BAB III KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ombinasi ombinasi dekokta *entella asiatica! Imperata cylindrica! dan +rthosiphon aristatus
Flavonoid
Methylripariochromene Methylripariochrome ne A
%abanone %abanone
"uercetin
Medulla spinalisPeningkatan Menghambat kontraktilitas aorta %erjadinya %erjadinya gangguan kanal Proion #oksidan -+, Menghambat saraf simpatis
Pelepasan GABA Mutasi D$A )omeostasis ion terganggu Gangguan perfusi organ etidakseimbangan etida kseimbangan ion $A& dan & intrasel'ekstrasel Penurunan curah jantung GABA berikatan dengan reseptor sintesa D$A Mengganggu Iskemi jaringan dan organ
Pematangan Pematangan embrio terhambat
)ipotensi erusakan D$A sel Pembukaan Pembukaan kanal ion klorida ematian ematian sel! jaringan dan organ Daya tetas menurun Membran selptor rentan pecah dan rusak Deteksi oleh baroreseptor barorese Mutasi D$A Potensial Potensial membran negatif
Diteruskan ke pusat vasomotor di batang otak (alur nekrosis .mbrio tidak berkembang Induksi kerusakan D$A sel Aktivasi %$F/ Induksi respon simpatis
)iperpolarisasi Malformasi embrio )ambatan hantaran impuls
$ekrosis sel Peningkatan Peningkatan heart rate Depresi oordinasi oordinasi ,,P area persepsi mototrik terganggu
ematian ematian sel! jaringan dan organ
Penuruanan perilaku berenang .mbrio
Ikan 9ebra de:asa
Daya tetas %eratogenik %eratogenik 0*12 345 jam6 Frekuensi denyut jantung
0*12 345 jam6 dan 0*12 378 Perubahan hari6 perilaku berenang
Keterangan:
Kombinasi
dekokta
Centella
asiatica,
Imperata
cylindrica,
dan
Orthosiphon aristatus memiliki banyak senyawa aktif yang apabila dikonsumsi dalam dosis terapi akan memberikan keuntungan bagi tubuh, tetapi keuntungan tersebut akan berbanding terbalik apabila pemakaiannya dalam jumlah besar. Beberapa senyawa akan memberikan efek antioksidan dan juga efek toksik jika dikonsumsi dalam dosis tinggi. Senyawa-senyawa tersebut adalah flavonoid, methylripariochromene a, quercetin, tabanone, dan p-coumaric . Flavonoid akan menghambat
presinaps
dan
akan
merangsang
medulla
spinalis
untuk
mensekresikan GABA, GABA yang dilepaskan akan berikatan dengan reseptor GABA dan membuka kanal ion klorida, mengakibatkan membran sel menjadi permeabel karena ion klorida masuk kedalam sel sehingga potensial membran negatif, permeabilitas membran mengakibatkan hiperpolarisasi yang dapat menghambat penghantaran impuls, hambatan tersebut mengakibatkan depresi pada SSP dan merusak otak bagian mesenephalon, menimbulkan gangguan koordinasi area persepsi motorik dan mempengaruhi perilaku berenang. methylripariochromene a akan menghambat saraf simpatis yang menyebabkan penurunan urah jantung sehingga tekanan darah akan turun dan terjadi hipotensi, keadaan tersebut dideteksi oleh baroreseptor dan diteruskan ke pusat !asomotor di batang otak, terjadi induksi respon simpatis sehingga denyut jantung akan meningkat. Senyawa ini juga dapat menghambat kontraktilitas aorta yang mengakibatkan gangguan perfusi organ sehingga mengalami iskemi jaringan dan organ dan terjadi kematian sel, jaringan dan organ. Quercetin berlebih akan berefek pro-oksidan yang mengakibatkan kerusakan sekuens "#A dan terjadi mutasi "#A, hal ini akan mengakibatkan pematangan embrio terhambat dan mempengaruhi kemampuan menetas embrio danio rerio. Tabanone $engakibatkan gangguan kanal ion dan mengakibatkan masuknya ion natrium dan kalium di intrasel%ekstrasel terganggu. $engakibatkan membran sel mudah rentan dan peah dan membran sel mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut memiu fas ligan dan ' reseptor yang menginduksi kerusakan "#A sel dan memiu terjadinya nekrosis sel melalui jalur ekstrinsik sehingga mengakibatkan kematian sel.
Penggunaan (at aktif yang berlebih dari Pegagan )Centella asiatica*, Kumis kuing )Orthosiphon aristatus*, dan Alang-alang ) Imperata cylindrica) perlu dilakukan uji toksisitas akut + jam dan subkronis hari, untuk mengetahui keamanan dari penggunaan sebagai obat anti hipertensi. Pengamatan dilakukan pada embrio ikan (ebra untuk mengetahui nilai /012, daya tetas embrio, frekuensi denyut jantung dan malformasi, sedangkan penelitian pada ikan dewasa dilakukan untuk mengetahui nilai /012 dan perubahan perilaku.
3.2. Hipotesis Penelitian
HO:
Pemberian
"ekokta
Pegagan
)Centella
asiatica*,
Kumis
kuing
)Orthosiphon aristatus*, dan Alang-alang ) Imperata cylindrica) seara akut dan subkronis pada dosis Lethal Concentration ! )/012* tidak menyebabkan kematian 123 ikan (ebra dewasa.
H1: Pemberian "ekokta Pegagan )Centella asiatica*, Kumis kuing )Orthosiphon
aristatus*, dan Alang-alang ) Imperata cylindrica) seara akut dan subkronis pada dosis Lethal Concentration ! )/012* menyebabkan kematian 123 ikan (ebra dewasa.
HO:
Pemberian
"ekokta
Pegagan
)Centella
asiatica*,
Kumis
kuing
)Orthosiphon aristatus*, dan Alang-alang ) Imperata cylindrica) seara akut dan subkronis pada dosis tertentu )dosis terapi, $A&0 dan /012* tidak menyebabkan perubahan keepatan berenang ikan (ebra dewasa.
H1: Pemberian "ekokta Pegagan )Centella asiatica*, Kumis kuing )Orthosiphon
aristatus*, dan Alang-alang ) Imperata cylindrica) seara akut dan subkronis pada dosis tertentu )dosis terapi, $A&0 dan /012* menyebabkan perubahan keepatan berenang ikan (ebra dewasa.
HO:
Pemberian
"ekokta
Pegagan
)Centella
asiatica*,
Kumis
kuing
)Orthosiphon aristatus*, dan Alang-alang ) Imperata cylindrica) pada dosis Lethal
Concentration ! )/012* + jam tidak menyebabkan kematian 123 pada embrio ikan (ebra.
H1: Pemberian "ekokta Pegagan )Centella asiatica*, Kumis kuing )Orthosiphon
aristatus*,
dan
Alang-alang
) Imperata
cylindrica)
pada
dosis Lethal
Concentration ! )/012* + jam menyebabkan kematian 123 pada embrio ikan (ebra.
HO:
Pemberian
"ekokta
Pegagan
)Centella
asiatica*,
Kumis
kuing
)Orthosiphon aristatus*, dan Alang-alang ) Imperata cylindrica) pada dosis tertentu )dosis terapi, $A&0 dan /012* tidak menyebabkan penurunan daya tetas, frekuensi denyut jantung dan malformasi pada embrio ikan (ebra.
H1: Pemberian "ekokta Pegagan )Centella asiatica*, Kumis kuing )Orthosiphon
aristatus*, dan Alang-alang ) Imperata cylindrica) pada dosis tertentu )dosis terapi, $A&0 dan /012* menyebabkan penurunan daya tetas, frekuensi denyut jantung dan malformasi pada embrio ikan (ebra.
3.4 aria!el Penelitian •
4ariabel Bebeas 5 . "ekokta Pegagan )Centella asiatica*, Kumis kuing )Orthosiphon aristatus*, dan Alang-alang ) Imperata cylindrica) dalam berbagai dosis )dosis terapi, $A&0 dan /012*
•
4ariabel &erikat 5 . #ilai Lethal Concentration ! )/012* akut )+ jam* pada ikan (ebra ) "anio rerio) dewasa. 6. #ilai Lethal Concentration ! )/012* subkronik ) hari* pada ikan (ebra ) "anio rerio) dewasa. #$ Perubahan perilaku berenang pada ikan (ebra dewasa ) "anio rerio) %$ #ilai Lethal Concentration ! )/012* + jam pada embrio ikan (ebra ) "anio rerio) $ Perubahan daya tetas embrio ikan (ebra ) "anio rerio)
&$ $alformasi organ pada embrio ikan (ebra ) "anio rerio) '$ Perubahan frekuensi denyut jantung embrio ikan (ebra ) "anio rerio) 3.4 "e#inisi Operasional aria!el Penelitian
. "ekokta Pegagan )Centella asiatica*, Kumis kuing )Orthosiphon aristatus*,
dan
penyarian
herbal
Alang-alang Pegagan
) Imperata )Centella
cylindrica) merupakan
asiatica*, Kumis kuing
)Orthosiphon aristatus*, dan Alang-alang ) Imperata cylindrica) yang diekstraksi dengan metode dekok selama 72 menit dalam suhu +280 dengan menggunakan pelarut a9uades. "ekokta tersebut kemudian dipaparkan pada kelompok kontrol dan perlakuan selama + jam dan hari. 6. /012 + jam pada embrio dan ikan (ebra dewasa adalah dosis letal yang mengakibatkan kematian 123 sejumlah ikan (ebra yang dipapar dekokta Pegagan )Centella asiatica*, Kumis kuing )Orthosiphon aristatus*, dan Alang-alang ) Imperata cylindrica) dalam waktu + jam. 7. /012 hari pada ikan (ebra dewasa adalah dosis letal yang mengakibatkan kematian
123 sejumlah ikan (ebra yang dipapar
dekokta Pegagan )Centella asiatica*, Kumis kuing )Orthosiphon aristatus*, dan Alang-alang ) Imperata cylindrica) dalam waktu hari. . "aya tetas telur adalah pengamatan efek dekokta Pegagan )Centella asiatica*, Kumis kuing )Orthosiphon aristatus*, dan Alang-alang ) Imperata cylindrica) terhadap kemampuan menetasnya embrio ikan (ebra pada :6 hpf dan diamati menggunakan mikroskop stereo kemudian dihitung menurut rumus dibawah ini5
1. Perubahan
keepatan
berenang
merupakan
perubahan
menilai
keepatan berenang ikan (ebra dewasa yang dipapar ramuan dekoktasi Pegagan )Centella asiatica*, Kumis kuing )Orthosiphon aristatus*, dan Alang-alang ) Imperata cylindrica) pada tiga dosis berbeda )dosis
terapi, $A&0 dan /012* pada kelompok kontrol dan perlakuan selama + jam dan hari. Pengamatan pada perubahan keepatan berenang ikan merupakan perhitungan jarak yang ditempuh saat ikan berenang melintasi lintasan selama satu menit, kemudian dihitung menggunakan rumus5 S )jarak* ; 4 )keepatan* < & )waktu* . $alformasi organ pada embrio ikan (ebra adalah pengamatan perubahan morfologi seperti sirip iregular, sirip kerdil, tidak memiliki sirip, tumor%lumps tubuh seperti belut, lordosis, soliosis. Setelah pemaparan berbagai dosis )terapi, $A&0 dan /12* dekokta PAK pada kelompok kontrol dan perlakuan yang diamati pada jam 6 = :6 hpf dengan menggunakan mikroskop stereo. :. Perubahan frekuensi denyut jantung adalah perubahan keepatan frekuensi denyut jantung embrio pada jam ke > hpf yang dipapar dekokta Centella asiatica, Orthosiphon aristatus dan Imperata cylindrica dalam tiga dosis yang berbeda )dosis terapi, $A&0 dan /012* selama satu jam pada kelompok kontrol dan perlakuan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan mikroskop stereo olympus dan perhitungannya menggunakan software danioskop.
$OKSISI$AS AK%$ "AN S%BKRONIS "EKOK$A Imperata cylindrica, Orthosipon aristatus, Centella asiata $ERHA"AP &'()* "A+A $E$AS* ,REK%ENSI "EN+%$ -AN$%NG* A&,ORASI ORGAN "AN PER%BAHAN PERI&AK% PA"A Danio rerio
PROPOSA& POHON PENE&I$IAN %nt/k e0en/i Persaratan %i kelaakan
Ole : RIK+ PRA%"+A AKBAR
211.121.))51
SI&IAN$I B%"I RAHA6A$I
211.121.))17
O&IIA 'IN"+
211.121.))18
O'HAA" RI'K+ ,. A
211.121.))59
PROGRA PEN"I"IKAN "OK$ER ,AK%&$AS KE"OK$ERAN %NIERSI$AS IS&A A&ANG 2)1(