ULTRASONOGRAFI (USG)
Definisi Ultrasonografi Ultras Ultrasono onogra grafi fi adalah adalah visual visualisa isasi si strukt struktur ur dalam dalam tubuh tubuh yang yang beke bekerj rja a
merek erekam am
pant pantul ulan an
(gem (gema) a)
deny denyut utan an
gelo gelomb mban ang g
ultrasonik yang diarahkan ke jaringan tubuh (Dorland, 2002).
Komponen Ultrasonografi (Ksuheimi, 2008) : 1. Transduser
Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transduser. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar. 2. Monitor-monitor yang digunakan dalam USG 3. Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk
mengolah
data
yang
diterima
dalam
bentuk
gelombang. Mesin USG kalau dimisalkan, seperti CPU dari USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC.
Secara umum USG dapatdigunakan untuk menilai :
Taksiran usia kehamilan
Lokasi plasenta
Pengawasan dan pertumbuhan dan pergerakan janin
Deteksi kehamilan ganda
Identifikasi kelainan bawaan
Menilai keadaan/ukuran panggul dalam
Selama kehamilan Trimester I USG digunakan untuk :
Mengkaji usia kehamilan
Mengevaluasi diagnose perdarahan pervagina
Memastikan dengan kehamilan kembar
Mengevaluasi pertumbuhan janin
Pemeriksaan prenataltambahan (misalnya : amniosintesis, pengambilan contoh villi chorialis)
Mengevaluasi masa pelvic
USG digunakan selama kehamilan trimester II, yaitu untuk :
Mengkaji usia kehamilan
Mendiagnosa kehamilan ganda
Mengkaji pertumbuhan janin
Mengidentifikasi
struktur
abnormal
janin
(misalnya
Hydrocephalus)
Membantu prosedur amniosintesis dan fetoskopi
Mengkaji lokasi plasenta
Selama trimester III, USG seringkali digunakan untuk mengetahui posisi janin dan ukuran / berat janin. Lingkar kepala, lingkar perut dan panjang femur merupakan patokan dalam
menaksir berat janin dan interval pertumbuhan selama trimester III.
Jenis-Jenis Ultrasonografi : Adapun jenis pemeriksaan USG ada 4 jenis yaitu sebagai berikut : ( Ksuheimi, 2008) 1. USG 2 Dimensi
Menampilkan
gambar
dua
bidang
(memanjang
dan
melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.
2. USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar). 3. USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.
4. USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai
keadaan/kesejahteraan
janin.
Penilaian
kesejahteraan janin ini meliputi: 1) Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit) 2) Tonus (gerak janin) 3) Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm) 4) Doppler arteri umbilikalis 5) Reaktivitas denyut jantung janin
3D dan 4D USG
Pemeriksaan dengan USG wajib semasa kehamilan hanya dua kali, yaitu : 1. Saat pertama kali pemeriksaan kehamilan (usia kehamilan berapapun namun biasanya pada usia kehamilan 10-12 minggu). Pemeriksaan ini dilakukan sebagai skrining awal. Gambaran janin yang masih sekitar 8cm akan terlihat tampil secara utuh pada layar monitor. 2. Usia kehamilan 20-24 minggu sebagai skrining lengkap. Setelah usia kehamilan lebih dari 12 minggu gambaran janin
pada
layar
monitor
akan
terlihat
sebagian-
sebagian/tidak secara utuh. Karena alat scan USG punya area yang terbatas, sementara ukuran besar janin sudah bertambah atau lebih dari 8cm. Jadi, untuk melihat kondisi janin dapat perbagian misalnya detail muka, detail jantung, detail kaki dan sebagainya. Selain itu, penggunaan alat USG dapat dilakukan atas dasar indikasi yakni : a. Pemeriksaan
USG
serial
untuk
mengukur
pertumbuhan berat badan janin b. Bila perlu pada usia kehamilan 38-42 minggu untuk melihat bagaimana posisi bayi apakah melintang, kepala turun, dan lainnya.
Manfaat Ultrasonografi Tiap Trimester : 1. Trimester I a. Memastikan hamil atau tidak b. Mengetahui keadaan janin, lokasi hamil, jumlah janin dan tanda kehidupannya
c. Mengetahui keadaan rahim dan organ sekitarnya d. Melakukan ketebalan
penapisan selaput
awal
lendir,
dengan denyut
mengukur janin,
dan
sebagainya
2. Trimester II a. Melakukan penapisan secara menyeluruh b. Menentukan lokasi plasenta c. Mengukur panjang serviks
3. Trimester III a. Menilai kesejahteraan janin b. Mengukur biometri janin untuk taksiran berat badan c. Melihat posisi janin dan tali pusat d. Menilai keadaan plasenta Persiapan alat dan bahan : Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik. Hidupkan peralatan USG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat peralatan tersebut. Panduan pengoperasian peralatan USG sebaiknya diletakkan di dekat mesin USG, hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan operator USG. Perhatikan tegangan listrik pada kamar USG, karena tegangan yang terlalu naik-turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak. Bila perlu pasang stabilisator tegangan
listrik dan UPS. Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan USG, bersihkan semua peralatan dengan hati-hati, terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak. Bersihkan transduser dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin USG). Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya, rapikan dan bersihkan kabel-kabelnya, jangan sampai terinjak atau terjepit. Setelah semua rapih, tutuplah mesin USG dengan plastik penutupnya. Hal ini penting untuk mencegah mesin USG dari siraman air atau zat kimia lainnya. Agar alat ini tidak mudah rusak,
tentukan
seseorang
sebagai
penanggung
jawab
pemeliharaan alat tersebut.
Persiapan Pemeriksaan Lingkungan : Cuci tangan sebelum dan setelah kontak langsung dengan pasien, setelah kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya, dan setelah melepas sarung tangan, telah terbukti dapat mencegah penyebaran infeksi. Epidemi HIV telah menjadikan pencegahan infeksi kembali menjadi perhatian utama, termasuk dalam kegiatan pemeriksaan USG dimana infeksi silang dapat saja terjadi. Kemungkinan penularan infeksi lebih besar pada waktu pemeriksaan USG transvaginal karena terjadi kontak dengan cairan tubuh dan mukosa vagina. Resiko penularan dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu tinggi, sedang, dan ringan. Resiko penularan tinggi terjadi pada pemeriksaan USG intervensi (misalnya punksi menembus kulit, membran mukosa atau jaringan lainnya); peralatan yang dipakai
memerlukan sterilisasi (misalnya dengan autoklaf atau etilen oksida) dan dipergunakan sekali pakai dibuang. Resiko penularan sedang terjadi pada pemeriksaan USG yang mengadakan kontak dengan mukosa yang intak, misalnya USG transvaginal; peralatan yang dipakai minimal memerlukan sterilisasi tingkat tinggi (lebih baik bila dilakukan sterilisasi). Resiko penularan
ringan terjadi
pada pemeriksaan
kontak
langsung dengan kulit intak, misalnya USG transabdominal; peralatan yang dipakai cukup dibersihkan dengan alkohol 70% (sudah dapat membunuh bakteri vegetatif, virus mengandung lemak, fungisidal, dan tuberkulosidal) atau dicuci dengan sabun dan air. Persiapan Pasien : Sebelum pasien menjalani pemeriksaan USG, ia sudah harus memperoleh informasi yang cukup mengenai pemeriksaan USG yang akan dijalaninya. Informasi penting yang harus diketahui pasien adalah harapan dari hasil pemeriksaan, cara pemeriksaan
(termasuk
posisi
pasien)
dan
berapa
biaya
pemeriksaan. Caranya dapat dengan memberikan brosur atau leaflet atau bisa juga melalui penjelasan secara langsung oleh dokter sonografer atau sonologist. Sebelum melakukan pemeriksaan USG, pastikan bahwa pasien benar-benar telah mengerti dan memberikan persetujuan untuk dilakukan pemeriksaan USG atas dirinya. Bila
akan
melakukan
pemeriksaan
USG
transvaginal,
tanyakan kembali apakah ia seorang nova atau nyonya?, jelaskan dan perlihatkan tentang pemakaian kondom yang baru
pada setiap pemeriksaan (kondom penting untuk mencegah penularan infeksi). Pada pemeriksaan USG transrektal, kondom yang dipasang sebanyak dua buah, hal ini penting untuk mencegah penyebaran infeksi. Terangkan secara benar dan penuh pengertian bahwa USG bukanlah suatu alat yang dapat melihat seluruh tubuh janin atau organ kandungan, hal ini untuk menghindarkan kesalahan harapan dari pasien. Sering terjadi bahwa pasien mengeluh "Kok sudah dikomputer masih juga tidak diketahui adanya cacat bawaan janin atau ada kista indung telur?” USG hanyalah salah satu dari alat bantu diagnostik didalam bidang kedokteran. Mungkin
saja masih
diperlukan pemeriksaan lainnya
agar
diagnosis kelainan dapat diketahui lebih tepat dan cepat. Persiapan Pemeriksa : Pemeriksa
diharapkan
memeriksa
dengan
teliti
surat
pengajuan pemeriksaan USG, apa indikasinya dan apakah perlu didahulukan karena bersifat darurat gawat, misalnya pasien dengan kecurigaan kehamilan ektopik. Tanyakan apakah ia seorang nyonya atau nona, terutama bila akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal. Selanjutnya cocokkan identitas pasien, keluhan klinis dan pemeriksaan fisik yang ada; kemudian berikan penjelasan dan ajukan persetujuan lisan terhadap tindak medik yang akan dilakukan. Persetujuan tindak medik yang kebanyakan berlaku di Indonesia saat ini hanyalah bersifat persetujuan lisan, kecuali untuk tindakan yang bersifat invasif misalnya kordosintesis atau amniosintesis.
Dimasa
mendatang
tampaknya
pemeriksaan
USG
memerlukan persetujuan tertulis dari pasien. Salah satu tujuan utamanya
adalah
untuk
mencegah
penularan
penyakit
berbahaya seperti HIV/AIDS dan penyakit menular seksual akibat semakin
banyaknya
Pemeriksa
diharapkan
pengetahuan kembali
seks
dan
buku
bebas
juga
agar
keterampilannya
teks
atau
dan
pemakaian selalu
dengan
literatur-literatur
narkoba.
meningkatkan cara
membaca
mengenai
USG,
mengikuti pelatihan secara berkala dan mengikuti seminarseminar atau pertemuan ilmiah lainnya mengenai kemajuan USG mutakhir. Kemampuan diagnostik seorang sonologist sangat ditentukan oleh pengetahuan, pengalaman dan latihan yang dilakukannya. Cara Pemeriksaan Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: (Ksuheimi, 2008)
1. Pervaginam •
Memasukkan probe USG transvaginal/seperti melakukan pemeriksaan dalam.
•
Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu.
•
Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan kencing.
•
Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim.
•
Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi.
•
Tidak menyebabkan keguguran.
2. Perabdominan •
Probe USG diatas perut
•
Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu
•
Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot perut, lemak baru menembus rahim
Prinsip USG Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi
daripada
kemampuan
pendengaran
telinga
manusia,
sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekuensi antara 20 – 20.000 Cpd (Cicles per detik = Hz). Pemeriksaan USG ini menggunakan gelombang suara yang frekuensinya 1 – 10 MHz ( 1 – 10 juta Hz ) (Boer, 2005). Gelombang suara frekuensi tinggi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal
yang terdapat
dalam
suatu
alat
yang disebut
transduser. Perubahan bentuk akibat gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan tegangan listrik. Fenomena ini disebut efek piezo-electric,
yang
merupakan
dasar
perkembangan
USG
selanjutnya. Bentuk kristal juga akan berubah bila dipengaruhi oleh medan
listrik.
Sesuai
dengan
polaritas
medan
listrik
yang
melaluinya, kristal akan mengembang dan mengkerut, maka akan dihasilkan gelombang suara frekuensi tinggi (Boer, 2005).
Cara Kerja Alat Ultrasonografi Transduser
bekerja
sebagai
pemancar
dan
sekaligus
penerima gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transduser, yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan menimbulkan
bermacam-macam eko sesuai dengan jaringan yang dilaluinya (Rasad, 2005). Pantulan eko yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur transduser, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar osiloskop. Dengan demikian bila transduser digerakkan seolah-olah kita melakukan irisan-irisan pada bagian tubuh yang diinginkan, dan gambaran irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat di layar monitor (Rasad, 2005). Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedance acustic
tertentu.
Dalam
jaringan
yang
heterogen
akan
ditimbulkan bermacam- macam eko, jaringan tersebut dikatakan echogenic. Sedang pada jaringan yang homogen hanya sedikit atau sama sekali tidak ada eko, disebut anechoic atau echofree atau bebas eko. Suatu rongga berisi cairan bersifat anechoic, misalnya: kista, asites, pembuluh darah besar, perikardial atau pleural effusion. Dengan demikian kista dan suatu massa solid akan dapat dibedakan (Rasad, 2005).
Indikasi Pemeriksaan USG Obstetri Menurut keseragaman kehamilan. dikerjakan
Di
Wiknjosastro mengenai
indikasi
beberapa
secara
rutin
(2007)
negara
sebenarnya
pemeriksaan Eropa,
sedikitnya
1-2
belum USG
dalam
pemeriksaan kali
ada
selama
USG masa
kehamilan. Di Amerika Serikat pemeriksaan USG tidak dikerjakan secara rutin, melainkan atas indikasi klinis, yaitu bila dalam pemeriksaan klinis dijumpai keadaan yang meragukan atau mencurigakan
adanya
kelainan
tersebut antara lain : 1. Usia kehamilan yang tidak jelas
dalam
kehamilan.
Indikasi
2. Didapati kehamilan multipel 3. Perdarahan dalam kehamilan 4. Didapati kematian janin 5. Didapati kehamilan ektopik 6. Didapati kehamilan mola 7.
Terdapat
perbedaan
tinggi
fundus
uteri
dan
lamanya
amenorea 8. Presentase janin yang tidak jelas 9. Didapati pertumbuhan janin terhambat 10. Didapati janin besar 11. Didapati oligohidramnion atau polihidramnion 12. Penentuan profil biofisik janin 13. Evaluasi letak dan keadaan plasenta 14. Adanya risiko atau tersangka cacat bawaan 15. Sebagai alat bantu dalam tindakan obstetrik 16. Didapati kehamilan dengan IUD 17. Didapati kehamilan dengan kelainan bentuk uterus 18. Didapati kehamilan denagn tumor pelvik 19. Sebagai alat bantu dalam tindakan intervensi
dalam
kehamilan,seperti amniosentesis, biopsi villi koriales, transfusi intrauterin, fetoskopi, dan sebagainya
Keuntungan USG : 1. Non invasive 2. Aman 3. Praktis 4. Dan hasil cukup akurat
Faktor lain yang menambah keamanan penggunaan USG baik terhadap Ibu maupun Janin : 1. Gel ultrasonik yang digunakan adalah jenis pulsa, sehingga efek kumulatif di dalam jaringan sangat kecil 2. Dinding
abdomen
ibu
(pada
transabdominal)
akan
mengabsorpsi sebagian intensitas gel ultrasonic 3. Vaskularisasi pada dinding abdomen ibu dan janin akan menetralisir efek panas dari gel ultrasonik 4. Pemakaian USG jenis real tim dan adanya gerakan janin akan
menghindari
terfokusnya
intensitas
gelombang
ultrasonik pada suatu organ yang lama
Kontraindikasi USG : 1. Tidak terdapat kontraindikasi pemeriksaan USG 2. Periode mudiqah (embrio) berlangsung usia 5-10 mg
Pengaruh atenuasi dalam pemeriksaan USG : 1. Atenuasi akan membatasi kemampuan alat USG dalam memeriksa batas
truktur
jaringan
tubuh
hanya
sampai
ke dalaman tertentu.
2. Adanya atenuasi yang berbeda pada jaringan tubuh akan memberikan gambaran USG yang berbeda pula. 3. Alat
USG
sulit
digunakan untuk
jaringan tulang organ yang berisi gas.
memeriksa
struktur