75
scharr ge Planning Planning VIII. D i scha a. Pasien masuk
: 31/08/2017
b. Masalah yang timbul 1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d Penumpukan secret pada jalan nafas. 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia 3. Peningkatan suhu tubuh Tubuh berhubungan dengan infeksi 4. Ansietas b/d efek hospitalisasi c. Penkes yang di berikan 1. Jelaskan penyebab ISPA 2. Ajarkan untuk mengenal komplikasi ISPA 3. Ajarkan cara mencegah ISPA dan penularan : ajarkan tentang standar pencegahan 4. Ajarkan perawatan anak : pemberian makanan dan minuman 5. Jelaskan obat – obatan obatan yang diberikan : efek samping dan kegunaannya 6. Banyak minum air hangat 7. Biasakan cuci tangan seluruh bagian dengan sabun dan air tiap kali sesudah buang air besar atau kecil dan sebelumnya menyiapkan makanan untuk mencegah penularan diare.
76
B. Pembahasan
Pada BAB ini penulis membahas kesenjangan yang ditemukan antara konsep teori dengan aplikasi Asuhan Keperawatan pada An. N dengan ISPA yang dirawat di Ruang Rawat Edelweis RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu selama 5 hari perawatan dari tanggal 1 agustus – 5 agustus 2017. Pembahasan ini berdasarkan tahap proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi. 1. Pengkajian
Selama melakukan pengkajian penulis tidak banyak mengalami kesulitan yang berarti dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan karena keluarga sangat kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan penulis. Adapun hasil dari pengkajian pada tanggal 1 – 5 agustus 2017 adalah a. Secara teori pada pasien ISPA di dapatkan data pasien klien mengeluh sesak nafas klien terlihat pucat, demam, berkeringat, batuk dan pilek, suhu badan hangat, turgor kulit jelek, keluar secret cair dan jernih dari hidung, kadang bersin-bersin, sakit tenggorokan, sakit kepala, secret menjadi kental, demam, nausea ,muntah anoreksia b. Dalam pengkajian penulis menemukan data klien ISPA : sesak nafas,klien terlihat pucat, demam, berkeringat, batuk dan pilek, suhu badan hangat, turgor kulit jelek, demam, keluar secret cair dan jernih dari hidung. Berdasarkan
pernyataan
diatas
penulis
menemukan
kesenjangan
pengkajian antara teori dan kasus yaitu pada pengkajian penulis tidak
77
menemukan tanda-tanda seperti nausea ,muntah anoreksia, kadang bersin bersin, sakit tenggorokan, sakit kepala, secret menjadi kental. 2. Diagnosa Keperawatan
Secara teoritis ada tiga diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada klien dengan ISPA yaitu Peningkatan suhu tubuh Tubuh berhubungan dengan infeksi, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia, Nyeri akut berhubungan dengan iritasi. Sedangkan pada kasus An. N dengan ISPA di ruang Rawat Inap Edelwies RSUD. Dr. M. Yunus Bengkulu penulis menemukan empat diagnosa keperawatan yaitu : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi. Dan penulis menemukan diagnosa yang tidak ada dalam teori yaitu : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d Penumpukan secret pada jalan nafas, Ansietas b/d efek hospitalisasi. Diagnosa ini penulis tegakkan karena data yang mendukung diantaranya adanya tampak lemah, tampak batuk, sesak, suhu tubuh panas, suhu 38,0
0
C, pasien takut saat di dekati oleh
petugas/perawat, terdapat cairan keluar pada hidung. 3. Intervensi Keperawatan
Dalam merumuskan intervensi harus punya langkah-langkah yaitu : merumuskan tujuan dan kriteria hasil yang ingin dicapai, menentukan masalah dan menyusun rencana tindakan keperawatan. Dalam menentukan urutan prioritas masalah merujuk kepada Hirarki Maslow dan berdasarkan kebutuhan klien. Rencana tindakan keperawatan disusun dalam upaya untuk mencapai tujuan keperawatan yang terdiri dari
78
tindakan mandiri perawat (Independen) dan tindakan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya (Dependen). Adapun dalam intervensi keperawatan yang penulis buat pada kasus sudah mencakup semuanya dalam teori tapi ada intervensi yang tidak dilakukan pada diagnosa yang tidak temukan pada pasien seperti Nyeri akut berhubungan dengan iritasi 4. Implementasi Keperawatan
Implementasi dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah disusun, dalam implementasi dilakukan oleh tim keperawatan, tenaga kesehatan lainnya dan penulis turut berpartisipasi dalam melakukan tindakan keperawatan. Implementasi semua sesuai dengan intervensi yang direncanakan dan semua implementasi terlaksanakan. 5. Evaluasi
Evaluasi yang dicapai adalah evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi yang dilakukan pada masing-masing diagnosa sama tujuan tercapai sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan. Pada tahap akhir proses keperawatan ini penulis melakukan penilaian dengan mengamati secara langsung perubahan-perubahan yang terjadi pada klien sesuai dengan perkembangan kesehatan klien, dari tiga diagnosa keperawatan yang penulis angkat semua masalah keperawatan dapat teratasi sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil serta waktu yang telah ditetapkan dalam rencana keperawatan.
79
Adapun evaluasi yang didapat adalah sebagai berikut : 1. Ibu pasien mengatakan anaknya tidak sulit bernafas lagi 2. ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah makan dengan lahap 3. Ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak panas lagi 4. Ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak gelisah ingin pulang lagi