Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah Edison Parulian Manik (4112210001) Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK
Karya ilmiah merupakan jenis tulisan ilmiah yang memiliki desain atau sistematika tertentu sesuai dengan karakteristik ilmiah itu sendiri. Salah satu karakteristik tersebut wujud dalam bentuk bahasa, yaitu bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa tulis yang baku. Karya ilmiah mencakup berbagai jenis teks seperrti laporan penelitian, makalah, artikel ilmiah argumentasi. Karya ilmiah memiliki struktur, retorika, dan cirri (Hartisari, 2005). Karya ilmiah ditulis dengan menggunakan aaturan yang sudah ada. Dan aturan ini menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Karya ilmiah menggunakan sifat bahasa seperti objektif, impresona, teknis, dan prektis. Selain itu syarat syarat penggunaan bahasa dalam karya ilmiah juga dibutuhkan seperti ketepatan diksi (pilihan kata), keefektifan kalimat, kelogisan paragraf, dan defenisi. Penulisan rujukan yang benar juga diatur dalam bahasa Indonesia untuk digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah. Kata kunci: Bahasa Indonesia, Karya Ilmiah PENDAHULUAN
Penulisan karya ilmiah adalah hal yang paling penting dalam dunia pendidikan saat ini. Mahasiswa dan dosen perlu mengetahui bagaimana menulis karya ilmiah yang benar dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Karya ilmiah merupakan jenis tulisan ilmiah yang memiliki desain atau sistematika tertentu sesuai dengan karakteristik ilmiah itu sendiri. Salah satu karakteristik tersebut wujuda dalam bentuk bahasa yaitu bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa tulis yang baku. Penulisan karya ilmiah dipengaruhi oleh dua factor yaitu yaitu factor nonteknis mencakup sistematika penulisan dan penalaran dan factor teknis yang berkaitan dengan content yang memperlihatkan keaslian gagasan yang didukung dengan argumentasi ilmiah. Pada tulisan ini akan dibahas beberapa yang berkaitan dengan bahasa dan karya ilmiah. Mulai dari sifat sifat bahasa dalam karya ilmiah, ragam bahasa tulis,
cara penulisan rujukan dan syarat-syarat penggunaan bahasa dalam penulisan karya ilmiah. PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH
Bahasa Indonesia berkembang terus. Namun demikian bahasa Indonesia khususnya ragam bahasa tulisan telah dibakukan. Oleh karena itu dalam tampilannya disarankan agar artikel ilmiah direalisasikan oleh bahasa Indonesia baku. Bahasa Indonesia bakau ragam tulisan mencakup banyak aspek seperrti ejaan, pilihan kata, struktur kalimat. Dalam artikel ini nantinya akan dibahas dalam syarat-syarat penggunaan bahasa dalam karya ilmiah. Ragam bahasa merupakan variasi penggunaan bahasa. Ragam bahasa dapat dibedakan berdasarkan pada a) pokok pembicaraan, b) media yang digunakan, c) hubungan antara contributor dan komunikan. Dari hubungan komunikator dengan komunikan, perbadaan ragam bahasa tulis dan ragam lisan ada dua macam. Pertama hubungan dengan peristiwanya yakni bila digunakan dalanm ragam tulis partisipan tidak berhadapan secara langsung. Akibatnya bahasa yang digunakan harus lebih jelas sebab berabagai sarana pendukung yang dalam bahasa lisan seperti bahasa isyarat, pandangan, dan anggukan tidak dapat digunakan. Itu sebabnya ragam tulis libiih cemat. Pada ragam tulis fungsi subjek, predikat, objek dan keterangan serta hubungan antarfungsi itu harus nyata. Pada ragam lisan partisipan pada umumnya bersemuka sehingga funsi fungsi tersebut sering terabaikan. Hal kedua yang membedakan ragam tulisan dengan lisan adalah berkaitan dengan beberapa upaya yang digunakan dalam ujaran, misalnya teinggi rendah, panjang pendek, dan intonasi kalimat yang tidak terlambang dalam tata tulis maupun ejaan. Dengan demikian penulis perlu merumuskan kembali kalimatnya jika ingin menyampaikanjangkauan makna yang sama lengkapnya. Lain hal nya dengan ragam lisan, penutur dapat memberikan tekanan atau jeda pada bagian tertantu agar maksud
ujarannya dapat dipahami. Jadi ragam bahasa tulis memiliki karakteristik yang khusus dibandingkan ragama bahasa lisan. SIFAT BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH
Karya ilmiah memiliki sifat objektif, impersonal, teknis dan praktis (Hartisari, 2005). Disamping itu karya ilmiah terealisasi dalam bahasa tulisan. Objektif
Yang dimaksud dengan bahasa yang objekti adalah representasi bahasa yang menggambarkan suatu pengalaman yang bagi semua khalayak pemakai bahasa, representasi linguistic itu dipandang sama. Sedangkan bahasa subjektif adalah bahasa yang menggambarkan sesuatu pengalaman oleh penulisnya yang berbeda dengan pengalaman yang dipahami oleh khalayak dalam memahami representasi pengalaman itu karena penulis membawa pertimbangan sikap, pendapat, dan komentar pribadi. Keobjektifan
bahasa
dapat
ditingkatkan
dakan
dengan
meniadakan
ataumeminimalkan pendapat dan sikap pribadi tersebut. Karena bahasa subjektif wujud dalam bentuk epitet atau ekspresi emosional, modlitas, proses mental, dan mkan
konotatif
maka
keobjekan
dapat
dicapai
dengan
meniadakan
atau
meminimalkan penggunaan bahasa dengan cirri subjektif diatas. Contoh pebandingan teks dengan pemakaian makana objektif dan subjektif: Aspek
Subjektif
Objektif
Epitet
Jelas, system itu tidak baik
System itu tidak digunakan
Ekspresi emosional
Hebat,
penelitian
itu Penelitian itu berkontribusi
sangat luar biasa Modalitas
pada pengembangan teori
Dasa selalu diproses di Data laboratorium
Proses manual
Makna konotatif
Model
Kemmis
diproses
di
laboratorium lebih Model
kemmis
sesuai
disenangi dibandingkan
untuk jenis penelitian ini
Action Research menjadi
Action
Research
sedang
primadona saat ini
digalakkan saat ini
Dalam kenyataanya epitet dapt juga digunakan dalam makalah artau artikel ilmiah. Dalam keadaan demikian kalaupun epitet terpaksa digunakan, misalnya dalam skala (prioritas, sikap, pengukuran) sperti baik, lebih baik, paling baik aspek linguistic harus diobjektifkan atau tingkat kesubjektifannya harus diminialkan dengan menggunakan
criteria
atau
indicator
pengukuran
objektif.
Dalam
beberapa
penggunaanya, epitet baik, lebih baik, paling baik, ditetapkan berdasarkan criteria kegiatan atau keadaan yang secara operasional dapat diukur atau diamati. Impresona
Keimpresonaan bahasa secara operasional menunjukkan ketidakterlibatan penulis artikel ilmiah dalam teks. Pada teks karya ilmiah tidak digunakan bentuk pronominal saya, kami, kita, atau penulis dengan tujuan untuk menghindari paparan pesona (subjektif). Pemakaian semua ekspresi itu menjadikan kalimat aktif dan melibatkan penulis. Meskipun kita akui bahwa karya ilmiah tidak terwujuda tanpa keterlibatan penulis, retorika ilmu menuntut agar dalam teks ketrelibatan itu tidak ditampilkan. Untuknmempetahankan keimpresonaan teks sehingga tidak terlihat keterlibatan penulis, digunakan kalimat pasif sebagaimana terlihat dalam contoh berikut. Sampel ditentukan secara acak bukan saya memilih sampel secara acak Lokasi Penelitian ditentukan dikota X bukan Kami memilih lokasi penelitian di kota X Teknis
Teknikalitas suatu bahasa dalam karya ilmiah menunjukkan pemaknaan khusus oleh kata atau bentuk linguistic yang umum dalam satu bidang atau displin. Biasanya teknikalitas didalsarkan pada criteria. Umumnya orang awam heran kalau
besi, tembaga, air dikelompokkan dalam satu kelas karena jelas yang satu cair dan yang lain padat. Tetapi dengan criteria lain, ketiganya dapat menghantarkan listrik sehingga dapat dikategorikan satu kelas yang disebut konduktor . Sehingga pengelompkan itu bisa diterima.tidak ada satu displin ilmu yang tidak menggunakan istilah teknis atau teknikalitas. Oleh karna itu penggunaan istilah teknikalita menjadi cirri bahasa dalam karya ilmiah. Teknikalitas
berbeda
dengan
singkatan
atau
kependekan.
Perbedaan
teknikalitas dan singkatan merupakan bentuk linguistic (seperti frasa, lkalimat, kata) yang lazim diketahui orang dengan arti tertentu atau spesifik dalam suatu disiplin sementara singkatan merupakan penyinkatan bentuk dengan arti todak berubah dalam pemakaian umum. Dengan kata lain teknikalitas menyagkut pemadatan arti dalam kata yang umum sedangkan akronim atau singkatan membabitkan pemadatan bentuk karena ati yang umum. Penggunaan singkatan dalam karya ilmiah menampilkan bentuk penuh terlebih dahuludari uraian akronim yang akan dibuat diikuti bentuk singkatan dalam tanda kurung pertama. Misalnya, Pada tahun 2004 Kurikulum Berbasis kompetensi (KBK) akan mulai diberlakukan. Namun sampai saat ini para guru maupun kepala sekolah masih belum memahami KBK tersebut. Bahkan belum memiliki contoh KBK yang….
Praktis
Kepraktisan bahasa dalam karya ilmiah ditandai dengan penggunaan teks yang hemat dan ekonmis dan tidak taksa (unambiguous). Penghematan dapt dicapai dengan teknikalitas yang sudah dijelaskan diatas. Dengan prinsip penghematan, diartikan satu kata lebih baik daripada dua kata misalnya diteliti, beruntung, pencuri dgunakan untuk menggantikan kata-kata mengadakan penelitian, naik daun, panjang tangan karena semua kata yang terdahulu lebih ekonomis dan tidak membawa ketaksaan. Penghematan kata atau teks dan ketidaktaksaan dapat dicapai dengan
menggunakan Klaus sederhana yakni dalam satu klausa yang hanya digunakan satu fungsi sjenis, dan pemadatan makna dalam nominalisasi. SYARAT-SYARAT PENGGUNAAN BAHASA DALAM KARYA ILMIAH Ketepatan Diksi (Pilihan Kata)
Pemahaman terhadap suatu bahasa tidak dapat dilepaskan dari pemahaman terhadap kata-kata dan kaidah yang terdapa dalam bahasa tersebut. Menggunakan bahasa pada hakikatnya adalah memakai kata dan kaidah yang berlaku dalam bahasa tersebut. Dalam karya ilmiah pemilihan kata sering digunakan dengan emmilih katakata ilmiah dan kata popular. Tetapi tidak semua kata yang digunakan adalah kata ilmiah dan tidak semua kata popular. Contoh kata ilmiah adalah dampak, sedangkan kata populernya adalah akibat. Jadi pada contoh tersebut tampak pemilihan kata yang digunakan pada karya ilmiah. Dalam karya ilmiah hendaknya digunakan kata yang bermakna denotative, yaitu makna sebenarnya yang didukung oleh sebuah kata, yaitu makna yang mangacu pada suatu referen atau makan yang bersifat umum dan objektif. Dalam menetapkan diksi karya ilmiah, ada baiknya menggunakan kata yang sifatnya konkret. Kata yang acuannya semakin muda dicerna oleh panca indera. Jika kata itu tidak mudah diserap panacaindera, maka kata iru adalah abstrak dan sulit untuk dimengerti. Contoh: Keadaan kesehatan anak-anak didesa ini sangat buruk – abstrak Anak-anak di desa ini banyak yang menderita malaria, cacingan, infeksi, dan kurang gizi- konkret. Keefektifan Kalimat
Kalimat dikatakan efektif bila mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan itu berlangsung dengansempurna, mampu membuat maksud yang
disampaikannya itu tergambar lengkap dalam pikirannya si penerima (Agus Nero dkk,2007). Sebuah
kalimat
yang
efektif
memiliki
syarat
atau
cirri-ciri
yang
membedakannya dengan kalimat tidak efektif.ciri-ciri dari kalmiat efektif itu adalah memiliki kepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan dan kelogisan. Dalam kaitannya dalam karya ilmiah, kita harus menggunakan kalimat yang tidak bermakna ganda yaitu kalimat yang memenuhi ketentuan tata bahasa tetapi masih menimbulkan tafsiran ganda. Dalam hal ini tepat makna, tunggal arti. Bila kalimat yang kita buat masih menimbulkan maknsa ganda maka tidak temasuk kalimat yang efektif. Berikut contohnya: 1. Tahun ini SPP mahasiswa baru dinaikkan Kata baru diatas menerangkan
kata mahasiswa atau kata dinaikkan? Jika
menerangkan mahasiswa, tanda hubung dapat digunkan untuk menghindari salah tafsir. Kelogisan Paragraf
Paragraph merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraph terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraph tersebut mulai kalmiat pengenal, kalimat topic, kalimat utama, kalimat penjelas dan kalimat penutup. Paragraph harus memiliki sifat atau cirri koherensi dan logis. Untuk mencapai koherensi dan kelogisan paragraph kalimat penjelas harus kokoh dan menjelaskan ide pokok dan logisnya urutan peristiwa waktu, ruang, atau tempat dan proses. Untuk menjamin adanya kesatuan dan pertatutan dalam satu komposisi paragraph hendaknya termuat hanya satu gagasan pokok yang sesuai dengan jenjangnya dan gagasan pokok itukemudian dikembangkan. Didalam sebuah paragraph gagasan
pokok dapat diwujudkan dalam sebuah kalimat yang disebut kalimat pokok. Gagasan itu dikembangkan dengan kalimat-kalimat lain yang disebut kalimat penghubung pengembang sehingga membentuk paragraph karena didalam setiap paragraph seutuhnya terdapat proses pengembangan atas suatu gagasan pokok sehingga terbentuklah pertautan antara kalimat pokok dan kalimat pengembang serta kalimat penegmbang yang satu engan yang lainnya. Penggunaan kelogisan paragraph diatas digunakan dalam setiap penulisan karya ilmiah. Sehingga dalam karya ilmiah tersbut terdapa paragraph yang terpaut dengan adanya kesatuan atau koherensi sehingga karya ilmiah tersebut baik dan mudah dipahami. Defenisi
Dalam kegiatan menulis karya ilmia, penulis kadang berhadapan dengan kata atau istilah yang perlu diberi batasan atau defenisi istilah yang kita pakai tersebut dapat diharapkan tidak menimbulkan kesalahpahaman antara penulis dan pembaca. Defenisi, selain menjelaskan istilah juga bermanfaat untuk memperlancar penulisan karya dan dapat pula sebagai batu loncatan untuk mengembangkan satu gagasan atau ide pokok. Mengingat pentingnya defenisi tersebut maka dalam setiap kegiatan menulis karya ilmiah harus menggunakan defenisi-defenisi secara tepat. Defenisi terdiri dari berbagai jenis, yang dapat dilihat dari tiga sudut pandang yakni berdasarkan sumber, unur pembentuknya, serta isinya. Berdasarkan sumbernya, defenisi dapat dibagi kedalam defenisi umum dan defenisi personal. Defenisi umum dibagi lagi kedalam defenisi nominal dan formal dan defenisi formal dibagi lagi kedalam defenisi operasional dan luas. Dilihat dari undur pemebntuknya defenisi dibagi kedalam defenisi satu kata atau frase, satu kalimat, datu paragraph,. Berdasarkan isinya defenisi dibagi menjadi defenisi sinonim, antonym, negasi, contoh, kontras, dan kalsifikasi.
REALISASI BAHASA DALAM KARYA ILMIAH
Realisasi bahasa dalam karya ilmiah dalam artikel ini diurai dari pandangan linguistic funsional sistemik (LFS) dan karya ilmiha yang diacu pada artikel ilmiah. Setiap berkala ilmiah memiliki struktur generic unik yang merupakan gaya selingkukng (in-house style) terbitan itu. namum semua berkala wujud dalam rampatan (generalization) yang sekurang-kurangnya terdiri atas judul dan judul pelari, baris kepemilikan, abstrak atau ringkasan, sajian data atau hasil, bahasa, persantunana, dan daftar pustaka atau bibliografi. Judul dan Judul Pelari
Judul artikel imilah secar tipikal direalisasikan oleh grup kata atau frase seperti dalam contoh berikut.
-
Objektifitas bahasa surat kabar A dan surat kabar B
-
Kebijakan pengajaran bahasa Inggris di sekolah X
Baris kepemilikan
Baris kepemilikan lazimnya direalisasikan oleh grup frase atau kata. Institusi penulis artikel ilmiah ditampilkan dengan kecenderungan memulainya dari unit terkecil keunit yang lebih besar. Alamat institusi penulis sebgaimana lazimnya di suatu negara walaupun harus dicatat bahwa penulisan alamat dalam jurnal internasional ditulis mulai dari yang terkecil ke unit olkasi terbesar. Edison Manik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri Medan. Abstrak atau ringkasan
Abstrak lazimnya drealisasikan oleh relasional. Hubungan logis antarklausa umumnya menunjukkan urutan dan akibat.
Kata Kunci
Kata kunci direalisasikan oleh grup kata atau frasa. Berikut adalah contoh kata kunci
-
System, sekolah,
-
Bahasa, karya ilmiah
Pendahuluan
Pada prinsipnya pendahuluan dikodekan oleh proses realsional. Namun demikian, dalam merujuk karya ilmiah lain digunakan proses verbal untuk proyeksi. Metodologi
Walaupun mungkin digunakan jenis proses lain, metodologi secara dominan direalisasikan oleh proses material. Klausa yang dominan dilakukan dalam bentuk pasif. Khusus dalam paparan prosedur, pengumpulan data, penganalisisan data, teks diikat dengan makna logis urutan. Data atau hasil
Secara tipikaldata dipapar dalam proses relasional Pembahasan
Pembahasan secara dominan direalisasikan oleh proses relasional dengan kemungkinan penggunaan proyeksi dalam menautkan temuan kajian dengan hasil kajian atau penelitian sebelumnya. Simpulan
Simpulan secara dominan diralisasikan oleh proses relasional dengan makna alogis yang bersifat internal
Saran
Saran secara spesifik dikodekan oleh proses verbal dan pemakaian modalitas seperti diarankan, dianjurkan, dan sebaiknya. Sisamping itu pemakaian epitet dengan pendahulu lebih juga mungkin dgigunakan seperti lebih baik, lebih banyak, dan sebagainya. PENULISAN RUJUKAN DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH
Rujukan dalam artian kutipan (in text action) maupun daftar rujukan sanagt penting bagi penulis maupun pembaca artikel ilmiah. Rujukan yang relevan terhadap permasalahan yang dikaji dapat memperkuat argummen dan memeprjelas posisi penulis terhadap pandangan penulis lain mengenai sesuatu pokok persoalan yang sama. Penulisan rujukan yang memenuhi pedoman baku dan konsisten terhadap pedoman tertentu mempermudah pembaca untuk melacak sumber rujukan dan memperoleh informasi lanjutan mengenai rujukan tersebut. Kutipan adalah fakta, ide, opini atau pernyataan yang dipinjam dari penulis lain untuk mendukung atau memperjelas argument dalam suatu karya ilmiah. Dengan kata lain kutipan adalah semua fakta, ide, opini atau pernyataan yang bukan milik penulis itu sendiri. Berikut cara merujuk kutipan langsung serta menulis daftar rujukan. Cara Merujuk Kutipan Langsung
Perujukan dilakukan denngan menukiskan ama akhir pengarang dan tahun terbit. Jika ada dua pengarang atau lebih penulisan rujukan dilakukan dengan menambahkan dkk setelah nama penulis pertama. Contohnya, Soebroto (1990:123) atau biasanya (Soebroto, 1990:123). Artinya adalah penulisnya Soebroto dan terbit tahun 1990, pada bukunya halaman 123.
Cara Mengutip Tidak Langsung
Kuitpan yang disebut tidak langsung dikemukakan dengan bahasa sendiri t dalam kurung bersama tahun terbitnya. tanpa tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama pengarang dapat ditulis terpadu dalam teks atau disebut . Jika memunkingkan nomor halamannya juga dituliskan. Contoh: (1990:13) tidak menduga bahwa mahasiswa ….
Cara Menulis Daftar Rujukan
Daftar rujukan merupakan daftar berisi buku, makalah, jurnal, artikel, atau bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada dasarnya unsure yang ditulis alam daftar rujukan satu buku adalah berturut turut meliputi: 1) nama pengarang ditulis dengan nama akhir, nama tengah, nama awal tanpa gelar akademik, 2) tahun terbitan, 3) judul bahan/buku termasuk sub judaul, 4) tempat terbit, 5) nama penerbit. Unsure unsure tersebut bervariasi tergantung jenis sumber pustakanya. Contoh :
Dekker, N. 1992. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa: Dari Pilihan Satu-satunya ke Satu-satunya Azas. Malang:FPIPS IKIP Malang Maniki E. 2014. Penentuan Kadar Emas di Aceh Beuteung dengan Metode Sianidasi dan Elektrolisis. Medan: Jurnal Kimia Unimed Vol. 20
PENUTUP
Penggunaan Bahasa Indonesia dalam karya ilmiah memiliki gaya dan sistematika yang berbeda dengan jenis tulisan lainnya seperti buku, novel dan lainnya. Dalam penulisan karya ilmiah, harus memperhatikan cirri-ciri dan syaratsyarat bahas yang digunakan. Karya ilmiah juga memiliki sistematika tersendiri yang dipergunakan secara umum dalam kepentingan penulisan karya ilmiah oleh mahasiswa dan penulis lainnya. setiap sistematika itu mengandung bahas yang sudah
ditata sesuai kaidah yang berlaku dan dipergunakan secara umum. Jadi bahasa Indonesia sangat penting untuk penulisan suatu karya ilmiah. DAFTAR RUJUKAN
Hartisari. 2005. Bahasa dalam Karya Ilmiah. Medan. USU Nurhidayah. 2006. Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah. Yogyakarta. FBS UNY Resmini, Novi. 2003. Penggunaan Bahasa dalam Artikel Imiah. Bandung: UPI Sofyan, Nero A dkk. Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah (Berdasarkan SK. Dirjen Dikti No.43/DIKTI/Kep/2006). Bandung: DIKTI dan Universitas Widyautama