LAPORAN KEGIATAN INVESTIGASI KLB LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2011 1. PENDAHULUAN Berdasarkan pemberitahuan Dinkes Ponorogo pada tanggal 18 Januari 2011 mengenai KLB Leptospirosis di Kabupaten Ponorogo, dengan jumlah kasus 3 orang dan 2 orang meninggal dunia. Terhitung nilai CFR sebesar 66,7% tergolong tinggi, maka BBTKLPPM Surabaya melakukan koordinasi dengan Dinkes Propinsi Jawa Timur untuk mengkonfirmasi kebenaran kasus dan melakukan penanggulangan kasus. Berdasarkan data tersebut maka tim BBTKLPPM beserta petugas Dinkes Propinsi dan Dinkes Kab. Ponorogo melakukan investigasi. Diharapkan hasil investigasi terhadap kasus leptospirosis BBTKLPPM Surabaya dapat memberikan masukan dan pertimbangan untuk strategi penanggulangan, prediksi terhadap kemungkinan penyebaran kasus, dan sekaligus mengevaluasi kinerja penanggulangan yang telah dilaksanakan. 2. TUJUAN PENYELIDIKAN a. Tujuan umum Diperoleh gambaran tentang kasus, pola penyebaran, dan pelaksanaan penanggulangan guna memberikan pertimbangan untuk strategi dan pelaksanaan pengendalian kasus leptospirosis yang lebih berdaya dan berhasil guna. b. Tujuan khusus 1. Memberikan pertimbangan penegakan penetapan KLB. 2. Mengidentifikasi sumber, faktor risiko, penyebab, dan pola penyebaran. 3. Memberikan pertimbangan upaya pencegahan dan penanggulangan secara komphrehensif. 3. METODOLOGI Pengumpulan data dengan cara survey, wawancara, pengujian spesimen responden dan vektor, serta pengambilan sampel sesaat secara purposive sampling disekitar kasus indeks untuk memperoleh gambaran tentang persebaran kasus, faktor risiko, penyebab, lamanya kejadian berlangsung, dan cara penularan serta penanganan kasus yang telah dilaksanakan. 4. ORGANISASI PELAKSANAAN Tim pelaksana kegiatan di lapangan BBTKLPPM Surabaya, Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo, dan Puskesmas setempat. 5. WAKTU DAN TEMPAT Kegiatan ini dilaksanakan minggu ketiga bulan Januari 2011 di beberapa wilayah puskesmas pada Kabupaten Ponorogo.
6. HASIL PENYELIDIKAN 6.1 DISTRIBUSI KASUS BERDASARKAN TEMPAT
Gambar 1. Peta Sebaran Kasus Indeks Leptospirosis di Kabupaten Ponorogo per 16 November 2010 – 9 Januari Tahun 2011
Keterangan: Kode Lokasi 1 2 3
Dusun Keplek Sumber
Tempat Desa Beton Kauman Tumpuk
Kecamatan Siman Kauman Sawoo
Jumlah Kasus
Jumlah Kematian
1 1 1
0 1 1
Keterangan: Kode Lokasi 1 2 3 4 5 6 7 8
Dusun Keplek Sumber Jati Mranggeng Sanan -
Tempat Desa Beton Kauman Tumpuk Cepoko Lengkong Ngadisanan Ngrumpit Gondowido
Kecamatan Siman Kauman Sawoo Ngrayun Sukorejo Sambit Jenangan Ngebel
Jumlah Kasus
Jumlah Kematian
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1
Tercatat terjadi penyebaran kasus sejak mulai ditemukannya pada tanggal 16 November 2010. Dari tiga kasus berkembang menjadi……………….
Pelacakan Kasus Leptospira Kode Lokasi 1 2 3 4 5
Tempat Dusun Keplek Sumber Jati Mranggeng
Desa Beton Kauman Tumpuk Cepoko Lengkong
Kecamatan Siman Kauman Sawoo Ngrayun Sukorejo
Jumlah Kasus Ditemukan Positif Negatif 0 34 0 20 6 14
Terapi Yang Diberikan
Pengobatan gratis
6 7 8
Sanan -
Ngadisanan Sambit Ngrumpit Jenangan Gondowido Ngebel
6.2 Distribusi Kasus Berdasarkan Orang 6.2.1 Distribusi Kasus Berdasarkan Jenis Kelamin 6.2.1 Distribusi Kasus Berdasarkan Umur 6.2.1 Distribusi Kasus Berdasarkan Pekerjaan 6.4 Distribusi Kasus Berdasarkan Waktu
Jumlah Kasus Leptospirosis Kab. Ponorogo per Desember 2010 - April 2011 April Maret Februari
Jumlah Kasus
Januari Desember 0
1
2
3
4
5
6.5 Gambaran Distribusi Vektor dan Pemeriksaan Darah dengan RDT
6
HASIL TANGKAPAN TRAP DAN PEMERIKSAAN DARAH TIKUS 35 30 25 20
RDT Negatif
15
RDT Positif
10 5 0 Dengan Tikus
Tanpa Tikus
Kegiatan penangkapan Tikus dengan perangkap dilakukan oleh warga. Tim BBTKL membagikan 40 perangkap tikus kepada warga untuk dipasang di dalam rumah, luar rumah dan sawah. Hasil penangkapan tikus didapatkan 6 tikus dari total 40 perangkap tikus yang dipasang, didapatkan nilai Kepadatan trap sebesar 66,7%. Jenis tikus yang diperoleh yaitu Rattus taezumi, Bandicota indica, dan Mus musculus. Jenis Rattus taezumi adalah jenis yang paling banyak ditemukan. Hasil pemeriksaan RDT darah tikus menunjukkan bahwa dari 6 tikus yang tertangkap 2 tikus dinyatakan positif.
7. PEMBAHASAN 8. RENCANA TINDAK LANJUT 9. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil investigasi kasus Leptospirosis di Kabupaten Ponorogo diperoleh bahwa 1. Kasus Leptospirosis telah berkembang dari awal kasus di 3 Kecamatan, meluas menjadi total 8 kecamatan. Jika kasus ini tidak segera ditangani kemungkinan kasus ini akan menyebar di Kabupaten lain, mengingat salah satu wilayah kasus berdekatan dengan Kabupaten Trenggalek. 2. Kasus leptospirosis seharusnya dapat ditangani paling lama 2 kali masa inkubasi terpanjang yaitu 38 ~ 40 hari, ternyata lebih dari 4 bulan masih terjadi. 3. Hasil pemeriksaan RDT darah tikus 33,3% hasilya positif. Sehingga diprediksi bahwa populasi tikus di wilayah kasus terindikasi sebagai vector pembawa bakteri Leptospira.
4.
Hasil Penangkapan Dengan tikus Tanpa Tikus RDT RDT Positif Negatif 2 4 34
No.
Lokasi
1. Dalam Rumah 2. Kandang/Luar Rumah 3. Sawah/Ladang Jumlah Trap Kepadatan Trap 66,7 %
Jumlah Perangkap 40
Dengan Tikus Positif Negatif 0 4 0 0 2 0
Tanpa Tikus
40
6.3 Gambaran Lingkungan Tempat No
Dusun
1
-
2
Keplek
Desa
Kecamat an
Genangan Air
Beton
Siman
Banyak genangan air (becek)
Kauman
Kauman
Banyak genangan air (becek)
Kondisi Jalan
Sumber air
Sumur gali terbuka dengan dinding tidak kedap air Mudah Sumur dijangkau gali terbuka dengan dinding
Keberadaan Tikus
Banyak tikus ditemukan di rumah
Tikus ditemukan di rumah
Higyene dan Sanitasi Rumah Tidak sehat
Tidak sehat
Informasi Lain
Terjadi banjir tanggal 23 Nopember 2010
Sering terjadi banjir
3
Sumber
Tumpuk
Sawoo
Banyak genangan air (becek)
4
Jati
Cepoko
Ngrayun
Banyak genangan air (becek)
5
Mranggeng
Lengkong
Sukorejo
6 7 8
Sanan -
Ngadisanan Sambit Ngrumpit Jenangan Gondowido Ngebel
tidak kedap air Sulit Sumber Tikus dijangkau terbuka ditemukan dan di rumah dialirkan ke slang PegunuTikus ngan ditemukan di rumah Tikus ditemukan di rumah
Tidak sehat
Tidak sehat
Tidak sehat
Banyak ditemukan tikus di sawah