REFERAT Atrofi Papil
Oleh: Senna Handoyo Tanujaya Tanujaya 11.2015.1
Pe!"i!"in# :
Fa$ulta% &edo$teran '&R()A &epaniteraan &lini$ (l!u Penya$it *ata Periode + April %,d - *ei 201 RS Fa!ily *edial /enter F*/ Sentul
1
T(34A'A3 P'STA&A
Pendahuluan
Atrofi papil nervus optikus adalah degenerasi nervus optik yang tampak sebagai papil berwarna pucat akibat hilangnya pembuluh darah kapiler serta akson dan selubung myelin nervus optikus dan digantikan oleh jaringan glia. Atrofi papil bukan merupakan penyakit akan tetapi merupakan merupakan tanda akan kondisi yang berpotensi berpotensi serius, serius, keadaan ini merupakan proses akhir dari suatu suatu proses proses yang terjad terjadii di retina retina,, kerusa kerusakan kan yang sangat sangat luas luas dari dari nervus nervus optikus optikus akan menimb menimbulka ulkan n atrofi atrofi papil papil dan dapat dapat menimb menimbulk ulkan an mata mata menjad menjadii buta, buta, untuk untuk itu itu diperl diperlukan ukan penegakan diagnosis yang cermat dan da n tepat sehingga dapat segera tertangani. Gejala awal berupa keluhan mata kabur disertai pandangan gelap yang disertai dengan sakit kepala, lemas dan mual. Pene Penegak gakan an diag diagnos nosis is atro atrofi fi papi papill meme memerl rluka ukan n pemer pemerik iksa saan an mata mata yang yang leng lengka kap p sepe sepert rti; i; pemeriksaan visus, tes lapang pandang, penglihatan warna, reflex pupil, pemeriksaan p emeriksaan retina dan diskus optikus dengan menggunakan oftalmoskop. Pemeriksaan penunjang lainnya berdasarkan penyakit yang menyebabkannya.
Anato!i dan Fi%iolo#i 3eru% Opti$u%
etina etina merupak merupakan an resept reseptor or permukaa permukaan n untuk untuk inform informasi asi visual visual.. !ebagai !ebagaiman manaa halnya halnya nervus optikus, retina merupakan bagian dari otak meskipun secara fisik terletak di perifer dari sistem sistem saraf saraf pusat pusat "!!P#. "!!P#. $ompone $omponen n yang yang paling paling utama utama dari dari retina retina adalah adalah sel%se sel%sell resept reseptor or sensoris atau fotoreseptor dan beberapa jenis neuron dari jaras penglihatan. &apisan terdalam "neuron pertama# retina mengandung fotoreseptor "sel batang dan sel kerucut# dan dua lapisan yang lebih superfisial mengandung neuron bipolar "lapisan neuron kedua# serta sel%sel ganglion
2
"lapisan neuron ketiga#. !ekitar satu juta akson dari sel%sel ganglion ini berjalan pada lapisan serat retina ke papila atau kaput nervus optikus. Pada bagian tengah kaput nervus optikus terseb tersebut ut keluar keluar cabang% cabang%caba cabang ng dari arteri arteri central centralis is retina retina yang yang merupa merupakan kan cabang cabang dari dari a. oftalmika.'
6a!"ar 1. &apisan (euron pada etina
(ervus optikus memasuki ruang intrakranial melalui foramen optikum. )i depan tuber sineri sinerium um "tangka "tangkaii hipofi hipofisis sis## nervus nervus optiku optikuss kiri kiri dan kanan kanan bergab bergabung ung menjad menjadii satu satu berkas berkas membentuk kiasma optikum. )i depan tuber sinerium nervus optikus kanan dan kiri bergabung menjadi satu berkas membentuk kiasma optikum, dimana serabut bagian nasal dari masing masing mata akan bersilangan dan kemudian menyatu dengan serabut temporal mata yang lain membentuk traktus optikus dan melanjutkan perjalanan untuk ke korpus genikulatum lateral dan kolikulus superior. $iasma optikum terletak di tengah anterior dari sirkulus *illisi. *illisi. !erabut saraf yang bersinaps di korpus genikulatum lateral merupakan jaras visual sedangkan serabut saraf yang berakhir di kolikulus superior menghantarkan impuls visual yang membangkitkan refleks opsomatik seperti refleks pupil. '
3
6a!"ar 2. Perjalanan !erabut !araf (ervus +ptikus "tampak basal#
!etelah sampai di korpus genikulatum lateral, serabut saraf yang membawa impuls penglihatan
akan
berlanjut
melalui
radiatio
optika
"opti opticc
radi radiat atio ion n#
atau atau
traktus
genikulokalkarina ke korteks penglihatan primer di girus kalkarina. $orteks penglihatan primer terseb tersebut ut mendapa mendapatt vaskul vaskulari arisas sasii dari dari a. kalkar kalkarina ina yang yang merupa merupakan kan cabang cabang dari dari a. serebr serebrii posterior. !erabut yang berasal dari bagian medial korpus genikulatum lateral membawa impuls lapang pandang bawah sedangkan serabut yang berasal dari lateral membawa impuls dari lapang pandang atas.'
6a!"ar 7. adiatio +ptika
Pada refleks pupil, setelah serabut saraf berlanjut ke arah kolikulus superior, saraf akan 4
berakhir pada nukleus area pretektal. (euron interkalasi yang berhubungan dengan nukleus idinger%*estphal idinger%*estphal "parasimpatik# dari kedua sisi menyebabkan refleks cahaya menjadi bersifat konsensual. !araf eferen motorik berasal dari nukleus idinger%*estphal idinger%*estphal dan menyertai nervus okulomotorius "(.---# ke dalam rongga orbita untuk mengkonstriksikan otot sfingter pupil. !ecara umum saraf optikus dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu '. /agi /agian an intr ntraoku aokula larr yang ang ter terbagi bagi menj enjadi adi kepa kepala la sar saraf opti optiku kuss " papi papill sar saraf optikus 0 opticdisc#, bagian pre%laminar yang berada di depan lamina kribrosa, bagian laminar yang berada di dalam lamina kribrosa, dan bagian post%laminar yang berada di belakang lamina kribrosa. 1. /agian intraor intraorbital bital yang yang memiliki memiliki panjang panjang sekitar sekitar 2 cm, berbent berbentuk uk huruf !, dan dan menjulur menjulur dari bola mata sampai ke apeks orbita. 2. /agian kanalis kanalis optikus optikus dengan panjang panjang sekitar sekitar 3%4 3%4 mm. mm. 5. /agian intrakr intrakranial anial yang menjulu menjulurr dari kanalis kanalis optikus optikus ke bagian anterior anterior kiasma kiasma optikum optikum dan traktus optikus "'6 mm#. 7ahaya datang yang berasal dari optalmoskop optalmoskop mengalami mengalami refleksi internal total melalui serat aksonal dan dipantulkan kembali oleh kapiler pada permukaan disk, sehingga menimbulkan warna kuning%merah muda sebagai karakteristik disk optik sehat. Akson yang tidak memiliki optik yang baik, menyebabkan penampilan pucat pada disk. 8enurut teori lain, hilangnya kapiler dalam menyebabkan atrofi optik disk pucat muncul.'
5
Gambar 5. +ptik disc normal Permulaan saraf optikus di retina inilah yang disebut sebagai papil saraf optikus "optic disc#. $arena ketiadaan fotoreseptor di papil saraf optikus, maka bagian retina ini tidak dapat berespon terhadap stimulus cahaya. $arenanya bagian ini disebut juga sebagai blind spot, dan memiliki diameter sekitar ',3 mm.' Papil Papil sara saraff optik optikus us meru merupa paka kan n tand tandaa ofta oftalm lmos osko kopi pik k pent pentin ing g pada pada pemeri pemeriks ksaa aan n funduskopi. 9ang perlu diperhatikan dari papil saraf optikus adalah warna, batas, cup%discratio dan lingkaran neuroretinal. Papil yang normal akan berwarna merah musa kekuningan,dengan ba batas yang jelas, non%elevated, dan memilki cup%disc ratio kurang dari 6,2.' 1.2. )efini%i Atrofi Papil
Atro Atrofi fi papil papil sara saraff optik optikus us didef didefin inis isik ikan an seba sebagai gai kerus kerusak akan an sara saraff opti optiku kuss yang yang menyebabkan degenerasi atau destruksi saraf optikus. !ecara klinis keadaan ini dikenal sebagai pucatnya papil akibat menghilangnya pembuluh darah kapiler serta akson danselubung myelin saraf saraf sepert sepertii yang terlih terlihat at pada pada pemeri pemeriksa ksaan an fundus funduskopi kopi.. Atrof Atrofii optik optik bisa bisa sangat ringan dengan gangguan visus dan lapang pandang yang sangat ringan " hidden visual loss # sampai hilangnya visus dan lapang pandangan secara total. 1,2
1.7. Epide!iolo#i Atrofi Papil
Prevalensi kebutaan disebabkan atrofi nervus optikus diAmerika !erikat adalah 6,:. 8anakal 8anakala, a, preval prevalens ensii gangguan gangguan penglih penglihata atan n dan kebutaa kebutaan n yang yang timbul timbul akibat akibat atrofi atrofi nervus nervus optikus masing%masing adalah 6,65 dan 6,'1. Atrofi nervus optikus bukanlah suatu penyakit melainkan melainkan tanda dari berbagai berbagai proses proses penyakit. penyakit. )engan demikian, demikian, morbiditas morbiditas dan mortalitas mortalitas pada atrofi optik tergantung pada etiologi. /erdasarkan ras, atrofi nervus optikus lebih menonjol
6
pada orang kulit hitam "6,2# dibandingkan
dengan kulit putih "6,63#.
kecenderungan jenis kelamin tertentu terhadap angka kejadian atrofi nervus optikus. !edangkan dari segi umur, atrofi optik terlihat dalam setiap kelompok usia.5
1.+. Etiolo#i Atrofi Papil
/erdasarkan etiologinya, atrofi atrofi papil dapat diklasifikasikan sebagai berikut =askular O$lu%i Arteri Retina
Penyebab paling sering oklusi arteri retina pada orang tua adalah embolisasi trombus atau aterom ateromaa dari dari arteri arteri karoti karotiss ke arteri arteri retina retina sentra sentralis lis.. Penyeba Penyebab b lainny lainnyaa antara antara lain lain arteri arteritis tis temporalis, temporalis, neuritis neuritis optikus, optikus, hiperkoagul hiperkoagulabilit abilitas as darah, dan peningkatan peningkatan tekanan intraokular intraokular.. )alam waktu satu jam setelah terjadinya oklusi, spasme arterial yang reaktif akan menghilang sehingga sehingga aliran aliran darah ke retina retina kembali kembali normal. normal. 8eskipun 8eskipun demikian, demikian, beberapa beberapa jam sesudahnya sesudahnya retina akan mengalami edema dan berwarna abu%abu karena iskemia yang terus berlanjut serta matinya sel%sel ganglion retina. $arena retina pada daerah fovea tidak mengandung sel ganglion, maka warna kemerahan di bawah koroid tetap terlihat, dan memberikan gambaran yang khas berupa cherry-re cherry-red d spot yang dikelilingi retina berwarna abu%abu. )alam waktu 1 sampai 2 minggu, cherry-red spot akan akan menghilang, dan seiring dengan matinya sel%sel ganglion beserta aksonnya, saraf optikus akan memucat, yang merupakan gambaran khas atrofi papil.5 7abang arteri retina sentralis juga dapat mengalami oklusi jika a da ateroma yang terlepas. +klusi cabang arteri retina sentralis dikenal sebagai plak Hollenhorst plak Hollenhorst dan dan terlihat sebagai objek refraktil.
6 menit pertama setelah terjadinya oklusi untuk untuk menceg mencegah ah kemati kematian an sel retina retina.. 8enuru 8enurunka nkan n tekana tekanan n intrao intraokul kular ar secara secara cepat cepat dengan dengan parasentesis dan vasodilator akan mendorong pergerakan embolus kembali ke perifer. 7
Penetalaksanaan lain seperti dengan pemijatan bola mata untuk memperbaiki pasokan +1 ke jaringan terapi 7+1 untuk menghasilkan vasodilatasi, pemberian antikoagulan oral, maupun pemberian trombolitik, dapat diusahakan meskipun tidak ada yang terbukti efektif. 5 Se$under $arena penya$it de#eneratif pada retina Papiledema
Papiledema adalah kongesti noninflamatorik papil saraf optikus yang berkaitan dengan peningkatan tekanan intrakranial. Papiledema akan terjadi pada setiap keadaan yang menimbulkan peningkatan tekanan intrakranial persisten, seperti tumor serebrum, abses atau hematom subdura, hidrosefalus, dan hipertensi maligna. 3 Papiled Papiledema ema dapat dapat berkai berkaitan tan dengan dengan penuru penurunan nan penglih penglihata atan n akut setela setelah h dekompr dekompresi esi intrakranium mendadak atau penurunan tekanan perfusi sistolik. Pada papiledema kronik, papil yang hiperemik dan meninggi menjadi berwarna putih abu%abu akibat gliosis astrositik dan atrofi saraf disertai konstriksi sekunder pembuluh%pembuluh darah retina. !elain itu dapat muncul juga pembuluh kolateral optikosiliaris, dan eksudat halus atau drusen drusen.. Pada Pada papiled papiledema ema kronik kronik juga juga terjadi terjadi penurun penurunan an lapang lapang pandang pandang perife periferr dan timbul kekaburan penglihatan yang sementara. Atrofi papil dan hilangnya penglihatan permanen dapat terjadi sekunder jika penyebab utama papiledema tidak ditangani.3 Pengo Pengoba bata tan n
papil papiled edem emaa
haru haruss
ditu dituju juka kan n
kepad kepadaa
penye penyeba babny bnya. a.
Pada Pada hiper hiperte tens nsii
intrakranium jinak, terapi mungkin berupa pungsi lumbal, diuretik, kortikosteroid, pirau lumboperitoneum, dan fenestrasi selaput saraf optikus.3
6a!"ar 5. 6a!"aran fundu%$opi$ pada papilede!a 8
(euritis optikus
(euritis optikus adalah peradangan saraf optikus yang dapat menyebabkan hilangnya penglihatan sebagian atau keseluruhan. Peradangan saraf optikus tersebut biasanya disebabkan disebabkan oleh pembengkakan pembengkakan atau kerusakan kerusakan pada selaput myelin myelin yang melapisi saraf optiku optikus. s. Pada Pada banyak banyak kasus kasus kerusa kerusakan kan aksonal aksonal langsu langsung ng juga juga dapat dapat menyebab menyebabkan kan kerusakan saraf. !elain itu, peradangan juga disebabkan oleh infeksi bakteri%virus dan karena peradangan pembuluh darah "vaskulitis# yang memperdarahi saraf optikus.5 ?ilangnya penglihatan pada neuritis optikus terjadi dalam beberapa jam pertama setelah awitan awitan dan mencapa mencapaii maksim maksimum um dalam dalam beberap beberapaa hari. hari.
6a!"ar . 6a!"aran fundu%$opi$ pada neuriti% opti$u%
9
$ompresi !araf optikus menjulur ke belakang mata, dan melintasi orbita serta kanalis optikus menuju menuju kiasma kiasma optiku optikus. s. Panjang Panjang saraf saraf optiku optikuss intrao intraokul kular ar sekita sekitarr ' mm, pada segmen segmen intraorbital sekitar 13 mm, pada segmen intrakanalikular sekitar > mm, dan pada komponen intrakranial sekitar ' mm. !araf optikus paling rentan terhadap penekanan pada tempat% tempat yang dikelilingi oleh tulang.3, Atrofi papil sendiri merupakan akibat dari neuropati optikus yang disebabkan karena penekanan oleh keganasan intrakranial, keganasan intraorbital "mening "meningiom ioma, a, hemangi hemangioma oma,, schwan schwannoma noma#, #, keganas keganasan an pada saraf saraf optiku optikuss "gliom "gliomaa atau atau meningioma saraf optikus#, aneurisma sirkulus anterior *illisi, oftalmopati tiroid, serta proses inflamasi pada saraf optikus. 7iri khas dari neuropati optikus akibat penekanan adalah hilangnya penglihatan yang perlahan namun progresif, disertai oleh kelainan pupiler aferen dan skotoma sekosentral.
6a!"ar 8. 6a!"aran fundu%$opi pada neuropati opti$u% a$i"at pene$anan
8etabolik 10
Penyakit metabolik yang dapat menyebabkan atrofi papil antara lain diabetes, penyakit ganglio gangliosid sida, a, dan lain lain sebaga sebagainy inya. a. Pada diabet diabetes, es, saat saat neurop neuropati ati berubah berubah menjad menjadii stadiu stadium m proliferatif, maka pada papil saraf optikus dapat dilihat sejumlah pembuluh darah baru yang rapuh. Adanya gambaran yang demikian demikian mengindikasi mengindikasikan kan perlunya perlunya intervensi intervensi seperti PP " panretinal panretinal photocoagulation# photocoagulation# yang digunakan untuk menurunkan neovaskularisasi di papil saraf optikus. 5
6a!"ar 9. 6a!"aran fundu%$opi$ pada retinopati dia"eti$
Glaukomatosa Glaukom Glaukomaa ditanda ditandaii oleh oleh mening meningkatn katnya ya tekanan tekanan intrao intraokul kular ar yang yang disebab disebabkan kan oleh oleh gangguan aliran keluar humor akueus akibat kelainan sistem drainase sudut kamera anterior "glaukoma sudut terbuka# atau gangguan akses humor akueus ke sistem drainase "glaukoma sudut tertutup#. 4 Angka kejadian glaukoma sebanding dengan penuaan, dan frekuensinya meningkat pada usia 6an, serta diperkirakan mengenai enam puluh juta orang di seluruh dunia. Glaukoma merupakan penyebab utama kebutaan pada orang kulit hitam dan penyebab terbanyak kedua kebutaan pada orang kulit putih. 4 Glaukoma sudut terbuka primer yang merupakan bentuk tersering, dapat menyebabkan penyempitan lapang pandang bilateral progresif p rogresif asimtomatik yang timbul perlahan dan sering 11
tidak terdeteksi sampai terjadi penyempitam lapang pandang yang ekstensif. /entuk%bentuk glaukoma lain merupakan penyebab morbiditas visual yang berat pada semua usia. 4 8ekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah atrofi sel ganglion difus, yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan inti bagian dalam retina dan berkurangnya akson di saraf optikus. Papil saraf optikus menjadi atrofik, disertai pembesaran cekungan optikus. -ris dan korpus siliaris juga menjadi atrofik, dan prosesus siliaris memperlihatkan degenerasi hialin. Pada glaukoma sudut tertutup akut tekanan intraokular mencapai 6%:6 mm?g sehingga terjadi kerusakan iskemik pada iris yang disertai edema kornea. 4 @ntuk mendiagnosis glaukoma dapat dilakukan beberapa pemeriksaan antara lain
Gonioskopi, digunakan untuk memperkirakan kedalaman sudut kamera anterior dan memungkinkan visualisasi langsung struktur%struktur sudut
Penilai Penilaian an papil papil saraf saraf optiku optikus. s. Penila Penilaian ian klinis klinis papil papil saraf saraf optiku optikuss dapat dapat dilaku dilakukan kan dengan oftalmoskopi langsung atau dengan pemeriksaan menggunakan lensa 46 dioptri, lensa ?ruby, atau lensa kontak kornea khusus yang memberi gambaran tiga dimensi. Atrofi papil saraf optikus akibat glaukoma menimbulkan menimbulkan kelaianan%kelainan khas yang teru teruta tama ma dita ditanda ndaii oleh oleh berkur berkuran angny gnyaa subs substa tans nsii papi papil, l, yang yang terd terdet etek eksi si seba sebagai gai pembesaran cekungan papil disertai pemucatan papil di daerah cekungan. asio cekungan%diskus adalah cara yang berguna untuk mencatat ukuran papil saraf optikus pada pasien glaukoma. /esaran tersebut adalah perbandingan antara ukuran cekungan terhadap garis tengah papil. Apabila terdapat peningkatan tekanan intraokular yang signif signifika ikan, n, rasio rasio cekunga cekungan%d n%disk iskus us yang lebih lebih besar besar dari dari 6,3 atau atau adanya adanya asimet asimetri ri bermakna antara kedua mata mengisyaratkan adanya atrofi glaukomatosa.
Pemeriksaan lapang pandang. &apang pandang pada glaukoma dapat dilakukan dengan layar singgung, perimeter Goldman, Friedmann Goldman, Friedmann field analyser , dan perimeter otomatis. Gangguan Gangguan lapang lapang pandang pandang akibat akibat glaukom glaukomaa teruta terutama ma mengen mengenai ai 26 deraja derajatt lapang lapang pandang bagian tengah. Perubahan paling dini adalah semakin nyatanya bintik buta. Perlu Perluas asan an kont kontin inyu yu ke daer daerah ah /jer /jerru rum m lapa lapang ng panda pandang ng,, '3 dera deraja jatt dari dari fiks fiksas asi, i, menimbulkan skotoma /jerrum kemudian skotoma arkuata.
12
Penurunan pembentukan humor akueus adalah suatu metode untuk menurunkan tekanan intraokular pada semua bentuk glaukoma. /eberapa obat dapat menurunkan pembentukan humo humorr akue akueus us,, anta antara ra lain lain beta-blocker , agon agonis is adren adrener ergi gik k B%1, B%1, dan dan inhi inhibi bito torr karb karbona onatt anhidra anhidrase se sistem sistemik. ik.
6a!"ar 10. 6a!"aran fundu%$opi$ papil yan# nor!al $iri dan papil yan# atrofi$ $anan pada #lau$o!a
1.5. Patofi%iolo#i Atrofi Papil :
Pada nervus optikus terdapat sebanyak '.1 juta axon yang berasal dari lapisan retina. Akson% Akson% akson akson pada pada nervus nervus optiku optikuss ini terdir terdirii atas atas serabut serabut bermie bermielin lin oligod oligodendr endrit it dan bila bila terj terjad adin inya ya keru kerusa saka kan n pada pada akso akson n ia tida tidak k akan akan rege regene nera rasi si kemb kembal ali. i. Pada Pada akso akson n yang yang berdegenerasi, ia kehilangan kemampuan optik dimana pada d iskus optikus yang normal terdapat karakteristik warna kekuningan sedangkan pada diskus yang atrofi bewarna pudar. Atrofi optic merupakan merupakan tanda utama kerusakan pada sel% sel ganglion retina. $erusakan dapat terjadi pada mana% mana bagian dari sel neuron, yaitu dari badan sel sehingga ke bagian
13
sinapsnya pada badan genikulatum lateral. Atrofi optic tidak terjadi secara mendadak dimana diperlukan 5% minggu dari waktu terjadinya kerusakan akson. Perubahan histopatologi pada atrofi papil • • • • • •
Peyusutan atau kehilangan myelin dan silinder aksis Gliosis &ebih dalamnya cup fisiologis dengan barring lamina cribrosa Pelebaran ruang subarachnoid Pelebaran septa pial Pembengkakan bulbus aksonal " 7ajal end /ulb#
postneurit postneuritic ic optic
atrophy. 1. )ege )egene nera rasi si sera serabu butt sara saraff dan dan glio gliosi siss dala dalam m kead keadaa aan n norm normal al,d ,dii mana mana astr astros osit it berproliferasi dengan sendirinya dan tersusun pada kolum longitudinal mengganti serabut saraf "columnar gliosis#.$eadaan ini terjadi pada atropi papil primer. 2. )egenerasi )egenerasi serabut serabut saraf saraf yang yang berhubungan berhubungan dengan dengan gliosis gliosis yang tidak tidak berfungsi. berfungsi.?al ?al ini terjadi akibat berkurangnya aliran darah. Perubahan patologi ini disebut sebagai caverno cavernous us optic optic atrophy atrophy dan merupa merupakan kan ciri ciri dari glaukom glaukomaa dan ischaem ischaemic ic optic optic atrophy. 1.. 6ejala dan tanda 9
Gejala dan tanda atropi papil tentunya juga tergantung dari penyakit yang mendasari. Gejala dan tanda umum adalah sebagai berikut
•
Penurunan visus
•
Gangguan persepsi warna
14
•
Gangguan lapangan pandang yang beraneka ragam tergantung penyebabnya.
/entuk kelainan pada lapangan pandang dapat berupa membesarnya bintik buta fisiologik bisa terjadi;
•
!kotoma /usur "arkuata# dapat terlihat pada glaucoma, iskemia papil saraf optic, dan oklusi arteri retina sentral
•
!kotoma !entral pada retinitis sentral
•
?emianopsia bitemporal hilangnya setengah lapang pandang temporal kedua mata, khas pada kelainan kiasma optic, meningitis basal, kelainan sphenoid dan trauma kiasma.
•
?emian ?emianops opsia ia binasa binasall defek defek lapang lapang pandang pandang setenga setengah h nasal nasal akibat akibat tekanan tekanan bagian bagian temporal kiasma optic kedua mata atau atrofi papil saraf optic sekunder akibat <-$ meninggi.
•
?emianopsia heteronym bersilang, dapat binasal atau bitemporal
•
?emianopsia homonym hilang lapang pandang pada sisi yang sama pada kedua mata, pada lesi temporal
•
?emianopsia altitudinal hilang lapang pandang sebagian atas atau bawah, dapat terjadi pada iskemik optic neuropati, kerusakan saraf optic, kiasma dan kelainan korteks .
1.-. )ia#no%i%
)iagno )iagnosis sis dapat dapat ditegak ditegakkan kan dengan dengan anamnes anamnesis is berupa berupa keluhan keluhan subjek subjektif tif pasien pasien dan kemungkinan faktor risiko yang diderita pasien. !elain itu dapat pula dilakukan pemeriksaan fisik yang menginterpretasikan adanya gangguan pada nervus optikus, yaitu '. Gangg Ganggua uan n lapa lapang ngan an pan panda dang ng 15
&esi &esi di sepan sepanja jang ng lint lintas asan an nervus nervus opti optiku kuss "(."(.--# -# hing hingga ga korte korteks ks sens sensor orik ik,, akan akan menunjukkan gejala gangguan penglihatan yaitu pada lapang pandang. &esi pada nervus optikus akan mengakibatkan kebutaan atau anopsia pada mata yang disarafinya. ?al ini disebabkan karena penyumbatan arteri centralis retina yang memperdarahi retina tanpa kolateral, ataupun arteri karotis interna yang akan bercabang menjadi arteri oftalmika yang kemudian menjadi arteri centralis retina. $ebutaan tersebut terjadi tiba%tiba dan disebut amaurosis fugax. fugax. :,> &esi pada bagian medial kiasma akan menghilangkan medan penglihatan temporal yang disebut hemianopsia bitemporal, sedangkan lesi pada kedua bagian lateralnya akan menimbulkan hemian hemianops opsia ia binasa binasal. l. &esi &esi pada pada traktu traktuss optiku optikuss akan menyebab menyebabkan kan hemiano hemianopsi psiaa homonim homonim kontra kontralat latera eral. l. &esi &esi pada radias radiasio io optika optika bagian bagian tempor temporal al akan menyebab menyebabkan kan Cuadroa Cuadroanops nopsia ia superi superior or homoni homonim m kontral kontralate ateral ral,, sedang sedangkan kan lesi lesi pada serabu serabutt pariet parietal al akan akan menyeb menyebabk abkan an Cuadroanopsia inferior homonim kontralateral.:,>
Gambar 3. $elainan lapangan pandang
16
1. $elain $elainan an pada pada pemeri pemeriksa ksaan an refle refleks ks pupil pupil eaksi pupil terhadap cahaya dapat menghilang atau berkurang jika terdapat lesi yang mengenai jaras penglihatan pada lintasan saraf yang berperan pada refleks pupil atau refleks cahaya tersebut. $elainan tersebut termasuk diantaranya •
$egagalan $egagalan cahaya untuk mencapai mencapai retina, retina, misalnya akibat katarak katarak dan kekeruhan cairan
•
vitreus pada pasien diabetes melitus. Penyakit pada retina, seperti retinitis pigmentosa, perdarahan makula, atau scar atau scar . Penyakit atau kelainan pada nervus optikus seperti neuritis optik, neuritis retrobulbar, dan
•
• • •
atrofi nervus optikus. $elainan yang mengenai traktus optikus dan hubungannya dengan batang otak Penyakit atau kelainan pada batang otak Penyakit atau kelainan pada nervus okulomotorius atau gangion siliare Gangguan pada (.optikus "nervus --# dapat mengakibatkan gangguan relatif jaras aferen
pupil0AP) "pupil 8arcus Gunn#. 2. Penguji Pengujian an dengan dengan perime perimeter ter Goldman Goldmann n D )engan )engan mema memakai kai bida bidang ng parabol parabolaa yang yang terlet terletak ak 26 cm cm di depan depan pasien pasien D Pasien Pasien dimint dimintaa untuk terus terus menat menatap ap titik titik pusat pusat alat dan dan kemudian kemudian benda benda digerak digerakkan kan dari dari perifer ke sentral. D /ila /ila ia melihat melihat benda benda atau sumber sumber cahaya cahaya terseb tersebut, ut, maka maka dapat dapat ditentu ditentukan kan setiap setiap batas batas
D
luar lapang pandangannya )apat )apat pula pula diten ditentuk tukan an letak letak bint bintik ik buta buta pada pada lapa lapang ng pandan pandang g pasien pasien:,>
5. $elain $elainan an pada pada peme pemerik riksaa saan n fundus funduskopi kopi
17
)alam bidang neurologi, kelainan papil nervus optikus yang perlu diperhatikan adalah papil yang mengalami atrofi dan sembab atau papiledema.
18
Gambar . Atrofi Primer 1. Atro Atrofi fi papi papill !ekun !ekunde der r Atro Atrofi fi seku sekund nder er meru merupak pakan an akib akibat at lanj lanjut ut dari dari papi papili liti tiss dan papi papile ledem dema. a. Atro Atrofi fi sekunder juga terjadi akibat lanjut dari papiledema misalnya pada pasien yang menderita tekanan tinggi intracranial yang lama. Pada atrofi sekunder, warna papil juga pucat tetapi batasnya tidak tegas.
Gambar 4. Atrofi !ekunder
1.8. Tatala$%ana Tatala$%ana Atrofi papil
19
-debenone, analog kuinon, telah digunakan baru%baru ini dalam beberapa kasus &eber neuropati optik untuk memperbaiki jaring sintesis A
Pengobatan dini dan intensif pada neuropati optik akibat nutrisi dapat memberikan pasien dengan dengan visus visus mendeka mendekati ti normal normal..
2.1. Tu Tu!or !or Hipofi%i% Hipofi%i%
!ecar !ecaraa umum umum,, lesi lesi pada pada kias kiasma ma meny menyeba ebabk bkan an defek defek lapang lapang panda pandang ng hemia hemiano nopi piaa bitemporal. Pada awalnya, defek ini biasanya tidak lengkap dan sering asimetrik. (amun, seiring dengan dengan berjal berjalanny annyaa penyaki penyakit, t, hemianop hemianopia ia tempor temporal al menjad menjadii komplet komplet,, lapang lapang pandang pandang nasal nasal
20
inferi inferior or dan superi superior or kemudi kemudian an terken terkena, a, dan ketajam ketajaman an penglih penglihata atan n sentra sentrall akan akan berkur berkurang ang.. !ebagia !ebagian n besar besar penyakit penyakit yang mengen mengenai ai kiasma kiasma bersi bersifat fat neoplast neoplastik; ik; proses proses vaskul vaskular ar atau atau peradangan hanya sesekali menyebabkan disfungsi kiasma &obus anterior kelenjar hipofisis adalah lokasi awal tumor hipofisis yang bermanifestasi dalam bentuk penglihatan, kelumpuhan nervus kranialis termasuk kelumpuhan otot ekstraokular, dan sebuah massa lesi pada 7<%scan atau 8-, yang berasal dari sella hipofisis dan meluas ke regio suprasela dan atau parasella. Pemeriksaan Pemeriksaan penglihatan, penglihatan, khususnya khususnya dokumentasi dokumentasi lapang pandang, serta pemeriksaan pemeriksaan endokr endokrin, in, pentin penting g dalam dalam penent penentuan uan tatala tatalaksa ksana na tumor tumor ini. ini. Prolak Prolaktin tinoma oma umumny umumnyaa diterap diterapii dengan agonis dopamin, seperti seperti cabergoline cabergoline,, bromocripti bromocriptine, ne, atau pergolide. pergolide. 8akroadenoma hipofi hipofisis sis lain lain umumny umumnyaa menjal menjalani ani hipofis hipofisekt ektomi omi transf transfenoi enoid. d. adiot adioterap erapii dapat dapat diberi diberikan kan sebagai sebagai adjuva adjuvan n pembeda pembedahan. han. $etajam $etajaman an pengli penglihat hatan an dan lapang lapang pandang pandang dapat dapat pulih pulih secara secara dramatis dramatis setelah tekanan tekanan pada kiasma dihilangkan. dihilangkan. Akan tetapi apabila terjadi terjadi atrofi atrofi optik, itu merupakan tanda prognostik yang buruk.3
21
)ua bulan bulan !8! !8! pengli penglihat hatan an kedua kedua mata mata pasien pasien semaki semakin n membur memburuk. uk. Pada Pada bagian mata kanan, hanya dapat da pat melihat sinar, dan pada bagian mata kirinya sudah tidak dapat dapat meliha melihatt apapun. apapun. Pasien Pasien tidak tidak ada riwaya riwayatt penggun penggunaan aan kaca kaca mata. mata. !ebelu !ebelum m itu, itu, pasien tidak tahu jika mempunyai riwayat hipertensi, kencing manis atau kadar lemak darah tinggi karena belum pernah periksa ke dokter. Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat secara rutin. Ri;ayat Penya$it )ahulu a. @mum Asthma tidak ada ?ipertensi tidak ada )iabetes 8elitus tidak ada !troke tidak ada b. 8ata - iwa iway yat saki akit mat mataa seb sebel elum umny nyaa kon konju jung ngttiviti vitiss tidak ada - iwayat penggunaan kaca mata - iwayat operasi mata tidak ada - iwa iwaya yatt tra traum umaa mata mata seb sebel elum umny nyaa tid tidak ak ada ada Ri;ayat Penya$it &eluar#a: Penyakit mata serupa tidak ada Penyakit mata lainnya tidak ada Asthma tidak ada )iabetes tidak ada Glaukoma tidak ada Alergi tidak ada PE*ER(&SAA3 F(S(& A. ST STA AT'S 6E3ERA 6E3ERA(S (S $eadaan @mum /aik $esadaran 7ompos 8entis
-
-
-
(((.
23
+) '0266
"%#,
=isus /ulbus oculi Palpebra superior dan injeksi
konjungtiva "%# (ormal, warna tidak ikterik ernih )alam /ula /ulatt, refl eflex
inferior $onjungtiva
putih,
caha cahay ya
"%#.
-njeksi
!clera $ornea 7+A Pupil
ikterik ernih )alam /ulat,
refleks
cahaya
direk"%#, konsensual "%#
positif (ormal ernih , shadow test "%# eflex fundus "I# bulat,
!ecret
konjungtiva "%# (ormal, warna putih, tidak
"direk0konsensual#
Papil
+! (o &ight Projection
-ris &ensa Hunduskopi
warna
(ormal ernih , shadow test "%# eflex fundus "I# Papi Papill bulat bulat,, warn warnaa pucat pucat,,
orange, batas tegas
batas tegas.
A0= ratio 103
A0= ratio 103
70) ratio 6,2
70) ratio tidak bisa dinilai
<. ST STA AT'S OPTHA OPTHA*O *OO6 O6(S (S
(=. (=.
PE*ER(&S (&SAA3 PE3 PE3'34A36
% =.
RES'*E Anamnesis !eorang laki%laki 1 tahun tahun datang ke poliklinik mata mata H87 dengan keluhan mata
sebelah kanan dan kiri terasa buram sejak 3 bulan !8!. $emudian 1 bulan !8! mata kiri menjadi tidak bisa melihat. Penglihatan seperti berkabut "%# silau "%#, nyeri "%#, perih "%#, berair "%#, gatal "%#, mata merah "%#, seperti pelangi "%#. Pasien juga mengeluh sering sakit kepala bagian belakang hingga membuat pasien menjadi muntah%muntah.
24
Pada pemeriksaan didapatkan visus mata kanan '0266, dan visus mata kiri (o &ight Projection. Pada funduskopi mata kanan didapatkan hasil reflex fundus "I#, papil bulat, warna orange, batas tegas, tegas , A0= ratio 103, 70) ratio 6,3. !edangkan pada mata kiri reflex fundus "I#, papil pucat, batas tegas, A0= ratio 103, 70) ratio tidak bisa dinilai. =(. =((.
)(A63OS(S &ER4A - Atrofi papil suspect ec adenoma hipofisis )(A63OS(S
=(((. (((. (>.
A34' A34'RA RA3 3 PE*E PE*ER( R(&S &SAA AA3 3 PE3' PE3'34 34A3 A36 6 - Pemeriksaan kadar prolactin, G?,
(on%medikamentosa
8elakukan rujukan ke spesialis mata 8elakukan rujukan ke spesialis saraf
dukasi • • • •
8emberitahu pasien mengenai penyakit pasien 8emakai obat sesuai dengan anjuran yang diberikan dokter
>.
PRO63OS(S
Ad =itam Ad Hungsionam
+77@ +77@&&- )J< )J<A A "+)# "+)# ad 8alam ad 8alam
Ad !anationam
ad 8alam
+77@ +77@&&- !-(!-(-!< !<A A "+!# "+!# ad 8alam ad 8alam ad 8alam
25
)AH
'4
April
16'
http00emedicine.medscape.com0article0'1'446%
followupKshowall. followupKshowall. 2. $hur $huran anaa A.$. A.$. (eur (euro% o%oph ophth thal almo molo logy gy,, chapt chapter er '1, '1, in compr compreh ehen ensi sive ve opht ophtha halm lmol ology ogy,, fourth edition. (ew )elhi (ew Age -nternational &imited Publisher; 1664, p. 26'%262. 5. +ptic atrophy. atrophy. )iunduh )iunduh pada tanggal '4 April April 16'http00eyewiki.aao.org0+pticLAtrophy 16' http00eyewiki.aao.org0+pticLAtrophy 3. iordan%va P, *hitcher P. =aughan M asbury oftalmologi umum. disi ke '4. akarta G7; 16'6. h. 12%1:2 26
. 7ooper <. <. 7ompress 7ompressive ive optic neuropathy neuropathy.. )iunduh )iunduh pada tanggal 16 April April 16' www.emedicine.com0oph0topic'4.htm 4. ?addad dad *. -ntr ntraocul oculaar ana anatomy omy.
)iunduh duh
pada ada
tangg nggal
16
Apri pril
16'
www.eyeweb.org0anatomy.htm :. 8ontgom 8ontgomery ery <8. <8. Anatom Anatomy y, and pathology pathology of the human eye. )iunduh )iunduh pada pada tanggal tanggal 16 April 16'3 http00ww http00www.tedmontgo w.tedmontgomery.com0the mery.com0the Leye0o Leye0optcnrv ptcnrve.html e.html >. &anning &anning /. $line, $line, 8) ; (euro opthalmo opthalmolog logy y ; Ameri American can Acedem Acedemy y of +pthal +pthalmol mology ogy section 3.166:% 166>; p:4 '6. 7ribaillet 7). +ptic atrophy type '.)iunduh '.)iunduh pada tanggal 11 April April 16' .http00www.ncbi.nlm.nih.gov0books0(/$'15:0NreportOprintable ''. +ptic atrophy. )i unduh pada tanggal 11
April
16'
http00www.healthatoF.com0healthatoF0AtoF0common0standard0tranorm.jsp0reCuest@&O0 healthatoF0A health atoF0AtoF0en toF0ency0opti cy0opticLatro cLatrophy.jsp phy.jsp..
27