DIVERTIKEL KOLON
I.
PENDAHULUAN Diverti Divertikul kulosi osiss merupa merupakan kan suatu suatu keadaa keadaan n pada pada kolon kolon yang yang diciri dicirikan kan
dengan adanya hernasi mukosa melalui muskularis yang membentuk kantong seperti botol. Bila satu kantong atau lebih mengalami peradangan, keadaan ini disebut sebagai divertikulitis.1 Diverti Divertikul kulosi osiss sangat sangat sering sering dijump dijumpai ai pada pada masyarak masyarakat at Amerik Amerikaa dan Eropa, diperkirakan sekitar separuh populasi dengan umur lebih dari 50 tahun memiliki divertikula kolon. olon sigmoid adalah tempat yang paling sering terjadi terjadinya nya diverti divertikul kulosis osis Diverti Divertiklo klosis sis kolon kolon merupa merupakan kan penyeba penyebab b yang yang umum dari perdarahan saluran cerna bagian ba!ah, berperan hingga "0# sampai 55# dari semua kasus perdarahan. Divertikula kolon merupakan lesi yang diperoleh secara umum dari usus besar pada perut. $
%ambar 1.
Diverticulosis pada
olon Dikutip dari
kepustakaan &
Divertikulosis
diperkirakan
sebagai kelainan yang didapat, tetapi etiologinya tidak terlalu dipahami. 'eori yang paling banyak diterima adalah tentang kurangnya dietary (iber yang mengha menghasilk silkan an volume volume (eses (eses yang yang kecil, kecil, sehingg sehinggaa membut membutuhk uhkan an tekanan tekanan intralu intralumin minal al yang yang tinggi tinggi dan regang regangan an dindin dinding g kolon kolon yang yang tinggi tinggi untuk untuk II.
propulsi.$,& EPIDEMIOLOGI )nsi )nside dens nsii dive divert rtik ikul ulos osis is
seca secara ra
kese keselu luru ruha han n
ting tinggi gi,,
peny penyak akit it
ini ini
menyeran menyerang g sekita sekitarr 10# pendud penduduk uk menuru menurutt sebagi sebagian an besar besar pemerik pemeriksaan saan
mayat. Divetikulosis jarang terjadi pada usia diba!ah &5 tahun, tetapi meningkat seiring bertambahnya usia sehingga pada usia *5 tahun, duapertiga penduduk mengalami penyakit ini. +okasi terjadinya divertikulosis yang paling sering adalah kolon sigmoid yaitu sekitar 0# kasus. 1 -enurut jenis kelamin, divertikulosis pada usia 50 tahun, lebih banyak ditemukan pada laki/laki dibanding perempuan, usia 50/0 tahun, perempuan sedikit lebih banyak dibanding laki/laki, dan usia 0 tahun perempuan lebih sering daripada laki/laki." 2ada pemeriksaan kolonoskopi terhadap *3 pasien di 4. 2endidikan -akassar, ditemukan $5 pasien 6$,*5#7, penyakit divertikular dengan perbandingan laki/laki dan perempuan 58&, umur rata/rata 3& tahun dengan persentase terbanyak pada kelompok umur 30/3 tahun. 9ematoke:ia merupakan gejala terbanyak dan lokalisasinya terutama di kolon bagian kiri 6kolon sigmoid atau kolon desendens7. " III.
ANATOMI DAN FISIOLOGI a. Anatomi Kolon ;sus besar atau kolon berbentuk tabung muskular berongga dengan
panjang sekitar 1,5 m 65 kaki7 yang terbentang dari sekum hingga kanalis ani. Diameter usus besar sudah pasti lebih besar daripada usus kecil, yaitu sekitar 3,5 cm 6$,5 inci7, tetapi makin dekat anus diameternya semakin kecil. 1 ;sus besar dimulai dari valvula ileocaecal sampai anus, usus besar dibagi menjadi sekum, kolon dan rektum. 2ada sekum terdapat katup ileosekal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum. ekum menempati s ekitar dua atau tiga inci pertama dari usus besar. atup ileosaekal mengendalikan aliran kimus dari ileum ke dalam sekum dan menceah terjadinya aliran balik bahan (ekal dari usus besar ke usus halus. olon dibagi lagi menjadi kolon asenden, transversum, desenden dan sigmoid. 'empat kolon membentuk kelokan tajam pada abdomen kanan dan kiri atau berturut/turut disebut sebagai (leksura hepatica dan (leksura lienalis. olon sigmoid mulai setinggi krista iliaka dan membentuk lekukan berbentuk/. +ekukan bagian ba!ah membelok ke kiri se!aktu kolon sigmoid bersatu dengan rektum. 1,$ 9ampir seluruh usus besar memiliki empat lapisan mor(ologik seperti yang ditemukan pada bagian usus lain. +apisan otot longitudinal usus besar
tidak sempurna, tetapi terkumpul dalam tiga pita yang disebut taenia coli. 2anjang taenia lebih pendek daripada usus, sehingga usus tertarik dan berkerut membentuk kantong/kantong kecil yang disebut sebagai haustra. Apendises epiplopika adalah kantong/kantong kecil peritonium berisi lemak dan melekat di sepanjang taenia. +apisan mukosa usus besar jauh jauh lebih tebal daripada lapisan mukosa usus halus dan tidak mengandung vili atau rugae. ripte +ieberkuhn 6kelenjar intestinal7 terletak lebih dalam dan mempunyai lebih banyak sel goblet dibandungkan usus halus. 1,$,5
%ambar $. Anatomi olon dan 2otongan -elintang olon Dikutip dari epustakaan 5
;sus besar secara klinis dibagi menjadi belahan kiri dan kanan berdasarkan suplai darah yang diterima. ekum, kolon asendens dan bagian kanan kolon trensversum diperdarahi oleh cabang arteri mesenterika superior yaitu arteri ileokolika, arteri kolika dekstra, dan arteri kolika media, sedangkan kolon trasversum bagian kiri, kolon descendens, kolon sigmoid dan sebagian besar rektum diperdarahi oleh arteri mesenterika in(erior melalui arteri kolika sinistra, arteri sigmoid dan arteri hemoroidalis superior. uplai tambahan ke rektum berasal dari arteri hemoroidalis media dan in(erior yang dicabangkan dari arteri iliaka interna dan aorta abdominalis. $,5,3
%ambar &. Darah Arteri Dikutip
2embuluh pada olon dari
kepustakaan 5
2embuluh vena kolon berjalan paralel dengan arterinya. Aliran darah vena disalurkan melalui vena mesenterika superior untuk kolon ascendens dan kolon transversum dan melalui vena mesenterika in(erior untuk kolon descendens, sigmoid dan rektum. eduanya bermuara ke dalam vena porta, tetapi vena mesenterika in(erior melalui vena lienalis. Aliran vena dari kanalis analis menuju
ke
vena
kava
in(erior.$,5,3
%ambar ". Darah Arteri Dikutip dari
2embuluh pada olon kepustakaan 5
elenjar getah bening umumnya dikelompokkan tergantung pada lokasinya. elenjar Epicolic terletak di sepanjang dinding usus dan appendiks epiploica. elenjar paraclic yang berdekatan dengan arteri marginal. elenjar
intermediate terletak di sepanjang cabang utama dari pembuluh darah besar, elenjar principal 6utama7 terletak di arteri mesenterika superior atau in(erior. Aliran lim(e kolon sejalan dengan aliran darahnya. 9al ini penting diketahui sehubungan dengan penyebaran keganasan dan kepentingannya dalam reseksi keganasan kolon. umber aliran lim(e terdapat pada muskularis mukosa. 5,3
%ambar 5. Aliran Dikutip dari
oleh
pada olon kepustakaan 5
2ersara(an
usus
besar dilakukan
sistem
sara(
otonom kecuali
s(ingter eksterna yang
berada
dalam
pengendalian voluntar. olon dipersara(i oleh serabut sara( simpatis yang berasal dari nervus splanknikus dan pleksus presakralis serta serabut sara( simpatis yang berasal dari nervus vagus. 4angsangan simpatis menghambat sekresi dan kontraksi serta merangsang s(ringter rektum. 4angsangan parasimpatis mempunyai e(ek yang berla!anan.1,3 b. Fisiologi Kolon
eksresi mukus serta menyimpan (eses, dan kemudian mendorongnya keluar. ;sus besar memiliki berbagai (ungsi yang semuanya berkaitan berkaitan dengan proses akhir isi usus. hari. Bila
jumlah ini dilampaui 6misalnya akibat hantaran cairan berlebihan dari ileum7 akan mengakibatkan diare. Berat akhir (eses yang dikeluarkan per hari sekitar $00 g dan *0/0# diantaranya adalah air. isanya terdiri dari residu makanan yang tidak terabsorpsi, bakteri, sel epitel yang terlepas dan mineral yang tidak terabsorpsi. 1 ejumlah kecil penecernaan dalam usus besar terutama disebabkan oleh bakteri dan bukan oleh kerja en:im. ;sus besar menyekresi mukus alkali yang tidak mengandung en:im. -ukus ini bekerja untum melumas dan melindungi mukosa. 2embentukan berbagai gas seperti =9 &, ?@$, 9$, 9$ dan ?9" membantu pembentukan gas 6(latus7 dalam kolon, (ermentasi bakteri pada sisa karbonhidrat juga melepaskan ?@$, 9$ dan ?9" yang juga beperan dalm pembentukan (latus dalam kolon. Dalam sehari secara normal dihasilkan sekitar 1.000 ml (latus.1,5 2ada umumnya usus besar bergerak secara lambat. %erakan usus besar yang khas adalah gerakan pengadukan haustral. antong atau haustra meregang dan dari !aktu ke !aktu otot sirkular akan berkontraksi untuk mengosongkannya. %erakan ini tidak progresi(, tetapi menyebabkan isi usus bergerak bolak/balik dan meremas/remas sehingga memberi cukup !aktu untuk terjadinya absorpsi. 1,5 'erdapat dua jenis peristaltik propulsi(8 17 kontraksi lambat dan tidak teratur, berasal dari segmen proksimal dan bergerak kedepan, menyumbat beberapa haustra, dan $7 peristaltik massa, merupakan kontraksi yang melibatkan segmen kolon. %erakan peristaltik ini menggerakkan massa (eses ke depan dan akhirnya merangsang de(ekasi. 1 IV.
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS -enurut 2ainter dan Burkitt pada tahun 130, penyebab terjadinya
penyakit divertikel adalah kurangnya serat dan rendahnya residu dalam makanan yang dikonsumsi sehingga menyebabkan perubahan milieu interior dalam kolon,
pendapat
tersebut
diperkuat
oleh
penelitian/penelitian
selanjutnya dimana terbukti bah!a kurangnya serat dalam makanan merupakan (aktor utama terjadinya penyakit divertikel sehingga disebut juga penyakit de(isiensi serat.",
2ada mereka yang mengkonsumsi kurang serat akan menyebabkan penurunan massa (eses menjadi kecil/kecil dan keras, !aktu transit kolon yang lebih lambat sehingga menyebabkan absorpsi air lebih banyak dan output menurun menyebabkan tekanan dalam kolon meningkat untuk mendorong massa (eses mengakibatkan segmentasi kolon yang berlebihan. 2ada segmentasi yang meningkat akan terjadi oklusi pada kedua ujung segmen sehingga tekanan intraluminal meningkat secara berlebihan dan menyebabkan terjadi herniasi mukosa>submukosa dan terbentuk divertikel. $,", Divertikel saluran cerna paling sering ditemukan dikolon, khususnya disigmoid. Divertikel kolon adalah divertikel palsu karena terdiri atas mukosa yang menonjol melalui lapisan otot seperti hernia kecil. Divertikel ini disebut divertikel pulsi 6pukulan7 karena disebabkan oleh tekanan tinggi di usus bagian distal ini. Besarnya berkisar antara beberapa milimeter sampai dua sentimeter, leher atau pintu dari divertikel biasanya sempit, tetapi mungkin lebar dan kadang terbentuk (ekolit didalamnya. 'ekanan intralumen bergantung pada kepadatan (eses yang meningkat bila kekurangan serat.&,3 Divertikula sebenarnya adalah hernisi mukosa usus dari de(ek kecil dilapisan dinding usus yang merupakan tempat keluarnya arteri ke appendiks epiplopika,
tempat tersebut terdapat antara taenia mesenterika
dan
antimesenterika.5,* V.
GEJALA KLINIS 2enyakit divertikular
atau
duvertikulosis,
pada
umumnya
tidak
memberikan gejala klinik pada 0/5# pasien, divertikulosis umumnya ditandai dengan gejala nyeri perut yang tidak spesi(ik tanpa adanya bukti proses in(lamasi. %ejala Divertikulosis sering dipicu saat makan, seperti rasa kram atau nyeri pada perut ba!ah, kembung dan konstipasi yang lebih sering terjadi dibandingkan diare, nyeri palpasi kuadran kiri ba!ah disekitar kolon sigmoid. %ejala/gejala tersebut nonspesi(ik tersebut tumpang tindih dengan gejala inflamatory bowel syndrome yang baru dapat ditegakkan sebagai suatu divertikulosis setelah melakukan pemeriksaan tambahan.",,10
aat ini, tidak ada klasi(ikasi yang disepakati secara universal mengenai penyakit divertikular, pasien dengan divertikulosis ditemukan kadang tidak bergejala, gejala yang berulang dan dapat disertai komplikasi.11 lasi(ikasi Divertikulosis asimptomatic
Deskripsi 2asien dengan divertikula dan tidak adanya tanda
atau gejala peradangan Divertikulosis symptomatic 2asien dengan gejala divertikula tetapi tanpa uncomplicated gejala peradangan Divertikulosis symptomatic 2asein dengan gejala divertikula yang berulang recurrent
6lebih dari 1 serangan pertahun7 tanpa gejala
Divertikulosis complicated
peradangan 2asien dengan menunjukkan komplikasi
gejala tanda
divertikula peradangan
6perdarahan,
abses,
yang disertai
plegmon,
per(orasi, purulen, dan peritonisis (ecal, striktur, (istula7 'abel 1. lasi(ikasi 2enyakit Divertikular olon Dikutip dari kepustakaan 11
VI.
DIAGNOSIS ;ntuk mendiagnosis divertikulosis, dilakukan anamnesis yang cermat
mengenai keluhan utama, menanyakan ri!ayat perubahan pola de(ekasi, (rekuensi dan konsistensi (eses. %ejala dan tanda yang sering ditemukan pada kelainan kolon adalah dispesia, hematoke:ia, anemia, benjolan dan obstruksi karena radang dan keganasan. 10 2ada pemeriksaan (isis didapatkan nyeri tekan lokal ringan dan sigmioid sering dapat diraba sebagai struktur padat. 'idak ada demam maupun leukositosis bila tidak ada radang. Bisa teraba tegang pada kuadran kiri ba!ah, dapat teraba massa seperti sosis yang tegang pada sigmoid yang terkena. 2ada pemeriksaan (isis dilakukan rectal toucher untuk mengetahui adanya nyeri tekan, penyumbatan maupun darah. 3 2ada penyakit divertikel yang asimptomatik, diagnosis biasa ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan barium enema, endoskopi atau pada pemeriksaan ?' can untuk tujuan lain. 2ada pemeriksaan /ray abdomen,
pasien divertikulitis akut &0/50# dapat ditemukan kelainan berupa dilatasi usus kecil>usus besar yang merupakan tanda ileus, tanda/tanda obstruksi, densitas jaringan
lemak
mengindikasikan
adanya
plegmon>abses.",1
$
%ambar 3.
Diverticulosis olon
igmoid pada
2emeriksaan Barium Enema Dikutip dari kepustakaan $
elama bertahun/tahun pemeriksaan barium enema menjadi pemeriksaan standar pada pasien dengan gejala penyakit kolon. 2emeriksaan dengan barium dapat memberikan in(ormasi tentang jumlah dan lokasi dari divertikula kolon, tapi dapat membedakan gejala klinis yang ada. 1$ 2emeriksaan dengan ?' can dapat memberikan gambaran yang lebih de(eniti( dengan evaluasi keadaan usus dan mesenterium yang lebih baik dibandingkan dengan pemeriksaan ;% abdomen, dengan sensitivitas 3/ *# dan spesi(itas 5/100#. 9asil pemeriksaan ?' dapat ditemukan penebalan dinding kolon, streaky mesenteric fat dan tanda abses>plegmon." 2emeriksaan endoskopi 6(leibel sigmoidoscope7 merupakan pemeriksaan dengan kontraindikasi relati( berhubung pada pemompaan udara ke dalam kolon akan meningkatkan tekanan sehingga dapat terjadi per(orasi. 2endapat ahli merekomendasikan semua pasien dengan gejala penyakit divertikular dilakukan pemeriksaan kolonoskopi kecuali pada pasien neoplastik.
%ambar . olon pada Dikutip
Diverticulosis olonoskopi dari
kepustakaan $
VII.
PENATALAKSANAAN 2enatalaksanaan konservati( penyakit divertikular dilakukan dengan
konsumsi makanan tinggi serat dan sehat, asupan cairan yang baik. 2emberiaan makanan berserat sebagai suplemen dalam makanan pada pengobatan asimptomatik dan simptomatik penyakit divertikular, tidak hanya dapat mencegah terjadinya divertikel namun sekaligus dapat mengurangi dan memperbaiki gejala/gejala serta mencegah timbulnya komplikasi.",,10,1$ ?ereal bran paling berman(aat dalam menurunkan !aktu transit di • • • •
sepanjang saluran cerna. -engurangi makanan daging dan lemak -emperbanyak makan sayuran dan buah/buahan 'ambahan serat &0/"0 gram>hari atau pemberian laktulosa yang dapat meningkatkan berat (eses 6sebagai osmotik laksati( pada simptomatik
•
divertikulosis7 $15 ml>hari. 2emberian antibiotik ri(aimin yang kurang diabsorbsi ditambah suplemen serat, dapat mengurangi gejala divertikulosis yang tidak berkomplikasi. asus ringan tanpa tanda per(orasi diobati dengan diet cair atau
pemberian cairan intravena 6)7, pelunak (eses, tirah baring dan antibiotik spektrum luas. Antibiotik yang berman(aat mela!an bakteri gram negati( anaerob dapat diberikan pada penderita yang diduga mengalami per(orasi atau abses. )nsisi dan drainase abses mungkin diperlukan setelah (ase akut diindikasikan pemberian diet residu tinggi. 1,*,
'abel $. 2endekatan 'erapi8 ymptomatic Diverticular Disease Dikutip dari kepustakaan 11
'indakan operasi pada divertikulosis dilakukan baik operasi elekti( maupun operasi darurat berdasarkan keadaan sebagai berikut8 a7.2er(orasi bebas dengan peritonitis generalisata, b7.@bstruksi, c7.Abses yang tidak dapat
diresolusi
melalui
piranti
perkutan,
d7.
e7.2engobatan
konservati( tidak berhasil dan keadaan pasien yang makin memburuk. ",* 2embedahan hanya diperlukan pada penyakit yang berat, luas atau pada komplikasi. 2embedahan yang diperlukan adalah reseksi kolon yang sakit disertai anastomosis untuk memulihkan kontuinitas. 1& 2asien yang memerlukan operasi segera adalah yang menunjukkan tanda/ tanda peritonitis atau obstruksi total, dilakukan dengan cara reseksi segmen usus yang sakit, biasanya kolon sigmoid, dan pengangkatan kolon 6kolostomi7 tepat disebelah proksimal titik reseksi. 4ektum biasanya ditutup dengan stapler.1& 2embedahan elekti( kolon sebelah kiri tanpa peritonitis8 reseksi segmen yang terlibat dan sambungkan ujung/ujungnya 6anastomosis primer7,
pembedahan darurat kolon sebelah kiri dengan peritonitis di(us8 reseksi segmen yang terlibat, tutup usus distal 6yaitu8 rektum bagian atas7 dan keluarkan usus proksimal sebagai ujung kolostomi 6prosedur hartmann7. 2ada pembedahan darurat pada kasus divertikulosis dengan komplikasi seperti abses yag luas, peritonitis, obstruksi total dan perdarahan hebat. 2ada kasus ini dilakukan pembedahan $ kali dimana pada operasi pertama dilakukan pembersihan cavum peritonium, reseksi segmen kolon yang terkena, dan dilakukan kolostomi temporer kemudan beberapa bulan dilakukan operasi kedua dan pada operasi ini dilakukan penyambungan kembali kolon 6re/anastomosis7.1& 2embedahan darurat kolon sebelah kiri dengan peritonitis minimal atau tapa peritontis, reseksi segmen yang terlibat dan sambungkan ujung/ ujungnya 6anastomosis primer7.1& 2ada kasus divertikulosis raksasa, dilakukan reseksi divertikula yang dilanjutkan dnegan reseksi segmen kolon yang terlibat. 2ada beberapa kasus dapat dilakukan reseksi divertikula atau diverticulectomy. =amun tindakan ini tidak dianjurkan karena jika terdapat suatu massa pada kolon, akan memicu suatu reaksi in(lamasi dan pengangkatan seluruhnya dari sumber in(lamasi yang akan menyebabkan komplikasi adalah hal yang terpenting. 1&
%ambar *. 2rosedur operasi $ tahap dengan 9artmann 2rosedur, 4eseksi usus dan colostomy dan reanastomosis Dikutip dari kepustakaan 1&
%ambar
. 2rosedur
operasi &
tahap pada divertikulitis Dikutip dari kepustakaan 1&
VIII. DIFFENTIAL DIAGNOSIS a. Sin!om Us"s I!itati# $ Irritable bowel syndrome% -erupakan suatu penyakit gastrointestinal (ungsional dengan gejala nyeri
perut, distensi abdomen, gangguan pola de(ekasi tanpa adanya gangguan organik. Banyak (aktor yang menyebabkan sindrom ini antara lain8 gangguan motilitas usus, intoleransi makanan, hipersensitivitas viseral, pasca in(eksi usus. Diagnosis )B sendiri didasarkan pada konsensus yang tervalidasi dan tidak ada pemeriksaan khusus untuk menegakkan diagnosis dari )B tersebut. aat ini yang digunakan adalah riteria
4ome )) yang didasarkan pada
adanya keluhan berupa8 $,", 4asa tidak nyaman atau nyeri yang telah berlangsung selama 1$ minggu • 6tidak perlu berurutan7 dan telah berlangsung dalam 1$ bulan terakhir dan tidak bisa dijelaskan oleh adanya abnormalitas secara kelainan struktur maupun biokimia. 'erdapat $ dari & gejala8 • =yeri hilang setelah de(ekasi 2erubahan (rekuensi dari de(ekasi 6diare atau konstipasi7 2erubahan bentu (eses b. P&n'a(it In#lamasi Us"s $In#lamato!' )o*&l Dis&as&% -erupakan penyakit in(lamasi yang melibatkan saluran cerna dengan penyebab pastinya sampai saat ini belum diketahui. ecara garis besar, )BD terdiri dari & jenis8 olitis ulserati(, 2enyakit ?rohn, )nderterminate ?olitis. %ejala klinis yang paling umum adalah diare kronis yang disertai dengan atau tanpa
nyeri
perut
dan
hematoke:ia.
;ntuk
membedakan
dengan
divertikulosis, dapat dilakukan pemeriksaan kolonoskopi. 2ada pemeriksaan kolonoskopi didapatkan, lesi in(lamasi pada kolon 6hiperemis, ulserasi, dll7, lesi mudah berdarah, ada keterlibatan rektum dll. $, +. Ka!sinoma Kolo!&(tal
arsinoma kolorektal umumnya juga terjadi pada usia diatas 50 tahun. Adapun keluhan yang paling sering berupa8 perubahan pola BAB, hematoke:ia, dan kosntipasi. 2ada kasus karsinoma kolorektal yang perkembangannya lamban, keluhan dan tanda/tanda (isik yang timbul seperti gejala obstruksi. 2ada obstruksi parsial a!alnya ditandai dengan nyeri
abdomen, namun pada obstruksi total dapat menyebabkan nausea, vomiting , distensi abdomen dan obstipasi. ;ntuk membedakan dengan divertikulosis, perlu dilakukan pemeriksaan kolonoskopi.$,
I,.
KOMPLIKASI Berikut komplikasi yang dapat muncul pada divertikulosis antara lain8 a. Di-&!ti("litis eperti balon, divertikulum yang mengembang membentuk dinding yang
tipis dibandingkan bagian usus besar. ;sus besar merupakan tempat banyak bakteri yang menguntungkan bagi pencernaan, namun keadaan dinding usus yang tipis menyebabkan bakteri dapat masuk ke lumen usus dan menyebabkan in(eksi yang disebut divertikulitis, pada divertikulitis akut, ditemukan demam, leukositosis, nyeri dan nyeri tekan pada kuadran kiri ba!ah abdomen, selama serangan akut, dapat terjadi perdarahan dari jaringan granulasi vaskular namun biasanya ringan.&,1&,1"
%ambar 10.
tadium
Divertikulitis Dikutip dari
kepustakaan 1&
lasi(ikasi
stadium
divertikulitis
menurut
hinchey8 tadium
18
2eridivertikular plegmon dan mikroabses mesenterika tadium $8 2erikolik atau pelvik makroabses tadium &8 2eritonitis generalisata purulen akibat abses pecah tadium "8 2eritonitis (eculen generalisata dengan (eses b. P&!a!aan
2erdarahan dapat terjadi masi( karena erosi menembus pembuluh darah besar di dekat divertikula. 2erdarahan sendiri merupakan komplikasi yang jarang terjadi, dilaporkan sekitar &/5# penderita dengan divertikulosis mengalami perdarahan rektum.&,10,1" +. Abs&s/ P&!#o!asi/ P&!itonitis Divertikula yang meradang akut mengalami ruptur. Bila per(orasi yang terjadi kecil, dapat mengakibatkan pembentukan abses dekat divertikulum yang mengalami per(orasi, bila per(orasi besar, (eses dapat masuk ke dalam peritonium dan menyebabkan bentuk peritonitis yang paling berbahaya dengan morlalitas tinggi. 2eritonitis adalah komplikasi yang paling jarang tetapi paling serius.$,3,1" . Fist"la Cika in(eksi karena divertikulitis menyebar keluar kolon, maka jaringan kolon dapat menempel ke jaringan didekatnya. @rgan yang paling sering terkena adalah kandung kemih membentuk (istula kolovesika, dan pada !anita terbentuk (istula antara kolon dan vagina membentuk (istula kolovagina.1,1& &. Obst!"(si Us"s Caringan (ibrosis akibat in(eksi bisa menyebabkan penyumbatan kolon parsial maupun total. Cika hal ini terjadi, maka kolon tidak mampu mendorong isi usus secara normal. @bstruksi dapat juga disbabkan kaena pembetukan abses atau edema, akibat striktur kolon setelah serangan divertikulitis rekurns. @bstruksi pada usus halus juga umum terjadi khususnya pada keadaan dimana terbentuk abses peridivertikuler yang ,.
berukuran besar.1,1$,1" PROGNOSIS 2enyakit divertikular merupakan keadan yang jinak, tetapi memiliki
mortalitas dan morbiditas yang signi(ikan apabila terjadi komplikasi. ebagai dokter, komplikasi a!al berupa divertikulitis dapat dideteksi lebih dini dan dapat dilakukan pencegahan dan pengobatan untuk mencegah komplikasi yang lebih berat. 2er(orasi dan peritonitis dapat menyebabkan angka kematian meningkat dan memerlukan tindakan bedah segera. 1&,1"