LAPORAN KASUS MELANOMA MALIGNA Risky Septiana H1A 008 004 KASUS Wanita, usia 82 tahun, datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP NTB pada tanggal 5 Juni 2014, dengan keluhan muncul benjolan hitam. Benjolan hitam ini muncul di atas hidung yang mulai disadari sejak ± 8 bulan yang lalu. Awalnya benjolan hanya berupa bintik kecil di atas hidung yang terasa gatal dan semakin lama semakin bertambah besar dan terasa nyeri. Pasien sering menggaruk bintik tersebut hingga kadang sampai terluka Tidak ada keluhan yang sama di area tubuh yang lain. Untuk keluhan ini, pasien belum pernah berobat ke dokter atau meminum obat lainnya. Selain itu, pasien mengeluh bercak-bercak di selangkangan yang terasa gatal. Keluhan ini mulai muncul sejak ± 3 bulan yang lalu. Gatal semakin bertambah apabila pasien berkeringat. Keluhan ini tidak pernah diobati oleh pasien. Riwayat Penyakit Dahulu : Keluhan serupa (-), DM (-), Hipertensi (-), Asma (+) Riwayat
Penyakit Keluarga : Keluhan serupa (-)
Riwayat
Sosial : Pasien saat ini tidak memiliki pekerjaan, namun sebelumnya pasien bekerja sebagai penjual kopi di pingir jalan. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum : baik
Kesadaran : compos mentis Status Dermatologis Regio : nasalis
Ditemukan papul berbentuk tidak teratur berdiameter 0,9 mm, berbatas tidak tegas, dengan warna tidak homogen yakni berwarna hitam di bagian tengah dan tampak berwarna putih di bagian tepinya.
Regio
: cruris dekstra et sinistra Ditemukan macula eritema, multiple, berbentuk tidak teratur, diskrit, berbatas tegas dengan tepi lesi tampak lebih aktif disertai dengan skuama. Diagnosis Banding Melanoma maligna Karsinoma sel basal Karsinoma sel skuamosa Disertai dengan penyakit penyerta : - Tinea cruris Planning Diagnostik Pemeriksaan histopatologi (biopsi) Pemeriksaan kerokan dengan KOH 10% Pemeriksaan KOH 10% Diagnosis Melanoma maligna, DD : karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa Tinea cruris Planning Terapi Konsul bedah
Fungasol
2 x 200 mg selama 7 hari Histrine FT 1 x 1 tablet selama 10 hari Fungasol ss 2 kali sehari Benoson M PEMBAHASAN Pendekatan Klinis Tumor Ganas Anamnesis Rasa gatal/nyeri Perubahan warna (gelap, pucat, dan terang) Ukurannya membesar Pelebarannya tak merata ke samping Permukaan tak rata Trauma Perdarahan (walaupun terkena trauma ringan) Ulserasi/infeksi yang sukar sembuh Objecktif Tidak berambut Warna : suram Permukaan : tidak rata, cekung di tengah dengan pinggir agak menonjol Penyebaran warna tidak homogen Skuamasi halus atau krusta yang meekat bila diangkat timbul perdarahan Sering timbul tunas yang bersifat seperti tumor induknya. Perabaan berbeda-beda sesuai dengan keadaan; dapat keras, kenyal, terasa nyeri Diameter terpanjang membentuk sudut dengan garis R.S.T.L (Rest Skin Tension Line) Telengiektasis Faktor Resiko Usia : 82 tahun Insidens kanker kulit akan meningkat sesuai dengan pertambahan usia. Paparan sinar matahari Diagnosis Banding Melanoma maligna Karsinoma sel basal
Karsinoma
sel skuamosa Melanoma Maligna Karsinoma Sel Basal Karsinoma Sel Skuamosa Etiologi & faktor predisposisi - Paparan sinar matahari - Iritasi yang berulang pada tahi lalat - Faktor herediter - Faktor lingkungan : radiasi, bahan kimia (mis. Arsen), pekerjaan yang banyak terkena sinar matahari, adanya trauma (luka bakar), ulkus sikatriks. - Faktor genetic : misalnya xeroderma pigmentosum, albinism. - Lesi precursor (actinis keratose dan Bowen disease) - Paparan sinar UV - Paparan radiasi ionic - Paparan karsinogenik lingkungan - Imunosupresan - Skar kronik dan dermatosis inflamatori - Infeksi HPV - Genodermatosis (albinisme, xeroderma pigmentosum, epidermolisis bulosa) Patogenesis Perjalanan penyakit tidak dapat ditentukan dengan pasti, kadang tumor kecil akan tetapi telah bermetastasis jauh, tumor yang besar dapat juga setempat saja dalam jangka waktu lama. Disangka berasal dari sel epidermal pluripotensial, atau dari epidermis/adneksanya. Berasal dari sel epidermis yang mempunyai beberapa tingkat kematangan, dapat intraepidermal, dapat invasif dan bermetastasis jauh. Gejala klinis - Lokalisasi terbanyak wajah dan telinga, kadang-kadang di
ekstremitas bawah, kemudian di daerah badan, kepala/leher, ekstremitas atas, kuku. - Umumnya ditemukan di daerah berambut - Berifat invasif - Jarang bermetastasis - Dapat merusak jar. sekitar - Cenderung residif - Lokalisasi tersering di tungkai bawah - Tumor dapat tumbuh lambat atau tumbuh cepat, merusak jaringan di sekitarnya dan bermetastasis. Prognosis Faktor yang mempengaruhi prognosis: - Tumor primer - Stadium - Metastasis - Jenis kelamin - Jika terdapat melanogen di urin maka prognosis lebih buruk - Kondisi hospes : jika fisik lemah dan imunitas menurun, maka prognosis lebih buruk Prognosis cukup baik - Prognosis yang paling buruk bila tumor tumbuh di atas kulit normal (de novo), sedangkan tumor sedangkan tumor yang ditemukan di kepala dan leher prognosis lebih baik. - Prognosis di ekstremitas bawah lebih buruk daripada ekstremitas atas. Diagnosis pasti keganasan ditentukan dengan pemeriksaan histopatologi Pasien belum dilakukan pemeriksaan histopatologi diagnosis pasti belum bisa ditentukan. Terapi Melanoma Maligna
Bedah Sistemik
: D.T.I.C (Dymethyl Triazone Imidazole Carboxamide Decarbazine), MeCCNU (Methyl Nitrosourea), kombinasi DTIC dan Me-CCNU Karsinoma Sel Skuamosa Karsinoma Sel Basal Bedah Radiasi Topikal : krim 5-fluorourasil (efudex 5%), selama 4-6 minggu setiap hari diganti. Sistemik : jika cara lain tidak berhasil diberikan bleomycin sebagai ajuvan.
Prognosis Pasien Prognosis ad functionam : dubia et malam Prognosis ad vitam : dubia et malam Prognosis ad cosmeticum : dubia et malam. KESIMPULAN Telah dilaporkan kasus keganasan pada kulit dengan diagnosis banding Melanoma Maligna, Karsinoma Sel Basal, dan Karsinoma Sel Skuamosa pada wanita usia 82 tahun. Pada pasien juga ditemukan penyakit penyerta yakni tinea cruris yang telah ditegakkan melalui pemeriksaan penunjang KOH 10%.Namun, diagnosis tumor ganas pada pasien ini belum bisa ditegakkan karena pada pasien ini belum dilakukan pemeriksaan histopatologis.Jadi,
pasien ini konsulkan ke bagian bedah dan diberikan terapi anti jamur. Daftar Pustaka Azamris. Kanker Kulit di Bangsal Bedah RS. Dr. M. Djamil Padang. CDK 183. 2011.hlm 109110 Rata, IGA. Tumor Kulit. Dalam : Djuanda, A, Hamzah M, Aisah S, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011.hlm 229-241 Diepgen TL, Mahler V. Epidemiology of skin cancer. Diunduh dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11966724 pada tanggal 9 Juni 2014 Birch-Johansen F, Jensen A, Mortensen L, Olesen AB, Kjaer SK. Trends in the incidence of nonmelanoma skin cancer in Denmark 1978-2007; rapid incidence increase among young Danish women. Int j cancer. 2010: 2190-8 Malaguarnera, G. 2013. Skin cancer in elderly patients. Diunduh dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/24102278/ Diunduh pada tanggal 9 Juni 2014. Kraemer KH, Runger TM. In Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7 nd ed. New York: Mc Graw-Hill; 2008.p.977-986 Partogi, D. Karsinoma sel skuamosa. 2008. Diunduh dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3431/1/08E00856.pdf pada tanggal 11 Juni 2014 Goldenberg, et al. Histopathology of skin cancer. New York : Mc Graw-Hill; 2010.p 17-34 National Cancer Institute. Skin Cancer Treatment. Health Professional Version. Diunduh dari http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/treatment/skin/ Diunduh pada tanggal 8 Juni 2014 Sjamsuhidajat R, Jong W editors. Buku Ajar Ilmu Bedah. 2 nd ed. Jakarta : EGC; 2005; p 319334