ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HIPERTENSI
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7 & 8 HARIE FERDINAL SRI HERLIN ERNAWATI THERESIA STEPHANIA I.B MUHAMMAD HARTONO GAYUH KURNIASARI ENDANG YULIANINGSIH DEVI NATALIA MATHIUS EFIKA WENY MEIDA S. LALU WELLY VIDDI HAMID SATRIA YUDHA KUSUMA SETIARI CAHYANING PUTRI OCTO ZULKARNAIN DEVI HARIANI LESTARI
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2010
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas asuhan keperawatan dengan
judul
ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA
KLIEN
DENGAN
HIPERTENSI, tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas pembelajaran SCL (Student Center Learning ) dari pendidikan. Dalam penulisan asuhan keperawatan ini penulis telah mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik dalam hal materi maupun moril sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1.
Bapak Abu Bakar, M.Kep., Ns., Sp.Kep.M.B selaku PJMA Keperawatan
Kardiovaskuler. 2.
Ibu Ninuk Dian Kurniawati, S.Kep. Ns., MANP selaku fasilitator.
3.Teman-teman angkatan B13 yang telah
memberikan motivasi dalam
penyusunan asuhan keperawatan ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu Kami sadar bahwa asuhan keperawatan yang kami buat ini masih jauh dari sempurna, karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan asuhan keperawatan ini menjadi lebih baik lagi. Demikianlah asuhan keperawatan ini kami buat, semoga asuhan keperawatan ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan terutama bagi kelompok kami dan mahasiswa Fakultas Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya.
Surabaya, Desember 2010
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Sampul Depan ...............................................................................................i Kata Pengantar..............................................................................................................ii Daftar Isi......................................................................................................................iii BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1 1.2 Tujuan.....................................................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................2
2.1 Pengertian...............................................................................................................2 2.2 Etiologi....................................................................................................................2 2.3 Klasifikasi...............................................................................................................3 2.4 Manifestasi Klinis...................................................................................................3 2.5 Web of Causion.......................................................................................................4 2.6 Pemeriksaan Penunjang..........................................................................................5 2.7 Penatalaksanaan......................................................................................................5 2.8 Komplikasi..............................................................................................................6 2.9 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ca Paru................................................6 2.10 Diagnosa Keperawatan Dan Rencana Asuhan Keperawatan................................8
BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN................................................ ................. ....13
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................13 3.2 Saran.....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah istilah medis untuk penyakit tekanan darah tinggi dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak diderita di seluruh dunia, termasuk Indonesia (Sani, 2008). Hipertensi bisa menyerang siapa saja baik muda maupun tua. Namun, hipertensi tidak dapat secara langsung membunuh penderitanya, melainkan dapat memicu terjadinya penyakit lain yang dapat menyebabkan kematian. Jika seorang telah divonis menderita hipertensi, sebaiknya lebih berhati-hati dengan pola makan dan gaya hidup (Indriyani, 2009). Berjuang melawan tekanan darah tinggi tidak membutuhkan cara-cara yang luar biasa. Penderita hanya diminta untuk minum obat secara teratur dan mungkin membuat beberapa perubahan dalam kebiasaan makan dan hidup. Tetapi sebagian penderita hipertensi bermasalah untuk mentaati peraturan yang ditetapkan. Pengendalian diri dan disiplin diri dibutuhkan, terutama jika penderita diminta untuk meninggalkan sesuatu, misalnya makanan kesukaan atau merokok (Wolff, 2008). Penderita hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, danpembuluh darah. Makin tinggi tekanan darah (Price,Sylvia Anderson, 2006).
1.2 Tujuan Mampu memberikan asuhan keperawatan pada penderita hipertensi secara komprehensif.
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Hipertensi Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Pada manula hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. (Brunner and Suddarth, Keperawatan Medikal Bedah, 2002). Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan distolik sedikitnya 90 mmHg (Price,Sylvia Anderson, 2006).
2.2 Etiologi Menurut Mansjoer (2001), berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu: 1) Hipertensi esensial atau hipertensi primer Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem reninangiotensin, defek dalam ekskresi natrium, peningkatan natrium dan kalsium intraselular dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alkohol, merokok dan polisitemia. 2) Hipertensi renal atau hipertensi sekunder Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui, seperti gangguan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer
dan sindrom cushing, feokromositoma, koarktasio aorta dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
2.3 Klasifikasi Hipertensi Klasifikasi menurut JNC VII (Price,Sylvia Anderson, 2006). Kategori Optimal Normal Normal-tinggi Tingkat 1 (hipertensi ringan) Sub-grup perbatasan Tingkat 2 (hipertensi sedang) Tingkat 3 (hipertensi berat)
Sistol < 120 < 130 130-139 140-159 140-149 160-179 ≥ 180
2.4 Manifestasi klinis Manisfestasi klinis menurut Widian Nur Indriani 2009: a. Sakit kepala/nyeri didaerah kepala bagian belakang b.Kelelahan c. Mual muntah d.Sesak nafas e. Gelisah f. Pandangan kabur g.Mata berkunang-kunang h.Mudah marah i. Telinga berdengung j. Sulit tidur k.Epistaksis l. Muka pucat
Diastol < 80 < 85 85- 89 90-99 90-94 100-109 ≥ 110
2.5 WOC
Kelebihan Natrium, Obesitas
Rangsangan saraf simpatis (epineprin, norepineprin) menyebabkan vasokontriksi
Perrsara
Otak
Peningkatan tekanan pembuluh
Mata
Ginjal
Jantun
Penyempitan lumen arteriol
Perfusi ginjal
Peningkatan beban
Gg. difusi gas O2 & CO2 di aveoli
Rennin menstimulasi angitensinogen yg merubah angiotensin
Gagal jantung
Perdarahan retina, edema papil
Bendungan kapiler
GFR ↓
Hipertropi ventrikel
Perubahan fundus
paru
Hi oksemia, Gg. pertukaran
Resti
Pecahnya pembuluh darah otak, hambatan Resti Gg. Perfusi
Peningkatan denyut
Peningkatan kebutuhan O2
Reabsorbsi Na & Tekanan
TIK meningkat
Penurunan curah
Sesak
muntah
nyeri kepala,
Resti Gg. Pola Anoreksia
Gg. rasa n aman
Nutrisi kurang dari
Resiko kekurangan volume
Hipotalamus mengeluarkan hormone
Kelebihan volume cairan
Reabsorbsi
Oliguri, anuri, Oedema
2.6 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang pada hipertensi (Arif Mansjoer, 2000): a. Pemeriksaan Laboratorium -
Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia. -
BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal. -
Glucosa:
Hiperglikemi
(DM
adalah
pencetus
hipertensi)
dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin. -
Urinalis : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal
danada DM. b.
CT Sca : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
c. EKG: Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
2.6 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang pada hipertensi (Arif Mansjoer, 2000): a. Pemeriksaan Laboratorium -
Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia. -
BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal. -
Glucosa:
Hiperglikemi
(DM
adalah
pencetus
hipertensi)
dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin. -
Urinalis : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal
danada DM. b.
CT Sca : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
c. EKG: Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi. d.
IUP: Mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu
ginjal,perbaikan ginjal. e. Foto dada: Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,pembesaran jantung.
2.7 Penatalaksanaan a. Penatalaksanaan Non Farmakologis 1). Diet Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma. 2). Aktivitas Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang. b. Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu: 1). Mempunyai efektivitas yang tinggi. 2). Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal. 3). Memungkinkan penggunaan obat secara oral. 4). Tidak menimbulkan intoleransi. 5). Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien. 6). Memungkinkan penggunaan jangka panjang. Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium, golongan penghambat konversi rennin angitensin.
2.8 Komplikasi Hipertensi Hipertensi dapat menimbulkan gangguan pada (Widian Nur Indriani 2009): a.Otak
: Menyebabkan stroke dengan pecahnya pembuluh darah diotak
dan kelumpuhan. b. Mata
: Menyebabkan retinopati hipertensi atau perdarahan pada
selaput bening retina mata dan dapat menyebabkan kebutaan. c.Jantung
: Menyebabkan gagal jantung, serangan jantung, penyakit
jantung koroner. d. Ginjal
: Menyebabkan penyakit ginjal kronik dan gagal ginjal
terminal.
2.9 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Hipertensi Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data. Pengkajian keperawatan ditujukan pada respon klien terhadap masalah-masalah kesehatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia (Nursalam, 2001, hal. 17-18). Pengkajian Pengumpulan Data Data-data yang dikumpulkan atau dikaji meliputi :
a. Identitas Pasien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status pendidikan dan pekerjaan pasien. b. Keluhan Utama Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari pertolongan atau berobat ke rumah sakit. Biasanya pada pasien dengan hipertensi didapatkan keluhan berupa sakit kepala/pusing. c. Riwayat Penyakit Sekarang Biasanya pada pasien dengan hipertensi didapatkan keluhan pusing, tengkuk bagian belakang terasa berat, mata berkunang-kunang. Adanya riwayat merokok dan alkohol. d. Riwayat Penyakit Dahulu Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti hipertensi, jantung, dan penyakit ginjal. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi. e. Riwayat Penyakit Keluarga Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakithipertensi, f. Pemeriksaan Fisik B1-B6 B1: Breathing Dipnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja, takipnea, penggunaan otot pernafasan, bunyi nafas tambahan (krakels/mengi). B2: Blood Kulit pucat, sianosis, diforesis (kongesti, hipoksemia). Kenaikan tekanan darah, hipertensi postural (mungkin berhubungan dengan regimen obat), takikardi, bunyi jantung terdengar S2 pada dasar, S3 (CHF dini), S4 (pengerasan ventrikel kiri/hipertropi ventrikel kiri. Murmur stenosis valvurar. Desiran vascular terdengar diatas diatas karotis, femoralis atau epigastrium (stenosis arteri). DVJ (distensi vena jugularis). B3: Brain Keluhan pening atau pusing, GCS 4-5-6. B4: Blader
Adanya infeksi pada gangguan gijal, adanya riwayat gangguan (susah bak, sering berkemih pada malam hari). B5: Bowel Biasanya terjadinya penurunan nafsu makan. B6: Bone Kelemahan, letih, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin. g. Riwayat Psikososial Meliputi
perasaan
pasien
terhadap
penyakitnya,
bagaimana
cara
mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya. h. Personal Hygiene Pada pasien dengan kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin dan penurunan kesadaran semua kebutuhan perawatan diri dibantu oleh petugas atau keluarga.
2.10 Diagnosa Keperawatan Dan Rencana Asuhan Keperawatan a. Gangguan rasa nyaman: sakit kepala b.d. peningkatan vaskuler serebral. Kriteria:
-
Sakit kepala berkurang
-
Ekspresi wajah rileks
-
Tekanan darah dalam batas normal (120/80 mmHg).
Intervensi: 1) Kaji tanda verbal dan non verbal pasien, tanyakan keluhan sakit kepala. R/ Mengetahui tingkat berat ringannya nyeri. 2) Monitor TD, S, N, P tiap 4 jam. R/ Peningkatan TD, S, N, P menunjukan peningkatan tekanan pembuluh darah otak. 3) Kaji faktor-faktor yang dapat memperberat dan meringankan sakit kepala. R/ Mencari alternatif lain untuk mengurangi sakit kepala.
4) Meminimalkan aktivitas vasokonstriksi yang dapat menyebabkan sakit kepala misalnya batuk yang panjang, mengejan waktu bab. R/ Aktivitas yang meningkatkan vasokonstriksi menyebabkan sakit kepala dengan adanya peningkatan vaskuler serebral. 5) Beri lingkungan yang nyaman. R/
Membantu
untuk
mengurangi
rangsang
simpatis
dan
meningkatkan relaksasi. 6) Beri obat analgetik sesuai program medik. R/ Menurunkan/mengontrol nyeri.
b. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload Kriteria:
-
Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah / beban kerja jantung
-
Mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat diterima,
-
Memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentang normal pasien.
Intervensi : 1) Pantau tekanan darah. R/ Waspada terhadap peningkatan tekanan darah sehingga bisa segera dilakukan antisipasi. 2) Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer. R/ Denyutan karotis, radialis, femoralis, mungkin teramati, denyut pada tungkai mungkin menurun, mencerminkan efek dari vasokonstriksi. 3) Amati warna kulit, kelembaban suhu dan capillary refill. R/ Adanya
kelainan
mencerminkan
vasokonstriksi
atau
penurunan curah jantung. 4) Catat edema. R/ Dapat mengidentifikasi gagal jantung, kerusakan ginjal atau vaskuler.
5) Beri lingkungan tenang dan nyaman. R/ Membantu
menurunkan
rangsangan
simpatis
dan
meningkatkan relaksasi. 6) Pertahankan pembatasan aktivitas. R/ Menurunkan stres
dan
ketegangan yang
mempengaruhi
tekanan darah. 7) Anjurkan teknik relaksasi, panduan imaginasi. R/ Anjurkan teknik relaksasi, panduan imaginasi. 8) Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah. R/ Waspada terhadap adanya efek samping obat. 9) Berikan obat sesuai instruksi dokter. R/ Mempercepat penyembuhan.
c. Gangguan perfusi
jaringan sistemik
b.d. peningkatan
tahanan
pembuluh darah perifer. Kriteria:
-
Tekanan darah berkurang sampai batas normal (120/80 mmHg).
-
Kapilary refill kembali dalam 2 detik.
- Nadi perifer teraba. -
Kulit hangat dan tidak pucat.
Intervensi: 1) Monitor dan catat tanda dan gejala perfusi jaringan sistemik yang berkurang, seperti kulit pucat, suhu dingin, capillary refill lama. R/ Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan capillary refill lama berkaitan dengan vasokonstriksi mencerminkan penurunan curah jantung. 2) Anjurkan pasien untuk berhenti merokok. R/ Merokok
bisa
meningk atkan
CO2
dalam
tubuh
dan
mengurangi O2. 3) Kaji faktor-faktor yang dapat memperberat dan meringankan sakit kepala. R/ Memonitor adanya peningkatan tahanan perifer.
4) Bila penglihatan pasien terganggu orientasikan pasien pada lingkungan, benda-benda, dekatkan bel, pasang pengaman hek tempat tidu r. R/ Membantu mengorientasikan pada lingkungan dan mencegah cidera.
d. Intoleransi aktivitas b.d. kelemahan fisik, menurunnya oksigenisasi jaringan karena perfusi jaringan yang tidak adekuat. Kriteria:
-
Klien berpartisipasi dalam aktivitas.
-
Klien
mampu
melakukan
aktivitas
secara bertahap hingga
mandiri. Intervensi: 1) Kaji respon pasien terhadap aktivitas sehari-hari. R/ Membantu dalam mengkaji respon pasien. 2) Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik penghematan energi misalnya beraktivitas secara perlahan-lahan. R/ Teknik ini mengurangi penggunaan energi dan membantu keseimbangan suplai O2. 3) Beri dorongan untuk melakukan aktivitas secara bertahap. R/ Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung secara tiba-tiba. 4) Rencanakan jadwal pengobatan, pemberian prosedur. R/ Meminimalkan stimulasi pada waktu istirahat. 5) Anjurkan pasien bila kemampuan beraktivitas menurun, hentikan aktivitas yang menyebabkan sesak, pusing, kelelahan. R/ Indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas. 6) Optimalkan pemasukan nutrisi. R/ Memenuhi kebutuhan nutrisi dan menambah tenaga. 7) Tempatkan barang-barang kebutuhan pasien pada tempat yang mudah dijangkau.
R/ Barang yang mudah dijangkau akan mengurangi energi yang digunakan.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan distolik sedikitnya 90 mmHg. penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu: hipertensi esensial atau hipertensi primer dan hipertensi renal atau hipertensi sekunder. Manifestasi klinis hipertensi antara lain Sakit kepala/nyeri didaerah kepala bagian belakang, kelelahan, mual muntah sesak nafas, gelisah, pandangan kabur, mata berkunangkunang, mudah marah, telinga berdengung, sulit tidur, epistaksis, muka pucat.
3.2 Saran 1. Dalam menerapkan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hipertensi diperlukan pengkajian, konsep dan teori oleh seorang perawat. 2.
Informasi atau pendidkan kesehatan berguna untuk klien dengan hipertensi.
3.
Dukungan psikologik sangat berguna untuk klien hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC, Jakarta Indriyani, W. N, 2009, Deteksi dini kolesterol, hipertensi & stroke, Millestone Jakarta Mansjoer, Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Jakarta Price, A & Wilson, M, 2005 , Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Vol 1, Terjemahan, EGC, Jakarta Smeltzer, Suzanne C, 2002, Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart Edisi 8 Vol 2, Alih Bahasa: Agung Waluyo, EGC, Jakarta