MAKALAH KONSEP TEORI DAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS
Disusun Oleh : 1.
Salma Putri Rinjani (A11601362)
9. Umi Salamah
(A11601388)
2.
Septi Aryani
(A11601365)
10. 10. Verren Dita P.
(A11601391)
3.
Siti Barokatul M.
(A11601369)
11. Wening Luthfiani Y. (A11601394)
4.
Siti Muslikhah
(A11601372)
12. Yetty Bayuana
(A11601397)
5.
Sulistianingsih
(A11601375)
13. Yusuf Ahmadi
(A11601400)
6.
Syaifa Alhaq
(A11601379)
14. Zidni Zidan
(A11601403)
7.
Tini Nofiriyanti
(A11601382)
15. Firda Nadya A.
(A11601406)
8.
Tri Wahyuni
(A11601385)
TINGKAT 2D PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Konsep Teori dan Konsep Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabetes Melitus”. Penulis menyadari bahwa terselesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. pihak. Oleh karena itu penulis penulis mengucapkan terima kasih kepada kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan pen yusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, kelemahan, serta kesalahan, karena keterbatasan pengetahuan serta pola berpikir penulis. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca selalu penulis harapkan demi menyempurnakan menyempurnakan penyusunan makalah ini. Akhirnya penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi penulis khususnya dan pembaca pembaca umumnya. Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Kebumen, November 2017
Penulis
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Konsep Teori dan Konsep Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabetes Melitus”. Penulis menyadari bahwa terselesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. pihak. Oleh karena itu penulis penulis mengucapkan terima kasih kepada kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan pen yusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, kelemahan, serta kesalahan, karena keterbatasan pengetahuan serta pola berpikir penulis. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca selalu penulis harapkan demi menyempurnakan menyempurnakan penyusunan makalah ini. Akhirnya penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi penulis khususnya dan pembaca pembaca umumnya. Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Kebumen, November 2017
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus yang merupakan salah satu dari lima kondisi kronis paling utama yang mempengaruhi mempengaruhi lansia, tidak dapat di sembuhkan. Alih-alih, lansia dengan diabetes Mellitus harus belajar untuk menguasai program pemantauan dan perawatan yang melibatkan banyak partisipasi klien. Banyak perubahan terkait usia membuat lansia sulit untuk mematuhi rencana keperawatan. ( Beare, 2007). Penyakit Diabetes mellitus atau sakit gula masih menjadi persoalan bersama. Bahkan di Indonesia, Penyakit ini masih berada di posisi keempat sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar yang menderita penyakit Diabetes setelah Amerika Ameri ka Serikat, China, dan India (WHO, 2011). Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang di tandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah/hiperglikemi, glukosa secara normalbersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa di bentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi (Brunner & Suddarth, 2002). Diabetes Mellitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang 2 menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron (Mansjoer, 2001). Beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa diabetes mellitus adalah penyakit kronik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang dapat menimbulkan komplikasi mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah. Ada beberapa jenis diabetes. Dulu ada yang disebut diabetes pada anak, atau diabetes juvenilis dan diabetes dewasa atau maturityonset diabetes. Karena istilah ini kurang tepat, sekarang yang pertama disebut IDDM (Insulin-Dependent Diabetes Mellitus) atau DMTI (Diabetes Mellites Tergantung Insulin) atau DM tipe 1 dan yang kedua disebut NIDDM (Non Insulin-Dependent Diabetes Mellitus) atau DMTTI (Diabetes Mellitus Tidak
Tergantung Insulin) atau DM tipe 2. Ada jenis lain yaitu Diabetes pada kehamilan (gestasional diabetes), yang yimbul hanya pada saat hamil. Ada juga jenis diabetes yang disebabkan oleh karena kerusakan pancreas akibat kurang gizi disebut MRDM (Malnutrition related DM) atau (DMTM) Diabetes Mellitus Terkait Malnutrisi (FKUI, 2000). Perkembangan kasus Diabetes di Indonesia mengalami kenaikan jumlahnya. Berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2011) memprediksi kenaikan jumlah penyandang Diabetes Mellitus di 3 Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Demikian juga halnya dengan Badan Federasi Diabetes Internasional (IDF) pada tahun 2009, memperkirakan kenaikan jumlah penyandang diabetes mellitus dari 7,0 juta di tahun 2009 menjadi 12,0 juta tahun 2030. “Meskipun terdapat perbedaan angka prevelensi, laporan keduanya menunjukan adanya peningkatan jumlah penyandang diabetes sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2030. Kasus Diabetes Mellitus (DM) sebanyak 28.858 kasus diderita usia 45-64 tahun, yang terdiri 4.438 DMTI (Diabetes Mellitus Tergantung Insulin) atau DM tipe 1 dan 24.420 DMTTI (Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin) atau DM tipe 2. Sedangkan usia >65 tahun terdapat 11.212 kasus DM, yang terdiri 3.820 DMTI (Diabetes Mellitus Tergantung Insulin) atau DM tipe 1 dan 7.392 DMTTI (Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin) atau DM tipe 2 ( Profil Kesehatan Kota Semarang, 2010 ) Penyakit Diabetes Mellitus adalah penyakit yang dapat menurun, jika dalam sebuah keluarga terdapat anggota keluarga yang menderita Diabetes Mellitus maka kemungkinan besar akan menurun, kurangnya pengetahuan keluarga tentang kesehatan dapat menjadi masalah serius karena keluarga tidak dapat menjalankan 5 tugas keluarga, misalnya keluarga tidak mengerti bagaimana cara melakukan perawatan pada anggota keluarga yang sakit, tidak mampu 4 memanfaatkan fasilitas kesehatan, tidak membuat keputusan dan mengambil keputusan yang tepat, tidak mampu memberikan lingkungan yang tepat, sehingga pada keluarga yang mempunyai anggota
keluarga
yang
memiliki
penyakit
Diabetes
Mellitus
harus
mendapatkan perhatian yang cukup agar Keluarga memahami konsep dasar Diabetes Mellitus serta mencegah komplikasi dari Diabetes Mellitus. B. Tujuan
1. Tujuan umum Mengetahui secara menyeluruh mengenai konsep teori dan konsep asuhan keperawatan pada pasien Diabetes Melitus. 2. Tujuan khusus a. Memahami langkah-langkah seven jumps kasus Diabetes Melitus b. Memahami pengertian dari Diabetes Melitus c. Memahami tanda dan gejala Diabetes Melitus d. Memahami penyebab Diabetes Melitus e. Memahami patofisiologi dari Diabetes Melitus f. Memahami macam – macam Diabetes Melitus g. Memahami faktor resiko dari Diabetes Melitus. h. Memahami pencegahan dan pengobatan Diabetes Melitus i. Memahami diet Diabetes Melitus j. Mengetahui pemeriksaan fisik dan penunjang yang dapat dilakukan pada penderita Diabetes Melitus. k. Mengetahui intervensi keperawatan dari Diabetes Melitus. l. Menguasai konsep asuhan keperawatan pada Diabetes Melitus.
B. Manfaat
Agar penulis dan pembaca dapat menambah pengetahuan dan memahami tentang konsep teori dan konsep asuhan keperawatan dengan Diabetes Melitus.
KASUS PEMICU TUTORIAL I ( DIABETES MELITUS )
Tn. H umur 55
tahun ,di rawat di ruang Penyakit Dalam RS PKU
Muhammadiyah Gombong, dirawat dengan keluhan lemes, kaki kesemutan dan terasa tebal, pandangan mata tidak jelas dan kabur. Kaki terdapat luka yang sejak sebulan lalu dan tidak sembuh-sembuh. TD : 170/100 mmhg, RR 22 x/mnt,SB 37,4 ºC, Klien tampak kurus dengan BB 48 kg, TB 170 cm. Pasien mengatakan banyak makan, banyak minum dan sering kencing terutama di malam hari.Hasil pemeriksaan GDS : 378 ml/dl. Pasien mempunyai riwayat perokok dan riwayat keluarga tidak di sangkal., ibu dari pasien menderita penyakit yang sama.
Tahap – tahap Seven Jumps : 1. Mengklasifikasi dan mendefinisikan istilah asing a. Riwayat keluarga tidak disangkal (Riwayat keluarga tidak diduga – duga) b. GDS (Cek Gula Darah Sewaktu) c. Kaki terasa kesemutan dan tebal (kaki terasa seperti geriming – geriming dan kaku) 2. Membuat pertanyaan yang berkaitan dengan kasus a. Apa itu DM ? b. Apa tanda dan gejala penyakit DM ? c. Mengapa pasien mengalami keluhan lemas? d. Mengapa pasien mengalami kaki kesemutan dan terasa tebal? e. Mengapa pandangan mata pasien tidak jelas dan kabur? f. Mengapa luka di kaki pasien tidak kunjung sembuh – sembuh ? g. Mengapa pasien tampak kurus? h. Mengapa pasien nafsu makan dan minum meningkat tetapi tetap saja kurus? i.
Mengapa pasien sering kencing pada malam hari?
j.
Kenapa Tekanan Darah pada pasien tinggi?
k. Berapakah ukuran GDS yang normal? l.
Apakah seorang perokok dapat menyebabkan DM?
m. Apakah penyebab penyakit DM? n. Apakah DM merupakan penyakit keturunan? o. Apakah pencegahan penyakit DM ? 3. Menjawab pertanyaan tahap 2 tanpa melihat literatur a. DM merupakan penyakit dimana GDS diatas normal (kelebihan kadar gula di pembuluh darah) b. Tanda dan gejala DM : -
Badan terasa lemas
-
Kaki sering kesemutan dan terasa tebal
-
Berat badan menurun
-
Sering makan dan minum
-
Sering BAK malam hari
-
Pandangan mata kabur
-
Tekanan darah tinggi
c. Pasien mengalami lemas karena metabolisme tubuh menurun d. Kaki pasien sering kesemutan karena terdapat pembengkakan pada kaki. Kaki terjadi penyempitan peredaran darah e. Karena metabolisme menurun menyebabkan pandangan mata pasien terlihat kabur dan itu merupakan tanda dan gejala DM f. Luka pada pasien tidak kunjung sembuh karena itu merupakan DM basah, peredarahan darah yang tidak lancar menjadi penghambat penyembuhan luka dan kekebalan tubuh menurun g.
Pasien tampak kurus karena output tubuh lebih banyak dari pada intake tubuh, karena tubuh tidak dapat menghasilkan energi dan karena banyak pikiran/ stress.
h. Karena sel kekurangan glukosa sebagai sumber energi dalam tubuh sehingga sel tersebut mengisyaratkan ke otak untuk makan dan minum lagi,dst.
i.
Karena banyak cairan di dalam tubuh pada malam hari dan pasien yang tidak melakukan aktivitas pada malam hari. Karena tubuh tidak dapat menyerap cairan lebih banyak
j.
Karena ada penumpukan glukosa di dalam pembuluh darah sehingga aliran darah menyempit dan menyebabkan tekanan darah meningkat.
k. GDS normal < 200 ml/dl l.
Iya karena kandungan di dalam rokok dapat meningkatkan GDS
m. Karena rusaknya suatu jaringan dalam tubuh sehingga glukosa tidak dapat di absorpsi secara maksimal. n. Riwayat keluarga penyakit DM memiliki resiko lebih tinggi terkena DM o. Olahraga teratur dan kurangi makanan karbohidrat berlebih 4. Mencari jawaban tahap 2 berdasarkan literatur a. Diabetes Melitus adalah penyakit dimana kadar gula dalam darah cukup tinggi. b. Tanda dan gejala Diabetes Melitus : -
Selalu merasa lapar dan sering merasa haus
-
Tubuh sangat lelah dan mulut kering
-
Sering BAK
-
Kulit terasa gatal
-
Penglihatan ganda atau kabur
-
Infeksi jari kaki dan tangan
-
Nyeri sendi
-
BB menurun drastis dan mual
c. Pasien DM terasa lemas karena sel dalam tubuh tidak dapat memetabolisme glukosa menjadi energi sehingga energi yang dihasilkan sedikit. Padahal sumber utama dalam tubuh adalah energi. Apabila energi dalam tubuh sedikit maka tubuh akan terasa lemas. d. Kaki pasien DM sering kesemutan dan terasa tebal karena aliran darah tidak lancar atau oksihemoglobin (Oksigen mengikat Hb) sehingga sel kekurangan oksigen, apabila sel kekurangan oksigen yang pertama kali yang rusak yaitu
sel syaraf sehingga fungsi syaraf menurun dan menyebabkan sering kesemutan dan menjadi baal/ mati rasa. e. Pandangan mata pasien DM kabur disebabkan karena tingginya kadar gula darah yang menarik cairan dari jaringan tubuh, termasuk bagian lensa mata sehingga kemampuan mata untuk fokus akan menurun. f. Luka pada pasien DM sukar sembuh disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor lokal dan faktor umum. Faktor umum dapat dipengaruhi oleh umur, kondisi pembuluh darah, kegemukan badan, kandungan nutrisi yang ada di dalam tubuh, dan juga penyakit yang diidap. Yang kedua yaitu faktor lokal yang dipengaruhi oleh kelembapan, tekanan, suhu pada luka, cara menangani luka, dan juga infeksi luka. g. Pasien DM tampak kurus karena sel dalam tubuh tidak dapat memetabolisme glukosa menjadi energi sehingga energi yang dihasilkan sedikit. Padahal sumber utama dalam tubuh adalah energi. Glukosa di pembuluh darah tidak bisa dibentuk akan diubah menjadi lemak dan dipecah menjadi energi. Karena lemak tersebut digunakan untuk metabolisme dalam sel, lambat laun lemak dalam tubuh akan berkurang sehingga menyebabkan penurunan BB (kurus). h. Pada pasien DM sering merasa lapar dan haus disebabkan adanya cairan hipertonis dalam pembuluh darah yang akan menyerap air ke pembuluh darah sehingga osmolitas pembuluh darah tinggi karena adanya H 2O ditambah gula. Sel dalam tubuh akan kekurangan air dan memberi isyarat ke otak untuk memasukan makan dan minum ke dalam tubuh. i.
Pasien DM sering berkemih pada malam hari karena untuk mengimbangi pemasukan cairan dalam tubuh. Pada siang hari, pengeluaran cairan dalam tubuh dapat terjadi dalam berbagai cara, misalnya melalui pengeluaran keringat, buang air besar, berkemih dan sebagainya. Namun pada malam hari, ketika penderita DM sedang beristirahat, pengeluaran cairan umumnya hanya melalui berkemih, maka terjadilah peningkatan frekuensi berkemih terutama di malam hari.
j.
Tekanan darah meningkat disebabkan adanya cairan hipertonis dalam pembuluh darah yang akan menyerap air ke pembuluh darah sehingga osmolitas atau tekanan darah tinggi karena adanya H 2O ditambah gula.
k. GDS normal (dewasa) yaitu 70 – 200 ml/ dl. l.
Merokok dapat menyebabkan DM karena kandungan nikotin merupakan senyawa racun terbanyak terdapat dalam rokok yang menyebabkan resistensi hormon insulin dan mengurangi respon pankreas untuk menghasilkan insulin. Kadar insulin yang rendah dapat menyebabkan meningkatnya kadar gula darah. Karena fungsi insulin sendiri yaitu mengeluarkan glukosa dari pembuluh darah ke intersisial. Sehingga sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dalam pembuluh darah untuk di metabolisme.
m. Penyebab DM : -
Keturunan
-
Pola makan tidak sehat
-
Jenis kelamin
-
Infeksi pada kelenjar pankreas
-
Kurang aktivitas fisik seperti olahraga
n. Riwayat keluarga penyakit DM memiliki resiko lebih tinggi terkena DM o. Pencegahan DM : - Selalu menjaga pola makan sehari-hari, tidur yang cukup, dan menghindari obat-obatan yang dapat menimbulkan penyakit diabetes. - Sering melakukan pengetesan kadar gula darah dalam tubuh - Selalu menjaga berat badan supaya stabil, jika sudah memiliki berat badan yang lebih maka usahakan untuk menurunkannya. - Selalu melakukan olahraga secara teratur sesuai dengan kemampuan fisik Anda - Mencegah terjadinya luka apapun yang dapat memperparah keadaan fisik, karena jika sesorang yang memiliki penyakit diabetes jika memiliki luka cenderung sangat sulit untuk disembuhkan
5. Mapping/ Tujuan dari pembelajaran
PENGERT DIET DM
DIABET
-
DIAGNOSA
FAKTOR
DATA
PEMERIKSAAN
6. Mencari jawaban sesuai dengan literatur : a. Pengertian Diabetes mellitus (DM). Diabetes mellitus adalah penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam darah akibat gangguan sekresi insulin sehingga sel – sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dalam darah untuk memetabolisme tubuh. b. Tanda dan gejala DM yang perlu kita waspadai. 1) Cepat haus (Polidipsia) Polidipsia adalah kondisi dimana seseorang merasakan haus yang berlebihan dan seringkali merupakan gejala awal diabetes. Terkadang seseorang akan merasa kering di daerah dalam mulut. Gampang haus
terjadi karena kadar gula berlebih dalam darah menyerap air terus menerus dari jaringan sehingga membuatnya dehidrasi. 2) Banyak buang air kecil (Poliuria) Banyak minum berarti sering juga buang air kecil. Lebih sering buang air dari biasanya dan volume air seni yang abnormal dinamakan poliuria. Orang dewasa normalnya mengekskresikan satu sampai dua liter air seni setiap harinya. Jangan remehkan kondisi selalu ingin buang air kecil, terutama di malam hari. Dehidrasi parah akibat sering kencing dapat memengaruhi fungsi ginjal. 3) Cepat lapar (Poliphagia) Poliphagia adalah kondisi dimana seseorang mengalami rasa lapar yang berlebih dan merupakan satu dari tiga gejala utama diabetes. Kurangnya insulin untuk memasukkan gula ke sel membuat otot dan organ melemah dan tubuh kehabisan energi. Otak akan mengira kurang energi itu karena kurang makan sehingga tubuh berusaha meningkatkan asupan makanan dengan mengirimkan sinyal lapar. 4) Penurunan berat badan Walau nafsu makan meningkat, penderita diabetes dapat mengalami penurunan berat badan, bahkan sangat drastis. Karena kemampuan metabolisme glukosa terganggu, tubuh akan menggunakan apapun lain sebagai 'bahan bakar', misalnya otot dan lemak sehingga orang akan tampak kurus. 5) Rasa lelah dan lemah yang tidak biasa Kekurangan gula akan menyebabkan kekurangan energi. Kerja tubuh akan melambat dan malah membakar otot atau lemak selama beraktivitas. 6) Pandangan kabur Gula darah yang terlalu tinggi akan mengambil cairan dari tubuh, bahkan cairan dalam lensa mata. Dehidrasi jenis ini akan memengaruhi kemampuan berkonsentrasi dan berakhir pada kehilangan penglihatan total bila tidak dirawat dalam jangka waktu yang lama. 7) Pemulihan luka yang lama atau sering infeksi
Diabetes tipe 2 memengaruhi kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka atau melawan infeksi. Luka yang butuh berminggu-minggu untuk pulih berpotensi terkena infeksi dan membutuhkan pengobatan medis. Bila Anda sering mengalami ini, waspadalah akan penyakit di baliknya, termasuk diabetes. 8) Warna kulit gelap Penderita diabetes tipe 2 memiliki bercak gelap, kulit lembek dan lipatan di badannya. Kondisi ini bernama acanthosis nigricans. Biasanya bercak dan lipatan ini terdapat di daerah ketiak dan sekitar leher. Kondisi ini juga menandakan gangguan insulin. c. Penyebab DM : -
Keturunan
-
Pola makan tidak sehat
-
Jenis kelamin
-
Infeksi pada kelenjar pankreas
-
Kurang aktivitas fisik seperti olahraga
d. Patofisiologi Pankreas yang disebut kelenjar ludah perut, adalah kelenjar penghasil insulin yang terletak di belakang lambung. Di dalamnya ada kumpulan sel yang berbentuk seperti pulau pada peta, karena itu disebut pulau-pulau Langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormon insulin yang sangin berperan dalam kadar glukosa darah. Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang bisa membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel glukosa dimetabolisasikan tersebut menjadi tenaga. Bila isulin tidak ada, maka glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel dengan akibat kadar glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel dengan akibat kadar glukosa dalam darah meningkat. Keadaan inilah yang pada diabetes mellitus tipe 1. Pada keadaan diabetes mellitus tipe 2, jumlah insulin bisa normal, bahkan lebih banyak, tapi jumlah reseptor (penangkap) insulin diatasi sel kurang. Reseptor insulin ini bisa diibaratkan sebagai lubang kunci pintu
masuk ke dalam sel. Pada keadaan DM tipe 2, jumlah lubang kuncinya kurang, sehingga kurang anak kuncinya (insulin) banyak, tapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit, sehingga sel kekurangan bahan bakar (glukosa) dan kadar glukosa dalam darah meningkat Dengan demikian keadaan ini sama dengan keadaan DM tipe 1, bdanya adalah pada DM tipe 2 disamping kadar glukosa tinggi, kadar insulin juga tinggi atau normal. Pada DM tipe 2 juga bisa ditemukan jumlah insulin cukup atau lebih kurang kualitasnya kurang baik, sehingga gagal membawa glukosa masuk ke dalam sel. Di samping penyebab di atas, DM juga bisa terjadi akibat gangguan transportasi glukosa di dalam sel karena gagal digunakan sebagai bahan bakar untuk metabolisme energi. e. 4 macam DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Diabetes Melitus jenis ini disebabkan oleh rusaknya sel beta pankreas sebagai penghasil insulin sehingga penderita sangat kekurangan insulin. Akibatnya, yang bersangkutan harus disuntik insulin secara terat ur. Tipe ini diderita 1 dari 10 penderita Diabetes Melitus yang kebanyakan terjadi sebelum usia 30 tahun. Para ilmuwan percaya bahwa faktor lingkungan (berupa infeksi virus atau faktor gizi pada masa kanak -kanan atau dewasa awal) menyebabkan kerusakan sistem kekebalan pada sel beta pankreas. Diabetes Melitus tipe 1 ini memiliki kecenderungan untuk menular secara genetik. 2) Diabetes Melitus Tipe 2 Diabetes Melitus jenis ini disebabkan oleh gangguan sekresi insulin dan resitensi insulin sehingga tubuh penderita tidak merespon secara normal insulin yang dihasilkan tubuh dan membentuk kekebalan tersendiri sehingga terjadi kekurangan insulin relative. Tipe ini biasanya terjadi pada usia di atas 30 tahun dan sekitar 80% penderita mengalami obesitas. 3) Diabetes Melitus Tipe Spesifik
Diabetes Melitus jenis ini disebabkan oleh faktor genetik (kerusakan genetik sel beta pankreas) juga akibat konsumsi obat-obatan maupun bahan-bahan kimia. 4) Diabetes Melitus Kehamilan Diabetes Melitus jenis ini terjadi pada sekitar 2-5% dari semua kehamilan, namun sifatnya hanya sementara dan akan sembuh setelah melahirkan. Namun demikian, ia berpotensi merusak kesehatan ibu hamil maupun janinnya, meningkatkan resiko kelahiran serta cacat pada janin dan penyakit jantung bawaan pada bayi. Selain itu, sekitar 40-50% dari penderita tipe ini menjadi penderita Diabetes Melitus tipe 2 di kemudian hari. f. Faktor Risiko Diabetes Melitus Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 1 : Meskipun penyebab pasti dari diabetes tipe 1 tidak diketahui secara pasti, terdapat beberapa faktor yang mungkin akan meningkatkan risiko se seorang mengalaminya, yaitu: 1) Genetik 2) Faktor lingkungan 3) Faktor pola makan Orang-orang yang kekurangan vitamin D memiliki risiko mengidap diabetes tipe 1 yang besar. Demikian pula konsumsi dini susu sapi dan sereal disebut meningkatkan risiko diabetes tipe 1. 4) Faktor Geografi Orang-orang yang berasal dari negara-negara tertentu, seperti Finlandia dan Swedia, memiliki risiko yang lebih tinggi mengidap diabetes 1 dibanding dari negara lain. 5) Penyakit autoimun Hal ini ditandai dengan adanya serangan oleh sistem kekebalan tubuh terhadap sel-sel pada pankreas menyebabkan produksi insulin tubuh terganggu. Penyakit ini umumnya terjadi pada anak-anak. Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 :
Meski diabetes tidak dapat disembuhkan, deteksi dini dapat ditegakkan dengan melakukan beberapa tes. Orang-orang yang memiliki risiko tinggi perlu memiliki kesadaran melakukan cek gula darah sedini mungkin. Jika Anda mengidap tipe 2 diabetes, itu berarti tubuh anda tidak dapat menggunakan insulin dan disebut mengalami resistensi insulin. Diabetes tipe 2 biasanya dialami oleh orang dewasa, tetapi prosesnya dapat dimulai kapan saja dalam hidup penderita. Dengan mengetahui faktor risiko, penderita dapat mencegah diabetes melitus sejak dini. Adapun faktor risiko diabetes melitus tipe 2 adalah: 1) Faktor keturunan 2) Pertambahan Usia Usia 40 tahun ke atas, organ-organ vital mulai melemah, dan t ubuh mulai mengalami kepekaan terhadap insulin. Bahkan, wanita yang sudah mengalami monopause punya kecenderungan tak peka te rhadap hormon insulin. 3) Obesitas Resistensi terhadap hormon insulin, bisa disebabkan karena obesitas atau kegemukan. Sel-sel tubuh bersaing ketat dengan jaringan lemak untuk menyerap insulin, menyebabkan organ pankreas akan dipacu untuk memproduksi insulin sebanyak-banyaknya. Akibatnya, organ ini kelelahan dan rusak 4) Merokok Kebiasaan
merokok
termasuk
salah
satu
faktor
risiko,
yang
menyebabkan seseorang terserang diabetes dengan mudah, disamping risiko terkena penyakit-penyakit berbahaya lainnya. Merokok membuat tubuh mengalami intoleransi glukosa, dengan kata lain tubuh tak bisa la gi menerima glukosa. Kebiasaan merokok, juga bisa menyebabkan peradangan pada penderita diabetes, dan sulit untuk diatasi. Sehingga penderita diabetes kemungkinan besar harus diamputasi. 5) Stres Dalam Jangka Waktu Lama
Stres akan mengganggu keseimbangan berbagai hormon dalam tubuh termasuk produksi hormon insulin. Stres memicu tubuh memproduksi hormon epinephrine atau dikenal sebagai adrenalin. Adrenalin kemudian memicu peningkatan gula darah hanya dalam hitungan menit. Setelah gula darah melonjak drastis, pankreas otomatis menghasilkan insulin untuk mengendalikan gula darah. Stres yang terus berlangsung dalam rentang waktu yang lama, akan membuat
pankreas
bermasalah
hingga
pankreas
tidak
dapat
mengendalikan produksi insulin sebagai hormon pengendali gula darah. Kegagalan pankreas memproduksi insulin inilah pencetus penyakit diabetes mellitus. 6) Hipertensi Hipertensi, merupakan gangguan kesehatan yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah atau daya pompa jantung. Hubungan antara hipertensi dengan diabetes mellitus sangat kuat, karena beberapa kriteria yang sering ada pada pasien hipertensi yaitu peningkatan tekanan arah, obesitas, dislipidemia, dan peningkatan glukosa darah juga terdapat pada penderita diabetes. 7) Kehamilan Ibu hamil harus pandai menjaga kesehatan diri dan janinnya. Pola hidup yang kurang sehat, bisa memicu keanehan metabolisme gula darah ibu hamil. Begitupun saat terjadi transfer glukosa ke janin untuk memenuhi kebutuhan janis akan glukosa, bisa menimbulkan kelainan diabetes gestasional, meski tak semua ibu hamil mengalaminya. Ibu hamil harus memperhatikan nutrisi yang dikonsumsinya. 8) Ras Ada kelompok ras manusia yang memiliki potensi lebih tinggi terserang diabetes dari kelompok ras lainnya. Seperti di wilayah Asia, penderita diabetes meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan benua lainnya.
Bahkan, diperkirakan lebih dari 60 persen penderita diabetes berasal dari benua Asia. 9) Obat-Obatan Kimia Mengkonsumsi obat-obatan kimia dalam waktu yang lama. diyakini bisa memicu meningkatnya risiko terkena penyakit diabetes. Beberapa obatobatan kimia, disinyalir berpotensi meningkatkan risiko diabetes karena pemakaian jangka panjang bisa merusak pankreas. 10)
Aktivitas Fisik
Melakukan olahraga minimal 30 menit sebanyak 3 kali seminggu, akan membantu seseorang untuk lebih sehat dan terhindar dari kegemukan. Selain kegemukan, mager alias malas gerak, bisa melemahkan melemahkan kerja organ-organ vital seperti jantung, liver, ginjal dan juga pankreas. Pankreas yang lemah tentu saja akan berpengaruh pada produksi insulin, yang berkaitan dengan penyakit diabetes Berikut ini faktor risiko diabetes melitus gestasional: 1)
Faktor Usia. Semua wanita hamil yang berusia di atas 25 tahun mengalami peningkatan risiko gestasional.
2)
Faktor Keluarga.
3)
Kehamilan sebelumnya. Anda juga berisiko besar jika mengalami diabetes gestational pada kehamilan sebelumnya, atau jika Anda melahirkan bayi yang sangat besar atau jika Anda memiliki bayi lahir mati yang tidak dapat dijelaskan.
4)
Obesitas.
5)
Ras. Untuk alasan yang tidak diketahui dengan pasti, perempuan kulit hitam, ras Hispanik, ras Indian Amerika atau Asia memiliki risiko diabetes gestasional yang lebih tinggi dibanding ras-ras lainnya.
g. Pencegahan DM - Selalu menjaga pola makan sehari-hari, tidur yang cukup, dan menghindari obat-obatan yang dapat menimbulkan penyakit diabetes. - Sering melakukan pengetesan kadar gula darah dalam tubuh - Selalu menjaga berat badan supaya stabil, jika sudah memiliki berat badan yang lebih maka usahakan untuk menurunkannya. - Selalu melakukan olahraga secara teratur sesuai dengan kemampuan fisik Anda -Mencegah terjadinya luka apapun yang dapat memperparah keadaan fisik, karena jika sesorang yang memiliki penyakit diabetes jika memil ikiluka cenderung sangat sulit untuk disembuhkan
h. Pengobatan DM Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin (Lantus/ Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet). Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah. i.
Diit pasien Diabetes Melitus Sayuran Porsi : ½ piring. Jenis sayuran yang dapat dipilih antara lain, asparagus, brokoli, kubis, kol, kembang kol, wortel, seledri, mentimun, terung, kacang hijau, daun bawang, semua jenis selada, jamur, bawang, paprika, bayam, kubis, tomat, lobak, dan labu kuning.
Protein Hewani Porsi : ¼ piring. Kebutuhan protein bisa didapat dari daging yang tak digoreng. Pilihan menu berdaging di antaranya, ayam panggang tanpa kulit, ikan panggang, dan ikan bakar. Semua jenis ikan yang dapat dimakan boleh digunakan dalam menu diet Anda. Asupan Karbohidrat Porsi : ¼ piring. Asupan karbohidrat pengganti nasi antara lain, pangsit, kentang, biskuit crakcer, roti tawar, sereal (pilih yang berserat tinggi), kacang tanah, kacang pinto, pasta dan tortilla Minuman Lengkapi menu diet diabetes melitus tipe 2 dengan minum segelas susu rendah lemak atau jus buah-buahan. Semua buah pada dasarnya banyak mengandung antioksidan dan serat. Serat memberikan sensasi kenyang, dan antioksidan membantu mencegah kerusakan sel-sel tubuh. Buah yang dapat langsung dimakan atau dijadikan jus adalah, pisang, apel, anggur, jeruk, melon, pepaya, mangga, pir, persik dan buah berry. Perhatian! penderita diabetes sebaiknya tidak mengkonsumsi alpukat, semangka, nanas dan zaitun!
j.
Pemeriksaan Data Penunjang DM Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu, kadar gula darah puasa, kemudian diikuti dengan tes toleransi glukosa oral standar. Untuk kelompok resiko tinggi DM, seperti usia dewasa tua, tekanan darah tinggi, obesitas, dan adanya riwayat keluarga, dan menghasilkan hasil pemeriksaan negatif, perlu pemeriksaan penyaring setiap tahun. Bagi beberapa pasien yang berusia tua tanpa faktor resiko, pemeriksaan penyaring dapat dilakukan setiap 3 tahun.
Tabel interpretasi kadar glukosa darah (mg/dl) Bukan DM
Belum Pasti
DM
DM Kadar glukosa darah sewaktu Plasma vena
<110
110-199
>200
Darah
<90
90-199
>200
Plasma vena
<110
110-125
>126
Darah
<90
90-109
>110
kapiler Kadar glukosa darah puasa
kapiler
Tes Toleransi Glukosa Oral/TTGO Tes ini telah digunakan untuk mendiagnosis diabetes awal secara pasti, namun tidak dibutuhkan untuk penapisan dan tidak sebaiknya dilakukan pada pasien dengan manifestasi klinis diabetes dan hiperglikemia. Cara pemeriksaannya adalah : 1. Tiga hari sebelum pemeriksaan, pasien makan seperti biasa 2. Kegiatan jasmani cukup 3. Pasien puasa selama 10-12 jam 4. Periksa kadar glukosa darah puasa 5. Berikan glukosa 75 gram yang dilarutkan dalam air 250 ml, lalu minum dalam waktu 5 menit 6. Periksa kadar glukosa darah saat ½ 1 dan 2 jam saat setelah diberi glukosa
7. Saat pemeriksaan, pasien harus istirahat, dan tidak boleh merokok Pada keadaan sehat, kadar glukosa darah puasa individu yang dirawat jalan dengan toleransi glukosa normal adalah 70-110 mg/dl. Setelah pemberian glukosa, kadar glukosa akan meningkat, namun akan kembali ke keadaan semula dalam waktu 2 jam. Kadar glukosa serum yang <200 mg/dl setelah ½. 1, dan 1 ½ jam setelah pemberian glukosa, dan <140 mg/dl setelah 2 jam pemeberian glukosa, ditetapkan sebagai nilai TTGO normal. Tes ini lebih bermakna ke arah kinerja dan kondisi ginjal, karena pada keadaan DM, kadar glukosa darah amat tinggi, sehingga dapat merusak kapiler dan glomerulus ginjal, sehingga pada akhirnya, ginjal mengalami “kebocoran” dan dapat berakibat terjadinya Renal Failure, atau Gagal Ginjal. Jika keadaan ini dibiarkan tanpa adanya penanganan yang benar untuk mengurangi kandungan glukosa darah yang tinggi, maka akan terjadinya berbagai komplikasi sistemik yang pada akhirnya menyebabkan kematian karena Gagal Ginjal Kronik. l. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul 1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif 2. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan gangguan sirkulasi 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan den gan ketidakmampuan tubuh mengabsorbsi zat-zat gizi 4. PK: Hipo / Hiperglikemi 6. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan tidak nyaman nyeri, intole ransi aktifitas, penurunan kekuatan otot 7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal (Familiar) den gan sumber informasi. 8. Kelelahan berhubungan dengan status penyakit 9. Deficit self care b/d kelemahan, penyakitnya
ASKEP PADA PASIEN DIABETES MELITUS Kasus DM :
Tn. H umur 55
tahun ,di rawat di ruang Penyakit Dalam RS PKU
Muhammadiyah Gombong, dirawat dengan keluhan lemes, kaki kesemutan dan terasa tebal, pandangan mata tidak jelas dan kabur. Kaki terdapat luka yang sejak sebulan lalu dan tidak sembuh-sembuh. TD : 170/100 mmhg, RR 22 x/mnt,SB 37,4 ºC, Klien tampak kurus dengan BB 48 kg, TB 170 cm. Pasien mengatakan banyak makan, banyak minum dan sering kencing terutama di malam hari.Hasil pemeriksaan GDS : 378 ml/dl. Pasien mempunyai riwayat perokok dan riwayat keluarga tidak di sangkal., ibu dari pasien menderita penyakit yang sama.
B. PENGKAJIAN
Tanggal masuk
: 23 November 2017 jam 07.30 WIB
Tanggal pengkajian
: 23 November 2017 jam 09.00 WIB
Ruang
: Ruang penyakit dalam
1. DATA SUBYEKTIF a. Identitas Pasien
Nama
: Tn. H
Umur
: 55 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Wiraswasta
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Desa. Wonoyoso RT 04/02, Kec. Kuwarasan Kab. Kebumen.
Diagnosa medis b. Keluhan Utama
: Diabetes Melitus : Lemas, kaki kesemutan dan terasa tebal,
pandangan mata tidak jelas dan kabur, kaki terdapat luka sudah sebulan tidak sembuh- sembuh.
c. Riwayat Kesehatan
:
1) Riwayat Kesehatan Saat Ini Tn. H umur 55 tahun datang ke Poli penyakit dalam Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong pada tanggal 23 November 2017 jam 07.30 WIB dengan keluhan lemes, kaki kesemutan dan terasa tebal, pandangan mata tidak jelas dan kabur. Kaki terdapat luka yang sejak sebulan lalu dan tidak sembuh-sembuh. TD : 170/100 mmhg, RR 22 x/mnt, SB 37,4 ºC. Klien tampak kurus dengan BB 48 kg, TB 170 cm. Pasien mengatakan banyak makan, banyak minum dan sering kencing terutama di malam hari. Hasil pemeriksaan GDS : 378 ml/dl.
Pasien mempunyai riwayat
perokok. 2)
Riwayat Kesehatan Dahulu Pasien baru saja mengalami Diabetes Melitus
3) Riwayat Kesehatan Keluarga Pasien mengatakan ibu pasien menderita penyakit Diabetes Melitus.
d. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia Virginia Henderson
1) Pola Oksigenasi a) Sebelum sakit : Pasien tidak mengalami gangguan nafas, tidak mengalami sesak nafas, tidak menggunakan alat bantu nafas. b) Saat sakit : Pasien mengatakan tidak sesak napas dan RR : 22 x/menit. 2) Pola Nutrisi a) Sebelum sakit : Pasien tidak mengalami gangguan pola makan dan minum. Makan 3x sehari dan minum air putih yang cukup. b) Saat sakit :
Pasien sering makan dan minum namun pasien kelihatan kurus dengan BB 48 kg . 3) Pola Eliminasi a) Sebelum sakit : Pasien BAB 2x sehari dengan konsistensi lunak berwarna kuning dan BAK 5x sehari. b) Saat sakit : Pasien sering BAK terutama pada malam hari. 4) Pola Istirahat dan tidur a) Sebelum sakit : Pasien dapat tidur malam kurang lebih 7 jam sehari. b) Saat sakit : Pasien mengatakan sulit tidur karena sering BAK dimalam hari. 5) Pola Personal Hygiene a) Sebelum sakit : Pasien mandi 2x sehari dengan menggunakan sabun dan menggosok gigi mengunakan pasta gigi. b) Saat sakit : Pasien diseka setiap pagi dan sore. 6) Pola Rasa Aman dan Nyaman a) Sebelum sakit : Pasien mengatakan lebih aman dan nyaman jika berkumpul dengan keluarga. b) Saat sakit : Pasien mengatakan tidak nyaman dikerakan adanya rasa nyeri diakibatkan luka pada kaki. 7) Pola Aktivitas a) Sebelum sakit : Pasien melakukan aktivitas secara mandiri dan tanpa bantuan keluarga.
b) Saat sakit : Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa karena lemas. 8) Pola Pertahanan Suhu Tubuh a) Sebelum sakit : Pasien biasa memakai jaket jika dingin dan memakai kaos ketika panas. b) Saat sakit : Suhu pasien normal 37,4 oC. 9) Pola Berpakaian a) Sebelum sakit : Pasien bisa memakai pakaian sendiri tanpa bantuan orang lain. b) Saat sakit : Pasien memakai pakaian dengan bantuan keluarga dan perawat. 10) Pola Komunikasi a) Sebelum sakit : Pasien dapat berkomunikasi dengan baik dan jelas. b) Saat sakit : Pasien dapat berkomunikasi tetapi kurang jelas. 11) Pola Belajar a) Sebelum sakit : Pasien mendapatkan informasi kesehatan dari TV dan penyuluh kesehatan. b) Saat sakit : Pasien hanya dapat informasi kesehatan dari dokter dan perawat. 12) Pola Bekerja a) Sebelum sakit : Pasien dapat bekerja sebagai wiraswasta tanpa hambatan.
b) Saat sakit : Pasien tidak dapat bekerja karena sakit. 13) Pola Hiburan a) Sebelum sakit : Pasien mengisi waktu luang dengan berkumpul dengan keluarga. b) Saat sakit : Pasien terhibur jika ada keluarga menjenguk saat sakit. 14) Pola Ibadah a) Sebelum sakit : Pasien rutin beribadah sholat 5 waktu. b) Saat sakit : Pasien mengatakan dapat beribadah solat 5 waktu dengan berbaring ditempat tidur.
2. DATA OBYEKTIF a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum ( KU )
: Komposmetis
2) Tanda-tanda Vital TD
: 170/100 mmHg.
Nadi
: 98 x/menit
SB
: 37,4 ºC.
RR
: 22 x/menit.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
: mesochepal, tidak luka, rambut beruban.
2) Muka
: wajah nampak pucat.
3) Mata
: simetris, refleks cahaya tidak baik.
4) Hidung
: tidak ada sekret.
5) Mulut
: mukosa bibir kering.
6) Telinga
: simetris, tidak ada penumpukkan serumen, fungsi
pendengaran baik.
7) Leher
: tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid.
Dada
:
a) Paru-paru I
: simetris, tanpa menggunakan alat bantu nafas.
Pa
: tidak ada nyeri tekan, gerak mengembang dan mengempis paru seimbang, vocal fremitus teraba
Pe
: sonor
A
: suara Vasikuler
b) Jantung
I
: tidak tampak pulsasi
Pe
: redup
Pa
: tidak ada nyeri tekan
A
: suara jantung lup-dup
Abdomen
:
I
: simetris, tidak ada arites.
A
: bising usus normal 20 x/menit.
Pe : bunyi tympani. Pa : tidak ada nyeri tekan.
Ekstemitas : a) Atas
: terpasang infus RL di tangan kiri.
b) Bawah : ada luka di kaki kanan
Kulit
: kulit kering, penurunan turgor kulit.
Genetalia
: terpasang kateter.
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan GDS
Pemeriksaan Balance Cairan
d. Terapi
Terapi RL
C. ANALISA DATA
No
Data Fokus
1.
Ds: Klien
Masalah
mengatakan
banyak
makan
dan
Penyebab
Dx Kep
TTD
Kekurangan
Kehilangan
Kekurangan
volume
cairan aktif
volume
cairan
cairan
berhubungan
minum, sering kencing
dengan
di malam hari, pasien
kehilangan
mengatakan
cairan aktif
lemes,
dehidrasi. Do : Mukosa bibir dan kulit kering,
klien
tampak
kurus dengan : BB : 48 kg TB : 170 cm Nadi : 98 x/menit
2.
Ds:
Kerusakan
Gangguan
Kerusakan
Klien mengatakan kaki
integritas
sirkulasi
integritas
kesemutan dan terasa jaringan
jaringan
tebal, klien mengatakan
berhubungan
luka pada kaki kanan
dengan
selama 1 bulan terakhir
gangguan
tidak sembuh-sembuh.
sirkulasi
Do: Kaki
kanan
terdapat
luka dan pus
Prioritas Diagnosa : 1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif 2. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan gangguan sirkulasi
D. INTERVENSI KEPERAWATAN (PERENCANAAN)
No
NOC
NIC
Setelah dilakukan asuhan
Fluid Management (4120)
keperawatan selama 2x24
- Weight daily weight and monitor
Dx
1.
jam
kebutuhan
air
yang
cukup dalam kompartemen
client status - Increase intake or fluid intake per
intraselular dan ekstraselular oral tubuh klien dengan kriteria :
- Keep intake recording or intake
Hidrasi (0602)
and output accurate
a. Turgor kulit cukup baik
- Give DM diet plan with principle
1
2
3
4
5
3J (food quantity, food schedule , food type)
b.
Membran
mukosa
lembab 1
c.
2
3
4
5
Output urin normal 1
2
3
4
5
Ket: 1. Sangat terganggu 2. Banyak terganggu 3. Cukup terganggu 4. Sedikit terganggu 5. Tidak terganggu d.
Klien tidak sering
merasakan haus 1
2
3
4
5
TTD
e. Kehilangan berat badan 1
2
3
4
5
Ket: 1. Berat 2. Cukup berat 3. Sedang 4. Ringan 5. Tidak ada 2.
Setelah
dilakukan asuhan
keperawatan selama 2x24 jam, keutuhan struktur dan fungsi fisiologis kulit klien normal, dengan kriteria: a. Tidak
terjadi
Perfusi
jaringan 1
2
3
b. Integritas
4 kulit
5 cukup
baik 1
2
3
4
Ket: 1. Sangat terganggu 2. Banyak terganggu 3. Cukup terganggu 4. Sedikit terganggu 5. Tidak terganggu
5
Wound care management: not cured (3664) - Provide relaxation, distraction, analgesic therapy before and after bandage wound) - Demonstrate to clients or family members on procedures for treating ulcers, as appropriate - Collaboration with physicians administered insulin injections to clients - Provide routine ROM therapy - Wound care management: not cured (3664) - Provide relaxation, distraction, analgesic therapy before and after bandage wound) - Demonstrate to clients or family members on procedures for treating ulcers, as appropriate - Collaboration with physicians administered insulin injections to clients - Provide routine ROM therapy - Encourage clients to light exercise routine every day - Give diet program to avoid fatty foods
-
E. IMPLEMENTASI (PENATALAKSANAAN)
No Hari,Tanggal,Jam Implementasi
Respon
Paraf
Dx 1.
Kamis,
23 Menimbang
berat S:
Klien
November 2017, badan setiap hari dan mengatakan masih pukul 10.00 WIB
monitor status pasien
terasa
lemes
dan
dehidrasi O: BB klien : 48 kg Turgor menurun,
kulit mukosa
bibir kering
Kamis,
23 Meningkatkan intake/ S:
November 2017,
asupan cairan per oral
pukul 13.00 WIB
Klien
mengatakan banyak makan dan minum O:
Klien terlihat
tidak begitu pucat setelah
minum
cairan lebih banyak
Jum’at,
24 Menjaga
pencacatan S:
November 2017,
intake/asupan
dan mengatakan
pukul 08.00 WIB
output yang akurat
Klien BAB
dan BAK normal O: Intake dan output klien balance
Memberikan program S:
Klien
diet
telah
DM
dengan mengatakan
Jum’at, 24
prinsip
November 2017,
makanan,
pukul 09.00 WIB
makanan,
3J
(jumlah mengikuti program jadwal diet DM 3J dengan jenis teratur.
makana
O:
Setelah
melakukan diet DM klien sudah tidak terlihat
lemas,
pucat, dan dehidrasi 2.
Kamis,
23 Memberikan
S:
Klien tidak
November 2017,
relaksasi,
distraksi, mengatakan
pukul 10.30 WIB
terapi
analgesik terasa nyeri
sebelum dan sesudah O: membalut luka)
Klien
terlihat
rileks dan mengikuti perintah
oleh
perawat Kamis,
23 Mendemonstrasikan klien
S:
Klien
November 2017,
kepada
atau mengatakan
pukul 13.00 WIB
anggota
keluarga melakukan
mengenai
prosedur dengan
untuk merawat ulkus,
keluarga
yang sesuai
O:
bisa sendiri bantuan
Klien
mandiri
sudah akan
perawatan lukanya.
Kamis,
23 Berkolaborasi dengan S:
November 2017,
dokter
pukul 14.00 WIB
suntikan insulin pada mendapat klien
pemberian mengatakan
Klien telah terapi
injeksi insulin O: Luka klien mulai membaik
Kamis,
23 Memberikan
November 2017,
ROM
pukul
klien
16.300
terapi S:
rutin
kepada
Klien
mengatakan rileks
WIB
lebih setelah
diberikan
ROM
dengan
buli-buli
hangat O:
Klien
terlihat
nyaman dan klien mau
mengikuti
terapi
ROM
perawat
dari
dengan
benar
Jum’at,
24 Menganjurkan
klien S:
Klien
November 2017,
untuk
aktivitas mengatakan sering
pukul 09.00 WIB
olahraga ringan rutin
melakukan olahraga
setiap hari
ringan. O: Klien mulai bisa beraktivitas ringan
Jum’at,
24 Memberikan program
S:
Klien mulai
November 2017,
diet hindari makanan
mengatakan
pukul 10.00 WIB
yang berlemak
menghindari makanan
yang
berlemak O: Klien mengikuti diet
yang
dianjurkan perawat
sudah dari
F. EVALUASI
No.
Hari,
Dx
Jam
1.
Jum’at,
Tanggal,
Evaluasi
24 S: Klien mengatakan sudah tidak sering BAK
November 2017
dimalam hari dan tidak dehidrasi
20.00 WIB
O: Klien terlihat segar, turgor kulit normal, mukosa bibir dan kulit lembab, intake dan output balance, klien tidak terlihat kurus, BB : 55 kg A: Masalah kekurangan volume cairan sudah teratasi P: Pertahankan intervensi
2
Jum’at,
24 S: Klien mengatakan lukanya sudah mulai
November 2017
membaik
20.15 WIB
O: Tidak ada perfusi jaringan, integritas kulit cukup baik, luka klien terlihat tidak ada pus TD: 140/90 mmHg A: Masalah kerusakan integritas jaringan sudah teratasi P: Pertahankan intervensi
Paraf
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Dari makalah yang dibuat, dapat disimpulkan bahwa Diabetes Melitus adalah penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam darah akibat sedikitnya insulin dalam tubuh sehingga sel-sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dari darah. Paling sedikit terdapat tiga bentuk Diabetes Melitus: tipe I, tipe II dan diabetes gestasional. Gejala awal dari diabetes adalah merasa lemas, sering merasa lapar dan haus, sering BAK terutama malam hari dan kaki sering kesemutan. Untuk pengobatan dan intervensi keperawatan dapat dilakukan dengan penyuntikan insulin, memberikan edukasi bahaya merokok, memberikan aturan diet DM, dan memberikan program olahraga yang rutin kepada klien.
B. Saran
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pihak yang membacanya.