4.1DESKRIPSI 4.1 DESKRIPSI UMUM A. Pengertian plat datar ( Plat slab ) Flat slab atau drop panel ini merupakan sistem str uktur dengan pelat beton bertulang yang diperkuat dua arah langsung ditunjang oleh kolom, dengan adanya drop panel / pembesaran dimensi diujung kolom. Sehingga otomatis hal ini akan me ngurangi ketinggian bangunan dan memperbesar tinggi bebas antar lantai (Edward G. Nawy, 1990 dalam jurnal Hendrik Sulistio dan Ari Sasmoko Adi). Sedangkan menurut Jack C. McCormac dalam jurnal Hendrik Sulistio dan Ari Sasmoko Adi, Flat Slab adalah konstruksi beton dua arah (two way slab with drops) yang hanya memiliki unsur horizontal berupa pelat tanpa balok dan ditahan oleh kolom. Sistem flat slab ini mempunyai ciri khusus yaitu, tidak adanya balok sepanjang garis kolom atau (interior), sementara b alok-balok tepi sepanjang garis kolom luar bisa menggunakan balok bisa juga tidak. Hal ini membuat struktur Flat Slab menjadi efisien dan ekonomis dari segi materia l dan pelaksanaan serta lebih indah jika ditinjau diti njau dari segi estetikanya sehingga menjadi salah satu s atu alternatif paling disukai dan banyak digunakan oleh para perancang di negaranegara maju serta mulai dikembangkan dan dicoba oleh negara-negara berkembang Kemampuan Flat Slab atau Drop Panel untuk menahan gaya geser diperoleh dari salah s atu atau kedua hal berikut (John Scott., 2001 dalam jurnal Hendrik Sulistio dan Ari Sasmoko Adi): 1. Flat Slab atau Drop Panel, yaitu penambahan tebal pelat di dalam daer ah kolom untuk mengurangi tekanan pada bagian pelat. 2. Kepala Kolom (Column Head) adalah pembesaran (penebalan) dari kolomnya yang bertemu dengan pelat diatasnya.
Dengan adanya salah satu atau kedua hal diatas, Flat Slab atau Drop Panel ini menurut beberapa sumber relatif lebih sesuai dipakai untuk ukuran pelat yang lebih besar atau pembebanan yang lebih berat bila dibandingkan dengan pelat rata (Flat Plate) yang tidak dilengkapi oleh salah sat u atau kedua hal diatas.
Pertambahan tebal pelat didalam daerah kolom bermaksud mengurangi geser pons (kuat geser dua arah). Berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 15 butir 15.3.7.1 dan butir 15.3.7.2, ukuran penurunan panel adalah sebagai berikut:
Pada setiap arah, penebalan panel harus menjorok dari garis sumbu perletakan sejarak tidak kurang dari seperenam panjang bentang diukur dari sumbu ke sumbu perletakan dalam arah tersebut. Proyeksi penebalan panel di bawah pelat paling tidak harus berukuran seperempat dari tebal pelat yang berada di luar penurunan panel tersebut. Dalam menghitung tulangan pelat yang diperlukan, tebal panel tidak boleh diasumsikan lebih besar dari seperempat jarak antara tepi penebalan panel sampai tepi kolom atau kepala kolom.
Tujuan penggunaan kepala kolom (Column Head) adalah untuk mendapatkan pertambahan keliling sekitar kolom untuk memindahkan geser dari lantai. Bidangnya berorientasi dalam batas 450 terhadap kolom, dan garis tengahnya sekitar 20% sampai 25% dari bentang rata-rata di antara kolom.
B. Kelebihan Flat Slab Penggunaan sistem Flat Slab atau Drop panel struktur bangunan mempunyai kelebihankelebihan dibandingkan dengan sistem Flat Plate dan balok konvensionil biasa, kelebihankelebihannya yaitu: 1. Fleksibilitas terhadap tata ruang. 2. Tidak adanya balok-balok disepanjang garis kolom. 3. Kemudahan dalam pemasangan instalasi mechanical dan electrical. 4. Menghemat tinggi bangunan. Tinggi ruang bebas lebih besar dikarenakan tidak adanya penerangan akibat balok dan komponen pendukung struktur lainnya. 5. Pemakaian tulangan plat bisa dengan tulangan fabrikasi. 6. Waktu pengerjaan yang relatif lebih pendek dari penggunaan balok konvensionil biasa, karena hal ini dapat dilihat dari proses pembuatan dimana pengecoran plat dapat langsung dilakukan tanpa mengecor balok terlebih dahulu. 7. Secara arsitektural lebih bagus C. KEKURANGAN PLAT SLAB Adapun kelemahan Flat Slab atau Drop Panel yang menyebabkan perencana keberatan menggunakan metode ini, yaitu: 1. Tanpa adanya balok-balok disepanjang garis kolom, maka kemampuan menahan beban jadi berkurang. 2. Besarnya tegangan geser pons yang terjadi pada pelat di s ekitar kolom dapat menyebabkan keruntuhan pons, terlebih dengan adanya momen unbalance akibat gaya lateral. 3. Konstruksi Flat Slab atau Drop Panel mempunyai kekakuan relatif rendah, sehingga untuk menerima gaya lateral menjadi berkurang.
4.2 PRINSIP KERJA STRUKTUR Permasalahan yang terjadi pada pelat sangat luas dan rumit. Kasus-kasusseperti lendutan, momen lentur, momen puntir, gaya geser, analisa tegangan danregangan, torsi, dan lain sebagainya. Hal ini belum termasuk permasalahan yangterjadi akibat bentuk pelat yang beragam dan kondisi perletakan yang berbedapada pelat. Oleh karena itu, dibutuhkan waktu yang lama untuk dapat mempelajaridan mengatasi semua masalah yang terjadi pada kasus pelat Dalam tugas akhir ini, permasalahan yang utama yang dihadapi adalahmengenai gaya dalam yang terjadi pada pelat tanpa balok ( Flat-Slab). Dalam kasus pelat flat-slab ini karena tepi pelat tidak ditumpu oleh balok sehinggamenyebabkan terjadi lendutan pada tepi pelat. Sementara pada kasus pelat balokkarena tepi dari pelat tersebut menggunakan balok sehingga lendutan hanyaterjadi di tengah pelat sementara lendutan yang terjadi pada tepi pelat ini hampirtidak ada. Inilah perbedaan yang khas dari kedua jenis pelat ini dan inilah yangmendasari penulisan tugas akhir ini yaitu untuk mengetahui seberapa besarperbedaan gaya dalam dari kedua pelat ini dari segi perhitungan mekanika teknik
4.3 OBJEK STUDI A. GEDUNG PERKANTORAN THE BELLEZZAEA OFFICE DI JAKARTA
B. THE CRISTINA LANDING APARTEMENT TOWER DI WILMINGTON DE
Building backgroung
Denah
3D Struktur
Gambar plat dak kolom
4.4 KAJIAN STRUKTUR STUDI A. GEDUNG PERKANTORAN THE BELLEZZAEA OFFICE DI JAKARTA
Denah dan penamaan plat pada gambar diatas adalah memakai st ruktur plat datar atau flat slab karna tidak adanya terdapat balok yang menopang plat
B.THE CRISTINA LANDING APARTEMENT TOWER DI WILMINGTON DE
Gambar plat dak kolom
3D Struktur
Pada gambar diatas adalah memakai struktur plat datar atau flat slab karna tidak adanya terdapat balok yang menopang plat
4.5 KESIMPULAN Flat slab merupakan sistem pelat lantai dua arah yang memikul beban gravitasi langsung ke kolom tanpa terdistribusi ke arah tributari dari balok panelnya Fl at sl ab dicirikan dengan adanya drop panel D r o p P a n e l mer upa kan pe rt amb aha n te bal pel at didaerah kolom yang berfungsi dalam mengurangi tegangan geser pons yang ditimbulkan oleh kolom terhadap pelat. penebalan ini juga dapat meningkatkan besarnya momen lawanan di tempat-tempat daerah momen negati( bekerja Dan juga di diperoleh, antara lain: 1.Lendutan flat slab sedikit lebih besar daripada Lendutan flat beam padapembebanan yang sama. Hal ini berarti apabila beban dinaikkan maka flatslab akan terlebih dahulu runtuh daripada flat beam. Dalam contoh kasuslendutan flat slab bujur sangkar 1.4 kali lebih besar daripada lendutan flatbeam bujur sangkar 2.Lendutan flat slab persegi panjang jauh lebih besar daripada lendutan flatslab bujur sangkar pada pembebanan yang sama, dalam contoh kasuslendutan flat slab persegi panjang 8 kali lebih besar daripada lendutan flatslab bujur sangkar. 3.Pada flat slab terdapat lendutan tepi yang cukup besar, sementara pada flatbeam, lendutan tepi hampir tidak ada. Hal ini dikarenakan pada flat beamterdapat balok tepi antar kolom yang menahan lendutan di tepi pelat. 4.Pada flat slab terdapat momen tepi yang sangat besar, sementara pada flatbeam momen tepi sama dengan nol.