Journal Review Kelompok 10 Jordy Herfandi 1106010906 :: M Reza Ardian 1106007804 :: Tina Enyta 1106000956
Differential Argentometric Argentometric Titration Equipped with a Reflectance Detector for the Determination of Halogen Anions Hoon Hwang and In-Yong Eom
Jurnal dari Korean Chemical Society ini mengangkat tema tentang tentang titrasi titrasi argentometri argentometri untuk menentukan menentukan kuantitas dari anion halida suatu larutan. Larutan aqueuos yang mengandung ion-ion Cl - Brdan I- dapat dapat diident diidentifi ifikas kasii kandun kandungan gan ion halida halidanya nya terseb tersebut ut baik baik menggu menggunak nakan an metode metode kualita kualitatif tif untuk untuk memast memastikan ikan kandun kandungan gan ion halida di dalam campuran tersebut, ataupun untuk mengetahui kadar golongan golongan halida di campuran tersebut. Untuk menguji keberadaan keberadaan ion golongan halida dapat diidentifikasi dengan metode kualitatif dengan cara menambahkan larutan yang mengandung Ag +. Keberadaan Cl - Br-, dan I- ditandai ditandai dengan terbentuknya terbentuknya endapan dengan warna berbeda, berbeda, AgCl (putih), AgBr (Krem), dan AgI (kuning). Sedangkan untuk mengetahui kadar ion halida di suatu larutan dapa dapatt
meng menggu guna naka kan n
iden identi tifik fikas asii
elek elektr trok okimi imia, a, opti optika kal, l, dan dan
kuan kuanti tita tatif tif
dian dianta tara rany nya a
metod metode e
krom kromat atog ogra rafi. fi. Keti Ketiga ga meto metode de ters tersebu ebutt
memilik memilikii prosed prosedur ur yang yang rumit rumit dan membut membutuhk uhkan an alat-a alat-alat lat canggi canggih. h. Pada Pada jurnal jurnal ini diperke diperkenal nalkan kan suatu suatu metode metode kuantit kuantitati atiff yang yang lebih lebih sederhana untuk menentukan kadar golongan halida di suatu larutan menggunakan menggunakan titrasi argentometri argentometri yang dilengkapi dilengkapi dengan detektor refleksi. Perangkat detektor reflektansi dalam titrasi ini disusun dengan susunan berikut: Sist Sistem em diat diatas as terd terdiri iri dari dari alat
sebagai
cawan awan kuar kuars sa
berikut
:
(E) yang ang
berisi 40 ml titran (Larutan yang mengandung Br- dan I-) I-) (I) (I)
dile dileta takka kkan n dal dalam am
wadah yang kedap cahaya (D).
Titer iter
yang
berada
pada buret 50 ml (A) akan meng mengal alir ir
menu menuju ju
cawa cawan n
melalui katup solenoid dua arah
24
dikontrol timer
V
(B)
menggunakan yang
diprogram
yang
telah
(C)
untuk
membuka katup solenoid pada
2
detik
pertama
dalam setiap menit. Sembari mentitrasi, wadah kuarsa diberikan radiasi dari LED biru dari sumber LED biru berluminescence tinggi (G) yang sumber tegangannya berasal dari (H) kemudian cahayanya melewati tabung kaca (F). Intensitas cahaya yang dipantulkan kemudian diukur dengan berdasarkan data dari detektor radiasi (J) kemudian dicatat oleh alat (K).
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar diatas (gambar 1 hingga 3) menunjukkan kurva titrasi dengan metode Argentometri dengan menggunakan alat-alat yang sudah dipaparkan diatas. Ordinat kurva tersebut merupakan intensitas cahaya
yang
dipantulkan,
sedangkan
absisnya
yaitu
#jumlah
penambahan titran berupa 0,101 M perak nitrat (AgNO 3). Analat atau larutan yang dianalisis kadarnya dalam titrasi ini berupa campuran ionion bromida dan iodida. Jika diperhatikan, kurva yang dihasilkan menunjukkan pola yang teratur dan dapat cukup jelas diamati. Pertama-tama, ketika titrasi baru saja dimulai, terjadi reaksi antara kation Ag+ dan anion I- dari mula-mula kedua ion berwarna bening lalu bergabung membentuk endapan AgI berupa padatan halus berwarna kekuningan. Mengapa Sumber :
Korean Chemistry Society http://journal.kcsnet.or.kr/main/j_search/j_download.htm?code=K100501
anion I- terlebih dahulu yang bereaksi membentuk endapan? Karena K sp AgI lebih kecil daripada K sp dari AgBr. Ketiga gambar menunjukkan bahwa intensitas cahaya yang dipantulkan bertambah seiring dengan bertambahnya mol AgI dan AgBr yang terbentuk sehingga semakin banyak foton-foton berasal dari LED yang dipantulkan oleh endapan AgI yang makin banyak pula. Terlihat bahwa kurva yang terbentuk tidaklah lurus, namun gradual bertahap
menyerupai
undakan-undakan
anak
tangga
karena
penambahan titran tidak dilakukan secara kontinu melainkan diskrit dengan tetes demi tetes. Setelah reaksi pengendapan AgI selesai, dalam artian reaksi habis sempurna dan seluruh ion I- pada analat telah diendapkan, Endapan AgBr yang memiliki Ksp lebih tinggi mulai terbentuk, pada grafik terlihat bahwa intensitas cahaya terpantul akibat penambahan titran ketika endapan yang terbentuk merupakan AgBr, lebih tinggi intensitasnya daripada peningkatan intensitas pada pembentukan AgI. Hal ini dikarenakan warna dari endapan AgBr (agak kekreman) memiliki albedo (koefisien refleksi) terhadap LED cahaya biru lebih tinggi dibandingkan warna kekuningan AgI. Gambar nomor 1 menunjukkan kurva titrasi larutan campuran Idan Br- dengan konsentrasi sama yakni [I-]=[Br-]=2,00 mM (yang secara sengaja sudah diketahui konsentrasinya) dititrasi dengan perak nitrat 0,101 M. Dengan mengetahui bahwa mol perak nitrat tiap tetes titran yaitu 0,0113 mmol, didapat bahwa konsentrasi I - pada analat sebanyak 1,94 mM (mendekati 2,00 mM). Begitu juga dengan Br-, karena kurva bagian Br-, walaupun ‘gradien’ kurvanya lebih tinggi karena reflektansi AgBr tadi, memiliki jumlah ‘undakan’ intensitas yang sama dengan bagian I- dan selain itu juga lebar absisnya sama dengan lebar absis bagian I-. Lebar kurva bagian Br- yakni mulai dari ketika Ihabis dititrasi, hingga peningkatan intensitas mulai datar, dimana menandakan titik ekivalen titrasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsentrasi Br- sama dengan I- yakni 0,94 mol. Perlu dicatat bahwa undakan terakhir bagian Br-, memperlihatkan loncatan intensitas cahaya terpantul karena hubungan eksponensial antara konsentrasi analat dan cahaya terpantul. Sumber :
Korean Chemistry Society http://journal.kcsnet.or.kr/main/j_search/j_download.htm?code=K100501
Begitu juga dengan gambar
nomor 2 dan 3, gambar 2
menunjukkan pola yang mirip dengan gambar 1. Pada gambar tersebut, ditunjukkan kurva titrasi larutan campuran [Br-]=2,00 mM dan [I-]=4,00 mM. Sedangkan terlihat bahwa kurva pada gambar nomor 2 juga memiliki 2 bagian sebagaimana kurva pada gambar 1, yakni bagian I- dan bagian Br-. Terlihat bahwa jumlah undakan yang tidak terlalu tinggi kemiringannya (kurva bagian I-) memiliki lebar dan jumlah undakan sebanyak 2 kali lipat dibandingkan bagian I- kurva gambar pertama. Dan bagian Br- (yang gradiennya cukup tinggi) berlebar dan berjumlah undak sama dengan bagian Br- di gambar pertama. Sehingga dapat disimpulkan [I-]=2[Br-]=2*1,94 mM=3,88 mM. Sedangkan Pada gambar ketiga ([Br-]=[I-]=4,00 mM), kedua bagian baik kurva bagian I- maupun Br-, memperlihatkan lebar dan jumlah undakan dua kali lipat dari gambar pertama. Dapat
disimpulkan
bahwa
metode
titrasi
argentometri
menggunakan intensitas relatif dari cahaya pantul merupakan metode yang layak untuk menentukan konsentrasi campuran I - dan Br-. Namun, metode ini terbatas hanya bisa dilakukan dengan skala sangat kecil (beberapa milimolar) sehingga perlu penelitian lebih lanjut dalam skala konsentrasi yang lebih besar.
Sumber :
Korean Chemistry Society http://journal.kcsnet.or.kr/main/j_search/j_download.htm?code=K100501