PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK MEWARNAI GAMBAR PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK MEWARNAI GAMBAR
KELOMPOK III YUDHA EKO MAULANI YULI HIDAYANTI YUNITA IRAWAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN, 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan kasih -Nyalah sehingga kami dapat menyusun PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK MEWARNAI GAMBAR ini yang telah ditentukan. Proposal
terapi bemain ini diajukan guna memenuhi tugas profesi yang diberikan pada stase Keperawatan Anak.
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan Proposal Terapi Bernain ini baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari isi ini Proposal Terapi Bernain masih jauh dari kategori sempurna, baik dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan.oleh pen yusunan.oleh karen itu, kritik dan saran yang membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan, sangat kami harapkan demi kesempurnaan Proposal Terapi Bernain ini.
Pelaihari,
April 2017
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya
(distraksi)
dan
relaksasi
melalui
kesenangannya
melakukan
permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah anak usia toddler (3 - 6 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada usia toddler dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang bermain dengan warna, oleh karena
itu
bermain
dengan
mewarnai
gambar
menjadi
alernatif
untuk
mengembangkan kreatifias anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Mewarnai gambar dapat menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak.
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain dengan sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil warna akan membantu anak untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada anak usia toddler dengan cara mewarnai gambar
1.2 TUJUAN
1. TUJUAN UMUM Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
2. TUJUAN KHUSUS 1. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan. 2. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena penyakit dan dirawat 3. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak. 4. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan. 5. Untuk menambah pengetahuan mengenali warna. 6. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak .
BAB III LAMPIRAN TEORI
2.1
PENGERTIAN BERMAIN
Bermain
merupakan
suatu
kegiatan
yang
dilakukan
seseorang
untuk
memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa pe rmainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Erlita, 2006). Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan b erperan dan berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan agar anak dapat kreatif kreatif dan mengekspresikan mengekspresikan pikiran, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah satu intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah kecemasan sebelum dan sesudah tindakan operatif . Dengan demikian dapat dipahami bahwa didalam perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan suatu kegiatan didalam melakukan asuhan keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya ( Nursalam, 2005).
Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu aktifitas yang memberikan stimulasi dalam kemampuan keterampilan kognitif dan afektif (Anonim, 2010).
2.2
KATEGORI BERMAIN
1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri. Contoh: bermain sepak bola. 2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan aktivitas (hanya melihat) Contoh: Memberikan support.
2.3
CIRI-CIRI BERMAIN
1.
Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2.
Selalu ada timbal balik interaksi
3.
Selalu dinamis
4.
Ada aturan tertentu
5.
Menuntut ruangan tertentu
2.4 KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI
1.Social affective play Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan. 2. Sense of pleasure play Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya, dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir. 3.
Skill play Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda.
4.
Dramatika play role play Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.
2.5 KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL
1.
Solitary play Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Toddler .
2.
Paralel play Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre anak pre school . Contoh : bermain balok
3.
Asosiatif play Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain sesukanya.
4.
Kooperatif play Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen sekolah Adolesen..
2.6 FUNGSI BERMAIN
Anak dapat melangsungkan perkembangannya 1.
PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIK Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu, misalnya meraih pensil.
2.
PERKEMBANGAN KOGNITIF Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3.
KREATIFITAS Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
4.
PERKEMBANGAN SOSIAL Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar dalam kelompok.
5.
KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS) Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku terhadap orang lain.
6.
PERKEMBANGAN MORAL Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman, menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh : dapat menerapkan kejujuran
7.
TERAPI Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak, misalnya : marah, takut, benci.
8.
KOMUNIKASI Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain peran.
2.7
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN
1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan 2.
Status kesehatan, anak sakit
perkembangan psikomotor kognitif
terganggu 3. Jenis kelamin 4. Lingkungan lokasi, negara, kultur 5. Alat permainan senang dapat menggunakan 6. Intelegensia dan status sosial ekonomi
2.8 TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN
1. Tahap eksplorasi Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain 2. Tahap permainan Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan 3. Tahap bermain sungguhan Anak sudah ikut dalam permainan 4. Tahap melamun Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.
2.9 BERMAIN DI RUMAH RUMAH SAKIT SAKIT
A.TUJUAN 1.Melanjutkan tugas kembang selama perawatan 2.Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat 3.Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat B.PRINSIP 1.Tidak banyak energi, singkat dan sederhana 2.Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang 3.Kelompok umur sama 4.Melibatkan keluarga/orangtua C.UPAYA PERAWATAN DALAM PELAKSANAAN BERMAIN 1.Lakukan saat tindakan keperawatan 2.Sengaja mencari kesempatan khusus D.BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1. Alat bermain 2. Tempat bermain E.PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH 1.Faktor pendukung Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga 2. Faktor penghambat Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain
2.10 BERMAIN MEWARNAI GAMBAR
a. Definisi Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai gambar diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak. b.Manfaat 1)Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”). 2)Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk, mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik halus.
3)Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena menggunakan media kertas gambar dan crayon. 4)Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata. 5)Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak akurat dan negative. 6)Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci. 7) Dapat digunakan sebagai terapi terapi permainan kreatif yang yang merupakan metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah sakit.
PREPLANING PROGRAM BERMAIN PADA ANAK USIA 3 - 6 TAHUN DI RUANG SAFIR RS. HADJI BOEJASIN PELAIHARI
1. Judul Alasan
: Terapi bermain “mewarnai gambar” : Terapi bermain “mewarnai gambar” judul ini dipilih kelompok
untuk menambah menambah pengetahuan pengetahuan mengenali warna, dan mengembangkan imajinasi pada anak. 2. Karakteristik permainan : Anak dibimbing untuk mewarnai sebuah pola yang disediakan dengan warna pilihannya sendiri. 3. Sasaran : 1) Anak usia (2 - 6 tahun) 2) Anak yang dirawat di ruang anak Tulip 3) Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain)yangdapat menghalangi proses terapi bermain 4) Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai 5) Anak yang dapat memegang crayon/pensil warna 6) Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar 4. Tujuan : TUJUAN UMUM Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak. TUJUAN KHUSUS Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena penyakit dan dirawat Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan. Untuk menambah pengetahuan mengenali warna. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak. 5. Waktu Pelaksanaan : Hari/Tanggal : Pukul : Tempat: Tempat bermain anak diruang anak Tulip II.
Setting tempat Meja Moderator
Leader
CT/CI
Peserta & orang tua
Observasi
6. Media a. Pensil warna b. Tissue c.Karpet d. Kertas bergambar e.Lembar penilaian f. Meja
7.Strategi bermain No.
Waktu
1
10 menit
Kegiatan
Peserta
. Pra kegiatan : Memfasilitasi media terapi bermain Mempersiapkan anggota terapi bermain Mempersiapkan peserta
2
5 menit
Pembukaan : Membuka kegiatan dengan
Menjawab salam
mengucapkan salam. Memperkenalkan diri
3
15 menit
Menjelaskan tujuan dari terapi
Mendengarkan
bermain
Memperhatikan
Kontrak waktu anak dan orang tua
Memperhatikan
Kegiatan bermain : Menjelaskan tata cara pelaksanaan terapi bermain mewarnai kepada anak Memberikan kesempatan kepada anak
Memperhatikan
untuk bertanya jika belum jelas
Bingung
Membagikan kertas bergambar dan pensil warna. Fasilitator mendampingi anak dan
Antusias saat menerima peralatan
memberikan motivasi kepada anak
Memulai untuk
Menanyakan kepada anak apakah
mewarnai gambar
telah selesai mewarnai gambar
enjawab pertanyaan
Memberitahu anak bahwa waktu yang diberikan telah selesai
Mendengarkan
Memberikan pujian terhadap anak
Memperhatikan
yang mampu mewarnai gambar sampai selesai 4
10 menit
Kegiatan penutup: Memotivasi anak untuk menyebutkan
Menceritakan
apa yang diwarnai Mengumumkan nama anak yang dapat mewarnai dengan baik. Membagikan reward kepada seluruh
Gembira
peserta
5
5 menit
Terminasi: Memberikan motivasi dan pujian
Memperhatikan
kepada seluruh anak yang telah mengikuti program terapi bermain Mengucapkan terima kasih kepada
Mendengarkan
anak dan orang tua Mengucapkan salam penutup
Menjawab salam
8. Analisa tugas a. Anak dibimbing memberi warna sesuai gambar yang tersedia sesuai dengan kemampuan anak masing-masing. b. Anak dibimbing memilih warna sesuai warna kesukaannya sendiri. c. Anak dilatih untuk mewarnai gambar sesuai garis pola yang tersedia.
d. Kriteria Penilaian: Berhasil bila anak mewarnai dengan 5 warna yang berbeda (nilai 100). Anak mewarnai dengan 3 warna yang berbeda (75). Anak mewarnai dengan 2 warna (50). Anak tidak memberi warna pada gambar yang tersedia (0). 9. Aspek kognitif a. Pengetahuan atau hafalan anak tentang warna,missal daun berwarna hijau. b. Pemahaman anak tentang gambar.contoh: gambar.contoh: mengerti bahwa itu gambar bunga. c. Penerapan anak member warna hijau pada daun. 10. Aspek psikomotor a. Motorik halus Pengetahuan dan pemahaman anak tentang gambar.contoh: mengerti bahwa itu gambar bunga. b. Motorik kasar Anak dibimbing untuk mewarnai gambar berpola. Hasilnya dapat diukur melalui 1. Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku anak selama proses bermain. 2. Anak mampu mengikuti proses bermain dari awal hingga akhir. 11. Aspek afektif Anak dapat member respon rangsangan dari pembimbing. 12. Aspek sosial Anak dapat berinteraksi dengan ibu,teman sebaya dan pembimbing. 13. Perkiraan hambatan : a) Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di jadwalkan b) Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain 14. Antisipasi hambatan/masalah 1. Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi) 2. Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak selama program terapi. 15. Pengorganisasian 1) Pembimbing Pendidikan
:
2) Pembimbing Ruangan
:
3) Leader : Noor Latifah
Tugas : Pengkoordinir anggota kelompok dan mengawasi jalannya acara dari awal hingga akhir 4) Moderator : Niawati Tugas : Mengawal dan mengawasi jalannya terapi yang menjadi tanggung jawab agar berjalan sesuai dengan topic 5) Observer : Rahmat Effendy Tugas : Membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi yang direkam dalam bentuk nilai tertentu sebagai refleksi dari penilaian skala observasi terapi bermain. 6) Fasilitator : Rizky Noorsyafarin Tugas : Memfasilitasi peralatan yang dibutuhkan agar tujuan dari terapi bermain dapat tercapai. 7) Anak
: anak berusia 2 - 6 tahun dirawat di ruang anak Tulip II
16. Kriteria evaluasi 1. Evalusi Struktur a. Anak hadir di ruangan minimal 2 orang. b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang anak Tulip II c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya. 2. Evaluasi Proses a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar b. Anak mengikuti mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar 3. Kriteria Hasil a. Anak terlihat senang dan gembira b. Kecemasan anak berkurang c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. ( 2010) Bermain melatih konseentrasi anak. [Online]. Tersedia : Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak. Terdapat pada http://info. balitacerdas.com. balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 25 Desember 2016 Foster and Humsberger, 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB Children. WB sauders Company, Philadelpia USA Hurlock, E B.1991. Perkembangan B.1991. Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga 1. Erlangga : Jakarta L. Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC: Jakarta www.Pediatrik.com Minggu 25 Desember 2016 Markum, dkk. 1990. Buku Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC : Jakarta Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi Bayi dan Anak (untuk Perawat dan Bidan). Jakarta: Salemba Medika. Soetjiningsih, 1995,Tumbuh 1995, Tumbuh Kembang Anak, EGC : Jakarta Whaley and Wong, 2009, Nursing Care Infanst and Children. Fourth Edition. Mosby Year Book. Toronto Canadahttp://sidikjaricerdas.wordpress.com Canada http://sidikjaricerdas.wordpress.com /2010/08/09/ bermain-puzzle-melatihkonsentrasi-anak/[25 bermain-puzzle-melatihkonsentrasi-anak/ [25 Desember 2016]