TEKNOLOGI KOSMETIK
PENGERTIAN KOSMETIKA
PENGERTIAN : Sediaan/paduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir &organ kelamin luar), gigi dan rongga mulut untuk : membersihkan, menambahdaya tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan penyakit (SK MENKES no 140/1991) TUJUAN KOSMETIKA
Dahulu tujuan kosmetika yaitu: 1.Melindungi tubuh dari alam (panas ± sinar matahari ± terbakar, dingin ± keker ingan, iritasi ± gigitan nyamuk). 2. Tujuan Religius : Bau dari kayu tertentu ± cendana ± mengusir mahluk halus Sekarang tujuan kosmetika yaitu: Personal hygiene, meningkatkan daya tarik-make up, meningkatkan kepercayaan diri&ketenangan,melindungi kulit-rambut- dari uv yg merusak, po lutan dan faktor lingkungan lain, menghindari penuaan. Jadi kosmetika Secara umum memiliki memiliki tujuan membantu manusia untuk menikmati hidup yang lebih bermanfaat. ANATOMI DAN FUNGSI KULIT, RAMBUT, KUKU
Anatomi kulit Keratinisasi Sel sebaceous, sebum, keringat, penguapan Fungsi kulit,warna,kelainan kulit Acne, aging, proses pigmentasi KLASIFIKASI KOSMETIK: KULIT
SKIN CARE COSMETICS Kosmetik pembersih: krim dan busa pembersih muka Kosmetika konditioner : lotion, krim masage Kosmetika pelindung: krim dan lotion pelembab pe lembab MAKE UP COSMETICS
Kosmetika dasar: foundation, bedak Make up : lipstik, blusher, eyeshadow, eyeliner Perawatan kuku : cat kuku, pembersih cat kuku BODY COSMETICS Sabun mandi padat-cair, perlengkapan mandi Suncares dan suntan:krim sunscreen, sun oil Antiperspirant & deodoran:deodorant spray-stick-roll on Bleaching,Depilatory Insect repellent KOSMETIKA PERAWATAN RAMBUT, KULIT KEPALA, MULUT, FRAGRANS
Pembersih rambut Perawatan rambut Hair styling Pengeriting rambut Pewarna rambut Penumbuh rambut, Tonik Perawatan kulit kepala Pasta gigi, mouth wash Perfume, eau de cologne KARAKTERISTIK MUTU KOSMETIK
mencapai kepuasan konsumen yang terdiri dari design, manufaktur,sales. Persyaratan kualitas dasar meliputi safety,stability,efficacy,usability Safety:tdk ada iritasi kulit,sensitivitas kulit,toksisitas oral,bercampur dgn bahan lain,tidak berbahaya Stability:stabil thd perubahan mutu,warna,bau,kontaminasi bakteri Efficacy:efek melembabkan,melindungi terhadap uv,membersihkan,mewarnai Usability:feeling (sensibility,moisturizing, smoothness), kemudahan menggunakan (bentuk,ukuran,bobot,komposisi, penampilan, portability), preference(bau,warna,design) Jaminan mutu kosmetika:
jaminan mutu produk untuk mencapai kepercayaan dan kepuasan konsumen (mutu mencapai longterm usage): jaminan safety,stability, efficacy, usability
Safety:uji keamanan,patch test,uji racun logam berat Stability:uji kestabilan warna, fotoresisten, bau,uji thd panas dan lembab, pengawetan, kestabilan zat aktif,kestabilan fisiko-kimia Usability:Uji kebergunaan (Sensory t est), pengukuran fisikokimia(reologi) Efficacy:uji efikasi untuk setiap produk
JAMINAN MUTU KEMASAN KOSMETIKA
Jaminan perlindungan isi (uji perlindungan t hd cahaya, permeabilitas, perlindungan bau) Jaminan kecocokan bahan (uji ketahanan kimia, terhadap matahari, uji anti korosi) Jaminan keamanan bahan (bahan yang memerlukan perhatian:formalin,standar keamanan: Depkes,uji konfirmasi keamanan Jaminan fungsi(terhadap manusia,fungsi fisik) Keamanan penggunaan (lingkungan,metode) Jaminan Disposability (mudah dibuang,aman dimusna hkan)BAHAN PEMBANTU DAN
PENGEMAS DALAM KOSMETIK
Bahan Minyak/lemak Surfaktan : emulgator, suspending agent, stabilizer Humektan Polimer UV absorben Antioksidan Sequestering agent dll Bahan pewarna Pengemas primer dan sekunder BAHAN MINYAK/LEMAK Komponen utama : Trigliserida asam lemak dan gliserin
Minyak dan lemak:olive,camellia,macademia,castor oils Wax ester: carnauba,candelilla,jojoba,bees,lanolin Hidrokarbon:paraf.liq,paraf.solid,petrolatum,ceresin,mikrokristalin wax,squalane Asam lemak tinggi : asam laurat, miristat, palmitat, stearat,isostearat Alkohol bermatabat tinggi:cetyl,stearyl,isostearyl,octyl Ester:isopropilmiristat,2-octyldodecylmiristat,cetyl2-etilheksanoat,diisostearilmaleat Silikon:dimetilpolisiloksan,metilfenilpolisiloksan,
SURFACE ACTIVE AGENT
Anionik:sabun,alkilsulfat,polioksietilenalkiletersulfat,acyl-N-metiltaurat, alkileterfosfat, garam asam N-acylamino Kationik:alkiltrimetilamoniumklorid,dialkilmetilamoniumklorid,benzalkoniumklorid Amfoterik Nonionik HUMEKTAN
Gliserin Propilenglikol Butilenglikol Polietilenglikol Sorbitol Sodium laktat Sodiumpirolidonkarboksilat Sodium hialuronat POLIMER yaitu bahan yang dapat meningkatkan viskositas fase air ± thickening agent, film
former, resinous powder
Penstabil emulsi o/w± meningkatkan viskosita fase luar ± membentuk suspensi koloidal dalam air ± membentuk koloid pelindung di sekitar globul ± meningkatkan kestabilan Self emulsifiers : metilselulosa, sodium alginate, gum arab Stokes : v = 2gr2(-o) / 9 Kelompoknya
Vegetable mucins : gum tragakan, gum karaya, gum arab (akasia), quince mucilago, marsh mallow, Xanthan gum Alginate :sodium alginate ± less sticky dp tragakan dan gum.Ditambah garam Ca pd pH 4-5 lebih mengentalkan.Carrageenan dan agar2 masuk kelompok ini, agar2 hampir tidak digunakan di kosmetik tetapi di industri makanan Turunan selulose dan senyawa sejenis : metil selulose, CMC, Na CMC.Sifat fisik dan kimianya tetap, dapat dibuat dalam air d ingin, tdk menjadi terfermentasi, dan hanya sedikit mmenjadi media pertumbuhan bakteri dan jamur. Reaksinya netral. Berbagai grade § BM§viskositas Protein dan produk degradasi : gelatin.Viskositas bergantung pada suhu dan pH Gel anorganik:koloidal alumunium silikat, bentonit, veegum § st ruktur kristal Film Formers. Bahan polimer sintetik : PVA, PVP, poliakrilat,reaksi netral, tidak mengiritasi kulit.Etilen oksid BM tinggi:Polyox resin 1%. Carbopol 934 1% /polikarboksimetilen viskositasnya = 4% gum tragakan = 2,5% CMC high grade Water soluble film former : polietilenglikol BM tinggi,dapat digunakan juga da lam emulsi o/w, ttp lebih banyak digunakan dalam sediaan non lemakUV ABSORBENT Turunan Benzophenon Turunan P-aminobenzoate Turunan Methoxycinnamat Turunan Asam Salisilat Lain-lain
ANTIOXIDANT
Terutama untuk mencegah ketengikan ± ada 2 tipe tengik : oksidatif dan keton
Keton : terjadi pd asam lemak dgn C , 14, hasil kerja molds aspergilum dan penisilium dgn adanya lembab dan bahan nitrogen membentuk keton, baunya khas dan mudah dideteksi secara kimia.Dpt dicegah dengan pengawet Ketengikan oksidatif : asam lemak tidak jenuh menyebabkan molekul asam lemak splitting pada titik double linkage.Hasilnya aldehid yang baunya tidak enak dan iritasi pada kulit krn lemak tengik. Proses oksidatif disebabkan oks igen atmosfer ± kontak lemak dengan udara
Faktor yang mempercepat terjadinya ketengikan
adanya logam berat spt Fe, Cu, Co, Mn, Sn, Ni ± semua yang dapat mengkatalis oksidasi Pengaruh cahaya Adanya sejumlah kecil lemak t engik Adanya asam lemak bebas Adanya air dan enzim tertentu yang menghidrolisis gliserida Disimpan di tempat panas Menghindarkan
Cegah faktor tersebut di atas Gunakan antioksidan :NDGA, etilgalat, BHA,BHT,dihidroquercetin, diisoeugenol, amina2, tokoferol, dihidrochroman
SEQUESTERING AGENTS
Sodium edetat (EDTA) Phosphoric acid Citric acid Ascorbic acid Succinic acid Gluconic acid Sodium polyphosphate
Sodium metaphosphate BAHAN LAIN
Bahan Pewarna Bahan Pengemas: primer, sekunder
KERUSAKAN DAN STABILITAS PRODUK
Jenis kerusakan sediaan kosmetika Uji stabilitas KOSMETIKA MEDIK DAN BAHAN AKTIF KOSMETIKA
Vitamin Hormon Zat pemutih Tabir matahari Anti ageing Antioksidan Radical scavenger Serum protein:protein, pepton, peptide, asam a mino Bahan-bahan lain:deodorant, antiperspirant, antiinflamasi, astringens, refrigeran, antihistamin HORMON
Folicle Hormone (Estrogen) dalam dosis tinggi sebaga i anti jerawat : Estradiol dan esternya spt estron, etinil estradiol Adreno Cortical Hormone (ACH) memperbaiki ku lit usia >40 thn berfungsi sebagai antiinflamasi, pemutih kulit : Cortisone, hidrokortison, dan esternya seperti prednison, prednisolonTABIR MATAHARI-UV ABSORBENT
Sinar UV 290-400 nm
Digunakan untuk mengabsorb sinar UV pd panjang gelombang 290-400 nm untuk menghindari kerusakan kulit termasuk erythema, sunburn,suntan,premature ag ing juga kerusakan preparat kosmetika itu sendiri dan wadah Non toksik, mengabsorbsi UV dalam range luas,tidak rusak krn UV dan panas, bercampur dengan bahan lain PROSES MANUFAKTUR DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KOSMETIKA
Formulasi : konsep, kajian pustaka dan input market, trial laboratorium Uji stabilita awal dan uji aplikasi Identifikasi peralatan yang diperlukan Scale up Riset pengembangan produk RISET PENGEMBANGAN PRODUK
Pengembangan formula Pengembangan bahan aktif baru, bahan pembantu baru Pengembangan bentuk sediaan baru Pengembangan proses manufaktur FORMULASI
Mengingat bahan-bahan baku dan peralatan yang ada, serta keterbatasan waktu, sedangkan suatu produksi kosmetika harus segera diproduksi untuk mengejar musim, tren, fesyen dan lainlain, maka kita harus pandai memilih formulasi agar kosmetika itu dapat segera diproduksi dan dapat memenuhi maksud-maksud tertentu. TAHAPAN FORMULASI
Input konsep,kajian pustaka,permintaan pasar,percobaan di lab Uji klinis sederhana/uji aplikasi Uji keamanan formula dan bahan baku (iritasi formula/bahan baku) Uji stabilitas skala lab UJI STABILITA AWAL, UJI APLIKASI, UJI EFIKASI
Uji stabilita awal dari formula yang dibuat (skala lab) Uji aplikasi (uji klinik sederhana): perabaan/feeling (sensibility, moisturizing, smoothness), kemudahan digunakan (bentuk, ukuran, bobot, komposisi, penampilan), preferensi (bau, warna, design) Uji efikasi: efek melembabkan, efek melindungi terhadap sinar uv, efek membersihkan, efek pewarnaan IDENTIFIKASI PERALATAN YANG DIPERLUKAN
Mixing / E mulsification Tanks. Dispersing / Grinding Mills. Homogenizers. Filling Equipment. SCALE UP
Pembesaran produksi dari laboratory size batches ( 5 kg) atau clinical batches (sampai 25 kg), ke pilot plant batches (25-200 kg) umumnya disebut sebagai scale-up formulasi atau produksi. Untuk produksi kosmetika yang masih baru, scale-up dapat dirampungkan dalam dua fase : Pembuatan Clinical Batches Pembuatan Pilot Plant Batches CLINICAL BATCH: 25 KG
Pengalaman pertama dengan batches ukuran agak besar umumnya ditemui disini. Maka disarankan agar formulator dari produk itu had ir menyaksikan pembuatan clinical batch tersebut untuk menghindari terjadinya sesuatu problema yang mungkin timbul akibat tidak tersedianya metoda pembuatan yang kurang terinci. Setelah beberapa clinical batches berhasil dengan sukses dibuat, maka suatu metoda pembuatan umumnya sudah bisa dituliskan di dalam suatu format tertulis yang dapat dengan mudah dilanjutkan ke produksi Pilot Plant Batches. PILOT PLANT BATCH:25-200 KG
Umumnya disarankan unutk melanjutkan pembuatan batches ke dalam fase pilot plant batches sebelum mulai dilakukannya test keamanan klinis fase III untuk menjamin agar test klinis iu dijalankan dengan produk hasil metode pembuatan pilihan terakhir/NDA. Kebutuhan produksi untuk tes klinis fase III demikian umumnya membutuhkan batches ukuran agak besar (200 kg).
Penelitian terhadap produksi Pilot Plant juga disebut sebagai penelitian perkembangan proses (process development) yang diadakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pokok berikut dan untuk mengidentifikasi langkah-langkah inti dalam proses pembuatan yang perlu disahkan atau sebaliknya ditolak : Sudah dapatkah formulasi itu direproduksi membesar (scale-up)? Apakah metoda produksi itu sesuai untuk kemampuan produksi yang diharapkan dan dengan peralatan yang ada? Apakah diperlukan peralatan baru atau pabrik pembuat yang ketiga? Apakah langkah-langkah pokok proses pembuatan telah teridentifikasi? Apakah studi untuk validasi telah didesain dengan baik? Penelitian terhadap produksi pilot plant perlu diarahkan untuk dapat menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut secara memuaskan. Jika timbul pertanyaan, ya atau tidak produk itu fleksibel untuk diproduksi, maka sebaiknya diproduksi saja dengan menggunakan perlatan dan ukuran batch yang akan dipakai secara rutin jika produk itu nantinya dipasarkan. Kulminasi dari kegiatan scale-up biasanya berupa produksi yang memuaskan dari formulasi dimaksud dalam bentuk suatu ³Production Demonstration Batch´ yang kemudian digunakan untuk mengisi kebutuhan suatu ³Packaging Demontration Run´, yang berakhir pada produk akhir beserta pengemasannya. Studi validasi biasanya dijalankan selama pembuatan ³Production Demonstratioin Batch´ dan ³Packaging Demonstration Run´. PRODUCTION BATCH: 500-5000 KG
Alat2 yang digunakan Mixing/Emulsification Tanks. Tangki-tangki pencampur atau pengemulsi ini berkisar dari tangki-tangki simple open jacketed dengan kemampuan mencampur sampai ke tangki-tangki yang lebih rumit yang dapat menyediakan kemampuan hight speed and sweep paddle, counter moving paddles, homogenizing heads, kemampuan penghampaan, dan jika perlu, tutup rapat buat memberi tempat kepada gas murni. Dispersing/Grinding Mills. Alat-alat pendispersi atau penggiling ini berkisar mulai dari co lloid mills dan blender type homogenizer yang sederhana untuk membentuk lapisan tipis bahan-bahan baku tertentu sampai
ke alat hight suction/shear equipment yang digunakan untuk mendispersikan gums dan gelling agent lainnya ke dalam suatu batch. Peralatan-peralatan ini menjamin terbentuknya lapisan bahan baku yang seragam, sehingga dapat dihasilkan produk yang homogen, bebas dari gumpalangumpalan.lanjutan Homogenizer. Umumnya diperlukan jika pembentukan suatu emulsi memerlukan alat pengaduk mekanis berkecepatan tinggi untuk memperoleh pengurangan ukuran gelembung-gelembung udara yang memadai dengan hasil akhir berupa perbaikan profil dalam estetika produk atau stabilitas produk. Homogenizers hanya memiliki satu emulsifying head atau dilengkapi dengan two-stage emulsification head, head yang pertama menghasilkan emulsi yang kasar, sedangkan head yang kedua diperlukanuntuk menghasilkan emulsi yang halus. Homogenizers dapat juga digunakan untuk formulasi-formulasi nonemulsi.
Filling Equipment. Setelah diproduksi, maka produk harus bisa dipompa dari kawasan produksi ke kawasan pengisian, jika perlu. Peralatan pengisian dapat berkisar mulai dari mesin-mesin yang sederhana dan dijalankan dengan tangan, yang hanya bisa mengisi suatu jumlah yang diinginkan, sampai ke mesin-mesin otomatis berkecepatan tinggi yang dapat mengisi, melipat dan menjepit tutup serta menerakkan cap yang diperlukan PROSES DAN TUJUANNYA
1. Pencampuran (Mixing) Walaupun pencampuran dua bahan sepintas lalu nampak sebagai hal sederhana saja, tetapi tidak demikian dalam kenyataannya, yang sering sangat kompleks atau rumit. Menurut Lin (1964), mencampur bahan-bahan di dalam satu batch sesungguhnya untuk mencapai banyak tujuan, misalnya untuk suatu emulsi, tujuan-tujuan dari pencampuran itu antara lain : 1. Mencampur cairan-cairan yang sulit tercampur. Mempercepat pemanasan bahan-bahan di dalam ketel. Pelarutan lemak-lemak dan bahan-bahan lainnya. Emulsifikasi atau dispersi.
Pendahuluan pendinginan.lanjutan 2. Pemompaan (Pumping) Ada dua jenis pompa yang digunakan di dalam produksi kometika, yaitu : Positive displacement pump. Centrifugal pumps. Positive displacement pump bekerja dengan menarik cairan ke dalam suatu rongga, kemudian mendesaknya keluar pada sisi yang lain. Contoh yang paling umum adalah diaphragma pumps, gear pumps dan mono pumps. Pompa sentrifugal (centrifugal pumps) berbeda dari tipe pos itive displacement pumps ialah bahwa pompa sentrifugal bersandar pada konversi suatu kekuatan sentrifugal dan bukannya pada kekuatan linear, menjadi suatu tekanan. Pada pompa sentrifugal, cairan dimasukkan di titik pusat dari suatu propeler yang berputar cepat. Dalam memompa cairan kosmetika, per lu diketahui sifat-sifat cairan tersebut, sebab pompa yang terlalu sempit atau terlalu cepat dapat merubah emulsi, memperangkap udara, dll. Kecepatan jangan sampai melewat i titik perubahan dari arus laminar menjadi arus turbulensi. 3. Pemindahan Panas (Heat Transfer) Dalam banyak proses pembuatan kosmetika, bahan baku sering harus dipanaskan sampai ke suhu 70-80oC, dicampur, dan kemudian didinginkan sampai sekitar 30-40oC sebelum produk akhir dapat dipompa dan disimpan. Karenanya, di dalam pabrik kosmetika, efisiensi pemindahan panas merupakan suatu faktor yang sangat penting yang harus diperhitungkan dalam design. Walaupun kebanyakan produk dipanaskan dan didinginkan di dalam tanki besar (vat) dengan diberi uap panas atau jacket air panas disekelilingnya, di mana efisiensi sangat tergantung pada pencampuran bahan, namun ada sejumlah pemisah khusus yang bisa digunakan di dalam proses pembuatan kosmetika, misalnya yang paling umum yang dinamakan sebagai Votator 4. Filtrasi Umumnya, filtrasi di dalam produksi kosmetika hanya d iperlukan dalam memurnikan air leiding dan untuk penjernihan lotion seperti lotion untuk cukur, hair tonic, d ll. Di mana bahanbahan baku untuk produk-produk ini sering berisikan sejumlah kecil kontaminan yang akan mengganggu penampilan produk akhir jika tidak dihilangkan. Alat filter yang paling sering digunakan adalah filter press yang didesain khusus untuk memfiltrasi cairan yang mengandung sedikit bahan-bahan padat yang perlu dipisahkan. Betapapun untuk proses penjernihan, yaitu jika kandungan bahan kontaminan yang harus
dihilangkan sedikit sekali, digunakan sejenis ³candle filter´ setelah penambahan sejumlah kecil filter acid.lanjutan 5. Pengisian (Filling). Cairan. Kosmetika dalam bentuk cairan dapat diisikan ke kemasan dengan cara sederhana menggunakan daya tarik bumi (gravitasi). Cara ini sederhana dan sering dianjurkan, t erutama untuk shampo dan deterjen yang akan berbusa jika dengan tekanan.Tetapi cara pengisian yang lebih cepat dan lebih rapi ialah dengan menggunakan sistem vakum pada botol-botol yang berderet-deret. Creams. Pengisian dalam keadaan dingin ialah memakai ³filteram type´, di mana cream dimasukkan ke dalam tube silindris dengan bantuan suatu ³plunger´. Bentuk harus bulat agar tidak ada udara terjebak. Pengisian dalam keadaan dingin adalah murah dan bersih. Pengisian dalam keadaan panas lebih rumit, tetapi pada esensianya mirip pengisian dengan cairan, baik yang sistem gravitasi atau sistem vakum. Pembuatan Produk-Produk Khusus
1. Cairan Pembuatan produk kosmetika cair mencakup pelarutan atau dispersi yang baik, serta penjernihan. Lotion dalam alkohol-air dapat dibuat dengan dua cara, yaitu : Dengan mengaduk bahan-bahan di dalam campuran air dan alkohol dengan konsentrasi yang sama seperi dimaksudkan dalam produk akhir sampai larutan dimaksud terbentuk. Dengan melarutkan bahan-bahan di dalam alkohol konsentrasi tinggi, kemudian larutan ini diencerkan dengan air sambil diaduk sampai konsentrasi yang dimaksud. Cara yang manapun yang digunakan, pengadukan dapat dijalankan entah dengan memakai propeller yang digerakkan listrik yang dapat ditempelkan di sisi tanki, atau memakai pengaduk permanen jika produksi itu besar-besaran. Agar pencampuran maksimal efisiensinya, tanki sebaiknya bundar dan terbuat dari nikel murni, aluminium, Monel atau stainless steel. Untuk sejumlah produk kosmetika cair, pelarutan terlebih dulu parfum atau bahan yang berminyak di dalam pelarut yang cocok, mungkin diperlukan. Ini umumnya terjadi dalam pembuatan shampoo. Karena kejernihan suatu lotion sangat, maka penting bahwa kemasannya juga harus jernih. Untuk itu perlu pencucian dengan udara bertekanan atau dengan air panas yang diikuti dengan pembilasan dan pengeringan. 2. Gel
Produk kosmetika dalam bentuk gel dapat berkisar mulai dari lotion yang kental seperti misalnya roll-ball antiperspirant sampai ke gel thixotropik yang sangat kenta l dan tidak bisa mengalir, yang dapat digunakan sebagai kosmetika hairdressing dan hair sett ing. Lotion kental lebih mudah dibuatnya, yaitu dengan menambahkan sedikit demi sedikit gellant padat ke dalam fase cair yang diaduk terus menerus dengan cepat memakai propeller yang digerakkan turbin. Gel kental yang tidak bisa mengalir cara pembuatannya lebih sulit, karena pada produk akhirnya udara tidak bisa melarikan diri dari dalamnya seperti pada lotion kental. Gel kental harus dibuat dalam ruang tanpa udara atau perlu diadakan proses pembuangan udara yang rumit. Pemakaian carboxy-vinyl polymers (misalnya karbopol) mempermudah pengeluaran udara dari dalam gel.lanjutan 3. Micro-emulsi. Karena mikroemulsi terbentuk melalui sistem yang spontan, pembuatannya cukup dengan alat pencampur yang sederhana, tidak memerlukan alat pencampur rumit yang berkecepatan tinggi. Merupakan praktek umum dalam pembuatan mikroemulsi untuk menambahkan sedikit demi sedikit fase minyak dengan suhu sekitar 80OC ke dalam fase air dalam suhu serupa, di bawah pengadukan yang pelan. Untuk sementara produk dipertahankan pada suhu di atas ³setting point´ nya agar udara naik dan keluar. Ini berarti bahwa pipa-pipa dan alat pengisi perlu dipanaskan dengan air panas atau uap bercampur air. Hendaknya hati-hati dalam memilih peralatan untuk membuat mikroemulsi, karena kotoran halus, seperti misalnya ion-ion logam, dapat mengeruhkan penampilan produk. 4. Emulsi. Karena begitu banyak jenis produk emulsi di pasaran, baik dalam kosmet ika maupun tolietries, maka tidak mungkin akan merinci pembuatannya masing-masing. Tetapi mengingat perlunya menentukan sifat-sifat produk akhir dari emulsi, maka per lu dibicarakan faktor-faktornya yang terpenting. Biasanya selalu tercakup tiga proses dalam pembuatannya yaitu : Emulsifikasi awal. Pendinginan. Homogenisasi. a. Emulsifikasi awal. Ada sejumlah faktor penting di dalam emulsifikasi awal, yaitu temperatur, intensitas dan lama pencampuran, serta keteraturan dan kecepatan penambahan fase-fase.
Emulsifikasi awal biasanya dijalankan pada suhu yang lebih tinggi untuk menjamin bahwa kedua fase serta hasil emulsi cukup mobil geraknya sewaktu diaduk. Intensitas dan lama pengadukan tergantung pada efisiensi dispersi dari emulsifator. Secara umum, ada dua cara penambahan bahan-bahan. Yang pertama, penambahan fase-fase yang dalam bentuk dispersi ke dalam fase yang dalam bentuk homogen. Yang kedua adalah kebalikannya. Yang pertama nampak lebih alamiah, tetapi yang kedua, dimana ada infersi fase, memberikan keuntungan yang lebih besar jika tidak tersedia alat pengaduk yang memadai. Untuk emulsi O/W yang lebih kenta l, seperti misalnya vanishing cream, sebaiknya jangka waktu pengadukan dengan kecepatan tinggi singkat saja untuk mencegah masuknya udara. Setelah emulsi awal terbentuk, kecepatan pengadukan diturunkan, dan suhu diturunkan sampai sekitar 50OC dan waktu itu parfum ditambahkan. Emulsi W/O dikerjakan dengan cara yang sama, hanya larutan dalam air dimasukkan ke dalam fase lemak sedikit demi sedikit. Mungkin cara pembuatan emulsi terbaik ialah dengan menuangkan serentak proporsi yang sama kedua fase pada setiap waktu ke dalam mixer yang berputar terus, sehingga terus menerus terbentuk emulsi. Tapi ini hanya dapat dilakukan di dalam pabrik besar Lanjutan Emulsi b. Pendinginan Mendinginkan emulsi merupakan suatu proses yang sangat penting, terutama dalam produk yang berisikan bahan-bahan mirip lillin (³wax-like´) yang berharga. Selama pendinginan biasanya emulsi diaduk terus untuk mengurangi lamanya proses serta untuk menghasilkan produk yang homogen. c. Homogenisasi. Pada suhu yang tinggi kebanyakan emulsi tidak stabil dan selama pendinginan dalam batch terbentuk butiran-butiran emulsi. Atau pada produk yang memiliki fase minyak dengan titik leleh tinggi, pada pendinginan terjadi pengerasan produk. Karenanya diperlukan pencampuran (mixing) tambahan untuk memperoleh produk seperti yang diinginkan. Pencampuran tambahan ini dapat bervariasi mulai dari pelewatan produk melalui pompa bergir berputar dengan tekanan rendah dari belakang, misalnya 50 psig, atau penghancuran agregatagregat kristal lilin, atau pelewatan katub homogenizer dengan tekanan tinggi 5000 psig. Proses ini diberi nama homogenisasilanjutan 5. Pasta. Pasta, terutama pasta gigi, umumnya dapat dibuat dengan menambahkan komponen-komponen padat yang mungkin sudah dicampur sebelumnya, ke dalam komponen-komponen cair, di mana mungkin termasuk bahan-bahan yang larut dalam air. Pencampuran dapat di dalam mixer
terbuka atau mixer vakum. Mixing dalam keadaan panas, diikuti dengan pendinginan memakai alat Votator atau metoda serupa lainnya juga dapat dilakukan. Suatu metoda alternatif penyiapan pasta yang terbuat dari powder padat di dalam suatu cairan ialah melalui pencampuran awal yang kasar dan melewatkan campuran ini melalui suatu ³triple roller mill´, kemudian di dalam mixer sepert i itu mengalami berbagai penekanan dan pe mutaran sampai terbentuk pasta yang diinginkan. Triple roller mill sering digunakan di dalam pe mbuatan preparat make-up dimana p igmen warna perlu didispersikan di dalam campuran wa x atau minyak.lanjutan 6. Stik Lipstik. Pada umumnya pembuatan lipstik meliputi 3 tahap : Penyiapan campuran komponen, yaitu campuran minyak-minyak, campuran zat-zat warna dan campuran wax. Pencampuran semua itu untuk membentuk massa lipstik. Pencetakan massa lipstik menjadi batangan-batangan lipstik. Itulah dasar dari pembuatan lipstik, yang rinciannya akan terlalu berkepanjangan untuk diuraikan di sini. Deodorant stik. Agak berbeda cara pembuatannya daripada lipstik karena merupakan gel sabun dan pembuatannya mirip dengan pembuatan emulsi, suatu fase minyak (fatty acid) diadukkan ke dalam suatu fase larutan dalam air pada suhu sekitar 70OC. Gel panas yang terbentuk diisikan ke dalam cetakan pada suhu sekitar 60-65OC dan dibiarkan memadat. 7. Powder Pencampuran powder biasanya dijalankan di dalam suatu wadah semi bundar yang dilengkapi dengan suatu pengaduk spiral yang padanya dua pita menyebabkan campuran itu bergerak dalam dua rah yang berbeda sehingga terjadi tubrukan-tubrukan. Mixer tipe ini sangat baik untuk garam mandi dan bahan-bahan kristal lainnya dan sangat luas digunakan untuk pembuatan face powder. Betapapun, pengalaman menunjukan bahwa dispersi yang lebih baik dengan resiko pelukaan kulit yang lebih kecil akibat kasarnya butiran-butiran dapat dicapai jika campuran bubuk itu akhirnya dipulverisasi dan digiling di dalam suatu ball mill at au diperbaiki dengan cara lainnya.lanjutan 8. Pomade dan Brilliantin Padat.
Produk dari tipe ini mudah dibuat hanya dengan mencampur bahan-bahan di dalam suatu wadah pelebur di suhu tertentu, bahan-bahan yang titik lelehnya tinggi, seperti lilin mungkin memerlukan pelelehan pendahuluan pada suhu yang lebih tinggi di dalam pot elektris. Proses pengisian malah lebih rumit karena mula-mula perlu didinginkan sebelum penutupan permukaan pomade dengan plastik penutup (lidding) dan perhatian yang hati-hati diperlukan baik terhadap suhu ketika pengisian, maupun kecepatan pendinginan jika ingin dihindari terjadinya rongga-rongga berisi udara. KONTROL KUALITAS (QUALITY CONTROL)
Fungsi utama dari kontrol kualitas (Quality Control atau Quality Assurance) adalah menjamin agar perusahaan memenuhi standar tertinggi dalam setiap fase dari produksinya. Faktor-faktor yang tercakup dalam kontrol kualitas adalah : Personalia. Fasilitas. Spesifikasi Produk. Fungsi kontrol kualitas, antara lain : Kontrol di dalam prosesing (In Process Control). Testing spesifikasi bahan baku (Raw Material Specification Testing). Testing spesifikasi produk (Product Specification Testing). Pengawasan Fasilitas Penyimpanan dan Distribusi (Storage and Distribution Facilities Control) Pengawasan tempat yang mungkin sebagai produsen pihak ketiga yang potensial (Site Inspection of Potential Third Party Manufacture). Pengawasan terhadap ko ntaminasi mikrobiologis (Microbiological Surveillance). Kemungkinan memperpanjang tanggal kadaluwarsa produk (Product Expiration Dating Extension). Tentang quality control ini lebih spesifik dibicarakan dalam Cara Pembuatan Kosmetika Yang Baik (CPKB).
Tabir surya Manfaat sinar matahari bagi kehidupan sangat banyak. Namun sinar matahari juga mempunyai efek yang sangat merugikan bagi kulit, terutama spektrum sinar ultravioletnya yang dapat menyebabkan eritema (kemerahan) pada kulit, pigmentasi yang berlebihan, penebalan sel tanduk, dan aging (penuaan kulit). Sengatan matahari yang berlebihan juga dapat menyebabkan kelainan kulit mulai dari dermatitis ringan sampai kanker ku lit (Depkes RI, 1985; Kligman, 1985; Kreps dan Goldenberg, 1972; Harry, 1952). Solusi pencegahan terjadinya gangguan kulit akibat pancaran sinar matahari dan menanggulangi bahaya ultraviolet (UV) bagi kulit adalah menggunakan senyawa tabir surya guna menyaring sinar UV berbahaya sebelum menembus ku lit. Berdasarkan klasifikasi, sinar radiasi UV digolongkan tiga bagian yaitu senyawa tabir surya tipe A (menyerap sinar UV pada panjang 315400 nm), tipe B (menyerap sinar UV pada panjang 290-315 nm), tipe C (menyerap sinar UV pada panjang 200-290 nm) (Kimbrough, 1997; Harry, 1982). Bahan tabir surya dapat diperoleh secara sintetik maupun secara alami. Bahan tabir surya sintetik yang sering digunakan dalam sediaan tabir surya sebagai pengeblok fisik dan kimia. Untuk pengeblok fisik misalnya TiO2, ZnO, sedangkan pengeblok kimia sebagai inti UV A seperti benzofenol, turunan antranilat, dan sebagai anti UV B seperti turunan amino benzoat turunan kamfor, salisilat, dan turunan sinamat, misalnya 2-etoksi etil p-metoksisinamat, 2-etil heksil pmetoksisinamat (Martindale,1989). Kandungan tabir surya bahan aktif mampu melindungi kulit terhadap paparan UV. Pertama, golongan sinamat (2-etil heksil p-metoksisinamat) dan kuinon (benzok inon) mampu melapisi kulit sehingga paparan sinar UV tidak diserap kulit. Dan kedua, golongan oksida yaitu Titanium oksida dan Seng Oksida yang mampu memantulkan sinar UV yang mencapai kulit khususnya UV B. Kedua bahan ini dikombinasi agar kedua mekanisme penghambatan UV ke kulit dapat tercapai (Tanjung, 1999). 2-etil heksil p-metoksisinamat paling banyak digunakan untu k menyerap sinar UV. Selain untuk menyerap UV, 2-etil heksil p-metoksisinamat juga berfungsi untuk menyerap sinar matahari secara nyata pada rentang panjang gelombang 270 ± 328 nm pada daerah radiasi UV A dan UV B. Berdasarkan spektrum yang dihasilkan, 2-et il heksil p-metokssinamat dapat digunakan untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari (Hidajati, 1997). Lempung merupakan bahan alam yang relatif banyak terdapat di Indonesia. Lempung alam di Indonesia didominasi oleh kelompok monmorilonit ya ng mudah menyerap air. Monmorilonit ini memiliki luas permukaan yang besar dan kapa sitas penukar kation yang baik, maka antar lapis monmorilonit dapat disisipi dengan suatu bahan lain sepert i senyawa organik atau oksida logam guna memperoleh suatu bentuk komposit yang sifat fisik dan kimianya berbeda de ngan lempung sebelum dimodifikasi. Sifat fisik dan kimia tersebut merupakan bagian yang penting pada setiap karakterisasi lempung baik sebagai katalis, pendukung katalis, maupun adsorben (Wijaya, 2008). Bentonit merupakan mineral dengan kandungan utama monmorilonit kurang lebih 85% yang memiliki kemampuan menyerap ion logam dan molekul organik dari dalam larutan serta struktur berbentuk lapisan-lapisan bertumpuk (layer) dan mempunyai ru mus kimia Al2O3.4SiO2 x H2O. Monmorilonit sangat menarik untuk diteliti karena mempunyai struktur ber lapis dengan kemampuan mengembang karena ruang antar lapis (interlayer) yang dimilikinya dan dapat mengakomodasi ion-ion atau molekul terhidrat dengan ukuran tertentu serta memiliki kationkation yang dapat ditukarkan (katti dan katti, 2001). Berdasarkan tipenya, bentonit dibagi menjadi dua. Pertama, tipe Wyoming (Na-bentonit ±
Swelling bentonite) mengandung ion Na+ relatif lebih banyak jika dibandingkan dengan ion (Ca2+ dan Mg2+). Mempunyai sifat mengembang jika dicelupkan dalam air hingga 8 kali lipat dari volume semula. Kandungan Na2O dalam Na-bentonit umumnya lebih besar dari 2%. Kedua, Mg (Ca-bentonit ± non swelling bentonite) mengandung kalsium (K2O) dan magnesium (MgO) lebih banyak dibanding dengan natriumnya, mempunyai sifat sedikit menyerap air sehingga jika didipersikan dalam air akan cepat mengendap. Daya tukar ion (KTK) cukup besar dan bersifat menyerap (Labaik, 2006) Kemampuan adsorpsi monmorilonit ditingkatkan dengan pro ses pilarisasi. Pilarisasi merupakan proses pemanasan interkalat yaitu hasil proses penyisipan ion at au molekul ke dalam interlayer. Akibat adanya pilar yang terbentuk pada lapisan bentonit ini akan menjadikan bentonit lebih stabil dan tidak mudah mengalami swelling (Budhyanto ro, 2003). Lempung terpilar memiliki beberapa kelebihan, yaitu stabilitas termal yang lebih tinggi, volume pori lebih besar, dan luas permukaan yang lebih besar pula. Adanya sifat unggul dari lempung terpilar menjadikan material tersebut potensial untuk digunakan sebagai adsorben. Monmorilonit diinterkalasikan dengan polikation hidroksi merupakan salah satu cara proses pilarisasi. Selanjutnya dikalsinasi sehingga membentuk pilar-pilar oksida logam (Sunarso, 2007). Salah satu kation yang dapat digunakan sebagai agen pemilar adalah ion Ti4+. Ion Ti4+ dalam persenyawaannya dengan oksigen (TiO2) juga merupakan salah satu bahan aktif tabir surya yang bekerja secara fisik, yaitu memantulkan kembali sinar UV sehingga permukaan kulit terlindungi (Hery, 2002). Pengaruh stabilitas bentonit dengan senyawa tabir surya dapat diketahui dengan melakukan pilarisasi terhadap bentonit pada suhu kalsinasi yang berbeda. Panjang gelombang serapan UV senyawa tabir surya adalah 280-360 nm, sedangkan 2-etil heksil p-metoksisinamat 270 - 328 n m, sehingga bentonit terpilar Ti4+ juga harus memiliki serapan UV yang sesuai dengan senyawa tabir surya agar keduanya dapat berinteraksi. Kestabilan bentonit terpilar dalam tabir surya ini dapat diketahui dalam jangka waktu lebih lama dari pada tabir surya tanpa bentonit terpilar Ti4+ meskipun terkena molekul air, dan penguraian senyawa tabir surya dapat d iminimalkan (Shaath, 1990).