MODEL KONSEP FUNGSIONAL GORDON MODEL KONSEP KESEHATAN FUNGSIONAL MENURUT GORDON DI AWUR OLEH : SUR Pola/konsep di definisikan seperti pembentukan tingkah laku yang terjadi secara berangkai. (Gordon,1994,p.70). “Pola Fungsional Kesehatan (cara Hidup) klien, apakah pribadi, keluarga atau masyarakat, berkembang dari interaksi klien-lingkungan. Masing-masing pola adalah penjabaran dari gabungan biopsikososial. Tidak satupun pola yang dapat dimengerti tanpa mengetahui pola yang lain. Pola fungsional kesehatan dipengaruhi oleh faktor biologi,perkembangan,budaya,sosial dan spiritual” (Gordon.1994. p318). Pola Fungsional Kesehatan dapat dikaji perkembangannya sejalan dengan perubahan waktu. 11 pola fungsional kesehatan termasuk Persepsi kesehatan-managemen Kesehatan, Nutrisi-metabolisme, eliminasi, aktivitas – –latihan, latihan, istirahat-tidur. Persepsi kognitif, konsep diri-persepsi diri,Hubungan-peran, seksual-reproduksi,Pola pertahanan diri-toleransi,keyakinan dan nilai. (Gordon,194,p.70). 1. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan Menggambarkan Persepsi,pemeliharaan dan penanganan kesehatan. Persepsi terhadap arti kesehatan,dan penatalaksanaan kesehatan,kemampuan menyusun tujuan,pengetahuan tentang praktek kesehatan.
2. Pola Nurtisi – Nurtisi –Metabolik Metabolik Menggambarkan Masukan Nutrisi, balance cairan dan elektrolit Nafsu makan,pola makan, diet,fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan menelan,Mual/muntah,Kebutuhan jumlah zat gizi, masalah /penyembuhan kulit,Makanan kesukaan. 3. Pola Eliminasi Menjelaskan pola Fungsi eksresi,kandung kemih dan Kulit Kebiasaan defekasi,ada tidaknya masalah defekasi,masalah miksi (oliguri,disuri dll), penggunaan kateter, frekuensi defekasi dan miksi, Karakteristik urin dan feses, pola input cairan, infeksi saluran kemih,masalah bau badan, perspirasi berlebih, dll 4. Pola Latihan-Aktivitas Menggambarkan pola latihan,aktivitas,fungsi pernafasan dan sirkulasi. Pentingnya latihan/gerak dalam keadaan sehat dan sakit,gerak tubuh dan kesehatan berhubungan satu sama lain Kemampuan klien dalam menata diri apabila tingkat kemampuan 0: mandiri, 1: dengan alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3 : dibantu orang dan alat 4 : tergantung dalam melakukan ADL,kekuatan otot dan Range Of Motion, riwayat penyakit jantung, frekuensi,irama dan kedalam nafas,bunyi nafas riwayat penyakit paru, 5. Pola Kognitif Perseptual Menjelaskan Persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori meliputi pengkajian fungsi penglihatan, pendengaran, perasaan, pembau dan kompensasinya terhadap tubuh. Sedangkan pola kognitif didalamnya mengandung kemampuan daya ingat klien terhadap persitiwa yang telah lama terjadi dan atau baru terjadi dan kemampuan orientasi klien terhadap waktu, tempat, dan nama (orang, atau benda yang lain). Tingkat pendidikan, persepsi nyeri dan penanganan nyeri,kemampuan untuk mengikuti, menilai nyeri skala 0-10,pemakaian alat bantu dengar, melihat, kehilangan bagian tubuh atau fungsinya, tingkat kesadaran, orientasi pasien, adakah gangguan penglihatan, pendengaran, persepsi sensori (nyeri), penciuman dll. 6. Pola Istirahat-Tidur Menggambarkan Pola Tidur,istirahat dan persepasi tentang energy.
Jumlah jam tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia atau mimpi buruk, penggunaan obat, mengeluh letih.
7. Pola Konsep Diri-persepsi Diri Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap kemampuan. Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga diri, peran, identitas dan ide diri sendiri. Manusia sebagai system terbuka dimana keseluruhan bagian manusia akan berinteraksi dengan lingkungannya. Disamping sebagai system terbuka, manuasia juga sebagai mahkluk bio-psiko-sosio-kultural spriritual dan dalam pandangan secara holistic Adanya kecemasan, ketakutan atau penilaian terhadap diri., dampak sakit terhadap diri, kontak mata, asetif atau passive, isyarat non verbal,ekspresi wajah, merasa taj berdaya, gugup/relaks. 8. Pola Peran dan Hubungan Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien Pekerjaan, tempat tinggal, tidak punya rumah, tingkah laku yang passive/agresif teradap orang lain, masalah keuangan dll
9. Pola Reproduksi/Seksual Menggambarkan kepuasan atau masalah yang actual atau dirasakan dengan seksualitas. Dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat haid, pemeriksaan mamae sendiri, riwayat penyakit hub sex,pemeriksaan genital. 10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres) Menggambarkan kemampuan untuk menanngani stress dan penggunaan system pendukung. Penggunaan obat untuk menangani stress, interaksi dengan orang terdekat, menangis, kontak mata, metode koping yang biasa digunakan,efek penyakit terhadap tingkat stress. 11. Pola Keyakinan Dan Nilai Menggambarkan dan Menjelaskan pola nilai,keyakinan termasuk spiritual. Menerangkan sikap dan keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang dipeluk dan konsekuensinya. Agama, kegiatan keagamaan dan buadaya,berbagi denga orang lain,bukti melaksanakan nilai dan kepercayaan, mencari bantuan spiritual dan pantangan dalam agama selama sakit. Pengkajian berdasarkan 11 Pola Fungsional gordon bisa dilakukan link / taut dengan diagnosis keperawatan. Contoh pengkajian keperawatan menggunakan pola fungsional Gordon yang telah dimodifikasi dengan 13 Domain NANDA 1. PERSEPSI KESEHATAN DAN MANAJEMEN KESEHATAN Meliputi Informasi / riwayat pasien Pemeriksaan • Status kesehatan, status promosi dan praktek pencegahan kesehatan, persepsi pengobatan atau perawawatan, follow up perawatan • Keamanan / proteksi : bahaya lingkungan, sumber -sumber yg potensial menimbulkan cidera fisik, terpapar dengan penyakit menular dan pathogen, alergi, daya tahan tubuh dan respon thd pathogen • Tumbuh kembang : Kepantasan perkembangan fisik, psikososial, dan moral (misal : erikson, piaget, kohlbreg), pencapaian dari tugas perkembangan dalam berbagai area • Deskipsi pasien ttg status kesehatan umum • Riwayat sakit yg lalu, operasi, dirawat di rumah sakit • Perubahan status kesehatan dlm kurun waktu tertentu
• Aktivitas promosi kesehatan • Aktivitas Pencegahan penyakit (pap smear, sadari, pemeriksaan ke sehatan, pemberian ATS vaksinasi dll) • Obat-obatan / vitamin yg diminum sekarang • Intervensi terapeutik saat ini • Alergi makanan/obat/lainnya • Persepsi penyebab sakit saat ini dan upaya yg dilakukan • Apakah upaya yang dilakukan saat ini dapat membantu • Rencana antisipasi untuk pulang atau perawatan selanjutnya • Penggunaan alcohol, tembakau, dan obat-obatan • Riwayat penyakit kelauarga • Obgyn – gravida, para, waktu dan type partus pada post partum, usia kehamilan pada kunjungan prenatal pertama, kepatuhan terhadap prenatal care • Pediatric – umur kehamilan saat lahir, APGAR score, kepatuhan terhadap perawatan anak • Terpapar dengan bahaya saat di rumah atau tempat kerja ( x -ray, bahan kimia, mesin, polutan, binatang ) • Kemungkinan terpapar penyakit menular dan pathogen ( tranfusi darah, gigitan binatang / serangga, terpapar dengan orang terinfeksi ) • Riwayat kecelakan / cidera, berisiko jatuh • Riwayat alergi, penyakit menular, imunisasi • Hasil laborat : WBC, culture, sensitivitas, HIV, sickle cell screen • OB/bayi – Rhesus, ABO incompatibility, comb test, jarak rupture membrane amnion, adanya mekonium • PEDI – lingkungan aman untuk anak ?, imunisasi lengkap ? • Usia ketika mencapai tugas perkembangan • Lihat penampilan umum • Pemeriksaan disesuaikan dengan riwayat pasien • Temperature • Tanda dan gejal cidera (luka parut, lecet, bengkak, luka) • Tanda dan gejala infeksi (pembesaran nodus lymfe, bau, discharge, kemerahan, hangat, rash, dll) • Penilaian tergantung pada tugas perkembangan yang sesuai d engan area yg bervariasi termasuk fisik, kognitif, emosi, social, bahasa dan perkembangan moral 2. NUTRISI - METABOLIK Meliputi Informasi / riwayat pasien Pemeriksaan • Konsumsi Makanan dan cairan tipe dan kuantitas, dari makanan dan cairan, jenis makana n, waktu makan, diet khusus • Status cairan, kulit, integritas jaringan dan thermoregulasi • Tipe intake makan dan minum sehari-hari • Intake makanan dan minuman terakhir • Tipe dan kualitas makanan • Pembatasan diit atau tipe makanan yang diresepkan • Waktu makan dan snack • Penggunaan suplemen, vitamin, makanan energi, tube feeding • Nafsu makan, hilang atau berubah • Kesulitan menelan, mengunyah, mencerna • Kehilangan BB saat ini • Penggunaan alat Bantu nutrisi • Penggunaan sendok, piring khusus • Masalah dengan mual, rasa panas di perut, lapar, haus berlebihan • Riwayat personal / keluarga, DM, thyroid • Hasil lab ; HCT, Hb, level thyroid, gula darah, kimia darah, level kolesterol, urinalisis (BJ, protein, glukosa, keton) • Masalah dengan kulit, penyembuhan ( rash, luka, luka terbuka) • OBGYN – BB sebelum hamil, perubahan / penurunan BB selama hamil, persepsi tentang menyusui • PEDI – BB lahir, tipe susu formula, ASI, pengenalan makanan padat, perilaku makan sendiri, pola perubahan BB • Kaji penampilan umum ( well nourished, well developed, over weight, under weight ) • Kaji penampilan kulit ; warna, lesi, area tekan, kelembaban, textur, area terbuka, dressing, rash, scars, ekimosis, diaporesis
• Monitor body temperature • Monitor tinggi, berat, BMI • Observasi kondisi mulut, bibir, mebran mukosa lain • Kaji turgor kulit • Observasi kondisi gigi, ada / tdk masalah gusi, perdarahan • Lihat adanya bukti penyembuhan luka • Lihat integritas rambut dan kuku • Catat intake oral dan cairan intravena • OBGYN – kaji kondisi putting susu, payudara, kaji efektifitas menyusui
3. ELIMINASI Meliputi Informasi / riwayat pasien Pemeriksaan • Pola BAB, BAK, fungsi ekskresi kulit, penggunaan alat untuk eliminasi • frekwensi karakter BAB, BAB terakhir • frekwensi, karakteristik ekskresi urin, kesulitan BAK, penyakit ginjal / liver • penggunaan laksative / diuretic • penggunaan alat Bantu ekskratory, missal : colostomy, ureterostomy • derajat berkeringat • tempat ekskratory lain missal; drain, WSD, NGT, muntah • hasil lab termasuk : urinalisis, feses, rutin, kultur feses, test fungsi ginjal, test fungsi liver, • OBGYN – catat adanya kelainan, mual, konstipasi, hemoroid, sering kencing, stress inkontinensia PEDIATRIK – catat penggunaan popok atau rutinitas toileting, catat kata- kata khusus yg digunakan • Periksa jika ada indikasi, warna konsistensi, karakter, frekwensi dan kualitas feses dan urine • Periksa jika ada indikasi, warna, karakter dan kualitas output dari tempat ekskratori lain • Pengkajian abdomen, termasuk suara usus, flatus, softnes, distensi, massa, hemoroid, drain atau alat Bantu pengumpulan lain 4. AKTIFITAS – LATIHAN Meliputi Informasi / riwayat pasien Pemeriksaan • Pola latihan, ADL, aktifitas waktu luang, / rekreasi, keseimbangan energi, focus pada ak tifitas yg penting • Status kardiopulmonal dan pengaruhnya terhadap aktifitas • Tipe dan keteraturan latihan • Aktifitas yang dilakukan di rumah / tempat kerja • Perasaan / persepsi respon terhadap aktifitas (pusing, lemah, dll) • Aktifias rekreasional • Aktifitas waktu luang (hobi, clubs) • Kemampuan untuk makan, mandi, toileting, mobilitas di tempat tidur, berpakaian, berhias, memasak, belanja, pemeliharaan rumah • Level 0 : mandiri • Level 1 : membutuhkan penggunaan alat bantu • Level 2 : membutuhkan supervisi / pengawasan orang lain • Level 3 : membutuhkan bantuan dari orang lain • Level 4 : ketergantungan / tidak berpartisipasi • Penggunaan protese • Riwayat masalah sendi dan tulang belakang atau kelemahan • Penggunaan tembakau, berapa banyak, berapa lama ? • Riwayat penyakit personal / keluarga ; jantung, hipertensi, asma, TB • Hasil pemeriksaan lab, x-ray, EKG, AGD, enzym jantung, pulse oksimetri, sputum kultur • OBGYN – perubahan pergerakan berhubungan dengan kehamilan, tandsa preeklamsi (pusing, pandangan kabur, nyeri ulu hati, mual, edema), pengetahuan tentang latihan • PEDIATRIK – catat usia ketika bias melakukan motorik kasar dan motorik halus • Kaji tingkat ketergantungan : level 0,1,2,3,4 • Periksa postur gaya berjalan • Test ROM sendi • Test kekuatan, tonus dan masa otot • Test keseimbangan • Palpasi nadi : teraba/tdk, rate, irama dan kualitas
• Catat bunyi jantung dan adanya mur -mur • Rekam TD, catat adanya perubahan dengan posisi atau aktifias • Auskultasi bunyi nafas, catat adanya suara nafas tambahan • Catat rate dan karakter pernafasan, adanya kesulitan / kelainan (retraksi, batuk, sputum, penggunaan otot aksesoris, flaring,), kebutuhan penggunaan O2 • Kaji status vaskuler, missal ; pulsasi perifer, varises, kapilary refill, tanda perubahan kuliut atropik, warna kulit dan kuku, edema, kulit kering / lembab • Observasi hyegene umum, penampilan berpkaian dan berhias 5. Istirahat Tidur Meliputi Informasi / riwayat pasien Pemeriksaan • frekwensi dan durasi periode istirahat tidur, penggunaan ob at tidur, kondisi lingkungan saat tidur • jumlah jam tidur / 24 jam • frekwensi periode istirahat, apakah termasuk dengan periode tidur ? • jam berapa tidur makalam • waktu terbangun siang hari • masalah yang dirasakan, kesulitan jatuh tidur, sering terban gun lebih awal • tidur / istirahat terbalik; siang tidur malam kerja • derajat tingkat energi yang dirasakan saat bangun • serinng mimpi atau mimpi buruk yang nampak menjengkelkan atau mempengaruhi • penggunaan bantuan tidur, seperti obat • penggunaan praktek induksi tidur yang lain • kondisi lingkungan seperti : penggunaan bantal untuk tidur, tipe tempat tidur yang digunakan • PEDIATRIK – rutinitas dan ritual waktu tidur, item keamanan OBGYN – kesulitan tidur karena kehamilan, waktu melahirkan hubungannya denhan tidur, lama waktu persalinan • observasi pola istirahaat / tidur • observasi gangguan istirahat / tidur • ob servasi kesadaran dan status mental
6. Kognitif perseptual Meliputi Informasi / riwayat pasien Pemeriksaan • fungsi sensori ( pendengaran, penglihatan, perasa, pembau, perabaan ) kenyamanan dan nyeri, fungsi kognitif ( bahasa, memori, penilaian, pengambilan keputusan ) • status pendengaran ; kebutuhan alat Bantu pendengaran, waktu test pendengaran terakhir • status penglihatan, kebutuhan untuk penggunaan kaca mata, pemeriksaan mata terakhir • masalah dengan pengecap dan pembau • masalah dengan sensasi perabaan, baal, kesemutan • nyeri ( level, lokasi, frekwensi, durasi, karakter, kondisi yang memberatkan, metode penyembuhan, level toleransi ) • fungsi kognisi dalam memori istilah, ingatan jan gka pendek, ingatan jangka panjang • riwayat setiap perubahan dalam level kesadaran atau periode kebingungan • komunikasi ; bahasa utama, bahasa lain, tingkat pendidikan, kemampuan membaca dan menulis • derajat kemampuan memecahkan masalah • derajat kemampuan pengambilan keputusan • perasaan berputar • riwayat pingsan, kejang atau sakit kepala • riwayat sakit kepala, lokasi, frekwensi, factor yg berhubungan • OBGYN – kehadiran dalam kelas prenatal, pengetahuan tentang perawatan diri dan perawatan bayi • PEDIATRIK – catat uisa bisa bicara, menyusun tingkatan, perilaku atau kesulitan belajar di sekolah • Test pendengaran, penglihatan, perasa, peraba, pembau • Test orientasi ; waktu, tempat, orang • Kaji tingkat kesadaran, ukur dengan respon terhadap stimulus • Dengarkan bahasa yang digunakan • Dengarkan kualitas, kecepatan, artikulasi berbicara • Test memori sekarang, hal yg baru dipelajari sesuai indikasi • Lakukan skrening perkembangan sesuai indikasi • Kaji kemampuan membuat kalimat, membaca, menulis, proses berpikir Kaji tanda-tanda nyeri dan level toleransi (raut muka, menahan nyeri, gelisah, kemampuan distraksi)
7. Konsep Diri Persepsi Diri Meliputi Informasi / riwayat pasien Pemeriksaan • perasaan hargan diri secara umum, sikap tentang dirinya, identitas diri, pola emosional umum • bagaimana perasaan tentang diri anda yang sering dirasakan sepanjang waktu ? • dapatkah anda ceritakan tentang diri anda ? • bagaimana masalah ini berpengaruh terhadap hidu p anda ? • deskripsi dari diri sendiri • adanya ketakutan, kecemasan, alas an depresi atau merasa kehilangan control • ukuran yang digunakan untuk meningkatkan perasaan mengenai konsep diri • pengalaman berhubungan dengan perasaan keputusasaan • observasi penggunaan atau tdk kontak mata • catat perhatian atau distraksi • catat suara dan kualitas, intensitas bicara • ukur skala 1-5, relaxed – nervous • ukur skala 1-5, assertive to passive • catat tanda verbal dan non verbal yg mengindikasikan ekspresi konse p diri 8. Peran Hubungan Meliputi Informasi / riwayat pasien Pemeriksaan • peran kelurga dan peran social, kepuasan dan ketidakpuasan dengan peran, persepsi terhadap peran yg terbesar dalam hidup • bentuk struktur keluarga • cara hidup : sendirian, dengan keluarga, teman sekamar, dll • peran dalam keluarga; ayah, ibu, penghasil keuangan • pemberi perawata di rumah, peran penerima perawatan di rumah • persepsi dari efek masalah kesehatan saat ini atau situasi saat ini terhadap peran • pekerjaan , profesi, peran kerja • peran sbg pelajar • kepuasan dan ketidakpuasan terhadap peran • masalah atau kesulitan dalam menjaga peran yg disebutkan • ansuransi kesehatan dan pengaruhnya saat ini terhadap peran dan hubungan • kecukupan penghasilan keuangan saat ini unutk memenuhi kebutuhan saat ini atau tdk • kecukupan dukungan /hubungan keluarga memenuhi kebutuhan saat ini atau tdk • OBGYN – kehamilan yg direncanakan, perasaan ttg rencana hamil, melahirkan, perawatan anak, hubungan antara ayah dan bayi, rencana untuk makanan bayi • Observasi interaksi antara anggota keluarga • OBGYN/Pediaktrik bukti perilaku bonding dan attachment dari ibu, ayah dan bayi, keaji ketrampilan sbg orang tua 9. SEKSUAL REPRODUKSI Meliputi Informasi / riwayat pasien Pemeriksaan • Focus pasutri terhadap kepuasan atau ketidakpuasan dengan seks, pola reproduksi ; menstruasi • Kecemasan thd sex • Orientasi seksual • Hubungan seksual dan derajat kepuasan • Fase Reproduksi wanita, waktu punya anak, perimenstruasi • Riwayat menstruasi : umur menar che, durasi, frekwensi, keteraturan, masalah • Riwayat reproduksi, hamil terakhir, melahirkan terakhir, kesulitan • Riwayat melahirkan kembar, kelaianan congenital atau kelainan genetic • KB • Cara mencegah penularan PMS • Riwayat PMS • Persepsi pemeriksaan payudara sendiri dan testis sendiri • OBGYN – kehamilan yg direncanakan ? masalah dengan kehamilan atau melahirkan terakhir atau saat ini, (spotting, diabetes, perdarahan, pembedahan dll) laboratorium; test kehamilan, amnisosentesis, USG, dll • PEDIATRIK – disunat, perkembangan • Jika hamil; TFU, pemeriksaan vagina, palpasi kontraksi, DJJ, discharge, perdarahan, atau cairan yg keluar • Postpartum : fundus (lokasi dan kekenyalan), lokhea ( warna dan jumlah, adanya bekuan darah), perineum:episiotomy, laserasi • Bayi: disunat, testes sudah turun / blm, discharge vangina, pembengkakan
10. Koping – Toleransi stress Meliputi Informasi / riwayat pasien Pemeriksaan • metode untuk mengatasi atau kooping thd stress, mendefinisakan stressor, toleransi thd stress, efektifitas kooping • perubahan, masalah saat ini, kejadian yang menyebabkan stress atau perhatian • krisis saat ini missal; sakit atau hospitalisasi • level stress saat ini • penggunaan obat atau alcohol untuk kooping • metode untuk kooping terhadap stress selain alcohol atau obat • derajat kesuksesan dari strategi kooping saat ini • persepsi dari tingkat toleransi stress • persepsi tentang status keamanan di rumah misal : episode kekerasan fisik / emosional • OBGYN- rencana koping selama melahirkan persepsi dari koping selama hamil melahirkan • PEDIATRIK-rencana orang tua terhadap masalah-masalah yang sering muncul pada anak-anak • skala analisis konduksi stress • catat perilaku atau manifestasi psikologis dari mood, afek, kecemasan dan stress 11. Nilai – Kepercayaan Meliputi Informasi / riwayat pasien Pemeriksaan • Nilai, tujuan, dan kepercayaan berhubungan dengan pilihan, atau membuat keputusan, kepercayaan spiritual, issu ttg hidup yg penting, hubungan antara pola nilai kepercayaan dengan masalah dan praktek kesehatan • Agama • Keparcayaan spiritual yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dan praktek kesehatan • Derajat dari tujuan pencapaian hidup • Persepsi tentang kepuasan dengan hidup, dan jalan hidup • Kepercayaan cultural yang berpengaruh dengan kesehatan dan nilai • Kepercayaan cultural yang merefleksikan pilihan pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit • • observasi penggunaan atau tdk kontak mata
TEORI MODEL KONSEP KEPERAWATAN VIRGINIA HENDERSON Posted on 2 Desember 2014 by novitakusumaa
Model Konsep Keperawatan Virginia Henderson A. Definisi Keperawatan Menurut Virginia Henderson Virginia Henderson memperkenalkan definition of nursing (definisi keperawatan). Ia menyatakan bahwa definisi keperawatan harus menyertakan prinsip keseimbangan fisiologis. Definisi ini dipengaruhi oleh persahabatan dengan seorang ahli fisiologis bernama Stackpole. Henderson sendiri kemudian mengemukakan sebuah definisi keperawatan yang ditinjau dari sisi fungsional. Menurutnya tugas unik perawat adalah membantu individu baik dalam keadaan sehat maupun sakit, melalui upayanya melaksanakan berbagai aktivitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan,
kemauan atau pengetahuan untuk itu (tugas perawat). Di samping itu, Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan yang dikenal dengan “The A ctivities of Living”. Model tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu individu dengan meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin. Perawat menjalankan tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada dokter. Akan tetapi perawat tetap menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi pasien. B. Model Keperawatan Menurut Virginia Henderson Virginia Henderson adalah ahli teori keperawatan yang penting yang telah memberi pengaruh besar pada keperawatan sebagai profesi yang mendunia. Ia membuat model konseptualnya pada awal 1960-an, ketika profesi keperawatan mulai mencari identitasnya sendiri. Masalah intinya adalah apakah perawat cukup berbeda dari profesi lain dalam layanan kesehatan dalam hal kinerja?. Pertanyaan ini merupakan hal yang penting sampai 1950-an, perawat lebih sering melakuakan instruksi dokter. Virginia Henderson adalah orang pertama yang mencarifungsi unik dalam keperawatan. Pada saat ia menulis pada 1960-an ia dipengaruhi oleh aspek negatif dan positif dari praktik keperawatan pada masa itu. Hal tersebut mencakup: a) Authoritarian dan struktur hierarki di rumahsakit b) Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi fisik semata. c) Fakta bahwa mempertahankan kontak pribadi dengan pasien merupakan hal yang tidak mungkin dilakukan pada masa itu. d) Adanya keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karier keperawatannya di Amerika Serikat di berbagai bidang layanan kesehatan. Selain keinginan untuk menemukan fungsi unik dari keperawatan, perubahan sosial tidak diragukan lagi untuk memainkan peranan besar dalam perkembangan pandangan dan ideidenya. Sebagai contoh, bukanlah suatu kebetulan bahwa ilmu perilaku memiliki pengaruh besar pada pandangan dan pendapat kita tentang masyarakat pada tahun 1960-an. Oleh karena itu, inisiatifnya diarahkan untuk memberikan perhatian yang lebih pada aspek-aspek psikososial dari perawatan pasien. Virginia Henderson diminta untuk mempublikasikan model konseptual oleh International Council of Nurses (ICN). Konstribusi penting oleh Henderson (1966) adalah definisi keperawatan berikut yang saat ini menjadi definisi yang sudah diterima secara umum : “Fungsi unik dari keperawatan adalah untuk membantu individu sehat atau sakit, dalam hal memberikan kesehatan atau pemulihan (kematian yang damai) yang dapat dilakukan tanpa bantuan jika ia memiliki kekuatan, kemauan atau pengetahuan. Dan melakukannya dengan cara tersebut dapat membantunya mendapatkan kemandirian secepat mungkin”. Henderson sangat dipengaruhi Edward Thorndyke, yang banyak melakukan penelitian dalam
bidang kebutuhan manusia. Berdasarkan teori-teori Thorndyke dan definisinya sendiri tentang keperawatan, Henderson memberi tugas keperawatan menjadi empatbelas tugas yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pembagian asuhan keperawatan menjadi empatbelas kebutuhan manusia ini menjadi pilar dari model keperawatannya. Ia menyatakan bahwa : 1. Perawat harus selalu mengakui bahwa terdapat pola kebutuhan pasien yang harus dipenuhi. 2. Perawat harus selalu mencoba menempatkan dirinya pada posisi pasien s ebanyak mungkin. Sayangnya, tidak selalu memungkinkan bagi seseorang untuk menempatkan diri pada posisi pasien, dan kalaupun memungkinkan hal tersebut tidak selalu pas. Pada situasi ini kebutuhan pasien sulit untuk dipenuhi. Ketika Henderson berbicara mengenai kebutuhan, ia merujuk pada semua kebutuhan dasar dari setiap manusia. Agar perawat dapat membantu pasien memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, diperlukan asuhan keperawatan dasar. Oleh karena itu, Henderson menyimpulkan bahwa asuhan keperawatan dasar ada pada setiap situasi keperawatan. Situasi tersebut sebagai contoh adalah : a) Rumahsakit Umum b) Rumahsakit Jiwa c) Institusi untuk penderita cacat mental d) Rumah perawatan e) Perawatan di rumah Jadi menurut Hendeson, lapangan kerja perawat tidak terbatas hanya di rumahsakit umum. Henderson juga menekankan pada pentingnya merencanakan asuhan. Dalam modelnya ia menggambarkan rencana keperawatan, metode eskematik untuk pengawasan asuhan. Perencanaan yang cermat akan mengklarifikasi hal-hal berikut : a. Urutan aktifitas yang harus dilakukan. b. Aktifitas perawat yang harus dan tidak boleh dilakukan c. Perubahan-perubahan yang harus dibuat C. Hubungan Model Keperawatan dengan Paradigma Keperawatan a. Manusia Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, jiwa dan raga adalah satu kesatuan. Lebih lanjut lagi, individu dan keluarganya dipandang seba gai unit tunggal. Setiap manusia harus berupaya untuk mempertahankan keseimbangan fisiologi dan emosional. b. Lingkungan Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor ekste rnal dan kondisi yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
c. Sehat dan sakit Sehat adalah kualitas hidup tertentu yang oleh Henderson dihubungkan dengan kemandirian. Karakteristik utama dari sakit adalah ketergantungan dan berbagai tingkat inkapasitas individu (pasien) untuk memuaskan kebutuhan manusianya. Menganggap bahwa sehat a dalah kemandirian dan sakit adalah ketergantungan dapat dipandang sebagai simplifikasi. Dapat juga dikatakan bahwa sakit adalah keterbatasan kemandirian. d. Keperawatan Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia sakit atau sehat, dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari keperawatan adalah untuk membantu individu memperoleh kembali kemandiriannya sesegera mungkin. Namun demikian, keputusan Henderson untuk meningkatkan kemandirian dan hanya melakukan sesuatu untuk pasien, jika ia tidak dapat melakukannya maka sendiri tidak disetujui oleh profesi sebagai prinsip dasar asuhan keperawatan sebelum Henderson menjelaskan lebih lanjut. D. Konsep Utama Teori Virginia Henderson A. MANUSIA. Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk meraih kesehatan, kebebasan atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan komponen penanganan perawatan. Ke-14 kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bernafas secara normal. 2. Makan dan minum dengan cukup. 3. Membuang kotoran tubuh. 4. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan. 5. Tidur dan istirahat. 6. Memilih pakaian yang sesuai. 7. Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah lingkungan. 8. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integumen. 9. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai. 10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut atau pendapat. 11. Beribadah sesuai dengan keyakinan. 12. Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi. 13. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
14. Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia. Keempat belas kebutuhan dasar manusia di atas dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu komponen komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis dan spiritual. Kebutuhan dasar poin 1 – 9 termasuk komponen kebutuhan biologis. Poin 10 dan 14 termasuk komponen kebutuhan psikologis. Poin 11 termasuk kebutuhan spiritual. Sedangkan poin 12 dan 13 termasuk komponen kebutuhan sosiologis. Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga, mereka merupakan satu kesatuan (unit). B. KEPERAWATAN Menurut Henderson, perawat mempunyai fungsi yang unik yaitu untuk membantu individu baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsi independence di dalam penanganan perawat berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14 kebutuhan dasar manusia). Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis maupun sosio. C. KESEHATAN Sehat adalah siklus hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting dari pada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan, kehendak serta pengetahuan yang cukup. D. LINGKUNGAN Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan. a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit akan menghambat kemampuan tersebut. b. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis. c. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan. d. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam memberikan resep. e. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya. f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk memperkirakan adanya bahaya.
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dan klien. Menurut Henderson, hubungan perawat dengan klien terbagi menjadi tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri. 1) Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien. 2) Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien. 3) Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien. Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan seba gai pengganti (substitute) di dalam memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan atau kemauan pasien yang berkurang. Dalam hubungan antara perawat dan pasien ini perawat berfungsi untuk “melengkapinya”. Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada pada fase pemulihan, perawat berperan sebagai penolong (helper), untuk menolong atau membantu pasien mendapatkan kembali kemandiriannya.kemandirian ini sifatnya relatif, sebab tidak ada satu pun manusia yang tidak bergantung pada orang lain. Meskipun demikian, perawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien. Sebagai mitra (partner), perawat dan pasien bersama-sama menerusakan rencana perawatan bagi pasien. Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien tetap memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi patologis dan faktor lainnya seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status sosial atau budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual. Kaitannya dengan hubungan perawat dan dokter, Henderson berpendapat bahwa perawat tidak boleh selalu melaksanakan perintah dokter. Henderson sendiri mempertanyakan filosofi yang membolehkan seorang dokter memberi perintah kepada pasien atau tenaga kerja lainnya. Tugas perawat adalah membantu pasien dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter. Rencana perawatan yang dirumuskan oleh perawat dan pasien tetap harus dijalankan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukan oleh dokter. E. Prinsip Dasar Model Keperawatan Menurut Henderson a. Fungsi unik perawat. b. Upaya pasien ke arah kemandirian. c. Asuhan keperawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia. d. Perencanaan yang akan diberikan F. Aplikasi Teori Henderson dalam Proses Keperawatan
Definisi ilmu keperawatan Henderson dalam kaitannya dengan praktik keperawatan menunjukkan bahwa perawat memiliki tugas utama sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung kepada pasien. Manfaat asuhan keperawatan ini terlihat dari kemajuan kondisi pasien, yang semula bergantung pada orang lain menjadi lebih mandiri. Perawat dapat membantu pasien beralih dari kondisi bergantung (dependent) menjadi mandiri (independent)dengan mengkaji, merencanakan, mengimplemetasikan, serta mengevaluasi 14 komponen penangana perawatan dasar. Pada tahap penilaian (pengkajian), perawat menilai kebutuhan dasar pasien berdasarkan 14 komponen diatas. Dalam mengumpulkan data, perawat menggunaka metode observasi, indra penciuman, peraba, dan pendengaran. Setelah data terkumpul, perawat menganalisis data tersebut dan membandingkannya dengan pengetahuan dasar tentang sehat-sakit. Hasil analisis tersebut menghasilkan diagnosis keperawatan yang akan muncul. Diagnosis keperawatan, menurut Henderson,dibuat dengan mengenali kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhannya dengan atau tanpa bantuan, serta dengan mempertimbangkan kekuatan at au pengetahuan yang dimiliki individu. Tahap perencanaan, menurut Henderson, meliputi aktivitas penyusunan rencan perawatan sesuai kebutuhan individu termasuk di dalamnya perbaikan rencana jika ditemukan adanya perubahan serta dokumentasi bagaimana perawat membantu individu dalam keadaan sehat atau sakit. Selanjutnya, pada tahap implementasi, perawat membantu individu memenuhi kebutuhan dasar yang telah disusun dalam rencana perawatan guna membantunya meninggal dalam keadaan damai. Intervensi yang diberikan perawat sifatn ya individual, bergantung pada prinsip fisiologis, usia, latar belakang budaya, keseimbangkan emosional, dan kemampuan intelektual serta fisik individu. Terakhir, perawat megevaluasi pencapaian kriteria yang diharapkan dengan menilai kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari. G. Hubungan Perawat-pasien-dokter Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dank lien. Menurut Henderson ( dalam asmadi, 2008), hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri : 1) Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan se bagai pannganti (substitute) didalam memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kemauan pasien yang berkurang. Disini perawat berfungsi untuk melengkapi. 2) Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada pada fase pemulihan, perawat berperan sebagai penolong (helper) untuk menolong atau membantu pasien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya. Kemandirian ini bersifat relative, sebab ti dak ada satupun manusia yang tidak bergantung kepada orang lain. Meskipun demikian, perawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien. 3) Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien. Sebagai mitra (partner), perawat dan pasien bersa ma-sama merumuskan rencana perawatan bagi pasien. Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien tetap memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja, kebuhan dasar tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi patologis dan factor lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status social atau budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual. Kaitannya dengan dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter. Henderson sendiri mempertanyakan filosofi yang memperbolehkan dokter memberi perintah kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Tugas perawat adalah membantu pasien dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter. Rencana perawatan yang dirumuskan oleh perawat dan pasien harus dijalankan sedemikian rupa sehinnga dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukan oleh dokter. H. Tujuan Keperawatan Menurut Henderson Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Henderson adalah untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dimana pasie n merupakan makhluk sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, sosial dan spiritual yang mempunyai 14 kebutuhan. Menurut Henderson peran perawat adalah menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi 14 kebutuhan dasar pasien. Faktor menurunnya kekuatan, kemauan dan pengetahuan adalah penyebab kesulitan pasien dalam memperoleh kemandirian. Untuk itu diperlukan fokus intervensi yaitu mengurangi penyebab dimana pola intervensinya adalah mengembalikan, menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan, kemauan dan pengetahuan.