LAPORAN PENDAHULUAN
THALASEMIA
1. Pengertian
Thalasemia adalah penyakit anemia hemolitik dimana terjadi kerusakan sel darah merah (eritrosit) sehingga umur eritrosit pendek (kurang dari 100 hari), yang disebabkan oleh defisiensi, yang diturunkan dari Beta dan Alfa produksi satu atau lebih dari satu jenis rantai kedua orang tua kepada anak-anaknya secara resesif.
2.
Etiologi
Factor genetic yaitu factor perkawinan antara dua heterozigot (carier) yang menghasilkan keturunan Thalasemia (homozigot).
3
Fisi Fisiol olog ogii
a. Sel darah merah Sel darah merah (eritrosit) membawa hemoglobin kedalam sirkulasi. Sel ini berbentuk lempengan bikonkat dan dibentuk sum-sum tulang leukosit berada di dalam sirkulasi selama kurang lebih 120 hari. Hitungan rata-rata normal sel daran merah (eritroporesis) mengalami kendali umpan balik. Pembentukkan ini dihambat oleh meningkatnya kadar sel darah merah dalam sirkulasi yang berada di atas nilai normal dan dirangsang oleh keadaan anemia. Pembentukkan sel darah merah juga dirangsang oleh hipoksia.
b Haem Haemogl oglobi obin n Haemoglobin adalah pigmen merah yang membawa oksigen dalam sel darah darah merah, merah, suatu suatu protie protien n yang yang mempun mempunyai yai berat berat moleku molekull 64.450. 64.450. Sintes Sintesii haemoglobin haemoglobin dimulai dalam pro eritrobias eritrobias dan kemudian kemudian dilanjutkan dilanjutkan sedikit dalam stadium stadium retikulos retikulosit, it, karena ketika retikulosit retikulosit meninggalkan meninggalkan sum-sum sum-sum tulang dan masuk ke dalam aliran darah, maka retikulosit setiap membentuk sedikit mungkin haemoglobin selama beberapa hari berikutnya.
Tahap Dasar Kimiawi Pembentukkan Haemoglobin
Pertama, suksinil KOA, yang dibentuk dalam siklus krebs krebs berkaitan dengan gusin untu untuk k memb memben entu tuk k mole moleku kull piro pirol. l. Kemu Kemudi dian an,, empa empatt piro piroll berg bergab abun ung g untu untuk k
memben membentuk tuk protop protopor or firin firin IX yang yang kemudi kemudian an bergabu bergabung ng dengan dengan besi besi untuk untuk membentuk membentuk molekul heme. Akhirnya, Akhirnya, setiap molekul heme bergabung bergabung dengan rantai rantai polipeptida polipeptida panjang yang disebut disebut globin, globin, yang disentesis disentesis oleh ribosom, ribosom, memb memben entu tuk k suat suatu u sub sub unit unit haem haemogl oglobi obin n yang yang dise disebu butt rant rantai ai haem haemog oglo lobi bin. n. Terdapat beberapa variasi kecil pada rantai sub unit haemoglobin yang berbeda, bergantung bergantung pada susunan susunan asam amino dibagian dibagian polipeiti polipeitida. da. Tipe-tipe Tipe-tipe rantai itu dise disebu butt rant rantai ai alfa alfa,, rant rantai ai beta beta,, rant rantai ai gemm gemma, a, dan dan rant rantai ai delt delta. a. Bent Bentuk uk haemog haemoglol lolobi obin n yang yang paling paling umum umum pada orang orang dewasa, dewasa, yaitu yaitu haemog haemoglob lobin in A, merupakan kombinasi dari dua rantai alfa dan dua rantai beta.
c. Katabolism Katabolismee hemoglobin hemoglobin Hemoglobin yang dilepaskan dari sel sewaktu sel darah merah pecah, akan segera segera difagos difagosit it oleh oleh sel-se sel-sell makrof makrofag ag dihamp dihampir ir seluru seluruh h tubuh, tubuh, teruta terutama ma di hati(selhati(sel-sel sel kupffer), limpa dan sum-sum sum-sum tulang. tulang. Selama Selama beberapa beberapa jam atau beberapa hari sesudahnya, makrofag akan melepaskan besi yang didapat dari hemeglobin, yang masuk kembali ke dalam darah dan sel darah merah biru, atau menuju hati dari jaringan lain untuk disimpan dalam bentuk faritin. Bagian por porfi firi rin n dari dari mole molekul kul heme hemegl globi obin n diub diubah ah oleh oleh selsel-se sell makr makrof ofag ag menj menjad adii bilirubinyang disekresikan hati ke dalam empedu.
4.
Patofisiologi
Pada keadaan normal disentesis hemeglobin A (adult : A1) yang terdiri dari dua rantai alfa dan dua rantai beta. Kadarnya mencapai kurang lebih 95 % dari seluruh hemoglobin. Sisanya terdiri dari hemoglobin A2 yang mempunyai dua rantai alfa dan dua rantai delta sedangakan kadarnya tidak lebih dari 2 % pada keadaan normal. Hemeglobin F (foetal) setelah lahir foetus senantiasa menurun pada usia 6 bulan mencapai kadar seperti orang dewasa, yaitu tidak lebih dari 4 % pada keadaan normal. Haemoglobin F terdiri dari dua rantai alfa dan dua rantai gamma. Pada thalasemia, thalasemia, satu atau lebih dari satu rantai globin kurang diproduksi sehingga terdapat kelebihan rantai globin karena tidak ada pasangan dalam proses pembentukkan hemoglobin normal orang dewasa (Hb A). Kelebihan rantai globin yang yang tidak tidak terp terpak akai ai akan akan menge mengend ndap ap pada pada dindi dinding ng erit eritro rosi sit. t. Kead Keadaan aan ini ini menyebabkan eritropoesis tidak efektif dan eritrosit memberikan gambaran anemia hipokr hipokrom, om, mikros mikrosite iter. r. Pada Pada thalas thalasemi emiaa beta beta produk produksi si rantai rantai beta beta tergang terganggu, gu, mengakibatkan kadar Hb menurun sedangkan produksi Hb A2 dan atau Hb F tidak terganggu, karena tidak memerlukan rantai beta dan justru memproduksi lebih ban banya yak k
dari daripa pada da
kead keadaa aan n
norm normal al,,
mung mungki kin n
seba sebaga gaii
usah usahaa
komp kompen ensa sasi si..
Eritropoesis di dalam susunan tulang sangat giat, dapat mencapai lima kali lipat
dari nilai normal, dan juga serupa apabila ada eritropoesisi ekstra medular hati dan limfa limfa.. Dekstr Dekstruks uksii eritro eritrosit sit dan prekus prekusorn ornya ya dalam dalam susuna susunan n tulang tulang adalah adalah was (ertropoesis tidak efektif) dan masa hidup eritrosit memendek dan hemolisis.
5. Gambaran klinis
Secara klinis thalasemia dibagi dalam beberapa tingkatan sesuai beratnya gejala klinis : mayor, intermedia, dan minor atau troit (pembawa sifat). Batas diantara tingkatan tersebut saling tidak jelas.
a. Thalasemia mayor Anemia berat menjadi nyata pada umur 3-6 bulan setelah lahir dan tidak dapat dapat hiduyp hiduyp tanpa tanpa ditran ditransfu sfuse. se. Pembes Pembesara aran n hati hati dan limfa limfa terjad terjadii karena karena penghancuran penghancuran sel darah merah berlebihan, berlebihan, haemopoesis haemopoesis ekstra ekstra medular medular dan kelebihan beban besi. Limpa yang membesar meningkatkan kebutuhan darah dengan menambah penghancuran sel darah merah dan pemusatan (pooling) dan dengan dengan menyeb menyebabk abkan an pertam pertambah bahan an volume volume plasma plasma.. Peruba Perubahan han pada tulang tulang karena hiperaktivitas sum-sum merah berupa detormitas dan fraktur spontan, terutama kasus yang tidak atau kurang mendapat tranfuse darah. Deformitas tula tulang, ng, disa disamp mpin ing g meng mengaki akiba batk tkan an muka muka mongo mongolo loid id,, dapa dapatt meny menyeba ebabk bkan an per pertu tumb mbuh uhan an berl berlebi ebiha han n tula tulang ng front frontal al dan zigom zigomant antio ion n sert sertaa maks maksil ila. a. Pertumbuhan gigi biasanya buruk. Gejala lain yang tampak ialah lemah, pucat, perke perkemba mbangan ngan fisik fisik tidak tidak sesuai sesuai dengan dengan umur, umur, berat berat badan badan kurang, kurang, perut perut membun membuncit cit.. Jika Jika pasien pasien tidak tidak sering sering mendapa mendapatt tranfu tranfuse se darah darah kulit kulit menjad menjadii kelabu serupa dengan besi akibat penimbunan besi dalam jaringan kulit.
b. Thalas Thalasemi emiaa Intermed Intermedia ia Keadaan Keadaan klinis klinis lebih lebih baik baik dan gejala gejala lebih lebih ringan ringan daripa daripada da thalas thalasemi emiaa mayor, mayor, anemia anemia sedang sedang (hemog (hemoglob lobin in 7 10,09/ 10,09/dl) dl).. Gejala Gejala detorm detormita itass tulang, tulang, hepato hepatomeg megali ali dan spienom spienomega egali, li, eritro eritropoes poesis is ekstra ekstra medula medularr dan gambar gambaran an kelebihan beban besi nampak pada masa dewasa.
c. Thalasemia Thalasemia Minor Minor atau atau troit troit (pembawa (pembawa sifat) sifat) Umumnya tidak dijumpai gejala klinis yang khas, ditandai oleh anemia mikrositin, bentuk heterozigot tetapi tanpa anemia atau anemia ringan.
6. Pemeriksaan Pemeriksaan Diagnostik Diagnostik
a.
Pemeriksaan Laboratorium
Pada Pada hapusa hapusan n darah darah topi topi didapat didapatkan kan gambar gambaran an hipokr hipokrom om mikros mikrositi itik, k, anisositosis, polklilositosis, dan adanya sel target (fragmentasi dan banyak sel normob normoblas las). ). Kadar Kadar besi besi dalam dalam serum serum (S1) (S1) mening meninggi gi dan daya daya ikat ikat serum serum terhadap besi (IBC) menjadi rendah dan dapat mencapai nol. Elektroforesis hemeglobin memperlihatkan tingginya HbF lebih dari 30 %, kadang ditemukan juga hemeglobin patologik. Di Indonesia kira-kira 45 % pasien thalasemia juga mempunyai HbF maupun HbS. Kadar bilirubin dalam serum meningkat, SGOT dan SGPT fapat meningkat karena kerusakan parenkim hati oleh hemosiderosis. Penyelidikan sintesis Alfa / Beta terhadap refikulosit sirkulasi memperlihatkan peningkatan nyata ratio alfa / beta yakni berkurang atau tidak adanya sintesis rantai beta.
b. Pemeriksaa Pemeriksaan n Radiologist Radiologist Gambaran Gambaran radiologis radiologistt tulang tulang akan memperliha memperlihatkan tkan medula medula yang lebar, korteks tipis, dan trabekula kasar. Tulang tengkorak memperlihatkan ” hair – on – end ” yang disebabkan perluasan sum-sum tulang ke dalam tulang korteks.
7. Penatala Penatalaksan ksanaan aan
a. Transfuse Transfuse darah darah berupa sel darah darah merah (SDM) (SDM) sampai sampai kadar Hb 11 9 / dl. Jumlah SDM yang diberikan sebaiknya 10-20 ml/kgBB
b. Asam folat folat teratur teratur (misalnya (misalnya 5 mg perhari), jika jika diet buruk.
c. Pember Pemberian ian chelati chelating ng agents agents (desfe (desferal ral)) secara secara teratu teraturr memben membentuk tuk mengur mengurangi angi hemosi hemosider derosi osis. s. Obat Obat ini diberi diberikan kan secara secara intrav intravena ena atau atau subkut subkutan, an, dengan dengan bantuan pompa kecil, 2 9 dengan setiap unit darah transfuse.
d. Vita Vitami min n C, 200 mg seti setiap ap mening meningkat katka kan n
eksk ekskre resi si besi besi dihas dihasil ilka kan n oleh oleh
desferioksamin.
e. Sple Splenek nekto tomi mi mung mungki kin n dibu dibutu tuhk hkan an untuk untuk menu menuru runk nkan an kebu kebutu tuha han n dara darah, h, ini ini ditunda sampai pasien berumur diatas 6 tahun karena resiko infeksi.
f. Terapi Terapi endokrin endokrin diberi diberikan kan baik sebaga sebagaii penggan pengganti ti ataupun ataupun untuk untuk merangs merangsang ang hipotise jika pubertas terlambat.
g. Pada sedikit sedikit kasus transplant transplantasi asi sum-sum sum-sum tulang telah dilaksanaka dilaksanakan n pada umur 1 atau 2 tahun dari saudara kandung dengan HIA cocok (HIA – Matched sibling). Pada saat ini keberhasilan hanya mencapai 30 % kasus.
8. Komplik Komplikasi asi
Akibat anemia yang lam dan berat, sering terjadi gagal jantung. Transfuse darah yang berulang-ulang dari proses hemolesis menyebabkan kadar besi dalam darah tinggi\, tinggi\, sehingga sehingga tertimbun tertimbun dalam berbagai berbagai jaringan jaringan tubuh seperti hepar, limpa, limpa, kulit, kulit, jantung, jantung, dan lain-lain. lain-lain. Hal ini dapat mengakibatk mengakibatkan an gangguan fungsi alat tersebut (hemotromotosis. Limpa yang basar mudah ruptur akibat trauma yang ringan, kematian terutama disebabkan oleh infeksi dan gagal jantung.
9. Progn Prognosi osiss
Thalasemia homozigot umumnya meninggal pada usia muda dan jarang mencapai usia dekade ke-3, walaupun digunakan antibiotik untuk mencegah infeksi dan pemberian pemberian chaleting chaleting agents untuk mengurangi mengurangi hemosderosi hemosderosiss (harganyapu (harganyapun n sangat mahal, pada umumnya tidak terjangkau oleh penduduk negara berkembang). Thalas Thalasemi emiaa tumor tumor trooit trooit dan thalas thalasemi emiaa beta beta HbE yang yang umumny umumnyaa mempun mempunyai yai prognosis baik dan dapat hidup seperti biasa.
10. Pencegahan
a. Penc Pencega egaha han n Prim Primer er Penyuluhan sebelum perkawinan (marriage conseling) untuk mencegah perkawinan diantara pasien thalasemia agar tidak mendapatkan keturunan yang homozigot. Perkawinan antara dua heterozigot (carrier) menghasilkan : 25 % thalasemia (homozigot), 30 % carrier (hetrozigot), dan 25 % normal.
b. Pencega Pencegahan han Sekund Sekunder er Pencegahan kelahiran bagi homozigot dari pasangan suami isteri dengan thalasemia heterozigot salah satu jalan keluar adalah inseminasi buatan dengan sperma berasal dari donor yang bebas dan thalasemia troit. Kelahiran kasus homozigot terhindar, tetapi 50 % dari anak yang lahir adalah carrier, sedangkan 50 % lainny lainnyaa normal normal.. Diagnos Diagnosaa prenat prenatal al melalu melaluii pemeri pemeriksa ksaan an DNA cairan cairan amnion merupakan suatu kemajuan dan digunakan untuk mendiagnosa kasus homozi homozigot got intrau intrauter terin in sehing sehingga ga dapat dapat dipert dipertimb imbangk angkan an tindak tindakan an abortus abortus provokotus.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, arif, dkk. 2000. ” Kapita Kapita Selekta Kedokteran ” . Edisi ke-3 Jilid 2. Media Aesculapius Fkul.
Hartoyo, Edi, dkk. 2006. ” Standar Pelayanan Medis ”. ”. Fakultas Kedokteraan Unlam / RSUD Ulin Banjarmasin.
www. Google.com ( Thalasemia Pada Anak ).