LAPORAN MAGANG
PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) PADA lli a si si nensis nensis L .) DI PT. SARANA MANDIRI MUKTI TANAMAN TEH ( C amellia
KECEMATAN KEBAWERAN KABUPATEN KEPAHIANG BENGKULU
Oleh :
Jefri Rawibowo E1J015002
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2017
LEMBAR PENGESAHAN PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) PADA lli a si si nensis nensis L .) DI PT. SARANA MANDIRI MUKTI TANAMAN TEH ( C amellia
KECEMATAN KEBAWERAN KABUPATEN KEPAHIANG BENGKULU
oleh : Jefri Rawibowo E1J015002
Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktik Lapangan/Magang yang dilaksanakan selama 36 hari kerja dan telah dipertahankan didepan dewan penguji pada Tanggal
Dosen Pembibing Lapangan/
Dosen Undangan/
Penguji
Penguji
Mengetahui Ketua Jurusan Budidaya Pertanian
RINGKASAN
Kegiatan magang ini dilaksanakan selama 36 hari kerja mulai tanggal 3 Juli 2017 sampai 12 Agustus 2017 yang terdiri dari 6 orang peserta pada perusahaan/instansi yang memiliki Standar Operational Procedur (SOP) salah satunya adalah perusahaan kebun teh PT. Sarana Mandiri Mukti Kebawetan yang berlokasi di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Pada kegiatan magang ini peserta melakuakan kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya pada Kerangka Acuan Magang (KAM) dan perserta difokuskan pada kegiatan masing – masing namun diperbolehkan untuk megetahui proses – proses proses kegiatan lain diluar dari kegiatan yang telah ditentukan tersebut. Salah satunya kegiatan yang terdapat pada PT. Sarana Mandiri Mukti adalah kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Dalam kegaiatan budidaya tanaman teh, terdapat macam jenis kegiatan yanag dinamakan Perawatan khusunya dalam Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Pada PT. Sarana Mandiri Mukti menggunakan 3 Jenis bahan kimia yaitu Bionassa (Herbisida), Talstar (Hama), dan Champion (Penyakit). Dalam kegiatan perawatan tanaman teh sangat penting untuk mendapatkan kualitas daun teh yang baik. Dalam pelaksanakan perawatan ini tergatung dengan kondisi atau tingkat serangan pada tanaman teh terutama pada serangan penyakit Blister Blister Blight (BB) yang timbul pada saat iklim rendah dan serangan Hama Impuaska pada musim panas. Pada Pengendalian OPT sangatlah harus teliti dalam mengamati serangan yang terjadi pada tanaman teh.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.
wb.
Alhamdulillah segala puji kehadirat Allah SWT atas rahamat, karunia, dan hidayah – Nya Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Lapangan/Magang ini tepat pada waktunya. Laporan ini ditulis untuk menyelesaikan mata kuliah Magang (.....) yang telah dilaksanakan sebelumnya di PT. Sarana Mandiri Mukti Kepahiang. Penulis banyak berterima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini khususnya : o o o o
Ibu Ir. Entang Inoriah, M.P selaku Dosen Pembimbing Magang Bapak Jumon Selaku Wakil ADM Bapak J. Silalahi selaku Dosen Pembimbing Lapangan Teman – teman teman magang di PT. P T. Sarana Mandiri Mukti (Ayub Joko Suhendri, S ulis Wiandi, Irawan Gusti Pernama, Nola Novrianti, Noni Fatmala)
Dalam penyusunannya penulis telah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis menyadari akan kekurangan dan kekeliruan dalam pembuatan laporan ini, karena keterbatasan waktu dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis dengan senang hati menerima bimbingan dan masukkan dari pembaca guna menambah pengetahuan penulis. Demikian kata sambutan dari penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis sendiri. Wassalamu’alaikum wr. wb.
Bengkulu,..........................2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ........................................................................................................... Ringkasan ............................................................................................................................ Kata Pengantar .............................................. ...................................................... ....................................................................... ................. Daftar Gambar ..................................................................................................................... Daftar Lampiran .................................................................................................................. I.
II.
III. IV.
V. VI.
Pendahuluan ...................................................................................................... a. Latar Belakang ................................................. ............................................ b. Tujuan ...................................................... .......................................................................................................... .................................................... c. Manfaat .................................................... ........................................................................................................ .................................................... Gambaran Umum Tempat Magang ................................................................... a. Sejarah Perusahaan ...................................................................................... - Latar Belakang Berdirinya Perusahaan ................................................. - Tujuan Perusahaan P erusahaan .............................................. ................................... - Visi dan Misi Perusahaan ...................................................................... b. Struktur Organisasi ................................................... ................................... c. Sistem Manajemen Produksi ....................................................................... d. Sistem Tata Kelolah Tenaga Ten aga Kerja ....................................................... .............................................................. ....... Tinjuan Pustaka ................................................................................................. Metode Magang ...................................................... ................................................................................................. ........................................... a. Waktu dan Tempat....................................................................................... b. Tahapan Pelaksanaan Pelaksana an ................................................ ................................... c. Mekanisme Pelaksanaan .................................................... .............................................................................. .......................... Hasil dan Pembahasan Praktik Lapangan/Magang ........................................... Kesimpulan dan Saran .......................................................................................
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... Ucapan Terima Kasih kepada Instansi/Perusahaan ...................................................... ............................................................. ....... Lampiran.............................................. ...................................................... ................................................................................ ..........................
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Informasi Perusahaan ................................................... ................................... Lampiran 2. Ringkasan Kegiatan Harian ............................................................................ Lampiran 3. Logbook .......................................................................................................... Lampiran 4. Foto – Foto Foto Kegiatan ..................................................................................... Lampiran 5. Peta Perkebunan P erkebunan Teh Kebawetan ................................................... .................
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang
Praktik Lapangan/Magang (AGT – 401 401 dengan beban 4 SKS) merupakan mata kuliah wajib Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universutas Bengkulu. Adapun syarat syarat dari mata kuliah Magang ini, mahasiswa telah menyelesaikan 80 SKS dan IPK tidak kurang dari 2,00. Dalam kegiatan ini, mahasiswa diwajibkan untuk melakukan kegiatan magang selama 36 – 40 hari kerja. Perusahaan yang memungkinkan untuk dapat dijadikan tempat magang adalah perusahaan tersebut harus memiliki Standard Operation Precedure (OPT). Precedure (OPT). Dari kegiatan magang ini diharapkan mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam kegiatan bekerja pada suatu perusahaan serta memliki hubungan dengan perusahaan tersebut. Tanaman teh (Camelia sinensis L. O. Kuntze) termasuk tanaman bergenus Camelia yang memiliki sekitar 82 spesies, terutama tersebar dikawasan Asia Teng gara pada garis lintang 30o sebelah utara maupun selatan khatulistiwa. Tanaman teh memiliki syarat tumbuh, yaitu pada ketinggian 800 – 2000 2000 m dpl, suhu udara berkisar antara 13 – 25 25oC, jumlah hujan tidak kurang dari 2000 mm/tahun, cahaya matahari yang cerah dan kelembaban relatif pada siang hari tidak kurang dari 70%, jenis tanah yaitu latosol dan podzolik denga pH tanah antar 4,5 – 5,6. Tanaman teh diperbanyak secara generatif dan vegetatif. Tanaman teh yang ada indon esia baik konsumsi karena memiliki senyawa polifenol berupa katekin yang baik untuk kesehatan dibandingkan dari teh negara lain (Isnayni, 2013). Organisme pengganggu tanaman (OPT) merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat keberhasilan produksi tanaman teh. Salah satu OPT yang menyebabkan penurunan produksi dan mutu teh di Indonesia adalah Exobasidium vexans Massee, penyebab cacar daun teh (blister blight). Penurunan produksi yang disebabkan oleh penyakit ini dapat mencapai ± 40 %. Penyakit-penyakit pada tanaman teh sangat kompleks, baik penyakit pada daun (cacar daun), akar, dan batang atau dahan. Pada umumnya penyakit-penyakit tersebut disebabkan oleh kelompok cendawan. Ada pula penyakit fisiologis yang disebabkan oleh kekurangan unsur hara tertentu misalnya nitrogen, kalsium, magnesium atau belerang (Setyamidjaja, 1988). Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengatasi gangguan fisiologis adalah dengan memberikan pupuk yang mengandung unsur hara yang sesuai dengan dosis yang dibutuhkan. b. Tujuan
Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan magang ini adalah : 1. Mahasiswa mendapatkan kesempatan melaksanakan praktek secara langsung melakukan kegiatan – kegiatan kegiatan usaha secara profesional pada suatu perusahaan atau industri. 2. Mahasiswa mengetahui proses dan mekanisme kerja baku yang terdapat di perusahaan atau industri. 3. Mahasiswa dapat mengetahui tahapan – tahapan tahapan dalam pembibitan teh. 4. Mahasiswa mengetahui permasalahan yang dijumpai dalam kegiatan pengendalian organisme pengganggu tanaman.
c. Manfaat
Dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang positif bagi mahasiswa, perguruan tinggi maupun instansi tempat magang. Manfaat bagi Mahasiswa yaitu : 1. Sebagai wadah untuk menerapkan ilmu dan teknologi secara langsung yang selama ini hanya diperoleh melalui teori selama perkuliahan. 2. Untuk menimba ilmu mengenai dunia usaha yang sesungguhnya pada perusahaan dan/atau industri. 3. Untuk meningkatkan keterampilan serta keahlian secara teknis di lapangan 4. Untuk mempelajari sosiologi tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan tersebut. 5. Untuk mempelajari permasalahan yang akan muncul dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman. Manfaat bagi Perguruan Tinggi yaitu : 1. Terjadinya kerjasama bilateral anatara Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu dengan perusahaan. 2. Meningkatkan kualitas lulusan melalui pengalaman kerja selama kegiatan magang. 3. Dikenalnya Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu di dunia perusahaan dan/atau industri. Manfaat bagi Perusahaan yaitu : 1. Terjalinnya kerjasama antara dunia pendidikan dengan dunia usaha, sehingga perusahaan tersebut dikenal dikalangan akademis dan peneliti. 2. Adanya masukan – masukan dan keritikan yang membangun dari mahasiswa peserta magang dan/atau dosen pembimbing magang dari Perguruan Tinggi untuk perbaikan perusahaan di masa yang akan datang.
BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG a. Sejarah Perusahaan Latar belakang berdirinya perusahaan
Pada awalnya, perkebunan Teh di Deas Tangssi Baru kebawetan ini didirikan oleh Pengusaha Belanda N. V. Land Bovus Maatshaapy pada tahun 1925 yang berkantor pusat di Sumatera Selatan. Pada saat itu hanya tanaman Kopi dan Kina yang ditanaman. Pada tahun 1933 – 1936 1936 barulah tanaman Teh yang diusahkan sedangkan tanaman Kopi dan Kina tidak lagi. Selanjutnya ada tahun 1935, dibangunlah pabrik teh yang tidak jauh dari lokasi perkebunan. Sejak berdirinya perkebuanan teh ini sudah mengalami perubahan mulai dari status kepemilikannya maupun bentuk badan usahnya. Di jaman pemerintah jepang, perkebunan ini diambil alih dan dikelolah dengan baik oleh jepang yang produknya bernama Teh Kebawetan. Setelah kemerdekaan, perkebunan ini diambil aolih oleh pemerintah Indonesia namun menjadi terlantar. Pada tahun 1965 perkebunan ini berjalan kembali di bawah PT. Trilingga namun tidak lama kemudian ditinggallan akibat kondisi keuangan dan negara yang tidak mendukung. Setelah Bengkulu menjadi Provinsi pada tahun 1968 dan terpisah dari Provinsi Sumatera Selatan dan wilayah kebawetan menjadi bagian dari provinsi Bengkulu. Perkebun an ini diambil alih oleh Pemda Tingkat I Bengkulu antara tahun 1975 – 1979 1979 perkebunan ini diserahkan oleh Pemda kepada PT. Kebawetan dan pada tahun 1980 disewakan pada PTP. XXIII, namun pada tahun yang sama Mantan Gubernur Provinsi Bengkulu Drs. H. Abdul Chalik mengambil ahli dan mempelopori pengelolaan kembali perkebunan ini dengan mendirikan PT. Panca Mukti yang orientasinya selain membuka kembali perkebunan teh peninggalan zaman Belanda. PT. Sarana Mandiri Mukti dikembangkan dengan me masukkan investor baru yaitu Yayasan Sarana Wana Jaya dari Departemen Kehutanan Jakarta, lalu berdirilah secara resmi PT. Sarana Mandiri Mukti pada tanggal 20 September 1989 dengan luas lahan keseluruhan 1.911,7 Ha. Dari luas lahan tersebut hanya 1000 Ha yang telah disahkan dan diizinkan untuk dikelola, hal ini berdasarkan sertifikat No. 32 HGU/BPN/89 tanggal 27 Juli 1989 dan SK Bupati No 49/1998. PT. Sarana Mandiri Mukti melaksanakan investasi pembangunan perkebunan dan unit pengolahan teh dengan pola PBSN atau Perusahaan Perusaha an Perkebunan Swasta yang modal mo dal kerjanya diperoleh 51 % dari Yayasan Sarana Wana Jaya, 25 % dari Pemda Bengkulu, 15 % dari Direktur dan 9 % Bapak Drs. Abdul Chalik. Pada awalnya PT. Sarana Mandiri Mukti mengelolah jenis teh Hijau dimulai bulan Mei 1992 dan pada tahun 1993 baru dimulai pengolahan Teh Hitam (CTC). Tabel 1. Luas Lahan Perkebunan Yang Produktif Lahan Perkebunan Afdeling I Afdeling II Afdeling III
Luas Lahan (Ha) 182,20 157,43 159,21
Jumlah Total Lahan
498,84
Tabel 2. Luas Lahan Perkebunan Non – produktif produktif Lahan Perkebunan Areal yang belum ditanami Emplasemen Sungai, Jurang Jalan Hutan Lindung Kuburan Jumlah Total Lahan Jumlah Sisa HGU PT. Sarana Mandiri Mukti
Luas Lahan (Ha) 170,10 5,50 20,00 9,00 22,87 1,00 228,47 775,11
Tujuan Perusahaan
Tujuan dari perusahaan PT. Sarana Mandiri Mukti ini ialah meningkatkan dan menumbuh kembangkan pertumbuhan perekonomian daerah dan pendapatan asli daerah. Visi dan Misi Perusahaan
Visi : PT. Sarana Mandiri Mukti yaitu berupaya untuk menjadi perusahaan nasional yang memiliki potensi tinggi dibidang agribisnis dan didukung oleh sistem manajemen total yang berfokus pada teh serta perusahaan memiliki potensi untk memperluas iti dan tumbuh diversifikasi yang terikat baik melalui investasi langsung tersediri atau memperluas layanan kepada pihak lain. Misi : PT. Sarana Mandiri Mukti secara efektif ikut ambil bagian dalam mengekspolotasi pasar global dan juga pasar lokal yang sangat penting untuk mencapai keberhasilannya. Iini merupakan kepentingan para pemegang saham dan masyarakat pada umunya sehingga perusahaan dapat diarahka untuk berada didepan dalam menciptakan sinergi dala industri, untuk meningkatkan kekuatannya, memanfaatkan proses privatisai program yang datangnya dari perkebunan dari pemerintah.
b. Struktur Organisasi
c. Sitem Manajemen Produksi
Sistem Manajemen Produksi meliputi bebrapa tahapan yang meliputi pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemetikan/panen, hingga pasca panen -
Pembibitan
Pemilihan lokasi pembibitan harus berdrainase baik dan dekat dengan kebun yang akan ditanam, agar mudah melakukan pengangkutan dan membuat naungan, media tanam 2/3 top soil dan 1/3 soil dan dicampur pupuk sesuai dosis yang dianjurkan, pembuatan bedengan bibt dan sungkup plastik, pemotongan pembuatan stek, serta penanaman stek sedalam 3 – 5 5 cm, lalu di tutup dengan sungkup plastik dan dibiarkan selama 3 bulan. 2 minggu setelah 3 bulan sungkup di buka ¼ selama 3 jam dari jam 07.00 – 10.00 10.00 WIB. 2 minggu kemudian di buka ½ dengan waktu yang sama dan 2 minggu kemudian sungkupa di buka seluruhnya. -
Penanaman
Penanaman dilakukan di lokasi yang disiap ditanam. Adapun kegiatan menanam ini ialah menggantikan tanaman mati oleh serang OPT terutama penyakit jamur akar dan penanaman di lahan baru dibuka. Kegiatan yang dilakukan penanaman ialah penetuan jarak, pembuatan lobang tanam, dan pemberian pupuk dasar. -
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman teh sangat penting terutama dalam pengendalian OPT secara mekanis dan kimia. Demi mendapatkan hasil pucuk teh yang baik perawatan tanaman teh sangat diperhatikan terutama penggunaan bahan kimia. Pegendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai dengan besarnya tingkat serangan yang terdapat pada tanaman teh. -
Pemetikan
Tanaman teh dapat dipetk/panen dengan interval pertaman 40 hari petik jelonjong kemudian 20 hari baru di petik kembali. Waktu panen atau pemetikan yang baik yaitu mulai dari jam 09.00 – 12.00 WIB dengan menggunakan gunting pemotong pucuk sebgai alatnya petiknya. -
Pasca Panen
Pucuk teh yang telah di panen di bawah langsung ke pabrik untuk langsung diproses pelayuan dengan den gan mesin pelayuan. Proses ini berupa pemanasan basah dengan uap panas agar a gar kandungan air pada daun menguap. Kemudian pucuk teh hijau akan diuji kelayakannya dilaboratorium dan jika lolos uji maka siap di produksi. Di PT. Sarana Mandiri Mukti ini merupakan cabang dari PT. KAEPE CHAKRA di Bandung, Oleh karena itu PT. Sarana Mandiri Mukti melakukan kegiatan produksi teh dan menghasilkan produk setengah jadi kemudian dikirim ke pusat yaitu PT. KABEPE CHAKRA di Bandung, baru setelah itu produk tersebut di pasarkan.
d. Sistem Tata Kelola Tenaga Kerja
Perekrutan tenaga kerja kerja di PT. Sarana Mandiri Mukti di kelola langsung oleh perusahaan melalui pelatihan seperti training, bimbingan, dam lain – lain. lain. Manajemen perusahaan terjadi dari karyawan, yaitu :
-
Staf Bulanan KHT KHL/Borongan
: 22 orang : 42 orang : 27 orang : 1.093 orang (berubah – berubah) berubah)
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
Teh merupakan salah satu tanaman industri yang sangat penting. Sadjad (1983) menyatakan tanaman teh diambil daunnya yang masih muda, kemudian daun diolah dan digunakan untuk bahan minuman yang lezat. Daun teh mengandung beberapa zat kimia yaitu bahan polyphenol, senyawa aromatis, dan enzim. Selain dapat memberi kesegaran kepada tubuh, teh ternyata mempunyai banyak manfaat lain untuk tubuh manusia (Nazaruddin dan Paimin, 1993). Menurut Nazaruddin dan Paimin (1993) silsilah kekerabatan tanaman teh dalam dunia tumbuh-tumbuhan adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub divisio: Angiospermae Class : Dicotyledoneae Ordo : Guttiferales Famili : Theaceae Genus : Camellia Spesies : Camellia sinensis L. Organisme pengganggu tanaman (OPT) merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat keberhasilan produksi tanaman teh. Salah satu OPT yang menyebabkan penurunan produksi dan mutu teh di Indonesia adalah Exobasidium vexans Massee, penyebab cacar daun teh (blister blight). Penurunan produksi yang disebabkan oleh penyakit ini dapat mencapai ± 40 % (Anonim, 1994). Penyakit-penyakit pada tanaman teh sangat kompleks, baik penyakit pada daun (cacar daun), akar, dan batang atau dahan. Pada umumnya penyakit-penyakit tersebut disebabkan oleh kelompok cendawan. Ada pula penyakit fisiologis yang disebabkan oleh kekurangan unsur hara tertentu misalnya nitrogen, kalsium, magnesium atau belerang (Setyamidjaja,1988). Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengatasi gangguan fisiologis adalah dengan memberikan pupuk yang mengandung unsur hara yang sesuai dengan dosis yang dibutuhkan. Peningkatan produksi dilakukan dengan tujuan agar hasil yang diperoleh optimal. Peningkatan produksi ini dapat dilakukan dengan teknik pengelolaan, pemeliharaan, dan budidaya yang tepat. Salah satu bentuk pemeliharaan yang harus benar-benar diperhatikan adalah pengendalian penyakit, karena salah satu penyebab dalam penurunan produktivitas adalah karena serangan penyebab penyakit (Ghani, 2002).
Tanaman dikatakan sakit apabila kegiatan fisiologis tanaman sehari-hari terganggu yang menyebabkan perubahan seluruh atau sebagian organ-organ tanaman sehingga tumbuh tidak normal (Pracaya, 1999). Penyebab penyakit bermacam-macam meliputi cendawan, bakteri, virus, kekurangan air, kekurangan/kelebihan unsur hara, dan lain-lain (Oka, 1993). Penyakit pada tanaman teh sangat beragam. Berbagai patogen dapat menyerang bagian akar, batang atau dahan, serta daun. Beberapa penyakit yang menimbulkan kerusakan pada tanaman teh. Beberapa hama utama yang menyerang pada tanaman teh di antaranya adalah Empoasca sp. Menurut Dharmadi (1999), serangan Empoasca sp. dapat menurunkan hasil pucuk hingga 50% dalam waktu 45 hari. Mengingat hal tersebut, pengendalian perlu dilakukan secara tepat agar kerugian yang disebabkan serangan hama tidak terjadi. Salah satu faktor yang mempengaruhi hubungan antara tanaman dengan hama adalah unsur hara mikro dan makro tanaman. Kekurangan nutrisi pada tanaman akan menyebabkan tanaman menjadi lemah sehingga mudah diserang hama (Gogi dkk., 2012).
BAB IV METODE MAGANG a. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan magang dimulai pada tanggal 3 Juli 2017 sampai dengan 12 Agustus 2017 yang bertempatan di PT. Sarana Mandiri Mukti Kecamatan Kebawetan Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. b. Tahap Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan yang dilakukan dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman - Pelumutan - Penyemprotan fungisida - Penyemprotan herbisida - Penyemprotan inseksida c. Mekanisme Pelaksanaan Mekanisme pelaksanaan yang dilakukan dalam pengambilan data dan penyampaian informasi mengenai identifikasi serangan OPT hingga Teknik Pengendaliannya meliputi :
-
-
Alat bahan yang digunakan pada saat pengendalian organisme penggangu tanaman (OPT) adalah pakaian pajang, sepatu boot, masker, sarung tangan, topi, bahan kimia, arit, sendok, jerigen. Alat dan bahan yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penulisan tugas adalah laptop, alat tulis, kamera (dokumentasi). Observasi, yaitu mendapatkan informasi dengan survey dan praktik di lapang secara langsung. Interview yaitu mendapatkan informasi dengan mewawancarai secara langsung kepada pembimbing lapangan, mandor lapangan dan karyawan kerja.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIK LAPANG/MAGANG a. Pengendalian Gulma
Kebun atau area lapangan diusahkan tetap bersih, terutama terhadap gangguan rumput – rumput atau tumbuhan liar (gulma) pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual dan kimiawi. Pada prinsipnya pengendalian dikerjakan sebelum populasi gulma mencapai 30%. Maksud dan tujuan dari pengendalian gulma bertujuan untuk menekan kerugian yang ditimbulkan oleh gulma hingga serendah mungkin, melalui tindakan pemberantasan jenis – jenis gulma gulma yang sulit dan mahal dikendalikan atau penekanan pertumbuhan jenis – jenis jenis gulma tertentu yang relative kurang merugikan. Dalam pelaksanaan pengendalian gulma ada 2 teknik yang digunakan yakni secara manual dan secara kimia. Dengan ke – 2 teknik ini terdapat kelebihan dan kekurangan dimasing – masingnya. masingnya. 1. Secara Manual Pengendalian Gulma secara manual banyak mendapati keuntungan secara ekonomis namun membutuhkan tenaga manusia sebagai kekurangannya. Dalam proses pengendalian gulma secara manual ini menggunakan arit yang tajam. Adapun dalam penggunaan alat ada yang menggunakan mesin rumput sebagai memotong rumput. Akan tetapi penggunaan mesin rumput ini hanya dapat digunakan dipinggiran teh atau pinggir jalan, sedangkan alat manual arit ini digunakan pada tengah area teh yang di tumbuh oleh gulma jenis pakis – pakisan. 2. Secara Kimiawi Apabila didalam pengendalian secara manual tidak dapat bisa dilaksanakan secara optimal maka digunakan tekni kimia yakni dengan menggunkan bahan kimia. Dalam penggunaan bahan kimia sebenarnya dapat mempengaruhi kandung daun teh. Maka dari itu penggunaan bahan kimia ini dilakukan pada lahan teh tingkat TP 1 dan TP 2 saja. Untuk penggunaan bahan kimia ini digunakan herbisida bionassa (sistemik) (sistemik) dengan bahan aktif Glifosat. Glifosat. Untuk konsentrasi yang di gunakan 3,75 cc/liter dengan ketinggian semprotan 20 cm dan jenis semprotan yang digunakan yaitu Hanspayer. Penggunaan bahan kimia atau penyemprotan memiliki jarak waktu yakni 2 bulan sekali. Adapun kendala dalam penggunaan bahan kimia ini yakni cuaca yang kurang pasti, masih banyak gulma yang kurang mempan untuk di basmi terutama jenis jenis gulma berkayu, kondisi lahan yang terkandang curam dan licin sehingga pelaksanaannya kurang begitu baik. b. Pelumutan Pelumutan batang teh biasanya dilakukan setelah tanaman dipangkas, pelumutan ini yakni pemberisihan lumut dari batang tanaman yang bertujuan untuk supaya tunas – tunas tunas tanaman dapat tumbuh dengan baik dan sehat. Apabila tanaman tidak dilumuti maka pertumbuhan tuna s yang akan muncul akan terhambat karena nutrisi yang ada pada tanaman akan diambil oleh lumut. Didalam pelumutan ini menggunakan alat berupa sendok makan (manual) dengan cara dikerok hingga habis.
Gambar 1. Pelumutan
c. Pengendalian Hama Dan Penyakit 1. pengendalian hama – hama hama utama
Hama dapat merusak kualitas dan menurunkan nilai ekonomis hasil tanaman kerugian langsung berupa berkurangnya produksi dan tidak langsung berupa banyaknya tanaman yang terserang. Tujuan dari pengendalian hama adalah untuk menekan populasi serangga yang merugikan tanaman sasarannya adalah :
Produktifitas tanaman dapat tetap optimal sesuai potensinya
Mekan kerugian aktif organisme pengganggu tanaman (OPT) hingga sekecil mungkin
Meminimalkan penggunaan pestisida
Adapun hama – hama yang menyerang tanaman teh yakni tungau, ulat hitam, ulat gulung dan serangan hama impuaska. Untuk serangan hama tungau, ulat hitam dan ulat gulung sudah jarang ditemui pada tanaman teh sehingga hama pada tanaman mulai berkurang. Akan tetapi berbeda dengan serangan hama impuaska yang masih dikatakan aktif menyerang tanaman teh. Klasifikasi impuaska Kingdom Phylum Class Order Family Genus
: Animalia : Arthropoda : Insecta : Hemiptera : Cicadellidae : Empoasca : Empoasca
Species
: Empoasca : Empoasca spp
Hama impuska ini hama yang menyerang tanaman teh pada bagian batang dan terutama pada daun teh yang masih mudah dengan cara menghinsap cairan yang ada pada tanaman teh. Serangan impuaska digolongan menjadi 3 katagori (Dharmadi, 1999) yakni serangan ringan (timbul gejala klorosis pada tulang daun, ditemukan stadia nimfa nimfa dan telur di bagian bawah tanaman), serangan sedang (tepi daun keriting, dtemukan serangan dewasa d ewasa dan nimfa), dan serangan berat (daun – daun daun muda menguning kusam, mengeriting, mtepi daun mati, ditemukan semua tahapan stadia dalam jumlah besar). Umumnya impuaska menyerang pucuk/dau muda tanaman teh pada saat matahari tidak terik dan populasi tertinggi terjadi di akhir musim kemarau (Widayat, 2007).
Gambar 2. Impuaska Bentuk hama impuaska ini seperti belalang berwarna hijau dan berukuran kecil. Biasanya impuaska menyerang tanaman pada musim kemarau dan menepati tanaman secara bergerombongan. Maka dari itu untuk pengendalian hama impuaska ini menggunakan bahan kimia yang sudah direkomendasi menggunakan bahan kimia jenis Talstar berbahan aktif Bifentrin. Dosis pengguanaan bahan kimia Talstar ini tergantung dengan dengan tingkat serangan yakni Ringan 500 cc/Ha, Sedan g 750 cc/Ha dan Berat 1000 cc/Ha. Penyemprotan menggunakan alat semprot jenis knapsack sprayer dan dilakukan pada pagi hari. 2. pengendalian penyakit – penyakit penyakit utama Teh ditanam secara monokultur sehingga harus selalu siap menghadapi organisme penggaanggu tanaman (OPT) yang sesuai untuk tanaman tersebut, oleh karena itu masalah pengendalian penyakit menjadi bagian tidak terpusahkan dalam kegiatan kultur teknis, masalah penyakit merupakan salah satu faktor pembatas peningkatan produksi, menurunkan nilai ekonomi dan merusak kualitas hasil tanaman. Tujuan dari pengendalian penyakit adalah menekan faktor penyebab dan melindungi tanaman dari serangan selanjutnya. Adapun beberapa penyakit yang yang menyerang tanaman teh yaitu yaitu penyakit cacar teh (Blister Blight) yang biasa di sebut dengan penyakit BB dan serangan penyakit jamur akar.
Penyakit Cacar Teh (Blister Blight) Klasifikasi Cacar Teh Kingdom : Fungi Phylum : Basidiomycota Class : Exobasidiomycetes Subclass : Exobasidiomycetidae Order : Exobasidiales Family : Exobasidiaceae Genus : Exobasidium : Exobasidium Species : E. : E. vexans Penyakit cacar teh atau Blister Blight disebab oleh jamur Exobasidium vexans penyebaran penyakit ini melalui spora oleh angin, serangga maupun manusia. Penyakit ini adalah penyakit utama yang menyerang pada tanaman teh, tanaman menyerang saat kondisi berkabut atau cuaca dengan suhu rendah. Bagian tanaman teh yang diserang ada pucuk peko, daun ke- 1, daun d aun ke-2 dan daun ke- 3, tangkai daun yang masih muda, cacar teh yang menyerang bagian – bagian bagian tersebut pada tanaman teh muda, tanaman produksi, kebun yang baru dipangkas maupun pembibitan. Terkadang di dalam satu tanaman dapat diserang oleh penyakit BB serta sifat penyakit bisa menular pada tanaman lain. Untuk pengendalian penyakit BB dapat dengan menggunakan bahan kimia jenis Champion berbahan aktif Tembaga Murni dengan dosis 100 gram/Ha yang sudah direkomendasikan. Waktu penyemprotan ini dilakukan pada saat penyakit BB mulai menyerang dengan menggunakan alat semprot Mist Blower. Penyakit Jamur Akar Penyakit Jamur akar ini menular melalui kontak akar sakit dengan akar sehat atau melalui benang jamur yang menjalar bebas dalam tanah atau pada bekas – bekas tanaman teh sebelumnya. Gejala pada tanaman terserang adalah daun menguning, layu, gugur dan akhirnya tanaman mati. Unsur yang mempengaruhi penyebaran penyakit ini biasa ketinggian tempat, jenis/kondisi tanah dan jenis pohon pelindung. Pengendalian dilakukan secara manual yaitu dengan yaitu dengan membongkar tanam teh yang terserag menggunakan cangkul sedalam 50 cm (isolasi) kemudian memberi belerang agar penyakit tersebut tidak menular ketanaman lain.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
1. Ada 2 kendala serangan yang paling dominan pada tanamn teh di PT. Sarana Mandiri Mukti Kebawetan Kepahiang, yaitu Penyakit Cacar Daun Blister (Blister blight) blight) dan serangan hama Impuaska 2. Penyakit cacar daun pada tanaman teh di musim hujan atau dengan iklim rendah perlu diwaspadai karena menunjukkan insidensi penyakit yang tinggi. 3. Serangan hama impuaska pada tanaman teh harus benar – benar benar di perhatikan dengan baik selain ukurannya kecil akan tetapi hampir disetiap tanaman yang terserang impuaska hidupnya berkelompok sehingga muda mengetahui mana tanaman yang terserang oleh impuaska tersebut. Hama impuaskan ini banyak ditemukan pada saat musim kemarau. 4. Penggunaan bahan kimia sudah yang direkomendasikan masih kurang mampu dalam mengendalikan serangan OPT b. Saran
PT. Sarana Mandiri Mukti merupakan satu – satunya satunya perusahaan teh yang ada di Provinsi Bengkulu. Sebaiknya perusahaan mencari solusi atau cara lain dalam mengurangi serangan – seranngan Organisme Pengganggu Tanaman tanpa menggunakan bahan kimia. Didalam pengguna alat semprot/spayer masih dijumpai spayer yang tidak dapat digunakan den gan baik sehingga pelaksanaan tidak berjalan dengan sempurna. PT. Sarana Mandiri Mukti adalah tempat yang dijadikan sebagai tempat wisata kebun teh. Maka sebaiknya perusahaan dapat menyediakan tempat sampah organik dan an – organik organik demi menujang kerbesihan kebun dan menciptakan bebas penyakit yang mengganggu tanaman, orang yang berkunjung dan masyarakat yang ada di sekitaran kebun teh.
DAFTAR PUSTAKA
Isnayni, w. 2013. 2013. Pembudidayaan teh. teh. Penebar Swadaya Jakarta Nazarrudin dan F. B. Paimin. 1993. Pembudidayaan 1993. Pembudidayaan dan Pengolahan Teh. Teh. Penebar Swadaya. Jakarta. Oka, I. N. 1993. Pengantar 1993. Pengantar Epidemiologi Penyakit Tanaman. Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Rayati, D. J. (2010). Daya (2010). Daya antagonistik jamur filosfer teh terhadap Exobasidium vexans Massee, jamur penyebab penyakit cacar pada tanaman teh. teh. Jurnal Penelitian Teh dan Kina, 13(1 – 2), 2), 29 – 36. 36. Sadjad, S. 1983. Empat 1983. Empat Belas Tanaman Perkebunan untuk Agro-Industri. Agro-Industri. PN Balai Pustaka. Jakarta. Pracaya. 1999. Hama 1999. Hama dan Penyakit Tanaman. Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta. Ghani, M. A. 2002. Buku 2002. Buku Pintar Mandor Dasar – dasar dasar Budidaya Teh. Penebar Swadaya. Swadaya. Jakarta. Setyamidjaja, D. 1988. Budidaya 1988. Budidaya Teh. Teh. CV Yasaguna. Bogor. Dharmadi, Atik. 1999. Empoasca 1999. Empoasca sp. Hama Baru di Perkebunan Teh. Teh. Prosiding Pertemuan Teknis Teh Nasional 1999. Pusat Penelitian Teh dan Kina. Gogi, M.D., Arif, J M., Asif, M., Zain-ulAbdin, Bashir, M H., Ashad, M., Khan, M A., Abbas, Q., Shahid M R., dan Anwar, A. 2012. Impact 2012. Impact of nutrient management schedules on infestation of Bemisia tabaci on yield of non-BT cotton (Gossypium hirsutum) under unsprayed condition. condition. Pak. Entomol. Vol 34(1): 87-92.
Ucapan Terima Kasih Kepada Instansi/Perusahaan
Dengan telah dilaksanakannya kegiatan magang di PT. Sarana Mandiri Mukti Kebawetan, Desa Tangsi Baru Kecematan Kebawetan Kabupaten Kepahian g Provinsi Bengkulu, maka penulis mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada pihak perusahaan khususnya yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan magang ini yaitu : o o o o o
Bapak Agus Abdul Kodir Hamsyah selaku Estate Manager/ADM Bapak Jumono selaku Assisten/Wakil Estate Manager Bapak J. Silalahi selaku Kepala Afdeling 3 dan Pembimbing Lapangan Bapak Ngadiyanto selaku Kepala Pabrik Serta pihak – pihak pihak lainnya yang ikut membantu dalam menyelesaikan kegiatan magang dan tidak dapat disebutkan satu per satu.
Mohon maaf jika penulis melakukan kesalahan baik yang sengaja maupun tidak sengaja. Demikian ucapan terima kasih penuis kepada pihak perusahaan.
Informasi Perusahaan
Nama Perusahaan Nama Kebun Alamat Kebun
Alamat Kantor Pusat
Kontak Personal
: PT. Sarana Mandiri Mukti : Perkebunan Teh Kebawetan : Kelurahan Tangsi Baru Kecematan Kebawetan Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu : PT. KBP Chakra JL. Bojong Buah Raya No. 6A Komplek Industri Cilampeni – Katapang Katapang Bandung Tlp : 022 – 5892874 5892874 Email :
[email protected] : Jumono (Asisten Manajer Estate) No. Tlp. 085384163042