AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN CASE: WESTERN CHEMICAL CORPORATION : DIVISIONAL PERFORMANCE MEASUREMENT
Oleh: DEVINA PUTRI KHAIRANI 01044881719006
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG 2017
WESTERN CHEMICAL CORPORATION : DIVISIONAL PERFORMANCE MEASUREMENT
I.
LATAR BELAKANG
Western Chemical Corporation (WCC) merupakan perusahaan yang memproduksi produk – produk kimia. Pada tahun 1995, WCC telah berumur 75 tahun dan masuk dalam Fortune 300 Chemical Company . WCC sudah menjalankan usahanya di berbagai negara dan
memiliki reputasi yang baik dikarenakan kualitas yang diberikan ke konsumennya. WCC memiliki 4.900 pekerja dan memiliki lebih dari 35 pabrik di 19 negara. WCC menjalankan produksinya di berbagai negara menggunakan berbagai pengaturan kepemilikan. Beberapa pabrik sepenuhnya dimiliki WCC yang beroperasi di beberapa site dan pabrik lainnya dioperasikan sebagai joint venture dengan afiliasi lokal. Tiga dari pabrik ini adalah ilustrasi berguna sebagai latar belakang untuk membahas masalah yang dihadapi perusahaan dalam mengukur kinerja usaha internasional. Semua telah dibangun dan telah mulai beroperasi pada periode 1991-1993. Salah satu pabrik kimia di pinggiran Praha di Republik Ceko dioperasikan sebagai sebuah joint venture dengan mitra lokal. Total investasi di pabrik tersebut adalah antara $35 sampai $40 juta, termasuk modal kerja. WCC mempertahankan controlling interest dalam joint venture tersebut dalam mengoperasikan pabrik. Perusahaan telah menginvestasikan
sekitar $5 Juta dalam joint venture dan saldo investasi lainnya berasal dari mitra usaha dan pinjaman lokal. Pabrik serupa juga terdapat di Polandia yang dimiliki 100% oleh WCC, dengan total investasi modal $40 sampai $45 juta termasuk modal kerja. Pabrik ketiga berada di Malaysia yang juga dimiiki 100% oleh WCC. Pabrik ini dibangun untuk menambah kapasitas produksi di wilayah Pasifik, tetapi pabrik ini dianggap sebagai bagian dari kapasitas produksi perusahaan yang melayani pasar global. WCC telah menginvestasikan sekitar $ 35 Juta di pabrik ini.
II.
1.
PERMASALAHAN DAN PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN
Permasalahan a. Informasi tentang kinerja keuangan operasi luar negeri WCC (entitas anak / cabang / joint venture) dipersiapkan oleh akuntan yang sama (divisi akuntan di pusat) – sentralisasi.
b. Manajemen WCC belum mengetahui cara terbaik untuk mengukur kinerja operasi anak perusahaan di Luar Negeri. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan struktur kepemilikan yang mengakibatkan pelaporan keuangan yang berbeda yang menyebabkan net income berbeda.
2.
Pengukuran Kinerja Perusahaan di Luar Negeri Dari laporan keuangan WCC di Praha, didapatkan informasi bahwa anak perusahaan memperoleh EBIT sebesar $869.000. Setelah itu EBIT akan dikurangkan interest yang akan dibayarkan kepada pihak eksternal, dimana interest terjadi dikarenakan
adanya pinjaman yang dilakukan dalam joint venture ini sekitar 60-80% dari total investasi. Selain pembayaran bunga, anak perusahaan juga diharuskan melakukan pembayaran fee kepada WCC yang merupakan induk perusahaan sebesar $867.000 atas persetujuan technical yang dimiliki dalam joint venture ini yang diperoleh dari persentase atas pendapatan sebesar 8%. Sehingga, pendapatan setelah dikurangi dengan interest dan fee membuat anak usaha WCC di Praha mengalami kerugian sebesar $646.000. Fee yang dibayarkan kepada induk atas joint venture di Praha karena induk telah berinvestasi untuk technical knowledge dan sistem teknologi. Namun jika anak perusahaan memiliki utang, itu
bukanlah tanggung jawab perususahaan induk. Kebijakan ini hanya melihat keuntungan yang dimiliki induk WCC saja dan tidak melihat kerugian yang dialami oleh anak usaha di Praha sebab Return on Ivestment induk WCC akan mengalami kenaikan akibat adanya pembayaran fee. Kondisi anak perusahaan WCC di Polandia, kepemilikannya dimiliki penuh oleh induk (WCC). Sehingga tidak diperlukan adanya pembayaran interest dan fee ke induk WCC. Sehingga perlakuan laporan keuangan di Polandia berbeda dengan di Praha. Pabrik yang berada di Malaysia didirikan sebab WCC kekurangan output produksi untuk melayani permintaan dari konsumennya. Pendirian pabrik ini ditekankan bukan untuk memenuhi permintaan dari produk yang menghasilkan marjin yang tinggi untuk WCC. Dalam laporan keuangan anak perusahaan di Malaysia tidak ada pengurangan atas interest dan fee untuk induk WCC.
Atas sampel ketiga pabrik diatas, maka manajemen WCC berkesimpulan untuk menggunakan Economic Value Added (EVA) sebagai metode pengukuran kinerja anak perusahaan WCC. Untuk pengukuran EVA tidak hanya berfokus pada perhitungan angka
untuk region of manufacture namun dibandingkan pula dengan region of sale . Hal ini sudah diterapkan pada laporan keuangan di area Malaysia.
III.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang menyebabkan permasalahan dalam perhitungan performa di WCC?
2.
Apakah ada metode alternatif dalam menghitung performa anak perusahaan yang bisa menghindarkan WCC dari permasalahan yang ada saat ini?
3.
Apa kekuatan dan kelemahan dalam implementasi EVA sebagai salahsatu metode pengukuran performa anak perusahaan WCC?
4.
Bagaimana seharusnya performa anak perusahaan WCC dihitung?
5.
Apa yang akan dijelaskan mengenai investasi yang ada di pabrik Praha, Polandia, dan Malaysia?
IV.
PEMBAHASAN
1. Apa yang menyebabkan permasalahan dalam perhitungan performa di WCC? Jawab: a.
Informasi tentang kinerja keuangan operasi luar negeri WCC (entitas anak /cabang/joint venture) dipersiapkan oleh akuntan yang sama (divisi akuntan di pusat)
– Sentralisasi.
Sentralisasi dalam proses penyusunan laporan keuangan akan menjadi tidak objektif karena adanya perbedaan standar untuk setiap negara dalam penyusunan laporan keuangannya.
Akuntan di WCC perlu menguasai hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses penyusunan laporan keuangan di masing-masing operasi luar negeri WCC.
Proses penyusunan laporan keuangan harus menggunakan standar yang sama yang diakui international atau menggunakan standar entitas induk WCC dengan melakukan penyesuaian yang diperlukan dengan melakukan translasi laporan keuangan dari masing- masing operasi luar negeri WCC ke entitas induk WCC.
b. Terdapat beberapa bentuk afiliasi dan perjanjian kepemilikan baru yang digunakan
dalam bentuk usaha international saat ini untuk meminimalisasi resiko dan investasi.
Bentuk usaha, hukum, dan struktur kepemilikan dalam operasi luar negeri WCC
berpengaruh terhadap kinerja keuangan masing-masing operasi luar negeri WCC. Berikut asumsi atas masing-masing pabrik yang berada di luar negeri.
Tabel 1 – Struktur Kepemilikan Keterangan Foreign exchange Struktur Kepemilikan Operating income Net income (loss) Atrributable to WCC Non Controlling Interest Tujuan
Prague
(60) Joint Venture 869 (1.178) (646) (532) Independen Komersial
Poland
34 Entitas Anak 1.428 1.462 1.462 Independen Komersial
Malaysia
Cabang (4.832) (4.832) (4.832) Part of WCC Support
Pabrik di Praha merupakan hasil dari joint venture antara WCC dengan investment partner . Laba (rugi) yang dihasilkan tidak sepenuhnya menjadi hak WCC. Dengan
asumsi bahwa joint venture untuk pabrik di Praha ini mempunyai struktur kepemilikan 50%:50%, maka WCC hanya akan menanggung rugi sebesar 50% dari $1.178.000 atau setara dengan $589.000. WCC juga mempunyai perjanjian dengan investment partner bahwa WCC akan memperoleh management fee dengan syarat merupakan bagian dari penjualan. Jika kita kaitkan antara rugi yang diatribusikan kepada WCC sebesar $532.000 dengan management fee yang diperoleh WCC sebesar $867.000 maka secara tidak langsung WCC memperoleh laba sebesar $221.000. Penilaian kinerja untuk pabrik di Praha akan menjadi sulit karena adanya berbagai kondisi tersebut. Tabel 2 – Prague Factory Before and After Keterangan T Net income (loss) Atrributable to WCC before Management fee by WCC Atrributable to WCC
Before (1.178) (646) (646)
Prague After (1.178) (646) 867 221
Pabrik di Poland dimiliki 100% oleh WCC. Laba (rugi) yang dihasilkan sepenuhnya menjadi hak WCC.Namun, tidak adanya interest expense dan management fee yang dibebankan pada pabrik ini membuat laba bersih menjadi
lebih baik dibanding kedua pabrik lainnya. Pabrik di Poland membeli material dari pabrik lain milik WCC dimana didalamnya sudah termasuk laba yang sudah
diambil oleh pabrik penjual (transfer pricing ). Pabrik di Poland kemungkinan juga bisa menambah laba bersihnya menjadi sekitar $2 juta - $3 juta jika saja mereka membeli material (bahan baku) dengan harga pasar. Namun, jika WCC membebankan management fee sebesar 8% dari penjualan (setara $2.603.000) dan interest expense atas utang sebesar $30.000.000 maka bisa dipastikan pabrik di Poland juga akan mengalami kerugian sebesar $2 juta - $3 juta. Penilaian kinerja untuk pabrik di Poland akan menjadi tidak konsisten dengan pabrik lainnya karena adanya berbagai kondisi tersebut. Tabel 3 – Poland Factory Before and After Keterangan
Net income (with transfer pricing in cost of sales) Management fee by WCC Estimate interest expense Estimate net income (loss)
Before 1.462
After $2 juta - $3 juta
1.462
(2.603) $2,4 juta ($2 juta-$3 juta)
Bisa disimpulkan bahwa penilaian kinerja atas operasi luar negeri WCC akan sulit dilakukan karena adanya berbagai kondisi yang tidak seragam antara pabrik satu dengan yang lainnya. Konsistensi, keseragaman dan persamaan standar penilaian harus ada supaya objektifitas penilaian kinerja tercapai. Tabel 4 – Malaysia Factory Before and After Malaysia Before (4.832) -
Keterangan
Region manufactured Region sale
After 2.564
2. Apakah ada metode alternatif dalam menghitung performa anak perusahaan yang bisa menghindarkan WCC dari permasalahan yang ada sst ini? Jawab:
Return on Investment (ROI = operating income / operating assets) Tabel 5 – Return on Investment Keterangan Operating income Operating assets / Working capital Return on Investment
Prague 478 5.000 9,6%
Polandia 1.428 5.000 28,6%
Malaysia (4.832) 5.000 -96,6%
Operating income atas pabrik di Praha berdasarkan pada loss atrributable to WCC
dengan persentase sebesar 55%.
Residual Income Residual Income = Operating Income – [Minimum rate of return X Operating assets] Tabel 6 – Residual Income Keterangan Prague Polandia Malaysia Operating income 478 1.428 (4.832) Minimum Return (1.428) (1.428) (1.428) Operating assets / Working 5.000 5.000 5.000 capital Target of ROI 28,6% 28,6% 28,6% - (950) (6.260) Residual Income Target ROI menggunakan asumsi pabrik Polandia dengan beberapa pertimbangan,
antara lain: ROI paling tinggi, kepemilikan penuh oleh WACC, bentuk hukum Perusahaannya.
WCC bisa menggunakan Economic Value Added (EVA) dalam mengukur kinerja operasi luar negerinya. EVA merupakan laba operasi setelah pajak dikurangi dengan total annual cost of capital . EVA menggunakan asumsi WACC sebesar 12% yang digunakan pabrik Malaysia. Berikut rumus dalam mencari perhitungan EVA: EVA = After-tax operating income – Capital charges Tabel 7 – Perhitungan Economic Value Added Keterangan Operating income Taxes NOPAT Capital charges Estimated WACC Invested Capital EVA
Prague
478 478 (4.200) 12% 35.000 (3.722)
Poland 1.428 1.428 (4.800) 12% 40.000 (3.372)
Malaysia (4.832) (4.832) (3.600) 12% 30.000 (8.432)
3. Apa kekuatan dan kelemahan dalam implementasi EVA sebagai salahsatu metode pengukuran performa anak perusahaan WCC? Jawab: a. Evaluasi atas pendekatan penilaian kinerja WACC
Konsistensi dan kinerja keuangan yang dapat diperbandingkan
Laporan kinerja keuangan masing-masing pabrik, mempunyai berbagai kondisi yang berbeda. Misal, pabrik Praha mempunyai management fee yang harus dibayar ke WCC, terdapat transfer pricing dalam cost of sales pabrik Polandia, dan pabrik Malaysia yang dibangun hanya untuk mendukung operasi di kawasan Pasifik bukan untuk mencari keuntungan tersendiri. Jika WCC ingin membebankan management fee, maka semua pabrik juga harus dibebankan, semua pabrik juga harus
menggunakan nilai transaksi yang wajar (arm’s lenght transaction) dalam semua jenis transaksinya untuk pelaporan kinerja keuangan internal (walaupun tidak untuk pelaporan eksternal), dan seterusnya.
Standar pelaporan kinerja keuangan internal Perusahaan perlu menerapkan keseragaman standar atas pelaporan kinerja keuangan internal kepada seluruh pabrik yang dimiliki. Pelaporan kinerja keuangan terhadap pihak internal dan eksternal harus dibedakan.
Pemisahan sumber invested capital secara jelas Invested capital bisa bersumber dari ekuitas internal perusahaan dan juga bisa
berasal dari pinjaman eksternal. Semakin besar invested capital yang bersumber dari pinjaman eksternal maka akan menjadi semakin besar pula WACC yang diperoleh sebagai pengurang EVA. Sumber cost of capital dari pinjaman ekternal juga berpotensi membuat adanya aliran cash flow out dari Perusahaan. Cost of capital yang berasal investasi internal Perusahaan memang akan mengurangi EVA
tetapi, secara tidak langsung sebenarnya tidak ada potensi aliran cash flow out dari Perusahaan.
b. Keunggulan dan kelemahan EVA:
Keunggulan EVA: 1) EVA memfokuskan penilaiannya pada nilai tambah dengan memperhitungkan
beban biaya modal sebagai konsekuensi investasi; 2) Perhitungan EVA relatif mudah dilakukan hanya yang menjadi persoalan adalah
perhitungan biaya modal yang memerlukan data yang lebih banyak analisa yang mendalam; 3) EVA dapat digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti
standar atau perusahaan lain, sebagaimana konsep penilaian dengan menggunakan analisa ratio.
Kelemahan EVA: 1) Sulit menentukan biaya modal secara obyektif. Hal ini disebabkan karena dana
untuk investasi dapat berasal dari berbagai sumber dengan tingkat biaya modal yang berbeda dan bahkan biaya modal mungkin merupakan biaya peluang; 2) EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan
pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu, padahal factor-faktor lain terkadang justru lebih dominan; 3) Konsep ini sangat tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan EVA
secara akurat. Dalam kenyataannya seringkali perusahaan kurang transparan dalam mengemukakan kondisi internalnya;
4. Bagaimana seharusnya performa anak perusahaan WCC dihitung? Jawab:
Standarisasi dan konsistensi diperlukan dalam pelaporan kinerja keuangan internal WCC. Pemisahaan akuntan penyusun laporan keuangan untuk internal dan pihak eksternal. Berikut asumsi kami atas kinerja keuangan dan penilaian EVA yang seharusnya dilakukan WCC: Tabel 8 – Asumsi Kinerja Keuangan Ketiga Pabrik Keterangan Revenue Cost of Sales Gross Margin
Operating Expense Other Income (Charges) Operating Profit Interest Fee Foreign exchange Income before Tax Tax Net Income
Prague 11.510 (9.541) 1.969
Poland 32.536 (27.005) 5.531
Malaysia 14.930 (12.392) 2.538
(891) (209) 869
(891) (209) 4.431
(3.775) (121) (1.358)
(1.120) (867) (60) (1.178) (1.178)
(2.700) (2.603) 34 (838)
(2.700) (1.194) (5.252)
(838)
(5.252)
Sales dan cost of sales
Perhitungan menggunakan dasar gross margin pabrik Praha, dimana cost of sales dan gross margin terhadap sales masing-masing sebesar 83% dan 17%. Asumsi ini
digunakan atas dasar bahwa pabrik Praha tidak ada isu transfer pricing di sales maupun cost of sales sehingga akan menjadi lebih objektif sebagai dasar perhitungan sales dan cost of sales pabrik lainnya.
Management fee dan interest expense Management fee menggunakan basis 8% dari total sales seperti yang ada di pabrik
Praha sedangkan interest expense merupakan bunga atas utang merupakan bagian dari invested capital yang dilakukan WCC.
Dengan adanya perubahan asumsi di atas maka EVA juga akan berubaha mengikuti perubahan opearting profit dan capital charge nya. Berikut asumsi perhitungan EVA yang baru: Tabel 9 – Asumsi EVA Keterangan Operating income Taxes NOPAT Capital charges Estimated WACC Invested Capital EVA
Prague
478 478 (4.200) 12% 35.000 (3.722)
Poland 4.431 4.431 (4.800) 12% 40.000 (369)
Malaysia (1.358) (1.358) (3.600) 12% 30.000 (4.958)
5. Apa yang akan dijelaskan mengenai investasi yang ada di pabrik Praha, Polandia, dan Malaysia? Jawab: a. Bentuk usaha, hukum, dan struktur kepemilikan dalam operasi luar negeri WCC.
Samantha Chu perlu menjelaskan bentuk usaha, hukum, dan struktur kepemilikan di masing- masing pabrik dan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan pabrik tersebut. b. Tujuan pendirian masing-masing pabrik.
Pabrik di Praha didirikan atas kerja sama dengan investment partner untuk tujuan komersial umum dengan beberapa syarat misal, WCC mendapat management fee serta memperoleh persentasi tertentu dari penjualan dengan menanggung atau menjamin utang yang dimiliki pabrik di Praha, yang pasti berpengaruh terhadap kinerja keuangan pabrik tersebut. Laba ataupun rugi atas pabrik ini akan ditanggung bersama sesuai hak dan kewajiban masing-masing antara WCC dengan investment partner.
Pabrik di Polandia merupakan pabrik yang beroperasi penuh sebagai suatu Perusahaan dengan tujuan komersial, karena dimiliki penuh maka tidak ada
management fee yang dibebankan oleh WCC. Laba ataupun rugi atas pabrik ini sepenuhnya menjadi hak WCC.
Pabrik di Malaysia didirikan bertujuan untuk mendukung kapasitas produksi di kawasan Pasifik. Pabrik di Malaysia tidak mencari keuntungan sendiri melainkan mendukung seluruh kawasan untuk mendapat keuntungan lebih besar.
c. Perbaikan proses pelaporan kinerja keuangan masing-masing pabrik.
Proses pelaporan keuangan yang dilakukan oleh akuntan yang sama baik untuk pelaporan terhadap pihak internal dan eksternal akan diperbaiki. Mulai tahun depan proses pelaporan keuangan untuk pihak internal dan eksternal akan dilakukan oleh akuntan yang berbeda supaya lebih fokus.
Proses pelaporan juga akan memiliki standar yang berbeda, untuk pihak eksternal menggunakan standar umum yang memenag sudah ada dan diatur sedangkan untuk pelaporan internal akan menggunakan standar manajemen WCC karena berkaitan dengan kinerja masing-masing pabrik.