KONSEP TEORI KEPERAWATAN MENURUT IMOGENE KING
DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 : 1.
Hotdiana Hutagalung
2.
Ignasius Simanullang
3.
Liska Megawati Harianja
4.
Magdalena Silaban
5.
Marta Ulina Sinaga
6.
Musiati Ziliwu
7.
Rahmad Siddiq Hutabarat Hutabarat
8.
Rina Simanullang
9.
Sulastri Sarma Putri Matondang
DOSEN : Josep Sinaga, S.Kep.
PROGRAM DIPROMA III KEPERAWATAN AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI TENGAH T.A 2017/2018
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. bahwa penulis telah menyelesaikan tugas mata kuliahMetodologi Keperawatan dengan membahas Imogene King dalam konsep dan teori-teorinya dalam keperawatan dalam bentuk makalah. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan rekan-rekan kami, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Metodologi Keperawatan. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan – kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada rekan-rekan yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Sihaporas,
Januari 2018
Kelompok II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan
sebagai
bagian
integral
pelayanan
kesehatan
merupakan suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti
perkembangan
ilmu
lain,
mengingat
ilmu
keperawatan
merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan
diharapkan
masyarakat
secara
harus
mampu
profesional
memberikan
sesuai
dengan
pelayanan tuntutan
kepada
kebutuhan
masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang s enantiasa berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan. Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan.Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat di organisir dengan
smbol-simbol
yang
nyata,
sedangkan
konsep
keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta yan g te lah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.Yang dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan.
Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model
konsep
dalam
keperawatan,dan
model
konsep
keperawatan
digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisaTheory of Goal Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori yang bersifatterbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep utama yang meliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang waktu dan ruang (Marriner, A. 1986).
A. Rumusan Masalah 1.
Apakah yang dimaksud dengan model praktik keperawatan dan apakah tujuan teoridan model keperawatan?
2.
Bagaimanakah
karakteristik
teori
Imogene
King
tentang
keperawatan dan apa sajakah faktor-faktor yangmempengaruhi teori keperawatan? 3.
Bagaimanakah pandangan Imogene King tentang model konsep dan teori keperawatan?
B. Tujuan 1. TujuanUmum
Meningkatkan pengetahuan calon-calon perawat tentang konsep dan teori keperawatan Imogene King, sehingga dapat mengaplikasikan dalam bidang keperawatan nantinya. 2. TujuanKhusus
a. Mahasiswa meningkatkan pengetahuan tentang konsep dasar manusia sebagai calon perawat. b. Mahasiswa terbantu secara teori dalam memahami dunia keperawatan c. Mahasiswa memahami konsep keperawatan yang penekanan perawatan sebagai ide moral. d. Mahasiswa mampu sedini mungkin
menerapkan konsep dan teori
keperawatan
BAB II PEMBAHASAN A. Latar Belakang Kehidupan Dan Prestasi Yang Diraih Imogene King
Lahir 18 November 1908, di Philadelphia, PA, putri dari Yusuf Fernandez (anorchestra pemimpin dengan nama Joe Coca) dan Sadie (seorang aktris dan penari,nama gadis, Brady) Menikah Robert Burton (aktor), tanggal 7 Januari 1935 (meninggal, 1955); menikah Raja Donovan (aktor), 1960 (meninggal, 1987); anak tiri: dua anak, satu anak perempuan. Imogene King meraih diploma dalam ilmu keperawatan dari st. John’s Hospital of Nursing di st. Louis tahun 1 945. menjadi perawat kantor, perawat sekolah, perawat karyawan, dan perawat pribadi. Tahun 1948 menerima Bachelor’s of Science in Nursing Education dari st. Louis University, meraih gelar Doctor of Education bidang pendidikandari Teacher’s College, Universitas Columbia di New York tahun 1961. meraih gelarPh.D, dari Southern Illinois University di tahun 1980.Tahun 1961-1966, menjabat sebagai associate professor ilmu keperawatan di Universitas Loyola, Chicago. Dalam rentang waktu tersebut bukunya toward a theory : general concepts of human behavior dikonseptualisasikan. Antara 1966 dan 1968 menjabat sebagai asisten kepala penelitian Grants Branch, divisi keperawatan dalam departemen kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Dari tahun 1968-1972 menjabat ssebagai
kepal
sekolah
keperawatan
di
TheOhio
State
University,
Columbus.Manuskrip buku pertamanya“Toward a Theory For Nursing: General Concepts of Human Behaivor” telah dikirimkan ke penerbit dan di publikasikan 1972 menjabat pada tahun 1971. Ia kembali ke Chicago tahun segai professor di program LoyolaUniversity. Tahun 1978-1980 menjabat sebagai kooedinator penelitian klinik keperawatan di Loyola Medical Center, Departemen Keperawatan. Tahun 1972-1975 menjadi anggota The Defense Advisory Committee on Women in the Services di departemen pertahanan. Tahun 1980 ia pindah ke Tampa, Florida. Manuskrip
buku keduanya “A Theory For Nursing: System, Cocepts, Process” dikirimkan ke penerbit bulan Juni 1980 dan di terbitkan tahun 1981. Dia adalah anggota American Nurse’s Association, the Florida Nurse’s Assosiation dan beberapa perkumpulan kehormatan dan profesi. Dan menulis buku ketiganya yang berjudul “Curriculum and Instruction in Nursing”, yang di terbitkan tahun 1986.
B. Sumber-Sumber Teoritis
King menyatakan dalam bagian pendahuluan Toward a Theory for Nursing, tujuan dari buku tersebut adalah "untuk mengajukan kerangka konseptual referensi bagi ilmu perawatan untuk digunakan oleh para mahasiswa dan pengajar dan juga para peneliti dan praktisi untuk menghidentifikasi dan menganalisis peristiwa-peristiwa dalam situasi-situasi keperawatan spesifik. Dalam buku pertamanya ia mengusulkan mengenai sebuah pendekatan untuk memilih konsep-konsep yang dirasakan menjadi pondasi bagi praktek keperawatan profesional dan menyajikan suatu proses bagi pengembangan konsep-konsep yang melembangkan pengalaman-pengalaman dalam lingkungan fisik, psikologi, dan sosial dalam keperawatan. Dalam suatu konferensi para ahli teori ilmu keperawatan, ia menyatakan Sistem Teori dari Ilmu tentang perilaku membawa pengembangan "dynamic interacting system" Ia menjeleskan dalam sistem ini ada tiga level operasi yang berbeda yaitu: 1.
Individu-individu
2.
Kelompok-kelompok
3.
Masyarakat Dalam buku keduanya ia menyatakan jika tujuan perawatan adalah
memperhatikan
kesehatan
individu-individu
dan
penanganan
kesehatan
kelompok, dan jika seorang menerima premis bahwa manusia merupakan sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan, maka kerangka kerja konseptual ilmu perawatan harus diorganisasi untuk menghubungkan ide-ide ini.
C. Penggunaan Bukti - Bukti Empiris
Berkaitan dengan "perception" King menguji penelitian F.H Allport, K.L Kelley dan K.R Hammond, dan W.H Ittleson dan H. Cantril dan yang lainnya. Dalam pengembangan definisinya mengenai "space", R. Sommer dan R. Ardrey's sering di gunakan dan penelitian B.B Minkley's telah dicatat. Untuk "time" Pekerjaan D. Orem di akui. Dalam memeriksa "communication", teori-teori dan model-model P. Watzlawick, J.H Beavin dan D.D Jackson, dan D. Krie ger dicatat. Hasil penelitian oleh J.F Whiting, I. Orlando dan J.Bruner telah diperiksa untuk informasi"interaction " Dan" transact ion". Teory pengetahuan J. Dewey, berkaitan denganself- action,dan interaksi dalam mengetahui dan diketahui, dan penelitian A. Kuhn mengenai transaksi juga digunakan. Dia membangun kerangka kerja konseptual yang terdiri sistem tebuka yang meliputi tiga bagian "kesadaran dinamis kompleks tingkah laku manusia dalam tingkah laku keperawatan yang membuat formulasi kerangka kerja konseptual yang mencerminkan sistem personal, interpersonal, dan sosial sebagai domain keperawatan. Masing-masing dari komponen tersebut menggunakan manusia sebagai elemen dasar karena sebagai individu, manusia menukar materi, energi, dan informasi dengan individu lain dan lingkungan. Individu-individu berada dalam sistem personal. Sistem-sistem intrepersonal, atau kelompok, dibentuk ketika dua individu atau lebih berinteraksi. Sistem interaksi akhir berisi kelompok dengan kepentingan dan kepedulian yang sama dalam masyarakat dan di sebut sebagai sistem sosial.
D. Konsep Utama Dan Definisi-Definisi
Konsep-konsep utama dalam teori pencapaian tujuan adalah sebagai berikut : 1.
Interaksi sebagai proses presepsi dan komunikasi antara orang dan lingkungan dan orang dengan orang, di representasikan oleh perilaku verbal dan nonverbal yang di arahkan untuk mencapai tujuan.
2.
Persepsi sebagai representasi setiap orang tentang realitas.
3.
Komunikasi sebagai proses pemberian informasi dari satu orang ke orang berikutnya, baik secara langsung atau tidak langsung.
4.
Transaksi sebagai maksud tujuan interaksi yang membawa kepada pencapaian tujuan.
5.
Peran sebagi seperangkat tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki
posisi
dalam
system
sosial,peraturan-peraturan
yang
menjelaskan hak-hak dan kewajiban-kewajiban. 6.
Stres adalah tingkatan dinamis dala interaksi antara manusia dengan lingkungan.
7.
Pertumbuhan dan pengembangan sebagai perubahan terus-menerus dalam diri individu secara selular, molekular, dan tingkat-tingkat aktivitas perilaku kondosif untuk menolong individu-individu bergerak menuju kedewasaan.
8.
Waktu sebagai tahapan kejadian- kejadian bergerak menuju ke masa depan.
9.
Tempat sebagai keberadaan di seluruh jarak dan di tempat yang sama. Waktu merupakan durasi antara kejadian dan yang lain sebagai pengalaman unik setiap manusia.
E. Bentuk Logika
King mmenunjukan dalam The second Nurse Educatoris bulan Desember 1978, yang mana pengembangan teori di tampilkan dengan menggunakan logika induksi dan deduksi. 1.
Pribadi (Person)
Asumsi spesifik berhubungan dengan orang : a.
individu-individu makhluk social
b.
individu-individu makhluk ber’sense’
c.
individu-individu makhluk rasional
d.
individu-individu makhluk perasa
e.
individu-individu makhluk pengontrol
f.
individu-individu makhluk bertujuan tertentu
g.
individu-individu makhluk berorientasi tindakan
h.
individu-individu makhluk berorientasi waktu
King menulis individu-individu memiliki hak mengetahui mengenai diri mereka,hak untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan yang mempengaruhi kehidupannya, kesehatan mereka dan pelayanan masyarakat dan hak untuk menerim atau menolak perawatan kesehatan.
2.
Kesehatan (Health)
Kesehatan di pandang sebagai bagian dinamik dalam lingkaran kehidupan. Kesehatan mempengaruhi pengadaptasian terus-menerus terhadap stres. Didalam lingkungan internal dan eksternal melalui kegunaan optimum sumber-sumber manusia untuk meraih potensi maksimal bagi kehidupan keseharian. Kesehatan merupakan fungsi bagi perawat, pasien, psikiater, keluarga dan interaksi-interaksi lain.
3.
Lingkungan (Environment)
King menyatakan ”pemahaman mengenai tata cara manusia berinteraksi dengan lingkungan mereka untuk mempertahankan kesehatan merupakan inti bagi perawat”. Pencocokan kehidupan dan kesehatan di pengaruhi oleh interaksi individu dengan masyarakat, setiap manusia menerima dunia sebagai totalitas orang dalam membuat transaksi dengan individu dan benda-benda di lingkungan.
F. Penerimaan Oleh Komunitas Ilmu Perawatan 1.
Praktek
Hubungan dalam praktek sangatlah jelas karena profesi keperawatan merupakan satu fungsi interaksi antara individu, grup, dan lingkungan. Dia menyatakan teori ”Karena ini abstrak, tidak dapat diterapkan secara langsung pada praktek keperewatan atau program- program yang konkret dalam ilmu perawatan”. Pada saat data empiris dapat teridentifikasi, terdefinisikan dan tergambarkan, maka teori ini berguna dan dapat diaplikasikan dalam situasi-situasi yang nyata.Teori ini dan GORN (The Goal Oriented Nursing Record) berguna dalam praktek perawat untuk menyediakan rencana-rencana individual dan perawatan pada saat
menyemangati partisipasi aktif dari klien dalam fase membuat keputusan. GORN merupakan satu pendekatan dalam keefektifan dokumen perawatan keperawatan.
2.
Pendidikan
Kerangka berpikir King telah di gunakan di Ohi State University bagi design kurikulum progam keperawatan dan di tampilkan dai University of Texas Houston. Konsep-konsep King sangatlah berguna dalam mengembangkan kerangka berpikir. Berguna dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, dan menjabarkan hipotesa bagi penelitian. Menyediakan alat-alat sistematis sebagai
pandangan
profesi
perawat,Pengorganisasian
tubuh,
pengetahuan
keperawatan dan penjelasan keperawatan sebagai disiplin ilmu.
3.
Penelitian
Penelitian dapat dibuat dan diadakan untuk menerapkan sistem ini di unit rumah sakit, diperawatan ambulatri, populasi pasien, untuk masa sekarang dan masa yang akan datang, komputerisasi dalam merekam system perawatan kesehat an.
G. Pengembangan Lebih Lanjut
Ia menyatakan ”banyak profesi yang memiliki misi utama dalam menyampaikan pelayanan sosial memasyarakatkan penelitian yang berkelanjutan untuk menemukan pengetahuan baru yang akan di terapkan untuk memperbaiki praktek dasar bagi praktek keperawatan adalah pengetahuan, aktivitasnya di jaga oleh keintelekan dan pengaplikasian intektual yang di terakan dalam praktek nyata.
H. Tinjauan Kritis 1.
Kesederhanaan (Simplicity)
Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Mengenai stres yang kurang jelas karena ia menyatakan bahwa stres memiliki konsekuensi positif dan menyarankan para perawat harus menghapus pembuat stres dari lingkungan rumah sakit. Dia memberikan contoh pengaruh negatif stres bagi pasien dengan
pencabutan sensor dan overload sensor. King menyatakan bahwa definisidefinisinya sangatlah jelas dan diturunkan secara konseptual dari identifikasi karakteristik. Ia menyatakan bahwa kritik-kritik, menyatakan contoh kegunaan pengetahuan konsep-konsep keperawatan, namun contoh itu bukanlah definisi konsep. Ia berpikir bahwa kebanyakan kritik tidak berbeda dengan definisinya dari pembuat stres dan mereka berbeda.
2.
Keumuman (generality)
Keterbatasannya penerapan daerah-daerah keperawatan dimana pasien pasien tidak dapat berinteraksi secara kompeten dengan perawat, seperti bekerja dengan pasien koma, bayi yang baru lahir, dan pasien-pasien psikiatrik. King memppercayai bahwa kritik menisyaratkan bahwa teorinya akan dialamatkan kepada setiap orang, peristiwa, dan situasi yang tidak mungkin.
3.
Kesesuaianempiris
Masih dalam tahap-tahap awal, King mengumpulkan data empiris dalam proses interaksi perawat-pasien yang membawa kepada pencapaian tujuan. Apabila perawat diajari tujuan dan apabila itu digunakan dalam keperawatan pencapaian tujuan dapat diukur bersama dengan keefektifan penanganan perawatan. Dan karena teorinya relatif baru pengujian empiris dan masih dapat dilihat jika terdapat hubungan diantara konsep-konsep tersebut.
THEORYOF GOAL ATTAINMENT (1971)
King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmuilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri beberapa konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul tersebut, kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) pada tahun 1971.
King
mengidentifikasi
kerangka
kerja
konseptual
(Conceptual
Framework) sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini sebagai suatu pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerjakonseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi yang lain bahwa keperawatan berfokus pada interaksi manusia dengan lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu dan kelompok dalam memelihara kesehatannya. Kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic Interacting Systems, meliputi: Personal systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll). Asumsi dasar King tentang manusia seutuhnya (Human Being) meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada
waktu.Darikeyakinannya
tentang
human
being
ini,
King
telah
menderivatasumsitersebutlebihspesifikterhadapinteraksiperawatdenganklien. 1.
Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
2.
Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
3.
Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4.
Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan hal tersebut mempengaruhi kehidupan dan kesehatan mereka serta pelayanan masyarakat
5.
Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran informasi sehingga membantu individu dalam membuat keputusan tentang pelayanan kesehatannya.
6.
Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.
7.
Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan kesehatan dapat berbeda.
Human being mempunyai tiga dasar kebutuhan kesehatan yang fundamental : 1. Kebutuhan terhadap informasi kesehatan dan dapat dipergunakan pada saat dibutuhkan. 2. Kebutuhan terhadap palayanan kesehatan bertujuan untuk pencegahan penyakit. 3. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan ketika individu tidak
mampu
untuk
membantu
dirinya
sendiri.
Perawat dalam posisinya, membantu: apa yang mereka ketahui, apa yang mereka pikirkan, bagaimana mereka merasakan dan bagaimana mereka melakukan kegiatan untuk memelihara kesehatannya. Berdasarkan kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar tentang human being, King menderivatnya menjadi teori Pencapaian Tujuan (Theory of Goal Attainment). Elemen utama dari teori pencapaian tujuan adalah interpersonal systems, dimana dua orang (perawat-klien) yang tidak saling mengenal berada bersama-sama di organisasi pelayanan kesehatan untuk membantu dan dibantu dalam mempertahankan status kesehatan sesuai dengan fungsi dan perannya.Dalam interpersonal systems perawat-klien berinteraksi dalam suatu area (space). Menurut King intensitas dari interpersonal systemsangat menentukan dalam menetapkan dan pencapaian tujuan keperawatan. Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan konsep utama, dimana konsep - konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan, meliputi: 1. Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsi dan komunikasi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.
2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi, genetika dan latarbelakang pendidikan. 3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung. 4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu dalam pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan lingkungannya. 5. Peran
merupakan
serangkaian
perilaku
yang
diharapkan
dari
posisi
pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dan kewajiban sesuai dengan posisinya. Jika terjadi konflik dan kebingungan peran maka akan mengurangi efektifitas pelayanan keperawatan. 6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat interaksi manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran energi dan informasi antara manusia dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor. 7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu. Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku yang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan. 8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akan datang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia. 9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien. A.
KerangkaKonsep Imogene M. King
King mengemukakan dalam. kerangka konsepnya, hampir setiap konsep yang dimiliki oleh perawat dapat digunakan dalam asuhan keperawatan. Sistem Personal
Menurut king setiap individu adalh sistem personal (sistem terbuka). Untuk sistem personal konsep yang relevan adalah sebagai berikut :
1.
Persepsi
Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadiankejadian. Persepsi berbeda dari satu orang dan orang lain dan hal ini tergantung dengan pengalaman masa lalu, latar belakang, pengetauhan dan status emosi. Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami oleh semua, selekltif untuk semua orang, subjektif atau personal 2.
Diri
Diriadalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang lain. Diri adalah individu atau bila seseorang berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah individu yang dinamis, sistem terbuka dan orientasi pada tujuan. Perturnbuhan dan perkembangan Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia. Perubah
ini
biasnya
terjadi
dengan
cara
yang
tertib,
dan
dapat
diprediksikanwalaupun individii itu berfariasi, dan sumbangan fungsi genetic, pengalam yang berarti clan memuaskan. Tumbuh kembang dapat didefinisikan sebagai proses diseluruh kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial untuk mencapai aktualisasi diri. 3.
Citra Tubuh
King mendefinisikan citra diri yaitu bagaimana orang merasakan tubuhnyadan reaksi-reaksi lain untuk penampilanya. 4.
Waktu
King mendefisikan waktu sebagai lama antra satu kejadian dengan kejadianyang lain merupakan pengalaman unik setiap orang dan hubungan antara satukejadian dengan kejadian yang lain. 5.
Interaksi
Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobserfasi oleh dua orang atau lebih didalam hubungan timbal balik. 6.
Komunikasi
King mendefmisikan komunikasi sebagai proses dimana informasi yangdiberikan dari satu orang keorang lain baik langsung maupun tidak langsung,misalnya melalui telpon, televisi atau tulisan kata. ciri-ciri komunikasi
adalahverbal, non verbal, situasional, perceptual, transaksional, tidak dapat diubah,bergerak maju dalam waktu,
personal,
dan dinamis.
Komunikasi
dapatdilakukan secara lisan maupun tertulis dalam menyampaikan ide-ide satuorang keorang lain. 7.
Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitaspersonal
berdasarkan
persepsi
mereka.Dirnensi
temporal-spatial,
merekamempunyai pengalaman atau rangkaian-rangkaian kejadian dalam waktu 8.
Peran
Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat sebagai pemberi dan disat yang lain sebagai penerima ada 3 elemen utama peran yaitu, peran berisi set perilaku yang di harapkan pada orang yang meriducuki posisi di social sistem, set prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan antara 2 orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus. 9.
Stress
Definisi stress menurut king adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan pertumbuhan, perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informasi antara seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor. 10. Sistem Sosial
King mendefinisikan sistemsosialsebagaisistem pembatas peran organisasi sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktek-praktek dan aturan (George, 1995).Konsep
yang
relevan
dengan
sistem sosial
adalah
organisasi,
otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan keputusan. 11. Organisasi
Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang berhubungan dengan pengaturan formal dan infonnal seseorang dan kelompok untuk mencapai tujuan personal atau organisasi.
12. Otoritas
King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenangituaktif, proses transaksi yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam organisasi berhubungan dengan wewenang. 13. Kekuasaan
Kekuasaan
adalah
universal,
situasional,
atau
bukan
sumbangan
personal,esensial dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi,dinamis dan orientasi pada tujuan. 14. Status
King
mendefinisikan
status
sebagai
posisi
seseorang
didalam
kelompok ataukelompokdalam hubungannya dengan kelompok lain di dalam organisasi dan mengenai bahwa status berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.
B.
Asumsi King
King rnengangsumsikan model konsep dan teori keperawatan secara eksplisit maupun irnlisit. Asumsi eksplisit meliputi: 1.
Fokus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan lingkunganya,dengan tujuan untuk kesehatan manusia
2.
Individu adalah sosial,
mengirim. rasional, reaksi, penerimaan,
kontrol,berorientasi pada kegiatan waktu. 3.
Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai klienserta perawat.
4.
Manusia
sebagai
pasien
mempunyai
hak
untuk mendapatkan
informasi,berpartisipasi dalam membuat keputusan mempengaruhi kehidupannya,kesehatan, menerima 5.
atau
dan
pelayanan
komunitas
dan
menolakkeperawatan,
Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan informasikepada individu tentang semua aspek ki sehatan untuk membantu merekamembuat atau mengambil keputusan.
6.
Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan mungkintidak sama.
Sedangkan asumsi implisit meliputi : 1.
Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
2.
Pasien
sadar,
aktif,
dan
secara
kognitif
mampu
berpartisipasidalampembuatan atau pengambilan keputusan.
C.
3.
Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4.
Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolakkesehatan.
Pandangan King TerhadapKeperawatan
KonsepManusia
King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan yang memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga sistem interaksi yang dinamis sebagai individu disebut sebagai sistem personal, ketika individu ini bersatu dalam kelompok disebut sistem interpersonal. Sistem social tercipta ketika kelompok mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat
Konsep Lingkungan
Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam masyarakat yang saling berinteraksi dengan sistem lainya secara terbuka/ Lingkungan merupakan suatu sistem terbuka yang menunjukkan penukaran masalah, energi, informasi dengan keberadaan manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan internaldengan penukaran energi yang diatur secara terus menerus terhadap perubahan lingkungan eksternal.
Konsep Sehat
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis, yang secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan ekstemal melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumbersumber yang dimiliki oleh rsseorang atau individu untuk mencapai kehidupan sehari-sehari yang maksimal.
Konsep Keperawatan
King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalah proses interaksi klien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu persetujuan dan membuat transaksi.
D.
AnalisaTeori
Berdasarkan model konsepdanteorikeperawatan king dapat disimpulkan bahwa konsepkeperawatanmenurutKing adalahsebagai proses aksi, reaksi, dan interaksi perawat dan klien yang secara bersama-sama memberikan informasi tentang persepsi mereka dalam suatu situasi keperawatan dan sebagai proses interaksi humanis antara perawat dan klien yang masing- masing merasakan situasi dan kondisi yang berlainan, dan melalui komunikasi mereka menentukan tujuan, mengeksplorasi maksud, dan menyetujui maksud untuk mencapai tujuan.
Tahapan prosedur analisa teori : 1.
SumberTeori (Origins)
Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan pernyataan yang dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari Perilaku Manusia” (General Concepts of Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui penelaahan literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul “Kerangka Kerja Konseptual Keperawatan” (A Conceptual Framework for Nursing). Selanjutnya pada tahun 1968-1972.
Kingmenyimpulkan teorikeperawatan sebagai berikut: a.
Gambaran yang sistematis dari keperawatan adalah syarat mutlak untuk mengembangkan keperawatan.
b.
Pada periode ini pula (1971) ia mengatakan, perawat adalah individual dan professional tetapi keperawatan belum sebagai ilmu. Pada tahun 19801981 mempublikasikan teori keperawatannya “sebagai suatu sistem, konsep dan proses”. Pada suatu pertemuan King mengatakan “teori sistem dari ilmu perilaku mendukung pengembangan interaksi yang dinamis ”. King mengidentifikasi sistem yang dinamis dalam tiga sistem interaksi: personal sistem (individuals), interpersonal sistem (groups) dan sosial sistem (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem elayanan kesehatan, dll) yang disebut dengan DynamicInteracting Systems.
2.
Makna (Meaning)
King mendefenisikan teorinya sebagai serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. Teori ini membangun tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge), yangdiperkuat oleh dua metode: a.
Teori keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset
b.
Prosedur lain dapat juga dengan menelusuri ulang dan dapat diteliti dengan pengembangan sembilan konsep utama teori Goal Attainment
Manfaat dari teori ini adalah: a.
Mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan.
b.
Dapat
dijadikan
sebagai
rujukan
dalam
memperbaiki
praktekkeperawatan. c.
Konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang spesifik.
d.
Sebagai pendekatan untuk menyeleksi dan memilih konsep yang dijadikan dasar praktek keperawatan profesional.
Keterkaitan dari beberapa pernyataan King dan konsepnya : a. b.
Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten. Konsep
yang
satu
dengan
konsep
yang
lainnya
cukup
jelas
dalammembentuk suatu teori.
3.
KecukupanLogis (Logical Adeguacy)
Konsep teori ini diprediksi dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik, karena sistem ini terbuka dan dinamis. Teori ini cukup adekuat dan logis karena beberapa konsep yang ada didukung oleh beberapa riset.
4.
Manfaat (Usefulness)
Banyak riset dan studi yang mendukung teori ini berpusat pada aspek teknisperawatan klien dan sistem pelayanan keperawatan. Walaupun teorinya bersifat abstrak dan tidak dapat segera diaplikasikan secara konkrit padapraktek keperawatan dan program pendidikan keperawatan, namun bila berkenaan dengan situasi nyata maka teori ini harus terlebih dahulu didefenisikan, diidentifikasi dan diuraikan baru dapat diaplikasikan.
5.
Generalisasi (Generalizability)
Teori pencapaian tujuan dapat dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar phenomena dalam keperawatan, tetapi teori ini juga mernpunyai keterbatasan khususnya penerapan pada keperawatan klien yang tidak mampu berinteraksi dengan perawat, contohnya : Klien koma, bayi baru lahir dan pada kasus-kasus psikiatri.
6.
Parsimony
Konsep-konsep dari teori pencapaian tujuan dapat dijelas kan secara mudah dan dapat dipahami meskipun cukup komplek dan defenisi yang dikemukakan cukup jelas.
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1.
Agar teori bermanfaat dalam praktek keperawatan, teori tersbut harus fokus minimalnya terhadap satu ospek proses perawatan.
2.
Teori
Imogene
King
memfokuskan
kepada
fase-fase
perencanaan dan implementasi dala proses perawatan. 3.
Perawat dan pasien saling memikirkan pencapaian tujuan yaitu kesehatan yang di inginkan.
4.
Penelitian sarana-sarana untuk mencapai tujuan bertransaksi dan meraih tujuan yang sempurna.
B.
SARAN
1.
Sebagai calon seoran perawat, hendaklah kita bisa mencontoh teori-teori dari para pencetus teori keperawatan yang telah ada, khususnya teori Imogene King
2.
Dalam penelitian hendaklah dibuat dan diadakan untuk di terapkan
di
unit
rumah
sakit,
di
perawatan
ambulatri,
popul asi pa sien, untuk masa sekarang & masa ya ng akan dating,
komputerisasi
dalam
merekam
system
perawatan
kesehatan. 3.
Hubunag
dalam
praktek
sangatlah
jelas
karena
profesi
keperawatan merupan satu fungsi interaksi antara individu, group dan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
A.Aziz Alimul Hidayat, Konsep Dasar keperawatan, Edisi 2, Jakarta: Salemba Medika, 2008. Kozier, Et al., Fundamental Of Nursing ; Consepts, Process, and Practice, Fifth Edition, California; Addison Wesley, 1995. Kathleenkoening Blais, Et al,. PraktikKeperawatan Profesional, Konsep dan Perspektif , Edisi 4, Jakarta: EGC, 2006. Http ://www.scribd.com/doc/model konsep keperawatan king/