BAB IV ANALISIS
IV.1 Analisis Aspek Manusia
IV.1.1 Pelaku, Jenis, dan Urutan Kegiatan
Gambar 4.1 Kelompok Kegiatan
Pelaku kegiatan di dalam bangunan beragam fungsi ini ada empat, yaitu pengunjung pusat perbelanjaan, karyawan pusat perbelanjaan, penghuni apartemen, dan pengelola bangunan. Kegiatan utama yang dilihat dari aspek manusia dalam bangunan ini adalah menghuni apartemen dan berbelanja di pusat perbelanjaan atau kegiatan transaksi lainnya. Sesuai dengan lokasinya, maka kemungkinan besar pengunjung mall dan penghuni apartemen bangunan beragam fungsi ini adalah para pekerja kantor di kawasan Sudirman dan merekalah yang menjadi target pasar utama untuk bangunan ini. Sedangkan Sedan gkan calon tenant berasal berasal dari tenant pada pada umumnya dan para pedagang di Bendungan Hilir yang semakin berkembang.
41
Analisis kegiatan pengunjung mal
datang
makan, minum
Buang air ibadah
jalan-jalan
Aktivitas parkir
berbelanja Interaksi sosial
pulang
Gambar 4.2 Skema Kegiatan Pengunjung Mal
Analisis kegiatan pengelola/servis
datang
makan, minum
Buang air ibadah
bekerja
Aktivitas parkir
berbelanja Interaksi sosial
pulang
Gambar 4.3 Skema Kegiatan Pengelola/servis
42
Analisis kegiatan penghuni apartemen
datang
makan, minum
Buang air istirahat
mandi
olahraga
Aktivitas parkir
Interaksi sosial
belanja
pergi
Gambar 4.4 Skema Kegiatan Penghuni Apartemen
Analisis kegiatan tenant
datang
Buang air ibadah
makan, minum bekerja
Aktivitas parkir
istirahat Interaksi sosial
pulang
Gambar 4.5 Skema Kegiatan Tenant
43
IV.1.2 Kegiatan, Pengguna, Sifat, dan Kebutuhan Ruang Penghuni Fungsi
Kegiatan
Sifat
Ruang
Hunian
Tidur, istirahat
Non-formal, rutin
Ruang tidur
Mandi, buang air, membersihkan Non-formal, rutin diri, ganti pakaian
Kamar mandi/toilet
Memasak, membuat minum
Dapur
Non-formal, bersih
Makan, minum, berkumpul,
Non-formal, privat, intim
semi Ruang makan
Bersantai, istirahat, berkumpul,
Non-formal, intim, Ruang semi privat keluarga
Menerima tamu
Semi-publik
Lobby apartemen
Memarkir kendaraan
Non-formal, terkontrol
Ruang parkir
Olah raga, kegiatan outdoor
Non-formal, privat
semi Kolam renang, taman, gym
Tabel 4.1 Kegiatan, Pengguna, Sifat, dan Kebutuhan Ruang Penghuni
Pengunjung Fungsi
Kegiatan
Sifat
Ruang
Perbelanjaan dan rekreasi
Mencari informasi, menunggu
Publik, ramai
Lobby mal
Berjalan
Publik, ramai
Mal (jalan)
Berbelanja
Publik
Toko
Melihat contoh barang
Atraktif, komunikatif
Etalase/ruang display
Istirahat, makan, berinteraksi sosial
minum, Publik, non-formal
Bermain
Publik, non-formal
44
Restoran, kafe, foodcourt Taman
bermain Bersantai
Publik, non-formal
Taman
Buang air besar/kecil
Publik, non-formal, Toilet tertutup
Sholat
Non-formal
Musholla
Transaksi bank
Semi-formal
Bank/ATM
Memarkir kendaraan
Non-formal, terkontrol
Ruang parkir
Menyusui bayi
Non-formal, tertutup
Ruang menyusui
Olah raga
Non-formal, semangat, sehat
Gym
Transfer barang
Non-formal, tertutup
Loading dock
Tabel 4.2 Kegiatan, Pengguna, Sifat, dan Kebutuhan Ruang Pengunjung
Tenant
Fungsi
Kegiatan
Sifat
Ruang
Tenant
Memajang barang
Atraktif, komunikatif
Etalase/ruang display
Melakukan negosiasi, kegiatan jual Semi-formal, beli interaktif, komunikatif
Ruang negosiasi
Pembayaran
Semi-formal
Ruang transaksi
Menerima barang
Non-formal, disiplin, terkontrol
Ruang penerimaan barang
Menyimpan barang
Non-formal, disiplin, terkontrol
Gudang
Pengepakan barang
Non-formal, disiplin, terkontrol
Ruang pengepakan
45
Buang air
Non-formal
Toilet
Memarkir kendaraan
Non-formal, terkontrol
Ruang parkir
Tabel 4.3 Kegiatan, Pengguna, Sifat, dan Kebutuhan Ruang Tenant
Pengelola dan Servis Fungsi
Kegiatan
Sifat
Pengelolaan
koordinasi
Semi-formal, interaktif, Ruang rapat komunikatif
Bekerja, mengatur
Privat, disiplin
administrasi
Semi-formal, interaktif, Ruang komunikatif administrasi
Bekerja
Semi-formal, interaktif, Ruang kerja komunikatif
Menyimpan barang
Non-formal, terkontrol
dispilin, Gudang
Pelayanan kebersihan
Non-formal, terkontrol
dispilin, Ruang janitor
Pelayanan keamanan
Non-formal, terkontrol
dispilin, Ruang sekuriti
pelayanan keamanan, Non-formal, memonitor, dan mengontrol terkontrol Buang air
Ruang
Ruang manajer
dispilin, Ruang monitor/kontrol
Non-formal, publik
ibadah
Non-formal, bersih
Kamar mandi/WC
publik, Ruang ibadah
Memarkir kendaraan
Non-formal, terkontrol
Ruang parkir
Makan, minum, istirahat
Non-formal, santai
Kantin
istirahat
Non-formal, rekreatif
Pemeliharaan
dan
pelayanan
46
santai, Ruang istirahat
Non-formal, terkontrol
Ruang utilitas (genset, ME,
bangunan
tangki air, dll)
Tabel 4.4 Kegiatan, Pengguna, Sifat, dan Kebutuhan Ruang Pengelola dan Servis
Dari analisis kegiatan, pengguna, sifat, dan kebutuhan ruang di atas, terdapat beberapa ruang yang dapat digabung untuk mewadahi beberapa aktivitas sekaligus yaitu: •
•
•
Kelompok ruang fasilitas utama o
Kelompok ruang apartemen
o
Kelompok ruang pusat perbelanjaan
Kelompok ruang fasilitas pendukung o
Kelompok ruang pengelola dan servis
o
Lobby/resepsionis
o
Toilet
Kelompok ruang fasilitas pelengkap o
Kolam renang
o
Gym
o
Gudang
o
Pantry
o
Parkir
o
Mushola
o
Taman
o
Ruang M&E
o
Ruang istirahat
o
Area PKL&UKM 47
IV.2. Analisis Aspek Bangunan
IV.2.1 Kebutuhan dan Dimensi Ruang Ratio tipe kamar apartemen Tipe kamar
Hampton’s park
The Mansion
Albergo Tower Rata-rata @ Bellezza
Pembulatan
Studio
-
-
-
-
-
1 kamar
2
6
5
4,3
5~6
2 kamar
2
1
1
1,3
2
3 kamar
1
1
1
1
1
Tabel 4.5 Perhitungan Ratio Tipe Apartemen
Perkiraan tipe penghuni Pekerja kantor
Pengusaha muda
Mahasiswa/ mahasiswi
Keluarga dengan 1 anak
Keluarga dengan 2 anak
Total
40%
20%
10%
20%
10%
100%
Tabel 4.6 Perkiraan Tipe Penghuni
Survey Luas Berdasarkan Tipe Kamar Tipe Kamar
Hampton’s park
The Mansion
Albergo Tower Interval @ Bellezza
1 kamar tidur
53
60
64
53 - 64
2 kamar tidur
82
146
121
82 - 121
3 kamar tidur
105
241
145
105 - 241
Tabel 4.7 Survey Luas Tipe Kamar
48
Perbandingan Standar Luas Kamar Tipe kamar
Standar 2 FHA (m )
Standar buku panduan perancangan 2 bangunan komersial (m )
Hasil Survey 2 (m )
1 kamar tidur
65 – 97.5
36 – 54
53 – 64
2 kamar tidur
95 – 142.5
45 – 90
82 – 121
3 kamar tidur
120 – 180
54 – 108
105 – 241
Tabel 4.8 Perbandingan Standar Luas Kamar
Dimensi ruang penghuni 2
2
2
Ruang
Standar
Sumber
Luas 1RT (m )
Luas 2RT (m )
Luas 3RT (m )
Ruang tidur
12
NAD
12
24
36
Ruang keluarga
9
NAD
9
9
9
dapur
5.4
NAD
5.4
5.4
5.4
Ruang makan
7.2
NAD
3.6
7.2
7.2
Kamar mandi
4
NAD
4
8
8
gudang
1.5
NAD
1.5
3
4.5
Total
35.5
56.6
70.1
Sirkulasi 20%
7.1
11.32
14.02
Total
42.6
67.92
84.12
Tabel 4.9 Dimensi Ruang Penghuni
Dengan pertimbangan efisiensi dan efektivitas ruang serta perkembangan gaya hidup yang praktis, maka dipilih dimensi setiap tipe k amar apartemen sebagai berikut: Tipe 1KT 2
45 m
Tipe 2 KT
Tipe 3 KT
2
2
75 m
90 m
Tabel 4.10 Dimensi Tipe Kamar Apartemen 49
Jumlah unit kurang lebih
: 250
koefisien unit kamar
: 250:9 = 27.78 ~ 28
Dimensi Unit Apartemen Ruang
ratio
koefisien
Jumlah unit
Luas 1 unit (m2)
Total luas (m2)
Tipe 1 kamar
6
28
168
42
7056
Tipe 2 kamar
2
28
56
68
3808
Tipe 3 kamar
1
28
28
84
2352
Lobby
-
-
3
18
54
Kolam renang
-
-
1
180
180
Total
9
-
252
-
13450
Tabel 4.11 Perhitungan Dimensi Unit Apartemen
Dimensi Ruang Pengunjung 2
Ruang
Standar
Sumber
Kapasitas
Jumlah
Luas (m )
Mal
1.5m2/org
SB
400
3
1800
Lobby
1.5m2/org
SB
24
6
216
Mushola
2m2/org
SB
10
1
20
Toilet
3m2/org
SB
5
12
180
Ruang menyusui
4m2/org
SB
4
1
16
Atm center
1m2/org
SB
12
1
12
Total
2244 Tabel 4.12 Perhitungan Dimensi Ruang Pengunjung
50
Dimensi Tenant 2
Ruang
Standar
Sumber
Kapasitas
jumlah
Luas (m )
Anchor*
7m2/orang
SB
100
6
4200
Retail**
3.5m2/orang SB
12
36
1512
Restoran/kafe
4m2/org
SB
24
12
1152
UKM+PKL
20%
PD
96
1
1373
Total
8237 Tabel 4.13 Perhitungan Dimensi Tenant
* Anchor dapat berupa food court, fitness center, supermarket , dan sebagainya. ** Retail dapat berupa toko, mini market , apotek, poliklinik, kegiatan usaha dan pelayanan lainnya.
Dimensi Ruang Pengelola Dan Karyawan 2
Ruang
Standar/orang
Sumber
Kapasitas Luas (m )
Ruang resepsionis
2
SB
6
12
Ruang rapat
2.4
SB
15
36
Ruang pimpinan
9
SB
1
9
Ruang administrasi
2.25
SB
4
9
Ruang pemasaran
6
SB
6
36
Ruang kerja
4.5
SB
8
36
Gudang
3
SB
2
6
Ruang janitor
3
SB
2
6
Ruang sekuriti
3
SB
5
15
Ruang monitor/kontrol
6
SB
4
24
51
Ruang karyawan
2
SB
18
36
Pantry
3
SB
2
6
Loading dock
15
SB
3
45
Ruang utilitas dan AHU
22.5
SB
4
90
Total
366 Tabel 4.14 Perhitungan Dimensi Ruang Pengelola
2
Luas tapak
: 7700 m
KDB 60%
: 4620 m
KLB 4,5
: 34650 m
Ketinggian Pusat perbelanjaan
: 2-4 lantai
Ketinggian Apartemen
: 8-10 lantai
Ketinggian bangunan maksimal
: 12 lantai
Luas lantai tipikal mal maksimal
: 4620 m
2
2
2
Luas Pusat Perbelanjaan
: 2244 + 8237 + 366 = 10847 m2
Luas bangunan
: Luas Apartemen + Luas Pusat Perbelanjaan 2
: 13450 + 10847= 24297 m
Kombinasi lantai (PP + A)
Luas 1 lantai pusat perbelanjaan
4+8
2711.75 m
3+9
3615.7 m
2 + 10
5423.5 m
2
Luas 1 lantai apartemen 2
1681.25 m
2
1494.4 m
2
2
1345 m
2
Tabel 4.15 Perhitungan Luas 1 Lantai 52
Dari perhitungan di atas, kombinasi 2 + 10 tidak sesuai karena luas lantai pusat perbelanjaan melebihi luas KDB, sehingga kombinasi lantai yang sesuai adalah 4 + 8 atau 3 + 9. Dengan pertimbangan efisiensi dan efektivitas maka kombinasi lantai yang dipilih adalah 3 + 9. Perkiraan tinggi bangunan adalah sebagai berikut:
Perkiraan Tinggi Bangunan Bangunan
Jumlah lantai
Floor to floor (m)
Tinggi bangunan
Pusat perbelanjaan
3
4
12 m
Apartemen
9
3
27 m
Parkir basement
3
3
9m
Total
12 + 3
39 + 9 m
Tabel 4.16 Perkiraan Tinggi Bangunan
IV.2.2 Kebutuhan Parkir Kebutuhan parkir mobil Bangunan
Jumlah unit/luas
Standar parkir
Jumlah parkir
Luas parkir 2 (35m /mobil) 2
Pusat perbelanjaan
9598
Per 60 m2
160
5600 m
Apartemen 1&2 KT
224
Per 1 unit
224
7840 m
28
2 per 1 unit
56
1960 m
-
-
440
15400 m
Apartemen 3 KT Total
2 2
Tabel 4.17 Kebutuhan Parkir Mobil (Berdasarkan Standar Perancangan Bangunan Tinggi)
53
2
Kebutuhan parkir motor Bangunan
Jumlah parkir Ratio parkir Jumlah parkir mobil mobil & motor
Luas parkir 2 (2.4 m /motor) 2
Pusat perbelanjaan
160
1:3
480
1152 m
Apartemen
280
2:1
140
336 m
Total
440
-
620
1488 m
2 2
Tabel 4.18 Kebutuhan Parkir Motor
2
Pada proyek ini dibutuhkan luas area parkir sebesar 15400 + 1488 = 16888 m . Luas basement maksimal 4620 m2 Jumlah basement = 16888 : 4620 = 3.7 lantai ~ 4 lantai
IV.2.3 Hubungan Skematik Hubungan skematik program ruang secara umum: Side entrance
Servis
Pusat perbelanjaan
Apartemen
Entrance
Gambar 4.6 Skema Program Ruang secara Umum
54
Hubungan skematik program ruang apartemen:
Kolam renang
Parkir
Taman
Lobby/lift
Koridor
Mal
Unit apartemen
Lobby mal
Entrance Gambar 4.7 Skema Program Ruang Apartemen
Hubungan skematik program ruang pusat perbelanjaan:
Toilet, musholla, ruang menyusui
Mal
Parkir
Lobby
Tenants
Taman
Entrance
Gambar 4.8 Skema Program Ruang Pusat Perbelanjaan
55
Hubungan skematik program ruang pengelola & servis:
Mal
Ruang pengelola & servis
Parkir M&E
Toilet Musholla
Side entrance
Gambar 4.9 Skema Program Ruang Pengelola & Servis
IV.2.4 Sistem Massa Bangunan Bentuk Bangunan Kriteria
Alternatif 1
Alternatif 2
Alternatif 3
Orientasi
2
3
1
Stabilitas
1
2
3
Estetika
1
2
3
Efektivitas sirkulasi
3
2
1
Efektivitas Ruang
3
1
2
Total
10
10
10
Tabel 4.19 Analisis Bentuk Bangunan
56
Setiap bentuk memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Bentuk bangunan yang dipilih adalah bentuk kubus atau balok. Kelebihannya dalam efisiensi dan efektivitas dalam beberapa hal menjadi faktor yang penting dalam tahap perancangan selanjutnya dengan mempertimbangkan bahwa proyek memiliki orientasi kepada profit dan konsep hemat energi yang juga menuntut efisiensi. Kekurangannya dalam nilai estetika, stabilitas, dan faktor lainnya dapat dicari solusinya dalam tahap perancangan.
Pola Massa Bangunan Kriteria
Alternatif 1
Alternatif 2
Alternatif 3
Double loaded
Single loaded
Double loaded
Hemat energi
1
3
2
Pencahayaan alami
1
2
3
Pengudaraan alami
1
3
2
Estetika
1
2
3
Efisiensi ruang
3
1
2
Efisiensi material
3
2
1
Efektivitas Ruang
3
1
2
Efektivitas lahan
3
1
2
57
Jumlah massa
1
2
3
Total
15
19
20
Tabel 4.20 Analisis Pola Massa Bangunan
Pola massa bangunan yang dipilih adalah alternatif 3. Pola ini sesuai dengan konsep yang cenderung berorientasi kepada matahari dan angin. Banyaknya massa menambah potensi untuk terjadinya sirkulasi udara yang lebih baik. Secara estetika dinilai lebih baik karena memiliki ritme dan proporsi bangunan yang baik.
Pola Ruang Bangunan Kriteria
Alternatif 1
Alternatif 2
Single loaded
Double loaded
Pencahayaan alami
2
1
Pengudaraan alami
2
1
Efisiensi bangunan
1
2
Efisiensi lahan
1
2
Orientasi Profit
1
2
Total
7
8 Tabel 4.21 Analisis Pola Ruang Bangunan
58
Pola ruang antara single loaded dan double loaded mempunyai kelebihan masing-masing, tapi double loaded unggul dalam masalah orientasi pada profit, sehingga sistem tersebutlah yang digunakan dalam proyek.
IV.2.5 Sirkulasi dalam bangunan Ada 3 macam sirkulasi dalam bangunan yang harus direncanakan, yaitu: •
Sirkulasi horizontal
Sistem Sirkulasi Linear
Radial
Network
Spiral
Kriteria •
Fleksibel
•
Menunjukkan suatu arah
•
Menggambarkan gerak
•
Menghubungkan ruang secara lanjut
•
Dapat membentuk loop
•
Memiliki titik awal dan akhir pertemuan
•
Merupakan sirkulasi linear yang berkembang dari pusat
•
Bersifat ekstrofert
•
Menuju ke banyak arah
•
Memperkuat kesan sudut
•
Merupakan jalan pintas untuk mempemudah pencapaian
•
Bersifat menerus dan tidak berhenti
•
Mempunyai titik pusat
59
Grid
•
Mempunyai tujuan ke luar
•
Membutuhkan tingkat pelayanan yang tinggi
•
Teratur
•
Sirkulasi bebas
Tabel 4.22 Jenis Sirkulasi
Sirkulasi yang terbaik dan sesuai dengan bangunan beragam fungsi ini adalah sirkulasi linear. Sirkulasi ini digunakan pada fungsi apartemen dan juga fungsi pusat perbelanjaan.
•
Sirkulasi Vertikal Pada proyek ini terdapat 3 jenis sirkulasi vertikal di dalam bangunan, yaitu dengan menggunakan lift, tangga, dan eskalator. Ketiga sirkulasi digunakan dalam perancangan bangunan beragam fungsi ini dengan pertimbangan sebagai berikut:
•
Lift o
Jumlah lantai bangunan adalah 12 lantai + 3 basement
o
Memudahkan pencapaian penghuni ke unitnya
o
Diperlukan untuk memudahkan pemindahan barang
o
Membantu pengunjung dengan kondisi cacat
60
o
Kecepatan lift yang direkomendasikan untuk bangunan ini adalah 1 m/detik.
o
Kapasitas lift yang direkomendasikan adalah 1250 kg atau 12 penumpang.
o
Waktu tunggu 50-70 detik
Perhitungan waktu perjalanan bolak balik (T) T
= ((2h+4s)(n-1)+s(3m+4))/s = ((2x3+4x1)(13-1)+1(3x12+4))/1 = ((10)(12)+40)/1 = 160
Pemeriksaan jumlah lift yang ideal (untuk 1 tower) WT
= T/N (WT=Waktu Tunggu;N=jumlah lift=3) = 160/3 = 53.3 (ideal)
•
Eskalator (pusat perbelanjaan) o
Memudahkan pencapaian ke lantai atas/bawah
o
Memperlancar sirkulasi publik di bangunan
Eskalator yang digunakan adalah eskalator beralur tunggal yang sesuai dengan bangunan dengan luas sampai 10.000 m2.
61
•
Tangga o
Sirkulasi pendukung jika sirkulasi utama tidak berfungsi (lift)
o
Sirkulasi antar lantai (tidak perlu lift)
o
Sirkulasi darurat (tangga darurat)
Bangunan pusat perbelanjaan direncanakan terdiri dari 3 lantai yang dihubungkan oleh 2 pasang eskalator, tangga, dan lift. Lift dipergunakan sebagai penghubung antara basement, pusat perbelanjaan, dan apartemen. Lift menuju apartemen hanya dapat diakses oleh para penghuni.
Gambar 4.10 Tipe Letak Inti
Letak Inti Kriteria
Di ujung
Di luar
Di tengah
Inti ganda
Di sudut
Acak
Fleksibilitas ruang
Baik
Sangat baik
Cukup
Kurang
Baik
Kurang sekali
Ruang di sisi Kurang keliling bangunan
Cukup
Sangat baik
Sangat baik
Kurang sekali
Baik
Pemanfaatan lantai dasar
Cukup
Sangat baik
Cukup
Kurang
Baik
Kurang sekali
Jarak dari inti
Kurang
Kurang sekali
Baik
Sangat baik
Cukup
Cukup
Kurang
Baik
Sangat baik
Cukup
Cukup
Kejelasan pola Cukup
62
sirkulasi Pencahayaan alami
Baik
Sangat baik
Kurang sekali
Kurang sekali
Sangat baik
Kurang
Hubungan Cukup dengan utilitas di atap
Kurang sekali
Sangat baik
Baik
Kurang
Cukup
Hubungan Cukup dengan utilitas di lantai dasar
Kurang
Baik
Sangat baik
Kurang sekali
Cukup
Kekakuan Kurang struktur (gaya lateral)
Kurang sekali
Sangat baik
Sangat baik
Baik
Cukup
Hubungan Baik dengan pusat perbelanjaan
Sangat baik
Kurang
Kurang sekali
Cukup
Kurang sekali
Tabel 4.23 Karakteristik Letak Inti Bangunan (Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi)
Tipe letak inti dipilih yang paling sesuai dengan keadaan bangunan beragam fungsi yang mempunyai tingkat kepentingan dan kenyamanan yang berbeda-beda. Tipe letak inti di ujung dipilih karena kesesuaiannya dengan konsep bangunan hemat energi.
IV.2.6 Zoning dalam Bangunan Zoning dalam bangunan terbagi menjadi privat, semi-privat, publik dan servis. Semua dihubungkan oleh zona publik berupa mal. Kriteria
Alternatif 1
Alternatif 2
Alternatif 3
Kemudahan akses
1
3
2
63
Kenyamanan sirkulasi
2
3
1
Keamanan
3
2
1
Merata
2
3
1
Menghilangkan kejenuhan
1
2
3
Mengurangi kelelahan
2
3
1
Total
11
16
9
Tabel 4.24 Zoning Dalam Bangunan (Merah=Privat; Hijau=Semiprivat; Biru=Publik; Jingga=Servis)
Zoning alternatif 2 dipilih karena keunggulannya dibanding alternatif
lainnya.
Zoning ini merupakan zoning dasar, sehingga pada tahap perancangan dapat dikembangkan lebih optimal lagi.
IV.2.7 Struktur Bangunan Struktur bangunan yang digunakan adalah struktur yang dapat menahan beban vertikal dan horizontal dengan baik. Pelaksanaan konstruksi bangunan tidak terikat oleh satu metode.
Upper Structure
Tipe
Kelebihan
Kekurangan
Rectangular Grid
Material beragam, cocok Monoton untuk hunian, pengerjaan mudah, kuat
Diagonal Grid
Lebih hemat daripada sistem Material besi, mahal, kurang rangka besi konvensional cocok pada hunian, pengerjaan sulit
64
Sub Structure
Tipe
Kelebihan
Kekurangan
Tiang Pancang
Waktu pengerjaan cepat, Pengerjaannnya harus sangat kemampuan menahan beban teliti vertikal yang baik
Tiang Bor
Daya tahan beban lebih besar
Rakit
Cocok untuk bangunan Pembuatannya boros bahan dengan ruang bawah tanah dan energi
Waktu pengerjaan lama
Tabel 4.25 Analisis Struktur
Struktur rigid frame/ rangka kaku dengan beton bertulang biasanya digunakan untuk bangunan dengan skala proyek seperti ini dan sesuai dengan kemampuan para tenaga kerja bangunan lokal. Pondasi menggunakan tiang pancang yang lebih cepat pemasangannya daripada jenis pondasi lainnya dan memiliki kemampuan menahan gaya bertikal yang baik. Pondasi rakit juga digunakan karena bangunan memiliki basement .
IV.2.8 Material Material Kriteria
Beton
Kayu
Kaca
Aluminium
Baja
Komposit
Hemat energi
5
6
3
1
2
4
Kekuatan
3
2
1
5
6
4
Fleksibilitas
5
2
1
3
4
6
Biaya
6
5
3
1
2
4
Perawatan
5
1
4
6
3
2
Tabel 4.26 Analisis Material 65
Analisis di atas tidak mencakup semua material bangunan yang tersedia pada saat ini. Setiap material memiliki kelebihan dan kekurangan. Material yang digunakan dalam bangunan beragam fungsi ini adalah material yang sesuai dengan fungsinya dan perawatannya mudah pada saat bangunan beroperasi.
IV.2.9 Sistem Utilitas •
Air
Gambar 4.11 Sistem Pasokan Air
Sistem pasokan air bersih Kriteria
ke atas (tanpa tangki air)
ke atas (dengan tangki air)
ke bawah
Hemat energi
1
2
3
Tabel 4.27 Sistem Pasokan Air Bersih
Sistem pasokan yang digunakan adalah sistem pasokan ke bawah dengan tangki air terletak di atas bangunan. Sumber air berasal dari PDAM dan Instalasi daur ulang air. Air tanah tidak dapat digunakan karena kondisinya kurang baik dan pengeboran yang terlalu dalam. 66
Kebutuhan Air Fungsi
Luas
Kebutuhan m2
air per Luas x Kebutuhan air per m2 (liter)
Apartemen
13216
15
198240
Kantor/pengelola
366
10
3660
Pusat Perbelanjaan
9232
5
46160
Total
248060 Tabel 4.28 Analisis Kebutuhan Air
Kebutuhan air panas per hari untuk apartemen dengan kamar mandi shower 45 liter dan untuk kamar mandi dengan bak adalah 135 liter. Apartemen ini sebaiknya menggunakan kamar mandi dengan shower.
•
Pengamanan terhadap kebakaran •
Hidran
Gambar 4.12 Sistem Penyaluran Air pada Gedung dengan Hidran dan Sprinkler (Sumber: http://www.noblefire.com/)
67
Ada 3 jenis hidran yaitu hidran kotak, hidran halaman, dan hidran kota. Pada bangunan beragam fungsi, semua tipe ini digunakan sebagai usaha pencegahan yang optimal.
•
Sprinkler
Gambar 4.13 Tipe Susunan Cabang Sprinkler
Ada beberapa susunan cabang sprinkler. Yang paling sesuai dengan bangunan beragam fungsi ini adalah tipe D, seperti yang ditunjukkan pada gambar sebelah kanan bawah di atas.
•
Detektor
Gambar 4.14 Diagram Alarm 68
Beberapa detektor digunakan sebagai antisipasi bahaya kebakaran, seperti detektor ionisasi, detektor api, detektor panas, dam detektor fotoeletrik.
•
Tangga Darurat
Gambar 4.15 Tangga Darurat (Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi)
Jarak antar pintu darurat yang disyaratkan adalah 30 m (bangunan tanpa sprinkler) dan 45 (bangunan dengan sprinkler). Dindingnya harus dapat menahan api selama 2 jam dan pintunya dapat menahan api selama 1,5 jam. Lebar pintu keluar minimum 80 cm, sedangkan lebar tangga dan koridor minimum adalah 120 cm. Semua pintu membuka ke arah dalam kecuali pada lantai dasar yang membuka ke arah luar.
69
•
Listrik
Gambar 4.16 Diagram Pasokan Listrik (Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi)
Listrik berasal dari PLN. Alternatif lainnya adalah menggunakan pasokan listrik mandiri yang dalam konsep hemat energi disebut dengan perancangan aktif. Selain itu, disediakan set generator untuk mal dan tiap tower apartemen sebagai listrik cadangan.
70
Gambar 4.17 Tipikal Ruang Panel Listrik Dan Telepon (Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi)
•
Telekomunikasi
Gambar 4.18 Contoh Jaringan Telekomunikasi (Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi)
Telekomunikasi meliputi pelayanan telepon, internet, dan televisi. Jaringan ini menjadi salah satu kebutuhan dasar untuk masyarakat kota modern. 71
•
Sistem Tata Suara
Gambar 4.19 Jaringan Instalasi Tata Suara (Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi)
Sistem tata suara meliputi integrasi sistem alarm, media informasi, keperluan musik, serta keperluan audio lainnya.
•
Sistem Otomatisasi Bangunan Sistem ini menjadi salah satu standar untuk bangunan saat ini. Sistem ini akan sangat berguna untuk pihak pengelola dan juga penghuni. Sistem ini meliputi telekomunikasi, jaringan data, LAN, dan jaringan jarak jauh. Powermeter dan Powermanagement menjadi salah satu bagian dari otomatisasi bangunan.
72
•
Pengelolaan Sampah dan Limbah
Gambar 4.20 Sistem Pembuangan Sampah (Sumber: http://www.ellipsecondos.ca/)
Sistem Pembuangan Sampah Kriteria
dengan alat pembakaran
tanpa alat pembakaran
Hemat Energi
1
2
Kebersihan
2
1
Efisiensi biaya
1
2
Total
4
5 Tabel 4.29 Sistem Pembuangan Sampah
Sistem pembuangan sampah yang dipilih adalah sistem pembuangan sampah tanpa alat pembakaran. Sistem pemisahan antara sampah basah dan kering juga digunakan agar dapat memperoleh manfaat lebih seperti daur ulang atau komposter.
73
Gambar 4.21 Skema STP (Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi)
Dimensi septik tank yang dibutuhkan oleh bangunan ini menurut panduan sistem bangunan tinggi dan dengan perhitungan jumlah orang dalam bangunan sebanyak 480 adalah 2,5x7x2,1 m3 dan jumlah sampah per hari mencapai lebih dari 480 kg per hari.
•
Pencahayaan Tipe Pencahayaan
Kriteria
Pencahayaan alami
Pencahayaan buatan
Hemat energi
3
1
2
Kenyamanan
1
2
3
Konsistensi
1
3
2
Total
4
6
7
Tabel 4.30 Analisis Tipe Pencahayaan 74
Pencahayaan alami & buatan
Kebutuhan Lampu Fungsi Bangunan
Kuat Penerangan (lux)
Intensitas Daya (Watt/m2)
Hunian
100-250
10-20
Restoran, Toko
200-500
10-20
Pusat Perbelanjaan
500
30-50
Kantor
250-350
15-30
Tabel 4.31 Kebutuhan Lampu
Pada proyek ini, cahaya yang digunakan adalah cahaya alami dan buatan. Pada pagi hari sampai sore hari, cahaya alami masih dapat diandalkan. Lampu LED dan lampu solar cell adalah contoh lampu buatan yang sesuai dengan konteks hemat energi.
•
Penghawaan Tipe Penghawaan
Kriteria
Penghawaan alami
Penghawaan buatan
Hemat energi
3
1
2
Kenyamanan
1
3
2
Konsistensi
1
3
2
Total
4
7
6
Tabel 4.32 Tipe Pengahawaan
75
Penghawaan alami & buatan
Gambar 4.22 Grafik Perbandingan AC (Sumber: http://www.vrf-air-conditioning.co.uk/images/new/daikin6.gif)
Penghawaan buatan digunakan apabila sistem penghawaan alami tidak berjalan dengan baik sehingga mengganggu kenyamanan. Ada 3 jenis AC, yaitu AC dengan AC motor, AC dengan DC motor, dan AC dengan VRV. Dari grafik terlihat bahwa AC VRV merupakan AC yang paling efisien.
•
Keamanan
Pengamanan Gedung Terhadap Pencurian dan Vandalisme
Gambar 4.23 Sistem Keamanan (Sumber: http://www.advanceevd.com/)
Penggunaan teknologi seperti CCTV, Alarm, Akses kartu, dan Akses Sidik Jari dapat meningkatkan keamanan pada bangunan.
76
Pengamanan Gedung Terhadap Petir
Gambar 4.24 Penangkal Petir (Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi)
Kriteria Sistem Pengebumian
Sistem Thomas
Sistem Prevectron
Sistem Faraday
Aman
1
2
3
4
Tahan
1
2
3
4
Hemat
1
2
3
4
Total
3
6
9
12
Tabel 4.33 Tipe Pengamanan Terhadap Petir
Sistem pengamanan yang dipakai pada bangunan beragam fungsi ini adalah sistem Faraday yang merupakan sistem yang terbaik untuk bangunan tinggi yang umumnya memiliki atap datar.
77
IV.2.10 Teknologi Perancangan Aktif Teknologi berperan dalam perancangan aktif yang bersifat optional. Perancangan ini umumnya berupa instalasi pembangkit listrik yang dipasang secara integrasi pada bangunan. Karena sifatnya hanya tambahan sehingga aspek ini tidak dibahas secara spesifik. Teknologi yang dapat digunakan dalam proyek ini sebagai pendukung konsep hemat energi adalah: •
Instalasi Listrik Tenaga Surya Jumlah sinar matahari yang melimpah di daerah tropis sangat potensial untuk dikonversi menjadi energi yang dibutuhkan. Metode ini masih jarang digunakan karena biayanya yang masih sangat mahal.
•
Instalasi Listrik Tenaga Angin Angin pada bagian atas bangunan tinggi cukup kencang untuk menggerakan kipas pada instalasi listrik tenaga angin atau turbin angin. Metode ini biayanya lebih terjangkau dan tersedia dalam berbagai bentuk. Pada tapak, jumlah dan kecepatan angin relatif rendah, sehingga perlu digunakan bentuk yang paling efisien dan efektif dalam menangkap angin tersebut.
•
Instalasi Listrik Tenaga Arus Lokasi proyek yang berdekatan dengan sungai membuat bangunan berpotensi menggunakan instalasi listrik tenaga arus, tetapi pergerakan arus di sungai tersebut kurang memenuhi syarat (terlalu lambat).
•
Instalasi Listrik Tenaga Panas Bumi
•
Dan sebagainya
78
IV.3 Analisis Aspek Lingkungan
IV.3.1 Potensi Sekitar Tapak Menurut rencana pemerintah, tapak di area Bendungan hilir, terutama yang terletak di pinggir jalan Sudirman, diperuntukkan sebagai lahan perkantoran atau perdagangan. Dengan melihat kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal, maka proyek beragam fungsi ini yang menggabungkan antara residensial dan komersial merupakan bangunan yang tepat untuk dibangun di tapak tersebut. Dalam proyek ini dilakukan pengabaian pada rencana pemerintah yang sebenarnya. Agar terbentuk proyek yang baik, maka potensi tapak dengan lingkungannya harus memiliki hubungan timbal balik yang baik dalam berbagai
faktor.
Hubungan
ini
diharapkan
dapat
membentuk
suatu
keistimewaan yang hanya ada dalam proyek ini. Ada beberapa macam elemen lingkungan yang terdapat di sekitar tapak sebagai acuan atau pertimbangan dalam merancang bangunan beragam fungsi ini, yaitu:
Elemen Lingkungan Kali Krukut
Ciri-ciri •
•
•
Keterangan
Air yang Kali yang terletak di timur laut tapak berpotensi menjadi orientasi melimpah pemandangan dari bangunan. Aliran tidak Sayangnya kali ini belum deras direvitalisasi oleh pemerintah, sehingga kali tersebut terkesan Berwarna kotor dan menimbulkan bau tidak coklat sedap. Diharapkan kali tersebut sudah terevitalisasi dalam jangka waktu 5 tahun ke depan.
79
Pasar Bendungan Hilir
Ruko-ruko
•
Ramai
•
kurang bersih
•
•
•
Gedung-gedung
•
•
•
Terletak di jalan utama Bendungan Hilir. Dekatnya lokasi proyek dengan pasar dapat menjadi salah satu daya tarik bagi calon penhuni
Terletak di sepanjang jalan Bendungan Hilir. Perdagangan Aneka ragam yang menjadi ciri khas dari daerah barang ini semakin menambah nilai jual dari bangunan beragam fungsi ini. Cukup ramai Bahkan para pedagang tersebut berpotensi untuk menjadi calon penghuni apartemen atau penyewa toko di bangunan ini. Para pengangguran yang tinggal di area tersebut pun diharapkan dapat bekerja di bangunan beragam fungsi ini. Terbuka
Terletak di sepanjang jalan Sudirman. Kegiatan bisnis dan Dinding kaca kantor di sepanjang Sudirman dan sekitarnya membuat bangunan Modern berpotensi menjadi tempat tinggal para pekerja, tempat pertemuan, belanja kebutuhan, rekreasi, dan beristirahat bagi mereka. Tinggi
Tabel 4.34 Elemen Lingkungan
IV.3.2 Analisis Iklim Secara makro, kota Jakarta memiliki iklim tropis yang memiliki musim hujan dan musim kemarau. Iklim mikro di kawasan proyek dipengaruhi oleh
80
keadaan matahari, angin, dan elemen-elemen lingkungan di dalam dan sekitar kawasan. Analisis Matahari 08.00
10.00
14.00
16.00
08.00
10.00
14.00
16.00
08.00
10.00
14.00
16.00
Tabel 4.35 Analisis Matahari
Gambar di atas merupakan kondisi tapak terhadap matahari rata-rata sepanjang tahun. Sisi barat merupakan sisi yang terkena matahari sore yang kurang baik, sedangkan sisi timur mendapatkan matahari pagi yang baik. Sisi utara akan terus mendapat cahaya dan sisi selatan mengalami pembayangan hampir sepanjang tahun. 81
Pengaruh analisis matahari terhadap bangunan: Sisi yang memanjang menghadap ke utara-selatan untuk mengurangi
•
panas bangunan •
Sisi barat diletakkan material yang dapat menjadi isolator panas dan ruang sekunder/tersier
•
Bukaan besar pada sisi selatan dan timur
•
Peletakan massa untuk memperoleh pembayangan yang tepat
Analisis Angin Kriteria
Alternatif 1
Alternatif 2
Alternatif 3
Kenyamanan
1
3
2
Kualitas angin
1
3
2
Kuantitas angin
1
3
2
Cross Ventilation
1
2
3
Total
4
11
9
Tabel 4.36 Analisis Angin
Angin bergerak dari arah selatan menuju utara. Angin bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, dari suhu rendah ke suhu yang lebih tinggi. Dengan membuat koridor, massa yang lebih kecil, dan massa yang banyak maka angin akan lebih leluasa untuk bergerak. Dengan peletakan pembayangan yang 82
menghasilkan iklim makro juga dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas angin. Hal lain yang harus diperhatikan adalah pengaruh hujan terhadap bangunan.
IV.3.3 Analisis Drainase
Gambar 4.25 Analisis Drainase
Terjadi penurunan kontur ke arah sungai yang mengakibatkan drainase juga mengarah ke sungai yang juga berfungsi sebagai drainase kota. Dengan menerapkan proses filtrasi pada sistem drainase dapat membuat lingkungan menjadi lebih baik. Proses ini dapat digunakan pada keadaan lingkungan yang ideal.
IV.3.4 Analisis Polusi Udara dan Suara
Gambar 4.26 Analisis Polusi Udara dan Suara 83
Polusi udara terdiri dari asap kendaraan bermotor, bau, dan suara yang mengganggu. Dari gambar terlihat kemungkinan bau yang berasal dari pasar dan sungai serta asap kendaraan serta gangguan suara dari jalan. Hal ini mengakibatkan peletakan bangunan diusahakan sejauh mungkin dari sumber gangguan atau memerlukan peletakan dinding tertutup yang tepat dan proteksi tambahan berupa vegetasi untuk membantu mengurangi gangguan ini.
IV.3.6 Analisis Pencapaian dan Sirkulasi Dalam Tapak Kriteria pencapaian dalam tapak berdasarkan kegiatan adalah sebagai berikut: •
•
•
•
Pencapaian penghuni o
Pintu masuk khusus
o
Sebaiknya tersembunyi
o
Terlindung dari aktivitas pengunjung
Pencapaian pengunjung o
Mudah terlihat
o
Orientasi ke jalan/pedestrian utama
o
Tidak mengganggu arus lalu lintas
Pencapaian pengelola dan servis o
Pintu masuk khusus
o
Sebaiknya tersembunyi
o
Terlindung dari aktivitas pengunjung
Pencapaian penyewa toko dan karyawan toko
84
o
Pintu masuk khusus
o
Sebaiknya tersembunyi
o
Terlindung dari aktivitas pengunjung
Pertimbangan sirkulasi dalam tapak adalah kemudahan, kenyamanan, dan keamanan para pejalan kaki (termasuk disable) dan pengguna kendaraan. Keamanan pejalan kaki pada dasarnya lebih diutamakan, tetapi akan lebih baik jika keduanya tidak saling mengganggu agar tercipta sirkulasi yang sesuai dengan kriteria berikut: •
Kejelasan alur sirkulasi
•
Tidak terjadi penyilangan
•
Efisiensi dan efektivitas lahan
•
Pusat orientasi terhadap tapak
Ada beberapa pola sirkulasi dalam tapak, yaitu: •
•
Pola jalan masuk tunggal o
Semua masuk melalui satu jalur.
o
Pejalan kaki dan pengguna kendaraan menggunakan jalur yang sama.
Pola jalan masuk ganda o
Terdapat dua jalur masuk untuk umum dan yang lebih privat atau antara kedua hal yang berbeda.
o
•
Sirkulasi kendaraan dan pengguna jalan terpisah
Pola jalan masuk triplet o
Terdapat tiga jalur masuk, masing-masing untuk penghuni, pengunjung, dan pengelola/karyawan/servis.
85
o
Sirkulasi kendaraan dan pengguna jalan terpisah, dapat ditambah jalur sepeda atau pintu sevis.
•
Dan seterusnya.
Pola jalan masuk Kriteria
Alternatif 1
Alternatif 2
Alternatif 3
Jalan masuk tunggal
Jalan masuk ganda
Jalan masuk triplet
Kenyamanan
1
2
3
Kemudahan
3
2
1
Kejelasan
1
2
3
Total
5
6
7
Tabel 4.37 Analisis Pola Jalan Masuk
Dari beberapa alternatif di atas, pola sirkulasi yang digunakan dalam proyek ini adalah pola jalan
masuk triplet karena dibutuhkan pemisahan antara kepentingan yang
berbeda, sehingga terjadi kemudahan, kenyamanan dan keamanan di setiap pihak. Dalam proyek ini terdapat jalur masuk untuk pejalan kaki, penghuni dan pengunjung dengan mobil menjadi satu, dan servis yang memiliki jalur masuk tersendiri agar tidak
86
mengganggu kegiatan utama. Penghuni secara optional dapat memilih masuk melalui jalur masuk servis. Pola Sirkulasi Kriteria
Alternatif 1
Alternatif 2
searah jarum jam
berlawanan arah jarum jam
Kenyamanan
2
1
Kemudahan
1
2
Kejelasan
2
1
Total
5
4 Tabel 4.38 Analisis Pola Sirkulasi
Sirkulasi loop searah dengan jarum jam digunakan dalam proyek karena kenyamanan dan kejelasan arah lebih sesuai dengan keadaan tapak dan kebiasaan berkendara orang Indonesia yang lebih berorientasi ke arah kiri.
IV.3.7 Analisis Orientasi Bangunan Analisis orientasi bangunan diperlukan untuk menentukan arah dan bentuk fasad bangunan agar mudah terlihat oleh calon pengunjung yang juga menjadi salah satu tuntutan bangunan komersial yang baik. Selain itu, analisis ini juga membantu 87
dalam merancang bentuk bangunan yang sesuai dengan tapak dan memiliki keunikan tersendiri. Kriteria orientasi bangunan adalah sebagai berikut: •
Pemandangan yang menarik atau istimewa
•
Interaksi kegiatan di dalam dan luar tapak
•
Respon terhadap iklim dan lingkungan
•
Membentuk suatu keistimewaan
Gambar 4.27 Analisis Orientasi
Orientasi Kriteria
matahari
angin
pemandangan jalan
manusia
mobil
Pencahayaan alami
6
5
3
2
4
1
Pengudaraan alami
5
6
3
2
4
1
Estetika
2
1
6
3
5
4
88
Interaksi lingkungan
6
5
4
2
3
1
Respon terhadap iklim
6
5
4
1
2
3
Keistimewaan 4
5
6
2
3
1
Total
27
26
12
21
11
29
Tabel 4.39 Analisis Orientasi
Berbagai orientasi yang ada dapat dikombinasikan sehingga membentuk rancangan bangunan yang sesuai dan menarik. Penekanan terhadap orientasi matahari diperlukan agar sesuai dengan konsep hemat energi.
IV.3.8 Analisis Penataan Ruang Luar Penataan Ruang Luar Kriteria
Alternatif 1
Alternatif 2
Alternatif 3
Area Taman
3
1
2
Luas Parkir
1
2
3
Kenyamanan plaza
1
3
2
Kenyamanan pedestrian
3
2
1
89
Total
8
8
8
Tabel 4.40 Penataan Ruang Luar
Penataan ruang
luar
bertujuan untuk menciptakan suasana yang mendukung
kegiatan dan kebutuhan yang ada dalam bangunan, keberadaannya pun saling melengkapi dengan bangunan. Dalam perencanaan, pemanfaatan ruang luar adalah sebagai berikut: •
Parkir Parkir dapat berupa parkir biasa yang terletak di atas lahan atau parkir bawah tanah/basement. Melihat lahan yang tidak terlalu besar, maka perlu dipertimbangkan untuk menggunakan parkir bawah tanah agar dapat mencapai kebutuhan parkir dan menggunakan lahan sebagai penghijauan. Pembangunan basement akan mengakibatkan biaya pembangunan semakin mahal.
•
Plaza Plaza berfungsi sebagai penghubung antara ruang luar dengan ruang dalam. Plaza juga berfungsi untuk membentuk kenyamanan sirkulasi bagi para pejalan kaki dan juga sebagai tempat berkumpul atau bertemu.
•
Pedestrian Pedestrian memberikan keamanan dan kenyaman bagi para pejalan kaki. Pedestrian menjaga para pejalan kaki dari bahaya kendaraan sekaligu dapt berfungsi sebagai penunjuk arah.
90
•
Taman Taman dibuat sebagai penghijauan, elemen pembatas, penyaring polusi udara dan suara. Taman juga merupakan pendukung untuk keindahan bangunan serta tempat bersantai bagi para pengunjung.
IV.3.9 Zoning dalam Tapak Zoning dalam tapak ditentukan oleh beberapa hal, yaitu: •
Sirkulasi dan pencapaian dalam tapak
•
Arah orientasi bangunan
•
Sifat kegiatan
Zoning Tapak Kriteria
Alternatif 1
Alternatif 2
Alternatif 3
Sirkulasi
3
2
1
Pencapaian
3
2
1
Orientasi
3
2
1
Total
9
6
3
Tabel 4.41 Analisis Zoning Tapak
91