja dapat mengikut permainan dengan menggunakan konsentrasi 5. Remaja dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir
Evaluasi hasil:
1. Remaja merasa senang dan puas 2. Remaja mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan 3. Remaja mampu mengungkapkan perasaannya 4. Remaja mampu memahami bagaiman pentingnya bekerjasama
BAB IV PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN
A. Tahap Persiapan
B. Pelaksanaan Kegiatan
1. Tujuan umum Setelah dilakukan terapi bermain diharapkan remaja mampu saling memahami satu sama lain dan daya kemampuannya dalam bersosialisasi meningkat. 2. Tujuan khusus Setelah mengikuti program bermain selama 25 menit, anak dapat : a. Melatih konsentrasinya melalui cara yang menyenangkan . b. Mengungkapkan tentang perasaan mengenai dirinya. c. Bekerjasama dengan baik dalam suatu kelompok d. Mengendalikan ego-nya masing-masih untuk mencapai tujuan yang sama e. Menyalurkan tenaga dan emosi remaja 3. Pelaksanaan Terapi bermain dilakukan pada tanggal 1 April 2017 pukul 15.00 WIB di --- , dengan rangkaian acara sebagai berikut : a. Pembukaan dengan menyampaikan salam, mengkonfirmasi ulang kontrak waktu, meminta persetujuan serta menjelaskan tujuan terapi bermain b. Melakukan perkenalan kembali dengan meyebutkan nama dan hewan kesukaan beserta alasannya menyukai. c. Melakukan permainan konsentrasi dengan bagi yang kalah diinstruksikan untuk menyebutkan 2 kelebihan dan 2 kekurangan pada dirin ya masing.
d. Melakukan permainan kekompakan dengan membagi anak menjadi 2 tim , permainannya kaki masing-masing anak satu tim ditali dengan menggunakan tali dan mereka berlomba untuk mencapai garis finish dengan cara berjalann ya tidak tidak boleh maju kedepan melainkan berjalan kesamping. e. Mengevaluasi respondan perasaan remaja terhadap kegiatan permainan ti m yang telah dilakukan dan menanyakan apa yang bisa di ambil dari permainan yang baru saja dilakukan. f. Melakukan permainan pendinginan namun ,tidak ada hukuman dari permai nan ini . Yaitu melakukan kegiatan yang berlawanan dengan kata-kata yang diucapkan oleh instruktur. g. Penutup dengan meyampaikan salam penutup . C. Evaluasi
1. Evaluasi struktural Sebelum kegiatan terapi dilaksanakan, preplanning telah dikumpulkan Pemberi terapi telah mempersiapkan alat dan tempat yang akan digunakan Pemberi terapi telah kontrak waktu ulang anak remaja 2. Evaluasi Proses
Rencana pelaksanaan kegiatan sesuai yaitu 25 menit.
Remaja yang diberikan terapi bermain adalah 6 orang anak berkisaran usi a 16 tahun dengan permasalahan yang dialami beberapa anggota kelompoknya dalam mengerjakan tugas ada yang tidak peduli atau pun aktif dalam pengerjaan tugas, remaja dalam kondisi baik, anak tampak bersemangat saat proses bermain
Terapi dapat berjalan lancar sesuai preplanning yang telah disusun.
Pelaksanaan terapi berjalan sesuai dengan rencana sebelumnya
3. Evaluasi Hasil
Remaja merasa senang setelah melakukan terapi bermain
Remaja sadar akan pentingnya peran masing-masing anggota dalam suatu kelompok
Remaja sadar akan besarnya peran suatu kerjasama dalam suatu kelompok
Anak dapat mengungkapkan perasaannya
D. Faktor Pendukung
a. Adanya kemauan dari masing-masing anak dalam melakukan terapi bermain b. Terapis mendukung pelaksanaan kegiatan ini dengan men yediakan tempat di ruangan c. Remaja memiliki motivasi yang baik dalam mengikuti terapi bermain d. Kondisi kesehatan remaja dalam kondisi baik e. Tugas sekolah yang remaja miliki tidak terlalu banyak pada akhir minggu E. Hambatan
Kondisi lingkungan sekitar tempat melakukan terapi bermain yang terlalu ramaidan cuaca pada sore hari yang panas.
BAB V PENUTUP