ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KETUBAN PECAH DINI (KPD)
Disusun Oleh : HENDRA RIZKI NOVIAN
(P27820311040)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI STUDI DIII KEPERAWATAN SUTOPO SURABAYA TAHUN 2012-2013
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KETUBAN PECAH DINI (KPD)
I. KONSEP DASAR MEDIS
A. Pengertian
KPD ( Ketuban Pecah Dini ) adalah pecah nya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan mulai dan di tunggu satu jam belum terjadi inpartu sebagian besar KPD adalah hamil aterm di atas 27 minggu, sedangkan dibawah 36 minggu tidak terlalu banyak. ( Ida Bagus, 2001 ) KPD ( Ketuban Pecah Dini ) adalah ketuban yang pecah spontan yang terjadi pada sembarang usia kehamilan sebelum persalinan di mulai. ( Mansjoer Arif, 2000 : 310 ) Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan satu jam atau lebih sebelum terjadi tanda-tanda persalinan. (Arief Mansjoer, 1999 : 310)
B. Etiologi
Penyebab ketuban pecah dini (KPD) mempunyai dimensi multifaktorial yang dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Serviks inkopeten 2. Ketegangan rahim berlebihan; kehamilan ganda, hidramnion 3. Kelainan letak janin dalam rahim, letak sunsang, letang lintang 4. Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung, bagian terendah belum masuk PAP, sepalopelvik disproforsi 5. Kelainan bawaan dari selaput ketuban 6. Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga menyebabkan ketuban pecah. ( Arif Monsjoer, dkk, 2001 : 310 )
C. Patofisioogi
Kantong amnion yang utuh berfungsi sebagai suatu mekanik terhadap . infeksi tetapi selain itu cairan amnion mempunyai beberapa sifat bakteri ostatik yang dapat memainkan peran dalam pencegahan kario amnionitis dan infeksi janin. Membran yang utuh bukan merupakan sawar mutlak terhadap infeksi karena kolonisasibakteri terjadi 10% pasien dalam persalinan cukup bulan, dengan membrane yang utuh sampai 25% pasien dalam persalinan kurang bulan. Janin kurang bulan dengan ketuban pecah dini,
resiko infeksi dan sepsis yang keberadaannya di dalam rahim ahkan dapat menjadi problematik, bagi ibu resikonya bukan saja terjadi kariomnitis tetapi juga bisa terjadi kegagalan induksi, maka harus dilakukan operasi section caesaria.
D. Manifestasi Klinis •
Keluar ketuban warna putih, keruh, jernih, kuning, hijau / kecoklatan sedikit / banyak
•
Dapat di sertai demam bila sudah ada infeksi
•
Janin mudah teraba
•
Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada , air ketuban sudah kering
•
Inspeksikula, tampak air ketuban mengalir / selaput ketuban tidak ada dan air ketuban ketuban sudah kering ( Arief Mansjoer, dkk,2001 : 310 )
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Leukosid darah > 15000 / ul bila terjadi infeksi
Test lakmus merah berubah menjadi biru
Amnio sentetis
USG ( menentukan usia kehamilan , indeks cairan amnion berkurang ) ( Arief Monsjoer, dkk, 2001 : 313 )
F. Penatalaksanaan
Keperawatan a. Rawat rumah sakit dengan tirah baring. b. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan gawat janin. c. Umur kehamilan kurang 37 minggu. d. Antibiotik profilaksis dengan amoksisilin 3 x 500 mg selama 5 hari. e. Memberikan tokolitik bila ada kontraksi uterus dan memberikan kortikosteroid untuk mematangkan fungsi paru janin. f. Jangan melakukan periksan dalam vagina kecuali ada tanda-tanda persalinan. g. Melakukan terminasi kehamilan bila ada tanda-tanda infeksi atau gawat janin. h. Bila dalam 3 x 24 jam tidak ada pelepasan air dan tidak ada kontraksi uterus maka lakukan mobilisasi bertahap. Apabila pelepasan air berlangsung terus, lakukan terminasi kehamilan.
Medis a. Bila didapatkan infeksi berat maka berikan antibiotik dosis tinggi. Bila ditemukan tanda-tanda inpartu, infeksi dan gawat janin maka lakukan terminasi kehamilan. b. Induksi atau akselerasi persalinan. c. Lakukan seksiosesaria bila induksi atau akselerasi persalinan mengalami kegagalan. d. Lakukan seksio histerektomi bila tanda-tanda infeksi uterus berat ditemukan.
G. Komplikasi
a. Infeksi Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenden dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD. b. Partus Preterm Persalinan preterm atau partus prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu ( antara 20 – 37 minggu ) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram ( Manuaba, 1998 : 221) c. Prolap Tali pusat Tali pusat menumbung d. Distansia ( Partus Kering) Pengeluaran cairan ketuban untuk waktu yang akan lama akan menyebabkan dry labour atau persalinan kering
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Biodata Terdiri dari nam , umur, pekerjaan agama suku, alamat, nomor telephone, status perkawinan, dan bahasa yang digunakan oleh klien serta suaminya dan orang terdekat yang bertanggung jawab.
2. Status Kesehatan Sekarang Berisi : a. Alasan mencari pertolongan Alasanyang membuat pasien datang kerumah sakit b. Keluhan yang dirasakan Keluhan yang dirasakan pasien saat pengkkajian pada saat di rumah sakit c. Upaya yang sudah dilakukan
Upaya yang dilakukan pasien untuk mengatasi keluhan yang dirasakan
3. Status Kesehatan yang Lalu a. Penyakit maasa anak Penyakit yang menyerang pada saat masih anak-anak b. Imunisasi Imunisasi yang didapat pasien saat masa anak-anak c. Riwayat MRS Apakah pasien pernah dirawat di RS sebelumnya, jika pernah dikaji kapan, penyebab, lama dan pengobatannya. d. Upaya yang dilakukan bila sakit Upaya yang dilakukan pasien pada waktu sakit untuk mengatasi sakitnya.
4. Riwayat Ginekologi a. Riwayat Menstruasi Terdiri dari menarche, siklusnya teratur atau tidak, lama, banyaknya, keluhan selama menstruasi dan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir). b. Riwayat Seksual Hubungan kasih sayang diantara anggota keluarga Penyakit yang muncul akibat hubungan seksual c. Riwayat Kontrasepsi Terdiri dari alat kontrasepsi yang digunakan, lama menggunakan, masalah yang timbul selama menggunakan kontrasepsi, kapan terakhir menggunakan kontrasepsi, alasan berhenti menggunakan kontrasepsi, serta jumlah anak yang diharapkan. d. Riwayat Penyakit Kandungan Terdiri dari infeksi saluran reproduksi yang pernah dialami, pembedahan payudara, dan saluran reproduksi yang pernah dialami, pemeriksaan pap smear terakhir, dan masalah yang timbul dari hasil pap smear.
5. Riwayat Obstetri Berisi tentang kehamilan (keberapa, suami keberapa, dan keluhan), persalinan(usia kehamilan, penolong, cara persalinan, penyulit), nifas anak (jenis kelamin, BBL dan usia). 6. Pengkajian Gaya Hidup / Kebiasaan a. Nutrisi Berisi tentang frekuensi makan, komposisi/jenis makanan, jumlah makan, alergi makan, alergi makanan, budaya makanan/pantangan. b. Merokok Berisi tentang jumlah perhari, mulai kapan pasien merokok, dan jenis rokok yang dikonsumsi pasien jika pasien seorang perokok. c. Pengguanaan Alkohol/obat terlarang Apabila pasien seorang pengguna alkohol atau obat terlarang maka tanyakan jumlah konsumsi alkohol dan sejak kapan. d. Konsumsi Kafein Apabila pasien mengkonsumsi kafein tanyakan jumlah konsumsi perhari dan sejak kapan. e. Aktivitas/ Istirahat Berisi tentang kegiatan fisik dalam hari, jumlah waktu istirahat/tidur dan masalah yang timbul pada saat malakukan istirahat/aktivitas. f. Eliminasi Berisi tentang kebiasaan BAK/BAB dan keluhan yang berhubungan dengan eliminasi (oliguria, konstipasi, nyeri sewaktu BAK).
7. Riwayat Penyakit Keluarga Berisi tentang penyakit keluarga yang mempengaruhi kehamilan (penyakit) kardiovaskular, ginjal, kelainan darah, gangguan mental, penyakit endokrin, kelainan konginetal, TBC, preeklamsi (eklapmsi) dan adakah keturunan kehamilan kembar.
8. Pengkajian Psikososial Kultural dan Spiritual
a. Status psikologi dan perkembangan Adalah perasaan ambivalen, kecemasan, kegembiraan, selam kehamilan dan upaya apa yang dilakukan pasien apabila pasien sedang stress. b. Sosial Ekonomi Berisi tentang suport sistem, kebutuhan tentang pendidikan kesehatan selama kehamilan, serta sumber penghasilan keluarga. c. Budaya Berisi tentang nilai budaya yang diyakini berkaitan dengan kehamilan (makanan, aktivutas, pakaian, seksual). d. Spiritual Berisi tentang harapan pasien terhadap kehamilannya dan laranagan agama yang berkaitan dengan kehamilan.
9. Pemeriksaan Fisik a. Pemeriksaan Umum Berisi tentang keadaan umum, tinggi badan, berat badan, kesadaran, tekanan darah, nadi, persyarafan dan suhu. b. Pemeriksaan kulit dan kuku Dikaji tentang kebersihan kulit, warna kulit, dana warna kuku. c. Kepala dan muka Dikaji tentang keberssihan kulit kepala, warna rambut, tekstur rambut, jumah dan distribusi rambut, kekuatan akar rambut, warna kulit mua, adakah lesi , acne dan adakah cloasama gravidarum. d. Telinga Dikaji warna daun telinga, kebersiahan, lesi/bengkak,serumen dan nyeri tekan. e. Mata Dikaji alis mata (bentuk dan distribusinya), warna konjungtiva, warna sklera, edema pada palpebra. f. Hidung dan sinus
Dikaji adakah kemerahan pada membran mukosa hidung dan adakah nyeri tekan pada sinus. g. Mulut, Gigi dan Tenggorokan Dikaji keadaan mukosa bibir, eritema dan lesi pada bibir adakah pembengkakan/ perdarahan pada gusi, adakah kesulitan menelan, kebersihan gigi, adakah caries pada gigi dan adakah pembesaran tyroid. h. Leher Adakah pembesaran kelenjar tyroid i. Payudara Dikaji kebersiahan, bentuk payudara, penonjolan puting susu, kebersihan areola mamae, kelenjar montgomery, adanya massa, mengeluarkan kolostrum. j. Jantung Dikaji denyut jantung serta bunyi jantung k. Paru Dikaji jumlah respirasi, irama dan suara paru. l. Punggung Dikaji bentuk tulang belakang (skoliosis, lordosis, kifosis) dan adakah nyeri tulang belakang. m. Abdomen Inspeksi : Dikaji adanya striae gravidarum, linea alba/nigra, jaringan parut atau bekas operasi dan bentuk perut. Palapasi : Leopold I
: TFU, bagian yang terdapat di fundus uteri
Leopold II
: Bagian janin yang terdapat di samping kanan/kiri uterus
Leopold III
: Presentasi janin sudah masuk PAP/ belum
Leopold IV
: Seberapa jauh bagian bawah janin masuk ke PAP (tangn konvergen, sejajar, divergen)
Hicks : Dikaji adakah braxton hicks, frekuensi his, kekuatan, lama, dan relaksasi apakah pasien merasakan gerakan janin. Auskultasi :
DJJ : Punctum maksimum, tempat, dan frekuensi teratur/tidak Adakah peristaltik usus n. Perineum, vagina Dikaji bentuk perineum, pengeluaran pervagina, gatal, bau, perubahan warna vulva, varises edema, lesi. o. Rektum Kaji adakah hemoroid p. Ekstremitas Kaji warna kulit, edema, lesi, varises, reflek patella.
10.
Pemeriksaan panggul Kaji distansia spinarum, cristarum, konjugata eksterna dan lingkar panggul.
11.
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium, USG
12.
Program Pengobatan Berisi tentang program pengobatan untuk pasien
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.
Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, pecah ketuban,kerusakan kulit, penurunan hemoglobin, pemajanan pada patogen
2.
Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan terjadi nya ketegangan otot rahim
3.
Ansietas berhubungan dengan kurang nya pengetahuan atau konfirmasi tentang penyakit
4.
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang KPD
5.
Intoleransi aktifitas b.d. kelemahan fisik
(Dangoes:2000)
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, pecah ketuban, kerusakan kulit, penurunan hemoglobin, pemajanan pada patogen Tujuan : Tidak terjadi infeksi Kriteria hasil : Daya tahan tubuh pasien adekuat Luka pervagina cepat sembuh Suhu tubuh normal
Intervensi : 1) Berikan nutrisi yang adekuat R/ : Nutrisi yang adekuat akan menghasilkan daya tahan tubuh yang optimal 2) Berikan pendidikan kesehatan untuk menjaga daya tahan tubuh, kebersihan luka pervagina serta tanda-tanda infeksi dini pada luka. R/ : Dengan adanya partisipasi dan pasien, maka kesembuhan luka akan cepat sembuh.
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan terjadi nya ketegangan otot rahim. Tujuan
: Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri (his persalinan) dalam waktu 2x60 menit
Kriteria Hasil
: Pasien tidak berteriak ketika his Klien dapat beradaptasi ketika nyeri datang Persalinan berakhir normal
Intervensi :
1) Jelaskan pada ibu tentang sebab nyeri timbul R/ : Peningkatan pengetahuan sehingga mengurangi kecemasan pada ibu 2) Kaji intensitas nyeri R/ : Mengetahui tingkat nyeri dan ketergantungan pasien serta kuantitas nyeri 3) Ajarkan tekhnik relaksasi dan menarik nafas panjang R/ : Meningkatkan relaksasi, mengurangi nyeri dan rasa nyaman akan terasa 4) Ajarkan cara mengedan yang benar jika sudah mendekati persalinan pembukaan sudah lengkap R/ : Mengurangi kelelahan dan mempercepat proses persalinan 5) Anjurkan ibu untuk istirahat miring kiri jika tidak sering kontraksi R/ : Mengurangi penekanan vena cava , meminimalakn hipoksi jaringan
3. Ansietas berhubungan dengan kurang nya pengetahuan atau konfirmasi tentang penyakit Tujuan : Pasien tidak cemas dalam waktu 2x60 menit Kriteria Hasil
: Ibu tampak tenang Tanda-tanda vital normal Wajah tampak rileks
Intervensi : 1) Dampingi klien dalam proses persalinan R/ : Dengan adanya dampingan klien akan merasa lebih tenang 2) Observasi Tana tanda vital Memantau TD, N, RR, S, masih dalam batas normal karena kecemasan mempengaruhi TTV 3) Sampaikan pada klien tentang hal-hal yang berkaitan dengan KPD R/ : Informasikan saat persalinan dengan masalah KPD ditumbuhkan klien akan lebih tenang
4) Perlihatkan rasa empati pada ibu dengan datang secara tenang memberikan sentuhan pada ibu dan membiarkan ibu menggenggam tangan perawat sambil berbicara tentang kecemasannya R/ : Dengan rasa empati akan membuat merasa tenang nyaman kecemasan berkurang
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang KPD Tujuan : Pengetahuan pasien bertambah Kriteria hasil : Pasien mengetahuitentang keadaanya Pasien tenang Intervensi : 1) Informasikan kepada pasien apakah yang dimaksud KPD R/ : Agar pasien mengerti tentang apa yang terjadi pada dirinya 2) Berikan penjelasan pada pasien tentang kondisinya R/ : Supaya pasien mengetahui tentang kondisinya
D. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam pemenuhan kebutuhan manusia yang optimal. Dalam hal ini pelaksana merupakan realisasi dari rencana tindakan yang telah ditetapkan dalam perencanaan. (Yoseph Teung, 1993)
E. EVALUASI
Evaluasi juga merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan sesama tenaga kesehatan lain.(Nasrul Effendi, 1995)
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Maryam.2000. Rencana Asuhan Keperawtan . Jakarta : EGC Mansyoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Arcalapus Wijasastro, Hanika. 2005. Ilmu Kedokteran. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Praniharjo. Jakarta Mochtar. R. 2005. Sinopsis Obstetri Operatif, Obstetri Sosial. Jakarta : EGC Manuba. I.B.G. 2007. Ilmu Kebidanan dan keluarga Berencana Untuk Kedokteran Umum. Jakarta : EGC