SATUAN SATUAN ACARA PENYULUHAN PENY ULUHAN TB PADA ANAK DI RUANG KLINIK ANAK RUMAH SAKIT SAYANG CIANJUR
Disusun Oleh Musa Darmaan !"##$%$#%%"& Nan'an( !"##$%$##)*& !"##$%$##)*& Si+i Alam T,ra-a ./P !"##$%$##)0&
PROGRAM PRO1ESI NERS ANGKATAN 2I PROGRAM STUDI KEPERA.ATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG BANDUN G 3#%0
SATUAN SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYULU HAN
1. Pokok Pokok bahasan bahasan 2. Sub Sub pok pokok ok Baha Bahasa san n 3.
&. '. -. A.
: Tubercu Tuberculos losis is Pada Pada Anak Anak : Per Peraw awat atan an TBC TBC par paru u di di rum rumah ah Sasaran : Keluara !an berkun"un ke klinik
anak #S$% Sa!an Tempat : Klinik Anak (ari) (ari) Tanal anal : 1* +uli +uli 2*1, 2*1, aktu : 3* menit "am */.** s.d *0.** Tu"uan 1. Tu"uan nstruksion nstruksional al $mum $mum Sete Setela lah h dila dilaku kuka kan n pen! pen!ul uluh uhan an selam selamaa 3* meni menitt peser peserta ta pen! pen!ul uluh uh memahami tentan pen!akit Tuberculosis pada anak. 2. Tu"uan nstruksion nstruksional al Khusus Khusus Setelah dilakukan pen!uluhan diharapkan : a. Keluara Keluara menerti menerti Penerti Penertian an pen!akit pen!akit TB TB b. Keluara menerti Penularan dan Pen!ebaran Bakteri TB TB Pada Anak c. Keluara Keluara menerti menerti e"ala Klinis Klinis Pen!akit Pen!akit TB Pada Pada Anak Anak d. Keluara Keluara menerti menerti Penceah Penceahan an Pen!akit Pen!akit TB TB Pada Anak e. Keluara Keluara menerti menerti tentan Komplika Komplikasi si TB Pada Anak 4. Keluara Keluara menerti menerti Perawata Perawatan n TB Paru di #umah #umah
B. Stra Strate tei i Pen Pen!a !amp mpai aian an 5etode : Ceramah dan tan!a "awab 5edia : 6ea4let lea4chat wearles C. 5ateri a. Pener Penertia tian n Pen!ak Pen!akit it TB TB b. Penularan dan Pen!ebaran Bakteri TB Pada Anak c. e"ala Klinis Pen!akitr Pen!akitr TB TB Pada Anak d. Penceahan Penceahan Pen!ak Pen!akit it TB Pada Pada Anak e. Keluara Keluara menerti menerti tentan tentan Komplika Komplikasi si TB Pada Pada Anak Anak 4. Keluara Keluara menerti menerti Perawatan Perawatan TB Paru Paru di #umah %. Kei Keiat atan an Pend Pendid idik ikan an Keseh Kesehat atan an N,
Ke(ia+an
.a4+u
Ke(ia+an Sasaran
Ke(ia+an Peser+a
1.
Pembukaan
3 menit
1. 5enucapkan sa s alam da d an men!apa audience 2. 5emper 5emperken kenalk alkan an diri diri 3. 5ohon i7in dan
5en"awab 5endenark arkan
dan
memperhatikan 5endenark arkan
dan
memp memper erhat hatik ikan an
dan dan
men"ela men"elaska skan n maksud maksud dan tu"uan &. 5en! 5en!am amak akan an 8
untuk
perse persepsi psi menetahui
penetahuan peserta9 '. 5en"elaskan pokok bahasan
2.
nti
-. 1. a. b.
!an
mensetu"ui 5en"awab mensetu"ui 5endenark arkan dan
memperhatikan 5ensetu"ui
akan
disampaikan Kont Kontrak rak wak waktu tu 5en"elaskan materi Pener Penertia tian n Pen!ak Pen!akit it TB TB Penularan dan Pen!ebaran
Bakteri TB Pada Anak c. e"al e"alaa Klin Klinis is Pen! en!akit akitr r TB Pada Anak d. Penc Pence eah ahan an Pen! Pen!ak akit it TB
5endenark arkan
dan
memperhatikan Bertan!a 5endenark arkan
dan
memperhatikan 5endenark arkan
dan
memperhatikan
Pada Anak e. Keluar Keluara a mener menerti ti tentan tentan Komplikasi TB Pada Anak 4. Keluara menerti Peraw rawatan TB Paru di #umah 2. 5emberi kepa kepada da
3.
Penutup
kesempatan kelu keluar ara a
untu untuk k
bertan!a 3. 5en"aw 5en"awab ab perta pertan!a n!aan an &. ;aluasi ;aluasi hasil pen!uluhan pen!uluhan ' 1.5embuat ke kesimpulan da dari materi secara men!eluruh 2.5enucapkan Salam berpamitan
dan
menucapk menucapkan an terima kasih
5end 5enden ena ark rkan an
mememperhatikan 5en"awab
dan dan
untuk partisipasin!a 3. Salam penutup
.
;aluasi 1. Struktur a.
;aluasi struktur Komitmen terhadap kontrak waktu tempat dan keluara Kontrak waktu dan tempat 1 hari sebelumn!a Ketersediaan dan kesesuaian 4unsi alat bahan dan media promosi
kesehatan sesuai denan !an dibutuhkan 1. ;aluasi proses Tim promosi kesehatan mampu memberikan in4ormasi denan
"elas sesuai denan tu"uan !an telah ditetapkan ara bisa mendenarkan dan berpartisipasi akti4 sampai akhir
keiatan
2.
<.
;aluasi hasil Keluara menun"ukkan adan!a peninkatan penetahuan tentan
TBC denan benar . 5ateri pen!uluhan
De5inisi
Tuberkulosis 8TB9 merupakan pen!akit in4eksi bakteri menahun pada paru !an disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis. $mumn!a TB men!eran paru>paru sehina disebut denan TB paru.
Tetapi kuman TB "ua bisa
men!ebar ke baian atau oran lain dalam tubuh dan TB "enis ini lebih berbaha!a dari TB paru.
Bila kuman TB men!eran otak dan sistem sara4 pusat akan
men!ebabkan meninitis TB. Bila kuman TB menin4eksi hampir seluruh oran tubuh seperti in"al "antun saluran kencin tulan sendi otot usus kulit disebut TB milier atau TB ekstrapulmoner. Tuberkulosis pada anak dide4inisikan sebaai tuberkulosis !an diderita oleh anak ?1' tahun. Seoran anak dikatakan terpapar TB "ika anak memiliki kontak !an sini4ikan denan oran dewasa atau rema"a !an te rin4eksi TB pada tahap ini test tuberkulin neati4 ronten toraks neati4. n4eksi ter"adi ketika seseoran menhirup droplet nuclei Mycobacterium tuberculosis dan kuman tersebut menetap secara intraseluler pada "arinan paru dan "arinan lim4oid sekitarn!a pada tahap ini ronten toraks bisa normal atau han!a terdapat ranuloma atau kalsi4ikasi pada parenkim paru dan "arinan lim4oidn!a serta didapatkan u"i tuberkulin !an positi4. Sementara itu seseoran dikatakan sakit TB "ika terdapat e"ala klinis !an mendukun serta didukun oleh ambaran kelainan ronten toraks pada tahap inilah seseoran dikatakan menderita tuberkulosis. TB ditularkan melalui udara 8melalui percikan dahak penderita TB9. Ketika penderita TB batuk bersin berbicara atau meludah mereka memercikkan kuman TB atau basil ke udara. Seseoran dapat terpapar denan TB han!a denan
menhirup se"umlah kecil kuman TB. Penderita TB denan status TB BTA 8Basil Tahan Asam9 positi4 dapat menularkan sekuran>kurann!a kepada 1*>1' oran lain setiap tahunn!a. Sepertia dari populasi dunia sudah tertular denan TB. Seseoran !an tertular denan kuman TB belum tentu men"adi sakit TB. Kuman TB dapat men"adi tidak akti4 8dormant 9 selama bertahun>tahun denan membentuk suatu dindin sel berupa lapisan lilin !an tebal. Bila sistem kekebalan tubuh seseoran menurun kemunkinan men"adi sakit TB men"adi lebih besar. Seseoran !an sakit TB dapat disembuhkan denan minum obat secara lenkap dan teratur. E+i,l,(i
Terdapat -* lebih spesies Mycobacterium tetapi han!a separuhn!a !an merupakan
patoen terhadap manusia. (an!a
terdapat
'
spesies
dari
Mycobacterium !an palin umum men!ebabkan in4eksi !aitu: M. Tuberculosis, M. Bovis, M. Africanum, M. Microti dan M. Canetti. %ari kelima "enis ini 5. Tuberkulosis merupakan pen!ebab palin pentin dari pen!akit tuberkulosis pada manusia. Ada 3 ;arian 5. Tuberkulosis !aitu ;arian humanus bo;inum dan a;ium. @an palin ban!ak ditemukan menin4eksi manusia 5. Tuberkulosis ;arian humanus. Per-alanan alamiah
5ani4estasi klinis TB di berbaai oran muncul denan pola !an konstan sehina dari studi allren dan peneliti lain dapat disusun suatu kalender ter"adin!a TB di berbaai oran.
Gam6ar 7/3/ Kalen'er 8er-alanan 8en9a4i+ TB 8rimer
Proses in4eksi TB tidak lansun memberikan e"ala. $"i tuberkulin biasan!a positi4 dalam &>/ minu setelah kontak awal denan kuman TB. Pada awal ter"adin!a in4eksi TB dapat di"umpai demam !an tidak tini dan eritema nodosum tetapi kelainan kulit ini berlansun sinkat sehina "aran terdeteksi. Sakit TB primer dapat ter"adi kapan sa"a pada tahap ini. Tuberkulosis milier dapat ter"adi setiap saat tetapi biasan!a berlansun dalam 3>- bulan pertama setelah in4eksi TB beitu "ua denan meninitis TB. Tuberkulosis pleura ter"adi dalam 3>- bulan pertama setelah in4eksi TB. Tuberkulosis sistem skeletal ter"adi pada tahun pertama walaupun dapat ter"adi pada tahun kedua dan ketia. Tuberkulosis in"al biasan!a ter"adi lebih lama !aitu '>2' tahun setelah in4eksi primer. Sebaian besar mani4estasi klinis sakit TB ter"adi pada ' tahun pertama terutama pada 1 tahun pertama dan 0* kematian karena TB ter"adi pada tahun pertama setelah dianosis TB.
Mani5es+asi 4linis
Karena patoenesis TB sanat kompleks mani4estasi klinis TB sanat ber;ariasi dan berantun pada 4aktor kuman TB pen"amu serta interaksi diantara keduan!a.
5ani4estasi sistemik adalah e"ala !an bersi4at umum dan tidak spesi4ik karena dapat disebabkan oleh berbaai pen!akit atau keadaan lain. Beberapa mani4estasi sistemik !an dapat dialami anak !aitu: 1. %emam lama 82 minu9 dan)atau berulan tanpa sebab !an "elas !an dapat disertai kerinat malam. %emam pada umumn!a tidak tini. Temuan demam pada pasien TB berkisar antara &*>/* kasus. 2. Berat badan turun tanpa sebab !an "elas atau tidak naik dalam 1 bulan denan penananan i7i atau naik tetapi tidak sesuai denan ra4ik pertumbuhan. 3. =a4su makan tidak ada 8anoreksia9 denan aal tumbuh dan berat badan tidak naik denan adekuat 8 failure to thrive9. &. Pembesaran kelen"ar lim4e super4isialis !an tidak sakit dan biasan!a
multipel. '. Batuk lama lebih dari 3 minu dan sebab lain telah disinkirkan tetapi pada anak bukan merupakan e"ala utama. -. %iare persisten !an tidak sembuh denan penobatan diare. ,. 5alaise 8letih lesu lemah lelah9.
Mani5es+asi S8esi5i4 Paru/ TB Asim8+,ma+is
n4eksi asimptomatis 8atau laten9 dide4inisikan sebaai in4eksi !an diasosiasikan denan hipersensiti;itas tuberkulis dan tes tuberkulin positi4 tanpa e"ala klinis dan mani4estasi radiolois. %ari CT scan dapat dilihat pembesaran nodus lim4e di rona dada walaupun pada ronten hasil dapat normal. Kadan> kadan demam sub4ebris ditemukan pada onset pen!akit. Sekiran!a anak berkontak denan indi;idu denan TB menular ! tes tuberkulin positi4 dianosis TB asimptomatis harus seera disinkirkan setelah ronten 4oto thorak dan pemeriksaan 4isik !an teliti. TB Paru Primer
Kompleks primer menandun 3 elemen: 4okus primer lim4anitis dan lim4adenitis reional. Tanda !an khas pada pen!akit ini adalah daerah adenitis !an relati4 besar berbandin lokus pada paru. Karena aliran lim4atik thorak berlansun secara predominan dari kiri ke kanan nodus pada baian kanan atas paratrakeal serin dinilai palin tera4eksi.
nterpretasi ukuran nodus lim4e intratoraks pada ronten sulit tapi akan terlihat "elas apabila terdapat adenopati !an disebabkan oleh tuberkulosis. Apabila nodus lim4e membesar obstruksi parsial dari bronkus dapat menimbulkan hiperin4lasi dan berlan"ut kepada atelektasis. ambaran radiolois pada pen!akit ini mirip pen!akit !an disebabkan oleh aspirasi benda asin. Atelektasis semental dan lesi hiperin4lasi dapat ter"adi bersamaan. Balita cenderun memperlihatkan tanda dan e"ala karena perbahan diameter saluran na4as berbandin nodus lim4e parenkim. Simptom !an palin serin adalah batuk non produkti4 dan dispneu. anuan respiratorik contohn!a obstruksi bronkus denan tanda adan!a air trapping dan e"ala wheezing "aran dikeluhkan. TB Paru Pr,(resi5
TB paru proresi4 merupakan komplikasi lan"utan dari TB paru primer. Kompleks primer !an men"adi 4okus awal paru !an tidak menalami kalsi4ikasi membesar denan stabil membentuk caseous centre !an kemudiann!a meleleh ke dalam broncus adacent membentuk ka;itas
primer. 6ikui4ikasi ini
berhubunan denan besarn!a "umlah basil TB merupakan 4aktor !an men!ebabkan seoran anak dapat mentransmisikan 5. tuberkulosis kepada indi;idu lainn!a. %apat ter"adi diseminasi lan"ut basil tuberkel ke lobus lain dan ke seluruh paru. ambaran klinis pada pen!akit ini adalah bronkopneumonia denan demam tini batuk sedan sampai berat kerinat malam dullness pada perkusi rales, dan penurunan bun!i na4as. TB Paru Kr,nis:Rea4+i;asi
Sebelum penemuan bat Anti Tuberkulosis 8AT9 TB paru kronis sanat "aran ditemukan pada anak. Pen!akit ini lebih serin ditemukan pada anak>anak !an mempun!ai strata sosioekonomi !an rendah anak perempuan dan pada anak denan dianosis TB !an lambat diteakkan. Pen!akit ini serin ditemukan pada rema"a berbandin anak denan ambaran radiolois mirip pada oran dewasa denan ambaran in4iltrat pada lobus atas dan ka;itas. Anak denan pen!akit ini cenderun menalami demam anoreksia malaise penurunan berat badan kerinat malam batuk produkti4 n!eri dada dan hemoptisis. E5usi 8leura
4usi pleura !an disebabkan oleh tuberkulosis dapat dilokalisir atau dieneralisir unilateral atau bilateral. 4usi pleura TB "aran ditemukan pada anak kuran dari 2 tahun dan hampir tidak ditemukan pada anak usia dibawah ' tahun. nset dari pleurisy berlansun cepat mirip pneumonia bakteri denan ambaran klinis n!eri dada sesak na4as perkusi dullness dan penurunan bun!i na4as. %emam tini dan "ika tidak dirawat dapat berlansun beberapa minu. Pemeri4saan 8enun-an(
U-i +u6er4ulin
Tuberkulin adalah komponen protein kuman TB !an mempun!ai si4at antienik !an kuat. +ika disuntikkan secara intrakutan kepada seseoran !an telah terin4eksi TB maka akan ter"adi reaksi berupa indurasi di lokasi suntikan. $"i tuberkulin cara mantouD dilakukan denan men!untikkan *1 ml PP% #T>23 2T$ secara intrakutan di baian ;olar lenan bawah. Pembacaan dilakukan &/> ,2 "am setelah pen!untikan. Penukuran dilakukan terhadap indurasi !an
timbul. +ika tidak timbul indurasi sama sekali hasiln!a dilaporkan sebaai neati4. Secara umum hasil u"i tuberkulin denan diameter indurasi
1* mm
din!atakan positi4 tanpa menhiraukan pen!ebabn!a. (asil positi4 ini sebaian besar disebabkan oleh in4eksi TB alamiah tetapi masih munkin disebabkan oleh imunisasi BC atau in4eksi 5. atipik. Pada anak balita !an telah mendapat BC diameter indurasi 1*>1& cm din!atakan u"i tuberkulin positi4 kemunkinan besar karena in4eksi TB alamiah tetapi masih munkin
disebabkan oleh BC>n!a tapi bila ukuran indurasin!a
1' mm sanat
munkin karena in4eksi alamiah. Apabila diameter indurasi *>& mm din!atakan u"i tuberkulin neati4. %iameter '>0 cm din!atakan positi4 meraukan. Pada keadaan imunokompromais atau pada pemeriksaan 4oto thorak terdapat kelainan
radiolois hasil positi4 !an diunakan
'mm.
U-i in+er5er,n Prinsip !an diunakan adalah meransan lim4osit T denan antien
tertentu diantaran!a antien dari kuman TB. Bila sebelum!a lim4osit T tersebut telah tersensitisasi denan antien TB maka lim4osit T akan menhasilkan inter4eron amma !an kemudian di kalkulasi. Akan tetapi pemeriksaan ini hina saat ini belum dapat membedakan antara in4eksi TB dan sakit TB.
Ra'i,l,(i ambaran 4oto #onten toraks pada TB tidak khas kelainan>kelainan
radiolois pada TB dapat "ua di"umpai pada pen!akit lain. Secara umum ambaran radiolois !an suesti4 TB adalah: a. Pembesaran kelen"ar hilus atau paratrakeal denan)tanpa in4iltrat b. Konsolidasi semental)lobar c. 5ilier
d. e. 4. . h.
Kalsi4ikasi denan in4iltrat Atelektasis Ka;itas 4usi pleura Tuberkuloma Ser,l,(i Beberapa pemeriksaan serolois !an ada di antaran!a adalah PAP TB
m!codot !mmuno Chromatographic Test 8CT9 dan lain>lain. Akan tetapi hina saat ini belum ada satupun pemeriksaan serolois !an dapat membedakan antara in4eksi TB dan sakit TB. Mi4r,6i,l,(i Pemeriksaan mikrobioloi !an dilakukan terdiri dari pemeriksaan
mikroskopik apusan lansun untuk menemukan BTA pemeriksaan biakan kuman 5. Tuberkulosis dan pemeriksaan PC#. Pada anak pemeriksaan mikroskopik lansun sulit dilakukan karena sulit mendapatkan sputum sehina harus dilakukan bilas lambun. %ari hasil bilas lambun didapatkan han!a 1* anak !an memberikan hasil positi4. Pada kultur hasil din!atakan positi4 "ika terdapat minimal 1* basil per milliliter spesimen. Saat ini PC# masih diunakan untuk keperluan penelitian dan belum diunakan untuk pemeriksaan klinis rutin. Pa+,l,(i Ana+,mi4 Pemeriksaan PA dapat menun"ukkan ambaran ranuloma !an ukurann!a
kecil terbentuk dari areasi sel epiteloid !an dikelilini oleh lim4osit. ranuloma tresebut mempun!ai karakteristik perki"uan atau area nekrosis kaseosa di tenah ranuloma. ambaran khas lainn!a ditemukann!a sel datia lanhans. $ntuk memudahkan dianosis TB paru pada anak %A merekomendasiskan dianosis TB anak denan sistem skorin !aitu
pembobotan terhadap e"ala atau tanda klinis !an di"umpai.
Parame+er
Kontak TB
#
Tidak "elas
%
3
7
>
6aporan keluara 8BTA neati4 atau tidak "elas9
BTA8E9
Positi4 8F 1* mm atau F ' mm pada keadaan imunosupresi9
$"i Tuberkulin
=eati4
>
>
Berat badan ) Status i7i
>
BB)TB ? 0* atau
Klinis buruk
BB)$ ? /*
atau BB)TB ? ,*
i7i
>
atau BB)$ ? -* %emam sebab "elas
tanpa !an
>
F 2 minu
>
>
Batuk
>
F 3 minu
>
>
Pembesaran kelen"ar koli aksila inuinal
>
F 1 cm "umlah
>
>
Pembenkakan tulan ) sendi panul lutut 4alan
>
Ada pembenkakan
>
>
=ormal)kelainan tidak "elas
ambaran suesti4 TB
>
>
1 tidak n!eri
Catatan:
%ianosis denan sistem skor diteakkan oleh dokter.
+ika di"umpai skro4uloderma lansun didianosis tuberkulosis.
Berat badan dinilai saat datan.
%emam dan batuk tidak ada respon terhadap terapi sesuai baku.
ambaran suesti4 TB berupaG pembesaran kelen"ar hilus atau paratrakeal denan)tanpa in4iltratG konsolidasi semental)lobarG kalsi4ikasi denan in4iltratG atelektasisG tuberkuloma. ambaran milier tidak dihitun dalam skor karena diperlakukan secara khusus.
5eninat pentinn!a peran u"i tuberkulin dalam mendianosis TB anak maka sebaikn!a disediakan tuberkulin di tempat pela!anan kesehatan.
Pada anak !an diberi imunisasi BC bila ter"adi reaksi cepat BC 8H , hari9 harus die;aluasi denan sistim skorin TB anak BC bukan merupakan alat dianostik.
%idianosis TB Anak diteakkan bila "umlah skor F - 8skor maksimal 139.
+ika ditemukan ambaran milier ka;itas atau e4usi pleura pada 4oto toraks dan)atau terdapat tanda>tanda baha!a seperti ke"an kaku kuduk dan penurunan kesadaran serta tanda keawatan lain seperti sesak napas pasien harus di rawat inap di #S.
Gam6ar "/% Ba(an s4rinin( +u6er4ul,sis
Pena+ala4sanaan
O6a+ TB 9an( Di(una4an
bat TB utama 84irst line lini utama9 saat ini adalah ri4ampisin 8#9 isonia7id 8(9 pira7inamid 8I9 etambutol 89 dan Streptomisin 8S9. #i4ampisin dan isonia7id merupakan obat pilihan utama dan ditambah denan pira7inamid etambutol dan streptomisin. bat lain 8 second line lini kedua9 adalah para" aminosalicylic acid 8PAS9 cycloserin terizidone, ethionamide, prothionamide, oflo#acin, levoflo#acin, mi#iflok#acin, gatiflo#acin, ciproflo#acin, kanamycin, amikacin, dan capreomycin !an diunakan "ika ter"adi 5%#. Is,nia
sonia7id 8isokotinik hidra7il9 adalah obat antituberkulosis 8AT9 !an sanat e4ekti4 saat ini bersi4at bakterisid dan sanat e4ekti4 terhadap kuman dalam keadaan metabolik akti4 8kuman !an sedan berkemban9 bakteriostatik terhadap kuman !an diam. bat ini e4ekti4 pada intrasel dan ekstrasel kuman dapat berdi4usi ke dalam seluruh "arinan dan cairan tubuh termasuk CSS cairan pleura cairan asites "arinan kaseosa dan memiliki anka reaksi simpan 8adverse reaction9 !an sanat rendah. sonia7id diberikan secara oral. %osis harian !an biasa diberikan adalah '>1' m)kBB)hari maksimal 3**m)hari dan diberikan dalam satu kali pemberian. sonia7id !an tersedia umumn!a dalam bentuk tablet 1** m dan 3** m dan dalam bentuk sirup 1** m)'cc. sedian dalam bentuk sirup biasan!a tidak stabi sehina tidak dian"urkan penunaann!a. Konsentrasi puncak di dalam darah sputum dan CSS dapat dicapai dalam 1>2 "am dan menetap selama palin sedikit ->/ "am. sonia7id dimetabolisme melalui asetilasi di hati. Anak>anak meneliminasi isonia7id lebih cepat daripada oran dewasa sehina memerlukan dosis m)KBB !an lebih tini dari pada dewasa. sonia7id pada air susu ibu 8AS9 !an mendapat isonia7id dan dapat menembus sawar darah plasenta tetapi kadar obat !an mmencapai "anin)ba!i tidak membaha!akan. sonia7id mempun!ai dua e4ek toksik utama !aitu hepatotoksik dan neuritis peri4er. Keduan!a "aran ter"adi pada anak biasan!a ter"adi pada pasien dewasa denan 4rekuensi !an meninkat denan bertambahn!a usia. Sebaian besar pasien anak !an menunakan isonia7id menalami peninkatan kadar transaminase darah !an tidak terlalu tini dalam 2 bulan pertama tetapi akan
menurun sendiri tanpa penhentian obat. dealn!a perlu pemantauan kadar transaminase pada 2 bulan pertama tetapi karena "aran menimbulkan hepatotoksisitas maka pemantauan laboratorium tidak rutin dilakukan kecuali bila ada e"ala dan tanda klinis. Ri5am8isin
#i4ampisin bersi4at bakterisid pada intrasel dan ekstrasel dapat memasuki semua "arinan dan dapat membunuh kuman semidorman !an tidak dapat dibunuh oleh isonia7id. #i4ampisin diabsorbsi denan baik melalui sistem astrointestinal pada saat perut koson 81 "am sebelum makan9 dan kadar serum puncak tercapai dalam 2 "am. Saat ini ri4ampisin diberikan dalam bentuk oral denan dosis 1*>2* m)kBB)hari dosis maksimal -** m)hari denan satu kali pemberian per hari. +ika diberikan bersamaan denan isonia7id dosis ri4ampisin tidak melebihi 1' m)kBB)hari dan dosis isonia7id 1* m)kBB)hari. %istribusin!a sama denan isonia7id. 4ek sampin ri4ampisin lebih serin ter"adi dari isonia7id. 4ek !an kuran men!enankan bai pasien adalah perubahan warna urin ludah sputum dan air mata men"adi warna oran!e kemerahan. Selain itu e4ek sampin ri4ampisin
adalah
anuan
astrointestinal
8mual
dan
muntah9
dan
hepatotoksisitas 8ikterus)hepatitis9 !an biasan!a ditandai denan peninkatan kadar transaminase serum !an asimtomatik. +ika ri4ampisin diberikan bersamaan isonia7id ter"adi peninkatan risiko hepatotosisitas dapat diperkecil denan cara menurunkan
dosis
harian
isonia7id
men"adi
maksimal
1*m)kBB)hari.
#i4ampisin "ua dapat men!ebabkan trombositopenia dan dapat men!ebabkan
kontrasepsi oral men"adi tidak e4ekti4 dan dapat berinteraksi denan beberapa obat
termasuk
kuinidin
siklosporin
dioksin
teo4iin
kloram4enikol
kortokosteroid dan sodium war4arin. #i4ampisin umumn!a tersedia dalam sedian kapsul 1'* m 3** m dan &'* m sehina kuran sesuai diunakan untuk anak>anak denan berbaai kisaran BB. Suspensi dapat dibuat denan menunakan berbaai "enis 7at pembawa tetapi sebaikn!a tidak diminum bersamaan denan pemberian makanan karena dapat menimbulkan malabsorpsi. Pira
Pira7inamid adalah deri;at nikotinamid berpenetrasi baik pada "arinan dan cairan tubuh termasuk CSS bakterisid han!a pada intrasel suasana asam dan diabsorbsi baik pada saluran cerna. Pemberian pira7inamid secara oral sesuai dosis 1'>3* m)kBB)hari denan dosis maksimal 2 ram)hari. Kadar serum puncak &' J)ml dalam waktu 2 "am. Pira7inamid diberikan pada 4ase intensi4 karena pira7inamid sanat baik diberikan pada saat suasana asam. !an timbul akibat "umlah kuman !an masih sanat ban!ak. Penunaan pira7inamid aman pada anak. Kira>kira 1* oran dewasa !an diberikan pira7inamid menalami e4ek sampin berupa atralia artritis atau out akibat hiperurisemia tetapi pada anak mani4estasi klinis hiperurisemia sanat "aran ter"adi. 4ek sampin lainn!a adalah
hepatotoksisitas
anoreksia
dan
iritasi
saluran
cerna.
#eaksi
hipersensiti;itas "aran timbul pada anak. Pira7inamid tersedia dalam bentuk tablet '** m tetapi seperti isonia7id dapat dierus dan diberikan bersamaan makanan. E+am6u+,l
tambutol "aran diberikan pada anak karena potensi toksisitasn!a pada mata. bat ini memiliki akti;itas bakteriostatik tetapi dapat bersi4at bakterisid "ika diberikan denan dosis tini denan terapi intermiten. Selain itu berdasarkan penalaman obat ini dapat menceah timbuln!a resistensi terhadap obat>obat lain. %osis etambutol adalah 1'>2* m)kBB)hari maksimal 12' r)hari denan dosis tunal. Kadar serum puncak ' J dalam waktu 2& "am. tambutol tersedia dalam bentuk tablet 2'* m dan '** m. etambutol ditoleransi denan baik oleh dewasa dan anak>anak pada pemberian oral denan dosis satu tau dua kali sehari tetapi tidak berpenetrasi baik pada SSP demikian "ua pada keadaan meninitis. ksresi utama melalui in"al dan saluran cerna. nteraksi obat denan etambutol tidak dikenal. Kemunkinan toksisitas utam adalah neuritis optok dan buta warna merah>hi"au sehina serinkali penunaann!a dihindari pada anak !an belum dapat diperiksa ta"am penlihatann!a. #ekomendasi ( !an terakhir menenai penatalaksanaan TB anak etambutol dian"urkan penunaan!a pada anak denan dosis 1'>2' m)kBB)hari. tambutol dapat diberikan pada anak denan TB berat dan kecuriaan TB resisten>obat "ika obat>obat lainn!a tidak tersedia atau tidak dapat diunakan S+re8+,misin
Streptomisin bersi4at bakterisid dan bakteriostatik terhadap kuman ekstraseluler pada keadaan basal atau netral sehina tidak e4ekti4 untuk membunuh kuman intraseluler. Saat ini streptomisin "aran diunakan dalam penobatan TB tetapi penunaann!a pentin pentin pada penobatan 4ase
intensi4 meninitis TB dan 5%#>TB. Streptomisin diberikan seca ra intramuskular denan dosis 1'>&* m)kBB)hari maksimal 1 r)hari dan kadar puncak &*>'* J)ml dalam waktu 1>2 "am. Streptomisin sanat baik melewati selaput otak !an meradan tetapi tidak dapat melewati selaput otak !an tidak meradan.streptomisin berdi4usi baik pada "arinan dan cairan pleura dan di eksresikan melalui in"al. Penunaan utaman!a saat ini adalah "ika terdapat kecuriaan resistensi awal terhadap isonia7id atau "ika anak menderita TB berat. Toksisitas utama streptomisin ter"adi pada ner;us kranialis !an menanu keseimbanan dan pendenaran denan e"ala berupa telina berdeun 8tinismus9 dan pusin. Toksisitas in"al "aran ter"adi. Streptomisin dapat menembus plasenta sehina perlu berhati>hati dalam menentukan dosis pada wanita hamil karena dapat merusak sara4 pendenaran "anin !aitu 3* ba!i akan menderita tuli berat.
Nama O6a+
D,sis harian !m(:4(BB:ha ri& '>1'L
D,sis ma4simal !m(:hari& 3**
Ri5am8isin ==
1*>2*
-**
Pira
1'>3*
2***
1'>2*
12'*
S+re8+,misi n
1'>&*
1***
Is,nia
E5e4 Sam8in(
(epatitis neuritis peri4er hipersensiti;itas astrointestinal reaksi kulit hepatitis trombositopenia peninkatan en7im hati cairan tubuh berwarna oran!e kemerahan Toksisitas hati atralia astrointestinal =euritis optik keta"aman penlihatan berkuran buta warna merah>hi"au pen!empitan lapan pandan hipersensiti;itas astrointestinal totoksis ne4rotoksik
Bila isonia7id dikombinasikan denan ri4ampisin dosisn!a tidak boleh melebihi 1* m)kBB)hari. #i4ampisin tidak boleh diracik dalam satu pu!er denan AT lain karena dapat menanu bioa;ailabilitas ri4ampisin. #i4ampisin diabsorpsi denan baik melalui sistemastrointestinal pada saat perut koson 8satu "am sebelum makan.
=
LL
Gam6ar */%/ O6a+ an+i+u6er4ul,sis 9an( 6iasa 'i8a4ai 'an ',sisn9a
Pan'uan O6a+ TB
Penobatan TB dibai men"adi dua 4ase !aitu 4ase intensi4 82 bulan pertama9 dan sisan!a 4ase lan"utan. Prinsip dasar penobatan TB minimal tia macam obat pada 4ase intensi4 dan dilan"utkan denan dua macam obat pada 4ase lan"utan 8& bulan atau lebih9. Pemberian panduan obat ini bertu"uan untuk membunuh kuman intraselular dan ekstraselular. Pemberian obat "anka pan"an selain untuk membunuh kuman "ua untuk menurani kemunkinan ter"adin!a kekambuhan. Berbeda pada oran dewasa AT diberikan pada anak setiap hari bukan dua atau tia kali dalam seminu. (al ini bertu"uan untuk menurani ketidakteraturan menelan obat !an lebih serin ter"adi "ika obat tidak ditelan setiap hari. Saat ini panduan obat !an baku untuk sebaian besar kasus TB pada anak adalah panduan ri4ampisin isonia7id dan pira7inamid. Pada 4ase intensi4 diberikan ri4ampisin isonia7id dan pira7inamid sedankan pada 4ase lan"utan han!a diberikan ri4ampisin dan isonia7id. Pada keadaan TB berat baik pulmonal maupun ekstrapulmonal seperti milier meninitis TB TB sistem skletal dan lain>lain pada 4ase intensi4 diberikan minimal empat macam obat 8ri4ampisin isonia7id pira7inamid dan etambutol atau streptomisin9. Pada 4ase lan"utan diberikan ri4ampisin dan isonia7id selama 1* bulan. $ntuk kasus TB tertentu !aitu meninitis TB TB milier e4usi pleura
TB perikarditis TB TB endobronkial dan peritonitis TB diberikan kortikosteroid 8prednison9 denan dosis 2>& m)kBB)hari dibai dalam tida dosis maksimal -*m dalam satu hari. 6ama pemberian kortikosteroid adalah 2>& minu denan dosis penuh dilan"utkan tappering off selama 2>& minu. 3 Bulan
$ Bulan
) Bulan
%3 Bulan
Is,nia
E+am6u+,l S+re8+,misin Pre'nis,n
Gam6ar */3/ Pa'uan O6a+ An+i+u6er4ul,sis
E;aluasi hasil 8en(,6a+an
Sebaikn!a pasien kontrol tiap bulan. ;aluasi hasil penobatan dilakukan setelah 2 bulan terapi. ;aluasi penobatan pentin karena dianosis TB pada anak sulit dan tidak "aran ter"adi salah dianosis. ;aluasi penobatan dilakukan denan beberapa cara !aitu e;aluasi klinis e;aluasi radiolois dan pemeriksaan 6%. ;aluasi !an terpentin adalah e;aluasi klinis !aitu menhilan atau membaikn!a kelainan klinis !an sebelumn!a ada pada awal penobatan misaln!a penambahan berat badan hilann!a demam hilann!a batuk perbaikan na4su makan dan lain>lain. Apabila respon penobatan baik maka penobatan dilan"utkan. ;aluasi radiolois dalam 2>3 bulan penobatan tidak perlu dilakukan secara rutin kecuali pada TB denan kelainan radiolois !an n!ata)luas seperti
TB milier e4usi pleura atau bronkopneumonia TB. Pada pasien TB milier 4oto ronten toraks perlu diulan setelah 1 bulan untuk e;aluasi hasil penobatan sedankan pada e4usi pleura TB penulanan 4oto ronten toraks dilakukan setelah 2 minu. 6a"u endap darah dapat diunakan sebaai sarana e;aluasi bila pada awal penobatan nilain!a tini. Apabila respon setelah 2 bulan kuran baik !aitu e"ala masih ada dan tidak ter"adi penambahan BB maka AT tetap diberikan sambil dilakukan e;aluasi lebih lan"ut menapa tidak ter"adi perbaikan. Kemunkinan !an ter"adi adalah misdiagnosis mistreatment, atau resistensi terhadap AT. Bila awaln!a pasien ditanani di sarana kesehatan terbatas maka pasien diru"uk ke sarana !an lebih tini atau ke konsultan paru anak. ;aluasi !an dilakukan meliputi e;aluasi kembali dianosis ketepatan dosis AT keteraturan minum obat kemunkinan adan!a pen!akit pen!ulit)pen!erta serta e;aluasi asupan i7i. Setelah penobatan ->12 bulan dan terdapat perbaikan klinis penobatan dapat dihentikan. obatan9 bertahan dalam tubuh dan menurani secara bermakna kemunkinan ter"adin!a kekambuhan. Penobatan lebih dari - bulan pada TB anak tanpa komplikasi menun"ukkan anka kekambuhan !an tidak berbeda bermakna denan penobatan - bulan
E;aluasi e5e4 sam8in( 8en(,6a+an
AT dapat menimbulkan berbaai e4ek sampin. 4ek sampin !an cukup serin ter"adi pada pemberian isonia7id dan ri4ampisin adalah anuan astrointestinal hepatotoksisitas ruam dan atal serta demam. Salah satu e4ek sampin !an perlu diperhatikan adalah hepatotoksisitas. (epatotoksisitas "aran ter"adi pada pemberian dosis isonia7id !an tidak melebihi 1*m)kBB)hari dan dosis ri4ampisin !an tidak melebihi 1' m)kBB)hari dalam kombinasi. (epatotoksisitas ditandai oleh peninkatan $erum %lutamic"aloacetic Transaminase 8ST9 dan $erum %lutamic"'iruvat Transaminase 8SPT9 hina F ' kali tanpa e"ala atau F 3 kali batas normal 8&* $)9 disertai denan e"ala peninkatan bilirubin total lebih dari 1' m)dl serta peninkatan ST)SPT denan beberapa nilai beberapapun !an disertai denan ikterus anoreksia nausea dan muntah. Tatalaksana hepatotoksisitas berantun pada beratn!a kerusakan hati !an ter"adi. Anak denan anuan 4unsi hati rinan munkin tidak membutuhkan perubahan terapi. Beberapa ahli berpendapat bahwa peninkatan en7im transaminase !an tidak terlalu tini 8moderate9 dapat menalami resolusi spontan tanpa pen!esuaian terapi sedankan peninkatan F ' kali tanpa e"ala atau F 3 kali batas normal disertai denan e"ala memerlukan penhentian ri4ampisin sementara atau penurunan dosis ri4ampisin. Akan tetapi meninat pentinn!a ri4ampisin dalam paduan penobatan !an e4ekti4 perlun!a penhentian obat ini cukup menimbulkan kerauan. Akhirn!a isonia7id dan ri4ampisin cukup aman diunakan "ika diberikan denan dosis !an dian"urkan dan dilakukan pemantauan hepatotoksisitas denan tepat.
Apabila peninkatan en7im transaminase F ' kali tanpa e"ala atau F 3 kali batas normal disertai denan e"ala maka semua AT dihentikan kemudian kadar en7im transaminase diperiksa kembali setelah 1 minu penhentian. AT diberikan kembali apabila nilai laboratorium telah normal. Tetapi berikutn!a dilakukan denan cara memberikan isonia7id dan ri4ampisin denan dosis !an dinaikkan secara bertahap dan harus dilakukan pemantauan klinis dan laboratorium denan cermat. (epatotoksisitas dapat timbul kembali pada pemberian terapi berikutn!a "ika dosis diberikan lansun secara penuh 8 full"dose9 dan pira7inamid diunakan dalam paduan penobatan.
Pu+us ,6a+
Pasien dikatakan putus obat bila berhenti men"alani penobatan selama F 2 minu. Sikap selan"utn!a untuk penananan berantun pada hasil e;aluasi klinis saat pasien datan kembali sudah berapa lama men"alani penobatan dan berapa lama obat telah terputus. Pasien tersebut perlu diru"uk untuk penananan selan"utn!a.
Multi Drug Resistance !MDR& TB
Multidrug resistance TB adalah isolate M. tuberculosis !an resisten terhadap dua atau lebih AT lini pertama minimal terhadap isonia7id dan ri4ampisin. Kecuriaan adan!a 5%#>TB adalah apabila secara klinis tidak ada perbaikan
denan
penobatan.
5ana"emen
TB
semakin
sulit
denan
meninkatn!a resistensi terhadap AT !an biasa dipakai. Ada beberapa pen!ebab ter"adin!a resistensi terhadap AT !aitu pemakaian obat tunal
penunaan paduan obat !an tidak memadai termasuk pencampuran obat !an tidak dilakukan secara benar dan kurann!a keteraturan menelan obat. Ke"adian 5%#>TB sulit ditentukan karena biakan sputum dan u"i kepekaan obat tidak rutin dilaksanakan di tempat>tempat denan pre;alens TB tini. Akan tetapi diakui bahwa 5%#>TB merupakan masalah besar !an terus meninkat. %iperkirakan 5%#>TB akan tetap men"adi masalah di ban!ak wila!ah di dunia. %ata menenai 5%#>TB !an resmi di ndonesia belum ada. 5enurut ( bila penendalian TB tidak benar pre;alens 5%#>TB mencapai '' sedankan denan penendalian !an benar !aitu denan menerapkan stratei directly observed treatment shortcourse 8%TS9 maka pre;alens 5%#>TB han!a 1- sa"a.
N,nme'i4amen+,sa
Pen'e4a+an DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse)
Keteraturan pasien untuk menelan obat dikatakan baik apabila pasien menelan obat sesuai denan dosis !an ditentukan dalam panduan penobatan. Keteraturan dalam menelan obat ini men"amin keberhasilan penobatan serta menceah relaps dan ter"adin!a resistensi. Salah satu upa!a untuk meninkatkan keteraturan adalah denan melakukan penawasan lansun terhadap penobatan (directly observed treatment). *irectly observed treatment shortcours 8%TS9 adalah stratei !an telah direkomendasikan oleh ( dalam pelaksanaan proram penanulanan
TB dan telah dilaksanakan di ndonesia se"ak tahun 10''. Penanulanan TB denan stratei %TS dapat memberikan anka kesembuhan !an tini. Sesuai rekomendasi ( stratei %TS terdiri atas lima komponen !aitu sebaai berikut :
Komitmen politis dari para penambil keputusan temasuk dukunan dana.
%ianosis TB denan pemeriksaan sputum secara mikroskopis.
Penobatan denan panduan AT "anka pendek denan penawasan lansun oleh penawas minum obat 8P59.
Kesinambunan persediaan AT "anka pendek denan mutu ter"amin.
Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan dan e;aluasi proram penanulanan TB.
Sum6er 8enularan 'an case finding
Apabila kita menemukan seoran anak denan TB maka harus dicari sumber penularan !an men!ebabkan anak tersebut tertular TB. Sumber penularan adalah oran dewasa !an menderita TB akti4 dan kontak erat denan anak tersebut. Pelacakan sumber in4eksi dilakukan denan cara pemeriksaan radiolois dan BTA sputum 8pelacakan sentripetal9. Bila telah ditemukan sumbern!a perlu pula dilakukan pelacakan sentri4ual !aitu mencari anak lain di sekitasn!a !an munkin "ua tertular denan cara u"i tuberkulin. 2 Sebalikn!a "ika ditemukan pasien TB dewasa akti4 maka anak disekitarn!a atau !an kontak erat harus ditelusuri ada atau tidakn!a in4eksi TB 8pelacakan sentri4ual9. Pelacakan tersebut dilakukan denan cara anamnesis pemeriksaan 4isis dan pemeriksaan penun"an !aitu u"i tuberkulin.3'
As8e4 e'u4asi 'an s,sial e4,n,mi
Penobatan TB tidak lepas dari masalah sosial ekonomi. Karena penobatan TB memerlukan kesinambunan penobatan dalam "anka waktu !an cukup lama maka bia!a !an diperlukan cukup besar. Selain itu diperlukan "ua penananan i7i !an baik meliputi kecukupan asupan makanan ;itamin dan mikronutrien. Tanpa penananan i7i !an baik penobatan denan medikamentosa sa"a tidak akan tercapai hasil !an optimal. dukasi ditu"ukan kepada pasien dan keluaran!a aar menetahui menenai TB. Pasien TB anak tidak perlu diisolasi karena sebaian besar TB padak anak tidak menular kepada oran disekitarn!a. Akti;itas 4isik pasien TB anak tidak perlu dibatasi kecuali pada TB berat.
Pen>e(ahan
Imunisasi BCG
munisasi BC 8 Bacille Calmette"%u+rin9 diberikan pada usia sebelum 2 bulan. %osis untuk ba!i sebesar **' ml dan untuk anak *1* ml diberikan secara intrakutan di daerah insersi otot deltoid kanan 8pen!untikan lebih mudah dan lemak subkutis lebuh tebal ulkus tidak menanu struktur otot dan sebaai tanda baku9. Bila BC diberikan pada usia lebih dari 3 bulan sebaikn!a dilakukan u"i tuberkulin terlebih dahulu. nsidens TB anak !an mendapat BC berhubunan
denan kualitas ;aksin !an diunakan pemberian ;aksin "arak pemberian ;aksin dan intensitas pemaparan in4eksi. 5an4aat BC telah dilaporkan oleh beberapa peneliti !aitu antara *>/*. munisasi BC e4ekti4 terutama untuk menceah TB milier meninitis TB dan spondilitis TB pada anak. munisasi ini memberikan perlindunan terhadap ter"adin!a TB milier meninitis TB TB sistem skletal dan ka;itas.
*1>1.
Kontraindikasi
imunisasi
BC
adalah
kondisi
imunokompromais misaln!a de4isiensi imun in4eksi berat i7i buruk dan aal tumbuh. Pada ba!i prematur BC ditunda hina ba!i mencapai berat badan optimal.
Kem,8r,5ila4sis
Terdapat dua "enis kemopro4ilaksis !aitu kemopro4ilaksis primer dan kemopro4ilaksis sekunder. Kemopro4ilaksis primer bertu"uan untuk menceah ter"adin!a
in4eksi
TB
sedankan
kemopro4ilaksis
sekunder
menceah
berkembann!a in4eksi men"adi sakit TB. Pada kemopro4ilaksis primer diberikan isonia7id denan dosis '>1* m)kBB)hari denan dosis tunal. Kemopro4ilaksis ini diberikan pada anak !an kontak denan TB menular terutama denan BTA sputum positi4 tetapi belum terin4eksi 8u"i tuberkulin neati49. Pada akhir bulan
ketia pemberian pro4ilaksis dilakukan u"i tuberkulin ulan. +ika tetap neati4 dan sumber penularan telah sembuh dan tidak menular lai 8BTA sputum neati49 maka =( pro4ilaksis dihentikan. +ika ter"adi kon;ersi tuberkulin positi4 e;aluasi status TB pasien. +ika didapatkan u"i tuberkulin neati4 dan =( pro4ilaksis telah dihentikan sebaikn!a dilakukan u"i tuberkulin ulan 3 bulan kemudian untuk e;aluasi lebih lan"ut. Kemopro4ilaksis sekunder diberikan pada anak !an telah terin4eksi tetapi belum sakit ditandai denan u"i tuberkulin positi4 sedankan klinis dan radiolois normal. Tidak semua anak diberi kemopro4ilaksis sekunder tetapi han!a anak !an termasuk dalam kelompok resiko tini untuk berkemban men"adi sakit TB !aitu anak>anak pada keadaan imunokompromais. Contoh anak>anak denan imunokompromais adalah usia balita menderita morbili ;arisela atau pertusis mendapat obat imunosupresi4 !an lama 8sitostatik dan kortikosteroid9 usia rema"a dan in4eksi TB baru 8kon;ensi u"i tuberkulin dalam kurun waktu kuran dari 12 bulan9. 6ama pemberian untuk kemopro4ilaksis sekunder adalah ->12 bulan. Baik pro4ilaksis primer pro4ilaksis sekunder dan terapi TB tetap die;aluasi tiap bulan untuk menilai respon dan e4ek sampin obat. K,m8li4asi Dan Pr,(n,sis
K,m8li4asi
6im4adenitis meninitis osteomielitis arthtritis enteritis peritonitis pen!ebaran ke in"al mata telina tenah dan kulit dapat ter"adi. Ba!i !an dilahirkan dari oran tua !an menderita tuberkulosis mempun!ai risiko !an besar untuk menderita tuberkulosis. Kemunkinan ter"adin!a anuan "alan
na4as !an menancam "iwa harus dipikirkan pada pasien denan pelebaran mediastinum atau adan!a lesi pada daerah hilus.
Pr,(n,sis
Pada pasien denan sistem imun !an prima terapi menunakan AT terkini memberikan hasil !an potensial untuk mencapai kesembuhan. +ika kuman sensiti4 dan penobatan lenkap keban!akan anak sembuh denan e"ala sisa !an minimal. Terapi ulanan lebih sulit dan kuran memuaskan hasiln!a. Perhatian lebih harus diberikan pada pasien denan imunode4isiensi !an resisten terhadap berbaai re"imen obat !an berespon buruk terhadap terapi atau denan komplikasi lan"ut. Pasien denan resistensi multiple terhadap AT "umlahn!a meninkat dari waktu ke waktu. (al ini ter"adi karena para dokter meresepkan re"imen terapi !an tidak adekuat ataupun ketidakpatuhan pasien dalam men"alanin penobatan. Ketika ter"adi resistensi atau intoleransi terhadap sonia7id dan #i4ampin anka kesembuhan men"adi han!a '* bahkan lebih rendah lai. %enan AT 8terutama isonia7id9 ter"adi perbaikan mendekati 1** pada pasien denan TB milier. Tanpa terapi AT pada TB milier maka anka kematian hampir mencapai 1**.