TUGAS KASUS PRAKTEK AUDIT FLIGHT TRANSPORTATION CORPORATION
DISUSUN OLEH KELOMPOK 1: KELAS ATS 15-1S dan 15-2P RICKY ERRI THOIFFUR 1506701230 IRSALINA RIZKA NURFADHILAH 1506774081 SONI OKABRIAN 1506810774
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS INDONESIA 2017
Statement of Authorship “Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak / belum pernah disajikan / digunakan sebagai bahan untuk tugas pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menggunakannya. Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme”
Mata Ajaran Judul Tugas Tanggal Dosen
: Praktek Audit : Flight Transportation Corporation : : Dr. Ludovicus Sensi W, See,CPA
Nama & NPM kelompok
: 1. Ricky Erri Thoiffur 2. Irsalina Rizka Nurfadhilah 3. Soni Okabrian
Tanda Tangan
1506701230 1506774081 1506810774
: 1. _____________ 2. 3. _____________
_____________
FLIGHT TRANSPORTATION CORPORATION (FTC) GAMBARAN UMUM Fox’s 1980 Audit on FTC Fox & Company (Fox), firma akuntansi terbesar ketiga belas di Amerika memulai audit atas FTC pada tahun 1980. Sebelum diaudit oleh Fox, FTC diaudit oleh seorang praktisi tunggal (Kantor Akuntan Publik /KAP perseorangan). Tim perikatan audit Fox terdiri atas Harrington sebagai Partner perikatan, Gregory Arnott sebagai manager audit dan tiga staff auditor. Pada awal Maret 1980, Harrington dan Arnott bertemu dengan top eksekutif Fox untuk mendiskusikan tentang detaik kontrak atas audit Fox tahun 1980. Kontrak didokumentasikan dalam surat perikatan yang ditandangani oleh Harrington dan seorang pihak dari Fox. Dalam pertemuan tersebut, isu tentang tim perikatan audit dan waktu audit juga didiskusikan atas tahun fiskal Fox berakhir tanggal 30 Juni. William Rubin, Presiden Fox, menginginkan audit selesai Agustus dikarenakan ingin mempercepat pengisian registrasi laporan keuangan kepada SEC sehingga Perusahaan diijinkan untuk menjual saham tambahan (right issue) kepada publik. Seperti kebanyakan KAP besar pada umumnya, Fox menggunakan pertanyaan/ wawancara penilaian risiko (risk assesment ) selama fase perencanaan audit untuk setiap perikatan audit untuk mendokumentasikan risiko audit “ special ”. Pertanyaan ini berisi beberapa item yang fokus pada transaksi/ akun audit berisiko tinggi seperti transaksi pihak berelasi. Ketika ditanya apakah FTC mempunyai transaksi pihak berelasi pada tahun 1980, jawabannya adalah tidak . Namun, setelah pekerjaan audit lapangan dimulai, tim audit Fox menemukan bahwa kebanyakan pendapatan FTC berasal dari perjanjian kontraktual dengan International Air Systems (IAS), Perusahaan yang dimiliki dan dioperasikan oleh William Rubbin. Sekitar dua pertiga pendapatan konsolidasi FTC tahun 1980 berasal dari seratus penyewaan pesawat yang diterbangkan melalui pesawat IAS. Staff audit tidak dapat menemukan dokumen pendukung atas transaksi tersebut atas $5,2 juta sewa pesawat. Tidak ada invoice penjualan, tidak jurnal penjualan, dan tidak ada biaya terkait penjualan dicatat atas pendapatan tersebut. Arnott menemui FTC controller untuk mendapatkan dokumen pendukung atas pendapatan tersebut. Namun, FTC controller merespon dengan kalau ingin mendapatkan dokumen tersebut, auditor harus membuat janji dengan Rubin. Arnott mengkomunikasikan hal ini dengan Harrington untuk segera dapat mengontak Rubin, dan akhirnya dokumen terkait pendapatan tersebut bisa didapatkan. Walaupun Rubin mempunyai kepentingan untuk mempercepat proses audit, tetapi Rubin selalu beralasan untuk memperlambat pemberian bukti terhadap auditor, alasan yang paling sering dipakai adalah adanya gangguan komputer dalam menghasilkan bukti tersebut. Dengan batas waktu audit yang hanya beberapa hari tersisa, Rubin memberikan auditor bukti atas transaksi pendapatan yang mencurigakan. Bukti tersebut terdiri dari dua dokumen. Dokumen pertama berisi satu halaman kontrak ambigu antara FTC dan IAS sebagai berikut:
A.
IAS shall provide FTC with large aircraft (727s and/or DC 8s) for charter to the Cayman Islands and Mexico.
B.
C.
All revenue earned by FTC will be recorded by IAS during the term of agreement and provide to FTC at the conclusion of all flights along with the gross or net profit to be paid. Gross profit will be earned and paid if sufficient volume is attained. If volume is not high enough, only net profit will be paid to FTC. This agreement covers the period from July 1, 1979, through June 30, 1980.
Dokumen kedua adalah sebuah Laporan Pernyataan Satu Halaman atas jumlah sewa pesawat untuk FTC yang diterbankan dengan pesawat IAS, yang menghasilkan pendapatan untuk FTC. Rubin menginformasikan Harrington bahwa sebenarnya pendapatan dari sewa pesawat tersebut sama sekali bukan pendapatan FTC. Pendapatan tersebut pada dasarnya dihasilkan oleh IAS. Rubin menjelaskan bahwa dirinya “bosan dan mempunyai terlalu banyak uang, dan ingin menggunakan IAS untuk membantu FTC masuk ke dalam bisnis sewa pesawat”. Rubin telah mendonasikan $5 juta pendapatan sewa pesawat IAS ke FTC. Harrington menerima penjelasan Rubin atas pendapatan IAS yang dicatat FTC dan kurangnya bukti pendukung atas atas transaksi pendapatan tersebut. Harrington menjelaskan hal tersebut kepada Arnott dalam sebuah meeting, dan menurut pendapatnya tidak diperlukan bukti tambahan untuk mendukung transaksi pendapatan tersebut. Arnott pada awalnya tidak setuju atas hal tersebut, tetapi merubah pikirinnya setelah adanya diskusi yang lebih dalam dengan Harrington. Selama investigasi oleh SEC, Arnott bersaksi bahwa dia tidak pernah percaya bahwa bukti audit yang cukuk dan kompeten telah didapatkan untuk mendukung transaksi pendapatan sewa pesawat. Perwakilan SEC menanyakan Arnott mengenai kepedualiaannya atas Fox “disagreement procedure”. Prosedur atau kebijakan tersebut memperbolehkan anggota bawahan dalam perikatan audit untuk menyatakan ketidaksetujuan atas keputusan dalam sebuah perikatan audit. Memo atas prosedur tersebut harus didokumentasikan dalam kertas kerja. Memo tersebut secara efektif memisahkan anggota bawahan dalam perikatan audit dari keputusan perikatan audit. NAmun, Arnott tidak melakukan prosedur tersebut atas dua alasan. Pertama, dia sadar bahwa Harrington sebagai partner perikatan yang akan melakukan keutusan final atas masalah tersebut. Kedua, dia khawatir atas pekerjaannya di Fox jika prosedur tersebut dilakukan. SEC juga menanyakan hal yang sama tentang masalah pendapatan sewa pesawat tersebut kepada Harrington. Dia menjawab bahwa dirinya tidak dapat mengingat tentang ketidaksetujuan Arnott atas keputusan dirinya masalah tersebut, bahwa bukti audit yang cukup dan kompeten telah didapatkan untuk mendukung pendapatan sewa pesawat. Fox’s 1981 Audit on FTC Pada Juli 1980, setelah dimulainya tahun fiskal baru, FTC mendirikan anak Perusahaan di Cayman Islands. Tujuan pendirian anak Perusahaan ini adalah untuk bisnis sewa pesawat. Selama tahun 1981, FTC mencatat pendapatan (yang sebenarnya tidak ada) sebesar $13 juta melalui FTC Caymand Islands. Pendapatan tersebut menyumbang lebih dari setengah pendapatan konsolidasi FTC pada tahun fiskal 1981. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian FTC pada 30 Juni 1981, melaporkan piutang usaha, tanah, dan aset lain yang berkaitan dengan FTC Cayman Islands sebesar $6 juta yang sebenaranya juga tidak ada atau tidak dimiliki FTC dan anak Perusahaan. Pada Juni 1981, Harrington dan Arnott bertemu dengan eksekutif HTC dalam rangka pelaksanaan audit. Selama pertemuan tersebut, Harrington dan Arnott diberitahu bahwa sebagian besar pendapatan FTC berasal dari FTC Cayman Islands. Semua dokumentasi tentang pendapatan tersebut juga berada di Cayman Islands. Namun, dapat dibawa ke kantor pusat jika diperlukan dalam audit. Kedua belah pihak setuju audit diselesaikan tanggal 31 Juli dan opini audit ditandatangani tanggal 12 Agustus.
Ketika audit dimulai pada awal Juli, dokumen yang tersedia untuk auditor untuk data keuangan FTC Cayman Islands hanya sebatas trial balance. Pada 6 Agustus, auditor diberikan rekening koran FTC Cayman Islands untuk tahun fiskal 1981. Rekening koran tersebut menjadi satu-satunya bukti eksternal untuk pendapatan yang diperoleh auditor. Rekening koran tersebut tidak didapatkan langusng oleh auditor kepada bank, tetapi diberikan oleh karyawan FTC. Rubin menjelaskan kepada Harrington bahwa auditor dapat menferivikasi pendapatan anak Perusahaan melalui setoran yang dilaporkan dalam rekening koran. Rekonsiliasi antara setoran dalam rekening koran dan pendapatan yang dicatat FTC Cayman Islands dilakukan dan hanya diketemukan sedikit perbedaan yang tidak material. Auditor menyimpulkan bahwa pendapatan dilaporkan secara akurat dalam semua hal yang material, mengesampingkan fakta bahwa sebesarnya rekening koran tersebut dipalsukan. Auditor mencoba melakukan konfirmasi atas saldo kas bank sebesar $3 juta pada 30 Juni 1981. Namun, manajemen FTC mengatakan bahwa hal tersebut akan sulit mengingat hukum kerahasiaan bank yang ada di Cayman Islands. Namun, auditor tetap melakukan konfirmasi melalui email kepada Bank FTC Cayman Islands dengan alaman yang disediakan manajemen FTC. Konfirmasi tersebut tidak pernah kembali.Akhirnya, Harrington setuju untuk menerima sebuah konfirmasi yang diduga didapatkan oleh karyawan FTC Cayman Islands dari bank di Cayman Islands. Konfirmasi tersebut juga dipalsukan karyawan FTC. Harrington mengadakan janji untuk berbicara (melalui telpon) dengan perwakilan Bank di Cayman Islands untuk memperoleh konfirmasi aktual (oral ) atas saldo bank FTC Cayman Islands pada akhir tahun fiskal. Rubin yang melakukan panggilan telpon tersebut dan menyerahkannya kepada Harrington. Pihak yang menerima telpon tersebut mngkonfirmasi bahwa FTC Cayman Islands mempunyai saldo kas bank sebesar yang dilaporkan pada 30 Juni 1981. Auditor juga melakukan konfirmasi atas piutang usaha FTC Cayman Islands sebesar $2 juta. Konfirmasi dilakukan melalui email kepada sebuah tour group yang diduga menggunakan kebanyakan sewa pesawat FTC Cayman Islands. Konfirmasi kembali dan membenarkan bahwa jumlah yang tertera dalam konfirmasi sudah tepat. Namun, konfirmasi yang kembali bukanlah konfirmasi yang dikirimkan oleh auditor melainkan konfirmasi yang dipalsukan yang mengandung kesalahan ketik yang tidak menyajikan jumlah aslinya. Epilogue Investasi SEC atas Audit FTC tahun 1980 dan 1981, menghasilkan sanksi terhadap Harrington dan Arnott. Harrington dihukum permanen tidak boleh berpraktik lagi dibawah pengawasan SEC. Namun, SEC mengijinkan Harrington untuk mengajukan lagi ijin praktik setelah lima tahun. Arnott dihukum tidak boleh berpraktik selama satu tahun dibawah pengawasan SEC. Dalam mengomentari peran Arnott, SEC menekankan bahwa diperlukan untuk anggota perikatan audit agara tetap mempertahankan sikap independensi dalam pikiran walaupun mengancam posisi atau pekerjaan mereka. SEC melarang Fox untuk melakukan audit menerima klien perikatan audit dibawah pengawasan SEC untuk jangka waktu enam bulan dimulai tahun 1983. Selama periode tersebut SEC membentuk komite independen untuk mereview praktik audit Fox. Tujuan dari review ini adalah untuk mengajukan rekomendasi untuk memperbaiki prosedur quality control Fox. Tahun 1985, Fox & Company melakukan merger dengan Alexander Grant & Company, dan firma hasil merger diberi nama Grant Thornton. Tahun 1982, SEC memberikan sanksi kepada William Rubin atas perannya dalam fraud kesalahan penyajian laporan keuangan FTC. SEC menghukum Rubin secara permanen dari tindakan melanggar hukum lebih jauh atas hukum sekuritas Federal. SEC, Federal Agencies, dan Penggunggat Swasta mengembalikan (memulihkan) lebih dari $45 juta dari FTC dan para
eksekutif nya. Dana tersebut didistribusikan kepada pemegang obligasi FTC, Kreditur dan Pemegang Saham.
PERTANYAAN 1.
Assume the role of Gregory Arnott during the 1980 FTC audit and draft a memo to be included in the FTC workpapers. In the memo, express your disagreement with John Harrington’s decision that suficient competent evidence had been collected to support the suspicious air charter revenue.
MEMORANDUM of DISAGREEMENT ANTARA GREGORY ARNOTT (Manajer Perikatan Audit) dan JOHN HARRINGTON (Partner Perikatan Audit) Atas keputusan Tim Perikatan Audit melalui Partner Perikatan Audit mengenai bukti audit yang cukup dan kompeten atas pendapatan sewa pesawat Flight Transportation Corporation (FTC), berdasarkan penilaian profesional Partner Perikatan Audit, bukti yang diperoleh Tim Perikatan Audit selama audit berlangsung sudah cukup dan kompeten. Menurut penilaian profesional saya, sebagai Manajer Perikatan Audit, bukti yang diperoleh Tim Perikatan Audit selama audit berlangsung belum dapat menyimpulkan bahwa pendapatan sewa pesawat yang diakui FTC sudah tepat.
Minessota, July 1980 Partner Perikatan
Manajer Perikatan
(John Harrington)
(Gregory Arnott)
2. Identify measures accounting firms can adopt to lower the risk that auditors will capitulate to their superiors when technical disagreements arise during an audit! Pendekatan yang dapat dilakukan KAP untuk mengurangi risiko dalam internal tim perikatan audit karena adanya technical disagreements antara bawahan dengan atasan dengan membuat kebijakan permintaan second opinion. Dengan KAP yang memiliki beberapa partner, jika dalam tim perikatan satu mengalami technical disagreements, maka dapat meminta opini dari partner lain yang tidak termasuk dalam tim perikatan tersebut. Opini yang berasal dari partner lain bisa menjadi dasar dalam penyelesaian masalah tersebut. 3. Assume that you were the staff auditor who discovered the bogus air charter revenues during the 1980 audit. What responsibilities did you have regarding those revenues? For example, did you have a responsibility to write a memo
dissociating yourself from Harrington’s decision to accept those revenues? Make any assumptions you believe are necessary to respond to this question.
Jika sebagai staff auditor menemukan pendapatan yang “bogus” maka harus didokumentasikan atas temuan tersebut. Sesuai dengan SA 230 tentang dokumentasi audit, prosedur yang dilaksanakan dan hasil dari prosedur tersebut harus didokumentasikan.
Jika atasan seorang partner tidak sependapat dengan staff auditor tentang pendapatan yang “bogus” staff auditor dapat melakukan beberapa prosedur yang ada pada KAP tersebut. Jika KAP tersebut memiliki prosedur untuk menuliskan sebuah memo, tentang sebuah ketidaksetujuan dari keputusan partner, yang akan dimasukan dalam working paper, maka staff auditor tersebut harus melakukan tersebut. Jika KAP tersbut juga memiliki prosedur untuk melaporkannya kepada komite partner, maka staff auditor tersebut dapat melakukannya. 4. In your opinion, what additional audit procedures should the Fox auditor have applied to the 1981 FTC Cayman revenues? Dalam SA 505 tentang konfirmasi pihak eksternal, dalam paragraf A 14 menjelaskan bahwa jika auditor memiliki keraguan atas keandalan informasi yang diterima dalam prosedur konfirmasi maka auditor dapat melakukan prosedur verifikasi. Verifikasi yang dilakukan dapat berbentuk permintaan respons secara tertulis dari pihak yang diminta konfirmasi atas informasi yang diterima oleh auditor. Dalam kasus pendapatan FTC Cayman, informasi yang didapatkan adalah sebuah rekening koran atas FTC Cayman. Bentuk verifikasi yang harusnya diterima oleh auditor adalah langsung dari bank tersebut yang mengeluarkan rekening koran FTC Cayman. Namun, jika tetap tidak mendapatkan verifikasi yang andal, maka auditor harus menilai kembali risiko atas salah saji material pada tingkat asersi tersebut. 5. Briefly identify the deficiencies in the confirmation procedures applied by the Fox auditors. How did these deficiencies affect the competence and sufficiency of the audit evidence yielded by these procedures? a. Kelemahan pada saat konfirmasi kepada Bank: 1) Konfirmasi didapatkan secara lisan via telepon yang awalnya disambungkan oleh Rubin kepada bank dan setelah terhubung dengan pegawai bank, telepon itu baru diberikan kepada Harrington. Namun setelah mendapatkan penjelasan dari pihak bank, Harrington tetap tidak meminta pegawai bank untuk mengirimkan kepada auditor jawaban konfirmasi secara tertulis atas saldo bank yang sudah sesuai tersebut. Seharusnya, Harrington dapat meminta pegawai bank tersebut mengirimkan balasan konfirmasi secara tertulis kepada auditor. Hal ini berdasarkan SA 505 paragraf A15 yang menyebutkan bahwa dengan sendirinya, suatu respon lisan terhadap suatu permintaan konfirmasi tidak memenuhi definisi sebagai konfirmasi eksternal Karena bukan merupakan respon tertulis langsung kepada auditor. Namun, pada waktu memperoleh respon lisan atas permintaan konfirmasi, auditor mungkin dapat, tergantung kondisi, meminta pihak yang dikonfirmasi untuk merespon secara tertulis langsung kepada auditor. Jika
respon seperti tersebut tidak diterima, auditor mencari bukti audit lainnya untuk mendukung informasi dalam respon lisan tersebut. 2) Keandalan pihak yang ditelepon merupakan pegawai bank yang sesungguhnya atau yang berwenang menjawab konfirmasi dapat diragukan karena Harrington disambungkan kepada pegawai bank melalui Rubin. Bisa saja Rubin mengatur telepon tersebut agar orang yang mengaku pegawai bank tersebut menjawab sesuai yang diinginkan Rubin. Namun, Harrington tidak melakukan prosedur tambahan lagi untuk memperkuat bukti audit tersebut. Hal ini berdasarkan SA 505 paragraph A14 yang menyebutkan bahwa jika pihak yang dikonfirmasi menggunakan pihak ketiga untuk mengkordinasi dan menyediakan respon untuk permintaan konfirmasi, auditor dapat melaksanakan prosedur yang ditujukan untuk mengurangi risiko: - Respon mungkin dapat berasal bukan dari sumber yang benar; - Seorang responden mungkin bukan pihak yang berwenang untuk merespon; - Integritas transmisi mungkin dikompromikan. b. Kelemahan pada saat konfirmasi kepada Pelanggan: Konfirmasi yang dibalas dapat diragukan keandalannya karena tidak sesuai dengan surat yang dikirimkan oleh auditor. Konfirmasi yang kembali bukanlah konfirmasi yang dikirimkan oleh auditor melainkan konfirmasi yang dipalsukan yang mengandung kesalahan ketik yang tidak menyajikan jumlah aslinya. Menurut SA 505 paragraf 11, jika auditor mengidentifikasi factor yang menimbulkan keaguan atas keandalan respon terhadap permintaan konfimasi, auditor harus mendapatkan bukti audit lanjutan untuk menghilangkan keraguan itu. 6. Besides the related party transactions, what other “special” audit risks existed in the FTC audits? How should these factors have affected the planning decisions for these audits?
Resiko audit “spesial” lain yang dihadapi dalam audit FTC adalah dalam akun pendapatan Karena pada saat melakukan fieldwork, auditor tidak dapat menemukan bukti audit yang memadai untuk transaksi pendapatan sebesar $5 juta. Dokumen pendukung yang tersedia atas transaksi tersebut hanya berupa trial balance.
Menurut SA 330 paragraf 21, jika auditor telah menentukan bahwa risiko kesalahan penyajian material yang telah ditentukan pada tingkat asersi merupakan risiko signifikan, auditor harus melaksanakan prosedur substantive yang secara khusu untuk merespon risiko tersebut. Ketika pendekatan terhadap risiko signifikan hanya terdiri dari prosedur substantive, prosedur tersebut harus mencakup pengujian rinci. 7. Identify specific measures audit fims can take to ensure that client-imposed pressure does not adversely affect the quality of an independent audit.
Ukuran-ukuran yang dapat digunakan KAP untuk meyakinkan independensi suatu audit atas tekanan dari klien menurut Standar Pengendalian Mutu (SPM) 1, adalah dengan memelihara ukuran berikut: - Tanggung jawab kepemimpinan KAP atas mutu, - Terpenuhinya ketentuan etika profesi yang berlaku, - Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu, - Sumber daya manusia,
-
Pelaksanaan perikatan, Pemantauan.