1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media adalah suatu bahan atau susunan bahan yang terdiri dari nutrisi atau zat-zat makanan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba (bakteri). Media pertumbuhan atau pembiakan diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk dapat mengadakan identifikasi, determinasi, atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan. Medium pembiakan yang digunakan untuk mengembangbiakkan bakteri di laboratorium dapat dibedakan menjadi tiga yaitu; medium pembiakan dasar, medium pembiakan penyubur, medium pembiakan selektif, dan cara mendapatkan biakan murni. (Nursapitri, 2012). Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membrane inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. (Rahayu, Srikandi. 2015) Ilmu yang mempelajari bakteri adalah bakteriologi. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit pada manusia yang dapat menganggau kesehatan tubuh serta dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan suatu alat bantu untuk dapat melihat kehidupan bakteri tersebut serta dapat mengklasifikasikannya. Alat tersebut berupa media yang didalamnya berisi nutrient/nutrisi
yang
dapat
menumbuhkan
mikroorganisme
untuk
dapat
memfermentasikan karbohidrat. Jenis media yang dimaksud ialah media yang memiliki sumber nutrisi karbohidrat berupa glukosa, laktosa, sukrosa dan maltosa. Media yang memiliki 4 macam karbohidrat adalah media gula-gula. Untuk itu, diperlukan cara untuk mengetahui pembuatan media gula-gula agar mahasiswa dapat mengetahuinya dan mempelajarinya.
2
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan pada praktikum ini adalah apa yang dimaksud dengan media Gula-gula dan bagaimana cara pembuatan media Gula-gula? 1.3 Tujuan Adapun tujuan pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan media Gula-gula dan kegunaan media Gula-gula. 1.4 Manfaat Dengan melakukan praktikum ini, maka praktikan dapat mengetahui lebih jauh tentang cara-cara pembuatan media Gula-gula dari mulai bentuk kristal sampai mejadi agar-agar.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Media 2.1.1 Pengertian Media Media adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrien) yang dipergunakan untuk pemeliharaan
dan pertumbuhan
mikroorganisme. Mikroorganisme juga merupakan mahluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan medium yang harus mengandung semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya, yaitu antara lain senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin). Medium digunakan untuk melihat gerakan dari suatu gerakan mikroorganisme apakah bersifat motil atau non motil, medium ini ditambahkan bahan pemadat 50%. (Ayu, 2013) 2.1.2 Klasifikasi media 1. Berdasarkan konsistensinya a) Media cair digunakan untuk melakukan pengenceran berseri pada tahap isolasi mikroba, membiakkan mikroba dalam jumlah dan waktu tertentu, untuk fermentasi dan berbagai uji biokimia. Contoh media cair adalah kaldu nutrien (nutrient broth), kaldu glukosa dan sebagainya. b) Media padat dibuat dengan menambahkan agar sebanyak 1,2-1,5% (12-15 g/l), pada media cair digunakan untuk tujuan isolasi, menumbuhkan biakan murni, mengamati morfologi koloni, dan menghitung jumlah koloni. Misalnya agar nutrient (nutrient agar = NA), agar kentang dekstrosa (potato dextrose agar = PDA) dan sebagainya. Media padat dapat berupa media padat datar (di cawan petri), padat miring (di tabung reaksi) maupun padat tegak (di tabung reaksi). c) Media setengah padat (semi solid) : dibuat dengan menambahkan agar sebanyak 0,3-0,8% (3-8 g/l) pada media cair, agar yang
4
ditambahkan lebih sedikit dibandingkan dengan agar untuk media padat Umumnya digunakan untuk menguji motilitas/pergerakan sel. 2. Berdasarkan komposisi bahan media a) Media sintetik : Komposisi kimia media diketahui dengan pasti dan tingkat kemurniannya tinggi,misalnya media Czapek’s Dox Agar. b) Media semi- sintetik : Media terbuat dari bahan kimia yang dicampur dengan bahan alami, misalnya media Potato Dextrose Agar. c) Media non sintetik : media terbuat dari bahan alami dan tidak diketahui dengan pasti komposisi kimianya, misalnya tanah, nasi, daun-daunan 3. Berdasarkan Fungsi a) Media umum : media yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba secara umum, misalnya media agar nutrien (NA) untuk bakteri dan media agar kentang dekstrosa (PDA) untuk jamur. b) Media selektif : media yang mengandung senyawa tertentu
dan
bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba yang tidak dikehendaki, misalnya agar Endo untuk Escherichia coli. c) Media diferensial : media mengandung senyawa tertentu sehingga mikroba yang diharapkan dapat tumbuh dengan menunjukkan ciri spesifik pada media berbeda dengan mikroba lainnya., misalnya agar pati, agar Eosin Biru Metilen. d) Media pengaya atau penyubur: media ini digunakan untuk menyuburkan pertumbuhan mikroba. Hal ini umumnya dilakukan sebelum digunakan untuk starter fermentasi atau uji fisiologis. (Tito,2013) 2.2 Tinjauan Khusus Media Gula-gula 2.2.1 Pengertian media Gula-gula Media Gula-Gula termasuk media Identifikasi, media identifikasi adalah perbenihan yang digunakan untuk menentukan jenis bakteri. Biasanya digunakan beberapa media bersama-sama. Disebut media gula-gula karena terbuat dari beberapa gula seperti, glukosa, laktosa, mannosa, maltosa, sakarosa. Media gula-gula adalah air pepton yang ditambah gula tertentu. Tujuannya adalah untuk mengetahui bakteri memfermentasi karbohidrat. Pada uji gula-gula hanya terjadi perubahan warna pada media gula-gula yang
5
berubah menjadi warna kuning, artinya bakteri ini membentuk asam dari fermentasi glukosa. Pada media gula-gula juga terbentuk gelembung pada tabung durham yang diletakan terbalik didalam tabung media, artinya hasil fermentasi berbentuk gas. (Desi, 2013) 2.2.2 Komposisi Media Gula-gula Media gula-gula merupakan media yang dibuat dari : 1. Air Pepton Bacteriological pepton 10 gr Sebagai sumber nutrisi dan energy bagi mikroorganisme NaCl 5 gr Sebagai sumber mineral Aquadest 500 ml Sebagai bahan pelarut 2. Gula-gula (glukosa, laktosa, sukrosa, maltosa) untuk melihat kemampuan bakteri memfermentasikan karbohidrat. 3. BTB 0,4 % 1 ml Sebagai indikator . (Rusdin, 2015)
BAB III METODE KERJA 3.1. Alat Alat-alat yang yang di gunakan dalam pembuatan Natrium Agar (Na) adalah : Gelas Ukur, Erlenmeyer, Tabung Reaksi, Batang Pengaduk, Gelas Arloji, Pipet Tetes, Gelas Kimia, Hot Plate, Autoclave , Sendok Tanduk, Timbangan Analitik, Kertas pH, dan Kapas. 3.2. Bahan
6
Bahan-bahan yang yang di gunakan dalam pembuatan media gula-gula adalah : Aquadest, indikator BTB, Air pepton, Glukosa, laktosa, sukrosa, maltosa) 3.3.Prosedur Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan saat praktikum 2. Menimbang pepton water 6,3 gr dengan neraca analitik 3. Kemudian ukur pH aquadest menggunakan kertas pH, jika pHnya belum netral maka tambahkan larutan KOH 0,1 N beberapa tetes sampai pHnya netral (7). 4. Melarutkan pepton water dalam 250 aquadest, kemudian homogenkan 5. Melakukan pemanasan agar butiran-butiran pepton water tidak terlihat lagi atau sudah homogeny dengan baik 6. Jika larutan sudah homogen maka
dilanjutkan
dengan
proses
penstrilisasian menggunakan autoclave dengan suhu 1210C selama 15 menit 7. Sementara proses sterilisasi, lakukan penimbangan glukosa, laktosa, maltosa, dan sukrosa masing-masing 0,5 gr 8. 250 ml water pepton dibagi dalam 5 buah erlenmeyer dengan masingmasing volume 50 ml. 9. Larutkan laktosa, maltosa, glukosa, dan sukrosa ke dalam masing-masing erlenmeyer yang berisi 50 ml water pepton. 10. Setelah larut, masing-masing larutan di tetesi BTB hingga terjadi perubahan warna dari kuning menjadi hijau. 11.Tuang masing-masing kedalam tabung yang telah diberi label. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan pada tanggal 30 September 2015 di peroleh hasil sebagai berikut : NAMA MEDIA
HASIL
7
Larutan
water
pepton
setelah
dilarutkan dengan 0,5 gr glukosa, maltosa, sukrosa, dan laktosa tidak terjadi perubahan warna. Setelah ditetesi dengan indikator BTB terjadi perubahan
warna
dari
kuning
menjadi hijau. Media gula-gula 4.2 Pembahasan Saat proses pembuatan media gula-gula harus memperhatikan kesterilan agar tidak terjadi kontaminasi. Jika dalam pembuatan media terjadi kontaminasi, maka media itu sendiri akan rusak karena termakan oleh bakteri. Pada saat praktikum dibutuhkan 6,3 gr pepton water yang dilarutkan dengan 250 ml aquadest. Setelah itu, dilakukan pemanasan menggunakan hot plate yang bertujuan agar larutan menjadi larut sempurna. Selanjutnya, dilakukan proses sterilisasi menggunakan autoclave bertujuan agar bakteri yang merugikan mati dan tidak mengkontaminasi suatu larutan. Setelah sterilisasi larutan dibagi ke dalam 4 erlenmeyer dengan masing-masing volume 50 ml dan dilarutkan dengan 0,5 gr laktosa, maltosa, glukosa, dan sukrosa. Kemudian, masing-masing larutan dengan indikator BTB hingga menunjukkan perubahan warna dari kuning menjadi hijau. Proses terakhir tuang masing-masing larutan kedalam tabung yang telah di beri label masing-masing larutan. Media Gula-Gula termasuk media Identifikasi, media identifikasi adalah perbenihan yang digunakan untuk menentukan jenis bakteri. Disebut media gulagula karena terbuat dari beberapa gula seperti, glukosa, laktosa, mannosa, maltosa, sakarosa. Media gula-gula adalah air pepton yang ditambah gula tertentu. Tujuannya adalah untuk mengetahui bakteri memfermentasi karbohidrat. Pada uji gula-gula hanya terjadi perubahan warna pada media gula-gula yang berubah menjadi warna kuning, artinya bakteri ini membentuk asam dari fermentasi glukosa. Pada media gula-gula juga terbentuk gelembung pada tabung durham
8
yang diletakan terbalik didalam tabung media, artinya hasil fermentasi berbentuk gas. Media gula-gula digunakan untuk pemeriksaan bakteri Coli. Bakteri Coli sangat penting pada pemeriksaan air minum dan harus dapat dibedakan terhadap Aerobacter aerogenes (Aa)
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Media gula-gula merupakan media pembenihan yang digunakan untuk menentukan jenis bakteri.
9
2. Media gula-gula karena terbuat dari beberapa gula seperti, glukosa, laktosa, maltosa, sakarosa. 3. Media gula-gula digunakan untuk pemeriksaan bakteri Coli 5.2 Saran Pada saat praktikum berlangsung, sebaiknya para praktikan berhati-hati saat proses pembuatan media dan memperhatikan K3 dalam laboratorium agar tidak terjadi kecelakaan.
DAFTAR PUSTAKA Anggoro,Tiito. 2012. Klasifikasi media pertumbuhan (Online) Tersedia di kimiaanalisis.blogspot.co.id Di akses pada tanggal 17 November 2015 Jumati, Desi. 2013. Sekilas Tentang Media Gula-gula. (Online) Tersedia di desijumanti.blogspot.co.id Di akses tanggal 17 November 2015 Nursapitri. 2012. Laporan Bakteriologi. (Online) Tersedia di nursapitri.blogspot.c o.id Di akses tanggal 17 November 2015 Rahayu, Srikandi. 2015. Pengertian Dan Jenis Bakteri. (Online) Tersedia di srikandirahayu.blogspot.com Di akses tanggal 07 Desember 2015 Setiawan, Ayu. 2013. Laporan Lengkap Mikrobiologi Pembuatan Medium Agar (NA). (Online) Tersedia di dewa-mikrobiologi.blogspot.co.id Di akses tanggal 17 November 2015
10
LAMPIRAN SKEMA KERJA PROSES MENIMBANG Ditimbang 6,3 gr media gula-gula menggunakan neraca analitik
MENGTUR PH Mengukur pH aquadest menggunakan kertas pH, jika pHnya belum netral maka tambahkan larutan KOH 0,1 N beberapa tetes sampai pHnya netral (7).
PROSES MELARUTKAN Media agar-agar dan aquadest dituangkan kedalam erlenmeyer kemudian dilarutkan
11
PROSES MENGHOMOGENKAN Media Agar-agar yang telah larut dipanaskan di atas hot plate agar butiran Agar-agar dapat homogen
PROSES MENSTERILKAN Jika Na sudah homogen maka dilanjutkan dengan proses penstrilisasian menggunakan autoclave dengan suhu 1210C selama 15 menit
Pepton water
Maltosa yang telah ditetesi dengan indikator BTB
Gulkosa yang telah ditetesi dengan indikator BTB
Laktosa yang telah ditetesi dengan indikator BTB
12