2011 KATA PENGANTAR Puji dan Puji dan sy syuk ukur ur penu penuli lis s panj panjat atka kan n keha kehadi dira ratt Al Alla lah h SWT, SWT, dengan rahmat dan ridho-Nya jualah penulis dapat menye enyele les saik aikan kues uesione ionerr tent tentan ang g kine kinerj rja a guru guru di SMK SMKN 1 Pontianak. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi mata kuliah QMS (Quality Manajemen Manajemen System), System), yang ada pada jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Pontianak.
LAPORAN HASIL KUESIONER
Dala Dalam m peny penyel eles esai aian an maka makala lah h in inii penu penuli lis s mend mendap apat atka kan n MATA pihak. KULIAH : QUALITY MANAGEMENT SYSTEM bantuan dari berbagai Untuk itu, penulis menyampaikan DOSEN : AZZA ARENA, S.ST terima kasih kepada : 1. Ketua Ketua RT & RW Sete Setempa mpat. t.
DISUSUN OLEH : manajemen system. Nopiansyah 3. Kelompok Kelompok Masyarakat Masyarakat Setempat. Setempat. Sabrizal 4. Sert Serta a sem semua pih ihak ak yang yang tela telah h memb embantu antu kam kami dalam alam Toetik Diah menyelesaikan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan
Ibu Azza Azza Arena rena,, S. S.S ST, sel selaku aku dose dosen n mat mata kul ulia iah h qul uliity 2. Ibu
satu persatu.
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK Penu Penuli lis s meng mengha hara rapk pkan an masu masuka kan, n, sara saran n dan dan krit kritik ik yang yang TEKNIK DAN memban membangun gun demi demi perbaik perbaikan an makala makalah h ini. iniSIPIL . Semoga Semoga makala makalah h ini dapat bermanfaat bagi kita. PERENCANAAN TAHUN 2011
Pontianak, 6 Juli 2011
Penulis
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kare karena na atas atas berk berkat at rahm rahmat at-N -Nya ya kami kami dapa dapatt meny menyel eles esai aika kan n Lapor aporan an Hasil asil Kuesi uesion oner er yang yang kami ami laks laksan anak akan an Jl. Jl. Kam Kamboja boja Tanjung Tanjung pura. Laporan Laporan yang kami buat ini berdasarkan berdasarkan data yang kami laksanakan dan berdasarkan kuesioner yang ada.
Dan tak lupa juga Kami ucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Azza Arena, S.ST, S.ST, selaku selaku Dosen Pembimbin Pembimbing g Mata kuliah QMS 2. Masyarakat Sekitar, Yakni Masyarakat jl kamboja
Serta a tema temann-te tema man n semua semua yang yang tela telah h memb membant antu u dalam dalam 3. Sert pengerjaan Laporan Hasil Kuesioner ini. Pada Pada kese kesemp mpat atan an ini, ini, Kami Kami juga juga meng mengha harap rapka kan n lapo laporan ran ini berguna untuk diri sendiri dan teman teman yang lainya.
Pontianak, 24 Juli 2011
Kelompok V Tugas Kuesioner Kelompok V
Page 2
DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Bab I. PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
1.2
Perumusan Masalah
1.3
Tujuan dan Sasaran
1.4
Gambar Lokasi Kegiatan
Bab II. DASAR TEORI 2.1 Faktor yang berpengaruh dalam pengelolaan sampah 2.2 Kondisi Pengelolaan sampah saat ini 2.3 Model Pengelolaan sampah perkotaan dan pedesaan
Bab III. PEMBAHASAN Bab IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran
Tugas Kuesioner Kelompok V
Page 3
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbunan sampah,
jenis,
dan
keberagaman
karakteristik
sampah.
Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan.
Meningkatnya volume
timbunan sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak
negatif
terhadap
kesehatan
juga
akan
sangat
mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungam pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan.
Tugas Kuesioner Kelompok V
Page 4
Permasalahan lingkungan yang umum terjadi di perkotaan adalah pengelolaan sampah yang kurang baik. Sampah yang merupakan bagian sisa aktifitas manusia perlu dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan berbagai permasalahan terhadap kehidupan manusia maupun gangguan pada lingkungan seperti pencemaran
lingkungan,
penyebaran
penyakit,
menurunnya
estetika dan sebagai pembawa penyakit. Penyediaan
fasilitas
sarana
dan
prasarana
sampah
permukiman yang tidak dapat mengimbangi dari pertumbuhan wilayah
permukiman
akan
kekumuhan
pada
penyediaan
fasilitas sarana
umumnya
wilayah
dilatarbelakangi
berdampak
terhadap munculnya
permukiman dan
tersebut.
Minimnya
prasarana di permukiman
masalah
legalitas
permukiman
tersebut sehingga berdampak kepada semakin turunnya kualitas lingkungan permukiman. Kawasan
permukiman
di
Jl
Kamboja
Tanjung
Pura,
merupakan permukiman yang berada dekat sungai dan terlihat kumuh, Keberadaan kawasan permukiman ini merupakan sebagai contoh wilayah permukiman padat yang mengalami degradasi lingkungan akibat sampah yang dihasilkan oleh masyarakat sekitar dan luapan dari sungai di sekitar tempat tersebut. Berdasarkan kondisi tersebut penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi persampahan, khususnya pelayanan fasilitas sarana dan prasarana persampahan di permukiman tersebut tepatnya perwadahan di dalam rumah masyarakat sekitar. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang utuh Tugas Kuesioner Kelompok V
Page 5
terhadap fenomena masyarakat di sekitar jalan dharma putra dalam hal menangani dan mengelola sampah permukimannya, sehingga dengan diketahui nya keberadaan kondisi fasilitas sarana
dan
prasarana
persampahan
di
daerah
tersebut
diharapkan dapat mengubah prilaku masyarakat sekitar agar dapat mengelola sampah dan akan menjadi masukan terhadap pola operasional penanganan sampah yang tepat di daerah tersebut.
1.2. PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan
persampahan
yang
terjadi
di
permukiman
tersebut merupakan gambaran belum optimalnya penanganan dan pengelolaan sampah oleh Pemerintah Kota Pontianak yang berupaya meningkatkan peran masyarakat dalam menangani dan mengelola sampah permukimannya. Berdasarkan hasil pengamatan kondisi persampahan di daerah Jl. Kamboja diperoleh gambaran sebagai berikut :
Masih banyaknya sampah baik berada di sekitar rumah masyarakat setempat maupun di daerah sekitar sungai.
Masih ada masyarakat yang belum memiliki tempat sampah. Tidak tersedianya sarana pengumpul sampah, sehingga masyarakat cenderung membuang sampah ke sungai.
Minimnya prasarana untuk pengangkutan sampah.
Tugas Kuesioner Kelompok V
Page 6
Kurangnya kesadaran masyarakat sekitar akan sampah yang selalu hidup bersamanya
1.3. TUJUAN DAN SASARAN
1.3.1 Tujuan Tujuan Utama kuesioner ini adalah :
Untuk mengetahui jumlah kebutuhan fasilitas sarana dan prasarana yang diperlukan masing – masing rumah.
Dapat
merencanakan
fasilitas
sarana
dan
prasarana
persampahan yang diperlukan.
Menciptakan kondisi persampahan masyarakat agar tidak bertambah parah sehingga sesuai dengan yang diinginkan.
1.3.2 Sasaran Sasaran yang hendak dicapai dalam kuesioner ini adalah : 1. Melakukan
identifikasi terhadap fasilitas sarana dan prasarana perwadahan sampah bagi masyarakat sekitar.
2. Melakukan
evaluasi Tanjung pura
Tugas Kuesioner Kelompok V
sistem
perwadahan
di
Jl.Kamboja
Page 7
3. Melakukan
analisis dan evaluasi jumlah prasarana persampahan di Jl .Kamboja
sarana
dan
1.4 GAMBAR LOKASI KEGIATAN
Tugas Kuesioner Kelompok V
Page 8
Tugas Kuesioner Kelompok V
Page 9
BAB II DASAR TEORI Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah. Berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah dapat digolongkan menjadi: 1) sampah ada yang mudah membusuk terdiri atas sampah organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain; 2) sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik, kertas, karet, logam, sisa bahan bangunan dan lain-lain; 3) sampah yang berupa debu/abu; dan 4) sampah yang berbahaya (B3) bagi kesehatan, seperti sampah berasal dari industri dan rumah sakit yang mengandung zat-zat kimia dan agen penyakit yang berbahaya.
Tugas Kuesioner Kelompok V
Page 10
2.1
FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
Pengelolaan
sampah
bertujuan
untuk
meningkatkan
kesehatan
masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumberdaya. Dari sudut pandang kesehatan lingkungan, sampah dipandang baik jika sampah tersebut
pengelolaan
tidak menjadi media
berkembang biaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi medium perantara menyebarluasnya suatu penyakit. Syarat lainnya yang harus dipenuhi, yaitu tidak mencemari udara, air dan tanah, tidak menimbulkan bau (tidak mengganggu nilai estetis), tidak menimbulkan kebakaran dan yang lainnya.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pengelolaan
sampah
di
antaranya: (1) sosial politik, yang menyangkut kepedulian dan komitment pemerintah dalam menentukan anggaran APBD untuk pengelolaan lingkungan (sampah), membuat keputusan publik dalam pengelolaan sampah serta upaya
pendidikan,
penyuluhan
dan
latihan
keterampilan
untuk
meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. (2) Aspek Sosial Demografi yang meliputi sosial ekonomi (kegiatan pariwisata, pasar dan pertokoan, dan kegiatan rumah tangga. (3) Sosial Budaya yang menyangkut
keberadaan dan interaksi
antarlembaga desa/adat, aturan adat (awig-awig), kegiatan ritual (upacara adat/keagamaan), nilai struktur ruang Tri Mandala, jiwa pengabdian sosial yang tulus, sikap mental dan perilaku warga yang apatis. (4) keberadan lahan untuk tempat penampungan sampah. Tugas Kuesioner Kelompok V
Page 11
(5) finansial (keuangan). (6) keberadaan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan (7) kordinasi antarlembaga yang terkait dalam penanggulangan masalah lingkungan (sampah).
Pengelolaan sampah perkotaan juga memiliki faktor-faktor pendorong dan penghambat dalam upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Menurut hasil penelitian, faktor-faktor tersebut di antaranya adalah tingkat pendidikan, penempatan tempat sampah di dalam rumah, keberadaan pemulung, adanya aksi kebersihan, adanya peraturan tentang persampahan dan penegakan hukumnya. Tingkat partisipasi masyarakat perkotaan dalam menangani sampah secara mandiri masih dalam katagori sedang sampai rendah, masyarakat masih enggan melakukan pemilahan sampah.
Sampah semakin hari semakin sulit dikelola, sehingga disamping kesadaran dan partisipasi masyarakat, pengembangan teknologi dan model pengelolaan sampah merupakan usaha alternatif untuk memelihara lingkungan yang sehat dan bersih serta dapat memberikan manfaat lain.
2.2
KONDISI PENGELOLAAN SAMPAH SAAT INI
Berdasarkan sumber bahwa pada saat ini sampah sulit dikelola karena berbagai hal, antara lain:
Cepatnya perkembangan teknologi, lebih cepat daripada
kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memahami porsoalan sampah, Tugas Kuesioner Kelompok V
Page 12
Menigkatnya tingkat hidup masyarakat, yang tidak disertai
dengan keselarasan pengetahuan tentang sampah
Meningkatnya biaya operasional pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah yang tidak efisien dan tidak benar
menimbulkan permasalahan pencemaran udara, tanah, dan air serta menurunnya estetika
Ketidakmampuan memelihara barang, mutu produk teknologi
yang rendah akan mempercepat menjadi sampah.
Semakin sulitnya mendapat lahan sebagai tempat pembuangan
ahir sampah.
Semakin
banyaknya
masyarakat yang
keberatan
bahwa
daerahnya dipakai tempat pembuangan sampah.
Sulitnya menyimpan sampah yang cepat busuk, karena cuaca
yang panas.
Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang
sampah pada tempatnya dan memelihara kebersihan.
Pembiayaan yang tidak memadai, mengingat bahwa sampai
saat ini kebanyakan sampah dikelola oleh pemerintah. Penanganan sampah yang telah dilakukan adalah pengumpulan sampah dari sumber-sumbernya, seperti dari masyarakat (rumah tangga) dan tempat-tempat umum yang dikumpulkan di TPS yang telah disediakan. Selanjutnya diangkut dengan truk yang telah dilengkapi jaring
ke TPA.
Bagi daerah-daerah yang belum mendapat pelayanan pengangkutan mengingat sarana dan prasara yang terbatas telah dilakukan pengelolaan sampah secara swakelola dengan beberapa jenis bantuan fasilitas pengangkutan. Bagi Usaha atau kegiatan yang menghasilkan sampah Tugas Kuesioner Kelompok V
Page 13
lebih dari 1 m3/hari diangkut sendiri oleh pengusaha atau bekerjasama dengan
pihak
lainnya
seperti desa/kelurahan
atau
pihak
swasta.
Penanganan sampah dari sumber-sumber sampah dengan cara tersebut cukup efektif. Beberapa usaha yang telah berlangsung di TPA untuk mengurangi volume sampah, seperti telah dilakukan pemilahan oleh pemulung untuk sampah yang dapat didaur ulang. Ini ternyata sebagai matapencaharian untuk mendapatkan penghasilan. Terhadap sampah yang mudah busuk telah dilakukan usaha pengomposan.
Namun usaha tersebut masih
menyisakan sampah yang harus dikelola yang memerlukan biaya yang tinggi dan lahan luas. Penanganan sisa sampah di TPA sampai saat ini masih dengan
cara pembakaran baik
dengan insenerator
atau
pembakaran di tempat terbuka dan open dumping dengan pembusukan secara alami. Hal ini menimbulkan permasalahan baru bagi lingkungan, yaitu pencemaran tanah, air, dan udara.
Pengelolaan sampah dimasa yang akan datang perlu memperhatikan berbagai hal seperti: 1.Penyusunan Peraturan daerah (Perda) tentang pemilahan sampah 2.Sosialisasi pembentukan kawasan bebas sampah, seperti misalnya tempat-tempat wisata, pasar, terminal, jalan-jalan protokol, kelurahan, dan lain sebagainya 3.Penetapan peringkat kebersihan bagi kawasan-kawasan umum 4.Memberikan tekanan kepada para produsen barang-barang dan konsumen untuk berpola produksi dan konsumsi yang lebih ramah lingkungan
Tugas Kuesioner Kelompok V
Page 14
5. Memberikan tekanan kepada produsen untuk bersedia
menarik
(membeli) kembali dari masyarakat atas kemasan produk yang dijualnya, seperti bungkusan plastik, botol, alluminium foil, dan lain lain. 6.Peningkatan peran masyarakat melalui pengelolaan sampah sekala kecil, bisa dimulai dari tingkat desa/kelurahan ataupun kecamatan, termasuk dalam hal penggunaan teknologi daur ulang, komposting, dan penggunaan incenerator. 7.Peningkatan efektivitas fungsi dari TPA 8.Mendorong transformasi (pergeseran) pola konsumsi masyarakat untuk lebih menyukai produk-produk yang berasal dari daur ulang. 9.Pengelolaan sampah dan limbah secara terpadu 10.
Melakukan koordinasi dengan instansi terkait baik di pusat
maupun daerah, LSM, Perguruan Tinggi untuk peningkatan kapasitas pengelolan limbah perkotaan 11.
Melakukan
evaluasi
dan
monitoring
permasalahan
persampahan dan pengelolaannya, kondisi TPA dari aspek lingkungan, pengembangan penerapan teknologi yang ramah lingkungan 12.
Optimalisasi
pendanaan
dalam
pengelolaan
sampah
perkotaan, pengembangan sistem pendanaan pengelolaan sampah 13.
Konsistensi
pelaksanaan
peraturan
perundangan
tentang
persampahan dan lingkungan hidup. 14.
Meningkatkan usaha swakelola penanganan sampah terutama
sampah yang mudah terurai ditingkat desa/kelurahan 15.
Memberikan
fasilitasi,
dorongan,
pendampingan/advokasi
kepada masyarakat dalam upaya meningkatkan pengelolaan sampah.
Tugas Kuesioner Kelompok V
Page 15
Pengelolaan
sampah
dengan
pendekatan
teknologi
diharapkan
penanganan sampah lebih cepat, efektif dan efisien serta
dapat
memberikan manfaat lain.
2.3
MODEL PENGELOLAAN MASALAH SAMPAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN
Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pada
Pasal 5
UU
Pengelolan Lingkungan Hidup No.23 Th.1997, bahwa masyarakat berhak atas Lingkungan hidup yang baik dan sehat. Untuk mendapatkan hak tersebut, pada Pasal 6 dinyatakan bahwa masyarakat dan pengusaha berkewajiban untuk berpartisipasi dalam memelihara kelestarian fungsi lingkungan, mencegah dan
menaggulangi pencemaran dan kerusakan
lingkungan. Terkait dengan ketentuan tersebut, dalam UU NO. 18 Tahun 2008 secara eksplisit juga dinyatakan, bahwa setiap orang mempunyai hak dan kewajiban dalam pengelolaan sampah. Dalam hal pengelolaan sampah pasal 12 dinyatakan, setiap orang wajib mengurangi dan menangani sampah juga
dinyatakan
dengan cara berwawasan lingkungan. Masyarakat berhak
berpartisipasi
dalam
proses
pengambilan
keputusan, pengelolaan dan pengawasan di bidang pengelolaan sampah. Tata cara partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan memperhatikan karakteristik dan tatanan sosial budaya daerah masing-masing. Berangkat dari ketentuan tersebut, tentu menjadi kewajiban dan hak setiap orang
baik secara individu maupun secara
kolektif, demikian pula kelompok masyarakat pengusaha dan komponen masyarakat lain untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sampah dalam
Tugas Kuesioner Kelompok V
Page 16
upaya untuk menciptakan lingkungan perkotaan dan perdesaan yang baik, bersih, dan sehat. Beberapa pendekatan dan teknologi pengelolaan dan pengolahan sampah yang telah dilaksanakan antara lain adalah: 1. Teknologi Komposting Pengomposan adalah salah satu cara pengolahan sampah, merupakan proses dekomposisi dan stabilisasi bahan secara biologis dengan produk akhir yang cukup stabil untuk digunakan di lahan pertanian tanpa pengaruh yang merugikan.Penelitian yang dilakukan menemukan bahwa pengomposan dengan menggunakan metode yang lebih modern (aerasi) mampu menghasilkan kompos yang memiliki butiran lebih halus, kandungan C, N, P, K Colform
kandungan
yang
lebih tinggi dan pH, C/N rasio, dan lebih
rendah
dibandingkan
dengan
pengomposan secara konvensional. 2. Teknologi Pembuatan Pupuk Kascing 3. Pengolahan sampah menjadi listrik. Kota Denpasar, Gianyar dan Tabanan telah melakukan kerjasama dalam usaha pengelolaan sampah secara terpadu yang berorientasi pada teknologi dalam suatu Badan Bersama yaitu SARBAGITA.
Teknologi yang direncanakan yaitu
teknologi
landfill dan
anaerobic
digestion).
pendekatan
teknologi
diharapkan
GALFAD
Pengelolaan
(gasifikasi
sampah
dengan
penanganan sampah lebih cepat, efektif dan efisien serta dapat memberikan manfaat lain. 4. Pengelolaan sampah mandiri Pengolahan
sampah
mandiri
adalah
pengolahan
sampah
yang
dilakukan oleh masyarakat di lokasi sumber sampah seperti di rumahrumah tangga. Masyarakat perdesaan yang umumnya memiliki ruang Tugas Kuesioner Kelompok V
Page 17
pekarangan lebih luas memiliki peluang yang cukup besar untuk melakukan pengolahan sampah secara mandiri. Model pengelolaan sampah mandiri akan memberikan manfaat lebih baik terhadap lingkungan serta dapat mengurangi beban TPA. Pemilahan sampah secara mandiri oleh masyarakat di Kota Pontianak
masih tergolong
rendah. 5 . Pengelolaan sampah berbasis masyarakat 1)
Berbagai masalah yang dihadapi masyarakat dalam
pengelolaan sampah pemukiman kota yang ada yaitu: masalah pengadaan
lahan,
terbatasnya
peralatan
teknologi
dan
perawatannnya, terbatasnya dana untuk perekrutan tenaga kerja baru yang memadai, produksi kompos yang masih rendah, sulit dan terbatasnya
pemasaran
kompos
sehingga
secara
ekonomi
pengelola cendrung mengalami defisit. 2)
Model pengelolaan sampah pemukiman kota yang
berbasis sosial kemasyarakatan dapat dilakukan secara adaptif dengan memperhatikan aspek karakteristik sosial dan budaya masyarakat, aspek ruang (lingkungan), volume, dan jenis sampah yang dihasilkan. Pola pengelolaan sampah berbasis masyarakat sebaiknya
dilakukan
secara sinergis (terpadu) dari berbagai elemen (Desa, pemerintah, LSM, pengusaha/swasta, sekolah, dan komponen lain yang terkait) dengan menjadikan komunitas lokal sebagai objek dan subjek pembangunan, khususnya dalam pengelolaan sampah untuk menciptakan lingkungan bersih, aman, sehat, asri, dan lestari Undang-Undang tentang pengelolaan sampah telah menegaskan berbagai larangan seperti membuang sampah tidak pada tempat yang Tugas Kuesioner Kelompok V
Page 18
ditentukan dan disediakan, membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan
teknis,
serta
melakukan
penanganan sampah dengan
pembuangan terbuka di TPA. Penutupan TPA dengan pembuangan terbuka harus dihentikan dalam waktu 5 tahun setelah berlakunya UU No. 18 Tahun 2008. Dalam upaya pengembangan model pengelolaan sampah perkotaan
harus dapat melibatkan berbagai komponen pemangku
kepentingan
seperti
pemerintah
daerah,
pengusaha,
LSM,
dan
masyarakat. Komponen masyarakat perkotaan lebih banyak berasal dari pemukiman, sedangkan di perdesaan umumnya masih sangat erat kaitannya dengan keberadaan kawasan persawahan dengan kelembagaan subak yang mesti dilibatkan. Pemilihan model sangat tergantung pada karakteristik perkotaan dan perdesaan serta karakteristik sampah yang ada di kawasan tersebut.
BAB IV PENUTUP 4.1.KESIMPULAN Berdasarkan Hasil Kuesioner yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa : 1)
Dengan diberlakukannya UU No. 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan
Sampah
maka
diperlukan
model
pengelolaan
sampah yang baik dan tepat untuk dikembangkan di perkotaan dan perdesaan sehingga kualitas kesehatan, kualitas lingkungan dapat ditingkatkan serta sampah dapat menjadi sumberdaya yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tugas Kuesioner Kelompok V
Page 19
2)
Hendaknya melibatkan berbagai komponen pemangku
kepentingan
dan
memperhatikan
karakteristik
sampah,
karakteristik perkotaan atau perdesaan serta keberadaan sosialbudaya masyarakat setempat.
4.2.SARAN Berdasarkan hasil kuesioner yang telah kami berikan, kami menyusun beberapa saran untuk berbagai pihak sebagai berikut:
Melihat Masalah Sampah yang tahun ke tahun makin meningkat diharapkan agar semua elemen masyarakat dan pemerintah menanggapi masalah ini dengan serius agar tidak akan terjadi sesuatu dan lain hal nantinya.
Diharapkan Pemerintah /Lembaga terkait agar memberikan pengarahan kepada semua elemen masyarakat agar lebih memperhatikan kebersihan lingkungan, dan agar dapat memanfaatkan sampah yang dapat dimanfaatkan sehingga dapat menguntungkan bagi masyarakat itu sendiri,
Tugas Kuesioner Kelompok V
Page 20