Laporan Kasus
HEMIPARESE DEXTRA TIPE SENTRAL + PARESE N.VII SENTRAL + AFASIA GLOBAL
Oleh: Fitrika Rahmah Riasya, S.Ked Minda Nur’aini, S.Ked
Pembimbing: dr. Syafruddin Yunus, Sp.S (K)
BAGIAN NEUROLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2012
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kasus yang berjudul HEMIPARESE DEXTRA TIPE SENTRAL + PARESE N.VII SENTRAL + AFASIA GLOBAL
Oleh Fitrika Rahmah Riasya, S.Ked
04104705252
Minda Nur’aini, S.Ked S.Ked
04104705302
Telah diterima sebagai salah satu sat u syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di bagian Neurologi Rumah Sakit dr. Moh. Hoesin Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Palembang, Februari 2012 Pembimbing
dr. Syafruddin Yunus, Sp.S(K)
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kasus yang berjudul HEMIPARESE DEXTRA TIPE SENTRAL + PARESE N.VII SENTRAL + AFASIA GLOBAL
Oleh Fitrika Rahmah Riasya, S.Ked
04104705252
Minda Nur’aini, S.Ked S.Ked
04104705302
Telah diterima sebagai salah satu sat u syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di bagian Neurologi Rumah Sakit dr. Moh. Hoesin Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Palembang, Februari 2012 Pembimbing
dr. Syafruddin Yunus, Sp.S(K)
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu syarat mengikuti ujian Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Penulis menyampaikan terimakasih kepada dr. Syafruddin Yunus,Sp.S(k) selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama penulisan dan penyusunan makalah ini, serta semua pihak yang telah membantu hingga selesainya makalah ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini disebabkan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat dapat memberi manfaat bagi yang membacanya.
Palembang, Februari 2012
Penulis
BAB I STATUS PASIEN
I. Identifikasi
Nama
: M. Said Idris
Jenis kelamin : Laki-laki Umur
: 66 tahun
Agama
: Islam
Status
: Kawin
Alamat
: Kelurahan Indah Karang Asam, Muara Enim
MRS
: 7 Februari 2012
II. Anamnesis
Pasien dirawat di bagian saraf akibat kelemahan pada lengan dan tungkai kanan secara tiba-tiba saat sedang istirahat. ± 9 hari SMRS, saat sedang istirahat, os mengalami kelemahan pada lengan dan tungkai kanan secara tiba-tiba, kehilangan kesadaran (-), kelemahan dirasakan semakin berat (?), saat serangan os tidak merasakan nyeri kepala, muntah (-), kejang (-), mengot (+), pelo(+), gangguan sensibilitas (belum dapat dinilai), os mampu memahami atau memprediksi isi pikiran suara lisan, dan isyarat. Kemudian os dibawa RSUD. Muara Enim dan dirujuk ke RSMH. Riwayat mulut mengot ke kiri dan mata kanan tidak bisa ditutup sejak 4 bulan yang lalu (os tidak berobat). Riwayat darah tinggi (+) sejak 4 tahun yang lalu (tidak terkontrol), tekanan darah tertinggi 200/100 mmHg, riwayat DM (-), riwayat penyakit jantung (-). Penyakit ini dialami untuk pertama kalinya.
III.Pemeriksaan Fisik Status Internus
Tanda vital Sensorium
: E4M5Vx (afasia motorik)
Tekanan darah : 130/90
Respirasi rate : 24 x/menit Temperatur
: 36,8 o C
BB / TB
: 70 kg/165 cm
Pemeriksaan sistem Kepala & leher
: JVP 5-2 cmH2O
Thoraks
:
Jantung
: HR : 92 kali/menit, murmur (-), gallop (-)
Paru
: Vesikuler (+) normal, rhonki (-), wheezing (-)
Abdomen
: Datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, timpani, BU (+) normal
Genitalia
: Tidak diperiksa
Ekstremitas
: edema (-), deformitas (-)
Status Psikiatrikus
Sikap
: kurang kooperatif
Ekspresi Muka
: wajar
Perhatian
: ada
Kontak Psikis
: ada
Status Neurologikus KEPALA
Bentuk
: brachiocephali
Deformitas
: tidak ada
Ukuran
: normocephali
Fraktur
: tidak ada
Simetris
: simetris
Nyeri fraktur
: tidak ada
Hematom
: tidak ada
Pembuluh darah
: pelebaran (-)
Tumor
: tidak ada
Pulsasi
: tidak ada
Sikap
: lurus
Deformitas
: tidak ada
Torticolis
: tidak ada
Tumor
: tidak ada
Kaku kuduk
: tidak ada
Pembuluh darah
: pelebaran (-)
LEHER
SYARAF -SYARAF OTAK
N. Olfaktorius
Kanan
Kiri
Penciuman
belum bisa dinilai
belum bisa dinilai
Anosmia
belum bisa dinilai
belum bisa dinilai
Hyposmia
belum bisa dinilai
belum bisa dinilai
Parosmia
belum bisa dinilai
belum bisa dinilai
N.Opticus
Kanan
Kiri
Visus
belum bisa dinilai
Campus visi
V.O.D
V.O.S
Anopsia
tidak ada
tidak ada
Hemianopsia
tidak ada
tidak ada
belum bisa dinilai
Fundus Oculi -
Papil edema
tidak ada
tidak ada
-
Papilatrofi
tidak ada
tidak ada
-
Perdarahan retina
tidak ada
tidak ada
Nn. Occulomotorius, Trochlearis dan Abducens Kanan
Kiri
Diplopia
tidak ada
tidak ada
Celah mata
tidak ada
tidak ada
Ptosis
tidak ada
tidak ada
Sikap bola mata -
Strabismus
tidak ada
tidak ada
-
Exophtalmus
tidak ada
tidak ada
-
Enophtalmus
tidak ada
tidak ada
-
Deviation conjugae
tidak ada
tidak ada
Gerakan bola mata
nistagmus horizontal ke kiri
Pupil -
Bentuknya
bulat
bulat
-
Besarnya
Ø 3 mm
Ø 3 mm
-
Isokor/anisokor
-
Midriasis/miosis
-
Refleks cahaya
-
isokor tidak ada
tidak ada
- Langsung
(+)
(+)
- Konsensuil
(+)
(+)
- Akomodasi
(-)
(-)
Argyl Robertson
tidak ada
tidak ada
Kanan
Kiri
N.Trigeminus Motorik -
Menggigit
tidak ada kelainan
-
Trismus
tidak ada kelainan
-
Refleks kornea
tidak ada kelainan
Sensorik -
Dahi
tidak ada kelainan
-
Pipi
tidak ada kelainan
-
Dagu
tidak ada kelainan
N.Facialis
Kanan
Kiri
Motorik Mengerutkan dahi
tidak berkerut
tidak ada kelainan
Menutup mata
lagofthalmus
tidak ada kelainan
Menunjukkan gigi Lipatan nasolabialis
tidak ada kelainan kanan datar, sudut mulut kanan tertinggal
Bentuk Muka - Istirahat
tidak ada kelainan
- Berbicara/bersiul
tidak ada kelainan
2/3 depan lidah
tidak ada kelainan
Sensorik
Otonom
- Salivasi
tidak ada kelainan
- Lakrimasi
tidak ada kelainan
- Chvostek’s sign
tidak ada
N. Statoacusticus N. Cochlearis Suara bisikan
belum bisa dinilai
Detik arloji
belum bisa dinilai
Tes Weber
belum bisa dinilai
Tes Rinne
belum bisa dinilai
N. Vestibularis Nistagmus
ada, horizontal ke kiri
Vertigo
belum bisa dinilai
N. Glossopharingeusdan N. Vagus Arcuspharingeus
tidak ada kelainan
Uvula
tidak ada kelainan
Gangguan menelan
tidak ada kelainan
Suara serak/sengau
tidak ada kelainan
Denyut jantung
tidak ada kelainan
Refleks -
Muntah
tidak ada kelainan
-
Batuk
tidak ada kelainan
-
Okulo kardiak
tidak ada kelainan
-
Sinus karotikus
tidak ada kelainan
Sensorik -
1/3 belakang lidah
tidak ada kelainan
N. Accessorius Mengangkat bahu
simetris
Memutar kepala
tidak ada kelainan
tidak ada
N. Hypoglossus Mengulur lidah
tidak ada kelainan
Fasikulasi
tidak ada
Atrofipapil
tidak ada
Disartria
tidak ada
M OTORI K L ENGAN
Kanan
Kiri
Gerakan
Kurang
Cukup
Kekuatan
2
5
Tonus
Meningkat
Normal
Refleks fisiologis -
Biceps
Meningkat
Normal
-
Triceps
Meningkat
Normal
-
Radius
Meningkat
Normal
-
Ulna
Meningkat
Normal
Refleks patologis -
Hoffman Ttromner
tidak ada
tidak ada
-
Leri
tidak ada
tidak ada.
-
Meyer
tidak ada
tidak ada
Trofik
tidak ada
tidak ada
TUNGKAI
Kanan
Kiri
Gerakan
Kurang
Cukup
Kekuatan
2
5
Tonus
Meningkat
Normal
Klonus -
Paha
ada
tidak ada
-
Kaki
ada
tidak ada
Refleks fisiologis -
KPR
Meningkat
Normal
-
APR
Meningkat
Normal
Refleks patologis -
Babinsky
ada
tidak ada
-
Chaddock
tidak ada
tidak ada
-
Oppenheim
tidak ada
tidak ada
-
Gordon
tidak ada
tidak ada
-
Schaeffer
tidak ada
tidak ada
-
Rossolimo
tidak ada
tidak ada
-
Mendel Bechterew
tidak ada
tidak ada
Refleks Kulit Perut -
Atas
: tidak ada kelainan
-
Tengah
: tidak ada kelainan
-
Bawah
: tidak ada kelainan
-
Reflekscremaster
: tidak ada kelainan
-
Trofik
: tidak ada kelainan
SEN SORI K
Belum bisa dinilai
FUNGSI VEGETATIF
Miksi
: belum bisa dinilai
Defekasi
: tidak ada kelainan
Ereksi
: tidak ada kelainan
KOLUM NA VERTEBRALI S
Kyphosis
: tidak ada
Lordosis
: tidak ada
Gibbus
: tidak ada
Deformitas
: tidak ada
Tumor
: tidak ada
Meningocele
: tidak ada
Hematoma
: tidak ada
Nyeri ketok
: tidak ada
GEJALA RANGSANG MENI NGEAL
Kaku kuduk
:
tidak ada
Kerniq
:
tidak ada
Lasseque
:
tidak ada
- Neck
:
tidak ada
-
Cheek
:
tidak ada
-
Symphisis
:
tidak ada
-
Leg I
:
tidak ada
-
Leg II
:
tidak ada
Brudzinsky
GAIT DAN KESEI MBANGAN
Gait
Keseimbangan dan Koordinasi
Ataxia
: belum bisa dinilai
Romberg
: belum bisa dinilai
Hemiplegic
: belum bisa dinilai
Dysmetri
: belum bisa dinilai
Scissor
: belum bisa dinilai
- jari-jari
: belum bisa dinilai
Propulsion
: belum bisa dinilai
- jari hidung
: belum bisa dinilai
Histeric
: belum bisa dinilai
- tumit-tumit : belum bisa dinilai
Limping
: belum bisa dinilai
Rebound phenomen
: belum bisa dinilai
Steppage
: belum bisa dinilai
Dysdiadochokinesis
: belum bisa dinilai
Astasia-Abasia: belum bisa dinilai
Trunk Ataxia
: belum bisa dinilai
Limb Ataxia
: belum bisa dinilai
GERAKAN ABNORMAL
Tremor
: tidak ada
Chorea
: tidak ada
Athetosis
: tidak ada
Ballismus
: tidak ada
Dystoni
: tidak ada
Myocloni
: tidak ada
FUNGSI LUH UR
Afasia motorik
: ada
Afasia sensorik
: tidak ada
Apraksia
: tidak ada
Agrafia
: tidak ada
Alexia
: tidak ada
Afasia nominal
: tidak ada
PEMERIKSAAN PENUNJANG Hasil Pemeriksaan Hematologi (Tanggal 7 Februari 2012) Kimia Klinik
Darah Rutin
BSS
: 122 mg/dl
Hb
: 17,6 g/dl
Kolesterol total
: 182 mg/dl
Eritrosit
: 5.780.000 /mm3
Kolesterol HDL
: 32 mg/dl
Ht
: 50 vol%
Kolesterol LDL
: 114 mg/dl
Leukosit
: 11.200
Trigliserid
: 179 mg/dl
LED
: 47
Ureum
: 75 mg/dl
Diff count
: 0/2/1/82/9/6
Creatinin
: 1,4 mg/dl
Trombosit
: 349.000
Natrium
: 147 mmol/l
Kalium
: 4,0 mmol/l
RINGKASAN ANAMNESA
Pasien dirawat di bagian saraf akibat kelemahan pada lengan dan tungkai kanan secara tiba-tiba saat sedang istirahat. ± 9 hari SMRS, saat sedang istirahat, os mengalami kelemahan pada lengan dan tungkai kanan secara tiba-tiba, kehilangan kesadaran (-), kelemahan dirasakan semakin berat (?), saat serangan os tidak merasakan nyeri kepala, muntah (-), kejang (-), mengot (+), pelo(+), gangguan sensibilitas (belum dapat dinilai), os mampu memahami atau memprediksi isi pikiran suara lisan, dan isyarat. Kemudian os dibawa RSUD. Muara Enim dan dirujuk ke RSMH. Riwayat mulut mengot ke kiri dan mata kanan tidak bisa ditutup sejak 4 bulan yang lalu (os tidak berobat). Riwayat darah tinggi (+) sejak 4 tahun yang lalu (tidak terkontrol), tekanan darah tertinggi 200/100 mmHg, riwayat DM (-), riwayat penyakit jantung (-). Penyakit ini dialami untuk pertama kalinya.
Pemeriksaan Fisik Status Internus
Tanda vital Status Generalis Sensorium
: E4M5Vx (afasia motorik)
Tekanan darah : 130/90 Respirasi rate : 24 x/menit Temperatur
: 36,8 o C
BB / TB
: 70 kg/165 cm
Pemeriksaan sistem Kepala & leher
: JVP 5-2 cmH2O
Thoraks Jantung
: HR : 92 kali/menit, murmur (-), gallop (-)
Paru
: Vesikuler (+) normal, rhonki (-), wheezing (-)
Abdomen
: Datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, timpani, BU normal
(+)
Genitalia
: Tidak diperiksa
Ekstremitas
: edema (-), deformitas (-)
Status Neurologis : Nn. Craniales : N. III
: pupil bulat, isokor, Ø 3 mm, refleks cahaya +/+
N. VII
: Plicanasolabialis kanan datar, sudut mulut kanan tertinggal.
N.XII
: tidak ada kelainan
Fungsi motorik
Lengan
Lengan Kiri
Kanan
Tungkai
Tungkai
Kanan
Kiri
Gerakan
Kurang
Cukup
Kurang
Cukup
Kekuatan
2
5
2
5
Tonus
Meningkat
Normal
Meningkat
Normal
+
+
Klonus Refleks fisiologis
Meningkat
Normal
Meningkat
Normal
Refleks Patologis
-
-
+B
-
Fungsi sensorik
: belum dapat dinilai
Fungsi vegetatif
: tidak ada kelainan
Fungsi luhur
: belum dapat dinilai
Gerakan abnormal
: tidak ada
Gejala rangsang meningeal
: kaku kuduk (-), kernig’s sign (-),lasseque’s sign (-)
Gait dan keseimbangan
: belum dapat dinilai
Pemeriksaan Penunjang Hasil Pemeriksaan Hematologi (Tanggal 7 Februari 2012) Kimia Klinik
Darah Rutin
BSS
: 122 mg/dl
Hb
: 17,6 g/dl
Kolesterol total
: 182 mg/dl
Eritrosit
: 5.780.000 /mm3
Kolesterol HDL
: 32 mg/dl
Ht
: 50 vol%
Kolesterol LDL
: 114 mg/dl
Leukosit
: 11.200
Trigliserid
: 179 mg/dl
LED
: 47
Ureum
: 75 mg/dl
Diff count
: 0/2/1/82/9/6
Creatinin
: 1,4 mg/dl
Trombosit
: 349.000
Natrium
: 147 mmol/l
Kalium
: 4,0 mmol/l
CT scan kepala : infark di lobus pariato occipital sinistra
DIAGNOSIS BANDING A. Diagnosis banding topik
1. Lesi di korteks cerebri, gejalanya: Defisit
motorik
(hemiparese
Pada penderita ditemukan gejala: Hemiparese dextra tipe sentral
kontralateral lesi) Gejala iritatif (kejang)
Tidak ada kejang
Gejala fokal (kelumpuhan tidak
Kelemahan lengan dan tungkai
sama berat)
sama berat
Defisit sensorik pada sisi yang
Belum bisa dinilai
lumpuh
Jadi kemungkinan lesi di cortex cerebri belum dapat disingkirkan.
2. Lesi di subkorteks hemisferium cerebri, gejalanya: Defisit
Pada
penderita
ditemukan
gejala: motorik
(hemiparese
Hemiparese dextra tipe sentral
kontralateral lesi) Afasia motorik murni
afasia motorik
Jadi kemungkinan lesi di subcortex cerebri dapat disingkirkan.
3. Lesi di capsula interna, gejalanya:
Pada penderita ditemukan gejala:
Hemiparese/hemiplegi typica
Hemiparese dextra tipe sentral
Parese n.VII sentral
Parese n.VII perifer
Parese n.XII
Tidak ada kelainan
Kelemahan sisi yang lumpuh sama
Kelemahan sisi yang lumpuh sama
berat
berat
Jadi kemungkinan lesi di capsula interna dapat disingkirkan
Kesimpulan: Diagnosis topik : korteks cerebri
B. Diagnosis banding Etiologi:
1. Hemmoragic cerebri 2. Emboli cerebri 3. Trombosis cerebri 1. Hemorrhagia cerebri,
Pada penderita ditemukan gejala:
gejalanya: - Kehilangan kesadaran
- Tidak ada kehilangan kesadaran
> 30 menit - Terjadi saat aktivitas
- Terjadi saat istirahat (duduk)
-
- Didahului sakit kepala,
Didahului
kepala, mual dan Muntah
sakit
tapi tanpa disertai muntah dan mual
- Riwayat hipertensi
- Ada riwayat hipertensi
2. Emboli cerebri, gejalanya:
Pada penderita ditemukan gejala:
- Kehilangan kesadaran < 30 menit
- Tidak ada kehilangan kesadaran
- Ada arterial fibrilasi
- Tidak ada arterial fibrilasi
- Terjadi saat aktifitas
- Terjadi saat istirahat
Jadi kemungkinan etiologi emboli cerebri dapat disingkirkan
3. Trombosis cerebri, gejalanya:
Pada penderita ditemukan gejala:
- Tidak ada kehilangan kesadaran
- Tidak ada kehilangan kesadaran
- Terjadi saat istirahat
- Terjadi saat istirahat (duduk)
Jadi kemungkinan etiologi trombosis cerebri belum dapat disingkirkan.
Kesimpulan: Diagnosis etiologi: Trombosis cerebri
Skor Stroke Siriraj: SJ
: (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan diastolic) – (3 x petanda ateroma) – 12 : (2,5 x 9x) + (2 x 0) + (2 x 1) + (0,1x 100) – (3 x 0) – 12 :0
Kesimpulan Stroke Non Hemorragic
Diagnosis
Diagnosis klinik
: Hemiparese dextra tipe sentral + Parese N.VII perifer + afasia motorik
Diagnosis topik
: korteks cerebri
Diagnosis etiologi
: Trombosis cerebri
Pengobatan
•
Bedrest
•
Diet NBRG
•
Medikamentosa –
IVFD NaCl 0,9% gtt XXX/m
–
Inj.Citicholine 2 x 250 mg (I.V)
–
Inj.Ranitidin 2 x 1 Amp (I.V)
–
Aspilet 1x80 mg
–
Captopril 3 x 50 mg tab
–
Vit B1,B6,B12 3x1
–
Fisioterapi
Prognosa
Quo ad vitam
: bonam
Quo ad functionam
: bonam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.I.Definisi
Definisi WHO Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi cerebral, baik fokal maupun global, yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain dari pada gangguan vaskuler. 2 Stroke Adalah gangguan fungsi otak akut yang disebabkan terhentinya suplai darah ke otak dimana terjadi secara mendadak dan cepat dengan gejala
sesuai
dengan
daerah
fokal
di
otak
yang
mengalami
gangguan. 4
II.2. Epidemiologi
Setiap tahunnya, 200 dari tiap 100.000 orang di Eropa mendeita stroke, dan menyebabkan kematian 275.000 – 300.000 orang Amerika. Di pusat-pusat pelayanan neurologi di Indonesia, jumlah penderita gangguan peredaran darah otak (GPDO) mencapai urutan tertinggi dari seluruh penderita rawat inap. 2Insidensi GPDO menurut umur bisa mengenal semua umur, tetapi secara keseluruhan mulai meningkat pada usia dekade kelima.Insidensi juga berbeda menurut jenis GPDO. Perdarahan subarachnoid primer sudah mudah timbul pada usia dasawarsa ketiga sampai kelima dan setelah usia 60 tahun. Perdarahan intraserebral mulai didapati pada dekade kelima sampai kedelapan usia orang Amerika. Sedangkan trombosis lebih sering pada usia lima puluhan hingga tujuh puluhan. GPDO pada anak muda juga banyak didapati akibat infark karena emboli, yaitu mulai dari usia dibawah 20 tahun
II.3.Faktor Risiko
Yang dimaksud dengan factor risiko disini adalah factor-faktor ata u keadaan yang memungkinkan terjadi stroke.Faktor-faktor tersebut dikelompokkan menjadi:
A. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi :
Usia
Jenis kelamin
Herediter
Ras/etnik
B. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi :
Riwayat stroke
Hipertensi
Penyakit jantung
Diabetes mellitus
Transient ischemic attack
Hiperkolesterol
Penggunaan kontrasepsi oral
Obesitas
Merokok
Peningkatan kadar fibrinogen
3,4
II.4.KLASIFIKASI
Pada dasarnya stroke itu mempunyai 2 tipe yaitu Stroke Perdarahan (Stroke Hemorrhagic) dan Stroke Sumbatan (Stroke Ischemic/Stroke non Hemorrhagic). Berdasarkan perjalanan klinisnya, stroke non hemorrhagic dikelompokkan menjadi : 1. TIA (Transient Ischemic Attack) Stroke tipe ini disebut juga stroke sepintas karena kejadiannya berlangsung sementara waktu, beberapa detik hingga beberapa jam, tapi tidak lebih dari 24 jam. 2. RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit) Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih lama dari 24 jam, tapi tidak lebih dari seminggu 3. Progessive stroke (Stroke in Evolution) Deficit neurology yang berlangsung secara bertahp dari ringan sampai makin lama makin berat. 4. Completed Stroke (Permanent Stroke) Kelainan neurologis sudah menetap dan tidak bisa berkembang lagi. Berdasarkan etiologinya stroke non hemorrhagic dikelompokkan menjadi : 1. Aterotrombotik
Yaitu penyumbatan pembuluh darah otak karena plaque 2.Kardioemboli Yaitu penyumbatan pembuluh darah otak karena pecahan plaque dari pembuluh darah jantung. 3. Arteritis Yaitu pembuluh darah yang mengalami infeksi
II. 5. ETIOLOGI
Ada beberapa etiologi yang menyebabkan terjadinya stroke non hemorrhagic, antara lain: 1. Trombosis Cerebral Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapa menimbulkan edema dan kongesti di sekitarnya. Trombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral.Tanda dan gejala neurologis seringkali memburuk pada 48 jam setelah trombosis. Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan trombosis otak :
Atherosklerosis Atherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya
kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah.Manifestasi klinis atherosklerosis bermacam-macam. Terbentuknya aterosklerosis berawal dari endapan ateroma (endapan lemak) yang kadarnya berlebihan dalam pembuluh darah. Endapan yang terbentuk menyebabkan penyempitan lumen pembuluh darah sehingga mengganggu aliran darah.Selain
dari
endapan
lemak,
aterosklerosis
ini
juga
mungkin
karena
arteriosklerosis, yaitu penebalan dinding arteri (tunika intima) karena timbunan kalsium yang kemudian mengakibatkan bertambahnya diameter pembuluh darah dengan atau tanpa
mengecilnya
pembuluhdarah. 4
Kerusakan dapat terjadi melalui mekanisme berikut :
Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran darah.
Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi thrombosis.
Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan kepingan thrombus (embolus)
Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi perdarahan.
Hypercoagulasi pada polysitemia darah bertambah kental, peningkatan viskositas /hematokrit meningkat dapat melambatkan aliran darah serebral.
Arteritis (radang pada arteri)
2. Emboli Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak dan udara.Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral.Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini dapat menimbulkan emboli :
Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease(RHD)
Myokard infark
Fibrilasi. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu kosong sama sekali dengan mengeluarkan embolus-embolus kecil.
Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya gumpalan-gumpalan pada endocardium.
II.6 Tanda dan Gejala
Stroke menyebabkan defisit nuurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat dan jumlah aliran darah kolateral.Stroke akan meninggalkan gejala sisa karena fungsi otak tidak akan membaik sepenuhnya. 1. Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia) 2. Lumpuh pada salah satu sisi wajah “Bell’s Palsy” 3. Tonus otot lemah atau kaku 4. Menurun atau hilangnya rasa 5. Gangguan lapang pandang “Homonimus Hemianopsia” 6. Gangguan bahasa (Disatria: kesulitan dalam membentuk kata; afhasia atau disfasia: bicara defeksif/kehilangan bicara) 7. Gangguan persepsi
8. Gangguan status mental Etiology Stroke Iskemik 6 Common Cause Trombosis Stroke Lakunar Trombosis pembuluh besar Dehidrasi Emboli Artery to artery Bifurkasio Karotid Aortic arch Diseksi arteri Kardioemboli Atrial Fibrilasi Mural Trombus Myocardial Infark Dilated Cardiomyopathy Valvular Lession Mitral Stenosis Bakterial Endokarditis Paradoxical Embolus Atrial Septal Defect Patent Forame Ovale Atrial septal aneurisme Spontaneus echo contrast II. 7. PATOFISIOLOGI
Uncommon Cause Gangguan Hiperkoagulan Defisiensi protein C Defisiensi protein S Defisiensi antitrombin III Sindrom antiphospolipid Mutasi factor V leiden Mutasi protrombin G20210 Sistemik malignant Anemia sickle cell Talasemia beta Polisitemia Vera SLE Homocystemia TTP Sindrom Nefrotik Fibromuskular dysplasia Vaskulitis Kardiogenik Eklampsia
2
Infark ischemic cerebri sangat erat hubungannya dengan aterosklerosis dan arteriosklerosis. Aterosklerosis dapat menimbulkan bermacam-macam manifestasi klinis dengan cara : • Menyempitkan lumen pembuluh darah dan mengakibatkan insufisiensi aliran darah. • Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya trombus dan perdarahan aterom • Dapat terbentuk trombus yang kemudian terlepas sebagai emboli • Menyebabkan aneurisma yaitu lemahnya dinding pembuluh darah atau menjadi lebih tipis sehingga dapat dengan mudah robek. Faktor yang mempengaruhi aliran darah ke otak : • Keadaan pembuluh darah • Keadaan darah : viskositas darah meningkat, hematokrit meningkat oksigenasi otak aliran darah ke otak jadi lebih lambat, anemia berat menurun.
• Tekanan darah sistemik memegang peranan perfusi otak.Otoregulasi otak yaitu kemampuan intrinsik pembuluh darah otak untuk mengatur agar pembuluh darah otak tetap konstan walaupun ada perubahan tekanan perfusi otak. menyebabkan menurunnya curah jantung dan karena lepasnya embolus sehingga menimbulkan ischemia otak. • Kelainan jantung 1. Trombosis
Trombosis (penyakit trombo – oklusif) merupakan penyebab stroke yang paling sering. Arteriosclerosis selebral dan perlambatan sirkulasi selebral adalah penyebab utama trombosis selebral,yang adalah penyebab umum dari stroke. Tanda-tanda trombosis selebral bervariasi. Sakit kepala adalah awitan yang tidak umum. Beberapa pasien mengalami pusing, perubahan kognitif atau kejang dan beberapa awitan umum lainnya. Secara umum trombosis serebral tidak terjadi secara tiba-tiba, dan kehilangan bicara sementara, hemiplegia atau parestesia pada setengah tubuh dapat mendahului awitan paralysis berat pada beberapa jam atau hari.Trombosis terjadi biasanya ada kaitannya dengan kerusakan local dinding pembuluh darah akibat atrosklerosis. Proses aterosklerosis ditandai oleh plak berlemak pada pada lapisan intima arteria besar.Bagian intima arteria sereberi menjadi tipis dan berserabut, sedangkan sel – sel ototnya menghilang.Lamina elastika interna robek dan berjumbai, sehingga lumen pembuluh sebagian terisi oleh materi sklerotik tersebut.Plak cenderung terbentuk pada percabangan atau tempat – tempat yang melengkung.Trombi juga dikaitkan dengan tempat – tempat khusus tersebut. Pembuluh – pembuluh darah yang mempunyai resiko dalam urutan yang makin jarang adalah sebagai berikut: arteria karotis interna, vertebralis bagian atas dan basilaris bawah.Hilangnya intima akan membuat jaringan ikat terpapar.Trombosit menempel pada permukaan yang terbuka sehingga permukaan dinding pembuluh darah menjadi kasar.Trombosit akan melepasakan enzim, adenosin difosfat yang mengawali mekanisme koagulasi.Sumbat fibrinotrombosit dapat terlepas dan membentuk emboli, atau dapat tetap tinggal di tempat dan akhirnya seluruh arteria itu akan tersumbat dengan sempurna.
2. Embolisme
Embolisme sereberi termasuk urutan kedua dari berbagai penyebab utama stroke.Penderita embolisme biasanya lebih muda dibanding dengan penderita trombosis.Kebanyakan emboli sereberi berasal dari suatu trombus dalam jantung, sehingga masalah yang dihadapi sebenarnya adalah perwujudan dari penyakit
jantung.Meskipun lebih jarang terjadi, embolus juga mungkin berasal dari plak ateromatosa sinus karotikus atau arteria karotis interna. Setiap bagian otak dapat mengalami embolisme,tetapi embolus biasanya embolus akan menyumbat bagian bagian yang sempit.. tempat yang paling sering terserang embolus sereberi adalah arteria sereberi media, terutama bagian atas. II.8 MANIFESTASI KLINIK
Gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak bergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasinya.Gejala utama stroke iskemik akibat thrombosis cerebri adalah timbulnya defisit neurologik yang mendadak didahului gejala prodromal terjadi saat istrihat atau bangun pagi dengan kesadaran yang menurun.
A. Gejala-gejala penyumbatan sistem karotis : 1. Gejala penyumbatan arteri karotis interna : • Buta mendadak • Disfasia jika gangguan pada sisi yang dominan • Hemiparesis kontralateral 2. Gejala penyumbatan arteri cerebri anterior • Hemiparesis kontralateral dengan kelumpuhan tungkai lebih menonjol • Gangguan mental • Gangguan sensibilitas pada tungkai yang lumpuh • Inkontinensia • Kejang-kejang 3. Gejala penyumbatan arteri cerebri media • Hemihipestesia • Gangguan fungsi luhur pada korteks hemisfer dominan yang terserang a.l afasia sensorik/motorik. 4. Gangguan pada kedua sisi • Hemiplegi dupleks • Sukar menelan • Gangguan emosional, mudah menangis
B. Gejala-gejala gangguan sistem Vertebro-basiler : 1. Gangguan pada arteri cerebri posterior • Hemianopsia homonim kontralateral dari sisi lesi • Hemiparesis kontralateral • Hilangnya rasa sakit, suhu, sensorik propioseptif kontralateral (hemianestesia) 2. Gangguan pada arteri vertebralis • Vertigo, muntah,disertai cegukan • Analgesi dan termoanestesi wajah homolateral dan pada badan dan anggota pada sisi kontralateral • Disfagia 3. Gangguan pada arteri cerebri posterior inferior • Disfagia • Nistagmus • Hemihipestesia Hemiparesis kontralateral 4. Sumbatan/gangguan pada cabang kecil arteri basilaris
II. 9. DIAGNOSIS
Diagnosis stroke non hemorrhagic dapat ditegakkan berdasarkan atas hasil : A. Penemuan Klinis 1. Anamnesis
Terjadinya keluhan/gejala defisit neurologik secara mendadak
Tanpa trauma kepala
Adanya faktor risiko GPDO
2. Pemeriksaaan Fisik
Adanya defisit neurologikal fokal
Ditemukan faktor risiko B. Pemeriksaan Tambahan/Laboratorium Dilakukan pemeriksaan Neuro-radiologik,antara lain :sangat membantu
diagnosis dan membedakannya dengan perdarahan terutama pada fase akut •
CT Scan
•
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang Angiografi cerebral pembuluh darah yang terganggu atau hasil CT Scan tidak jelas.
•
Dapat membantu membedakan infark, Pemeriksaan Cerebrospinal perdarahan otak, baik perdarahan intraserebral maupun perdarahan subarachnoid. C. Pemeriksaan Lain-lain
• Pemeriksaan yang menentukan faktor risiko: Hb, Ht, leukosit, eritrosit, LED, hitung jenis, bila perlu gambaran darah • Komponen kimia darah, gas, elektrolit • Doppler, ECG.
II.10.PENATALAKSANAAN
1.Terapi Umum Fase Akut
2,4
Sasaran pengobatan adalah untuk menyelamatkan neuron yang menderita jangan sampai mati dan agar proses patologik lainnya yang menyertai tidak mengganggu/mengancam fungsi otak. Terapi umum ini terfokus pada kecukupan perfusi darah ke otak, dengan mengoptimalkan ABC (Airway, Breathing, Circulation), apabila stabil kemudian nilai GCS/kesadaran pasien lalu nilai defisit neurologis. Yang harus dilakukan antara lain : a. Monitoring tekanan Darah Pada pasien stroke iskemik akut, tekanan darah diturunkan sekitar 15% (sistolik maupun diastolik) dalam 24 jam pertama setelah awitan apabila tekanan darah sistolik (TDS) > 220 mmHg atau tekanan darah diastolic (TDD) > 120 mmHg. Pada pasien stroke iskemik akut yang akan diberi terapi trombolitik (rtPA), te kanan darah diturunkan hingga TDS < 185 mmHg dan TDD< 110 mmHg. Selanjutnya, tekanan darah harus dipantau hingga TDS < 180 mmHg dan TDD < 105 mmHg selama 24 jam setelah pemberian rtPA. Obat antihipertensi yang digunakan adalah labetalol, nitropaste, nitroprusid, nikardipin, atau diltiazem intravena. 7 Penurunan tekanan darah pada stroke akut ddapat dipertimbangkan hingga lebih rendah dari target diatas pada kondisi tertentu yang mengancam target organ lainnya, misalnya diseksi aorta, infark miokard akut, edema paru, gagal ginjal akut, dan
ensefalopati hipertensif. Target penurunan tersebut adalah 15-25% pada jam pertama, dan TDS 160/90 mmHg dalam 6 jam pertama. 7 b. Monitoring Fungsi Jantung Pemeriksaan terhadap fungsi jantung dipantau 24-48 jam pertama dan di evaluasi dengan gambaran EKG dan dipantau juga enzim jantungnya. c. Monitoring Gula Darah Kadar gula yang tinggi dalam darah harus segera diturunkan, karena hiperglkemia dapat memperluas area otak yang rusak. Target penurunan gula darah sekitar 140 mg%. Apabila kadar gula > 250mg% dikendalikan dengan pemberian insulin setiap 4 jam (5 unit untuk setiap 50mg% gula darah). Pada kondisi pasien hipoglikemia maka dapat diberikan 25 g dextrose 50% IV dan dipantau secara ketat. d. Pertahankan saturasi O2 Diberikan O2 adekuat sebanyak 2-4 liter/menit
3. Terapi Khusus Fase Akut
2,4
• Anti edema otak Diberikan Gliserol 10% perinfus, 1 g/kgBB/hari dalam 6 jam Kortikosteroid : Dexamethason bolus 10-20 mg IV, kemudian diikuti 4-5 mg/6 jam selama beberapa hari lalu tappering off dan dihetikan saat fase akut berlalu. • Anti Agregasi Trombosit Yang umum dipakai adalah Asam asetil salisilat: Aspirin, Aspilet dengan dosis rendah 80-300 mg/hari • Anti Koagulansia : Heparin • Neuroprotektor
4. Terapi Fase Pasca Akut
2,4
Sasaran pengobatan dititikberatkan pada tindakan Rehabilitasi Medis dan pencegahan terulangnya stroke. • Rehabilitasi Dini Rehabilitasi baru mungkin dilakukan bila kondisi pasien sudah stabil. Rehabilitasi ini dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
Posisi berbaring Posisi duduk
• Terapi Preventif Mencegah mengobati dan menghindari faktor terulangnya atau timbulnya serangan risiko seperti pengobatan hipertensi, hiperglikemia, tidak merokok, menghindari stress, obesitas dan harus banyak olah raga.