KONSEP DASAR MANAJEMEN MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan
Disusun Oleh: Cika Insani Restuningrum
(043-315-15-0-008)
Cucu Kurniawati
(043-315-15-0-009)
Firman Nur Maulana
(043-315-15-0-014)
Guntur Arya Prayoga
(043-315-15-0-016)
Nisa Infanteriani Pratiwi
(043-315-15-0-023)
Novianti Warnerin
(043-315-15-0-028)
Risa Nurcahyani
(043-315-15-0-029)
Siti Ulfa Fauziah
(043-315-15-0-036)
Vini Widiani Atori
(043-315-15-0-037)
Yana Widiana
(043-315-15-0-040)
PROGRAM STUDI D3-2A KEPERAWATAN STIKEP PPNI JAWA BARAT BANDUNG 2016
KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berbagai macam nikmat, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep dasar manajemen model asuhan keperawatan profesional” ini.
Penyusun menyadari, dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang penyusun miliki, namun demikian banyak pula pihak yang telah membantu penyusun dengan membimbing dan mengarahkan, serta menyediakan dokumen atau sumber informasi, dan memberikan masukan pemikiran.
Maka dari itu, penyusun mengucapkan terimakasih kepada Ns. Diwa Agus S, S.Kep., M.Kep., selaku dosen mata kuliah Manajemen Keperawatan yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penyusun, serta kepada Deny Firmansyah Sutisna, S.Sos., yang menjadi fasilitator dalam mencari buku sumber.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan serta kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Bandung, Oktober 2016
Penyusun 1
2
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..............................................................................................................i DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1 A.
Latar Belakang....................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................... 2
C.
Tujuan Makalah...................................................................................... 2
D.
Manfaat Makalah.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3 A.
Pengertian............................................................................................. 3
B.
Faktor-faktor yang Berhubungan dalam Perubahan MAKP................................3
C.
Metode Pengelolaan Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Profesional..............5
D.
Metode Penghitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan.....................................9
E.
Penghitungan Beban Kerja......................................................................10
F.
Aplikasi Model Metode Asuhan Keperawatan (MAKP)...................................11
BAB III PENUTUP..............................................................................................................14 A.
Kesimpulan......................................................................................... 14
B.
Saran................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15
3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi.
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komperhensif serta ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat secara berkualitas (Kozier, 1995).
Menejemen keperawatan merupakan proses bekerja melalui anggota staf untuk memberikan
asuahan
keperawatan
secara
profesional.
Proses
manajemen
keperawatan sejalan dengan keperawatan sebagai salah satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya saling menopang dan berkesinambungan.
Banyaknya tuntutan dalam pengembangan pelayanan kesehatan di masyarakat umum, termasuk didalamnya keperawatan, merupakan salah satu faktor yang harus dipahami dan diperhatikan oleh tenaga perawat, sehingga perawat mampu bekerja secara nyata dan diterima dalam memberikan pelayanan yang berkemanusiaan sesuai ilmu dan kiat serta kewenangan yang dimiliki. Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan adalah melakukan manajemen keperawatan dengan harapan, adanya pengelolaan yang sesuai
1
dan mampu mengefektifkan pembagian pelayanan keperawatan dengan lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan.
Namun perlu disadari, tanpa adanya kerjasama dalam mewujudkan dan mengelolanya, maka tulisan ini hanyalah menjadi teori semata. Untuk itu, penyusun tertarik untuk membahas Konsep Dasar Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, perumusan masalah dalam penulisan ini adalah:
1. Bagaiman definisi asuhan keperawatan profesional MAKP?
2. Apa saja faktor yang berhubungan dalam perubahan MAKP?
3. Bagaimana metode pengelolaan sistem pemberian asuhan keperawatan professional dan metode penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan?
4. Bagaimana cara penghitungan beban kerja serta aplikasi MAKP?
C. Tujuan Makalah Makalah ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan definisi metode asuhan keperawatan profesional (MAKP).
2
2. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang berhubungan dengan perubahan MAKP.
3.
Untuk menjelaskan metode pengelolaan sistem pemberian asuhan keperawatan professional dan metode penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan.
4. Untuk menjelaskan cara penghitungan beban kerja serta aplikasi MAKP.
D. Manfaat Makalah Adapun manfaat dari makalah ini, yaitu untuk memberikan wawasan pada setiap pembaca khususnya perawat tentang konsep dasar manajemen model asuhan keperawatan profesional dengan harapan bisa menerapkannya dalam dunia pekerjaan sesuai dengan teori yang diuraikan.
3
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian
Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem (struktur, proses dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart & Woods, 1996).
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) adalah sebuah sistem yang meliputi struktur, proses, dan nilai profesional yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan dan mengatur lingkungan untuk menunjang asuhan keperawatan sebagai suatu model berarti sebuah ruang rawat dapat menjadi contoh dalam praktik keperawatan profesional di Rumah Sakit (Sitorus, 2006).
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur, yakni: standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP. Dalam menetapkan suatu model, keempat hal tersebut harus menjadi bahan pertimbangan karena merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan akan menentukan kualitas produk/ jasa layanan keperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai sesuatu pengambilan keputusan yang independen (mandiri), maka tujuan pelayanan kesehatan/ keperawatan dalam memenuhi kepuasan pasien tidak akan dapat terwujud (Nursalam, 2014).
B. Faktor-faktor yang Berhubungan dalam Perubahan MAKP
4
1. Kualitas Pelayanan Kesehatan
Setiap upaya untuk meningkatkan pelayanan keperawatan, selalu bicara mengenai kualitas. Kualitas amat diperlukan untuk:
a. Meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien/ konsumen;
b. Menghasilkan keuntungan (pendapatan) institusi;
c. Mempertahankan eksistensi institusi;
d. Meningkatkan kepuasan kerja;
e. Meningkatkan kepercayaan konsumen/ pelanggan;
f. Menjalankan kegiatan sesuai aturan/ standar.
2. Standar praktik keperawatan
Standar praktik keperawatan di Indonesia disusun oleh Depkes RI (1995) yang terdiri atas beberapa standar. Menurut JCHO: Joint Commission on Accreditation of Health Care Organisation (1999: 1; 4: 249-54) terdapat 8 standar tentang asuhan keperawatan yang meliputi (Novuluri, 1999; 4: 24954):
a. Menghargai hak-hak pasien;
5
b. Penerimaan sewaktu pasien masuk Rumah Sakit (SPMRS);
c. Observasi keadaan pasien;
d. Pemenuhan kebutuhan nutrisi;
e. Asuhan pada tindakan nonoperatif dan administratif;
f. Asuhan pada tindakan operasi dan prosedur invasif;
g. Pendidikan kepada pasien dan keluarga;
h. Pemberian asuhan secara terus menerus dan berkesinambungan.
3. Model Praktik
a. Praktik keperawatan Rumah Sakit
Perawat profesional (Ners) mempunyai wewenang dan tanggung jawab melaksanakan praktik keperawatan di Rumah Sakit dengan sikap dan kemampuannya.
b. Praktik keperawatan rumah
Bentuk praktik keperawatan rumah diletakkan pada pelaksanaan pelayanan/ asuhan keperawatan sebagai kelanjutan dari pelayanan Rumah Sakit. 6
c. Praktik keperawatan berkelompok
Bentuk praktik keperawatan ini dipandang perlu di masa depan, karena adanya pendapat bahwa rawat Rumah Sakit perlu dipersingkat, mengingat biaya perawatan di Rumah Sakit diperkirakan akan terus meningkat.
d. Praktik keperawatan individual
Bentuk praktik keperawatan ini sangat diperlukan oleh kelompok/ golongan masyarakat yang tinggal jauh terpencil dari fasilitas pelayanan kesehatan, khususnya yang dikembangkan pemerintah.
C. Metode Pengelolaan Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Profesional
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan profesional. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan perkembangan iptek, maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan efisien.
Ada beberapa metode sistem pemberian asuhan keperawatan kepada pasien. Mc Laughin, Thomas, & Barterm (1995) mengidentifikasi delapan model pemberian
7
asuhan keperawatan, tetapi model yang umum digunakan di rumah sakit adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan keperawatan primer.
Terdapat 6 unsur utama dalam penentuan pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan (Marquis & Huston, 1998: 143).
1. Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Metode Asuhan Keperawatan (MAKP)
a. Sesuai visi dan misi institusi
Dasar utama penentuan model pemberian asuhan keperawatan harus didasarkan pada visi dan misi rumah sakit.
b. Dapat diterapkannya proses keperawatan dalam asuhan keperawatan
Proses keperawatan merupakan unsur penting terhadap kesinambungan asuhan keperawatan
kepada pasien.
Keberhasilan
dalam asuhan
keperawatan sangat ditentukan oleh pendekatan proses keperawatan.
c. Efisien dan efektif penggunaan biaya
Setiap suatu perubahan, harus selalu mempertimbangkan biaya dan efektivitas dalam kelancaran pelaksanaannya. Bagaimana pun baiknya suatu model, tanpa ditunjang oleh biaya memadai, maka tidak akan didapat hasil yang sempurna.
d. Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga, dan masyarakat
8
Tujuan akhir asuhan keperawatan adalah kepuasan pelanggan atau pasien terhadap asuhan yang diberikan oleh perawat. Oleh karena itu, model yang baik adalah model asuhan keperawatan yang dapat menunjang kepuasan pelanggan.
e. Kepuasan kinerja perawat
Kelancaran pelaksanaan suatu model sangat ditentukan oleh motivasi dan kinerja perawat. Model yang dipilih harus dapat meningkatkan kepuasan perawat, bukan justru menambah beban kerja dan frustasi dalam pelaksanaanya
f. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan lainnya
Komunikasi secara profesional sesuai dengan lingkup tanggung jawab merupakan dasar pertimbangan penentuan model. Model asuhan keperawatan diharapkan akan dapat meningkatkan hubungan interpersonal yang baik antara perawat dengan tenaga kesehatan lainnya.
2. Jenis Model Metode Asuhan Keperawatan (MAKP)
Menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998) ada 4 metode pemberian asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan, yaitu:
9
a. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Fungsional
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu, karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat, maka setiap perawat hanya melakukan satu atau dua jenis intervensi (misalnya, merawat luka) keperawatan kepada semua pasien di bangsal.
Kelebihan:
1) Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas, dan pengawasan yang baik;
2) Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga;
3) Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pasien diserahkan pada perawat junior dan/atau belum berpengalaman.
Kekurangan:
1) Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat;
2) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses keperawatan; 3) Persepsi perawat cenderung pada tindakan yang berkaitan dengan keterampilan saja.
10
b. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/ grup yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
Kelebihan:
1) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh;
2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan;
3) Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim.
Kekurangan:
Komunikasi antara anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk.
c. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Primer
11
Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terusmenerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Kelebihan:
1) Bersifat kontinuitas dan komprehensif;
2) Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan pengembangan diri;
3) Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit (Gillies, 1989).
Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiawikan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu, asuhan yang diberikan bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi. Dokter juga merasakan kepuasan dengan model primer karena senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu diperbarui dan komprehensif.
Kekurangan:
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan
12
klinis, akuntabel, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai displin ilmu.
d. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Kasus
Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti: isolasi, intensive care.
Kelebihan:
1) Perawat lebih memahami kasus per kasus;
2) Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah.
Kekurangan:
1) Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggung jawab;
2) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama.
D. Metode Penghitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan
13
Berikut ini akan dipaparkan beberapa pedoman dalam penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan di ruang rawat inap.
1. Metode rasio
Metode perhitungan dengan cara rasio menggunakan jumlah tempat tidur sebagai pembanding dari kebutuhan perawat yang diperlukan dan sering digunakan karena sederhana dan mudah. Namun, ada kelemahannya yaitu hanya mengetahui jumlah perawat secara kuantitas tetapi tidak bisa mengetahui produktivitas perawat dan kapan tenaga perawat tersebut dibutuhkan oleh setiap unit Rumah Sakit.
2. Metode need
Metode ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja. Untuk menghitung kebutuhan tenaga, diperlukan gambaran tentang jenis pelayanan yang diberikan kepada pasien selama di Rumah Sakit.
3. Metode demand
Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga menurut kegiatan yang memang nyata dilakukan oleh perawat.
4. Menghitung tenaga perawat berdasarkan Full Time Equivalent (FTE)
Konsep ini didasarkan bahwa seorang perawat bekerja penuh waktu dalam setahun, artinya bekerja selama 40 jam/minggu atau 2.080 jam dalam periode
14
52 minggu. Jumlah waktu tersebut meliputi waktu produktif maupun nonproduktif, sedangkan yang dipertimbangkan hanya waktu produktif yang digunakan
untuk
perawatan
pasien
yang
didasarkan
pada
tingkat
ketergantungannya karena akan mempengaruhi jumlah jam perawat yang dibutuhkan.
E. Penghitungan Beban Kerja
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban kerja perawat anatara lain :
1. Jumlah pasien yang dirawat setiap hari/ bulan/ tahun di unit tersebut
2. Kondisi atau tingkat ketergantungan pasien
3. Rata-rata hari perawatan
4. Pengukuran keperawatan langsung, perawatan tidak langsung dan pendidikan kesehatan
5. Frekuensi tindakan perawatan yang dibutuhkan pasien
6. Rata-rata waktu perawatan langsung, tidak langsung dan pendidikan kesehatan.
Ada tiga cara dapat digunakan untuk menghitung beban kerja secara personel antara lain sebagai berikut.
15
1. Work sampling
Teknik ini digunakan pada dunia industri untuk melihat beban kerja yang dipangku oleh personel pada suatu unit, bidang maupun jenis tenaga tertentu.
Pada teknik work sampling kita akan mendapatkan ribuan pengamatan kegiatan dari sejumlah personel yang kita amati. Oleh karena besarnya jumlah pengamatan kegiatan penelitian akan didapatkan sebaran normal sampel pengamatan kegiatan penelitian. Artinya data cukup besar dengan sebaran sehingga dapat dianalisis dengan baik. Jumlah pengamatan dapat dihitung.
2. Time and motion study
Pada teknik ini kita mengamati dan mengikuti dengan cermat tentang kegiatan yang dilakukan oleh peringkat kusonel yang sdang kita amati. Melalui teknik ini akan didapatkan beban kerja personel dan kualitas kerjanya.
Penelitian dengan menggunakan teknik ini dapat digunakan untuk melakukan evaluasi tingkat kualitas suatu pelatihan atau pendidikan yang bersertifikat atau bisa juga digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan suatu metode yang ditetapkan secara baku oleh suatu instansi seperti rumah sakit.
3. Daily log
Daily log atau pencatatan kegiatan kegiatan sendiri merupakan bentuk sederhana work sampling yaitu pencatatan dilakukan sendiri oleh personel yang diamati. Pencatatan meliputi kegiatan yang dilakukan dan waktu yang
16
diperlukan untuk melakukan kegiatan tersebut. Menuliskan secara rinci kegiatan dan waktu yang diperlukan merupakan kunci keberhasilan dari pengamatan dengan daily log. F. Aplikasi Model Metode Asuhan Keperawatan (MAKP)
Perubahan model sistem pemberian asuhan keperawatan sejalan dengan perkembangan dan perubahan pelayanan kesehatan yang terjadi di Indonesia, model sistem asuhan keperawatan juga harus berubah menuju praktik keperawatan profesional. Model sistem asuhan keperawatan yang dapat dikembangkan adalah metode tim, primer, kasus dan gabungan (moduler) (Nursalam, 2014).
Berikut langkah-langkah pengelolaan MAKP:
1. Pengumpulan data Pengumpulan data bisa didapatkan dari sumber daya manusia (M1-Man), jumlah tenaga di ruangan Rumah Sakit, kebutuhan tenaga, penghitungan BOR (Bed Occupacy Rate), diagnosis penyakit terbanyak, dan penghitungan beban kerja perawat.
2. Analisis SWOT
Pada analisis SWOT ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
a. Pengisian item IFAS dan EFAS.
17
Cara pengisian faktor IFAS dan EFAS disesuaikan dengan komponen yang ada dalam pengumpulan data. Data tersebut dibedakan menjadi 2, yaitu IFAS (internal factors) yang meliputi aspek Weakneses serta Strength dan faktor EFAS (external factors) yang meliputi aspek Opportunity serta Threatened. b. Bobot Pemberian bobot berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap strategi perusahaan/ Rumah Sakit.
c. Peringkat (Rating)
Data rating didapatkan berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan pengukuran langsung.
3. Identifikasi Masalah
Identifikasi setiap masalah berdasarkan ketenangan (M1), sarana dan prasarana (M2), Metode (M3), prioritas masalah, dan mutu (M5).
4. Perencanaan (rencana strategis)
a. Pengertian
Supriyanto dan Damayanti (2007) menjelaskan perencanaan strategis merupakan bagian dari manajemen strategi, yang memiliki arti suatu perencanaan sebagai tindakan adaptif atau penyesuaian terhadap tuntutan
18
atau masalah atau perubahan yang ada di lingkungan organisasi sehingga organisasi dapat melakukan tindakan adaptif dalam tuntutan perubahan.
b. Penyusunan perencanaan strategis
Proses perencanaan strategis meliputi tiga tahap yaitu:
1) Perumusan yang meliputi pembagian misi, penentuan tujuan utama, penilaian lingkungan eksternal dan internal dan evaluasi serta pemilihan alternative;
2) Penerapan; dan
3) Pengendalian.
c. Indikator perencanaan strategis
Supriyono dan Damayanti (2007) menyatakan bahwa perencanaan strategis yang berhasil efektif dan efisien dapat didasarkan pada:
1) Pemahaman, visi, misi, dan tujuan organisasi;
2) Pemahaman lingkungan eksternal organisasi (peluang dan ancaman);
3) pemahaman kemampuan sumber daya internal (kekuatan dan kelemahan);
19
4) penguasaan manajemen efektif, dan dapat dipengaruhi oleh budaya organisasi.
d. Faktor yang mempengaruhi perencanaan strategis
Menurut Asmarani (2006) ada tiga faktor yang mempengaruhi perencanaan strategis, di antaranya:
1) Faktor manajerial
2) Faktor lingkungan
3) Budaya organisasi
5. Pelaksanaan
Penerapan MAKP sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebagaimana tertuang dalam GANN chart.
6. Evaluasi
a. Evaluasi struktur.
b. Evaluasi proses.
c. Evaluasi hasil.
20
21
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari pemaparan di atas, bahwa model asuhan keperawatan profesional adalah sebagai suatu sistem (struktur, proses dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut.
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur, yakni: standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP. Selain adanya kerangka kerja dalam MAKP juga banyak faktor-faktor yang berhubungan dalam perubahannya serta ada metode untuk pengelolaan sistem MAKP tersebut.
B. Saran Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan, yaitu supaya perawat ketika bekerja di Rumah Sakit dapat mengaplikasikan teori yang telah dipaparkan dalam makalah ini guna untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang lebih efektif dan efisien.
22
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. (2007). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan Profesional Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan Profesional Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika. Sembiring, A. (2015, Maret 23). Scribd., [online]. Tersedia: https://www.scribd.com/document/259654271/Model-Asuhan-KeperawatanProfesional. Diakses: [Oktober 15, 2016]
23