SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KEHAMILAN REMAJA
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pendidikan Kesehatan tentang Kehamilan Remaja
I.
IDENTITAS
Pokok Bahasan
: Kesehatan Reproduksi
Sub Pokok bahasan
: Pendidikan Kesehatan tentang Kehamilan Remaja
Sasaran
: Siswa SMA
Waktu
: 60 menit
Hari/ tanggal
: Jumat, 14 September 2012, 16.00 WIB
Tempat II.
: SMA ”X” Kab. Magelang
STANDAR KOMPETENSI
Memiliki pemahaman tentang lingkup Kesehatan Reproduksi Remaja Kesehatan yang melingkupi pengetahuan ibu dan bayi baru lahir, Kehamilan remaja dan abortus, Keluarga Berencana, Pencegahan dan Penanggulangan
9. KEGIATAN PENYULUHAN
Waktu
Macam kegiatan
Kegiatan
Kegiatan audiens
Media
penyuluh 5 menit
Pembukaan apresepsi
Salam pembuka
Menjawab salam
Menyampaikan
Mendengarkan
tujuan dan prosedur 5 menit
Penyebar kuesioner pretest
Menerangkan
Mendengarkan
yang harus dilakukan audiens 15 menit
20 menit
Mengisi/ menjawab
Mengobservasi
Menjawab
kuesioner
audiens
kuesioner pretest
Inti kegiatan
Menyampaikan
Mendengarkan
LCD,
materi tentang
dan
bahan
kehamilan
memperhatikan
ajar
remaja
Bertanya dan
(leaflet)
diskusi . 10 menit
Pemutaran video.
Video proses
memperhatikan
LCD
Mengevaluasi
Menjawab
10
audiens
pertanyaan yang
menit
kehamilan 10 menit
Evaluasi
Menyimpulkan materi yang telah disampaikan Salam penutup
diberikan Menjawab salam
10. PENILAIAN A. Jenis
Tes B. Bentuk
Objektif C. Instrument
Lembar soal
11. DAFTAR PUSTAKA
www.bidancare.com/2010/05/pemeriksaan-iva-untuk-deteksi-dini-kankerserviks/
Materi Ceramah
1. Pengertian remaja.
Remaja dalam arti adolescence (Bahasa Inggris) berasal dari kata latin adolescene yang artinya tumbuh kearah kematangan. Kematangan dalam hal ini tidak hanya berarti kematangan fisik, tetapi terutama kematangan sosial psikologis (Sarwono, 2010). WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batas usia remaja (Sarwono, 2010). 2. Tahap-tahap perkembangan remaja. Menurut Petro Bioss dalam Sarwono (2010) ada 3 tahap perkembangan remaja dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan:
peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau materialis, dan sebagainya. c.
Remaja akhir (late adolescence).
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan 5 hal yaitu: minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek, egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru, terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi, egosetrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain, tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya ( private self ) dan masyarakat umum (the public).
Hasil
pembuahan
adalah zigot ,
kemudian
mengalami
pertumbuhan dan perkembangan sebagai berikut: a.
Zigot membelah menjadi 2 sel, 4 sel dan seterusnya. Dalam
waktu bersamaaan lapisan dinding dalam uterus menjadi tebal seperti spons, penuh dengan pembuluh darah dan siap menerima zigot. b.
Karena adanya kontraksi otot dan gerak silia dinding saluran
fallopi, zigot menuju ke uterus dan menempel di dinding uterus untuk tumbuh dan berkembang. c.
Terbentuk
placenta
dan
tali
pusat
yang
merupakan
penghubung antara embrio dan jaringan ibu. Fungsi placenta dan tali
jarinya telah berkembang. Mulai tahap ini sampai lahir, embrio disebut fetus (janin). h.
Setelah mencapai usia kehamilan kira-kira sembilan bulan
sepuluh hari bayi siap dilahirkan. (Andira, 2010) 5. Masa subur wanita
Masa Subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan dimana terdapat sel telur yang matang yang siap dibuahi, sehingga bila perempuan tersebut melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan. Pengertian lainnya, Masa Subur wanita adalah suatu masa yang berada disekitar waktu keluarnya sel telur tersebut (umumnya
daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20 – 30 tahun (Sarwono, 2006). 6. Masalah yang timbul akibat kehamilan remaja
Masalah yang timbul akibat kehamilan remaja Menurut Manuaba (1998), masalah-masalah yang timbul pada kehamilan remaja antara lain: a.
Masalah kesehatan reproduksi Kesehatan
reproduksi
merupakan
masalah
penting
untuk
mendapatkan perhatian terutama dikalangan remaja. Remaja yang kelak akan menikah dan akan menjadi orang tua sebaiknya mempunyai kesehatan reproduksi yang prima, sehingga dapat menurunkan generasi yang sehat.
c.
Masalah sosial ekonomi
Perkawinan yang dianggap dapat menyelesaikan masalah kehamilan remaja tetap tidak bisa lepas dari kemelut seperti: 1)
Penghasilan terbatas sehingga kelangsungan hamilnya dapat
menimbulkan berbagai masalah kebidanan. 2)
Putus sekolah sehingga pendidikan menjadi terlantar.
3)
Putus kerja karena berbagai alasan sehingga menambah
sulitnya masalah sosial ekonomi. 4)
Ketergantungan
sosial
ekonomi
pada
keluarga
akan
menimbulkan tekanan batin. 5)
Nilai gizi yang rendah dapat menimbulkan berbagai masalah
Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah kelahiran prematur. a)
Abortus spontan/alamiah
Berlangsung tanpa tindakan apapun, kebanyakan disebabkan karena kurangnya baik kualitas sel telur maupun sel sperma. Biasanya terjadi pada usia kehamilan muda hingga kurang dari 20 minggu. b)
Abortus provocatus (disengaja)
Abortus provocatus terdiri dari 2 jenis yaitu abortus criminalis atau pengguguran
yang disengaja
karena
kehamilan
yang
tidak
diinginkan dan abortus therapeticus yaitu pengguguran yang dilakukan atas dasar pertimbangan medis.
6.
Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
7.
Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8.
Kanker leher rahim (Cervical Cancer
9.
Kanker hati (Liver Cancer)
10. Kelainan pada placenta yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya 11.
Meningkatkan
kemungkinan
terjadinya pendarahan hebat pada kehamilan berikutnya 12. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah "Abortus Provocatus Criminalis" Yang dikenai hukuman dalam hal ini : 1. Ibu yang melakukan abortus 2. Dokter/bidan/dukun/tenaga kesehatan lain yang melakukan aborsi 3. Orang-orang/pihak yang mendukung terlaksananya aborsi 2)
Persalinan prematur, berat bayi lahir rendah dan kelainan
bawaan. Persalinan yang terjadi setelah usia janin 20 minggu dan lebih dari 38 minggu dengan berat kurang dari 2500 gram. Kurangnya berbagai zat dan
remaja dan belum siap menjadi ibu. Perkembangan psikologis baik ibu dan anak akan terganggu. Besar kemungkinan anak tersebut akan tumbuh tanpa kasih sayang dan mengalami penolakan perlakuan dari orang tuanya.