SATUAN ACARA PENYULUHAN
Tema
: Sinusitis
Sasaran
: Pasien
Tempat
: Poli THT
Hari/ Tanggal
: Rabu, 02 Mei 2018
Waktu
: 15 menit
Pelaksana
: Mahasiswa Profesi Ners A UM Banjarmasin
I.
TUJUAN UMUM
Pada akhir proses penyuluhan, para pengunjung dapat mengetahui tentang pengertian sinusitis, penyebab, gejala, pence gahan, dan pengobatan.
II. TUJUAN KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan para pengunjung Puskesmas diharapkan dapat: 1)
Menyebutkan pengertian dari sinusitis
2)
Menyebutkan penyebab sinusitis
3)
Menyebutkan gejala yang ditimbulkan dari diare
4)
Mengerti pencegahan sinusitis
5)
Menyebutkan pengobatan dan pencegahan sinusitis
III. SASARAN
Pasien poli THT
IV. MATERI
1)
Pengertian dari sinusitis
2)
Penyebab sinusitis
3)
Klasifikasi
4)
Gejala sinusitis
5)
Pencegahan sinusitis
6)
Pengobatan sinusitis
V. METODE
1)
Ceramah
2)
Tanya Jawab
VI. No.
1.
KEGIATAN PENYULUHAN WAKTU
3 Menit
KEGIATAN PENYULUH
KEGIATAN PESERTA
Pembukaan : ·
Membuka kegiatan dengan
·
Menjawab salam
·
Mendengarkan
·
Memperhatikan
·
Memperhatikan
mengucapkan salam ·
Memperkenalkan diri
·
Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
·
Menyebutkan materi yang akan diberikan
2.
10 Menit
Pelaksanaan : 1.
Menjelaskan pengertian dari diare
·
Memperhatikan
2.
Menjelaskan penyebab dari diare
·
Memperhatikan
3.
Menjelaskan factor resiko dari
·
Bertanya dan menjawab
diare
pertanyaan yang diajukan
4.
Menjelaskan klasifikasi dari diare
·
Memperhatikan
5.
Menjelaskan komplikasi dari diare
·
Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan
3.
15 Menit
Evaluasi : ·
Menanyakan kepada peserta
·
Menjawab pertanyaan
·
Mendengarkan
·
Menjawab salam
tentang materi yang telah diberikan, dan reinforcement kepada warga yang dapat menjawab pertanyaan 4.
2 Menit
Terminasi : ·
Mengucapkan terimakasih atas peran serta peserta
·
VII.
MEDIA
·
LCD dan Laptop
Mengucapkan salam penutup
VIII. KRITERIA EVALUASI
Evaluasi Proses Sebanyak 50% pasien yang mengikuti kegiatan penyuluhan dapat memahami tentang sinusitis. Hal ini dibuktikan dari pertayaan- pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa praktek.
DAFTAR PUSTAK Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol 1. Penerbit BukuKedokteran, Jakarta : EGC Charles, J.Reeves, dkk. 2001. Buku 1 Keperawatan Medikal Bedah Ed. I, Jakarta : Salemba Medika Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Ed.3, Jakarta : EGC Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 3 Jilid 1, Jakarta : Media Aesculapius Adams, George L, Boies. 1997. Buku Ajar Penyakit THT edisi 6, Jakarta : EGC Broek, Van Den. 2010. Ilmu Kesehatan Tenggorok Hidung dan Telinga edisi 12, Jakarta : EGC Lucente, Frank E. 2011. Ilmu THT, Buku kedokteran, Jakarta : EGC Soepardi, Efiaty Arsyad, Dkk. 2010. Buku Ajar Kesehatan Telinga Hidung tenggorok edisi VI, Jakarta : Balai penerbit FK-UI Samsudin, Sonny. 1993. Penyakit Telinga Hidung dan Tenggorok, Jakarta : EGC
SINUSITIS
A. Definisi
Sinusitis didefinisikan sebagai inflamasi mukosa sinus paranasal. Umumnya disertai atau dipicu oleh rinitis sehingga sering disebut rinosinusitis. Penyebab utamanya ialah selesma (common cold) yang merupakan infeksi virus, yang selanjutnya dapat diikuti oleh infeksi bakteri (Endang Mangunkusumo, 2007). Sinusitis adalah suatu peradangan sinus paranasal. Sinus sendiri adalah rongga hidung yang terdapat diarea wajah yang terhubung dengan hidung. Fungsi dari rongga sinus adalah untuk menjaga kelembaban hidung dan menjaga pertukaran udara didaerah hidung.Di sekitar rongga hidung terdapat empat sinus yaitu sinus maksilaris ( terletak di pipi) , sinus etmoidalis ( kedua mata) , sinus frontalis (terletak di dahi) dan sinus sfenoidalis ( terletak di belakang dahi), (wikipedia,2011) Di dalam rongga sinus terdapat lapisan yang terdiri dari bulu-bulu halus yang disebut dangan cilia. Fungsi dari cilia ini adalah untuk mendorong lendir yang diproduksi didalam sinus menuju ke saluran pernapasan. Gerakan cilia mendorong lendir ini berguna untuk membersihkan saluran napas dari kotoran ataupun organisme yang mungkin ada. Ketika lapisan rongga sinus ini membengkak maka cairan lendir yang tidak dapat bergerak keluar dan terperangkap didalam rongga sinus.
B. Klasifikasi
Secara klinis sinusitis dibagi atas berbagai jenis, termasuk: 1.
Sinusitis akut: Sebuah kondisi mendadak seperti gejala seperti pilek, hidung tersumbat dan nyeri wajah yang tidak hilang setelah 10 sampai 14 hari. Sinusitis akut biasanya berlangsung 4 minggu atau kurang.
2.
Sinusitis subakut: Sebuah peradangan yang berlangsung 4 sampai 8 minggu.
3.
Sinusitis kronis: Suatu kondisi yang ditandai dengan gejala radang sinus yang berlangsung 8 minggu atau lebih.
4.
Sinusitis berulang: Beberapa serangan dalam setahun
C. Penyebab
1.
Rhinogenik (penyebab kelainan atau masalah di hidung), segala sesuatu yang menyebabkan sumbatan pada hidung dapat menyebabkan sinusitis. Termasuk flu biasa, rhinitis alergi (pembengkakan pada lapisan hidung), polip hidung (pertumbuhan kecil di lapisan hidung), atau septum menyimpang (pergeseran di rongga hidung)
2.
Dentogenik/Odontogenik (penyebabnya kelainan gigi), yang sering menyebabkan sinusitis infeksi pada gigi geraham atas (pre molar dan molar)
D. Gejala
Pada penderita sinusitis, biasanya bisa di temukan gejala-gejala seperti di bawah ini :
E.
1.
Napas berbau
2.
Sakit kepala
3.
Hidung tersumbat
4.
Postnasal Drip
5.
Batuk, biasanya akan memburuk saat malam
6.
Rasa sakit atau adanya tekanan di daerah dahi, pipi, hidung & di antara mata
7.
Berkurangnya daya pengecap
8.
Hidung terus meler dengan warna hijau pekat
9.
Demam
10.
Berkurangnya daya penciuman
11.
gejala memburuk ketika malam hari
Komplikasi
Komplikasi sinusitis lebih sering terjadi pada anak-anak daripada pada orang dewasa. Jika anak anda mengalami sinusitis dan telah pembengkakan d i sekitar tulang pipi atau kelopak mata, ini mungkin merupakan infeksi bakteri pada jaringan kulit dan lembut atau infeksi pada jaringan sekitarnya mata.Jika Anda melihat gejala ini, bawa anak Anda untuk periksa ke dokter, yang mungkin mereka akan merujuk ke spesialis telinga, hidung dan tenggorokan (THT). Infeksi tulang, bila kondisinya parah, antibiotik sering dapat mengendalikan penyebaran infeksi ke tulang di dekatnya. Namun, dalam kasus yang sangat jarang (sekitar satu dari 10.000), infeksi dapat menyebar ke daerah sekitar mata, tulang, darah atau otak
F.
Pengobatan
1.
Sinusitis karena virus
Untuk sinusitis yang disebabkan oleh karena virus tidak diperlukan pemberian antibiotika. Obat yang biasa diberikan untuk sinusitis virus adalah penghilang rasa nyeri seperti parasetamol dan dekongestan. 2.
Sinusitis karena bakteri Curiga telah terjadi sinusitis infeksi oleh bakteri apabila terdapat gejala nyeri pada wajah, ingus yang bernanah, dan gejala yang timbul lebih dari seminggu. Sinusitis infeksi bakteri umumnya diobati dengan menggunakan antibiotika. Pemilihan antibiotika berdasarkan jenis bakteri yang paling sering menyerang sinus karena untuk mendapatkan antibiotika yang benar benar pas harus menunggu hasil dari biakan kuman yang memakan waktu 5-7 hari. Tetapi ini tidak menjamin bahwa obat yang diberikan akan cocok dengan bakterinya, apalagi sekarang ini banyak resistensi obat berganda, sehingga sebaiknya sebelum minum pertama kali obat antibiotik dilakukan terlebih dahulu kultur swab hidung, di mana hasil kultur bisa saja cocok/tidak dengan pengobatan yang diberikan. Lima jenis bakteri yang paling sering menginfeksi sinus adalah “Streptococcus pneumonia”, “Haemophilus influenza”, “Moraxella catarrhalis”, “Staphylococcus aureus”, dan “Streptococcus pyogenes’. Antibiotika yang dipilih harus dapat membunuh k elima jenis kuman ini. Beberapa pilihan
antiobiotika
seperti
ampxicillin,
cefaclor,
azithromycin,
dan
cotrimoxazale. Jika tidak terdapat perbaikan dalam lima hari maka perlu dipertimbangkan untuk memberikan ampxicillin plus asam klavulanat. Pemberian antibiotika dianjurkan minimal 10 sampai 14 hari. Pemberian dekongestan dan mukolitik dapat membantu untuk melancarkan drainase cairan mukus. Pada kasus kasus yang kronis, dapat dipertimbangkan melakukan drainase cairan mukus dengan cara pembedahan. Cara lainnya yaitu memasukkan kain kasa yang berfungsi sebagai penyerap dan mengeluarkannya kembali,
hal
ini
dilakukan
terutama
membuang/mengeluarkan ingusnya sendiri.
bagi
mereka
yang
tak
mampu