BAB I PENDAHULUAN
A. Lata Latarr bela belaka kang ng Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit ini ini dipe diperk rkir irak akan an meny menyeb ebab abka kan n 4,5% 4,5% dari dari beba beban n peny penyak akit it seca secara ra glob global al dan dan prevalensinya prevalensinya hampir sama besar di negara berkembang maupun di negara maju (WH, (WH, !""#$. !""#$. Penyaki Penyakitt ini merupakan merupakan salah satu aktor aktor risiko risiko utama utama gangguan gangguan jantung. &elain mengakibatkan mengakibatkan gagal jantung, hipertensi dapat mengakibatkan mengakibatkan terjadinya gagal ginjal maupun penyakit serebrovaskular ('epkes, !""$. Hipertensi merupakan aktor risiko primer penyakit jantung dan stroke. Pada saat ini hipertensi adalah aktor risiko ketiga terbesar yang menyebabkan kematian dini. Hipertensi menyebabkan !% penyakit kardiovaskular dan 4)% penyakit jantung. Penyakit ini telah telah membunu membunuh h ),4 juta *arga dunia setiap setiap tahunny tahunnya. a. +adan +adan esehatan esehatan 'unia (WH$ (WH$ memperki memperkirakan rakan jumlah jumlah hiperten hipertensi si akan terus terus meningka meningkatt seiring seiring dengan dengan jumlah penduduk yang membesar. membesar. Pada !"!5 mendatang, diproyeksikan sekitar !)% atau sekitar -, miliar orang di seluruh dunia mengalami hipertensi (edjasukmana, !"-!$.
1
2
WH menyebutkan, 4"% negara ekonomi berkembang memiliki penderita hipertensi, sedangkan negara maju hanya #5 %. a*asan /rika memegang posisi puncak penderita hipertensi sebanyak 4%. &ementara ka*asan /merika sebanyak #5%, #% terjadi pada orang de*asa menderita hipertensi (0andra, !"-#$. 1ntuk ka*asan /sia, penyakit ini telah membunuh -,5 juta orang setiap tahunnya. Hal ini menandakan satu dari tiga orang menderita tekanan darah tinggi. 2enurut hancit, pada !"-- WH mencatat ada satu miliar orang terkena hipertensi. 'i 3ndonesia, angka penderita hipertensi mencapai #!% pada !"" dengan kisaran usia diatas !5 tahun. umlah penderita pria mencapai 4!,6% , sedangkan #),!% adalah *anita (0andra, !"-#$. 'i 3ndonesia angka kejadian hipertensi berkisar 7-5% dimana masih banyak penderita yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan terutama daerah pedesaan. &ementara itu, berdasarkan data 8H/89& National (National Health and Nutrition Examination Survey$ Survey$ memperlihatkan bah*a risiko hipertensi meningkat sesuai sesuai dengan dengan peningka peningkatan tan usia. usia. 'ata 'ata 8H/89& 8H/89& !""57!" !""57!"" " memper memperlih lihatka atkan n kurang lebih 6,4 juta orang berusia :!" tahun adalah penderita hipertensi, berarti - dari # orang de*asa menderita hipertensi (0andra, !"-#$. 2enurut 'ata 'inas esehatan ota +andar ;ampung, hipertensi termasuk dalam 5 besar penyakit terbanyak. Pada tahun !"--, penderita hipertensi sebanyak 655 orang dan mengalami peningkatan pada tahun !"-! dengan jumlah penderita sebanyak !".-- orang ('inkes, !"--, !"-!$. Hipertensi adalah penyebab kematian
utama ketiga di 3ndonesia untuk semua umur, yaitu mencapai -67!- % dari proporsi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi ('epkes, !""$. 'i 3ndonesia,
2
WH menyebutkan, 4"% negara ekonomi berkembang memiliki penderita hipertensi, sedangkan negara maju hanya #5 %. a*asan /rika memegang posisi puncak penderita hipertensi sebanyak 4%. &ementara ka*asan /merika sebanyak #5%, #% terjadi pada orang de*asa menderita hipertensi (0andra, !"-#$. 1ntuk ka*asan /sia, penyakit ini telah membunuh -,5 juta orang setiap tahunnya. Hal ini menandakan satu dari tiga orang menderita tekanan darah tinggi. 2enurut hancit, pada !"-- WH mencatat ada satu miliar orang terkena hipertensi. 'i 3ndonesia, angka penderita hipertensi mencapai #!% pada !"" dengan kisaran usia diatas !5 tahun. umlah penderita pria mencapai 4!,6% , sedangkan #),!% adalah *anita (0andra, !"-#$. 'i 3ndonesia angka kejadian hipertensi berkisar 7-5% dimana masih banyak penderita yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan terutama daerah pedesaan. &ementara itu, berdasarkan data 8H/89& National (National Health and Nutrition Examination Survey$ Survey$ memperlihatkan bah*a risiko hipertensi meningkat sesuai sesuai dengan dengan peningka peningkatan tan usia. usia. 'ata 'ata 8H/89& 8H/89& !""57!" !""57!"" " memper memperlih lihatka atkan n kurang lebih 6,4 juta orang berusia :!" tahun adalah penderita hipertensi, berarti - dari # orang de*asa menderita hipertensi (0andra, !"-#$. 2enurut 'ata 'inas esehatan ota +andar ;ampung, hipertensi termasuk dalam 5 besar penyakit terbanyak. Pada tahun !"--, penderita hipertensi sebanyak 655 orang dan mengalami peningkatan pada tahun !"-! dengan jumlah penderita sebanyak !".-- orang ('inkes, !"--, !"-!$. Hipertensi adalah penyebab kematian
utama ketiga di 3ndonesia untuk semua umur, yaitu mencapai -67!- % dari proporsi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi ('epkes, !""$. 'i 3ndonesia,
3
angka angka kejadia kejadian n hipert hipertens ensii itu berdas berdasark arkan an
en>kot kotaa dengan dengan preval prevalens ensii hiperte hipertensi nsi pada penduduk umur ?- tahun tertinggi adalah 8atuna (5#,#%$, 2amasa (5",%$, atingan (4),%$, Wonogiri (4),5%$, Hulu &ungai &elatan (4,!%$, kota yang mempunyai prevalensi hipertensi pada penduduk umur ?- ahun terendah adalah aya*ijaya (,%$, eluk eluk Wondama ondama (),4%$ (),4%$,, +engkul +engkulu u &elata &elatan n (--," (--,"%$, %$, epula epulauan uan 2enta* 2enta*ai ai (--,-%$, (--,-%$, olikar olikaraa (-!,5%$, (-!,5%$, @ahukimo ahukimo (-#,%$, (-#,%$, Pegunungan Pegunungan +intang +intang (-#,)%$, (-#,)%$, &eluma &eluma (-4,% (-4,%$, $, &armi &armi (-4,% (-4,%$, $, dan ulan ulang g +a*ang +a*ang (-5,)% (-5,)%$. $. 'i +engkul +engkulu u dimana dimana kejadian hipertensi hipertensi pada tahun !""6 sekitar !#,6 % dan pada tahun !"-# menurun menjadi !-,# % (
4
gangguan ginjal, serta kebutaan. +eberapa penelitian dilaporkan bah*a penyakit hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang 6 kali lebih besar terkena stroke, kali lebih besar terkena congestive heart failure, dan # kali lebih besar terkena serangan jantung sehingga diperlukan tindakan untuk dapat mengatasi penyakit ini (WH, !""5$. &alah satu tindakan yang dapat memperbaiki status kesehatan seseorang adalah dengan memberikan tindakan asuhan kepera*atan yang holistik, dimana asuhan kepera*atan dilakukan dengan keyakinan bah*a setiap orang mempunyai kemampuan untuk mera*at diri sendiri sehingga membantu individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraannya ('orothy, !""$. &urvey yang dilakukan di rumah sakit 2. yunus +engkulu dalam penanganan pasien dalam melakukan asuhan kepera*atan dimana asuhan kepera*ataan yang ada meliputi pengkajian, diagnosa kepera*atan, intervensi, implementasi dan evaluasi pera*at hanya berokus dalam pemberian obat saja tampa melakukan pemeriksaan isik secara utuh dengan pasien, sehingga sulit bagi pasien untuk mencapai kesembuhan yang optimal. 2aka dari itu dalam kasus ini penulis ingin melakukan tindakan kepera*atan holisti yang berjudul A/suhan epera*atan Pada Pasien 8y. 3, dengan Hipertensi di ruangan kenanga <&1'. '<. 2. @unus +engkulu tahun !"-5.
5
B. Batasan Penulisan
kepera*atan pada klien n. @ dengan hipertensi di
+engkulu
meliputi
tahap
pengkajian,
perencanaan,
diagnosa,
implementasi, dan evaluasi. C. Tujuan Penulisan -. ujuan umum 2endeskripsikan asuhan kepera*atan pada klien dengan hipertensi, secara komprehensip meliputi aspek bio, psiko, sosio, spiritual.
!. ujuan khusus 2elalui pendekatan proses kepera*atan aspek bio, psiko, sosio, spiritual diharapkan mahasis*aB -. 2endeskripsikan hasil pengkajian terhadap klien dengan hipertensi
!. 2endeskripsikan
perumusan
diagnosa kepera*atan
sesuai dengan
prioritas masalah.
#. 2endeskripsikan perencanaan dan rasional dalam praktek nyata sesuai dengan masalah yang diprioritaskan.
4. 2endeskripsikan implementasi dalam praktek nyata sesuai dengan masalah yang telah diprioritaskan.
6
5. 2endeskripsikan evaluasi hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan pada klien hipertensi.
D. Manfaat penulisan
-. +agi
7
BAB II TINJAUAN TE!I A Definisi Hipertensi Hipertensi adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan curah
jantung dan>atau kenaikan pertahanan perier (+runner C &uddarth, !""!$. 2enurut The Joint National Commitee of Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of The Blood Pressure !""#$ dikatakan hipertensi jika tekanan darah sistolik yang lebih besar atau sama dengan -4" mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik yang lebih besar atau sama dengan )"mmHg. 1mumnya
tekanan
darah
normal seseorang
-!"
mmHg>"
mmHg.
Hasil pemeriksaan tersebut dilakukan ! atau lebih pemeriksaan dan dirata7 rata. B Eti"l"gi Hipertensi - &tres atau perasaan tertekan. &tress merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi dimana hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas sara simpatis. Peningkatan sara simpatis dapat menaikan tekanan darah secara intermiten
(tidak
menentu$.
&tress
yang
berkepanjangan
dapat
mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota ('unitD, !""-$.
8
!
egemukan (besitas$. Perubahan struktur dan ungsi vaskuler berhubungan dengan patogenesis hipertensi pada obesitas. +eberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli melaporkan terjadinya penurunan komplians arteri, penurunan distensibilitas dan penurunan ungsi endotel pada penderita obes dibandingkan kontrol. 2eskipun data tersebut menjelaskan potensi hipertensi pada obesitas, tetapi mekanisme terjadinya hipertensi pada
#
obesitas masih belum jelas diketahui (&ubardja, !""4$. ebiasaan merokok. /dapun hubungan merokok dengan hipertensi adalah ni%otin akan menyebabkan peningkatan tekana darah karena nikotin akan diserap pembulu darah kecil dalam paru7paru dan diedarkan oleh pembulu darah hingga ke otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (/drenalin$. Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembulu darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. &elain itu, %ar&on mono%sida dalam asap rokok menggantikan oksigen dalam darah. Hal ini akan menagakibatkan tekana darah meningkat karena jantung dipaksa memompa lebih cepat untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam orga dan jaringan tubuh (/sta*an, !""!$.
4
urang berolahraga. /ktivitas sangat mempengaruhi terjadinya hipertensi, dimana pada orang yang kuat aktvitas akan cenderung mempunyai rekuensi denyut jantung
9
yang lebih tingi sehingga otot jantung harus bekerja lebih keras pada tiap kontraksi. 2akin keras dan sering otot jantung memompa maka makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri (/mir, !""! $. 5 elainan kadar lemak dalam darah ('islipidemia$. 'islipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan raksi lipid dalam plasma. elainan raksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol ;';,
trigliserida serta penurunan kadar kolesterol H'; ('unitD, !""-$. onsumsi berlebihan garam, alkohol, dan makanan yang berlemak tinggi. Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan, akibat gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan pelepasan renin atau aldosteron maupun penurunan aliran darah ke ginjal dapat mengubah penanganan air dan garam oleh ginjal. Peningkatan volume plasma akan menyebabkan peningkatan volume diastolik akhir sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah. Peningkata preload biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik (/mir,!""!$.
C Anat"#i fisi"l"gi siste# sirkulasi -. antung a. /natomi Eisiologi jantung
10
=ambar !.- /natomi anung (&loane, -))4$ -$ 'inding jantung 'inding jantung tersusun dari tiga lapisan, yaitu B a$ 9pikardium 9pikardium tersusun dari lapisan sel7sel mesothelial yang berada di atas jaringan ikat. b$ 2iokardium 2iokardium terdiri dari jaringan otot jantung yang berkontraksi untuk memompa darah. c$ 9ndokardium endokardium tersusun dari lapisan endothelial yang terletak di atas jaringan ikat. !$
11
penyalur darah dari vena7vena sirkulasi sistemik yang mengalir ke ventrikel kanan. b$ /trium kiri /trium kiri terletak di bagian superior kiri janrung, berukuran lebih kecil dari atrium kanan, tetapi dindingnya lebih tebal. /trium kiri menerima darah teroksigenasi dari 4 vena pulmonalis yang berasal dari paru7paru. /trium kiri memiliki dinding yang tipis dan bertekanan rendah. c$ Fentrikel kanan Fentrikel kanan terletak di bagian inerior kanan pada apeks jantung. 'arah meninggalkan ventrikel kanan melalui trunkus pulmonar dan mengalir mele*ati jalur yang pendek ke paru7paru. Fentrikel
kanan
berbentuk
bulan
sabit yang
unik
guna
menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah ke dalam arteri pulmonalis. d$ Fentrikel kiri Fentrikel kiri terletak di bagian inerior kiri pada apeks jantung. ebal dindingnya # kali tebal dinding ventrikel kanan. 'arah meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta dan mengalir ke seluruh bagian tubuh kecuali paru7paru. Fentrikel kiri memiliki otot7otot yang tebal dengan bentuk yang menyerupai lingkaran sehingga mempermudah pembentukan tekanan tinggi selama ventrikel berkontraksi.
12
Fentrikel kanan dan kiri berungsi untuk mendorong darah ke luar jantung menuju aorta dan arteri pulmonalis yang memba*a darah meninggalkan jantung. e$ atup jantung (-$ atup atrioventrikularis atup trikuspidalis dan atup mitralis (!$ atup semilunaris atup aorta dan atup pulmonalis eempat katup jantung ini berungsi untuk mempertahankan aliran darah searah melalui bilik7bilik jantung. !. /natomi isiologi pembuluh darah
=ambar !.! /natomi pembuluh darah (&her*ood, !""#$.
13
Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah keseluruh tubuh. +erikut bagian7bagian darah pembuluh darah B a
/rteri /rteri terdiri dari beberapa bagian yaitu B /rteri epala dan ;eher, arteri vertebralis, arteri basilaris, arteri subklaviaB terdiri dari dekstra yaitu cabang dari arteri anonima dan sinitra cabang dari arkus aorta, arteri
b
/. mesenterika 3nerior dan /. marginalis dan arteri dinding /bdomen /orta 2erupakan pembuluh darah arteri terbesar keluar dari jantung bagian ventrikel sinistra melalui aorta asendes membelok kebelakang melalui radiks pulmonalis sinistra, turun sepanjang kolumna vertebralis menembus diaragma, turun ke abdomen. alan arteri ini terdiri dari # bagian yaitu aorta asenden, arkus aorta dan aorta desenden. /orta asenden mempunyai cabang yaitu aorta torakalis dan aorta abdominalis. /orta adalah pembuluh arteri utama yang berungsi menghubungkan jantung dengan semua organ
c
utama tubuh (otak, perut, ginjal, dll$. Fena Pembuluh darah vena adalah kebalikan dari arteri yang memba*a darah dari alat7alat tubuh kembali ke jantung. Fena terbesar adalah vena pulmonalis. Pembuluh darah vena yang terdapat dalam tubuh yaitu, Fena ke jantung meliputi B Fena cava superior, inerior dan pulmonalis, vena yang bermuara pada vena cava superior yaitu vena aurikularis posterior,
14
vena
retromadibularis,
vena
jugularis
eksterna
posterior,
vena
supraskapularis, vena jugularis anterior, Fena kulit kepala B vena troklearis dan vena supraorbitalis, vena temporalis superisialis, aurikularis posterior dan oksipitalis, Fena *ajahB asialis, prounda asialis, transversa asialis, Fena pterigoideus B Fena maksilaris, asialis, lingualis, otalmika, Fena tonsil dan palatum, vena punggung, vena yang bermuara pada vena cava interior, anastomisis portal sistemik, Fena dinding pelvis, vena anggota gerak atas dan vena anggota gerak ba*ah. Fena berungsi memba*a darah
d
kembali ke atrium jantung. apiler Pembuluh darah yang paling kecil sehingga disebut dengan pembuluh rambut. apiler terdiri dariB -. apiler arteri !. apiler vena apiler darah berungsi sebagai medium untuk penyaluran makanan, mineral, lemak, glukosa, dan asam amino ke jaringan. uga merupakan medium untuk mengangkat bahan buangan (+lack, . 2. C Ha*ks, . H. !""5$.
D Pat"fisi"l"gi $ipertensi ekanan darah dipengaruhi volume sekuncup dan Total Peri'heral
(esistance. /pabila terjadi peningkatan salah satu dari variabel tersebut yang tidak terkompensasi maka dapat menyebabkan timbulnya hipertensi (0or*in, !""-$. ubuh memiliki sistem yang berungsi mencegah perubahan tekanan darah
secara
akut
yang
disebabkan
oleh
gangguan
sirkulasi
dan
15
mempertahankan stabilitas tekanan darah dalam jangka panjang. &istem pengendalian tekanan darah sangat kompleks. Pengendalian dimulai dari sistem reaksi cepat seperti releks kardiovaskuler melalui sistem sara, releks kemoreseptor, respon iskemia, susunan sara pusat yang berasal dari atrium, dan arteri pulmonalis otot polos. &edangkan sistem pengendalian reaksi lambat melalui perpindahan cairan antara sirkulasi kapiler dan rongga intertisial yang dikontrol oleh hormon angiotensin dan vasopresin. emudian dilanjutkan sistem poten dan berlangsung dalam jangka panjang yang dipertahankan oleh sistem pengaturan jumlah cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ (0or*in, !""-$. Patoisiologi hipertensi primer terjadi melalui mekanisme B -. 0urah jantung dan tahanan perier Peningkatan curah jantung terjadi melalui dua cara yaitu peningkatan volume cairan atau 'reload dan rangsangan sara yang mempengaruhi kontraktilitas jantung. 0urah jantung meningkat secara mendadak akibat adanya rangsang sara adrenergik. +aroreleks menyebabkan penurunan resistensi vaskuler sehingga tekanan darah kembali normal. 8amun pada orang tertentu, kontrol tekanan darah melalui baroreleks tidak adekuat sehingga terjadi vasokonstriksi perier (Williams et al , -))$. Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma berkepanjangan akibat gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam berlebihan. Peningkatan
16
pelepasan renin atau aldosteron maupun penurunan aliran darah ke ginjal dapat mengubah penanganan air dan garam oleh ginjal. Peningkatan volume plasma menyebabkan peningkatan volume diastolik akhir sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah. Peningkata 'reload biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik (2urni, !"--$.
eseimbangan
curah
jantung
dan
tahanan
perier
sangat
berpengaruh terhadap normalitas tekanan darah. ekanan darah ditentukan oleh konsentrasi sel otot halus yang terdapat pada arteriol kecil. Peningkatan konsentrasi sel otot halus berpengaruh pada peningkatan konsentrasi kalsium intraseluler. Peningkatan konsentrasi otot halus mengakibatkan penebalan pembuluh darah arteriol yang dimediasi oleh angiotensin dan menjadi a*al meningkatnya tahanan perier yang irreversible. (=ray et al , !""5$. Peningkatan resistensi perier disebabkan oleh resistensi garam (hipertensi tinggi renin$ dan sensiti garam (hipertensi rendah renin$. Penderita hipertensi tinggi renin memiliki kadar renin tinggi akibat jumlah natrium dalam tubuh yang menyebabkan pelepasan angiotensin 33. elebihan angiotensin 33 menyebabkan vasokonstriksi dan memacu hipertroi dan prolierasi otot polos vaskular. adar renin dan angiotensin 33 yang tinggi pada hipertensi berkorelasi dengan kerusakan vaskular. &edangkan pada pasien rendah renin, akan mengalami retensi natrium dan air yang mensupresi sekresi renin. Hipertensi rendah renin akan diperburuk
17
dengan asupan tinggi garam (0hris at al , !"-"$ antung harus memompa secara kuat dan menghasilkan tekanan lebih besar untuk mendorong darah melintasi pembuluh darah yang menyempit pada peningkatan Total Peri'erial (esistence. eadaan ini disebut peningkatan afterload jantung yang berkaitan dengan peningkatan tekanan diastolik. Peningkatan afterload yang berlangsung lama, menyebabkan ventrikel kiri mengalami hipertroi.
erjadinya
hipertroi
mengakibatkan
kebutuhan
oksigen
ventrikel semakin meningkat sehingga ventrikel harus mampu memompa darah lebih keras untuk memenuhi kebutuhan tesebut. Pada hipertroi, serat7serat otot jantung mulai menegang melebihi panjang normalnya yang akhirnya menyebabkan penurunan kontraktilitas dan volume sekuncup (Wibo*o, !"--$. !$. &istem renin7angiotensin =injal mengontrol tekanan darah melalui pengaturan volume cairan ekstraseluler dan sekresi renin. &istem renin7angiotensin merupakan sistem endokrin penting dalam pengontrolan tekanan darah.
18
kemudian oleh hormon renin yang diproduksi ginjal akan diubah menjadi angiot angiotens ensin in 3 (dekape (dekapepti ptida da tidak tidak akti$ akti$.. /ngio /ngioten tensin sin 3 diubah diubah menjadi menjadi angiotensin 33 (oktapeptida sangat akti$ oleh /09 yang terdapat di paru7 paru. /ngiotensin 33 berpotensi besar meningkatkan tekanan darah karena bersiat sebagai vasokonstriktor melalui dua jalur, jalur, yaituB a. 2eningkatkan sekresi hormon antidiuretik (/'H$ dan rasa haus. /'H diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari$ dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. 'engan meningkatnya /'H, /'H, sanga angatt
sedi edikit kit
uri urin
yang yang diek dieksk skrresi esikan kan
ke luar uar
tubu tubuh h
(antidiuresis$ sehingga urin menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. 1ntuk mengencerkan, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian instraseluler. /kibatnya volume darah meningkat sehingga meningkatkan tekanan darah. b. 2enstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. /ldosteron merupakan hormon steroid yang berperan penting pada ginjal untuk mengatur volume cairan ekstraseluler. /ldosteron mengurangi ekskresi 8a0l dengan cara reabsorpsi dari tubulus ginjal. 8aiknya konsentrasi 8a0l akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan cairan ekstra ekstrasel selule ulerr yang yang pada akhirny akhirnyaa mening meningkat katkan kan volume volume dan tekanan darah. #$. &istem sara simpatis
19
2ekanisme 2ekanisme yang mengontrol mengontrol konstriks konstriksii dan relaksasi relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor pada medula otak. 'ari pusat vasomotor ini bermula jaras sara simpatis, yang berlanjut ke ba*ah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
&is &istem tem
sara ara
oton otonom om
memi emiliki liki
pera peran n
pent pentiing
dal dalam
mempertahankan tekanan darah. Hipertensi terjadi karena interaksi antara sistem sara otonom dan sistem renin7angiotensin bersama dengan aktor lain lain term termas asuk uk natr natriu ium, m, volum volumee sirk sirkul ulas asi, i, dan bebe bebera rapa pa hormo hormon. n.#" #" Hipertensi Hipertensi rendah renin atau hipertensi hipertensi sensiti sensiti garam, garam, retensi retensi natrium natrium dapat dapat disebab disebabkan kan oleh oleh peningk peningkata atan n aktivi aktivitas tas adrener adrenergik gik simpat simpatis is atau atau akibat akibat deek deek pada pada transp transpor or kalsiu kalsium m yang yang berpap berpapasa asan n dengan dengan natri natrium. um. ele elebih bihan an
natri natrium um
meny menyeba ebabka bkan n
vaso vasokon konst stri riks ksii
yang yang
mengu menguba bah h
pergerakan kalsium otot polos (/nggi, !"-"$. 4$. Perubahan struktur dan ungsi pembuluh darah Peruba Perubahan han strukt struktura urall dan ungsi ungsiona onall siste sistem m pembul pembuluh uh darah darah perie perier r bertanggung ja*ab terhadap perubahan tekanan darah terutama pada usia
20
lanjut lanjut.. Perubah Perubahan an strukt struktur ur pembulu pembuluh h darah darah meliput meliputii ateros ateroskle kleros rosis, is, hilangn hilangnya ya elastis elastisita itass jaring jaringan an ikat, ikat, dan penurun penurunan an relaks relaksasi asi otot otot polos polos pembuluh darah, yang mengakibatkan mengakiba tkan penurunan kemampuan distensi dan daya daya rega regang ng pembul pembuluh uh dara darah.! h.!# # &el endot endotel el pembul pembuluh uh darah darah juga juga memili memiliki ki peran peran pentin penting g dalam dalam pengont pengontrol rolan an pembul pembuluh uh darah darah jantun jantung g dengan cara memproduksi sejumlah vasoakti lokal yaitu molekul oksida nitrit dan peptida endotelium. 'isungsi endotelium banyak terjadi pada kasus hipertensi primer (/nggi, !"-"$.
+agan. !.- patoisiologi hipertensi (Williams C Wilkins -))$. E Mani Manife fest stsi si klin klinis is
&eba &ebagi gian an
besa besarr
mani manie est stas asii
hipertensi bertahun7tahun, dan berupa B
klin klinis is
timb timbul ul
sete setela lah h
meng mengal alam amii
21
-
8yeri kepala saat terjaga, kadang7kadang disertai mual dan muntah,
! #
akibat peningkatan tekanan darah intrakranium Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi /yunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan
4 5
sara pusat 8okturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan iltrasi glomerulus 9dema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan
kapiler % &lasifikasi $ipertensi ' a +erdasarkan 8ilai ekanan 'arahnya Pada tahun !""4, The Joint National Commitee of Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of The Blood Pressure JNC*$ mengeluarkan batasan baru untuk klasiikasi tekanan darah, I-!">" mmHg adalah batas optimal untuk risiko penyakit kardiovaskular. 'idalamnya ada kelas baru dalam klasiikasi tekanan darah yaitu pre7hipertensi. elas baru pre7 hipertensi tidak digolongkan sebagai penyakit tapi hanya digunakan untuk mengindikasikan bah*a seseorang yang masuk dalam kelas ini memiliki resiko tinggi untuk terkena hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke dengan demikian baik dokter maupun penderita dapat mengantisipasi kondisi ini lebih a*al, hingga tidak berkembang menjadi kondisi yang lebih parah.
abel !.- lasiikasi tekanan darah menurut WH > 3&H &lasifikasi Tekanan Dara$
Hipertensi berat
Tekanan Dara$ (ist"lik )##Hg*
Tekanan Dara$ Diast"lik )##Hg*
: -"
: --"
22
Hipertensi sedang Hipertensi ringan
-"7-6) -4"7-5)
-""7-") )"7))
Hipertensi perbatasan
-4"7-4)
)"7)4
Hipertensi sistolik perbatasan Hipertensi sistolik terisolasi
-4"7-4)
I )"
? -4"
I )"
8ormotensi
I -4"
I )"
ptimal
I -!"
I "
'ikutip dariB 2ansjoer, dkk, 8erologi dan Hipertensi. ak ar taB 2edia, !""-.
b
+erdasarkan 9tiologinya Hipertensi berdasarkan etiologi > penyebabnya dibagi menjadi ! B -
Hipertensi Primer atau 9sensial Hipertensi primer atau yang disebut juga hipertensi esensial atau idiopatik adalah
hipertensi
yang
tidak
diketahui
etiologinya>penyebabnya. Paling sedikit )"% dari semua penyakit hipertensi dinamakan hipertensi primer. !
Hipertensi &ekunder Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang terjadi sebagai akibat suatu penyakit, kondisi dan kebiasaan. arena itu umumnya hipertensi ini sudah diketahui penyebabnya. 1mumnya penyebab Hipertensi sekunder dapat disembuhkan dengan pengobatan kurati, sehingga penderita dapat terhindar dari pengobatan seumur hidup yang sering kali tidak nyaman dan membutuhkan biaya yang mahal.
#
risis Hipertensi
23
risis hipertensi dideinisikan sebagai kondisi peningkatan tekanan darah yang disertai kerusakan atau yang mengancam kerusakan terget organ dan memerlukan penanganan segera untuk mencegah kerusakan atau keparahan target organ. Hipertensi ini ditandai nilai tekanan darah yang tinggi yaitu : -" mmHg>-!" mmHg dan ada atau tidaknya kerusakan target organ pada hipertensi. 4
Hipertensi emergensi (darurat$ 'itandai dengan tekanan darah 'iastolik ? -!" mmHg, disertai kerusakan berat dari organ sasaran yang disebabkan oleh satu atau lebih penyakit>kondisi akut. eterlambatan pengobatan akan menyebabkan timbulnya seJuele atau kematian.
5
Hipertensi urgensi (mendesak$ Hipertensi mendesak ditandai dengan tekanan darah diastolik ?-!" mmHg dan dengan tanpa kerusakan>komplikasi minimum dari organ sasaran. ekanan darah harus diturunkan secara bertahap dalam !4 jam sampai batas yang aman memerlukan terapi oral hipertensi. Penderita dengan hipertensi urgensi tidak memerlukan ra*at inap di rumah sakit. &ebaiknya penderita ditempatkan diruangan yang tenang tidak terang dan tekanan darah diukur kembali dalam #" menit.
24
+ Tes ,iagn"stik
Pemeriksaan penunjang pasien hipertensi terdiri dariB es darah rutin yang terdiri dari B
25
a. =lukosa darah (sebaiknya puasa$ B normal pada hipertensi essensial, pada kasus hipertensi yang menyerang organ ginjal, hasil gula darah puasa meningkat diatas -5" mg>dl. b. olesterol ;'; dan H'; serum B meningkat diatas 45 mg>dl c. 1rinalisis B tidak mengalami gangguan terkecuali pada pasien dengan hiperensi sekunder mengalami gangguan pada pola eliminasi urin. d. 9lektrokardiogram B 8ormal, pada kasus komplikasi yang menyerang organ jantung, hasil 9= menunjukkan adanya pembesaran jantung. (@ogiantoro, !""$. H Penatalaksanaan #e,is
-
Penatalaksanaan armakologis a
erapi unggal Penggunaan satu macam obat anti hipertensi untuk pengobatan hipertensi dapat direkomendasikan bila nilai tekanan darah a*al mendekati nilai tekanan darah sasaran. 2enurut 8076 nilai tekanan darah a*al mendekati nilai tekanan darah sasaran apabila selisihnya kurang dari !" mmHg untuk tekanan darah sistolik dan kurang darah sistolik dan kurang dari -" mmHg untuk tekanan darah diastolik. Hal ini meliputi penderita hipertensi tahap - dan tekanan darah sasaranI-4">)" mmHg.
26
b
erapi ombinasi +ila menggunakan terapi obat kombinasi, biasanya dipilih obat K obat yang dapat meningkatkan eektivitas masing K masing obat atau mengurangi eek samping masing7masing obat. 2emulai terapi dengan kombinasi dua obat direkomendasikan untuk penderita hipertensi tahap ! atau penderita hipertensi yang nilai tekanan darah sasarannya jauh dari nilai tekanan darah a*al (: !" mmHg untuk tekanan darah sistolik dan : -" mmHg untuk tekanan darah diastolik$. 0ontohnya kombinasi obat hipertensi adalah B /09 inhibitor K kalsium antagonis, /09 inhibitor K diuretik, /09 inhibitor K beta bloker, beta blokerK diuretik, beta bloker K kalsium antagonis.
!. Penatalaksanaan non armakologis ( diet$ Penatalaksanaan non armakologis (diet$ sering sebagai pelengkap penatalaksanaan armakologis, selain pemberian obat7obatan antihipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup (@ogiantoro, !""$. I. &"#plikasi
&alah satu alasan mengapa kita perlu mengobati tekanan darah tinggi adalah untuk mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi yang dapat timbul jika penyakit ini tidak disembuhkan. +eberapa komplikasi hipertensi yang umum terjadi sebagai berikutB a. &troke
27
Pada penderita hipertensi dapat mengakibatkan stroke yang merupakan stroke iskemik, yang disebabkan karena trombosis intra7arterial atau embolisasi dari jantung dan arteri besar. &isanya !"% disebabkan oleh pendarahan (haemorrhage$, yang juga berhubungan dengan nilai tekanan darah yang sangat tinggi. b. Penyakit jantung koroner 8ilai tekanan darah menunjukan hubungan yang positi dengan resiko terjadinya penyakit jantung koroner (angina, inark miokard atau kematian mendadak$, meskipun kekuatan hubungan ini lebih rendah daripada hubungan antara nilai tekanan darah dan stroke. ekuatan yang lebih rendah ini menunjukan adanya actor K actor resiko lain yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner. c. =agal jantung +ukti dari suatu studi epidemiologik
yang
bersiat
retrospekti
menyatakan bah*a penderita dengan ri*ayat hipertensi memiliki resiko enam kali lebih besar untuk menderita gagal jantung dari pada penderita tanpa ri*ayat hipertensi. 'ata yang ada menunjukan bah*a pengobatan hipertensi, meskipun tidak dapat secara pasti mencegah terjadinya gagal jantung, namun dapat menunda terjadinya gagal jantung selama beberapa decade. d. Hipertroi ventrikel kiri Hipertroi ventrikel kiri
terjadi
sebagai
respon
kompensasi
terhadap peningkatan aterload terhadap jantung yang disebabkan oleh tekanan darah yang tinggi. Pada akhirnya peningkatan massa otot melebihi
28
suplai oksigen, dan hal ini bersamaan dengan penurunan cadangan pembuluh darah koroner yang sering dijumpai pada penderita hipertensi, dapat menyebabkan terjadinya iskemik miokard. e. Penyakit vaskular Penyakit vaskular meliputi abdominal aortic aneurysm dan penyakit vaskular perier. edua penyakit ini menunjukan adanya atherosklerosis yang diperbesar oleh hipertensi. Hipertensi juga meningkatkan terjadinya lesi atherosklerosis pada arteri carotid, dimana lesi atherosklerosis yang berat seringkali merupakan penyebab terjadinya stroke. .
29
&. &"nsep Asu$an &epera-atan
-. Pengkajian epera*atan hipertensi a$ 3dentitas 8ama, umur (lebih sering terjadi pada pasien umur 45 tahun keatas$, jenis kelamin (sering terjadi pada laki7laki dibandingkan perempuan$, tanggal masuk, agama, pendidikan, kultur, alamat, tanggal pengkajian, tanggal masuk
kebiasaan
merokok,
dan
sering
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam dan kolestrol, pasien memiliki ri*ayat obesitas dengan kurangnya pola aktivitas sehari7hari, pada sebagian kasus hipertensi sekunder pasien memiliki ri*ayat penyakit lain yang menyertai penyakit hipertensi seperti penyakit ginjal dan '2 serta penyakit jantung. 0*
30
+iasanya pada pasien dengan hipertensi, memiliki ri*ayat kesehatan keluarga yang terkena hipertensi dan adanya penyakit keturunan yang dapat menyebabkan seseorang menderita hipertensi sekunder. d$
31
perubahan berat badan (meningkatkan>menurun$ ri*ayat pengguna diuretik. !. 9liminasi +iasanya pada pasieen dengn hipertensi tidak mengalami gangguan pada pola eliminasi kecuali hipertensi yang diderita sudah menyerang target organ seperti ginjal dan akan mengakibatkan gangguan pada proses eliminasi urin. #. Personal hygine Pada pasien dengan hipertensi ringan tidak mengalami gangguan pada proses personal hyginenya, dalam beberapa kasus pada pasien dengan hipertensi berat dengn komplikasi mengakibatkan pasien mengalami
gangguan
dalam
pemenuhan
personal
hyginenya,
contihnya pada pasien dengan stoke yang menyerang organ otak mengaakibatkan pasien mengalami kelumpuhan sehingga pasien tidak dapat melakukan pola aktivitas personal hygine dengan mandiri. 4. 3stirahat tidur /ktivitas istirahat pada hipertensi ringan, aktivitas pasien dalam keadaan baik, pada kasus hipertensi berat terjadinya kelelahan isik, letih, naas pendek, gaya
hidup
monoton
dengan
rekuensi
perubahan trauma jantung dan takipnea. g.
jantung
meningkat,
32
-. Pemeriksaan isik umum Pada pasien dengan hipertensi biasanya memiliki berat badan yang normal atau melebihi indek masa tubuh, berat badan normal, tekanan darah ?-4">-"" mmhg, nadi ?-"" G>menit, rekuensi naas -7!" G>menit pada hipertensi berat terjadi pernaasan takipnea, ortopnea, dyspnea nocturnal paroksimal, suhu tubuh #,!7#6 0 pada hipertensi berat suhu tubuh dapat menurun dan mengakibatkan pasien hipotermi, eadaan umum pasien compos mentis pada kasus hipertensi berat dengan komplikasi dapat mengakibatkan pasien mengalami gangguan kesadaran dan sampai pada koma, contohnya stroke hemoragik !. &istem pengelihatan Pada pasien dengan hipertensi memiliki sistem pengelihatan yang baik, pada kasus hipertensi berat pasien mengalami pengelihatan kabur dan dapat terjadinya anemis pada konjungtiva. #. &istem pendengaran Pada kasus hipertensi, pasien tidak mengalami gangguan pada ungsi pendengaran dan ungsi keseimbangan. 4. &istem *icara Pasien dengan hipertensi ringan tidak mengalami gangguan pada sistem *icara. Pada kasus hipertensi berat terjadinya gangguan pola>isi bicara dan orientasi bicara. 5. &istem pernaasan &ecara umu baik dengan rekuensi naas -7!"G>menit dengan irama teratur, pada kasus hipertensi tertentu seperti hipertensi berat pasien mengalami gangguan sistem pernaasan seperti takipne,
33
dyspnea dan ortopnea, adanya distress pernaasan> penggunaan otot otot pernaasan pada hipertensi berat, rekuensi pernaasan ? !"G>menit 'engan irama pernaasan tidak teratur, kedalaman naas cepat dan dangkal, adanya batuk dan terdapat sputum pada batuk pasien sehingga mengakibatkan sumbatan jalan naas dan terdapat bunyi mengi. . &istem kardiovaskuler a. &irkulasi perier &ecara umum keadaan sirkulasi perier pada pasien dengan hipertensi ringan dalam keadaan normal dengan rekuensi nadi "7-"" G>menit, irama teratur. Pada kasus hipertensi berat rekuensi nadi pasien dapat mencapai ? -"" G>menit, irama tidak teratur dan lemah, ' ? -4">-"" mmhg, terjadinya distensi vena jugularis dan pasien mengalami hipotermi, Warna kulit pucat (sianosis$. 1dema terjadi dengan hipertensi sekunder dari ginjal, pada hipertensi berat, kecepatan pengisihan kapiler dapat menurun sehingga capilarireil ? # detik. b. &irkulasi jantung Pada kasus hipertensi ringan, sirkulasi jantung dalam keadaan normal dengan kecepatan denyut jantung apikal teratur dan terdapat bunyi jantung tambahan ($, adanya nyeri dada pada kasus hipertensi sekunder dengan komplikasi kelainan jantung. 6. &istem hematologi Pasien mengalami gangguan hematologi pada hiperensi berat yang ditandai
dengan
keadaan
umum
pucat,
perdarahan
yang
34
mengakibatkan
stroke
dikarenakan
obstruksi
dan
pecahnya
pembuluh darah. . &istem syara pusat Pada hipertensi ringan adanya rasa nyeri pada daerah kepala dan tengkuk, kesadaran compos mentis, pada hipertensi berat kesadaran dapat dapat menurun menjadi koma, releks isiologi meliputi releks biceps leksi dan triceps ekstensi, serta releks patologis negative. ). &istem pencernaan &istem pencernaan pada pasien hipertensi dalam keadaan baik, pada kasus hipertensi berat dengan komplikasi menyerang organ pada abdomen mengakibatkan pasien mengalami nyeri pada daerah abdomen. -". &istem 9ndokrin Pada pasien dengan hipertensi tidak mengalami gangguan pada sistem endokrin.
--. &istem urogenital erjadinya perubahan pola kemih pada hipertensi sekunder yang menyerang
organ
ginjal
sehingga
menyebabkan
terjadinya
gangguan pola berkemih yang sering terjadi pada malam hari. -!. &istem integument urgor kulit buruk pada hipertensi berat dan adanya udema pada hipertensi sekunder di daerah ekstremitas. -#. &istem muskulo skeletal
35
Pada hipertensi ringan pasien tidak mengalami gangguan Lada sistem musculoskeletal, tetapi pada
hipertensi berat pasien
mengalami esulitan dalam bergerak dan kelemahan otot. !. 'iagnosa kepera*atan a. Pola naas tidak eeki berhubungan dengan hiperventilasi b. 8yeri akut berhubungan dengan peningkatan vascular serebral c. 8utrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake inadekuat d. elebihan volume cairan berhubungan dengan retensi cairan dan natrium oleh ginjal e. =angguan perusi jaringan perier berhubungan dengan hipoksemia jaringan . 3ntoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan isik g. /nsietas berhubungan dengan kurang pengetahuan (8anda, 830 80, !"-"$.
36
BAB III TINJAUAN &A(U( A. Pengkajian anggal Pengkajian pasien 4 'esember !"-# diruang kenanga elas 33
dengan
'iangnosa medis hipertensi dan /3. anggal 2asuk rumah sakit 4
'esember !"-# dengan nomor register !## -. 3denitas klien Paien dengan nama 8y. 3 jenis kelamin perempuan, usia #4 tahun beragama islam, ri*ayat pendidikan terakhir &2/ dan pekerjaan *iras*asta. /lamat pasien 8y. 3 /rga makmur dengan status sudah menikah !.
Pengkajian
dilakukan pada tanggal 4 'esember !"-# pukul -#."" Wib b. )" mmhg, B #,) 0, 8 B 6G>menit, dan << B !! G>menit
37
c.
eterangan B B ;aki7;aki B Perempuan 777777 B ;k > Pr 2eninggal
B tinggal serumah B pasien 3 (Pasien$
B 2enikah e. idak ada keluarga yang pernah menderita penyakit yang menjadi aktor resiko terjadinya penyakit pada pasien 3. .
38
dari sisi ekonomi keluarga pasien dimana pasien merupakan kepala rumah tangga dan juga merupakan tulang punggu keuarga. 4. 2ekanisme koping terhadap stress B 'ibantu keluarga 5. &istem kepercayaan B 8ilai7nilai yang bertentangan dengan kesehatan B tidak ada g. ondisi ;ingkungan
39
+/ dirumah lebih kurang ! G sehari dan pengeluaran urin sedikit dengan *arna urin kuning dan tidak ada keluhan saat mengeluarkan urin. 'alam pengeluaran +/+ pada pasien 3 dirumah pasien mengalami kesulitan dalam pengeluaran +/+ ketika dirumah sakitdengan rekuensi -G atau tidak sama sekali dengan konsistensi eses padat, berbeda dengan keadaan pasien sebelum masuk rumah sakit, dimana rekuensi pengeluaran eses dirumah ! G sehari dengan konsisensi padat dan tidak ada keluhan ketika +/+. c. Personal hygine kebiasaan kebersihan diri pribadi pasien dirumah sakit dengan rekuensi mandi - G sehari, menggosok gigi - G sehari dan mencuci rambut - G sehari dan hal tersebut dilakukan dengan dibantu oleh keluarga pasien dalam menyiapkan peralatan mandi kebersiha diri pasien sedangkan ketika dirumah pasien melakukan aktivitas kebersihan diri secara mandiri dengan rekuensi mandi ! G sehari dan menggosok gigi serta mencuci rambut ! G sehari. d. Pola istirahat tidur idak ada perbedaan pola tidur dirumah dan dirumah dakit bagi pasien dimana *aktu tidur dirumah dan dirumah sakit pada pasien 3 dam yaitu 7 jam dengan tidak adanya keluhan saat tidur. e. Pola aktivitas 'irumah sakit pasien memiliki kesulitan dalam melakukan aktivitas yang berat, pasien dapat melakukan aktivitas mandiri dalam kegiatan yang ringan seperti personal hygine, ketika dirumah pasien biasanya melakukan
40
pekerjaan yang berat sendiri seperti menguruh *arung manisan dirumah dengan dibantu oleh suami 3. . ebiasaan yang mempengaruhi kesehatan Pasien 3 tidak merokok, tetapi dalam keadaan pola konsumsi makanan pasien dirumah tidak terkontrol dan menjadi aktor resiko penyakit yang diderita pasien saat ini.
4. Pengkajian isik a. Pemeriksaan isik umum etika dilakukan pemeriksaan isik pada pasien @ pada tanggal !57--7 !"-4 didapakan hasil berat badan pasien 5 kg dengan tinggi badan -5# 02 dan tekanan darah pasien -">)" mmhg, nadi pasien 6G>menit. Erekuensi naas pasien !" G>menit suhu tubuh pasien dalam batas normal dengan #,) 0 dan kesadaran pasien kompos mentis. b. &istem pengelihatan Posisi mata klien 3 simetris antara kiri dan kanan dengan kelopak mata normal, konjungiva pasien ananemis serta pupil pasien berespon terhadap cahaya, ungsi pengelihatan pasien baik c. &istem pendengaran eadaan daun telinga pasien simetris antara kiri dan kanan dengan kondisi telinga tengah sedikit kotor, tidak terdapatnya cairan dalam telinga dengan ungsi pendengaran pasien baik. idak terdapat gangguan keseimbangan pada psien 3. d. &istem *icara Pasien ketika ditanyai seputar identitasnya pasien dapat menja*ab dengan baik dan tidak mengalami gangguan dalam menyampaikan ja*aban dari pertanyaan yang diberikan.
41
e. &istem pernaasan eadaan jalan naas pasien baik, tidak mengalami sumbatan dari cairan dan benda padat, tidak adanya penggunaan otot bantu naas pada pasien dengan rekuensi pernaasan !" G>menit dengan irama teratur dan kedalaman pernaasan normal. Pasien juga mengalami batuk tampa seputum, tidak adanya darah ketika pasien batuk dan suara naas klien vaskuler. . &istem kardiovaskuler Erekuensi nadi pasien 6 G>mnt dengan irama regular dan lemah dengan tekanan darah -">)" mmhg, tidak terdapatnya distensi vena jugularis dengan temperatur kulit #,) 0. *arna kulit gelap dengan adanya edema pada ekstremitas ba*ah dengan kapilarireil pasien I # detik. g. &irkulasi jantung pasien yang diperiksa oleh penulis yaitu kecepatan denyut apical teratur dengan bunyi jantung &-, &! normal dengan irama teratur dan pasien tidak mengalami nyeri dada. h. &istem hematologi 'alam sistem hematologi pasien pucat tetapi tidak mengalami perdarahan, i. &istem syara pusat Pasien 3 mengalami nyeri atau pusing kepala dengan kualitas nyeri seperti tertusuk benda tajam dan region nyeri di daerah rontal kepala dengan skala nyeri 4 dan durasi *aktu terjadinya nyeri lebih kurang 5 menit. ingkat kesadaran pasien kompos mentis dengan nilai =0& adalah -5 menit, releG isiologis pasien yang terdiri dari biceps dan triceps secara
42
berturut turut adalh leksi dan ekstensi dan tidak adanya releks patologis
j.
yang terjadi. &istem pencernaan eadaan sistem pencernaan pasien baik dengan keadaan mulut pasien yang berupa gigi utuh serta keadaan lidah bersih, pasien tidak mengalami muntah serta tidak mengalami nyeri pada bagian abdomen, konsistensi eses padat dan ketika dilakukan palpasi pada bagian abdomen tidak
terabanya pembesaran hepar dan keadaan abdomen kembung k. &istem 9ndokrin etika dilakukan pemeriksaan isik pada bagian sistem endokrin, didapatkan hasil tidak adnya pembesaran kelenjar tiroid dan tidak adanya bau keton pada naas serta tidak terdapatnya luka gangren l. &istem urogenital terdapatnya perubahan pola kemih yang ditandai dengan 4 G sehari dalam +/ dengan *arna urin kuning dan tidak adanya distensi kandung kemih, tidak adanya keluhan sakit pinggang pada pasien 3. m. &istem integument keadaan turgor kulit pasien baik dengan *arna kulit gelap dan keadaan kulit terdapat luka tidak ada dan gatal7gatal pada kuli tidak ada serta kondisi kuli pasien baik. idak adanya kelainan pada kulit dan terjadinya udem pada daerah kulit yang terpasan inus dan pada daerah ekstremitas atas dan ba*ah, keadaan tekstur rambut pasien baik dan kebersihan rambut pasien baik. n. &istem muskulo skeletal pasien mengalami gangguan kesulitan dalam bergerak dikarenakan keadaan pasie yang lemah, yang ditandai dengan pasien sering berbaring di tempa tidur dan sulit untuk melakukan kegiatan yang berat.
43
l. 'ata penunjang !57--7!"-4 B ""B5! abel #. 8o
@ang diperiksa
Hasil
8ilai rujukan
&atuan
-.
='&
-"-
6"7-!"
2g>dl
!.
1reum
#5
!"74"
2g>dl
#.
0reatin
-,
",57-,!
=r>dl
4.
Hematocrit
#!
;kB#6746% Pr B 4"754 %
=r>dl
5.
Hb
--,
;kB-#,""7-," Pr B -!,"7-,"
=r>dl
.
;eukosit
--.""
4"""7-"."""
2m#
6.
rombosit
46"."""
-5"."""74""."""
&el>mm#
+. Penatalaksanaan 3nus <; N !" tts>menit, 'rip ondan>kolop - ampul =lukosa -"% #" tts>menit -. bat Parenteral abel #.! 8o
bat
'osis
-.
!5 mg>ml !G- ampul
!.
0etriaGone
-" mg>ml !G- ampul
#. 4.
Eurosemide etorolac
-" mg>ml -G- ampul -" mg>ml #G- ampul
4.
ndan
-" mg>ml #G- ampul
!57--7-4 ")."" !-."" ")."" -!."" -!.""
!7--7-4 ")."" !-."" ")."" !-."" -!."" -!."" !"."" -!."" !".""
!67--7-4 -!."" !4."" -!."" !4."" -!."" -!."" !"."" "4."" -!."" !"."" "4.""
44
!. bat oral abel #.# 8o -. !.
bat /mlodipin /s. Eolat
'osis -"" mg>ml -G- tablet - mg #G- tablet
!57--7-4
#.
0aco#
5" gr #G- tablet
")."" -4.""
4.
/mbrokol
-5 mg #G- tablet
")."" -4.""
")."" -4.""
!7--7-4 !-."" "."" -!."" -6."" "."" -!."" -6.""
!67--7-4 !-."" "."" -!."" -6."" "."" -!."" -6.""
"."" -!."" -6.""
"."" -!."" -6.""
/nalisa data abel #.4 8 o
'ata penunjang
-.
'& B Pasien mengatakan pusing dan nyeri pada daerah kepala dengan P B Peningkatan tekanan intrakranial M B seperti ditusuk7tusuk < B 'i daerah kepala &B# B 5 menit ' B Pasien terkadang meringis F B 8 B 6 G > menit ' B -">)" mmhg P B !"G>menit & B #,) 0 'iagnosa medis B Hipertensi O /3
!.
'&B Pasien mengatakan mual muntah dan tidak nasu makan
9tiologi
2asalah
Peningkatantekanan intra kranial
8yeri akut
3ntake dan output tidakadekuat
8utrisi kurang dari kebutuhan tubuh
45
'B ;idah pasien tampak kotor 2akan #Gsehari dengan porsi tidak habis. Pasien tampak lemah
#.
'& B Pasien mengatakan lemah sulit untuk bangun dan berjalan ' B Pasien dibantu dalam berjalan ke kamar mandi oleh keluarga onus otot pasien lemah Pola aktiitas pasien di rumah sakir buruk.
elemahan dalam beraktiitas
3ntoleransi aktiitas
B. DIA+N(A &EPE!A1ATAN -. 8yeri akut b>d peningkatan vaskularitas cerebral !. 8utrisi kurang dari kebutuhan tubuh b>d 3ntake inadekuat #. 3ntoleransi aktivitas b>d kelemahan isik
C. PE!ENCANAAN
abel #.5 8o -
'iagnosa 8yeri akut berhubunga n dengan agen cidera biologi
80 830 In,ikat"r Manaje#en N2eri ' Pengen,alian -. ;akukan pengkajian nyeri -. secara komprehensi termasuk N2eri' lokasi, karakteristik, durasi, -B idak pernah rekuensi, kualitas dan aktor !B arang presipitasi #B adang7kadang 4B &ering !. 5B &elalu !. bservasi reaksi nonverbal dari #. ut3"#es' ketidaknyamanan -. 2engenali #. =unakan teknik komunikasi a*itan nyeri terapeutik untuk mengetahui
46
!. 2enggunakan pengalaman nyeri pasien tindakan 4. 'ukungan yang cukup pencegahan 4. +antu pasien dan keluarga dapat menurunkan #. 2elaporkan untuk mencari dan menemukan reaksi nyeri pasien nyeri dapat dukungan 5. 2enurukan rasa nyeri dikendalikan 5. ontrol lingkungan yang dapat pasien mempengaruhi nyeri seperti In,ikat"r suhu ruangan, pencahayaan dan . 'apat menurukan kebisingan Tingkat N2eri' tingkat nyeri pasien . urangi aktor presipitasi nyeri 6. 2engetahui -B &angat berat !B +erat perkembangan nyeri 6. aji tipe dan sumber nyeri #B &edang dan menentukan untuk menentukan intervensi 4B
-!. 3kuti lima benar obat
-#. Feriikasiresepatau obatsebelum memberikanobat -4. 2onitortanda7tanda vitaldanlaboratoriumnilaisebel
-!. 2enghindari kesalahan dalam pemberian obat
-#. 2emastikan tidak terjadi kesalahan
47
um pemberianobat, yang sesuai -5. +antupasien dalamminum obat
dalam pemberian obat -4. 3normasi yang tepat membantu dalam keeektian intervensi
Penatalaksanaan Analgesik ' -. entukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat -6. 0ek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan rekuensi
-5. 2emenuhi kebutuhan dengan mendukung partisipasi dan kemandirian pasien
-. &ebagai acuan dalam pemberian dosis obat -. 0ek ri*ayat alergi yang tepat -6. 2enghindari kesalahan dalam pemberian obat -). entukan pilihan analgesik -. 2enghindari adanya kemerahan, gatal7 tergantung tipe dan beratnya gatal dan eek lain nyeri dari konsumsi obat yang salah !". 2onitor vital sign sebelum dan nyeri sesudah pemberian analgesik -). 2engurangi yang dirasakan pertama kali sehingga dapat menentukan intervensi selanjutnya !-. 9valuasi eektivitas analgesik, !". 2engetahui tanda dan gejala (eek perubahan status samping$ kesehatan setelah pemberian obat !-. 2emberikan inormasi untuk membantu dalam menentukan pilihan> keeektian intervensi
48
!
ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubunga n dengan intake yang tidak adekuat
In,ikat"r (tatus +i4i' -B idak adekuat !B &edikit adekuat #B 0ukup adekuat 4B /dekuat 5B &angat adekuat
utcomesB -. 2akanan oral, pemberian makanan le*at slang, atau nutrisi parenteral total !. /supan cairan oral atau 3F
Manaje#en Nutrisi -. aji adanya alergi makanan
!. olaborasi dengan ahli giDi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien. #. /njurkan pasien untuk meningkatkan intake Ee 4. /njurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin 0 5. +erikan substansi gula . @akinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi 6. +erikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli giDi$ . /jarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian. ). 2onitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori -". +erikan inormasi tentang kebutuhan nutrisi --. aji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan M"nit"ring Nutrisi -!. ++ pasien dalam batas normal
-. 2engetahui intake masukan pasien dan menentukan intervensi yang sesuai !. 2eningkatkan keseimbangan nutrisi yang adekuat #. 2eningkatkan kesehatan pasien 4. 'apat meningkatkan intake yang adekuat 5. 2eningkatkan darah
gula
. 2empermudah melancarkan deekasi 6. 8utrisi yang adekuat dapat meningkatkan status kesehatan . 2empertahankan nutrisi pasien yang adekuat ). 2epertahankan keseimbangan nutisi -". Pengetahuan yang cukup dapat meningkatkan motivasi pasien --. 2enjaga kebutuhan nutrisi
penurunan
-!. 2eningkatkan keseimbangan nutrisi
-4. 2onitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
-#. Penurunan berat badan menunjukkan
-#. 2onitor adanya berat badan
49
-5. 2onitor lingkungan selama makan -. 2onitor kulit kering perubahan pigmentasi -6. 2onitor
turgor
dan
kulit
-. 2onitor mual dan muntah
-). 2onitor makanan kesukaan !". 2onitor kalori dan intake nuntrisi
#
3ntoleransi NC ' aktivitas &el 0are B /';s +erhubung -B tergantung,tidak an dengan ' bisa berpartisipasi elemahan !B memerlukan isik bantuan dan penjagaan #Bmemerlukan bantuan 4Bsedikit mandiri dengan penjagaan 5B mandiri
ut3"#es'
kebutuhan nutrisi yang tidak adekuat -4. /ktivitas yang baik dapat meningkat intake masukan nutrisi -5. ;ingkungan yang nyaman meningkatkan nasu makan -. ulit kering menunjukkan kurangnya cairan dalam tubuh -6. 2enentukan intervensi lebih lanjut -. 2ual muntah menurunkan pemasukan dann memerlukan intervensi -). 2eningkatkan pemasukan oral !". 2engidentiikasi kekurangan nutrisi
NIC ' -. bservasi adanya pembatasan -. esulitan dalam bergerak berdampak pada tonus klien dalam melakukan otot pasien aktivitas !. aji adanya aktor yang !. Eaktor eksternal dan menyebabkan kelelahan internal berpengaruh terhadap aktor #. 2onitor nutrisi dan sumber kelelahan pada pasien energi yang adekuat #. 8utrisi yang adekuat membantu dalam memberikan suplay energy tambahan pada 4. 2onitor pasien akan adanya pasien dalam kelelahan isik dan emosi beraktivitas secara berlebihan 4. Eaktor emosi dapat
50
-. +erpartisipasi dalam aktivitas isik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan << !. 2ampu melakukan aktivitas sehari hari (/';s$ secara mandiri #. eseimbangan aktivitas dan istirahat
menyebabkan terkurasnya energy yang berlebih terutama dari sisi psikologis pasien
5. 2onitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas (takikardi, disritmia, sesak naas, diaporesis, pucat, perubahan 5. /ktivitas yang ditandai hemodinamik$ dengan respon patologis dari kardiovaskuler . 2onitor pola tidur dan lamanya menandakan adanya tidur>istirahat pasien kelemahan isik yang patologik 6. olaborasikan dengan enaga . ingkat tirah baring yang keluarga untuk mengidentiikasi kekurangan -!. /ktivitas yang disukai pasien memudahkan dalam beraktivitas
51
pasien dalam melakukan aktivitas -5. &ediakan penguatan positi isik bagi yang akti beraktivitas -#. ad*al latihan yang teratur mempermudah latihan yang eekti -. +antu pasien untuk pada pasien mengembangkan motivasi diri dan -4. 3dentiikasi dini penguatan terhadap kelemahan isik pada pasien membantu menemukan -6. 2onitor respon isik, emosi, terapi yang tepat pada sosial dan spiritual pasien -5. Penguatan positi yang adekuat berpengaruh terhadap pemberian motivasi dalam beraktiitas optimal -. 2otivasi dan penguatan yang baik berpengaruh terhadap dorongan pasien mengikuti terapi isik yang akan dilakukan -6.
D. IMPLEMENTA(I
abel #. 8ama Pasien B 8y. 3
'G. 2edis
B Hipertensi, /3
1mur
B enanga
8 -.
B !5 tahun Hari> tanggal &elasa, !5 8ov !"-4
8. 'iagnosa 3
3mplementasi -. 2engkaji nyeri pada pasien
Para
52
!. 2engkaji F pasien
#. 2engobservasi respon non verbal terhadap nyeri 4. 2engajarkan tehnik naas dalam 5. 2engajarkan tehnik distraksi . alaborasi pemberian analgesic keterolak ampul
!.
33
-. 2engkaji masukan nutrisi pasien
ditusuk tusuk dengan durasi # menit !. F B ' B -">)" mmhg B #,) 0 8 B 6 G>menit << B !" G>menit #. Pasien tampak meringis
4. Pasien dapt melakukan teknik naas dalam 5. Pasien dapat melakukan teknik distraksi . bat keterolak - ampul berhasil diberikan
-. Pasien mendapatkan masukan nutrisi dari inus, air putih dan makanan !. Pasien mengerti dan melakukan instruksi pera*at #. 2akanan pasien tersedia sesuai keadaan pasien
!. 2enganjurkan pasien untuk menghabiskan makanan #. 2engkalaborasikan pemberian makanan rendah garam pada ahli giDi 4. bat ondan - ampul 4. 2engkalaborasikan obat berhasil diberikan untuk mengurangi mual muntah (ondan - ampul$ 5. <; -" % dalam !" tts>mnt 5. 2emberikan <; -" % berhasil diberikan . 2emonitor penurunan berat badan pasien
#.
333
-. 2engkaji respon pasien terhadap aktivitas !. 2emonitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat #. 2elakukan instruksi tirah baring pada pasien
. ++ B 56 g
-. Pasien berbaring di tempa tidur !. Pasien tidak menghabiskan porsi makanan #. Pasien mengerti tentang anjuran tirah baring
53
4. 2emberikan dorongan pada pasien untuk melakukan aktivitas
8 -.
Hari> 8. 'iagnosa tanggal 3 -. 2engkaji nyeri
3mplementasi
!. 2engkaji F Pasien
#. 2engobservasi respon non verbal terhadap nyeri 4. 2emotovasi pasien melakukan tehnik naas dalam 5. 2emotivasi pasien melakukan teknik distraksi pada . alaborasi pemberian analgesic keterolak ampul
-. 2engkaji masukan nutrisi pasien !.
4. Pasien mengerti untuk melakukan aktivitas yang ringan dan dapat dilakuka
33 !. 2enganjurkan pasien untuk menghabiskan makanan #. 2engkalaborasikan
Para
-. Pasien mengatakan nyeri, nyeri dengan sekala # di daerah kepala, nyeri seperti ditusuk tusuk dengan durasi # menit !. F B ' B -4">)" mmhg B #,6 0 8 B " G>menit << B !- G>menit #. Pasien tampak meringis
4. Pasien melakukan tehnik naas dalam 5. Pasien melakukan teknik distraksi . bat keterolak - ampul berhasil diberikan
-. 2asukan nutrisi pasien berasal dari inus, nutrisi dan makanan !. 8asu makan pasien meningkat tetapi pasien belum menghabiskan porsi makannya #. 2akanan yang pasien konsumsi sesuai dengan diit
54
pemberian makanan rendah garam pada ahli giDi 4. 2engkalaborasikan obat untuk mengurangi mual muntah (ondan ampul$ 5. 2emberikan glukosa -" % . 2emonitor ++ pasien
#.
333
-. 2engkaji respon pasien terhadap aktivitas !. 2emonitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat #. 2enganjurkan tirah baring pada pasien 4. 2emberikan dorongan pada pasien untuk melakukan aktivitas
pasien 4. bat ondan - ampul berhasil diberikan
5. <; -" % dalam !" tts>mnt berhasil diberikan . ++ B 56 g
-. Pasien berbaring di tempa tidur !. Pasien tidak menghabiskan porsi makanan #. Pasien mengerti tentang anjuran tirah baring 4. Pasien melakukan aktivitas yang ringan dan dapat dilakukan seperti personal hygine
D. IMPLEMENTA(I
8ama Pasien B 8y. 3
'G. 2edis
B Hipertensi, /3
1mur
B enanga
B #4 tahun
abel #. 8 -.
Hari> tanggal amis, ! 8ov !"-4
8. 'iagnosa 3
3mplementasi -. 2engkaji nyeri
!. 2engkaji F
-"" mmhg
Para
55
B #,6 0 8 B " G>menit << B !- G>menit #. Pasien tampak rileks #. 2engobservasi respon non verbal terhadap nyeri 4. alaborasi pemberian analgesic keterolak ampul
!.
33
-. 2enganjurkan pasien untuk menghabiskan makanan !. 2engkalaborasikan pemberian makanan rendah garam pada ahli giDi #. 2engkalaborasikan obat untuk mengurangi mual muntah (ondan ampul$ 4. 2emberikan glukosa -" % 5. 2emonitor ++ pasien -. 2engkaji respon pasien terhadap aktivitas
#.
333
!. 2emonitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat #. 2emberikan dorongan pada pasien untuk melakukan aktivitas
4. bat keterolak - ampul berhasil diberikan
-. 8asu makan pasien meningkat dan pasien menghabiskan porsi makannya !. 2akanan yang pasien konsumsi sesuai dengan diit pasien #. bat ondan - ampul berhasil diberikan
4. <; -" % dalam !" tts>mnt berhasil diberikan 5. ++ B 56 g -. Pasien tampak bangun dari tempat tidur
!. Pasien menghabiskan porsi makanan #. Pasien tampak melakukan aktivitas yang ringan dan dapat dilakukan seperti personal hygine dan berjalan disekitar ruangan
56
CATATAN PE!&EMBAN+AN
8ama Pasien B n. 3 1mur
B #4 tahun
'G. 2edis
B Hipertensi, /3 B enanga
abel #.6 8o -
!
#
'iagnosa 8yeri akut berhubunga n dengan peningkatan vascular serebral.
8utrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubunga n dengan intake inadekuat
3ntoleransi aktivitas berhubunga n dengan kelemahan isik.
9valuasi & B pasien mengatakan nyeri berkurang B ' -5">-"" mmhg, 8adi 4 G>mnt, << !- G>mnt, #, 0 dengan keadaan nyeri P B peningkatan tekanan intra kranial, M B seperti tertusuk tusuk benda tajam, < B daerah kepala, & B 4, B 5 menit, pasien tampak rileks, pasien menggunakan teknik non armakologi dalam mengatasi nyeri. / B nyeri berkurang, indikator tingkat nyeri ringan. P B 3ntervensi dihentikan
& B pasien mengatakan mual berkurang, porsi makan habis B 2ual muntah berkurang, porsi makan habis, ++ 5 g, turgor kulit baik, konjungtiva ananemis pemberian makanan melalui oral, asupan cairan melalui oran dan 3F. / B indikator status giDi pasien dalam keadaan cukup adekuat. P B 3ntervensi dihentikan
& B Pasien mengatakan tubuh masih lemah B Pasien dapat berpartisipasi dalam aktiitas isik tanpa disertai peningkatan ', nadi dan <<, pasien melakukan aktivitas yang dapat dilakukan seperti personal hygine dan berjalan disekitar ruangan, pola aktiitas dan keseimbangan pasien dalam keadaan baik. / B pasien dapat melakukan aktivitas ringan secara mandiri,
Para
57
P B 3ntervensi dilanjutkan oleh keluarga di masyarakat no #.
58
BAB I5 PEMBAHA(AN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang A/suhan epera*atan pada pasien 3 dengan Hipertensi di " mmHg. Hasil pemeriksaan tersebut dilakukan ! atau lebih pemeriksaan dan dirata7rata. Pada studi kasus pasien 3 menderita hipertensi yang ditandai dengan tekanan darah pada pasien dalam # hari berturut7turut adalah -">)" mmhg, -4">)" mmhg, dan -5">-"" mmhg, pasien mengalami gangguan pada sistem syara pusat yang mengakibatkan pasien mengalami nyeri pada bagian rontalis kepala, pasien mengalami mual dan penurunan nasu makan serta pasien
59
mengalami kelemaha isik yang digambarkan pada pemeriksaan kekuatan tonus otot dalam keadaan lemah. anda dan gejala pasien pada kasus ini sudah tepat dan sesuai dengan teori hipertensi. Pada kasus 8y. 3 diberikan terapi berupa 3nus<; drip ondan - ampul dengan !" tts>menit dan keterolak - ampul dengan !" tts>menit. 8y. 3 diberikan obat oral berupa ranitidin !5 mg>ml !G- ampul, cetriaGone -" mg>ml !G- ampul, urosemide -" mg>ml -G- ampul. Paien juga diberikan obat oral berupa amlodipine -"" mg>ml -G- tablet, Hct !5 mg -G- tablet, as. Eolat - mg #G- tablet, caco# 5" gr #G- tablet dan ambrokol -5 mg #G- tablet. erapi pengobatan pada 8y. 3 sudah tepat sesuai dengan penatalaksanaan pada penderita hipertensi seperti amlodipin yang merupakan obat golongan dihydropyridine yang berungsi untuk mengatur tekanan darah. etapi pada kasus 8y. 3 juga diberikan obat seperti urosemide, caco# dan sejenisnya, ini dikarenakan pasien juga memiliki masalah pada ginjal dan didapat dari diagnosa medis selain hipertensi pasien mengalami /. +. 'iagnosa 'iagnosa kepera*atan merupakan pernyataan respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang pera*at mempunyai iDin dan berkompeten untuk mengatasinya (Potter, !""5$. 'alam teori pada hipertensi dapat diangkat 6 diagnosa yaitu, pola naas tidak eeki berhubungan dengan penurunan suplay oksigen, nyeri akut berhubungan dengan peningkatan vascular serebral, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake inadekuat, kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi cairan dan natrium oleh ginjal,
60
gangguan perusi jaringan perier berhubungan dengan hipoksemia jaringan, intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan isik, ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan. 'ari hasil pengkajian yang dilakukan penulis, penulis mengangkat # diagnosa yaitu nyeri akut b>d peningkatan tekanan intrakranial,nutrisi kurang dari krbutuhan tubuh b>d intake inadekuat, intoleransi aktivitas b>d kelemahan isik.+erdasarkan hal tersebut di atas ada 6 diagnosa yang terdapat dalam teori dan 4 diagnosa yang tidak ditemukan di lapangan. Hal ini terjadi karena setiap individu berbeda satu sama lain dalam merespon suatu penyakit sehingga diagnosa yang didapatkan dalam teori tidak semuanya bisa diangkat sebagai diagnosa yang akan dikaji dan pada pasien n. @ pasien mengalami hipertensi ringan, dan 4 diagnosa yang tidak diangkat tersebut terjadi pada kasus hipertensi berat dimana pada kasus hipertensi berat pasien dapat mengalami syok hipovolemik sehingga pasien mengalami gangguan pernaasan yang mengakibatkan terjadinya masalah kepera*atan pola naas tidak eeki dan gangguan perui jaringan perier, pada pasien dengan hipertensi berat dapat beresiko merusak organ lain seperti ginjal sehingga mengakibatkan gangguan ungsi ginjal dan mengakibakan retensi cairan dalam tubuh sehingga cairan menumpuk pada bagian ekstratisial dan mengakibatkan udem. ondisi ini dapat mengakibatkan masalah kepera*atan berupa kelebihan volume cairan. 'engan kondisi yang buruk pada pasien dengan hipertensi berat dapat memberikan dampak psikologis pada pasien terhadap kondisi kesehatannya, sehingga dapat mengakibatkan masalah kepera*atan ansietas.
61
0.
62
beratnya nyeri, monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali, evaluasi eektivitas analgesik, tanda dan gejala (eek samping$. Pada diagnosa kedua untuk mengatasi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dilakukan aji adanya alergi makanan, kolaborasi dengan ahli giDi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien, anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Ee, anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin 0, berikan substansi gula, yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi, berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli giDi, ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian, monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori, berikan inormasi tentang kebutuhan nutrisi, kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan, ++ pasien dalam batas normal, monitor adanya penurunan berat badan, monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan, monitor lingkungan selama makan, monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi, monitor turgor kulit, monitor mual dan muntah, monitor makanan kesukaan, monitor kalori dan intake nuntrisi. Pada diagnosa ketiga untuk mengatasi intoleransi aktivitas dilakukan rencana tindakan yaitu, observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas, kaji adanya aktor yang menyebabkan kelelahan, monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat, monitor pasien akan adanya kelelahan isik dan emosi secara berlebihan, monitor respon kardivaskuler
terhadap aktivitas
(takikardi, disritmia, sesak naas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik$,
63
monitor pola tidur dan lamanya tidur>istirahat pasien, kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan progran terapi yang tepat, bantu klien untuk mengidentiikasi aktivitas yang mampu dilakukan, bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan isik, psikologi dan sosial, bantu untuk mengidentiikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan, bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, kruk, bantu untuk mengidentiikasi aktivitas yang disukai, bantu klien untuk membuat jad*al latihan di*aktu luang, bantu pasien>keluarga untuk mengidentiikasi kekurangan dalam beraktivitas, &ediakan penguatan positi bagi yang akti beraktivitas, bantu pasien untuk menge mbangkan motivasi diri dan penguatan, monitor respon isik, emosi, sosial dan spiritual.
'. 3mplementasi kepera*atan 3mplementasi pada paien 3, dilakukan penulis sesuai rencana tindakan kepera*atan dimana pada diagnosa pertama dengan nyeri akut terdapat !- item yang terdapat dalam intervensi, tetapi dalam pelaksanaannya penulis hanya melakukan item tindakan. 3tem7 item yang tidak digunakan seperi mengurangi aktor presipitasi nyeri telah dikontrol dengan tindakan kepera*atan lain seperi mengkaji keadaan nyeri serta melakukan diit rendah garam kepada pasien. Pada diagnosa kedua yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh terdapat !" item
64
rencana tindakan dan hanya item rencana tindakan yang dilakukan, tindakan seperti mengkaji alergi makana pada pasien tidak dilakukan karena pasien tidak memiliki ri*ayat alergi makanan sebelumnya. Pada diagnosa ketiga yaitu intoleransi aktivitas, dari -6 item rencana tindakan kepera*atan hanya 4 yang dilakukan oleh penulis. indakan kepera*atan yang tidak dilakukan seperti bantu pasien untuk mendapatkan ala bantu kursi roda atau kruk tidak dilakukan karena pada diagnosa ini penulis ingin melatih kemampuan isik pasien agar kembali optimal, sedangkan jika dilakukan pemakaian alat bantu seperti kursi roda akan menghambat kriteria hasil penulis dalam peningkatan akttivitas isik pasien. Penulis pada pelaksanaan tindakan kepera*atan tidak mengalami kesulitan karena pasien kooperati, tidak ada rencana
kepera*atan
yang
dilakukan
penulis
diluar
rencana
tindakan
kepera*atan. Penulis tidak dapat melakukan implementasi lebih lanjut karena pasien meminta pulang pada hari ke74 pada pukul --."" W3+. 9. 9valuasi epera*atan 9valuasi tindakan yang diberikan selama # G !4 jam disusun dengan menggunakan catatan perkembangan, pada diagnosa nyeri, keadaan nyeri pasien sesuai dengan kriteria hasil dimana nyeri pada 8y. 3 berkurang, pasien tampak rileks daan pasien mengetahui bagaimana cara mengurangi rasa nyeri dengan menggunakan metode non armakologi. 3ntervensi pada diagnosa pertama yaitu nyeri dapat dihentikan. Pada diagnosa kedua adalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh didapatkan keadaan kondisi pasien sesuai dengan kriteria hasil dimana
65
indikator status giDi pasien dalam keadaan cukup adekuat dan dapat dilihat dari porsi makan pasien dihabiskan. Pada diagnosa ketiga yaitu intoleransi aktivitas dimana kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas meningkat yang ditandai dengan kriteria hasil pasien dapat melakukan aktivitas ringan seperi personal hygine dan pasien juga dapat melakukan kegiatan kecil seperti berjalan disekitar ruangan, maka dari itu intervensi pada pasien 8y. @ untuk diagnosa intoleransi aktivitas dihentikan.
66
BAB 5 &E(IMPULAN DAN (A!AN
/. esimpulan +ersarkan data diatas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikutB . Pengkajian Pengkajian yang dilakukan penulis dalam asuhan kepera*atan ini sesuai dengan teori. +eberapa tanda gejala dari peyakit hipertensi ditemukan saat pengkajian baik anamnesa maupun pengkajian isik. Hipertensi pada kasus 8y. 3 adalah hipertensi ringan atau sekunder dan disebabkan oleh komplikasi penyakit ginjal yang dideritanya. !. 'iagnosa yang muncul pada n. @ dengan hipertensi sudah tepat menurut 8/8'/ 830 80, yaitu nyeri akut berhubungan dengan peningkatan vascular serebral, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake inadekuat dan intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan isik. #. Perencanaan pada kasus ini telah dibuat sesuai dengan rencana kepera*atn berdasarkan 8/8'/ 830 80. Perencanaan kepera*atan pada n. @ telah disusun menurut diagnosa yang muncul pada kasus n. @. 4. 3mplementasi yang dilakukan sudah eekti dan telah dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. idak ada tindakan pada n. @ pada implementasi yang tidak dapat dilakukan. 5. 9valuasi pada kasus n. @ dengan hipertensi yang terdiri dari # diagnosa dimana pada diagnosa nyeri dalam *aktu # hari belum mampu untuk menghilangkan nyeri pada n. @, pada masalah kepera*atan nutrisi dan
67
intoleransi aktivias dapat teratasi dalam # hari pemberian asuhan kepera*atan. 9valuasi sudah didokumentasikan dalam bentuk catatan perkembangan serta perencanaan lanjutan berupa discharge planning sudah dilakukan. +. &aran +erdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberi saran yang diharapkan dapat bermanaatB -. Pera*at 2emberikan asuhan kepera*atan kepada klien dengan hipertensi diharapkan pera*at memberikan asuhan kepera*atan secara komprehensi dan sistematis dengan mengikut sertakan klien dan keluarga, sehingga dapat mempermudah dalam pelaksanaan asuhan kepera*atan. !.
Pada kasus
hipertensi, hendaknya rumah sakit menyediakan unit tersendiri untuk mengontrol penyakit hipertensi baik untuk pasien ra*at inap maupun pasien ra*at jalan. #. 3nstitusi pendidikan.
68
a.
3nstitusi pendidikan dimana mahasis*a kepera*atan dalam melakukan asuhan
kepera*atan
pada
pasien
dilapangan hendaknya
diberikan
bimbingan dan penga*asan dari pihak tenaga kependidikan sehingga mahasis*a mendapatkan pengalaman dan dapat lebih menerapkan ilmu yang dalam melakukan tindakan kepera*atan khususnya penyakit hipertensi dan asuhan kepera*atannya. b.
3nstitusi pendidikan dapat menambah dan melengkapi buku7buku tentang asuhan kepera*atan pada klien dengan hipertensi untuk dapat menunjang penyusunan arya ulis 3lmiah.
4. Pasien dan keluarga Pasien dan keluarga hendaknya dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan terutama penanganan pada kasus hipertensi melalui pendidikan kesehatan berupa penyuluhan ataupun mencari inormasi kesehatan melalui media elektronik. eluarga hendaknya juga dapat memberikan dorongan terhadapa pasien dengan hipertensi untuk dapat melakukan diit yang perlu dilakukan pada pasien dengan hipertensi. DA%TA! PU(TA&A
+runner C &uddarth , !""". Bu%u -.ar /e'era0atan 1edi%al 2 Bedah. erjemahan &uDanne 0. &meltDer. 9disi . Fol . Penerbit +uku edokteran 9=0B akarta. +arry, ;.0. !""4, 3mplementing the 8e* =uidelinees or Hypertension B 80 F33, /'/, WH/73&H , J 1anag Care Pharm.,6 )5$B-7!5 &ubardja, '. (!""4$ 3&esitas Primer Pada -na% . +andung B P iblat +uku 1tama.
69
@ogiantoro 2. (!""$. AHipertensi 9sensial dalam +uku /jar )lmu Penya%it Dalam Jilid 3 edisi 3F.akartaB E 13. &loane, 9., -))4. /natomy and PhysiologyB /n 9asy ;earner. ones and +artlett Publisher, 3nc, 1&/. &her*ood, ;. !""#. Eisiologi 2anusiadari &el ke &istem. 9disi !. akarta9=0 'oenges 2arlyn 9, -))).
aplan 2. 8orman. 1easurenment of Blood Pressure and Primary Hy'ertension6 Pathogenesis in Clinical Hy'ertensionB &eventh 9dition. +altimore, 2aryland 1&/B Williams C Wilkins -)). L<3&9&'/&Q 4. akarta B 9=0