LAPORAN KERJA PRAKTEK PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM, BALOK DAN PELAT LANTAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG (Scructural Work of CoLumn, Beam and Plate at The Project of Armada Town Square Building Magelang) Diajukan untuk memenuhi syarat Akademis Dalam menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana (Strata – 1) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Disusun oleh : ARY WIBOWO
L2A 308 004
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011
LAPORAN KERJA PRAKTEK
KATA PENGANTAR Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, karunia, dan kehendak-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas kerja praktek hingga akhir penyusunan Laporan Kerja Praktek Pekerjaan Struktur Kolom, Balok dan Pelat Lantai Pada Proyek Pembangunan Gedung Armada Town Square dengan baik dan lancar. Laporan Kerja Praktek ini merupakan rangkuman dari hasil pengamatan penulis di lapangan, yang meliputi manajemen proyek, perencanaan, penggunaan alat dan bahan, pelaksanaan pekerjaan dan pengendalian pekerjaan, dimana tinjauan khusus pada laporan ini adalah pekerjaan struktur kolom, balok dan pelat lantai pada Upper Ground Floor (FFL +5,800 m). Laporan ini secara rinci dibagi menjadi 7 (tujuh) bab, yang masing-masing bab nya berisi penjelasan secara detail tentang bab tersebut, adapun 7 (tujuh) bab tersebut adalah : Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan proyek, data umum dan data teknis proyek. Bab II Manajemen Proyek, berisi tentang organisasi proyek, hubungan kerja pihak-pihak yang terkait, tugas dan kewajiban masing-masing pihak, dan rencana kerja. Bab III Perencanaan Proyek, berisi tentang data dan analisa perencanaan struktur kolom, balok dan plat lantai sesuai tinjauan khusus penulis. Bab IV Alat dan Bahan, berisi tentang peralatan dan bahan-bahan yang digunakan selama proyek berlangsung. Bab V Pelaksanaan Pekerjaan, berisi tentang pelaksanaan struktur atas, yaitu struktur kolom, balok dan pelat lantai, perhitungan volume dan harga satuan pekerjaan serta menghitung produktifitas harian
pekerja
terhadap
suatu
pekerjaan.
Bab
VI
Permasalahan
dan
Pemecahannya, berisi tentang masalah-masalah yang timbul pada saat pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan cara penanganan masalah tersebut. Bab VII Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran penulis berdasarkan hasil pengamatan di lapangan selama kerja praktek. Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak. Dengan penuh rasa hormat, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: “PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
iii
LAPORAN KERJA PRAKTEK 1.
Orang Tua dan keluarga, terima kasih doa dan dukungan yang tidak pernah berhenti bagi saya, yang selalu memotivasi saya untuk tidak putus asa dan terus maju.
2.
Teman – teman di PT. Yodya Karya (Persero) Cabang Utama Semarang atas bantuannya selama ini.
3.
Ir. Sri Sangkawati, MS., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
4.
Ir. Moga Narayudha, SP1, selaku Ketua Jurusan Reguler II Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
5.
Dr. Sukamta, ST, MT, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, nasehat, dukungan serta semangat hingga selesainya tugas kerja praktek ini.
6.
Ir. Supriyono, MT, selaku dosen wali atas segala bimbingan, dukungan dan bantuannya.
7.
Ir. Hardi Wibowo, MT, selaku koordinator bidang akademis Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
8.
Bapak Ir. Bambang Supriyanto, selaku Manajer Proyek yang telah memberi izin dan memberi kesempatan untuk melaksanakan kerja praktek.
9.
Bapak Ir. Haryanto, yang menjadi guru dan pembimbing saya selama kerja praktek di proyek ini.
10. Seluruh team pelaksana, security dan pekerja-pekerja di proyek yang memberikan ilmu yang membantu penulis untuk menyelesaikan laporan ini. 11. Semua teman-teman kerja praktek selama di proyek, yaitu Arya, Yudhi, terima kasih atas bantuan kalian selama praktik. 12. Seluruh teman-teman angkatan 2008 Reguler II terima kasih atas dukungan dan doanya. 13. Terima Kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
iv
LAPORAN KERJA PRAKTEK Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat diharapkan untuk penyempurnaan laporan kerja praktek ini. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan penguasaan ilmu rekayasa sipil di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Semarang,
November 2011
Penulis
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
v
LAPORAN KERJA PRAKTEK
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM, BALOK DAN PELAT LANTAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG (Scructural Work of CoLumn, Beam and Plate at The Project of Armada Town Square Building Magelang)
Disusun oleh : ARY WIBOWO
L2A 308 004
Telah disahkan pada tanggal :
Mengetahui, Ketua Program Reguler II Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Ir. Moga Narayudha, SP1 NIP. 19520202 198003 1005
Semarang,
November 2011 Disetujui,
Dosen Pembimbing Kerja Praktek
Dr. Sukamta, ST, MT NIP. 19680814 199903 1002
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
ii
LAPORAN KERJA PRAKTEK
DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL ............................................................................................…i HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................ii KATA PENGANTAR ...........................................................................................iii DAFTAR ISI ..........................................................................................................vi DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................ix DAFTAR TABEL .................................................................................................xii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 1.1 Latar Belakang....................................................................................1 1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................................2 1.2.1 Maksud dan Tujuan Proyek ....................................................2 1.2.1.1 Maksud Pendirian Proyek ........................................2 1.2.1.2 Tujuan Pendirian Proyek..........................................2 1.3 Lokasi Proyek .....................................................................................2 1.4 Data Proyek.........................................................................................3 1.4.1 Data Umum .............................................................................4 1.4.2 Data Teknis .............................................................................4 1.5 Ruang Lingkup Kerja Praktek ............................................................4 1.6 Metode Pengumpulan Data.................................................................4 1.7 Sistematika Penulisan Laporan ...........................................................5 BAB II MANAJEMEN PROYEK..........................................................................7 2.1 Uraian Umum .....................................................................................7 2.2 Unsur-unsur Organisasi Proyek ..........................................................8 2.3 Hubungan Kerja..................................................................................8 2.3.1 Pemilik Proyek dan Konsultan Perencana ..............................9 2.3.2 Pemilik Proyek dan Kontraktor Pelaksana............................10 2.3.3 Konsultan Perencana dan Kontraktor Pelaksana ..................10 2.4 Sistem Pelaporan Proyek, Administrasi Proyek, Rapat Proyek ................................................................................10 2.4.1 Sistem Laporan .....................................................................10 2.4.2 Administrasi Proyek..............................................................12 2.4.3 Rapat Proyek .........................................................................13 2.5 Rencana Kerja ................................................................................15 2.5.1 Time Schedule.......................................................................15 2.5.2 Kurva S ................................................................................16 2.5.3 Shop Drawing .......................................................................16 2.6 Tenaga Kerja, Waktu Kerja, dan Upah Kerja ...................................16 2.6.1 Tenaga Kerja .........................................................................17 2.6.2 Waktu Kerja ..........................................................................17 2.6.3 Upah Kerja ............................................................................17
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
vi
LAPORAN KERJA PRAKTEK BAB III PERENCANAAN PROYEK..................................................................18 3.1 Tinjauan Umum................................................................................18 3.2 Perencanaan Struktur Atas................................................................20 3.2.1 Kolom....................................................................................20 3.2.2 Balok Induk (Beam) ..............................................................22 3.2.3 Balok Anak ...........................................................................22 3.2.4 Plat Lantai Konvensional ......................................................23 3.2.5 Plat Lantai Sistem Half Slab .................................................24 3.3 Analisa Struktur ................................................................................26 3.3.1 Analisa Struktur Pelat ...........................................................26 3.3.2 Analisa Struktur Balok..........................................................28 3.3.3 Analisa Struktur Kolom ........................................................31 BAB IV ALAT DAN BAHAN.............................................................................33 4.1 Tinjauan Umum ................................................................................33 4.2 Bahan-bahan Konstruksi...................................................................33 4.2.1 Baja .......................................................................................34 4.2.2 Semen....................................................................................34 4.2.3 Beton Ready Mix...................................................................35 4.2.4 Plywood.................................................................................36 4.2.5 Kawat Bendrat.......................................................................36 4.2.6 Air Kerja ...............................................................................37 4.2.7 Pasir.......................................................................................38 4.2.8 Batu Kali ...............................................................................38 4.2.9 Callbond................................................................................38 4.2.10 Bantak ...................................................................................39 4.2.11 Batako ...................................................................................39 4.2.12 Batu Bata...............................................................................40 4.2.13 Bahan Additive (Tambahan) .................................................40 4.3 Alat-alat Konstruksi ..........................................................................41 4.4.1 Tower Crane (TC).................................................................41 4.4.2 Back Hoe ...............................................................................41 4.4.3 Dump Truck...........................................................................42 4.4.4 Mobile Concrete Pump .........................................................43 4.4.5 Mixer Truck...........................................................................43 4.4.6 Pemotong Tulangan (Bar Cutter) .........................................44 4.4.7 Pembengkok Tulangan (Bar Bender) ...................................44 4.4.8 Theodolith .............................................................................45 4.4.9 Waterpass..............................................................................46 4.4.10 Concrete Vibrator .................................................................46 4.4.11 Scaffolding ............................................................................47 4.4.12 Alat Cetak Benda Uji Beton (Silinder) .................................48 4.4.13 Bucket....................................................................................49 4.4.14 Air Compressor .....................................................................49 4.4.15 Alat-alat Pengelasan..............................................................50 4.4.16 Cutter Beton..........................................................................50 4.4.17 Pompa Air .............................................................................50 “PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
vii
LAPORAN KERJA PRAKTEK 4.4.18 Bulldozer ...............................................................................50 4.4.19 Mobile Crane ........................................................................51 BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN ............................................................52 5.1 Tinjauan Umum ................................................................................52 5.2 Pekerjaan Struktur Atas ....................................................................53 5.2.1 Pekerjaan Kolom...................................................................53 5.2.2 Pekerjaan Balok dan Plat Lantai ...........................................68 5.2.2 Pekerjaan Balok dan Plat Lantai dengan sistem Half Slab ...81 5.3 Perhitungan Produktifitas Kerja Harian............................................85 BAB VI PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA ...................................83 6.1 Permasalahan Proyek ........................................................................83 6.2 Pemecahan Permasalahan Proyek.....................................................86 BAB VII PENUTUP ............................................................................................88 8.1 Tinjauan Umum ................................................................................88 8.2 Kesimpulan .......................................................................................88 8.3 Saran .................................................................................................95 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
viii
LAPORAN KERJA PRAKTEK
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Peta Lokasi Armada Town Square…....……….……………………3 Gambar 1.2 Diagram Alir Metodologi KP….....…………………………………5 Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana …………………………8 Gambar 2.3 Struktur Organisasi Proyek Armada Town Square …………………9 Gambar 3.1 Plat Lantai Sistem Half Slab……………………………………….25 Gambar 3.2 Sketsa Struktur Plat lantai………………………………………….26 Gambar 3.3 Sketsa Struktur Balok …….……………………………………….28 Gambar 3.4 Diagram Tegangan ………..……………………………………….29 Gambar 3.5 Penampang Kolom ……….……………………………………….31 Gambar 4.1 Besi Tulangan ………………………………………………….….34 Gambar 4.2 Semen Putih dan Semen Portland ………………………………....35 Gambar 4.3 Beton Ready Mix ………………………………………………..…36 Gambar 4.4 Plywood ……………………………………………………….…..36 Gambar 4.5 Kawat Bendrat .................................................................................37 Gambar 4.6 Pasir …………………………………………………………….…38 Gambar 4.7 Batu Kali ……………………………………………………..……38 Gambar 4.8 Cairan Calbond.................................................................................39 Gambar 4.9 Bantak ………………………………………………………….….39 Gambar 4.10 Batako ………………………………………………………..…..39 Gambar 4.11 Batu Bata ………………………………………………….……..40 Gambar 4.12 Tower Crane ………………………………………………….….41 Gambar 4.13 Back Hoe………………………………………………………….42 Gambar 4.14 Dump Truck ………………………………………………………42 Gambar 4.15 Concrete Pump dan Mixer Truck saat loading concrete …………44 Gambar 4.16 Bar Cutter .......................................................................................44 Gambar 4.17 Bar Bender......................................................................................45 Gambar 4.18 Teodolith.........................................................................................45 Gambar 4.19 Proses levelling ..............................................................................46 Gambar 4.20 Concrete Vibrator ……………………………………………..…47 “PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
ix
LAPORAN KERJA PRAKTEK Gambar 4.21 Sketsa scaffolding …………………………………………..……48 Gambar 4.22 Scaffolding ………………………………………………………..48 Gambar 4.23 Alat Cetak Benda Uji……………………………………………..49 Gambar 4.24 Bucket …………………………………………………………….49 Gambar 4.25 Air Compressor……………………………..……………….……50 Gambar 4.27 Cutter Beton………………………………………………………50 Gambar 4.28 Bulldozer………………………………………………………….51 Gambar 4.29 Mobile Crane…………………………………………….……….51 Gambar 5.1 Diagram Alir Pekerjaan Kolom …………………………………...53 Gambar 5.3 Denah Marking …………………………………………….………54 Gambar 5.4 Potongan A-A ………………………………………………..…….55 Gambar 5.5 Marking As kolom…………………………………………………55 Gambar 5.6 Panjang Pembekokan Ujung Sengkang yang Dibutuhkan ...............56 Gambar 5.7 Penyaluran Tulangan Utama Kolom ………………………………57 Gambar 5.8 Pemasangan Tulangan Kolom ……………………………….…….57 Gambar 5.9 Plywood dan Balok LVL……………………………………….….58 Gambar 5.10 Metode pemasangan bekisting kolom ….………………………..60 Gambar 5.11 Bekisting kolom ………………………..………………………..61 Gambar 5.12 Pengecekan Bekisting Kolom ………………………………..…..61 Gambar 5.13 Pengecoran Kolom .........................................................................63 Gambar 5.14 Detail Kolom K1….……………………………..………………..64 Gambar 5.15 Perhitungan Volume dan Bekisting Kolom Type K1….…..……..65 Gambar 5.16 Diagram Alir Pekerjaan Balok dan Plat Lantai ……………..……68 Gambar 5.18 Kontrol Kemiringan Pelat Lantai…………………………………69 Gambar 5.19 Pemasangan Jack Base………………………..…………..………70 Gambar 5.20 Pemasangan Cross Brace ………………………..………..………70 Gambar 5.21 Pemasangan U-Head …………………...………..………..………71 Gambar 5.22 Pemasangan Balok suri-suri …………………...………..…...……71 Gambar 5.23 Pemasangan Bottom Form ………………….....………..…...……72 Gambar 5.24 Pemasangan Side Form ………………….….....………..…...……73 Gambar 5.25 Pemasangan Stronger Beam ………………….….....…...…...……73 Gambar 5.26 Pemasangan Plywood ………………….….....…...……….....……74 “PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
x
LAPORAN KERJA PRAKTEK Gambar 5.27 Potongan Melintang Bekisting Balok dan Plat ……………....……74 Gambar 5.28 Penjangkaran Tulangan Balok pada Tulangan Kolom.....................75 Gambar 5.29 Pemasangan Tulangan Sengkang.....................................................75 Gambar 5.30 Susunan Scaffolding untuk Plat Lantai………………………....…76 Gambar 5.31 Cakar Ayam dan Beton Decking......................................................77 Gambar 5.32 Pembersihan Akhir sebelum Pengecoran Plat Lantai……………..78 Gambar 5.33 Callbond di Permukaan Beton Lama…………………………..….79 Gambar 5.34 Pengecoran Plat Lantai Konvensional.............................................79 Gambar 5.35 Levelling dengan Waterpass…………………………………...….80 Gambar 5.36 Diagram Alir Pekerjaan Balok dan Plat Lantai Sistem Half Slab………………...……………………………...….81 Gambar 5.37 Begel pada Balok………….…………………………………...….82 Gambar 5.38 Pemasangan Half Slab………….………………………………….82 Gambar 5.39 Wire Mesh di atas Half Slab………….………...………………….83 Gambar 5.40 Pengecoran plat lantai Half Slab………….………...….………….84 Gambar 5.37 Timesheet Concrete Pump untuk cor plat lantai……………….….85 Gambar 6.1 Genangan air hujan di STP…………………………………..……..87 Gambar 6.2 Pekerja yang tidak memakai helm dan sepatu………...……………88 Gambar 6.3 Longsoran di STP……………………………………………..……89 Gambar 6.4 Semen sisa di lapangan……………………………………………..89 Gambar 6.5 Hasil Penulangan Kolom……………………………………...……90 Gambar 7.1 Pengaturan stek kolom…………………..………………….....……94 Gambar 7.2 Denah Balok……………………………..………………….....……95 Gambar 7.3 Detail Penulangan Balok…………………………...……….....……95 Gambar 7.4 Denah Balok dan Slab……………………………...……….....……95 Gambar 7.5 Potongan Balok dan Slab………………...………...……….....……97 Gambar 7.6 Detail Penulangan Plat lantai Konvensional…………………..……97 Gambar 7.7 Plat lantai Sistem Half Slab………………………..…………..……98 Gambar 7.8 Hasil pengecoran dengan begisting peri…………..…………..……99
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
xi
LAPORAN KERJA PRAKTEK
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Risalah Rapat........................................................................................14 Tabel 3.1 Tipe dan Ukuran Kolom……………………………………………...21 Tabel 3.2 Tipe dan Ukuran Balok ........................................................................22 Tabel 3.3 Tipe dan Tebal Slab .............................................................................23 Tabel 6.1 Tipe dan Ukuran Kolom……………………………………………...89 Tabel 6.2 Tipe dan Ukuran Balok ........................................................................90 Tabel 6.3 Tipe dan Tebal Slab .............................................................................92
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
xii
LAPORAN KERJA PRAKTEK
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Magelang merupakan sebuah wilayah di Provinsi Jawa Tengah yang sedang berkembang dengan berbagai pembangunan di segala bidang untuk mewujudkan warga masyarakat Kabupaten Magelang yang lebih maju. Kemajuan itu tentunya tidak bisa terlepas dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tentu saja diikuti dengan meningkatnya pusat perbelanjaan yang menyediakan berbagai kebutuhan, untuk menunjang fungsi tersebut maka di kawasan Magelang bermunculan berbagai macam gedung dengan memanfaatkan penggunaan lahan untuk kawasan niaga. Proyek Pembangunan Armada Town Square merupakan salah satu langkah yang diambil untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pusat perbelanjaan yang cukup besar dan lengkap (mall), serta penginapan sementara (hotel) bagi warga dari luar Magelang. Armada Town Square yang dibangun oleh PT. Armada Hada Graha, terletak di Jalan Mayjend Bambang Sugeng No.1 Magelang. Pemilihan lokasi ini sangat strategis, karena terletak di perbatasan Kabupaten Magelang dan Kota Magelang sehingga baik penduduk Kabupaten maupun Kota Magelang tidak merasa terlalu jauh untuk mengunjungi lokasi tersebut, selain itu jalan di depan Armada Town Square juga merupakan akses utama Magelang-Jogja dari arah Kota Magelang, sehingga orang yang dari arah Kota Magelang atau Semarang yang akan ke Jogja pasti akan cenderung melewati jalan itu. Oleh karena itu, Armada Town Square diharapkan menjadi pusat perbelanjaan dan hotel terbesar di Kabupaten maupun Kota Magelang.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
1
LAPORAN KERJA PRAKTEK
1.2
Maksud dan Tujuan 1.2.1
Maksud Pendirian Proyek
Proyek pembangunan Armada Town Square mempunyai maksud antara lain: 1) Mendirikan tempat belanja, ruang pertemuan, serta hotel yang strategis di Magelang, 2) Menciptakan lapangan kerja baru, 3) Menghadirkan tempat belanja serta hiburan yang modern. 1.2.2
Tujuan Pendirian Proyek
Proyek pembangunan Armada Town Square mempunyai tujuan antara lain: 1) Memenuhi kebutuhan tempat perbelanjaan yang aman, nyaman dan modern di tengah kota, 2) Membuka lapangan pekerjaan baik selama proyek berlangsung maupun setelah proyek berakhir, 3) Meningkatkan efektifitas waktu dan tenaga masyarakat perkotaan dengan menyajikan tempat perbelanjaan (mall), hotel, ruang pertemuan (meeting room) yang terdapat dalam satu wilayah dengan letak yang sangat strategis.
1.3
Lokasi proyek Proyek Pembangunan Armada Town Square terletak di Jl. Mayjend
Bambang Sugeng No.1 Magelang. Secara geografis Armada Town Square mempunyai batas-batas sebagai berikut: 1) Sebelah Utara
: Jalan Sukarno-Hatta
2) Sebelah Timur : Pabrik karoseri PT. Mekar Armada Jaya 3) Sebelah Selatan : Pemukiman Penduduk Cikalan Kelurahan Banyurojo 4) Sebelah Barat : Jalan Mayjend Bambang Sugeng
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
2
LAPORAN KERJA PRAKTEK
JALAN SUKARNO HATTA
KOMPLEK KANTOR
LOKASI
DPRD KOTA MAGELANG
PROYEK
JALAN MAYJEND BAMBANG SUGENG
Gambar 1.1 Peta lokasi Armada Town Square
1.4 Data Proyek 1.4.1 Data Umum 1) Nama Proyek
: Armada Town Square
2) Lokasi Proyek
: Jl. Mayjend Bambang Sugeng No. 1 Magelang
3) Fungsi Bangunan
: Pusat perbelanjaan, hotel, dan convention centre
4) Pemilik Proyek
: PT. Mekar Armada Jaya
5) Konsultan Arsitekur : PT. Wastumatra. KI 6) Konsultan Interior
: PT. Wastumatra. KI
7) Konsultan Struktur
: PT. Indo Swissatama
8) Konsultan M&E
: PT. Sigmatech Tatakarsa
9) Jenis Kontrak
: Lump sum
10) Waktu Pelaksanaan
: 12 Mei 2010 – 24 Nopember 2011
11) Masa Pelaksanaan
: 561 Hari Kalender
12) Kontraktor Pelaksana : PT. Armada Hada Graha
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
3
LAPORAN KERJA PRAKTEK Sub Kontraktor a) Pek. Pondasi
: PT. Pakubumi Semesta
b) Pek. M&E
: PT. Tritunggal
c) Pek. Bekisting
: PT. Beton Konstruksi Wijaksana (BKW)
1.4.2 Data Teknis 1) Luas Tanah
: ± 31621 m2
2) Jumlah Lantai
: 3 Lantai
1.5 Ruang Lingkup Kerja Praktek Ruang lingkup pekerjaan lapangan yang dibahas pada laporan ini tidak mencakup seluruh pekerjaan proyek. Pekerjaan-pekerjaan yang diamati selama masa kerja praktek dari tanggal 14 Maret 2011 sampai dengan 20 Mei 2011 adalah sebagai berikut. a) Pekerjaan Struktur 1) Pekerjaan lantai lower ground 2) Pekerjaan lantai ground 3) Pekerjaan lantai upper ground b) Pekerjaan Arsitek 1) Pekerjaan dinding batu bata. 2) Pekerjaan partisi dan kusen alumunium. c) Pekerjaan M&E 1) Pekerjaan instalasi pipa untuk sprinkle, air kotor, dan air bersih pada ground water tank 2) Pekerjaan air holding unit, sebagai pengatur suhu dan kelembaban di dalam ruangan.
1.6 Metode Pengumpulan Data Dalam penyusunan laporan data-data diperoleh dari berbagai sumber yaitu: 1. Observasi, yaitu pengamatan yang dilakukan secara langsung di lapangan,
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
4
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dengan pembimbing di lapangan dari pihak kontraktor dan para pelaksana di lapangan (dengan pihak terkait), 3. Gambar kerja dan data-data lain yang diperoleh dari kontraktor; 4. Literatur, 5. Dokumentasi berupa foto. PERIJINAN PENGAMATAN
WAWANCARA
STUDI
DATA PROYEK
DISKUSI DENGAN PEMBIMBING KP PELAPORAN DAN ASISTENSI DOSEN
Gambar 1.2 Diagram alir metodologi kerja praktek
1.7 Sistematika Penulisan Laporan Laporan Kerja Praktek proyek pembangunan Armada Town Square ini disusun dalam 7 (tujuh) bab, yaitu: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, maksud dan tujuan, lokasi proyek, data proyek, ruang lingkup proyek dan ruang lingkup kerja praktek serta sistematika penulisan laporan. BAB II MANAJEMEN PROYEK Bab ini berisi uraian umum manajemen proyek dan unsur-unsur yang terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek serta pola hubungan kerja dalam proyek. BAB III PERENCANAAN PROYEK Berisi tentang tinjauan umum, perencanan infrastruktur, perencanaan arsitektur, perencanaan struktur, perencanaan mekanikal elektrikal, perencanaan landscape. “PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
5
LAPORAN KERJA PRAKTEK BAB IV ALAT DAN BAHAN Bab ini membahas tentang bahan bangunan dan peralatan kerja yang digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan proyek. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK Bab ini membahas tentang pekerjaan yang diamati selama masa kerja praktek yang mencakup metode pelaksanaan yang digunakan dalam proyek. BAB VI PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA Bab ini membahas tentang permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan proyek yang terjadi selama pelaksanaan kerja praktek. BAB VII KESIMPULAN Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran sebagai bagian akhir dari laporan kerja praktek ini.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
6
LAPORAN KERJA PRAKTEK
BAB II MANAJEMEN PROYEK 2.1 Uraian Umum Manajemen
proyek
merupakan
penerapan
fungsi-fungsi
manajemen
(perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian) secara sistematis pada suatu proyek dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien, agar tercapai tujuan proyek secara optimal. (Penerbitan Universitas Tarumanegara, 1998: 20) Proyek dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Usaha tersebut dibatasi oleh tiga variabel proyek, yaitu waktu (Time), mutu (Quality) dan harga (Cost). Kegiatan-kegiatan ini menghasilkan suatu output, baik software (design), maupun hardware (pelaksanaan fisik). Unsur-unsur yang dikelola dalam sebuah proyek, yaitu : -
money (uang dan material)
-
man (tenaga kerja, tenaga ahli)
-
machine (alat-alat untuk mempermudah pelaksanaan proyek)
-
methode (mekanisme dan prinsip kerja yang diterapkan dalam menjalankan suatu proyek). (Tim Penulis Dosen Perguruan Tinggi Swasta – Jakarta, 1998, Manajemen Konstruksi, Universitas Tarumanegara, Jakarta.) Sebuah proyek diawali oleh adanya gagasan atau ide dari pihak pengguna jasa
(owner) yang kemudian dituangkan ke dalam pekerjaan perencanaan dan direalisasikan menjadi suatu wujud fisik tiga dimensional. Dalam hal ini yang akan dibahas secara mendalam adalah proyek dalam kelompok industri konstruksi.)
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
7
LAPORAN KERJA PRAKTEK
2.2 Unsur-Unsur Organisasi Proyek Unsur-unsur yang terlibat langsung di dalam proyek ini, pada dasarnya kita bagi menjadi: Pemilik Proyek (owner) Konsultan Perencana (designer) Kontraktor Pelaksana
Project Director Ir. Benny
Project Manager
Ir. Bambang Suprianto
Site Manager Ir. Haryanto
Drafter Proyek
Febriyatmo Prakoso, ST
1. 2.
Surveyor
Bambang Udiyono Rochim
Logistik
Supriyanto
1. 2. 3. 4.
Pelaksana
Susanto Jumarno Noviyanto Kushendratmo
Gambar 2.1 Struktur organisasi kontraktor pelaksana
2.3 Hubungan Kerja Keempat unsur proyek ini mempunyai hubungan kerja satu sama lainnya di dalam menjalankan peranannya masing-masing. Hubungan kerja yang ada dapat bersifat ikatan kontrak, hubungan koordinasi ataupun perintah. Hubungan antara pihak- pihak terkait dapat dilihat pada skema hubungan kerja pihak-pihak yang terkait dalam proyek.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
8
LAPORAN KERJA PRAKTEK
OWNER PT. Mekar Armada Jaya
KONSULTAN STRUKTUR PT. Indo Swissatama
KONSULTAN M&E PT. Sigmatech Tatakarsa
KONSULTAN ARSITEKTUR PT. Wastumatra KI
KONTRAKTOR UTAMA PT. Armada Hada Graha
SUB KONTRAKTOR
Keterangan : : Hubungan Komando/ Perintah : Hubungan Koordinasi : Hubungan Tanggung jawab Gambar 2.2 Struktur organisasi proyek Armada Town Square Dari skema bagan di atas dapat dijelaskan hubungan kerja diantara keenam unsur proyek tersebut sebagai berikut : 2.3.1
Pemilik Proyek dan Konsultan Perencana Diantara keduanya terdapat ikatan kontrak, dimana konsultan perencana
memberikan jasa perencanaan proyek yang meliputi masalah-masalah teknis maupun administrasi kepada pemilik proyek, dan sebaliknya pemilik proyek berkewajiban memberikan imbalan berupa biaya perencanaan kepada konsultan perencana. Pemilik proyek mempunyai hak memberi perintah kepada konsultan perencana.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
9
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2.3.2
Pemilik Proyek dan Kontraktor Pelaksana Kontraktor pelaksana berkewajiban melaksanakan pekerjaan proyek
dengan baik dan memuaskan pemilik proyek pada waktu penyerahan pekerjaan. Sebaliknya pemilik proyek berkewajiban untuk membayar seluruh biaya pelaksanaan kepada kontraktor pelaksana agar proyek dapat berjalan dengan lancar. Hubungan kerja telah diatur dalam kontrak kerja. 2.3.3
Konsultan Perencana dan Kontraktor Pelaksana Konsultan perencana terlebih dahulu menyampaikan perencanaan
pekerjaan proyek, sedangkan kontraktor pelaksana bertugas untuk melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan perencanaan konsultan perencana. Tetapi di antara keduanya tidak terjadi hubungan perintah, tetapi terdapat hubungan koordinasi.
2.4 Sistem Pelaporan Proyek, Administrasi Proyek, Rapat Proyek 2.4.1 Sistem Laporan Laporan pekerjaan dibuat pada saat proyek sedang berjalan maupun setelah proyek berakhir yang dijadikan sebagai bahan evaluasi hasil pekerjaan dan untuk penyempurnaan proyek di masa mendatang. Pada proyek pembangunan Armada Town Square ini, sistem laporan terdiri dari laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan. a. Laporan Harian Laporan harian dibuat setiap hari secara tertulis oleh pihak pelaksana proyek
dalam
melakukan
tugasnya
dan
dalam
mempertanggungjawabkan terhadap apa yang telah dilaksanakan serta untuk mengetahui hasil kemajuan pekerjaannya apakah sesuai dengan rencana atau tidak. Laporan ini dibuat untuk memberikan informasi bagi pengendali proyek dan pemberi tugas melalui direksi tentang perkembangan proyek. Laporan harian berisikan data-data antara lain : 1.
Waktu dan jam kerja
2.
Pekerjaan yang telah dilaksanakan maupun yang belum
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
10
LAPORAN KERJA PRAKTEK 3.
Keadaan cuaca
4.
Bahan-bahan yang masuk ke lapangan
5.
Peralatan yang tersedia di lapangan
6.
Jumlah tenaga kerja di lapangan
7.
Hal-hal yang terjadi di lapangan
Dengan adanya laporan harian ini, maka segala kegiatan proyek yang dilakukan tiap hari dapat dipantau. b. Laporan Mingguan Laporan mingguan ini dibuat berdasarkan laporan harian yang telah dibuat sebelumnya. Laporan mingguan berisi tentang uraian pekerjaan hari-hari sebelumnya serta kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan selama satu minggu. Laporan ini dibuat oleh site manager. Sama halnya seperti laporan harian, pembuatan laporan mingguan juga dimaksudkan untuk mengetahui keadaan proyek, hanya saja dalam laporan mingguan ini mencakup waktu setiap minggu dan permasalahan yang lebih kompleks. Prosentase kemajuan dan atau keterlambatan proyek juga dapat diketahui melalui laporan mingguan ini dengan cara membandingkan kurva S. Adapun gambaran mengenai laporan mingguan seperti hal-hal berikut : 1)
Kemajuan pelaksanaan pekerjaan sampai dengan minggu yang berlalu, jenis peralatan beserta jumlahnya, jumlah tenaga kerja, dan material yang digunakan beserta volumenya.
2)
Besar biaya proyek yang dikeluarkan selama satu minggu dan perencanaan biaya yang akan dikeluarkan minggu berikutnya.
3)
Jumlah pemakaian dan pemasukan bahan.
4)
Catatan permasalahan yang ada selama satu minggu pelaksanaan.
5)
Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga kerja, bahan dan peralatan serta cara menanganinya.
6)
Catatan tentang ada tidaknya pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang dalam pelaksanaan proyek selama satu minggu.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
11
LAPORAN KERJA PRAKTEK 7)
Instruksi, informasi, serta keputusan yang diperlukan kontraktor untuk minggu berikutnya dari pihak pemberi tugas.
c. Laporan Bulanan Laporan bulanan yang dibuat oleh kontraktor yaitu oleh site manager dimaksudkan agar penggunaan dana dan prestasi kerja selama satu bulan dapat dikontrol oleh pemilik proyek sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati dalam tender proyek. Kemajuan proyek selama satu bulan juga dapat diketahui melalui laporan bulanan ini. Laporan bulanan ini merupakan akumulasi dari laporan mingguan, yang dilengkapi dengan foto dokumentasi sebagai tolok ukur realisasi kemajuan pelaksanaan proyek, dan evaluasi kemajuan pekerjaan terhadap rencana awal. Dalam laporan bulanan yang berisi seluruh kegiatan proyek, baik pelaksanaan maupun kegiatan-kegiatan penunjangnya terdapat dalam hal-hal sebagai berikut : 1)
Data umum proyek,
2)
Master schedule,
3)
Monthly progress report,
4)
Permasalahan yang terjadi beserta pemecahannya,
5)
Kondisi cuaca di proyek selama satu bulan lengkap,
6)
Foto dokumentasi kemajuan proyek.
2.4.2 Administrasi Proyek Administrasi Proyek berisi tentang laporan keuangan yang dibuat oleh bagian administrasi proyek, dan yang dituangkan dalam laporan ini adalah sebagai berikut. 1)
Daftar pembayaran biaya tidak langsung yang dibuat setiap hari dan berisi tentang pengeluaran uang yang dipergunakan setiap hari.
2)
Bukti kas yang telah dibuat setiap minggu antara lain berisi tentang keadaan keuangan proyek per-minggu.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
12
LAPORAN KERJA PRAKTEK Laporan keuangan ini dibuat satu minggu sekali dan dikirim kepada Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan Kantor Pusat serta pemilik proyek. Administrasi keuangan bertanggung jawab dalam kegiatan pelaksanaan di proyek bidang administrasi keuangan dan dokumentasi pembayaran, serta menyiapkan laporan-laporan keuangan dan SDM proyek. Bertanggung jawab terhadap Site Manager, dengan uraian tugas yang lebih spesifik yaitu : 1)
Pencatatan keluar masuknya uang/ kas
2)
Mengurus perlengkapan dan kelancaran tagihan proyek
3)
Membuat dan menyajikan cashflow kepada Kepala Proyek
4)
Membuat laporan berkala di bidang keuangan
5)
Menyusun Anggaran Pembelanjaan Mingguan proyek.
2.4.3 Rapat Organisasi Rapat Organisasi adalah merupakan pertemuan yang diadakan dan dihadiri oleh Pemilik Proyek, Konsultan Perencana, Kontraktor Utama dan Sub-kontraktor untuk mengadakan koordinasi lebih lanjut pada penanganan proyek. Dalam rapat ini sebagai media untuk membahas masalah-masalah yang terjadi dan rencana penyelesaiannya. Pada kondisi tertentu rapat organisasi ini dapat diadakan di luar waktu biasanya, bila salah satu pihak memerlukannya. Masalah-masalah yang dibahas dalam rapat ini antara lain: 1)
Kesulitan yang dihadapai oleh pihak kontraktor dalam pelaksanaan di lapangan.
2)
Alternatif-alternatif dari pelaksanaan proyek dan masalah-masalah lain yang berhubungan dengan pelakasanaan proyek secara teknis dalam detail yang lebih terperinci dan jelas.
3)
Prestasi fisik yang telah dicapai berdasarkan laporan yang telah dibuat.
4)
Permasalahan atau macam-macam kesulitan yang menjadi faktor penghambat dan alternatif-alteranatif penanggulangannya.
Berikut ini ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan rapat organisasi yang biasa disebut dengan rapat lapangan (site meeting) adalah sebagai berikut: “PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
13
LAPORAN KERJA PRAKTEK -
Minimal setiap minggu di tempat pekerjaan diadakan rapat yang dipimpin oleh Pemilik Proyek dengan pokok pembicaraan untuk persiapan rapat organisasi.
-
Laporan kemajuan pekerjaan (progress report) dan hal-hal lain yang tercantum dalam laporan mingguan.
-
Permasalahan administrasi.
-
Permasalahan teknis (penjelasan gambar dan instruksi perencana dan pemilik proyek).
-
Koordinasi pekerjaan.
-
Dari setiap site meeting ini Pemilik Proyek akan menyusun notulen yang akan ditandatangani oleh pihak-pihak yang hadir.
-
Notulen tersebut merupakan salah satu bahan pembahasan dalam rapat koordinasi minggu yang akan datang.
-
Rapat berkala ini bertujuan meninjau pelaksanaan proyek yang sedang berlangsung, mengetahui prestasi pekerjaan, permasalahan dan cara pemecahannya.
Tabel-2.1: Risalah Rapat (Notulen)
RISALAH RAPAT Coordination Meeting Tanggal Waktu Tempat
: Rabu, 27 April 2011 : 14.00 - selesai : R. Meeting PT.AHG Halaman dari :
NO 1 2 3 4 5 6 7 8
MASALAH Order beton plat lantai ground floor lahan belum siap tapi ready mix sudah datang. Perbaiki koordinasi. Pelaksanaan Pek. Cor Raft Foundation podium pada hari jum’at 29 April 2011 mulai jam 20.00 WIB. Lokasi pengecekan suhu dan slump di depan pintu 1. 3 Volume Raft Found. Podium : 1.241 m Perubahan methode pelaksanaan cor Ratf Found. Podium dengan 2 unit CP Truck dan 1 stand by + 1 unit CP. Rencana As-14 digunakan untuk akses jalan pekerja Methode akses jalan mobilisasi Lt. GF masih dalam proses Perhitungan Tenaga ME akan ditambah 4 Orang, total 6 Orang.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
TARGET
TINDAKAN AHG
AHG AHG AHG
Info
AHG AHG
1 Mei
Tritunggal
14
LAPORAN KERJA PRAKTEK 9 10 11 12 13 14 15
Tenaga besi tersedia total 28 Orang, yang dibutuhkan 55 Orang Dengan keadaan tenaga tsb maka progress terlambat. Total keterlambatan 29 hari dari master schedule. Koordinasi dan komunikasi antara lapangan dan engineering harap diperbaiki sehingga progress dapat tercapai. Shop drawing status 2 bisa dilaksanakan di lapangan. Tenaga pelaksana ditambah 1 orang. Seragam pekerja diperhatikan. Tenaga K3 dan safety staff akan ditambah.
9 Mei
AHG
Info Info Info 1 Mei 1 Mei
AHG AHG AHG AHG
Sumber: PT. Armada Hada Graha, 2011
Dalam proyek ini rapat yang diadakan adalah Rapat Koordinasi, meliputi : a. Rapat Koordinasi Mingguan Rapat koordinasi mingguan diadakan dengan dihadiri oleh owner, konsultan perencana, dan kontraktor utama. Dalam rapat ini dibahas hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan serta masalah-masalah teknis yang timbul di lokasi proyek dan perkembangan proyek selama satu minggu berjalan serta koordinasi masing-masing unsur proyek yang terlibat langsung. Rapat biasanya diadakan pada hari Jum’at jam 09.00 sampai selesai. b. Rapat Koordinasi Bulanan Rapat koordinasi bulanan pada dasarnya sama dengan rapat koordinasi mingguan hanya saja dalam rapat ini dibahas dan ditinjau kembali pelaksanaan, masalah yang timbul dan perkembangan proyek setiap bulannya.
2.5 Rencana Kerja Rencana kerja merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kontraktor di dalam melaksanakan pekerjaan. Dengan adanya rencana kerja akan diperoleh gambaran secara jelas dan terperinci tentang lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan beserta waktu yang disediakan untuk masing-masing tahapan pekerjaan. Bentuk rencana kerja yang ada dalam proyek ini meliputi: 2.5.1 Time Schedule Time Schedule adalah suatu bentuk rencana kerja yang berupa tabel, berisi jenis-jenis pekerjaan disertai waktu dimulainya sampai dengan “PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
15
LAPORAN KERJA PRAKTEK berakhirnya setiap jenis pekerjaan tersebut. Namun demikian, pada umumnya time schedule tidak memperhatikan masalah biaya dan kurang jelas menunjukkan ketergantungan antara jenis pekerjaan yang satu dengan lainnya. 2.5.2 Kurva S Kurva S merupakan grafik yang menyatakan hubungan antara bobot kumulatif kemajuan pekerjaan dalam persen dengan waktu pelaksanaan pekerjaan dalam satuan waktu. Dengan adanya kurva S, dapat diikuti perkembangan kemajuan pekerjaan setiap saat sehingga dapat diketahui dengan cepat apabila proyek mengalami keterlambatan/ kemunduran. Kurva S juga dapat dipakai untuk menilai prestasi kerja kontraktor sampai dengan waktu yang ditinjau. Dalam kenyataannya di lapangan, meskipun setiap tahapan kegiatan dalam proyek sudah direncanakan dengan baik, masih sering dijumpai timbulnya permasalahan yang dapat menghambat berlangsungnya pekerjaan proyek yang pada akhirnya akan mengakibatkan keterlambatan dalam penyelesaian proyek itu sendiri. Permasalahan yang timbul dapat berupa masalah teknis maupun non teknis yang sulit diputuskan. 2.5.3 Shop Drawing Rencana gambar kerja yang telah dibuat terkadang masih perlu dijelaskan dengan gambar-gambar dan detail-detail agar memudahkan pelaksanaannya dan menghindari kesalahan serta memperlancar jalannya pekerjaan. Selain untuk memperjelas gambar kerja terkadang juga dalam pelaksanaan apabila terjadi perubahan-perubahan dari rencana semula, maka perlu perubahan gambar kerja yang lebih lengkap yang disetujui oleh perencana dan pengawas.
2.6 Tenaga Kerja, Waktu Kerja, dan Upah Kerja Pada umumnya pengaturan tenaga kerja pada semua kontraktor hampir sama dari segi waktu kerja. Hanya saja mengenai sistem pengupahan masing-masing mempunyai peraturan tersendiri. Tetapi pada prinsipnya pengaturan tenaga kerja ini sesuai dengan Undang-Undang Perburuhan yang di dalamnya terdapat peraturan mengenai jam kerja, jam lembur, upah minimum dan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah ketenagakerjaan.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
16
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2.6.1
Tenaga Kerja Tenaga kerja pada proyek ini dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1) Tenaga Tetap Tenaga kerja tetap adalah karyawan yang sudah diangkat, dan mendapat gaji tetap langsung dari kantor pusat. 2) Tenaga Harian Tenaga kerja harian adalah tenaga kerja yang dipekerjakan berdasarkan kebutuhan pada suatu jenis pekerjaan tertentu. Jumlah tenaga kerja harian tergantung pada volume pekerjaan yang ada. 3) Tenaga Borongan Tenaga kerja borongan adalah mandor beserta anak buahnya yang mendapatkan upahnya berdasarkan prestasi pekerjaan yang dilakukan. Mandor berkewajiban mengatur anak buahnya yang disesuaikan kebutuhannya dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan. 2.6.2 Waktu Kerja Waktu kerja pada hari Senin - Minggu
mulai pukul 08.00 – 16.00
sebagai sift I dan mulai pukul 17.00 – 23.00 sebagai sift II dengan waktu istirahat pukul 12.00 – 13.00 dan pukul 18.00 – 19.00. Waktu libur dalam proyek ini hanya pada Lebaran yaitu dari tanggal 10 September 2010 – 19 September 2010, Natal 24 Desember 2010 – 26 Desember 2010, dan beberapa hari ketika terjadi erupsi besar gunung Merapi. 2.6.3 Upah Kerja Pelaksanaan pembayaran upah pada karyawan yang bekerja pada proyek ini adalah sebagai berikut : a. Upah karyawan tetap dibayarkan setiap akhir bulan. b. Upah mandor dibayarkan setiap hari Sabtu melalui bagian administrasi proyek. c. Upah tenaga kerja dibayarkan setiap minggunya melalui mandor, tepatnya hari Sabtu setelah mandor mendapat dari bagian administrasi proyek.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
17
LAPORAN KERJA PRAKTEK
BAB III PERENCANAAN PROYEK 3.1 Tinjauan Umum Perencanaan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting sebelum dilaksanakannya suatu proyek. Tahapan awal ini dilakukan supaya tindakan yang diambil dalam pelaksanaan suatu proyek tidak merugikan, oleh karena itu perencanaan harus dibuat sematang mungkin dan dalam pelaksanaan harus diserahkan pada orang atau badan usaha yang benar-benar ahli dan berpengalaman dalam bidangnya serta mempunyai reputasi yang baik. Tahap perencanaan merupakan tahap yang penting dalam proses pelaksanaan suatu proyek karena perencanaan berkaitan dengan tahap sebelumnya yaitu survey (pengamatan dan penyelidikan, selain itu tahap perencanaan mempunyai kaitan ke depan, yaitu pada construction (pelaksanaan), operation (pengoperasian atau pemakaian), maintenance (pemeliharaan). Kegiatan ini sangat penting sebelum dimulainya sebuah proyek. Perencanaan suatu proyek harus dibuat secermat dan seteliti mungkin, karena bila terjadi kesalahan perencanaan ataupun urutan proses yang tidak benar dapat menyebabkan terjadinya kerugian. Perencanaan yang matang sebelum dimulainya suatu pekerjaan proyek tidak hanya menghemat biaya tetapi juga dapat menghemat waktu dan tenaga. Pelaksanaan di lapangan seringkali berbeda dengan perencanaan, sehingga pengalaman kerja pelaksana di lapangan sangat dibutuhkan sebagai unsur penunjang dalam menghadapi berbagai masalah yang ada di lapangan. Perencanaan dan persiapan yang matang sebelum pelaksanaan proyek merupakan tindakan
yang
seharusnya
dilakukan
pemilik
proyek
untuk
mengatasi
permasalahan yang terjadi di lapangan. Perencanaan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a) Konstruksi harus kuat dan aman b) Mutu pekerjaan terjaga dengan baik c) Pekerjaan selesai sesuai dengan waktu yang direncanakan d) Biaya pelaksanaan seefisien dan seekonomis mungkin. “PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
18
LAPORAN KERJA PRAKTEK Perancangan proyek yang baik haruslah didukung komitmen bersama untuk dapat melaksanakannya secara konsekuen. Untuk itulah perlu adanya rapatrapat koordinasi sehingga menghasilkan kesepakatan mengenai mutu yang ingin dicapai bersama. Perencanaan suatu proyek dilaksanakan dalam beberapa tahap. Tahap pertama yaitu melakukan survey di lapangan dan penyelidikan tanah yang dilakukan di laboratorium, sedangkan tahap perencanaan merupakan kelanjutan dari studi kelayakan tahap tersebut, dimana dalam tahap perencanaan ini merupakan kerangka landasan untuk pekerjaan-pekerjaan selanjutnya. Tahap-tahap perencanaan pembangunan suatu proyek antara lain: 1) Tahap Pra Rencana Tahapan ini terdiri dari gambar-gambar sketsa atau merupakan outline dari bangunan berikut dengan perkiraan biaya proyek. Gambar-gambar tersebut dikembangkan lebih rinci lagi untuk dapat dipakai sebagai dasar pembahasan berikutnya. 2) Tahap Perencanaan Tahap ini terdiri dari uraian lanjutan dari gambar-gambar pra rencana dan gambar-gambar dasar dengan skala yang lebih besar. Kemudian gambargambar ini dikembangkan lagi menjadi gambar-gambar detail yang dilengkapi dengan uraian kerja dan syarat-syarat serta perhitungan anggaran bangunan. 3) Pembuatan gambar-gambar detail Merupakan gambar detail yang menjelaskan secara rinci pekerjaan konstruksi, disamping sebagai dasar pelaksanaan dan juga dipakai sebagai dokumen lelang. Gambar-gambar detail ini dibuat oleh konsultan perencana. 4) Pembuatan rencana kerja dan syarat-syarat Rencana kerja dan syarat-syarat ini mencakup semua aspek antara lain material, peralatan, tenaga kerja, maupun mutu dari pekerjaan. 5) Perhitungan anggaran biaya Anggaran biaya merupakan perhitungan biaya yang dibutuhkan untuk bahan, upah, dan biaya lain dalam pelaksanaan proyek. “PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
19
LAPORAN KERJA PRAKTEK
3.2Perencanaan Struktur Atas Struktur atas atau upper structure adalah bagian dari struktur yang berfungsi menerima kombinasi pembebanan, yaitu beban mati, beban hidup, berat sendiri struktur, dan beban lainnya yang direncanakan. Selain itu struktur bangunan atas harus mampu mewujudkan perancangan arsitektur sekaligus dapat menjamin dari segi keamanan dan kenyamanan. Oleh karena itu bahan-bahan yang digunakan dalam bangunan ini mempunyai kriteria perancangan, antara lain: 1) Kuat, 2) Tahan api, 3) Awet untuk jangka waktu pemakaian yang lama, 4) Mudah didapat dan dibentuk, 5) Ekonomis (mudah pemeliharaannya). Dari kriteria tersebut diatas maka bahan konstruksi yang digunakan adalah beton bertulang untuk proyek ini. Struktur gedung ini terbentuk atas bagianbagian utama struktur dimana bagian-bagian struktur ini mempunyai fungsi tersendiri yang berbeda-beda, namun masih mempunyai hubungan atau kaitan yang erat sekali. Bagian-bagian utama struktur antara lain adalah : 1) Kolom, 2) Balok, 3) Plat lantai. 3.2.1 Kolom Kolom merupakan struktur utama dari bangunan portal yang berfungsi untuk memikul beban vertikal, beban horisontal, maupun beban momen, baik yang berasal dari beban tetap maupun beban sementara. Dimensi kolom yang dirancang bervariasi menurut beban yang diterima. Semakin besar bebannya, maka bisa semakin besar dimensi kolom yang digunakan. Beban tersebut antara lain beban mati berupa beban berat sendiri, beban akibat balok dan plat lantai serta beban hidup. Kolom–kolom struktur pada bangunan ini dirancang bentuk persegi.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
20
LAPORAN KERJA PRAKTEK Tabel 3.1 Tipe dan Ukuran Kolom No.
Tipe Kolom
Ukuran (mm)
1
K1
700 x 700
2
K2
700 x 700
3
K3
700 x 700
4
K4
700 x 700
5
K5
700 x 700
6
K6
600 x 600
7
K7
600 x 600
8
K8
600 x 600
9
K9
800 x 800
10
K10
800 x 800
11
K11
800 x 800
12
K12
900 x 900
13
K13
900 x 900
14
K14
900 x 900
15
K15
900 x 900
16
K16
300 x 300
Konstruksi kolom pada proyek ini terbuat dari beton bertulang. Perencanaan kolom menggunakan tulangan D10, D13, D22, dan D25 mm. Beton yang digunakan untuk kolom menggunakan mutu beton K350, dengan slump rencana 10 ± 2 cm. Untuk dimensi kolom, semakin ke atas dimensinya akan diperkecil. Akan tetapi tidak berarti bahwa pada setiap perubahan lantai akan terjadi perubahan dimensi. Hal ini dapat dilihat pada pemasangan tulangan kolom untuk tiap lantai berikutnya. Maksud dari pengecilan dimensi kolom ini yaitu untuk mengurangi beban sendiri dari struktur, yang dimana pengurangan dari dimensi kolom tidak akan mempengaruhi kekuatan dan kekokohan struktur.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
21
LAPORAN KERJA PRAKTEK 3.2.2 Balok Induk (beam) Balok adalah bagian dari konstruksi yang berfungsi memikul beban lantai dan beban lain yang bekerja di atasnya dan kemudian menyalurkan beban tersebut ke kolom-kolom. Balok juga berfungsi membagi-bagi plat menjadi segmensegmen dan sebagai pengikat kolom yang satu dengan yang lainnya sehingga diperoleh struktur yang kaku dan kokoh. Tabel 3.2 Tipe dan Ukuran Balok No.
Tipe Balok
Ukuran (mm)
1
B.1
350 x 700
2
B.2
350 x 700
3
B.3
300 x 600
4
B.4
450 x 900
5
B.5
400 x 800
6
B.6
300 x 700
7
B.7
200 x 400
8
CB.1
350 x 900 ~ 400
9
CB.2
350 x 700 ~ 400
Konstruksi balok induk ini terbuat dari beton bertulang dengan menggunakan tulangan D10, D13, D19, D22, dan D25 mm. Beton yang digunakan untuk balok induk menggunakan mutu beton K350, dengan nilai slump rencana 10 ± 2 cm. Dimensi balok dan jumlah tulangannya menyesuaikan dari kondisi pembebanan dan perhitungan perencanaan. 3.2.3 Balok Anak Balok anak berfungsi untuk mengurangi lendutan pada plat dan meneruskan beban dari plat ke balok induk. Balok anak digunakan untuk mereduksi luas penampang plat yang terikat pada balok. Perbedaan antara balok anak dengan balok induk terletak pada tumpuan. Kalau balok induk menumpu pada kolom, sedangkan balok anak menumpu pada balok induk.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
22
LAPORAN KERJA PRAKTEK Dimensi balok anak pada bangunan ini sangat bervariasi tergantung besar kecilnya beban dan luas plat yang dipikul oleh balok induk dan disesuaikan dengan perencanaan arsitekturnya. Konstruksi balok anak ini terbuat dari beton bertulang dengan tulangan D10, D13, D19, D22, D25 mm. Beton yang digunakan untuk balok anak menggunakan mutu beton K350, dengan nilai slump rencana 10 ± 2 cm. 3.2.4 Plat Lantai Konvensional Plat lantai atau slab merupakan suatu konstruksi yang menumpang pada balok. Plat lantai konvensional direncanakan mampu menahan beban mati dan beban hidup pada waktu pelaksanaan konstruksi maupun pada waktu gedung dioperasikan. Pada proyek ini plat lantai sistem konvensional dibuat monolit dengan balok sehingga diasumsikan terjepit pada keempat sisinya. Dapat disimpulkan fungsi dari plat lantai tersebut sebagai berikut : 1)
Memisahkan ruangan bangunan secara horisontal
2)
Menahan beban yang bekerja padanya
3)
Sebagai diafragma untuk kestabilan konstruksi
4)
Menyalurkan beban ke balok di bawahnya. Tabel 3.3 Tipe dan tebal slab No.
Tipe Slab
Tebal (mm)
1
S1
120
2
S2
120
3
S3
250
4
S4
120
Perencanaan plat lantai pada proyek Armada Town Square menggunakan tulangan D10 dan D13 mm. Beton yang digunakan untuk plat lantai sistem ini menggunakan mutu beton K350, dengan nilai slump rencana 10 ± 2 cm.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
23
LAPORAN KERJA PRAKTEK 3.2.5 Plat Lantai Sistem Half Slab Plat lantai dalam proyek Armada Town Square ada dua macam, yaitu dengan plat konvensional dan satu lagi adalah plat lantai dengan sistem Half Slab. Disebut Half Slab karena setengah tebalnya menggunakan plat lantai beton pra cetak yang bergelombang. Half Slab yang digunakan dalam proyek Armada Town Square dipesan dari PT. Beton Elemenindo Perkasa. Berikut spesifikasi teknisnya: Lebar
: 1200 mm
Tebal plat
: 80 mm
Panjang plat
: sesuai pesanan, maksimal 4 m
Permukaan atas
: siap dicor
Permukaan bawah
: kualitas ekspose
Mutu beton
: K450
Tulangan
: PC-Wire Ø 6 mm.
Beton yang digunakan untuk menutup bagian atas Half Slab menggunakan mutu beton K300 dengan nilai slump rencana 10 ± 2 cm. Tebal keseluruhan plat adalah 12 cm.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
24
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Gambar 3.1 Plat lantai sistem half slab
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
25
LAPORAN KERJA PRAKTEK 3.3. Analisa Struktur Pada analisa struktur ini, penulis meninjau portal lantai upper ground floor (FFL + 5800 M). Lihat Lampiran 8.1. 3.3.1. Analisa Struktur Pelat
Gambar 3.2 Sketsa Struktur Plat Lantai Ukuran Plat
: 8,000 m x 8,000 m
B : ly / lx : 8 / 8
: 1 < 3 ( plat 2 arah )
Tebal plat
: 12 cm
Beban Mati ( D ) Beban sendiri pelat
: 0,12 x 2400 = 288 kg/m2
Spesi semen
: 3 x 21
= 63 kg/m2
Berat Ubin
: 1 x 24
= 24 kg/m2
Plafon + penggantung :
= 18 kg/m2 = 393 kg/m2
Beban Hidup ( L )
= 250 kg/m2
q = 1,2 D + 1,6 L
= 871,6 kg/m2
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
26
LAPORAN KERJA PRAKTEK Perhitungan berdasarkan Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang: Mutu beton : K-350 Fy : 240 Mpa 1) Perhitungan Momen Mlx = 0,001.871,6.(8)2.25 = 1394,56 kgm Mly = 0,001.871,6.(8)2.25 = 1394,56 kgm Mtx = -0,001.871,6.(8)2.51 = 2844,90 kgm Mty = -0,001.871,6.(8)2.51 = 2844,90 kgm 2) Perhitungan Tulangan Lapangan Mlx = 1394,56 kgm = 13,95 kNm b= 1 m d= 120-20-1/2.10 = 95 mm = 0.095 m Mlx = 1545,70 kN/m2 bd
ρ = 0,0042 (interpolasi) ρmax =
=
0,75(0,85.f'c.β1) (600) fy (600 + fy)
0,75(0,85.35.0,85) (600) 240 (600 + 240)
= 0,056
As min =
As min = As
√f′c bd 4fy
1,4 bd fy
= ρ.b.d
=
√35 1000. 95 4. 240 1,4
= 240 1000.95
= 0,0042.1.0,095.106
As max = ρ max.b.d = 0,056.1.0,095. 106
= 585,445 mm2
= 554,17 mm2 = 399 mm2 = 5320 mm2
Diambil Aslx = 554,17 mm2 ( digunakan D10 - 200)
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
27
LAPORAN KERJA PRAKTEK 3) Perhitungan Tulangan Tumpuan Mtx = 2844,90 kgm = 28,45 kNm b= 1 m d= 120-20-1/2.10 = 95 mm = 0.095 m Mlx bd
= 3152,35 kN/m2
ρ = 0,0076 (interpolasi) ρmax =
=
0,75(0,85.f'c.β1) (600) fy (600 + fy)
0,75(0,85.35.0,85) (600) 240 (600 + 240)
= 0,056 As min =
As min = As
√f′c bd 4fy
1,4 bd fy
= ρ.b.d
=
√35 1000. 95 4. 240 1,4
= 240 1000.95
= 0,0076.1.0,095.106
= 585,445 mm2
= 554,17 mm2 = 722 mm2
As max = ρ max.b.d = 0,056.1.0,095. 106 = 5320 mm2 Diambil Aslx = 554,17 mm2 ( digunakan D10 - 200) 3.3.2
Analisa Struktur Balok
Gambar 3.3 Sketsa Struktur Balok “PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
28
LAPORAN KERJA PRAKTEK Fc’ : 35 MPa, fy : 400 MPa
Gambar 3.4 Diagram Tegangan Dianggap tulangan tekan belum leleh dan tulangan tarik telah leleh. d’ = 50 mm d = 650 mm As’ = 4 D 22 =1519,76 mm2 As = 8 D 22 = 3039,52 mm2 TS’ = As’. Es. εs’ εs’ = =
c – d' 0,003 c
c – 50 0,003 c
Ts’ = 1519,76. 200000. = 1139820
c – 50 c
c – 50 0,003 c
Ts = As.fy = 3039,52 x 400 = 1063832 N
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
29
LAPORAN KERJA PRAKTEK ∑ tekan = ∑ tarik Cc + Ts’ = Ts 0,85.fc’0,85c.b + As’fs’ = As.fy 0,85. 35. 0,85c. 400 + 1139820
c – 50 c
= 1063832
10115 c2 + 1139820 c – 56991000 = 1063832 c 10115 c2 + 75988 c – 56991000 = 0 Didapat c = 71,39 mm a = 0,85.c = 60.69 mm Ts’ = 1139820.
c – 50 c
= 401887,49 mm
Pemeriksaan Regangan εs = =
d–c 0,003 c
650 – 71.39 0,003 71.39
= 0,024 εs = =
c – d' 0,003 c 71,39 – 50
71,39
0,003
= 0,00089 εy = fy/Es = 400/200000 = 0,002 εs’ < εy, tulangan tekan belum leleh. εs > εy, tulangan tarik telah leleh. Mn = 0,85.fc’.a.b.(d-a/2) + Ts’(d - d’) = 0,85 x 35 x 60,69 x 400 (650-60,69/2) + 401887,49 (650 – 50) = 6,886 x 108Nmm = 688,6 kNm
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
30
LAPORAN KERJA PRAKTEK MR = 0,8 Mn = 0,8. 688,6 = 550,88 kNm 3.3.3 Analisa Struktur Kolom
Gambar 3.5 Penampang Kolom
fc’
= 35 Mpa
fy
= 400 Mpa
Po
= 0,85 fc’ (Ag – As) + (As.fy) = 0,85.35 ( 600 x 600 – 4559,28)+ (4559,28 x 400 ) = 10887450 N
Pn maks
= 0,8 Po = 8709960 N
d’
= 60 mm
d
= 540 mm
Cb
= 600.d/(600+fy) = 600. 540/(600+400) = 324 mm
a
= 0,85.Cb = 275,4 mm
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
31
LAPORAN KERJA PRAKTEK
No 1 2 3 4
d' 60 220 380 540
= 118,3 mm
a
= 100,325 mm
d' 60 220 380 540
Tekan Tarik Cc Ts' Ts 400 2106810 607904 192.5926 146347.26 103.7037 78802.37 400 607904 2106810 754251.26 686706.4 Pb= 2174354.9 eb= 539.74001
SAs e's es 1519.8 0.00244 759.88 0.00096 759.88 0.00052 1519.8 0.002
C
fs
Tekan
SAs e's es 1519.8 0.00147 759.88 0.00107 759.88 0.00513 1519.8 0.011
Tarik Ts
fs Cc Ts' 294.9928 767490.1 448318.26 400 303952 400 303952 400 607904 767490.1 448318.26 1215808 P= 0.0303
Mn Pn 0 10887450 1.174E+09 2174355 445241030 0 Diagram P - M 12000000 10000000 8000000
Pn ( N )
No 1 2 3 4
6000000 4000000 2000000 0 0
2E+08
4E+08
6E+08
8E+08
1E+09
1.2E+09
1.4E+09
Mn ( Nm )
Gambar 3.6 Diagram Interaksi P – M “PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
32
Mb 1139363583 46831122.96 -12608379.3 0 1173586327
Mo 591137990.3 -97264640 -48632320 0 445241030.3
LAPORAN KERJA PRAKTEK
BAB IV ALAT DAN BAHAN 4.1
Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan
manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan bahan bangunan dan alat kerja disesuaikan dengan tahapan pekerjaan yang sedang berlangsung. Penempatan material yang tepat dan efisien perlu diperhatikan untuk mempercepat dan mempermudah pekerjaan. Di samping itu, penempatan material yang baik dan tertata rapi akan mendukung efektifitas kerja dan keselamatan kerja. Penyedia (supplier) bahan bangunan sebaiknya mudah ditempuh dari lokasi proyek sehingga akan menghemat waktu dan biaya pengangkutan. Selain itu ketersediaan bahan bangunan (stocking material) harus selalu dikontrol untuk menghindari keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat terlambatnya pengadaan bahan bangunan. Penempatan material harus disesuaikan dengan sifat bahan sehingga resiko kerusakan bahan bangunan sebelum digunakan dapat dikurangi, terutama pada bahan bangunan yang peka terhadap kondisi lingkungan seperti semen dan baja tulangan. Alat kerja berperan penting dalam menunjang keberhasilan suatu proyek. Alat kerja membantu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang sulit untuk dikerjakan dengan tenaga manusia. Penggunaan alat kerja dapat mempercepat waktu pelaksanaan, mempermudah pelaksanaan dan meningkatkan efektifitas suatu pekerjaan. Oleh karena itu, perawatan dan pemeliharaan alat kerja harus diperhatikan agar kerusakan alat kerja dapat dihindari.
4.2
Bahan-Bahan Konstruksi Pemilihan bahan konstruksi harus memperhatikan kualitas sehingga akan
didapatkan hasil yang sesuai dengan standar perencanaannya. Selain itu perlu diperhatikan juga penyimpanan dan penumpukan di gudang agar tidak terjadi
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
33
LAPORAN KERJA PRAKTEK penurunan kualitas material baik disebabkan karena faktor cuaca maupun lamanya waktu penumpukan di gudang. 4.2.1 Baja Baja pada proyek Armada Town Square terdiri dari dua jenis, yaitu baja yang digunakan untuk rangka atap baja dan penulangan beton bertulang. Baja yang digunakan untuk rangka baja terdiri dari bermacam-macam profil. Penyimpanan baja tulangan diletakan di atas bantalan balok kayu yang terletak di atas tanah untuk menghindari korosi pada tulangan akibat reaksi dengan air tanah. Berdasarkan bentuknya, baja tulangan dibagi menjadi dua jenis : 1. Baja tulangan polos Permukaan baja polos, tidak bersirip. Biasa disingkat dengan BJTP. 2. Baja tulangan sirip (deform) Permukaan baja memiliki sirip melintang untuk meningkatkan daya lekat tulangan baja dengan beton. Biasa disingkat dengan BJTD. Baja tulangan yang digunakan pada proyek ini yaitu : a. Untuk baja tulangan D < 10 mm digunakan BJTP 24 dengan fy = 240 MPa. b. Untuk baja tulangan D 10 mm digunakan BJTD 40 dengan fy = 400 MPa. c. Baja yang digunakan dalam proyek ini adalah dari Krakatau Steel.
Gambar 4.1 Besi tulangan 4.2.2 Semen Semen digunakan sebagai bahan pengikat dalam pekerjaan konstruksi, antara lain digunakan untuk pasangan batu kali, lantai kerja dan plesteran. Selain “PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
34
LAPORAN KERJA PRAKTEK itu, semen jenis tertentu juga bisa dipakai untuk bahan finishing. Hal–hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan persediaan semen : 1) Sebelum diangkut ke lapangan untuk digunakan, semen harus dijaga agar tidak lembab. 2) Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan dan zak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat. 3) Tinggi tumpukan maksimum tidak lebih dari 2 m atau maksimal 10 zak. Hal ini untuk menghindari rusaknya semen yang berada pada tumpukan yang paling bawah, akibat beban yang berat dalam waktu yang cukup lama sebelum digunakan sebagai bahan bangunan. 4) Karena penimbunan semen dalam waktu yang lama juga akan mempengaruhi mutu semen, maka diperlukan adanya pengaturan penggunaan semen secara teliti. Sehingga dalam hal ini semen lama harus dipergunakan terlebih dahulu. 5) Zak-zak semen disimpan di gudang yang cukup ventilasinya. Adapun jenis semen yang digunakan dalam proyek ini antara lain : a) Semen portland Gresik jenis IP-U yang telah ber-SNI 15-0302-2004, merupakan semen untuk campuran mortar dan acian plesteran dinding batu bata. b) Semen putih ASTM C 150-00 merk Tiga Roda, merupakan semen untuk finishing.
Gambar 4.2 Semen putih dan semen portland 4.2.3 Beton Ready Mix Seluruh pekerjaan struktural dalam Proyek Pembangunan Armada Town Square ini menggunakan beton ready mix produksi dari PT. Armada Hada Graha sendiri. Adapun keuntungan penggunaan beton ready mix ini adalah:
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
35
LAPORAN KERJA PRAKTEK a) Jaminan keseragaman mutu beton. b) Efektifitas dan efisiensi kerja dalam pelaksanaan.
Gambar 4.3 Beton ready mix 4.2.4 Plywood Plywood digunakan sebagai bahan bekisting karena akan menghasilkan permukaan beton yang halus. Plywood yang digunakan adalah kayu lapis dengan permukaan yang dilapisi laminated plastic dengan ketebalan 16-22 mm. Supplier untuk material ini adalah PT. Beton Konstruksi Wijaksana (BKW) yang sekaligus merangkap sebagai subkontraktor untuk pekerjaan bekisting.
Gambar 4.4 Plywood 4.2.5 Kawat Bendrat Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat antar baja tulangan agar dapat membentuk struktur seperti yang dikehendaki. Kawat bendrat yang digunakan berdiameter 1 mm dan dalam pemakaiannya digunakan tiga lapis kawat agar lebih kuat dalam mengikat baja tulangan. Agar baja tulangan saling terikat dengan kuat maka kawat yang digunakan harus mempunyai kualitas yang baik dan tidak mudah putus.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
36
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Gambar 4.5 Kawat bendrat 4.2.6 Air Kerja Air kerja yang digunakan dalam proyek harus sesuai dengan SNI 03-28472002 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Persyaratan mengenai air kerja tercantum di halaman 15, yaitu: 1) Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahanbahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan; 2) Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang di dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan; 3) Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali ketentuan berikut terpenuhi: a) Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran beton yang menggunakan air dari sumber yang sama, b) Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan 90% dari kekuatan benda uji yang dibuat dengan adukan air yang dapat diminum. Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan serupa, terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai dengan “Metode uji tekan untuk mortar semen hidrolis (Menggunakan spesimen kubus dengan ukuran sisi 50 mm)”.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
37
LAPORAN KERJA PRAKTEK 4.2.7 Pasir Proyek Armada Town Square menggunakan pasir Merapi. Selain karena dikenal pasir dengan kualitas terbaik, lokasi dari quarry juga tidak terlalu jauh. Pasir digunakan sebagai campuran beton ready mix, campuran mortar, campuran lantai kerja, dan campuran untuk memadatkan tanah.
Gambar 4.6 Pasir 4.2.8 Batu Kali Batu kali digunakan sebagai bahan pembuatan saluran air di area belakang gedung. Pasangan batu kali ini di pasang di atas U-ditch sebagai dinding saluran pada bagian atas.
Gambar 4.7 Batu kali 4.2.9 Calbond Calbond merupakan bahan pengikat beton lama dengan beton baru. Calbond merupakan cairan perekat antara beton yang telah dicor (yang telah mengeras) dengan adukan beton yang akan dicor kemudian. Cairan perekat yang berwarna putih ini disebut juga dengan lem beton seperti terlihat pada gambar di bawah. Calbond di proyek ini banyak digunakan pada sambungan pengecoran beton.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
38
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Gambar 4.8 Cairan calbond 4.2.10 Bantak Material bantak merupakan campuran batu kecil dan agak besar dengan ukuran diameter sekitar 5 – 20 cm. Bantak biasanya dicampur dengan pasir untuk pemadatan tanah di bawah lower ground untuk mendapatkan kepadatan yang optimal.
Gambar 4.9 Bantak 4.2.11 Batako Batako dalam proyek Armada Town Square digunakan sebagai bekisting bawah Ground Water Tank. Selain memperkuat bagian bawah, juga lebih mudah dalam pelaksanaan karena tidak perlu di lepas lagi.
Gambar 4.10 Batako
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
39
LAPORAN KERJA PRAKTEK 4.2.12 Batu Bata Batu bata merah digunakan untuk dinding area mall Proyek Armada Town Square. Batu bata merah didatangkan dari pembuat batu bata merah di wilayah Kabupaten Magelang.
Gambar 4.11 Batu bata 4.2.13 Bahan Additive (Tambahan) Bahan tambahan yang digunakan pada campuran beton untuk proyek pembangunan Armada Town Square berupa accelerating admixture. Bahan ini berfungsi untuk memendekkan setting-time beton. Ketika dituangkan admixture ini bersuhu udara dingin karena adanya bahan kimia yang terkandung yaitu Calcium Cloride (Kalsium Klorida). Penggunaan bahan di atas membuat campuran beton cepat mengeras, meningkatkan dalam mengeringkan penyusutan (drying shrinkage), dan menghindari korosi pada tulangan (reinforcement). Jumlah pemakaian yang berlebihan, kalsium klorida bisa untuk menurunkan titik beku beton, yang dapat mengakibatkan beton menjadi rusak atau hancur. Oleh karena itu, harus ada perawatan (treatment) khusus berupa pengawasan dalam volume penggunaan admixture baik dalam hal penyimpanan ataupun ketika sedang dilakukan pencampuran dengan beton. Volume penggunaan yaitu lebih dari 5% dari berat semen (Cement Weight). Penggunaan bahan tersebut dari segi bisnis dan ekonomis dikarenakan dalam pembangunan proyek ini bersifat komersial dan dituntut untuk cepat selesai. Selain itu, dari segi teknis pengadaan bekisting yang terbatas juga mempengaruhi. Dengan adanya admixture tersebut, maka bekisting terutama bekisting samping cukup terpasang selama ±12 jam setelah pengecoran untuk bisa dilepas dan digunakan kembali.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
40
LAPORAN KERJA PRAKTEK
4.3 Alat-alat Konstruksi 4.3.1 Tower Crane (TC) Tower crane diperlukan terutama sebagai pengangkut bahan dan peralatan untuk pekerjaan struktur, seperti besi beton, bekisting, beton cor dan material lainnya. Penempatan tower crane harus direncanakan bisa menjangkau seluruh areal proyek konstruksi bangunan yang akan dikerjakan dengan manuver yang aman tanpa terhalang. Penggunaan tower crane tersebut juga harus memperhitungkan beban maksimal yang mampu diangkatnya. Operator tower crane harus siap untuk mengakomodasi perintah pengangkutan didaerah jangkauannya. Dalam proyek ini tower crane menggunakan satu buah. Akan tetapi, pada dua hari terakhir sebelum penulis meninggalkan proyek, ada rencana penambahan satu tower crane lagi. Hal itu dilakukan untuk mempercepat pelaksanaan karena telah terjadi keterlambatan pelaksanaan proyek di lapangan.
Gambar 4.12 Tower crane 4.3.2 Back hoe Back hoe adalah alat yang digunakan dalam pekerjaan galian tanah. Keuntungan dari penggunaan back hoe adalah dapat melakukan pekerjaan penggalian dengan lebih cepat dan lebih efisien. Selain itu back hoe juga dapat digunakan sebagai alat pemuat yang jauh lebih efisien dibandingkan jika menggunakan tenaga manusia. Dalam proyek ini keberadaan back hoe sangat diperlukan mengingat banyaknya volume galian yang harus dikerjakan terutama pada pekerjaan galian ground water tank, sewage treatment plant, pile cap, dan lain-lain.. Adapun spesifikasi alat adalah sebagai berikut :
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
41
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Merk
: Hyunday
Buatan
: Korea
Kapasaitas bucket : 0.3 m3
Jumlah
: 1 buah
Merk
: Hitachi
Buatan
: Jepang
Kapasaitas bucket : 0.3 m3 Jumlah
: 2 buah
Gambar 4.13 Back hoe 4.4.3 Dump truck Dump truk merupakan alat yang digunakan untuk mengangkut material galian tanah dan material konstruksi lainnya seperti beton hasil pemotongan kepala tiang pancang (pile) dari lokasi proyek menuju tempat pembuangan (dispostal area). Ada pun spesifikasi dump truk yang digunakan dalam proyek ini adalah: Merk
: Mitsubushi Fuso
Kapasitas Bucket
: 5 m3
Gambar 4.14 Dump truck
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
42
LAPORAN KERJA PRAKTEK 4.3.4 Mobile Concrete Pump Mobile Concrete Pump merupakan alat untuk memompa beton ready mix dari mixer truck ke lokasi pengecoran. Penggunaan concrete pump ini untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi pengecoran. Alat ini sangat berguna untuk lokasi yang sulit dijangkau seperti bangunan gedung bertingkat yang luas sehingga dapat dengan mudah dijangkau. Alat ini terdiri atas beberapa bagian, yaitu alat utama berupa mesin pompa yang dilengkapi dengan tenaga penggerak berupa mesin diesel, pipa-pipa besi berdiameter 15 cm serta beberapa alat tambahan berupa klem penyambung pipa-pipa tersebut. Adapun spesifikasi mobile concrete pump dalam proyek ini dalah sebagai berikut: Merk dan type : Isuzu IPG 115B.8E26/4 Buatan
: Jepang
Kapasitas
: 10-90 m3/jam, (diameter selinder 95 mm)
4.3.5 Mixer Truck Mixer truck merupakan truk khusus yang dilengkapi dengan concrete mixer dengan kapasitas bervariasi, yaitu kapasitas 5; 5,5; 6; dan 6 m3. Truk ini mengangkut beton siap pakai
(ready mix) dari tempat pencampuran beton
(batching plan) sampai ke lokasi pengecoran. Selama pengangkutan, truk ini terus berputar searah jarum jam dengan kecepatan 8-12 putaran per menit agar adukan beton tersebut terus homogen dan tidak mengeras. Dalam pengangkutan perlu diperhatikan interval waktu, karena bila terlalu lama beton akan mengeras dalam mixer, sehingga akan menimbulkan kesulitan dan menghambat kelancaran pelaksanaan pengecoran. Spesifikasi Mixer truck yang digunakan pada proyek ini adalah sebagai berikut: Merk
: Hino
Buatan
: Jepang
Kapasitas
: 6,5 m3
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
43
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Gambar 4.15. Concrete Pump dan Mixer Truck saat loading concrete 4.3.6 Pemotong Tulangan (Bar Cutter) Baja tulangan dipesan dengan ukuran-ukuran panjang standar (12 m). Untuk keperluan tulangan yang pendek, maka perlu dilakukan pemotongan terhadap tulangan yang ada. Untuk itu diperlukan suatu alat pemotong tulangan, yaitu pemotong tulangan (bar cutter) yang dioperasikan dengan menggunakan tenaga listrik. Jumlah tulangan yang mampu dipotong dalam sekali tahap umumnya bervariasi antara 5 sampai 10 tulangan, tergantung dari besarnya diameter tulangan yang akan dipotong. Proyek ini menggunakan Barcutter listrik dengan sepesifikasi sebagai berikut: Merk dan Type
: Meiho dan Toyo, MTK-42
Buatan
: Jepang
Jumlah
: 3 unit
Kapasitas potong
: 5-10 tulangan, tergantung diameter tulangan yang dipotong.
Gambar 4.16. Bar cutter 4.3.7 Pembengkok Tulangan (Bar Bender) Merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan tulangan seperti pembengkokan tulangan sengkang, pembengkokan untuk sambungan tulangan
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
44
LAPORAN KERJA PRAKTEK kolom, juga pembengkokan tulangan balok dan plat. Sudut yang dapat dibentuk oleh pembengkok tulangan dapat diatur besarnya, yaitu 450, 900,1350 dan1800. Kapasitas alat antara 5 sampai 8 tulangan tergantung dari besarnya diameter tulangan yang akan ditekuk oleh bar bender. Adapun spepesifikasi bar bender yang digunakan dalam proyek ini adalah sebagai berikut: Merk dan Type
: Toyo
Buatan
: Jepang
Jumlah
: 3 unit
Kapasitas
: 4-5 tulangan. Tergantung diameter tulangan yang dibengkokkan.
Gambar 4.17. Bar bender 4.3.8 Teodolith Teodolith merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as bangunan dan titik-titik as kolom pada tiap-tiap lantai, agar bangunan yang dibuat tidak
miring.
Teodolith
juga
digunakan
sebagai
alat
untuk
menjaga
kevertikalitasan bangunan gedung tinggi.
Gambar 4.18. Teodolith
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
45
LAPORAN KERJA PRAKTEK Merk dan Type
: Theodolite Topcon TL-6G
Buatan
: Jepang
Jumlah
: 2 unit
4.3.9 Waterpass Fungsi utama dari alat ini adalah untuk menentukan ketinggian elevasi rencana pada suatu bangunan . Alat ini biasanya digunakan untuk mengetahui elevasi lantai ketika lantai akan dicor, sehingga apabila terjadi perbedaan antara elevasi rencana dengan elevasi dilapangan dapat dikoreksi dan dilakukan perbaikan dengan segera. Alat ini dipergunakan juga untuk menentukan elevasi tanah dan elevasi tanah galian timbunan.
Gambar 4.19. Proses levelling Merk dan Type
: Topcon Automatic Level Topcon ATG-6
Buatan
: Jepang
Jumlah
: 2 unit
4.3.10 Concrete Vibrator Adanya rongga udara dalam suatu adukan beton, secara tidak langsung akan mengurangi mutu dan kekuatan beton tersebut. Untuk menghindari hal ini, maka dalam suatu pengecoran harus diusahakan adanya rongga udara yang seminimal mungkin. Vibrator merupakan suatu alat penggetar mekanik yang digunakan untuk menggetarkan adukan beton yang belum mengeras, dengan harapan dapat menghilangkan rongga-rongga udara yang ada sehingga dapat dihasilkan beton
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
46
LAPORAN KERJA PRAKTEK yang padat dan bermutu tinggi. Cara operasionalnya adalah dengan memasukkan selang penggetar ke dalam adukan beton yang telah dituang ke dalam bekisting, sehingga beton cair dapat memadat dan meminimalkan terjadinya rongga pada beton yang dapat mengurangi kekuatan.
Gambar 4.20. Concrete vibrator Merk dan Type
: Mikasa
Spesifikasi
: Selang / Shaft : 38mm - 6m
Jumlah
: 2 unit
4.3.11 Scaffolding Scaffolding berfungsi sebagai perancah dalam pembuatan bekisting balok dan plat dan sebagai perancah dalam pengecoran kolom. Scaffolding terdiri dari beberapa bagian antara lain :
jack base, bagian yang terdapat di bagian paling bawah, dilengkapi dengan ulir untuk mengatur ketinggian.
main frame, portal besi yang dirangkai di atas jack base.
cross brace, penghubung dua main frame dipasang arah melintang.
ladder, tambahan di atas main frame jika ketinggian mengalami kekurangan.
joint pin, penghubung main frame dan ladder.
U-head jack, bagian atas main frame dan ladder yang berfungsi untuk penyangga kayu kaso pada bagian bekisting.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
47
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Gambar 4.21 Sketsa scaffolding Cara operasionalnnya adalah dengan menggabungkan tiap bagian di atas, sehingga menjadi suatu konstruksi penyangga sementara.
Gambar 4.22 Scaffolding 4.3.12 Alat Cetak Benda Uji Beton (Silinder) Alat cetak benda uji beton berfungsi sebagai cetakan dalam pembuatan benda uji beton. Setiap proses produksi beton, diambil sample untuk benda uji beton. Setelah itu tiap masing-masing benda uji diberi nama sesuai dengan lokasi pengecoran dan tipe beton / mutu betonnya. Uji beton dilakukan di laboratorium PT. Armada Ready Mix di area batching plant. Alat cetak benda uji beton ini mempunyai diameter 15 cm dengan tinggi 30 cm. Tiap alat cetak mempunyai volume kurang lebih 0,0053 m3.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
48
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Gambar 4.23 Alat cetak benda uji 4.3.13 Bucket Kegunaan bucket adalah tempat adonan semen yang berasal dari concrete mixer. Bucket yang mempunyai kapasitas 0,8 m3 ini diisi adonan semen kemudian dengan bantuan dari tower crane, bucket diangkat ke atas menuju ke tempat yang akan dicor. Apabila akan mengecor kolom maka pada ujung bucket dipasang selang untuk mempermudah pelaksanaan dan mengatur tinggi jatuh pengecoran. Berat bucket adalah 300 kg. Pada pelaksanaan pengecoran di lokasi yang sulit bucket dilengkapi dengan pipa tremie sehingga beton yang keluar dari bucket tidak langsung jatuh dan dapat diarahkan sehingga pelaksanaan pengecoran dapat menjangkau lokasilokasi yang sulit.
Gambar 4.24 Bucket 4.3.14 Air Compressor Air compressor adalah alat penghasil udara bertekanan tinggi yang digunakan untuk membersihkan kotoran-kotoran yang dapat mengurangi mutu dan daya lekatan tulangan pada beton seperti: debu-debu, potongan-potongan kawat bendrat, dan serbuk-serbuk kayu. Kegiatan pembersihan ini dilakukan sesaat sebelum dilakukan pengecoran pada bagian bangunan tertentu.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
49
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Gambar 4.25 Air compressor
4.3.15 Alat-alat Pengelasan Alat-alat pengelasan dalam proyek ini berguna untuk pengerjaan rangka atap baja, proses pengerjaan bekisting untuk ground water tank, dan pemotongan berbagai tulangan baja.
4.3.16 Cutter Beton Sesuai dengan namanya, cutter beton berfungsi untuk memotong beton. Dalam proyek Armada Town Square alat ini berfungsi memotong plat lantai lower ground yang disebabkan perubahan desain oleh owner.
Gambar 4.27 Cutter beton 4.3.17 Pompa Air Pompa air dalam pelaksanaan proyek Armada Town Square berfungsi memindahkan air yang menggenang di area yang akan dilakukan pekerjaan konstruksi. Pada beberapa kasus seperti air hujan yang menggenang di galian untuk pile cap dan ground water tank. 4.3.18 Bulldozer Buldozer yang digunakan dalam proyek Armada Town Square berfungsi untuk meratakan atau menghamparkan tanah, pasir, atau pun bantak sehingga bisa
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
50
LAPORAN KERJA PRAKTEK optimal dalam pekerjaan selanjutnya seperti lantai kerja untuk plat. Berikut mengenai spesifikasinya.
Merk
: Caterpillar D3C LGP
Lebar blade
: 3,1 m
Tinggi blade
: 0,73 m
Gambar 4.28 Bulldozer
4.3.19 Mobile Crane Mobile crane yang digunakan dalam proyek ini berjumlah dua buah. Dalam pelaksanaannya, hampir setiap hari alat ini selalu dipakai. Hal ini disebabkan oleh luasnya area proyek dan juga jangkauan dari tower crane yang tidak mampu menjangkau secara keseluruhan. Mobile crane berfungsi dalam pengecoran dengan bucket, pemasangan Half Slab bergelombang, pemasangan rangka atap baja, serta membantu dalam pekerjaan bekisting kolom lantai lower ground.
Gambar 4.29 Mobile crane
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
51
LAPORAN KERJA PRAKTEK
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1
Tinjauan Umum Perencanaan yang telah disusun oleh konsultan perencana diwujudkan
melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat penting dan membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan yang baik, sehingga dapat diperoleh hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan berhasil tidaknya suatu proyek, oleh karena itu perlu dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pekerjaan, rencana kerja, serta tenaga pelaksana khususnya tenaga ahli yang profesional yang dapat mengatur pekerjaan dengan baik, serta dapat mengambil keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah yang ditemui di lapangan. Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek bisa saja timbul masalah-masalah yang tidak terduga dan tidak dapat diatasi oleh satu pihak saja, untuk itulah diperlukan adanya rapat koordinasi untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah bersama-sama. Dalam rapat koordinasi dihadiri oleh : 1) Wakil dari pemilik proyek. 2) Konsultan perencana 3) Koordinator dan para pelaksana proyek 4) Hal-hal yang dibahas dan diselesaikan dalam rapat koordinasi meliputi : 1) Kemajuan pekerjaan dilapangan 2) Masalah-masalah dan solusinya menyangkut pelaksanaan di lapangan 3) Realisasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan time schedule 4) Masalah administrasi dan kelengkapan dokumen 5) Sasaran yang harus dicapai dalam jangka waktu yang ditentukan. Sebagai langkah awal dalam pelaksanaan, kontraktor harus memiliki dokumen awal pelaksanaan, seperti berita acara, gambar-gambar detail, RKS dan “PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
52
LAPORAN KERJA PRAKTEK dokumen lainnya. Selanjutnya kontraktor membuat shop drawing sebagai gambar detail pelaksanaan yang dibuat berdasarkan gambar perencanaan dari konsultan perencana dan as built drawing sebagai laporan akhir gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan, setelah adanya pekerjaan tambah maupun kurang. Bab ini akan menguraikan keseluruhan pelaksanaan pekerjaan yang diamati selama melaksanakan kerja praktek. Pekerjaan yang diamati ini meliputi pekerjaan pekerjaan struktur atas (upper structure) yang meliputi kolom, balok dan plat. Selain pekerjaan struktur, ada juga pembahasan tentang pembuatan saluran air atau selokan menggunakan U-Ditch yang sempat diamati di proyek.
5.2
Pekerjaan Struktur Atas
5.2.1 Pekerjaan Kolom Pekerjaan kolom melibatkan beberapa kegiatan antara lain adalah penentuan as kolom, penulangan kolom, pembuatan bekisting kolom, pemasangan bekisting kolom, pengecoran kolom, dan pembongkaran bekisting kolom. Penentuan As Kolom Pembuatan Tulangan Kolom Pemasangan Tulangan Kolom Pembuatan Bekisting Kolom Pemasangan Bekisting Kolom Pengecoran Pembongkaran Bekisting Kolom
Gambar 5.1 Diagram alir pekerjaan kolom
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
53
LAPORAN KERJA PRAKTEK 1.
Penentuan As Kolom Titik–titik as kolom diperoleh dari hasil pekerjaan pengukuran dan pematokan, yaitu marking berupa titik-titik atau garis yang digunakan sebagai dasar penentuan letak kolom. Cara penentuan as-as kolom pada lantai Ground adalah dengan menggunakan alat teodolith, yaitu dengan menentukan letak as awal dan kemudian dibuat as-as yang lain dengan mengikuti jarak yang telah disyaratkan dalam perencanaan awal. Letak as-as ini harus selalu dikontrol karena ada kemungkinan satu dan lain hal, as-as tersebut berubah dari yang telah dibuat. Garis bantu berupa marking lurus pada plat lantai membantu dalam penentuan as kolom ini. Marking ini menggunakan benang yang bertinta hitam sehingga saat disentuhkan ke plat akan membentuk garis hitam.
Garis Marking As Bangunan
A
A Lubang Tempat Teodolith diletakkan untuk menembak as
Garis Marking kolom
Titik As
Gambar 5.3 Denah marking
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
54
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Gambar 5.4 Potongan A-A
Gambar 5.5 Marking As kolom 2.
Pembuatan Tulangan Kolom Langkah pekerjaan pembuatan tulangan kolom adalah sebagai berikut: 1) Tulangan dengan ukuran sesuai gambar kerja (shop drawing) didatangkan oleh pihak logistik ke lokasi proyek sesuai dengan
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
55
LAPORAN KERJA PRAKTEK kebutuhan pelaksanaan di lapangan. Panjang tulangan dari supplier adalah 12 m. 2) Pemotongan tulangan dilakukan dengan bar cutter dan pembengkokan tulangan dilakukan dengan mengunakan bar bender. 3) Pembengkokan tulangan dilakukan sesuai dengan ketentuan pendetailan tulangan. Untuk sengkang dengan pembengkokan pengait dengan sudut 135ο, panjang tulangan yang diperlukan adalah sepanjang keliling tulangan ditambah dengan panjang pengait
sebesar 6 kali diameter tulangan. Sementara untuk
pengait di ujung tulangan yang dibengkokan dengan sudut 90ο panjang pengait yang dibutuhkan adalah 12 kali diameter tulangan. 12D
6D 12D
Gambar 5.6 Panjang Pembekokan Ujung Sengkang yang Dibutuhkan 4) Pemotongan tulangan utama dilakukan sepanjang tinggi kolom perlantai bangunan ditambah dengan panjang penyaluran tulangan untuk keperluan penyambungan tulangan. Panjang penyaluran kolom minimal sebesar 50 kali diameter tulangan terbesar yang disambung. Penyempitan bagian bawah tulangan sepanjang panjang penyaluran dilakukan untuk memudahkan penyambungan tulangan kolom tiap lantai.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
56
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Gambar 5.7 Penyaluran tulangan utama kolom 5) Pengikatan tulangan sengkang dengan tulangan utama kolom dilakukan dengan menggunakan kawat bendrat. 3.
Pemasangan Tulangan Kolom Tulangan utama kolom yang dipergunakan pada proyek ini bervariasi, sesuai dengan gambar rencana dari konsultan perencana. Diantaranya Tahapan pekerjaan pembesian kolom antara lain : 1) Pemasangan tulangan diawali dengan mendirikan susunan scaffolding mengelilingi kolom rencana. Susunan scaffolding ini untuk tempat para pekerja merakit tulangan.
Gambar 5.8 Pemasangan tulangan kolom 2) Setelah susunan scaffolding berdiri, dilanjutkan dengan memasang tulangan utama dengan menyambungkan terhadap tulangan utama di
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
57
LAPORAN KERJA PRAKTEK bawahnya. Kemudian masukkan tulangan sengkang dari bagian atas tulangan utama yang telah tersusun sebelumnya. Kaitkan antara tulangan sengkang dengan tulangan utama menggunakan kawat bendrat. Apabila
diperlukan
dibuat
penguat
sementara untuk
menjaga verticality kolom, 3) Pada bagian luar penulangan kolom diberi beton decking untuk selimut beton. 4.
Pembuatan Bekisting Kolom Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bekisting kolom adalah: 1) Plywood : Merupakan lapis pemukaan dalam bekisting yang langsung bersentuhan dengan beton. Kondisi permukaan plywood akan berpengaruh langsung terhadap kualitas permukaan beton setelah pengecoran. Plywood yang digunakan yang tebal atau dinamakan finolite. 2) Balok LVL : Merupakan balok kayu dan posisinya berada tepat dibelakang plywood berfungsi untuk menerima beban akibat pengecoran dari plywood. Plywood
Balok LVL
Gambar 5.9 Plywood dan balok LVL 3) Steel waller : merupakan sabuk yang diletakkan pada sisi luar balok LVL yang bergungsi untuk menerima beban dari balok LVL. Waller yang digunakan pada bekisting kolom pada proyek ini adalah profil baja U 120 x 50 x 6 x 8. Steel waller akan menyatukan panel-panel bekisting kolom dan juga sebagai penahan gaya horisontal yang timbul akibat tekanan beton yang masih basah.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
58
LAPORAN KERJA PRAKTEK 4) Bracket + Push Pull Props : adalah pipa penyangga bekisting yang berfungsi untuk mempertahankan posisi bekisting kolom sehingga tidak dapat bergerak karena sesuatu hal yang tidak diinginkan. 5) Washer + M 16 Bolt : merupakan baut yang berfungsi untuk mengikat/menempelkan balok LVL dengan waller beam. 6) Corner Tie Holder : merupakan penyambung antara panel bekisting kolom yang ditempatkan pada ujung waller beam atau pada sudutsudut bekisting kolom (pertemuaan antar panel bekisting). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bekisting kolom adalah sebagai berikut: 1) Menjaga kerapatan antar panel sehingga tidak terjadi kebocoran pada pertemuan antar panel. 2) Menjaga kebersihan permukaan plywood. Permukaan plywood sebelum digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu dan diolesi dengan minyak pelumas agar dihasilkan permukaan kolom yang halus dan tidak berlubang-lubang dan juga akan mempermudah dalam pembongkaran bekisting. 5.
Pemasangan Bekisting Kolom Setelah tulangan kolom dipasang dan bekisting telah selesai dikerjakan di los kerja, maka langkah selanjutnya yaitu pemasangan bekisting. Satu set bekisting untuk kolom pada umumnya mempunyai tinggi 4 m. Bekisting diangkat dengan tower crane dari los kerja menuju lokasi pemasangan. Urutan pemasangan bekisting kolom adalah sebagai berikut : 1) Pembersihan plywood dan mengolesinya dengan minyak pelumas. 2) Pemindahan bekisting ke lokasi yang telah disiapkan dengan menggunakan tower crane atau mobile crane. 3) Tempatkan bekisting kolom pada posisi kolom yang akan dicor dengan tepat. 4) Apabila setiap panel telah berada posisi yang benar, maka dilakukan pengencangan tie nut yang berada pada corner tie holder.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
59
LAPORAN KERJA PRAKTEK 5) Setelah bekisting kolom berada pada posisi yang benar, dilakukan pemasangan adjustable push pull props pada base plate di kedua sisi kolom.
Gambar 5.10 Metode pemasangan bekisting kolom
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
60
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Steel Waller Balok LVL
Push Pull Props Corner Tie Holder
Gambar 5.11 Bekisting kolom 6) Check posisi vertikal bekisting terhadap as kolom sehingga tidak terjadi kemiringan bekiting kolom. Pemasangan unting-unting pada kedua sisi bekisting berfungsi untuk mengecek posisi vertikal bekisting.
Gambar 5.12 Pengecekan bekisting kolom 6.
Pengecoran Kolom Pengecoran kolom dilakukan dengan mengunakan bucket dengan bantuan alat tower crane atau mobile crane. Urutan pengecoran kolom adalah sebagai berikut : 1) Concrete bucket dan pipa tremi disiapkan dengan terlebih dahulu membersihkannya agar mempermudah pelaksanaan pengecoran.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
61
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2) Beton dituang ke dalam bucket dimana tutup bucket harus dalam keadaan tertutup agar beton tidak tumpah selama proses pengakutan beton dari tempat penuangan beton ke lokasi pengecoran. 3) Pemindahan bucket yang berisi beton dari lokasi penuangan beton ke lokasi pengecoran dengan menggunakan tower crane atau mobile crane. 4) Pada lokasi pengecoran, tutup bucket dibuka dan beton dituang ke dalam bekisting dengan menggunakan pipa tremi. 5) Penuangan beton harus dilakukan dengan ketentuan berikut ini: Beton harus dituang sedekat-dekatnya dengan tujuan akhir untuk mencegah terjadinya pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan adukan di dalam cetakan (RSNI Tata Cara Perancangan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung). 6) Pemadatan tiap layer dengan menggunakan concreate vibrator. Pemadatan dilakukan untuk mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang terjebak didalam adukan semen yang timbul pada saat penuangan beton. Penggetaran beton harus dilakukan dengan baik agar mengasilkan mutu beton yang sesuai dengan yang diinginkan. Kesalahan dalam penggetaran beton akan mengakibatkan penururan mutu beton. Penggeteran beton perlu dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a) Alat penggetar sedapat mungkin dimasukkan ke dalam adukan beton dengan posisi vertikal, tetapi dalam keadaaan khusus boleh miring sampai dengan 45ο. Penggetaran dengan sudut yang lebih besar akan menyebabkan pemisahan agregat. b) Harus dijaga agar alat penggetar tidak mengenai bekisting atau bagian beton yang mulai mengeras, maka posisi vibrator dibatasi maksimum 5 cm dari bekisting. c) Sedapat mungkin vibrator tidak mengenai tulangan kolom. d) Penggetaran dihentikan apabila adukan beton mulai kelihatan mengkilap di sekitar alat penggetar dan pada umumnya dicapai setelah maksimum 30 detik. “PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
62
LAPORAN KERJA PRAKTEK 7) Pengawasan kontinyu terhadap pelaksanaan pengecoran. Concrete Bucket
Gambar 5.13 Pengecoran kolom 7.
Pembongkaran Bekisting Kolom Proses pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah beton dianggap mulai mengeras. Pada proyek Armada Town Square bekisting kolom dilepas sekitar 12 jam setelah proses pengecoran. Proses pembongkaran bekisting kolom adalah sebagai berikut: 1)
Pembongkaran bekisting kolom dilakukan dengan menggunakan alat tower crane atau mobile crane.
2)
Pembongkaran dilakukan dengan terlebih dahulu melepas push pull props dari base plate.
3)
Pengendoran baut/wing nut yang terdapat pada corner tie holder. Setelah itu bekisting pada keempat sisi kolom di geser ke arah luar kolom.
4)
Kemudian bekisting kolom tersebut diangkat dan dipindahkan dengan bantuan alat tower crane atau mobile crane. Proses pengangkatan ini haruslah dilakukan dengan sangat hati-hati untuk mencegah cacatnya hasil pengecoran.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
63
LAPORAN KERJA PRAKTEK 8.
Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Kolom 1) Tinjauan 1 buah Kolom K1 a) Dimensi
: 70 x 70 cm
b) Tinggi kolom
: 5,6 m
c) Mutu beton
: K 300 (nilai slump 12±2)
2) Tulangan yang dipakai : a) Tulangan pokok
: 24 D 22
b) Tulangan sengkang : Ø 10 – 100 (tumpuan) dan Ø 10 – 150 (lapangan) DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN KOLOM K1 (70X70) KEGIATAN
: PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG
LOKASI
: JL. BAMBANG SUGENG NO. 1 MAGELANG
TAHUN
: 2010
Gambar 5.14 Detail kolom K1 (70x70) “PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
64
Gambar 5.15 Perhitungan volume besi dan begisting kolom type K1 (70x70)
LAPORAN KERJA PRAKTEK
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
65
LAPORAN KERJA PRAKTEK 1
1 kg Pembesian Dengan Besi Polos Bahan 1.050
kg
Besi beton polos
Rp.
9,447.75
= Rp.
9,920.14
0.015
kg
Kawat beton
Rp.
13,121.88
= Rp.
196.83
= Rp.
10,116.97
Upah 0.007
OH
Pekerja
Rp.
35,000.00
= Rp.
245.00
0.007
OH
Tukang besi
Rp.
40,000.00
= Rp.
280.00
0.001
OH
Kepala tukang
Rp.
45,000.00
= Rp.
31.50
0.000
OH
Mandor
Rp.
47,000.00
= Rp.
18.80
= Rp.
575.30
= Rp.
10,692.27
# Total bahan dan Upah # 2
1 kg Pembesian Dengan Besi Ulir Bahan 1.050
kg
Besi beton ulir
Rp.
10,497.50
= Rp.
11,022.38
0.015
kg
Kawat beton
Rp.
13,121.88
= Rp.
196.83
= Rp.
11,219.20
Upah 0.007
OH
Pekerja
Rp.
35,000.00
= Rp.
245.00
0.007
OH
Tukang besi
Rp.
40,000.00
= Rp.
280.00
0.001
OH
Kepala tukang
Rp.
45,000.00
= Rp.
31.50
0.000
OH
Mandor
Rp.
47,000.00
= Rp.
18.80
= Rp.
575.30
= Rp.
11,794.50
# Total bahan dan Upah# 3
1 m² Begesting Kolom Bahan 0.040
m3
Kayu kelas III (terentang)
Rp.
558,250.00
= Rp.
22,330.00
0.400
kg
Paku biasa 2" - 5"
Rp.
13,646.75
= Rp.
5,458.70
0.200
Ltr
Minyak bekisting
Rp.
12,597.00
= Rp.
2,519.40
0.015
m3
Balok kayu
Rp.
3,451,000.00
= Rp.
51,765.00
0.350
Lbr
plywood tebal 9 mm
Rp.
110,223.75
= Rp.
38,578.31
2.000
Btg
Dolken kayu galam dia 8 10 / 4 m
Rp.
15,225.00
= Rp.
30,450.00
= Rp.
151,101.41
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
66
LAPORAN KERJA PRAKTEK Upah 0.660
OH
Pekerja
Rp.
35,000.00
= Rp.
23,100.00
0.330
OH
Tukang kayu
Rp.
40,000.00
= Rp.
13,200.00
0.033
OH
Kepala tukang
Rp.
45,000.00
= Rp.
1,485.00
0.033
OH
Mandor
Rp.
47,000.00
= Rp.
1,551.00
# Total bahan dan Upah # 4
= Rp.
39,336.00
= Rp.
190,437.41
1 m³ Membuat Beton Mutu K 300 Slump 12 ± 2 cm Bahan 413.000
kg
Portland Semen
Rp.
1,070.68
= Rp.
442,190.84
0.494
m3
Pasir Beton
Rp.
167,227.50
= Rp.
82,610.39
0.770
m3
Split batu pecah 2/3
Rp.
195,700.00
= Rp.
150,689.00
215.000
ltr
Air
Rp.
8.92
= Rp.
1,918.42
= Rp.
677,408.64
Upah 1.650
OH
Pekerja
Rp.
35,000.00
= Rp.
57,750.00
0.275
OH
Tukang batu
Rp.
40,000.00
= Rp.
11,000.00
0.028
OH
Kepala tukang
Rp.
45,000.00
= Rp.
1,260.00
0.083
OH
Mandor
Rp.
47,000.00
= Rp.
3,901.00
= Rp.
73,911.00
= Rp.
751,319.64
# Total bahan dan Upah # 5
1 m³ Membuat Beton Kolom Mutu K 300 Slump 12 ± 2 cm Type K 1 223.490
kg
Besi D 22
Rp.
11,769.56
= Rp.
2,630,377.04
30.406
kg
Besi Ø 10
Rp.
10,667.32
= Rp.
324,346.38
1.000
m3
Beton mutu K 300
Rp.
744,316.64
= Rp.
744,316.64
5.714
m2
Begesting kolom
Rp.
190,437.41
= Rp. = Rp. = Rp.
1,088,213.79 4,787,253.85 4,787,253.85
# Total Membuat Beton Kolom Type K 1 #
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
67
LAPORAN KERJA PRAKTEK
No
1
Uraian Pekerjaan
Pekerjaan Kolom Type K1 (70x70) Beton kolom type K 1 mutu K. 300
Volume
Satuan
Harga Satuan (Rp)
2.74
m³
4,326,586.92
Jumlah Harga Satuan (Rp)
13,136,224.56
Jumlah Total Pekerjaan Kolom Type K1 (70x70)
11,024,143.48
5.2.2 Pekerjaan Balok dan Plat Lantai Pekerjaan balok dan plat lantai dilaksanakan setelah pekerjaan kolom selesai. Pekerjaan balok dan plat lantai meliputi beberapa kegiatan antara lain penentuan as balok dan plat lantai, fabrikasi bekisting balok dan plat lantai, pemasangan bekisting balok dan plat lantai, pembesian balok, pembesian plat lantai, pengecoran balok dan plat lantai, serta pembongkaran bekisting balok dan plat lantai. Penentuan Elevasi Balok dan Plat Lantai Pembuatan Bekisting Balok Penulangan Balok Pembuatan Bekisting Plat Lantai Penulangan Plat Lantai Pengecoran Balok dan Plat Lantai Pelepasan Bekisting
Gambar 5.16 Diagram alir pekerjaan balok dan plat lantai
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
Total Jumlah Harga Satuan (Rp)
68
LAPORAN KERJA PRAKTEK
1.
Penentuan Elevasi Balok dan Plat Lantai Penentuan elevasi balok dan plat lantai harus dilakukan secara cermat dan teliti, agar menghasilkan elevasi yang sama dalam pembuatan balok dan plat lantai. Penentuan ini dilakukan dengan mengukur dari kolom atau dinding yang telah dilabeling. Ada beberapa langkah untuk menentukan elevasi balok dan plat lantai : 1)
Mengukur setinggi 1,00 m dari dasar kolom dan diberi kode pada kolom tersebut.
2)
Kemudian dengan menggunakan waterpass, kolom yang lain juga diberi kode elevasi 1,00 m dari dasar kolom.
3)
Dari kode tersebut, diukur sesuai tinggi yang diinginkan sebagai elevasi dasar bekisting balok.
4)
Kemudian dari dasar bekisting balok tersebut diukur setinggi ketinggian balok sebagai elevasi dasar bekisting plat lantai.
% kemiringan plat = A-B / jarak X 100%
Gambar 5.18 Kontrol Kemiringan Pelat Lantai 2. Pembuatan Bekisting Balok Pelaksanaan pekerjaan bekisting balok dan pelat lantai, adalah sebagai berikut :
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
69
LAPORAN KERJA PRAKTEK 1) Memasang Jack Base (JB).
Gambar 5.19 Pemasangan Jack Base 2) Memasang Main Frame (MF). 3) Memasang Cross Brace (CB).
Gambar 5.20 Pemasangan Cross Brace “PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
70
LAPORAN KERJA PRAKTEK
4) Memasang U Head
Gambar 5.21 Pemasangan U-Head 5) Memasang Girder GT24 arah memanjang. 6) Memasang balok engkel 6/12-2m (balok suri-suri).
Gambar 5.22 Pemasangan Balok suri-suri “PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
71
LAPORAN KERJA PRAKTEK 7) Memasang Bottom Form.
Gambar 5.23 Pemasangan Bottom Form
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
72
LAPORAN KERJA PRAKTEK 8) Memasang Side Form
Gambar 5.24 Pemasangan Side Form 9) Memasang Beam Clamp. 10) Memasang Stronger Beam.
Gambar 5.25 Pemasangan Stronger Beam “PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
73
LAPORAN KERJA PRAKTEK 11) Memasang Girder GT24 arah memanjang. 12) Memasang Girder GT24 posisi melintang diatas Girder GT24 arah memanjang. 13) Memasang Plywood.
Gambar 5.26 Pemasangan Plywood
A
B
Gambar 5.27 Potongan Melintang Bekisting Balok dan Plat “PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
74
LAPORAN KERJA PRAKTEK 3. Penulangan Balok Beton Bertulang Pada Proyek ini, dimensi dan penulangan balok sangat bervariasi dan dapat dilihat dalam gambar kerja. Pelaksanaan penulangan balok dilakukan sebagai berikut: 1)
Pemasangan tulangan balok pada elevasi yang telah ditentukan dari kode elevasi pada kolom. Tidak lupa pula dengan memperhitungkan tebal selimut beton.
2)
Tulangan atas dipasang dengan menjangkarkan ujungnya pada tulangan kolom. Sedangkan sengkang dimasukkan ke dalam tulangan balok satu per satu dan diukur jarak tiap sengkang.
Gambar 5.28 Penjangkaran tulangan balok pada tulangan kolom 3)
Pemasangan tulangan sengkang yang diatur jaraknya dimana jarak pada tumpuan lebih rapat dibandingkan jarak pada lapangan. Sengkang diikat dengan kawat bendrat. Pasang beton decking pada bagian bawah serta samping untuk selimut beton.
Gambar 5.29 Pemasangan tulangan sengkang
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
75
LAPORAN KERJA PRAKTEK 1. Pembuatan Bekisting Plat Lantai Tahapan pembuatan bekisting plat lantai adalah sebagai berikut: 1) Penyusunan scaffolding sebagai penyangga terhadap lantai di bawahnya. Sebelum scaffolding didirikan, buatlah dasaran (base) yang cukup rata dan kokoh. Misal dengan menggunakan papan dan kayu untuk tanah yang kurang rata di bawahnya. 2) Setelah sejumlah scaffolding berdiri, dilanjutkan dengan kaso untuk penyangga plywoodnya.
Gambar 5.30 Susunan scaffolding untuk plat lantai 3) Setelah semua penyangga terpasang dengan baik, dilanjutkan dengan pemasangan plywood sebagai tahapan akhir bekisting. 5. Pembesian Plat Lantai Tahapan pekerjaan pembesian plat lantai antara lain : 1) Menyiapkan tulangan sesuai shop drawing, bawa ke lokasi plat lantai rencana. Tulangan dapat dibawa dengan tenaga manusia, di angkut dengan perantara dumptruk, mobile crane, atau tower crane. Hal itu tergantung lokasi keberadaan plat lantai rencana. Untuk plat lantai ground bisa menggunakan tenaga manusia dengan menaikkan ujung tulangan dan selanjutnya akan ditarik oleh satu orang yang berada di atas. Fungsi dumptruk di sini untuk membawa tulangan ke lokasi yang cukup jauh dari gudang besi. Untuk proyek Armada Town Square misalnya plat lantai dengan as L – M yang merupakan as terjauh dari gudang besi. Untuk plat lantai upper ground ke atas menggunakan bantuan mobile crane atau tower crane untuk menaikkan tulangan tersebut. “PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
76
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2) Untuk menjaga jarak antar tulangan atas dengan tulangan bawah maka diberi tulangan cakar ayam diletakkan antara tulangan atas dan tulangan bawah. 3) Untuk menjaga agar besi tidak menempel dengan bekisting maka diberi beton decking. Tulangan Cakar Ayam
Beton Decking
Gambar 5.31 Tulangan Cakar ayam dan beton decking 6. Pengecoran Balok dan Plat Lantai Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan hal-hal seperti di bawah ini : 1) Pemeriksaan Bekisting Posisi dan kondisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan. Bekisting harus lurus sesuai dengan as-nya, tegak dan tidak bocor. Bekisting juga harus kuat, terpasang dengan kokoh agar tidak bergeser karena getaran dan tekanan adukan beton selama proses pengecoran. Mengingat pentingnya pemeriksaan ini, maka tidak boleh ditunda sampai mendekati waktu pengecoran. Pemeriksaan ini meliputi : a.
Ukuran bekisting (lebar dan tinggi)
b.
Kemungkinan elevasi tidak tepat, pengecekan menggunakan waterpass
c.
Kemungkinan tidak tegak lurus terhadap bidang horizontal maupun vertikal
d.
Kebersihan lokasi pengecoran, sehingga pembersihan permukaan bekisting
serta
tulangan
harus
benar-benar
dijaga.
Untuk
membersihkan kotoran yang ringan menggunakan kompressor. Sedangkan untuk kotoran yang bersifat berat seperti potongan kawat “PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
77
LAPORAN KERJA PRAKTEK bendrat atau logam lainnya menggunakan potongan magnet yang didekatkan sehingga menempel dan diambil. e.
Pemeriksaan sambungan bekisting
f.
Pemeriksaan perkuatan bekisting
g. Jarak beton decking
Gambar 5.32 Pembersihan Akhir sebelum pengecoran plat lantai 2) Pemeriksaan Penulangan Pekerjaan penulangan harus sudah selesai dan diperiksa sebelum pelaksanaan pengecoran. Pemeriksaan pemasangan tulangan dimaksudkan untuk mengetahui ukuran, ketepatan letak dan jumlah tulangan, serta pengaitan antar tulangan sehingga akan terbentuk konstruksi beton yang sesuai dengan spesifikasi. Pemeriksaan ini berkaitan dengan : a.
Pemeriksaan jumlah dan ukuran tulangan utama
b.
Pemeriksaan jumlah, jarak, dan posisi sengkang
c.
Pemeriksaan penyambungan tulangan
d.
Pemeriksaan kekuatan bendrat
e.
Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan-bahan lain yang dapat mengurang daya rekatan.
Pelaksanaan pengecoran balok dan plat lantai adalah sebagai berikut : 1) Sebelum dicor antara beton baru dan beton lama diberi calbond (lem beton) terlebih dahulu agar pengecoran dapat lebih lengket.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
78
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Callbond
Gambar 5.33 Callbond di Permukaan Beton Lama 2) Untuk pelaksanaan pengecoran balok, plat lantai digunakan concrete pump yang menyalurkan beton ready mix dari truck mixer ke lokasi pengecoran, dengan menggunakan pipa pengecoran yang disambungsambung menggunakan klem. 3) Pengecoran dilakukan selapis demi selapis sampai memenuhi tebal plat yang direncanakan. Apabila sudah sampai elevasi yang tinggi, yang tidak mungkin lagi pengecoran langsung menggunakan concrete pump, maka pengecoran dilakukan dengan bucket cor dilengkapi dengan selang trimie yang diangkat dengan tower crane. 4) Beton dipadatkan dengan concrete vibrator dengan maksud agar terbentuk beton yang benar-benar padat, proses penggetaran tidak boleh terlalu lama, bila adukan beton sudah terlihat agak mengeluarkan air (air semen sudah memisah dengan agregat) maka vibrator dipindahkan ke titik yang lain. 5) Adukan kemudian diratakan dengan menggunakan penggaruk dan cangkul.
Gambar 5.34 Pengecoran Plat Lantai Konvensional
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
79
LAPORAN KERJA PRAKTEK 6) Setelah itu adukan diratakan dengan jidar ( kayu perata ) sesuai dengan tinggi peil yang sudah ditentukan. Tinggi peil dicek dengan waterpass atau jika sudah menggunakan bantuan relat peil maka permukaan lantai sudah dianggap rata.
Gambar 5.35 Levelling dengan waterpass Pengecoran plat lantai, balok dan kolom harus monolit. Dengan Cara : Stop cor pada kolom yaitu tepat di elevasi dasar bekisting balok dan plat, dilanjutkan dengan pengecoran pada balok dan plat lantai, dengan penjangkaran antara tulangan balok dan tulangan kolom ikut tercor sehingga terjadi hubungan yang monolit antara plat lantai, balok dan kolom. 7. Pelepasan Bekisting Pelepasan bekisting balok dan plat lantai dapat dilakukan setelah ±7 hari jika di atasnya tidak terdapat pekerjaan yang menumpu pada struktur balok atau plat tersebut. Pelepasan dimulai dengan mengendurkan jack base atau U-head jack pada susunan scaffolding penyangga bekisting balok dan kolom. Kemudian dilanjutkan dengan pelepasan balok kaso dan diakhiri dengan pelepasan plywood yang menempel pada beton. Pelepasan tersebut biasanya menggunakan alat linggis untuk mempermudah pengerjaannya.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
80
LAPORAN KERJA PRAKTEK 5.2.3 Pekerjaan Balok dan Plat Lantai dengan sistem Half Slab Plat lantai dalam proyek Armada Town Square ada dua macam, yaitu dengan plat konvensional, seperti telah dijelaskan di atas proses pengerjaannya, dan yang satu lagi adalah plat lantai dengan Half Slab. Disebut Half Slab karena setengah tebalnya menggunakan plat lantai beton pra cetak yang bergelombang. Plat lantai beton gelombang pracetak dipesan dari PT. Beton Elemenindo Perkasa. Penggunaan sistem Half Slab ini sangat menguntungkan dari segi pengerjaan karena dapat mempercepat proses pengerjaan. Berikut proses pembuatan balok dan plat lantai dengan sistem Half Slab.
Penentuan Elevasi Balok Pembuatan Bekisting Balok Penulangan Balok Penulangan Balok Pengecoran Balok Pelepasan Bekisting Samping Balok Pemasangan Half Slab Pracetak Pemasangan Wire Mesh Pengecoran
Gambar 5.36 Diagram Alir Pekerjaan Balok dan Plat Lantai Sistem Half Slab 1.
Pembuatan Balok Proses pembuatan balok penumpu plat dengan sistem half slab pada dasarnya sama dengan sistem plat konvensional. Yang membedakan di antara keduanya adalah sebagai berikut.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
81
LAPORAN KERJA PRAKTEK 1) Beton pada plat dan balok penumpunya tidak dicor secara monolit. Artinya beton cor pada plat tidak dicor bersamaan dengan baloknya. 2) Selama proses pengecoran berlangsung, ada salah satu pekerja yang memasangkan begel besi berbentuk ‘n’ ke balok untuk pengait Wire Mesh. Sehingga walaupun betonnya tidak bersifat monolit, komponen struktur plat tetap harus menumpu pada balok dengan kuat dan kaku. Begel dipasangkan saat permukaan balok telah rata dengan jarak sesuai gambar rencana, dan beton cor belum mengeras. Half Slab Balok
Begel
Gambar 5.37 Begel pada Balok
2.
Pemasangan Half Slab Half Slab merupakan plat lantai beton gelombang dengan adanya penulangan satu arah di dalamnya. Half slab diangkat dengan mobile crane, dan dengan hati-hati sejumlah pekerja menempatkan posisi Half Slab agar berada pada posisi yang tepat. Kedua ujung Half Slab menumpu pada balok yang telah mengeras betonnya.
Gambar 5.38 Pemasangan Half Slab “PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
82
LAPORAN KERJA PRAKTEK 3.
Pemasangan Wire Mesh Wire mesh merupakan tulangan yang telah dirakit di pabrik dengan mesin. Penggunaan Wire mesh ini tentu sangat membatu dalam mempercepat pelaksanaan pembuatan plat lantai. Wire mesh tidak hanya digunakan untuk plat lantai Ground atau di atasnya, akan tetapi plat lantai Lower Ground juga. Hanya saja diameter di antara keduanya berbeda, karena lantai Lower Ground tidak menggunakan Half Slab. Tulangan wire mesh yang digunakan pada sistem plat ini adalah Ø6 mm. Wire mesh diangkat ke atas dan dihamparkan di atas Half Slab. Wire mesh diikatkan dengan angkur atau begel yang tertanam di balok tempat tumpuan Half Slab. Pasang beton decking diantara wire mesh dan beton pracetak Half Slab.
Wire Mesh
Beton Decking
Gambar 5.39 Wire Mesh di atas Half Slab 3.
Pengecoran Tahap terakhir adalah penghamparan beton ready mix ke atas Wire Mesh dan Half Slab yang telah terpasang dengan baik. Pada dasarnya penghamparan beton ready mix pada sistem plat seperti ini sama dengan pada plat lantai konvensional. Namun, hal penting yang perlu di perhatikan adalah : 1) Beton yang digunakan lebih halus dari pada beton untuk plat jenis konvensional, artinya agregat kasar yang digunakan ukurannya lebih kecil, dengan diameter kurang dari 6 cm. Hal itu untuk menghasilkan permukaan beton plat lantai yang lebih baik (rata) jika dibandingkan dengan agregat yang sama besar dengan beton plat konvensional.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
83
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2) Pemadatan
tidak
perlu
menggunakan
concrete
vibrator,
karena
penghamparan beton yang relatif tipis, sehingga dengan terinjak-injak oleh pekerja saja sudah cukup.
Gambar 5.40 Pengecoran plat lantai Half Slab
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
84
LAPORAN KERJA PRAKTEK
5.3
Perhitungan Produktifitas Kerja Harian 1. Tinjauan : Cor Pelat Lantai Upper ground Floor (level 2), mutu beton K 350, nilai slump 12±2. (Lihat Lampiran 8.3)
Gambar 5.41 Timesheet Concrete Pump untuk cor plat lantai 2. Jumlah Tenaga, Alat dan Bahan yang diperlukan untuk 114 m3 beton. a.
No 1 2 3 4 5
Tenaga yang diperlukan
Tenaga Pekerja Tukang batu Kepala Tukang Mandor Operator
b.
Bahan yang diperlukan
No
Bahan
1 2 3 4
Portland Semen Pasir beton Kerikil (maksimum 30 mm) Air
Jumlah tenaga yang diperlukan 25 5 2 2 6
Jumlah bahan per m3 beton
Jumlah total bahan untuk 114 m3 beton
10 zak (40 kg) 0.55 m3
1140 zak 62,7 m3
0.8 m3
91.2 m3
215 lt
24510 lt
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
85
LAPORAN KERJA PRAKTEK c.
Peralatan yang diperlukan
No
Peralatan
Jumlah Peralatan 23 kali pengiriman (kapasitas 5 m3)
1
Ready mix
2 3 4 5 6
Concrete pump Vibrator Genset Lampu Penerangan Pompa air
1 unit 3 unit 1 unit sesuai kebutuhan 1 unit
7
Peralatan tukang batu dan alat bantu lain
Sesuai kebutuhan
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
86
LAPORAN KERJA PRAKTEK
BAB VI PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN 6.1 Permasalahan Proyek Dalam setiap pekerjaan pasti kita menemukan berbagai permasalahan. Namun permasalahan itu bukan untuk dihindari, tapi harus dicari jalan keluarnya. Segala sesuatu memang tidak sempurna, kita akan selalu dihadapkan pada suatu bentuk permasalahan, hambatan, dan persoalan, hal ini juga terjadi pada proses pelaksanaan pada proyek ini. Selama
pelaksanaan
pekerjaan,
timbul
beberapa
masalah
yang
menyebabkan terhambatnya kemajuan proyek tersebut. Masalah-masalah yang timbul dibagi dalam beberapa kategori, yaitu : 1. Faktor Cuaca Faktor alam yang menyebabkan terhambatnya kemajuan proyek adalah hujan. Dalam pelaksanaan pekerjaan, sebagian besar proyek ini melalui musim penghujan. Air hujan dapat mengakibatkan terjadinya genangan pada galian dan memperlambat pekerjaan lainnya, misalnya pengecoran, sedangkan pada musim kemarau/panas akan mempercepat proses kehilangan air semen pada konstruksi yang baru dicor sehingga dibutuhkan suatu perawatan beton berupa penyiraman hasil pengecoran dengan air untuk memperlambat penguapan dan proses kehilangan air semen yang cepat. Selain itu, faktor cuaca seperti hujan juga dapat menyebabkan berhentinya suatu pekerjaan dengan alasan keamanan.
Gambar 6.1 Genangan air hujan di STP
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
87
LAPORAN KERJA PRAKTEK Selain hujan, faktor penghambat lainnya adalah bencana erupsi Gunung Merapi yang mengakibatkan hujan abu cukup tebal di lokasi proyek. Hal itu cukup menghambat pekerjaan di lapangan. 2.
Faktor Keselamatan Kerja Seperti pada umumnya proyek-proyek di Indonesia, keselamatan kerja para pekerja kurang diperhatikan
yang dapat
dilihat
dari
perlengkapan
perlindungan keselamatan kerja yang tidak dipakai oleh hampir semua pekerja, baik itu sepatu maupun helm proyek. Kurangnya kesadaran dari para pekerja sendiri menyebabkan beberapa kecelakaan di proyek ini. Selama penulis berada di proyek, ada dua kali kecelakaan kerja yang terjadi, yang pertama pekerja jatuh dari Ground Floor ke Lower Ground saat pengecoran balok. Kemudian yang kedua pekerja yang terkena setrum listrik saat menginjak air dimana terdapat kabel yang diduga lecet dan terdapat arus listrik.
Gambar 6.2 Pekerja yang tidak memakai peralatan K3 (helm dan sepatu) 3.
Faktor Peralatan Faktor peralatan yang menyebabkan terhambatnya kemajuan proyek adalah mixer truck dan concrete pump mobile dari pabrik ready mix concrete sering datang terlambat.
4.
Keterlambatan Pengiriman Gambar dari Konsultan Perencana Masalah lain yang sangat krusial dalam proyek Armada Town Square ini adalah keterlambatan pengiriman gambar rencana oleh konsultan, baik konsultan struktur ataupun arsitek. Masalah ini tentu akan berdampak negatif bagi kontraktor pelaksana di lapangan karena akan terjadi keterlambatan dari segi pengerjaannya. Akibat nyata lainnya adalah saat galian Sewage Treatment Plant (STP) telah selesai dikerjakan, gambar dari konsultan belum
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
88
LAPORAN KERJA PRAKTEK juga datang. Dengan kondisi menunggu seperti itu ditambah dengan kondisi cuaca yang sering hujan, maka samping galian tadi mengalami longsor. Hal itu tentu saja akan menambah volume pekerjaan lagi.
Gambar 6.3 Longsoran di STP 5.
Efisiensi Penggunaan Bahan Pada proyek Armada Town Square, banyak ditemukan material atau bahan yang terbuang sia-sia, hal ini terbukti dari sisa campuran untuk mortar yang telah mengeras, kemudian sisa semen di dalam sak yang terbengkalai terkena hujan tanpa ada yang mengurus. Beberapa besi tulangan yang tidak terpakai di lapangan juga tidak dikembalikan ke tempat fabrikasi, akan tetapi dibiarkan begitu saja oleh pekerja.
Gambar 6.4 Semen sisa di lapangan 6.
Faktor Pelaksanaan Permasalahan pada waktu pelaksanaan pekerjaan disebabkan empat hal pokok, yaitu keterbatasan pengawasan, kelalaian pekerja, urutan pekerjaan yang kurang tepat, dan adanya kesulitan dalam mengaplikasikan gambar rencana. Permasalahan pelaksanaan pekerjaan yang muncul di lapangan antara lain: a. Dalam pemasangan bekisting kolom yang kadang dilakukan secara lembur dikhawatirkan terjadi kelalaian dalam pelaksanaan pekerjaan seperti pemasangan beton tahu atau kolom tidak lurus. Hal ini dapat terjadi karena
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
89
LAPORAN KERJA PRAKTEK keterbatasan pengawasan yang tidak dilakukan secara terus-menerus ketika dilaksanakan kerja lembur. b. Pemasangan tulangan kolom yang kurang sempurna terjadi pada salah satu kolom lantai lower ground. Hal teknis yang menyebabkan hal itu adalah kurang kuatnya pengikatan antara tulangan utama dengan sengkang.
Gambar 6.5 Hasil Penulangan Kolom
6.2 Pemecahan Permasalahan proyek Adanya permasalahan di proyek, selalu diusahakan untuk mencari jalan keluar yang terbaik. Dalam hal ini ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan oleh pihak kontraktor, antara lain sebagai berikut : 1.
Faktor Cuaca Untuk mengatasi jam kerja yang berkurang jika hujan turun, maka jam kerja yang terpotong dialihkan hingga sore hari (pemberlakuan jam lembur), atau hari minggu, namun perlu diperhatikan, pemberlakuan jam lembur tidak boleh terlalu sering dilakukan karena dikhawatirkan akan mengurangi kualitas dari hasil pekerjaan akibat keterbatasan pengawasan maupun kemampuan tenaga kerja. Untuk masalah hujan abu karena erupsi Gunung Merapi, hal itu tidak sampai mengganggu secara signifikan karena tidak berlangsung tiap hari atau dalam waktu yang lama, sehingga volume pekerjaan yang tertunda saat terjadi hujan abu, dapat dikejar pada lain hari, atau pada jam lembur, seperti hari Minggu atau libur.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
90
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2.
Faktor Keselamatan Kerja Perlunya penumbuhan kesadaran pada pekerja maupun kontraktor akan pentingnya perlengkapan keselamatan kerja dalam setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Hal ini dapat disosialisasikan dan diawasi oleh pemerintah
melalui
Departemen
Tenaga
Kerja
Dan
Transmigrasi
(Depnakertrans). 3.
Faktor Peralatan Keterlambatan dari mixer truck dan concrete pump lebih ke operatornya (human error) yang tidak bisa tertib. Sebenarnya jalan dari lokasi batching plan sampai ke lokasi proyek cukup lancar. Pemecahan masalah ini dengan cara lebih awal dalam pemesanan beton ready mix dari batching plan.
4.
Keterlambatan Pengiriman Gambar dari Konsultan Perencana Perlu adanya tindakan tegas terhadap pihak-pihak terkait yang tidak sungguhsungguh terhadap tanggung jawabnya masing-masing dalam proses pelaksanaan pembangunan Armada Town Square ini. Termasuk apabila konsultan terlambat dalam pengiriman gambar rencana seperti ini.
5.
Efisiensi Penggunaan Bahan Pengawasan penggunaan bahan di lapangan harus lebih ketat untuk menangani masalah efisiensi bahan ini. Sebenarnya jika semua komponen pelaksana yang terlibat dapat bekerja sama dengan baik, hal ini tentu dapat diminimalkan. Akan tetapi, para pekerja sering mengambil bahan bangunan yang sebenarnya di lapangan masih ada, untuk menangani ini, pihak logistik harus senantiasa mengawasi dan mencatat setiap bahan yang dipakai oleh pekerja di lapangan.
6.
Faktor Pelaksanaan a. Pelaksanaan pekerjaan secara lembur harus dikurangi dan dilakukan pada pekerjaan yang mendesak dan tidak bisa dihentikan sebelum pekerjaan selesai dilaksanakan. b. Untuk pelaksanaan pekerjaan bekisting dan pengecoran kolom serta tie beam harus diperketat pengawasannya di lapangan.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
91
LAPORAN KERJA PRAKTEK
BAB VII PENUTUP 7.1 Tinjauan Umum Setelah melaksanakan kerja praktik yang berlangsung selama dua bulan, banyak sekali manfaat dan pelajaran yang dapat diperoleh dalam bidang teknik sipil, baik yang menyangkut teknis di lapangan maupun manajemen proyek. Pengalaman pengalaman ini dapat melengkapi pengetahuan yang didapatkan di bangku perkuliahan. Dari kerja praktik ini dapat memberikan pelajaran bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara teori yang didapatkan dari perkuliahan dengan pelaksanaan dan keadaan sesungguhnya di lapangan, dengan mengikuti kerja praktik diharapkan wawasan yang berhubungan dengan teknik sipil dapat berkembang lebih luas lagi. Selama melaksanakan kerja praktik pada Proyek Pembangunan Gedung Armada Town Square Magelang, penulis mendapatkan banyak masukan mengenai metode pelaksanaan pembangunan di lapangan, permasalahan yang sering muncul, dan pemecahan permasalahan yang efektif, baik yang bersifat teknis maupun nonteknis. Dalam menghadapi permasalahan yang muncul diperlukan adanya suatu manajemen konstruksi serta koordinasi yang baik antara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek.
7.2 Kesimpulan Berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang diperoleh selama pelaksanaan kerja praktek, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan : 1. Struktur yang diamati adalah struktur atas, meliputi : kolom, balok, dan plat pada upper ground floor (FFL + 5,800 M). Adapun dimensi dari struktur tersebut adalah sebagai berikut :
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
92
LAPORAN KERJA PRAKTEK a) Kolom Tabel 6.1 Tipe dan Ukuran Kolom No.
Tipe Kolom
Ukuran (mm)
1
K1
700 x 700
2
K2
700 x 700
3
K3
700 x 700
4
K4
700 x 700
5
K5
700 x 700
6
K6
600 x 600
7
K7
600 x 600
8
K8
600 x 600
9
K9
700 x 700
10
K10
800 x 800
11
K11
800 x 800
12
K12
900 x 900
13
K13
900 x 900
14
K14
900 x 900
15
K15
900 x 900
16
K16
300 x 300
Konstruksi kolom pada proyek ini terbuat dari beton bertulang. Perencanaan kolom menggunakan tulangan D10, D13, D22, dan
D25
mm.
Beton
yang
digunakan
untuk
kolom
menggunakan mutu beton K350, dengan slump rencana 10 ± 2 cm.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
93
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Gambar 7.1 Pengaturan stek kolom
b) Balok Tabel 6.2 Tipe dan ukuran balok No.
Tipe Balok
Ukuran (mm)
1
B.1
350 x 700
2
B.2
350 x 700
3
B.3
300 x 600
4
B.4
450 x 900
5
B.5
400 x 800
6
B.6
300 x 700
7
B.7
200 x 400
8
CB.1
350 x 900 ~ 400
9
CB.2
350 x 700 ~ 400
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
94
LAPORAN KERJA PRAKTEK Konstruksi balok induk ini terbuat dari beton bertulang dengan menggunakan tulangan D10, D13, D19, D22, dan D25 mm. Beton yang digunakan untuk balok induk menggunakan mutu beton K350, dengan nilai slump rencana 10 ± 2 cm.
Gambar 7.2 Denah balok
Gambar 7.3 Detail penulangan balok
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
95
LAPORAN KERJA PRAKTEK c) Plat Lantai Konvensional Tabel 6.3 Tipe dan tebal slab No.
Tipe Slab
Tebal (mm)
1
S1
120
2
S2
120
3
S3
250
4
S4
120
Perencanaan plat lantai menggunakan tulangan D10 dan D13 mm. Beton yang digunakan untuk plat lantai sistem ini menggunakan mutu beton K350, dengan nilai slump rencana 10 ± 2 cm.
Gambar 7.4 Denah balok dan slab
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
96
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Gambar 7.5 Potongan balok dan slab
Gambar 7.6 Detil penulangan plat lantai konvensional
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
97
LAPORAN KERJA PRAKTEK d) Plat Lantai Sistem Half Slab Plat lantai dalam proyek Armada Town Square ada dua macam, yaitu dengan plat konvensional dan satu lagi adalah plat lantai dengan sistem Half Slab. Disebut Half Slab karena setengah tebalnya menggunakan plat lantai beton pra cetak yang bergelombang. Half Slab yang digunakan dalam proyek Armada Town Square dipesan dari PT. Beton Elemenindo Perkasa. Berikut spesifikasi teknisnya:
Lebar
: 1200 mm
Tebal plat
: 80 mm
Panjang plat
: sesuai pesanan, maksimal 4 m
Permukaan atas
: siap dicor
Permukaan bawah
: kualitas ekspose
Mutu beton
: K450
Tulangan
: PC-Wire Ø 6 mm.
Beton yang digunakan untuk menutup bagian atas Half Slab menggunakan mutu beton K300 dengan nilai slump rencana 10 ± 2 cm. Tebal keseluruhan plat adalah 12 cm.
Gambar 7.7 Plat lantai sistem half slab “PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
98
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2.
Penggunaan begisting Peri dari PT. Beton Konstruksi Wijaksana (BKW) pada proyek ini sangat membantu dalam hal tercapainya target kualitas pekerjaan. Kelebihan begisting Peri dengan begisting konvensional antara lain : a)
Hasil pengecoran beton lebih rapi, terutama pada bagian sudut dan tidak geripis.
b)
Tidak keropos.
c)
Tanpa pin pada sambungan.
Gambar 7.8 Hasil pengecoran dengan begisting peri
7.3 Saran Dalam pelaksanaan pembangunan pada proyek Armada Town Square Magelang banyak juga ditemui hambatan-hambatan yang terjadi diluar dugaan sehingga mengakibatkan adanya keterlambatan. Untuk itu pada kesempatan ini, kiranya penulis dapat memberikan saran-saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi pihak yang bersangkutan : 1. Mengambil tindakan yeng tegas terhadap pihak-pihak yang kurang serius dalam mengerjakan tugasnya masing-masing. 2. Peralatan kerja, seperti vibrator dalam pelaksanaan proyek perlu ditingkatkan, baik dalam segi jumlah maupun kemampuan alat agar tidak menghambat pelaksanaan pekerjaan. 3. Perlu penambahan material scafolding, support dan bekisting untuk balok dan plat lantai sehingga keterlambatan waktu pekerjaan dapat teratasi.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
99
LAPORAN KERJA PRAKTEK 4. Perlu penambahan tenaga kerja, baik dari pihak sub kontraktor penulangan, sub kontraktor bekisting, dan kontraktor utama untuk mengatasi keterlambatan pekerjaan yang terlalu jauh. 5. Floor Hardener harus diproteksi, misal ditutup karpet agar tidak terluka akibat base-jack atau scafolding yang dipasang diatasnya tidak perlu memakai alas, akan tetapi base-jack yang digunakan dilengkapi dengan roda.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004
100
LAPORAN KERJA PRAKTEK
DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Pekerjaan Umum, 1987, Petunjuk Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang untuk Rumah dan Gedung, Yayasan Penerbit PU : Jakarta. 2. Dipohusodo, Istimawan, 1996, Manajemen Proyek dan Konstruksi, Kanisius : Yogyakarta. 3. Direktorat Jenderal Cipta Karya, 1997, Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, Yayasa Dana Normalisasi Indonesia, Jakarta. 4. HK. Gideon & Vis WC., 1994, Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang, Erlangga, Jakarta. 5. Juwana S. Jimmy, Ir. MSAE, 2005, Sistem Bangunan Tinggi, Erlangga : Jakarta. 6. Tim Penulis Dosen Perguruan Tinggi Swasta – Jakarta, 1998, Manajemen Konstruksi, Universitas Tarumanegara, Jakarta.
“PROYEK PEMBANGUNAN ARMADA TOWN SQUARE MAGELANG” ARY WIBOWO – L2A308004