BAB III BIDANG KEAHLIAN
A. KEGIATAN PRAKTIK DI INDUSTRI
Perencanaan yang telah disusun oleh konsultan perencana diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap
yang
sangat
penting
dan
membutuhkan
pengaturan
serta
pengawasan pekerjaan yang baik, sehingga dapat diperoleh diperoleh hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan berhasil tidaknya suatu proyek, oleh karena itu perlu dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pekerjaan, rencana kerja, serta tenaga pelaksana khususnya tenaga ahli yang professional yang dapat mengatur pekerjaan dengan baik, serta dapat mengambil keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah yang ditemui dilapangan. Pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Apartmen Taman Melati Sinduadi ini terdiri dari pekerjaan struktur bawah dan pekerjaan struktur atas. Pekerjaan struktur bawah meliputi tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut : 1. Pekerjaan persiapan 2. Pekerjaan pengukuran 3. Pekerjaan galian tanah 4. Pekerjaan pondasi Sedangkan untuk pekerjaan struktur atas meliputi tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut : 1. Pekerjaan kolom 2. Pekerjaan balok 3. Pekerjaan pelat lantai Pekerjaan
yang
diamati
ini
meliputi pekerjaan struktur atas (upper
structure) structure) yang meliputi kolom, balok dan pelat lantai. Metode pelaksanaan dari pekerjaan struktur atas adalah sebagai berikut:
30
1. Pelaksanaan Kolom
Pekerjaan kolom melibatkan beberapa kegiatan antara lain adalah penentuan as kolom, penulangan kolom, pembuatan bekisting kolom, pemasangan bekisting kolom, pengecoran kolom, dan pembongkaran bekisting kolom.
Penentuan As
Pembuatan Tulangan
Pemasangan Tulangan
Pemasangan Sepatu Kolom
Pemasangan Bekisting
Pengecoran
Pemb Pembon on kara aran Beki Bekist stin in
Perawatan Kolom Gambar 6. Diagram Alir Pekerjaan Kolom
a.
Penentuan As Kolom
Titik – titik titik as kolom diperoleh dari hasil pekerjaan pengukuran dan pematokan, yaitu marking berupa marking berupa titik-titik atau garis yang digunakan sebagai dasar penentuan letak kolom. mengikuti jarak 31
yang telah disyaratkan dalam perencanaan awal. Marking As kolom adalah pekerjaan pengukuran yang berfungsi untuk menentukan letak garis As dan titik kolom. Marking As kolom dikerjakan oleh tim surveyor . Pekerjaan ini dikerjakan dengan menggunakan beberapa tahapan yaitu: a) Menentukan lokasi kolom berdasarkan koordinat lapangan yang telah dibuat sebelumnya dari tim engineer sesuai acuan BM proyek. b) Surveyor menentukan titik as kolom dengan mengacu koordinat kolom dan shearwall berdasarkan gambar denah kolom pada shopdrawing,yaitu titik x,y(dengan total station) c) BM merupakan suatu titik acuan tetap yang digunakan untuk menentukan semua posisi bangunan.Untuk mempermudah titik acuan tersebut,maka digunakan garis pinjaman 1m yang ditandai menggunakan sipat pada plat lantai sebagai kontrol elevasi kolom dan acuan elevasi plat diatasnya d) Berdasarkan garis pinjaman 1m yang direferensikan dari titik BM, maka titik as kolom dapat ditentukan dengan menandai dengan sipat.
Gambar 7. Marking pekerjaan kolom
b.
Pembuatan Tulangan Kolom
Tulangan kolom dikerjakan di luar site project sampai tulangan kolom jadi satu kesatuan setelah itu diangkat menngunakan tower 32
32
crane
untuk
ditempatkan
pada
kolom
yang
sesuai
dengan
tulangannya Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Tulangan dengan ukuran sesuai gambar kerja didatangkan oleh pihak logistik ke lokasi proyek sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan di lapangan. Panjang tulangan dari supplier adalah 12 m. 2) Pemotongan tulangan dilakukan dengan
bar
cutter dan
pembengkokan tulangan dilakukan dengan menggunakan bar bender . 3) Pembengkokan tulangan dilakukan sesuai dengan ketentuan pendetailan tulangan. Untuk sengkang dengan pembengkokan pengait dengan sudut 135 o , panjang tulangan yang diperlukan adalah sepanjang keliling tulangan ditambah dengan panjang pengait sebesar 6 kali diameter tulangan. Sementara untuk pengait di ujung tulangan yang dibengkokan dengan sudut 90 o panjang pengait yang dibutuhkan adalah 12 kali diameter tulangan. 4) Pemotongan tulangan utama dilakukan sepanjang tinggi kolom perlantai bangunan ditambah dengan panjang penyaluran tulangan untuk keperluan penyambungan tulangan. 5) Pengikatan tulangan sengkang dengan tulangan utama kolom dilakukan dengan menggunakan kawat bendrat
Gambar 8. Proses Pembuatan Tulangan 33
c.
Pemasangan Tulangan Kolom
Pembesian dilakukan di lahan yang kosong lalu diangkat menggunakan tower crane untuk kemudian ditempatkan pada posisi penyambungan antar tulangan kolom. Jarak lewatan overlapping sambungan minimal 40 diameter tulangan utama. Sebelum pekerjaan bekisting, tulangan kolom diperiksa oleh bagian quality control yaitu jumlah dan diameter tulangan utama, diameter dan jarak tulangan geser, serta pengikatan dengan kawat bendrat harus kuat.
Gambar 9. Pekerjaan Pemasangan Tulangan Kolom yang Sudah Terangkai Menggunakan Tower Crane
d.
Pemasangan Sepatu Kolom
Setelah tulangan kolom dipasang, maka kemudian dipasang sepatu kolom. Sepatu kolom merupakan besi yang dipasang pada kaki kolom yang berfungsi untuk menjaga jarak antara tulangan kolom dengan permukaan bekisting kolom untuk memastikan tercapainya ketebalan selimut beton. Sepatu kolom yang digunakan adalah baja tulangan dengan diameter 10mm. Sepatu kolom dipasangkan pada titik marking yang telah ditandai oleh orang surveyor. Pengecekan kelurusan pemasangan sepatu kolom disesuaikan dengan marking pada sisi luar kolom. 34
Gambar 10. Sepatu Kolom
e.
Pemasangan Bekisting
Bekisting yang digunakan yaitu bekisting knock down yang di pesan dari CV. Prima Pratama Putra. Bekisting yang digunakan sudah langsung siap pakai. Pemasangan bekisting dibantu oleh Tower Crane serta dua pekerja
Gambar 11. Pemasangan Bekisting Knock Down
f.
Pengecoran
Pengecoran kolom dilakukan dengan menggunakan Concrete bucket berkapasitas 0,8 m3 dengan bantuan alat tower crane. 35
Gambar 12. Concrete bucket
Urutan pengecoran kolom adalah sebagai berikut: 1) Concrete bucket dan pipa tremi disiapkan terlebih dahulu membersihkannya agar mempermudah pelaksanaan pengecoran. 2) Beton dituang ke dalam bucket dimana tutup bucket harus dalam keadaan tertutup agar beton tidak tumpah selama proses pengangkutan beton dari tempat penuangan beton ke lokasi pengecoran. 3) Pemindahan
bucket yang berisi beton dari lokasi penuangan
beton ke lokasi pengecoran dengan menggunakan tower crane 4) Pada lokasi pengecoran, tutup bucket dibuka dan beton dituang kedalam bekisting dengan menggunakan pipa tremi 5) Penuangan beton harus dilakukan dengan ketentuan berikut ini: beton harus dituang sedekat-dekatnya dengan tujuan akhir untuk mencegah terjadinya segregasi adukan beton 6) Pemadatan tiap layer dengan menggunakan concreate vibrator. Pemadatan
dilakukan
untuk
mengeluarkan
gelembung-
gelembung udara yang terjebak didalam adukan semen yang timbul pada saat penuangan beton. Penggetaran beton harus dilakukan dengan baik agar mengasilkan mutu beton yang sesuai dengan yang diinginkan. Kesalahan dalam penggetaran beton akan mengakibatkan penururan mutu beton
36
Gambar 13. Concrete Vibrator
Gambar 14. Pengecoran Kolom
g.
Pembongkaran bekisting
Proses pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah beton
dianggap
mulai
Pembangunan Apartmen
mengeras.
Taman
Melati
Pada Sinduadi
Proyek ini,
bekisting kolom dilepas sekitar 12 jam setelah proses pengecoran. Setelah 6 jam dari pembongkaran, kolom tersebut disemprotkan cairan
antisol
yang
berguna
sebagai
curing beton.
Proses
pembongkaran bekisting kolom adalah sebagai berikut: 1) Pembongkaran bekisting kolom dilakukan dengan menggunakan alat tower crane. 2) Pembongkaran dilakukan dengan terlebih dahulu melepas push pull props dari base plate. 3) Pengendoran baut / wing nut yang terdapat pada corner tie holder .
37
4) Setelah itu bekisting pada keempat sisi kolom digeser kearah luar kolom. Kemudian bekisting kolom tersebut diangkat dan dipindahkan dengan bantuan alat tower crane 5) Proses pengangkatan ini haruslah dilakukan dengan sangat hatihati untuk mencegah cacatnya hasil pengecoran.
Gambar 15. Hasil Pengecoran Kolom Setelah Bekisting Diangkat
h. Perawatan Kolom
Setelah bekisting dibongkar, kolom dirawat dengan cara menggunakan bambu yang sudah dianyam kemudian diberi karung yang telah dibasahi. 2. Pelaksanaan Balok dan Pelat Lantai
Pekerjaan balok dan pelat lantai dilaksanakan setelah pekerjaan kolom selesai. Pekerjaan balok dan pelat lantai meliputi beberapa kegiatan antara lain penentuan as balok, penulangan balok dan plat lantai, pembuatan bekisting balok dan pelat lantai, pengecoran balok dan pelat lantai, pembongkaran bekisting balok dan pelat lantai, dan perawatan beton. Balok merupakan salah satu bagian struktur dalam sebuah bangunan yang berfungsi untuk menerima dan menyalurkan beban menuju kolom. Selain balok juga terdapat ring balok yang berfungsi 38
sebagai penyatu antara kolom yang satu dengan kolom yang lainnya sehingga bila terjadi pergerakan, kolom-kolom tersebut dapat tetap berdiri tegak dan tidak berubah bentuk maupun posisinya. Pemasangan Perancah
Perakitan Bekisting
Pemasangan Tulangan
Pengecoran
Pelepasan Bekisting Gambar 16. Diagram Alir Pekerjaan Balok
a.
Pemasangan perancah
Pemasangan perancah dilakukan pada area dimana akan dibuatnya bekesting balok dan pelat lantai. Setelah itu, elevasi balok diatur agar bisa sesuai dengan elevasi kepala kolom yang sebelumnya telah ditentukan as balok dan pelat lantai menggunakan alat autolevel .
Pengukuran dengan menggunakan alat autolevel
untuk memastikan kedataran balok dan pelat. Pada balok yang memiliki panjang 6 m ditopang dengan menggunakan 3 unit scaffolding sedangkan untuk balok yang memiliki panjang 8 m ditopang dengan menggunakan 4 unit scaffolding.
39
Gambar 17. Pemasangan Perancah
b.
Perakitan Bekesting
Pada pembuatan bekisting balok dan pelat lantai berbeda dengan kolom yang pembuatan bekisting kemudian penulangan, material yang harus disiapkan antara lain: kayu 6/12cm, kayu 8/12cm, kayu 5/7cm, plywood 12mm, siku L40x40x4, horry beam, horry pipe atau kanal C, scaffolding . Peralatan yang digunakan antara lain: mesin las, mesin serut, meteran dan benang, paku, palu dan gergaji
Gambar 18. Sketsa Bekisting Balok 40
Pelaksanaan pekerjaan bekisting balok dan pelat lantai, adalah sebagai berikut : Scaffolding dipasang dengan posisi melintang dari balok. Ujung scaffolding dipasang besi untuk penyangga bekisting balok dan pelat.Rangka dari bekisting plat dan balok dipakai kayu 5/7 yang dipasang melintang terhadap balok 8/12 dan diikat dengan paku. Sebagai penutup dari kayu tersebut maka digunakan multipleks yang telah diolesi oli atau polyphilum. Untuk bekisting balok, sisi luarnya diberi penguat dari besi segitiga siku dengan profil L40x40x4. Untuk bekisting pelat lantai, maka pada setiap sambungan multipleks harus ditunjang oleh kayu 6/12 sehingga tidak bocor.
Gambar 19. Pemasangan Bekisting Pada Balok
41
Gambar 20. Pekerjaan bekisting balok dan bekisting plat lantai
c.
Pemasangan Tulangan
Tulangan balok dan pelat lantai dikerjakan di lokasi yang akan dipasang. Diameter tulangan yang akan digunakan bervariasi tergantung tipe balok pada gambar schedulle balok. 1) Pemasangan Tulangan Balok
Langkah pekerjaan pada tahap pembuatan tulangan balok adalah sebagai berikut. Proses pemotongan dan pembengkokan tulangan dilakukan di los besi, kemudian dipindahkan ke lokasi akan dibuat balok. Pemotongan baja tulangan dilakukan dengan menggunakan bar cutter . Pemotongan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Sedangkan pembengkokan tulangan dilakukan dengan mengunakan bar bender dan dilakukan sesuai dengan ketentuan pendetailan tulangan. Proses perangkaian tulangan balok adalah sebagai berikut:
Memasang tulangan bawah balok di atas beton decking.
Ujung tulangan bawah dimasukkan ke dalam tulangan kolom sebagai penjangkaran, minimal 12 kali diameter tulangan.
Memasang tulangan geser / sengkang.
Memasang tulang atas dengan cara memasukkan satu persatu kedalam tulangan geser / sengkang. Ujung tulangan 42
atas
dimasukkan
kedalam
tulangan
kolom
sebagai
penjangkaran sebesar 40 D.
Merangkai tulangan-tulangan sesuai dengan shop drawing , antar tulangan diikat menggunakan kawat bendrat.
Gambar 21. Pemasangan tulangan dan beton decking pada balok
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat perangkaian adalah jumlah dan diameter tulangan utama, diameter dan jarak tulangan geser terutama pada daerah tumpuan dan lapangan. Jarak tulangan geser pada daerah tumpuan lebih rapat di bandingkan jarak pada daerah lapangan, hal ini dimaksudkan untuk mengatasi momen yang terjadi pada balok. 2) Pemasangan Tulangan Pelat Lantai
Pelat lantai didesain sebagai pelat dua arah, pada pelat ditumpu oleh ke empat sisinya. Secara matematis syarat pelat dua arah adalah
Ly Lx
< 3 (Ly = panjang pelat dan Lx = lebar pelat)
dan pembesian pelat dibuat secara 2 lapis. Proses pemotongan dan pembengkokan tulangan dilakukan di los besi, kemudian dipindahkan ke lokasi akan dibuat pelat lantai. Tahapan pembesian plat lantai adalah sebagai berikut :
43
Pemasangan tulangan bawah lapis pertama di atas beton decking
Ujung tulangan bawah dimasukkan ke dalam tulangan balok sebagai penjangkaran, minimal 30 kali diameter tulangan
Pemasangan tulangan bawah lapis kedua di atas tulangan bawah lapis pertama dengan arah tegak lurus, kemudian diikat dengan kawat bendrat
Pemasangan
tulangan
penumpu/kaki
ayam.
Tulangan
tersebut diikat dengan tulangan bawah lapis kedua dengan kawat bendrat
Pemasangan tulangan atas lapis pertama di atas tulangan penumpu (kaki ayam), kemudian diikat dengan kawat bendrat
Pemasangan tulangan atas lapis kedua di atas tulangan atas lapis pertama dengan arah tegak lurus, kemudian kedua tulangan tersebut diikat dengan kawat bendrat.
Gambar 22. Pemasangan Tulangan pada Pelat Lantai
Pada pembesian pelat lantai hal yang perlu diperhatikan antara lain:
Letak tulangan penumpu (kaki ayam), agar jarak antara tulangan atas dan bawah tidak mengalami perubahan. 44
Letak dan lubang-lubang untuk keperluan mekanikal, elektrikal dan plumbing .
d. Pengecoran Balok dan Pelat Lantai
Alat yang digunakan dalam proses pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai adalah dengan menggunakan concrete pump. Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan halhal seperti: 1) Pemeriksaan Bekisting
Posisi dan kondisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan. Bekisting harus lurus sesuai dengan as-nya, tegak, dan tidak bocor. Bekisting juga harus kuat, terpasang dengan kokoh agar tidak bergeser karena getaran dan tekanan adukan beton selama proses pengecoran. Mengingat pentingnya pemeriksaan ini, maka tidak boleh ditunda sampai mendekati waktu pengecoran. Pemeriksaan ini meliputi :
Ukuran bekisting ( lebar dan tinggi )
Kemungkinan elevasi tidak tepat
Kemungkinan tidak tegak lurus terhadap bidang horizontal maupun vertikal
Kebersihan lokasi pengecoran
Pemeriksaan sambungan dan perkuatan bekisting
Jarak beton decking
Kesesuaian pelaksanaan pekerjaan pembesian dengan shop drawing .
2) Pemeriksaan Penulangan
Pekerjaan penulangan harus sudah selesai dan diperiksa sebelum pelaksanaan pengecoran. Pemeriksaan pemasangan tulangan dimaksudkan untuk mengetahui ukuran, ketepatan letak dan jumlah tulangan, sehingga akan terbentuk konstruksi 45
beton yang sesuai dengan spesifikasi. Pemeriksaan ini berkaitan dengan :
Pemeriksaan jumlah dan ukuran tulangan utama
Pemeriksaan jumlah, jarak, dan posisi sengkang
Pemeriksaan penyambungan tulangan
Pemeriksaan kekuatan bendrat
Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan bahan lain yang dapat mengurangi daya rekatan.
Urutan pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai adalah sebagai berikut:
Sebelum dilakukan pengecoran, lantai bekisting pelat dan balok yang akan dicor dibersihkan dari kotoran dan loose material dengan menggunakan compressor.
Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan plat lantai digunakan concrete pump.
Pelaksanaan pengecoran plat dan balok dibagi dalam 7 zona untuk memperhitungkan keefektifitas waktu dan tenaga kerja. Pengecoran pertama dimulai dari zona 1, dilanjutkan 3 hari berikutnya zona 2 dst.
Sebelum dicor antara beton baru dan beton lama diberi beton dodol (lem beton) terlebih dahulu agar pengecoran dapat lebih lengket.
Pengecoran dipadatkan dengan vibrator dengan maksud agar beton benar- benar menyebar, tidak mengumpul di satu lokasi.
Setelah itu adukan diratakan dengan jidar ( kayu perata ) sesuai dengan tinggi peil yang sudah ditentukan. Tinggi peil dicek dengan waterpass atau jika sudah menggunakan bantuan relat peil maka permukaan lantai sudah dianggap rata.
46
Gambar 23. Pengecoran balok dan pelat dengan concrete bucket
e. Pengecekan Elevasi Pelat Lantai
Setelah dilakukan pengecoran perlu dilakukan pengecekan kedataran. Pengecekan kedataran ini berfungsi unt uk menyamakan tinggi pada lantai setelah lantai dicor sehingga ketinggian satu tempat dengan tempat lain sama. Cara pengecekannya dengan menggunakan waterpass yang ditembakkan ke titik sembarang dalam pelat lalu diukur ketinggiannya. Semua titik harus memiliki ketinggian yang sama. Bila terjadi perbedaan yang besar, maka terj adi ketidakrataan pelat lantai.
Gambar 24. Pekerjaan Perataan Pada Pengecoran Pelat Lantai 47
Gambar 25. Check Kerataan Pelat Lantai Setelah Pengecoran f.
Pembongkaran Bekisting Balok dan Pelat
Dengan mengasumsikan siklus pengecoran adalah 6 hari, maka pembongkaran bekisting dilakukan setelah beton mencapai umur 21 hari, pada umur ini beton sudah mengeras tapi belum sempurna kekuatannya. Pada umur 21 hari, balok dan plat lantai hanya akan ditopang oleh pipe support . Pembongkaran bekisting balok dan pelat lantai dilakukan dengan menggunakan linggis secara bertahap mulai dari pinggir bentang ke arah tengah bentang. Hal ini dimaksudkan agar balok dan lantai tidak secara mendadak memikul berat sendiri yang dapat mengakibatkan keretakan pada struktur. Pembongkaran
dilakukan
secara
hati-hati
agar
tidak
merusak bekisting, sehingga bekisting tersebut dapat digunakan lagi.Setelah pengecoran balok dan plat, beton memulai reaksi kimia menjadi padat. Kekuatan mutu beton secara bertahap naik setiap hari akan meningkat. Beton muda pada elemen balok dan plat membutuhkan perancah dalam menahan gaya momen yang besar akibat beban mati dan hidup hingga umur dan kekuatan beton mampu untuk mandiri. Umur beton plat dan balok minimum yang diperbolehkan untuk dilakukkan pembongkaran bekisting adalah 8 hari setelah 48
pengecoran. Pembongkaran bekisting memiliki tujuan utama yaitu dapat dilakukkannya transfer material bekisting dari lantai pekerjaan pembongkaran bekisting ke lantai kerja pekerjaan pemasangan bekisting. Proses transfer material bekisting pada struktur atas tower 1 dibagi dalam zona-zona yang ada, sehingga transfer material bekisting hanya mengarah secara vertikal. pembagian siklus transfer bekisting secara zona juga bertujuan untuk menjaga ketersediaan dan mengontrol hilangnya peralatan bekisting di lahan kerja Berdasarkan data yang diambil ketika kerja praktek, pembongkaran bekisting zone 1 dimulai ketika 2 lantai diatasnya telah dicor. Hal ini dimaksudkan untuk mempersiapkan material bekisting berikutnya.
sebelum
pemasangan perancah
dan cetakan
lantai
Apabila terlihat dari perpindahan lantainya, siklus
transfer material bekisting proyek ini memakai siklus 3 lantai untuk tiap zona. Uraian pekerjaan bekisting
dalam satu siklus transfer
material bekisting zona 1 dapat dijelaskan sebagai berikut : - Hari ke-1 pemasangan bekisting kolom lantai 1 - Hari ke-2 mulai pembongkaran bekisting kolom lantai 1 - Hari ke-3-4 mulai pemasangan bekisting plat dan balok lantai 2 - Hari ke-5 pengecoran lantai 2 - Hari ke-6 pemasangan bekisting kolom lantai 2 - Hari ke-7 pembongkaran bekisting kolom lantai 2 - Hari ke 8-9 mulai pekerjaan bekisting balok dan plat lantai 3 - Hari ke-10 pengecoran lantai 3 - Hari ke-11 pemasangan bekisting kolom lantai 3 - Hari ke-12 bongkar bekisting kolom lantai 3 dan mulai bekisting
balok plat lantai 4 - Hari ke-15 pengecoran lantai 4 - Hari ke-15-17 pembongkaran bekisting plat dan balok lantai 1 - Hari ke-16 pemasangan bekisting kolom lantai 4
49
- Hari
ke-17
pembongkaran
bekisting
kolom
lantai
4
dan
pemasangan bekisting plat balok lantai 5 dengan material bekisting lantai 1 - Hari ke-20 pengecoran lantai 5 - Hari ke-20-22 pembongkaran bekisting plat dan balok lantai 2 - Hari ke-21 pemasangan bekisting kolom lantai 5 - Hari
ke-22
pembongkaran
bekisting
kolom
lantai
5
dan
pemasangan bekisting plat balok lantai 6 dengan material bekisting lantai 2
Lantai 5
scaffolding Lantai 4 PERPINDAHAN BEKISTING
Lantai 3
Lantai 2
Lantai 1
reshoring
Gambar 26. Sketsa Transfer Material Bekisting
Pekerjaan pembongkaran bekisting sangat rawan akan terjadi kecelakaan berupa tertimpa material bekisting. Oleh karena itu tata cara pelaksanaan pembongkaran bekisting harus sesuai prosedur. Pembongkaran perancah dan bekisting harus secara runtut yaitu dari balok anak ke balok induk. Pembongkaran dilakukkan dari tengah ke tepi lantai karena perancah yang terdapat di tepi lantai perlu pengamanan ekstra agar material tidak jatuh ke lantai bawah.
50
Sedangkan langkah-langkah dalam membongkar bekisting plat dan balok adalah sebagai berikut : a) Lepaskan
perkuatan
bekisting
kepala
kolom
dengan
mengendurkan wingnut b) Lepaskan bekisting kepala kolom c) Kendurkan dan ambil stronger beam d) Kendurkan quick jack nut sehingga suri-suri dan balok girder level terpisah e) Robohkan main frame yang menyatu dengan balok girder l evel. g. Perawatan Beton Balok dan Pelat
Perawatan beton balok dan pelat lantai dilakukan setiap hari selama 1 minggu sejak permukaan beton pada pelat lantai telah kering permukaannya, dengan cara menyirami dengan air sehingga penguapan dapat ditahan dan menjadikan balok dan pelat tidak mengalami retakan.
51
52