SATUAN ACUAN PENDIDIKAN KESEHATAN (SAP) Topi Topik k
: Peraw Perawat atan an Pasie Pasien n deng dengan an A-V A-V Shun Shuntt (Cim (Cimin ino) o) Hemodialisa di Rumah
Waktu
: 30 menit
Peserta
: Pasien dengan Cimino dan Keluarganya
Tempat
: Ruang Cempaka Bawah RSUP Persahabatan
Nama mahasiswa
: Elvi Juwita
1. Tuju Tujuan an •
Tujuan Umum : Setelah Setelah dilakukan dilakukan pembelajaran pembelajaran selama 30 menit, klien klien dan keluarga mampu mampu memahami dan mengetahui cara perawatan pasien dengan A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa di rumah.
•
Tujuan Khusus : Klien dan keluarga mampu : 1. Menjel Menjelask askan an peng pengert ertian ian hemo hemodia dialis lisaa 2. Menjelaskan Menjelaskan pengertian pengertian A-V Shunt (Cimino) (Cimino) Hemodial Hemodialisa isa 3. Menguraikan Menguraikan tujuan tujuan A-V A-V Shunt Shunt (Cimino) (Cimino) Hemodialisa Hemodialisa 4. Mengur Menguraik aikan an siapa saja yang diperbo diperboleh lehkan kan melakuk melakukan an operasi operasi A-V Shunt Shunt (Cimino) Hemodialisa 5. Menguraikan Menguraikan komplikasi komplikasi A-V Shunt Shunt (Cimino) (Cimino) Hemodialisa Hemodialisa 6. Menguraikan Menguraikan cara perawatan perawatan A-V Shunt Shunt (Cimino (Cimino)) Hemodialisa Hemodialisa di di rumah
2. Materi a.
Penge engert rtia ian n hem hemod odia iali lisa sa
b.
Definisi A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa
c.
Indika Indikasi si dan kont kontra ra indika indikasi si operasi operasi A-V A-V Shunt Shunt (Cimi (Cimino) no) Hemo Hemodia dialisa lisa
d.
Kompli Komplikas kasii opera operasi si A-V A-V Shun Shuntt (Cimi (Cimino) no) Hemodi Hemodialis alisaa
e.
Perawatan A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa di rumah
3. Strategi pendidikan kesehatan No
Kegiatan Pendidikan Kesehatan Fasilitaror
1
Peserta (klien)
Pembukaan: •
Memberi salam
•
Memberikan pertanyaan appersepsi
•
Waktu
•
Menjawab salam
•
Mengajukan pertanyaan
•
Menjawab pertanyaan
•
Menyimak
•
Menyimak
•
Mengajukan pertanyaan
•
Memperhatikan dan mengikuti
5 menit
Mengkomunikasikan pokok bahasan
Mengkomunikasikan tujuan Kegiatan Inti : •
2
•
Menjelaskan materi
•
Memberi kesempatan
saran yang diberikan
bertanya •
15 menit
•
Menjawab pertanyaan
Memberikan reinforcement Penutup :
Menyimak dan menjawab pertanyaan
•
3
•
Menyimpulkan materi
•
Melaksanakan evaluasi
•
Mengucapkan salam
•
Menyimak
•
Menjawab pertanyaan
•
Menjawab salam
penutup
4. Metode a. Ceramah b. Tanya jawab
5. Media, alat bantu dan fasilitas a. Media
: leaflet dan lembar balik
b. Alat
: mic, wireless
10 menit
6. Evaluasi a. Prosedur
: Diberikan diakhir pendidikan kesehatan
b. Waktu
: 5 menit
c. Bentuk soal
: lisan
d. Jumlah soal
:5
e. Butir soal /pertanyaan : 1) Apakah yang dimaksud dengan A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa ? 2) Apakah tujuan dilakukan A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa ? 3) Siapa
saja
yang
boleh melakukan operasi A-V Shunt
(Cimino)
Hemodialisa ? 4) Sebutkan komplikasi dari operasi A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa ? 5) Sebutkan bagaimana perawatan A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa ?
7. Referensi Aleq, Mochamad. (2010). A-V shunt (BRECIA – CIMINO). http://bedahunmuh.wordpress.com/2010/05/19/a-v-shunt-brecia-%E2%80%93cimino/. Diunduh pada tanggal 12 Mai 2013 Herlin. (2010). Perawatan PGK. http://suplemen-ginjal.blogspot.com/2010/08/perawatan-pgk.html. Diunduh pada tanggal 12 Mai 2013
MATERI PENDIDIKAN A-V SHUNT (CIMINO) HEMODIALISA (BRECIA – CIMINO) a. Definisi Suatu tindakan pembedahan dengan cara menghubungkan arteri radialis dengan vena cephalica sehingga terjadi fistula arteriovena sebagai akses dialisis. b. Ruang lingkup Operasi A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa yang dilakukan merupakan implementasi dari panduan Dialisis Outcomes Quality Initiative (DOQI) pada manajemen penatalaksanaan akses vaskular tahun 1997. Melibatkan berbagai disiplin ilmu antara lain ahli nefrologi, ahli bedah, dan ahli radiologi intervensi. Operasi A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa dilakukan secara side to side anastomosis atau side to end anastomosis atau end to end anastomosis antara arteri radialis dan vena cephalica pada lengan non dominan terlebih dahulu. Operasi dilakukan pada lokasi paling distal sehingga memungkinkan dilakukan operasi lebih proksimal jika gagal. Dapat dilakukan pada ekstremitas bawah jika operasi gagal atau tidak dapat dilakukan pada ekstremitas atas. Persyaratan pada pembuluh darah arteri: – Perbedaan tekanan antara kedua lengan < 20 mmHg – Cabang arteri daerah palmar pasien dalam kondisi baik dengan melakukan tes Allen. – Diameter lumen pembuluh arteri ≥ 2.0 mm pada lokasi dimana akan dilakukan anastomosis. Persyaratan pada pembuluh darah vena: – Diameter lumen pembuluh vena ≥ 2.0 mm pada lokasi dimana akan dilakukan anastomosis. –
Tidak ada obstruksi atau stenosis
–
Kanulasi dilakukan pada segmen yang lurus
c. Indikasi operasi Pasien dengan End Stage Renal Disease (ESRD) yang memerlukan akses vaskular untuk dialisis berulang dan jangka panjang d. Kontra indikasi operasi – Lokasi pada vena yang telah dilakukan penusukan untuk akses cairan intravena, vena seksi atau trauma. – Pada vena yang telah mengalami kalsifikasi atau terdapat atheroma. – Tes Allen menunjukkan aliran pembuluh arteri yang abnormal.
Algoritma Berdasarkan K/DOQI guidelines tahun 2000, pemilihan AV shunt dilakukan pada arteri radialis dengan vena cephalica (Brescia Cimino) arteri brachialis dengan vena cephalica bahan sintetik A-V graft (ePTFE = expanded polytetrafluoroethylene) arteri brachialis dengan vena basilika kateter vena sentral dengan “cuff” e. Komplikasi operasi Komplikasi pasca pembedahan ialah terjadi stenosis, trombosis, infeksi, aneurysma, sindrom “steal” arteri, gagal jantung kongestif: a. Stenosis Stenosis dapat terjadi akibat terjadinya hiperplasia intima vena cephalica distal dari anastomosis pada A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa radiocephalica sehingga A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa tidak berfungsi. Sedangkan pada penggunaan bahan sintetis ePTFE terjadi stenosis akibat hiperplasia pseudointima atau neointima. Stenosis merupakan faktor penyebab timbulnya trombosis sebesar 85%. Hiperplasis intima timbul karena: Terjadinya cedera vaskular yang ditimbulkan baik oleh karena operasinya ataupun kanulasi jarum yang berulang yang kemudian memicu terjadinya kejadian biologis (proliferasi sel otot polos vaskular medial à sel lalu bermigrasi melalui intima àproliferasi sel otot polos vaskular intima à ekskresi matriks ekstraselular intima). Tekanan arteri yang konstan pada anatomosis vena, khususnya jika terjadi aliran turbulen, dapat menyebabkan cedera yang progesif terhadap dinding vena tersebut. Compliance mismatch antara vena dengan graft pada lokasi anastomosis Rusaknya integritas dan fungsi daripada sel endotelial PDGF (platelet derived growth factor), bFGF (basic fibroblast growth factor), IGF-1 (insulin growth factor-1) turut memicu terjadi hiperplasia intima dengan mekanismenya masingmasing b. Trombosis Muncul beberapa bulan setelah dilakukannya operasi. Sering diakibatkan karena faktor anatomi atau faktor teknik seperti rendahnya aliran keluar vena, tehnik penjahitan yang tidak baik, graft kinking, dan akhirnya disebabkan oleh stenosis pada lokasi anastomosis.Penanganan trombosis meliputi trombektomi dan revisi secara pembedahan. Trombosis yang diakibatkan penggunaan bahan sintetik dapat diatasi dengan farmakoterapi
(heparin, antiplatelet pembedahan.
agregasi),
trombektomi,
angioplasti
dan
penanganan
secara
c. Infeksi Kejadian infeksi jarang terjadi. Penyebab utama ialah kuman Staphylococcus aureus. Jika terjadi emboli septik maka fistula harus direvisi atau dipindahkan. Infeksi pada penggunaan bahan sintetik merupakan masalah dan sering diperlukan tindakan bedah disertai penggunaan antibiotik. Pada awal infeksi gunakan antibiotik spektrum luas dan lakukan kultur kuman untuk memastikan penggunaan antibiotik yang tepat. Kadang diperlukan eksisi graft. d. Aneurysma Umumnya disebabkan karena penusukan jarum berulang pada graft. Pada A-V fistula jarang terjadi aneurysma akibat penusukan jarum berulang tetapi oleh karena stenosis aliran keluar vena. e. Sindrom “steal” arteri Dikatakan sindrom “steal” arteri jika distal dari ekstremitas yang dilakukan A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa terjadi iskemik. Hal ini disebabkan karena perubahan aliran darah dari arteri melalui anastomosis menuju ke vena yang memiliki resistensi yang rendah ditambah aliran darah yang retrograde dari tangan dan lengan yang memperberat terjadinya iskemik tersebut. Pasien dengan iskemik ringan akan merasakan parestesi dan teraba dingan distal dari anastomosis tetapi sensorik dan motorik tidak terganggu. Hal ini dapat diatasi dengan terapi simptomatik. Iskemik yang berat membutuhkan tindakan emergensi pembedahan dan harus segera diatasi untuk menghindari cedera saraf. f. Hipertensi vena Gejala yang nampak ialah pembengkakan, perubahan warna kulit dan hiperpigmentasi. Paling sering disebabkan karena stenosis dan obstruksi pada vena. Lama kelamaan akan terjadi ulserasi dan nyeri. Manajemen penanganan terdiri dari koreksi stenosis dan kadang diperlukan ligasi vena distal dari tempat akses dialisis. g. Gagal jantung kongestif A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa secara signifikan akan meningkatkan aliran darah balik ke jantung. Akibatnya akan meningkatkan kerja jantung dan cardiac output, kardiomegali dan akhirnya terjadi gagal jantung kongestif pada beberapa pasien. Penanganannya berupa koreksi secara operatif. f. Mortalitas Angka kematian setelah tindakan A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa 0%. Kematian umumnya dikarenakan penyakit penyebabnya yaitu end stage renal disease g. Perawatan Pasca Bedah Pasca bedah penderita dapat dipulangkan. Dilakukan pembebatan pada daerah yang di operasi. Daerah yang dilakukan A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa tidak diperkenankan untuk IV line, ditekan atau diukur tekanan darahnya. Jahitan diangkat setelah hari ke 7
h. Follow-Up Hari ke 7, ke 14 tentang adanya aliran ( thrill ) Yang dievaluasi: klinis adanya getaran seirama denyut jantung pada daerah yang dilakukan A-V Shunt (Cimino) Hemodialisa Tips perawatan Cimino dirumah : 1.
Pastikan daerah sekitar akses selalu dalam keadaan bersih. Cuci dengan sabun anti bakteri sebelum digunakan untuk terapi dialisis.
2.
Jangan mengenakan pakaian ketat atau perhiasan di sekitar daerah Cimono
3.
Jangan mengukur tekanan darah, mengambil darah, atau melakukan infus pada lengan yang terpasang Cimino.
4.
Komunikasikan dengan tim medis apabila akses terasa hangat, berwana kemerahan, bernanah, atau menderita demam.
5.
Pelajari adanya vibrasi dan suara dengung yang khas di akses klien. Adanya perubahan pada vibras maupun suara dengung di akses dapat menandakan adanya sumbatan yang mengganggu aliran darah di akses cimino klien.
6.
Hindari adanya tekanan pada akses cimino saat tidur.
7.
Latih akses cimino dengan menggunakan bola karet agar aliran darah bertambah kuat.
8.
Jangan melakukan pemeriksaan tekanan darah pada tangan dimana akses cimino berada.
9.
Jangan membebani tangan dimana akses cimino berada untuk mengangkat benda – benda yang terlalu berat.