KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Kajian pustaka merupakan salah satu langkah penting dalam proses penelitian. Telah pustaka dimaksudkan mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan. Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep definisi, proposisi yang disusun secara sistematis. Teori memiliki tiga fungsi yaitu untuk menjelaskan (explanation ( explanation), ), meramalkan ( prediction), prediction), dan pengendalian (control ( control ) terhadap suatu gejala. Mengapa kinerja rendah dalam suatu organisasi? Dapat dijelaskan melalui teori (fungsi menjelaskan). Apa dampak dari rendahnya kinerja karyawan dalam suatu organisasi (fungsi prediksi), dan agar kinerja dapat ditingkatkan apa yang harus dilakukan? (fungsi control ). ). A.
REVIEW LITERATUR (buku teks dan hasil penelitian)
Dalam pembahasan tentang tinjauan literatur/review of the literature, penulis membahasnya dengan menganalisis isi bab 2 chapter 5 buku How buku How to Design and Evaluate Researchkarya Researchkarya Fraenkle dan Wallen dengan bab 4 tentang Tinjauan Pustaka yang ditulis oleh Sally Schumacher dalam bukunya yang berjudul Research in Education, Education, serta sumber-sumber lainnya.Terdapat empat pokok bahasan bahasan
dalam pembahasan mengenai mengenai
tinjauan literatur ini, yaitu: 1. Pentingnya tinjauan literatur, 2. Sumber literatur, 3. Langkah-langkah menyusun tinjauan literatur, 4.
B.
Menulis laporan tinjauan literatur
DESKRIPSI TEORI
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Deskripsi teori setidaknya berisi tentang penjelasan variabelvariabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi ref erensi sehingga s ehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap terh adap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah. Oleh karena itu sebagai langkah awal dalam pendeskripsian teori khususnya dalam paradigm penelitian kuantitatif, penelitian terlebih dahulu menentukan jumlah variabel yang 1
akan diteliti. Apabila terdapat dua variabel dindependen dan satu variabel dependen maka peneliti harus mendeskripsikan tiga teori yang terkait dengan variabel-variabel tersebut yaitu kelompok teori yang berkenan dengan dua variabel independen dan kelompok teori yang berkenan dengan satu dependen variabel. Teori dapat dikuasai dengan cara membaca buku-buku teks, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah yang relevan maupun hasil-hasil penelitian yang terdahulu. Sumber bacaan yang baik untuk pendeskripsian teori harus memenuhi dua prinsip (Suryabrata, 2003. Dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk,2004) yaitu relevansi dan kemuktahiran. (Sugiyono, 2000. Dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk,2004) menambahkan satu prinsip lagi yaitu kelengkapan sehingga ada tiga prinsip yang diperlukan untuk suatu bacaan yang dianggap baik. Prinsip relevansi berkenan dengan kecocokan antara variabel yang diteliti dengan teori yang dikemukakan. Prinsip kelengkapan berkenan dengan banyaknya sumber yang dibaca. Dalam kaitan dengan banyaknya sumber bacaan ini peneliti dapat dibantu dengan memanfaatkan CD-ROM yang umumnya tersedia di perpustakaan-perpustakaan, sedangkan prinsip kemuktahiran berkenan dengan dimensi waktu. Makin baru suatu sumber bacaan maka teori yang akan diperoleh akan semakin mutakhir. Terkait
dengan
pemanfaatan
hasil-hasil
penelitian
terdahulu
dalam
proses
pendeskripsian teori peneliti dapat melihat relevansi hasil penelitian tersebut permasalahan yang diteliti, waktu penelitian, tempat penelitian, sampel penelitian, metode penelitian, analisis dan simpulan. C.
LANGKAH-LANGKAH MENDESKRIPSIAN TEORI
Beberapa langkah dalam pendeskripsian teori adalah sebagai berikut: 1) Tetapkan nama variabel dan jumlah variabel yang diteliti. 2) Cari sumber-sumber bacaan sebanyak-banyaknya yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti. 3) Lihat daftar isi disetiap buku dan pilih topic yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti. 4) Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan , bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. 5) Baca seluruh isi topic buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisis, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber bacaan yang dibaca. 2
6) Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.
D.
KERANGKA BERFIKIR
Menurut Sekaran (1996) dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk (2004) kerangka berfikir adalah “a conceptual model of how one theorizes the relationship among the several factors that have been identifield as impotant to the problem“ kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir diperlukan apabila penelitian tersebut berkenan dengan dua atau lebih variabel. Untuk penelitian kategori ini biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk hubungan atau komparasi. Penelitian yang berkenan dengan satu variabel atau lebih variabel mandiri maka peneliti, disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi berbentuk variabel yang diteliti. Kerangka berfikir yang dibuat merupakan penjelasan sementara yang terhadap gejalagejala yang menjadi obyek permasalahan. Sugiyono (2000) dalam buku ajar
I Ketut
Rahyuda,dkk (2004) menyebutkan agar dapat meyakinkan sesame ilmuan, maka kerangka berfikir memuat criteria utama yaitu alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Kerangka berfikir dihasilkan dari sintesa/kesimpulan dari membaca buku-buku dan hasil-hasil penelitian terdahulu untuk suatu variabel tertentu. E. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN KERANGKA BERFIKIR
Proses kerangka berfikir untuk perumusan hipotesis memerlukan enam langkah (Sugiyono, 2000, dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk,2004) sebagai berikut. 1) Menetapkan variabel yang diteliti 2) Membaca buku dan hasil penelitian 3) Mendeskripsikan teori dan hasil penelitian 4) Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian 5) Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian 6) Sintesa dan kesimpulan Sakeran (1996) dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk (2004) menyebutkan, suatu kerangka berfikir yang baik memuat hal-hal sebagai berikut . 3
1. Variabel-variabel yang diteliti harus dijelaskan. 2. Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukan dan menjelaskan pertautan atau hubungan antar variabel yang diteliti dan atau teori yang mendasari. 3. Diskusi juga harus dapat menunjukan dan menjelaskan apakah hubungan antar variabel ini positif atau negative, berbentuk simetris, kausal atau timbal balik. 4. Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram (paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka piker yang dikemukakan dalam penelitian.
F. BENTUK-BENTUK HIPOTESIS
Hipotesis berasal dari kata hipo dan tesis. Hipo berarti keraguan sedangkan tesis berarti kebenaran. Dengan demikian berarti hipotesis adalah kebenaran yang masih diragukan. Artinya hipotesis akan ditolak apabila data-data empiris dalam penelitian membenarkannya dan sebaliknya diterima apabila fakta-fakta empiris penelitian menolaknya. Hipotesis dapat juga dipandang sebagai konklusi yang sifatnya sementara atau jawaban sementara dari masalah yang dihadapi. Dikatakan sementara karena hipotesis disusun berdasarkan teori yang relevan, belum berdasarkan fakta-fakta empiris. Hipotesis dibedakan antara hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. 1. Hipotesis penelitian yaitu jawaban sementara atas masalah penelitian, atau hioteis yang hasilnya didapat dari hasil pengujian/teori. Hipotesis penelitian dibedakan antara hipotesis kerja dengan hipotesis nol (nihil). Hipotesis kerja yaitu hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis ini disusun atas teori yang teruji kehandalannya, sedangkan hipotesis nol disusun dari teori yang dipandang kurang kehandalannya. 2. Hipotesis statistik ada kalau peneliti bekerja dengan sampel, atau hasil dari hipotesis / penelitian menggunakan sample. Apabila peneliti tidak bekerja dengan sampel maka tidak ada hipotesis statistik. Untuk penelitian yang bekerja dengan populasi mungkin akanada hipotesis penelitian, tetapi tidak ada hipotesis statistik. Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu: rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif (pe rbandingan) dan asosiatif (hubungan). Oleh karena itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga yaitu: hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif/hubungan. 1) Hipotesis deskriptif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif. 4
2) Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda. 3) Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
G. MERUMUSKAN HIPOTESIS
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang mengandung pernyataan-pernyataan ilmiah, tetapi masih memerlukan pengujian. Oleh karena itu, hipotesis dibuat berdasarkan hasil penelitian masa lalu atau berdasarkan data-data yang telah ada sebelum penelitian dilakukan secara lebih lanjut yang tujuannya menguji kembali hipotesis tersebut. Akan tetapi, peneliti tidak boleh memanipulasi data sedemikian rupa sehingga mengarah ketidakterbuktian hipotesis. Ia harus bersikap objektif terhadap data yang terkumpul. Maka dari itu, merumuskan hipotesis bukanlah hal yang mudah. Seperti yang sudah disinggung sekurangkurangnya ada tiga penyebab kesukaran dalam memformulasikan hipotesis, yaitu: 1) Tidak adanya kerangka teori atau pengetahuan tentang kerangka teori yang terang. 2) Kurangnya kemampuan untuk menggunakan kerangka teori yang sudah ada. 3) Gagal berkenalan dengan tekhnik-tekhnik penelitian yang ada untuk dapat merangkaikan kata-kata dalam membuat hipotesis secara benar. Hipotesis dibentuk dengan suatu pernyataan tentang frekuensi kejadian atau hubungan antarvariabel. Dapat dinyatakan bahwa sesuatu terjadi dalam suatu bagian dai seluruh waktu, atau suatu gejala yang diikuti oleh gejala lain, atau sesuatu lebih besar atau lebih kecil dari yang lain. Bias juga dinyatakan tentang korelasi satu dengan yang lain. Berikut contoh masing-masing dari hipotesis deskriptif,komparatif dan asosiatif : 1. Contoh hipotesis deskriptif Hipotesis nol
:Daya tahan lampu neon merk A sama dengan 60 jam.
Hipotesis alternatif
:Daya tahan lampu neon merk A ≠ 600 jam.
2. Contoh hipotesis komparatif Hipotesis nol
:Tidak terdapat perbedaan laba operasional PT X dan PT Y.
Hipotesis alternatif
:Laba PT X tidak akan sama dengan (lebih besar atau lebih kecil) dengan Laba PT Y.
5
3. Contoh hipotesis asosiatif Hipotesis penelitian
:Terdapat hubungan yang positifdan signifikan antara motivasi dengan prestasi kerja karyawan.
Hipotesis statistik
: Ho : p = 0 berarti tidak ada hubungan Ha : p ≠ 0 berarti ada hubungan karena tidak sama dengan nol. Hubungan tersebut bisa positif bisa negatif.
6
DAFTAR PUSTAKA
Moh, Nazir. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisinis. Bandung : ALFABETA. Rahyuda,I ketut.2004. Metodologi Penelitian.Denpasar:Universitas Udayana Wayan Murjana Yasa,I Gst.2004. Metodologi Penelitian.Denpasar:Universitas Udayana
7