LAPORAN PENDAHULUAN 1. Definisi Luka Luka adalah adalah kead keadaan aan hilan hilangn gnya ya atau atau terpu terputus tusnya nya kontin kontinuit uitas as jarin jaringa gan n (Mansjoer, 2001). Rusaknya kontinuitas atau kesatuan jaringan tubuh yang biasan biasanya ya dise diserta rtaii deng dengan an kehil kehilan anga gan n subst substans ansii jarin jaringa gan. n. Luka Luka adala adalah h terganggunya intregitas normal dari kulit dan jaringan dibawahnya (Kozier, 1992). 1992). Luka adalah rusaknya rusaknya struktur struktur dan fungsi fungsi anatomis anatomis normal akibat akibat proses patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai organ tertentu ( Potter & Parry, 2005). 2. Etiologi a. Mekanik •
Benda tajam Merupakan luka terbuka yang terjadi akibat benda yang memiliki sisi tajam atau runcing. Misalnya luka iris, luka bacok, dan luka tusuk
•
Benda tumpul
•
Ledakan atau tembakan Misalnya luka karena tembakan senjata api
b. Non Mekan kanik •
Bahan kimia Terjadi akibat efek korosi dari asam kuat atau basa kuat
•
Trauma fisika
Luka akibat suhu tinggi Suhu Suhu tinggi tinggi dapat dapat mengaki mengakibatka batkan n terjadin terjadinya ya heat heat exhausti exhaustion on primer, heat exhaustion exhaustion sekunder, heat stroke, sun stroke, dan heat cramps.
Luka akibat suhu rendah Dera erajat jat Luka Luka yang yang terj terja adi pada ada kuli kulitt kare karena na suhu suhu ding dingin in diantaranya hyperemia, edema dan vesikel,
•
Luka akibat trauma listrik
Luka akibat petir
Luka akibat perubahan tekanan udara (Mansjoer, 2001)
Radiasi
3. Klas lasifik ifika asi a. Berdasarkan derajat kontaminasi •
Luka bersih Luka bersih adalah adalah luka luka yang yang tidak tidak terdapa terdapatt inflamas inflamasii dan infeksi, infeksi, yang merupakan merupakan luka luka sayat sayat elektif elektif dan steril dimana dimana luka luka tersebu tersebutt berpotensi untuk terinfeksi. Luka tidak ada kontak dengan orofaring, traktus respiratorius maupun traktus genitourinarius. Dengan demikian kondis kondisii luka luka terse tersebu butt tetap tetap dalam dalam keada keadaan an bersi bersih. h. Kemu Kemung ngkin kinan an terjadinya infeksi luka sekitar 1%-5%.
•
Luka bersih terkontaminasi Luka bersih terkontaminasi adalah luka pembedahan dimana saluran perna pernafas fasan, an, salu saluran ran penc pencern ernaan aan dan dan salu saluran ran perke perkemih mihan an dalam dalam kondisi terkontrol. Proses penyembuhan luka akan lebih lama namun luka tidak menunjukkan tanda infeksi. Kemungkinan timbulnya infeksi luka sekitar 3% - 11%.
•
Luka terkontaminasi Luka terkontam terkontaminas inasii adalah adalah luka yang yang berpotens berpotensii terinfek terinfeksi si spillag spillage e saluran saluran pernafa pernafasan, san, saluran saluran pencern pencernaan aan dan saluran saluran kemih. kemih. Luka Luka menu menunju njukan kan tanda tanda infek infeksi si.. Luka Luka ini dapa dapatt ditem ditemuka ukan n pada pada luka luka terbuka karena trauma atau kecelakaan (luka laserasi), fraktur terbuka maupun luka penetrasi. Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%.
•
Luka kotor Luka kotor adalah adalah luka lama, luka luka kecelaka kecelakaan an yang yang mengan mengandung dung jaringan mati dan luka dengan dengan tanda infeksi seperti cairan purulen. purulen. Luka
ini
bisa
sebagai
akibat
pembedahan
yang
sangat
terkon terkontam tamina inasi. si. Bent Bentuk uk luka luka sepe seperti rti perfo perfora rasi si viser visera, a, abse abses s dan dan trauma lama (Saman, 2011; Ismail, 20011) b. Berda Berdasar sarkan kan keda kedalam laman an dan lua luas s luka 1) Stadium I (luka superfisial/ non blancing erythema) erythema )
Yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit 2) Stadium II ( partial partial thicknes thicknes))
Yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superfisial dan adanya tanda tanda klinis seperti abrasi, blister, atau lubang yag dangkal
3) Stadium III (full thicknes)
Yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya 4) Stadium IV (full thickness)
Yaitu luka full thicknes yang telah mencapai lapisan otot, tendon, dan tulang dengan adanya destruksi/ keusakan yang luas (Baroroh, 2011) c. Berdasarkan penyebab 1) Luka akibat kekerasan benda tumpul •
Vulnus kontusio/ hematom
Adalah luka memar yaitu suatu pendarahan dalam jaringan bawah kulit akibat pecahnya kapiler dan vena yang disebabkan oleh kekerasan tumpul •
Vulnus eksoriasi (luka lecet atau abrasi)
adalah cedera pada permukaan epidermis akibat bersentuhan dengan benda berpermukaan kasar atau runcing. Luka ini banyak dijumpai pada kejadian traumatik seperti kecelakaan lalu lintas, terjatuh maupun benturan benda tajam ataupun tumpul. Walaupun kerusakannya minimal tetapi luka lecet dapat
memberikan
petunjuk kemungkinan adanya kerusakan hebat pada alat-alat dalam tubuh. Sesuai mekanisme terjadinya luka lecet dibedakan dalam jenis:
Luka lecet gores Diakibatkan oleh benda runcing yang menggeser lapisan permukaan kulit
Luka lecet serut (grzse)/geser (friction abrasion) Adalah luka lecet yang terjadi akibat persentuhan kulit dengan permukaan badan yang kasar dengan arah kekerasan sejajar/ miring terhadap kulit
•
Luka lecet tekan (impression, impact abrasion)
Luka lecet yang disebabkan oleh penekanan benda tumpul secara tegak lurus terhadap permukaan kulit. •
Vulnus laseratum (luka robek)
luka dengan tepi yang tidak beraturan atau compang camping biasanya karena tarikan atau goresan benda tumpul. Luka ini dapat kita jumpai pada kejadian kecelakaan lalu lintas dimana bentuk luka tidak beraturan dan kotor, kedalaman luka bisa menembus lapisan mukosa hingga lapisan otot. 2) Luka akibat kekerasan setengah tajam •
Vulnus Morsum
Adalah luka karena gigitan binatang. Luka gigitan hewan memiliki bentuk permukaan
luka yang mengikuti
gigi
hewan
yang
menggigit. Dengan kedalaman luka juga menyesuaikan gigitan hewan tersebut 3) Luka akibat kekerasan tajam/ benda tajam •
Vulnus scisum (luka sayat atau iris)
Luka sayat atau iris yang di tandai dengan tepi luka berupa garis lurus dan beraturan. Vulnus scissum biasanya dijumpai pada aktifitas sehari-hari seperti terkena pisau dapur, sayatan benda tajam ( seng, kaca ), dimana bentuk luka teratur •
Vulnus punctum (luka tusuk)
Luka tusuk adalah luka akibat tusukan benda runcing yang biasanya kedalaman luka lebih dari pada lebarnya. Misalnya tusukan pisau yang menembus lapisan otot, tusukan paku dan benda-benda tajam lainnya. Kesemuanya menimbulkan efek tusukan yang dalam dengan permukaan luka tidak begitu lebar. 4) Vulnus scloperotum (luka tembak) Adalah
luka
yang
disebabkan
karena
tembakan
senjata
api
(Mansjoer, 2001). Luka tembak menyebabkan kerusakan pada jaringan dan organ yang berada dibawahnya (Kartikawati, 2011). 5) Luka akibat trauma fisika dan kimia •
Vulnus combutio
Adalah luka karena terbakar oleh api atau cairan panas maupun sengatan arus listrik. Vulnus combutio memiliki bentuk luka yang tidak beraturan dengan permukaan luka yang lebar dan warna kulit
yang menghitam. Biasanya juga disertai bula karena kerusakan epitel kulit dan mukosa (Mansjoer, 2000) 4. Manifestasi Klinik Menurut black (1993) manifestasi vulnus adalah sebagai berikut: •
Deformitas: Daya terik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari tempatnya perubahan keseimbangan dan contur terjadi seperti: rotasi pemendekan tulang, penekanan tulang.
•
Bengkak: edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah dalam jaringan yang berdekatan dengan fraktur
•
Echumosis dari Perdarahan Subculaneous
•
Spasme otot spasme involunters dekat fraktur
•
Tenderness/keempukan
•
Nyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot berpindah tulang dari tempatnya dan kerusakan struktur di daerah yang berdekatan.
•
Kehilangan sensasi (mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya saraf/perdarahan)
•
Pergerakan abnormal
•
Krepitasi
a. Vulnus kontusio
•
Memar
•
Pendarahan tepi : pendarahan tidak diumpai pada lokasi yang bertekanan,
tetapi pendarahan akan menepi sehingga bentuk
pendarahan akan menepi sesuai dengan bentuk celah antara kedua kembang yang berdekatan (Mansjoer, 2000) •
Dilihat dari permukaan kulit tampak darah berwarna hitam kebiruan, setelah sekitar dua hari terjadi perubahan pigmen darah menjadi warna kuning (Kartikawati, 2011)
b. Vulnus eksoriasi
•
Hilangnya
epitel
dan
lapisan
dermis
atau
subkutan
hal
ini
menyebabkan luka tampak kuning, putih, merah muda atau berdarah tergantung pada jaringan yang terekspos /rusak (Kartikawati, 2011) c. Vulnus laseratum
•
Bentuk luka tidak beraturan
•
Tepi tidak rata
•
Akar rambut tampak hancur atau tercabut bila kekerasannya di daerah yang berambut
•
Sering tampak luka lecet
•
Memar disekitar luka
d. Vulnus morsum
•
Luka mempunyai tepi rata
•
Dapat berbentuk luka lecet tekan berbentuk garis terputus-putus, hematoma atau luka robek dengan tepi rata
•
Luka gigitan masih baik strukturnya sampai 3 jam pasca trauma, setelah itu dapat berubah bentuk akibat elastisitas kulit (Mansjoer, 2000)
e. Vulnus scisum
•
Luka lebar tapi dangkal
•
Luka menembus lapisan atas kulit atau lapisan dermis ke struktur yang lebih dalam (Kartikawati, 2011)
f.
Vulnus punctum
•
Kedalaman luka melebihi panjang luka
•
Kerusakan pembuluh darah tepi
g. Vulnus sclerotum
•
Luka tembak menimbulkan kerusakan jaringan pada organ yang berada dibawahnya
•
Peluru dapat menghancurkan tulang dan menyebabkan cidera lebih lanjut
•
Peluru dari senapan menyebabkan kerusakan lebih besar (Mansjoer, 2000; Kartikawati, 2011)
h. Vulnus combutio •
Luka bakar derajat 1 Kerusakan pada epidermis, kulit kering, kemerahan, nyeri sekali, sembuh, dalam 3-7 dan tidak ada jaringan parut
•
Luka bakar derajat 2 Kerusakan pada epidermis dan dermis, terdapat vesikel dan edema, subkutan, luka merah, basah dan mengkilat, sangat nyeri, sembuh dalam, 28 hari tergantung komplikasi infeksi.
•
Luka bakar derajat 3 Kerusakan
pada
semua
lapisan kulit, tidak ada nyeri, luka merah keputih-putihan, dan
hitam
keabu-abuan,
tampak kering, lapisan yang rusak tidak sembuh sendiri maka perlu Skin graff.
5. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan terutama jenis tes darah lengkap untuk mengetahui terjadinya infeksi. Pemerksaan X-ray jika terdapat fraktur atau dicurigai terdapat benda asing (Kartika, 2011) Vulnus combustion: •
Hitung darah lengkap Peningkatan Ht awal menunjukan hemokonsentrasi sehubungan dengan perpindahan/ kehilangna cairan. Selanjutnya penurunan Ht dan SDM dapat terjadi sehubungan dengan kerusakan oleh panas tehadap endothelium pembuluh darah
•
GDA Penurunan PaO2/ peningkatan PaCo 2 mungkin terjadi pada retensi karbon monoksida. Asidosis dapat terjadi sehubungan dengan
penurunana
ginjal
dan
kehilangan
mekanisme
kompensasi
pernapasan •
Elektrolit serum Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cidera jaringan/ kerusakan SDM dan penurunan fungsi ginjal; hipokalemi dapat terjadi bila mulai diuresis; magnesium mungkin menurun
•
BUN/ keratin Peninggian menunjukan penurunan perfusi ginjal; namun keratin dapat meningkat karena cidera jaringan
•
Urin Adanya albumin, Hb, dan immunoglobulin menunjukan kerusakan jaringan dalam dan kehilangan protein. Warna hitam kemerahan pada urin sehubungan dengan mioglobulin
•
Bronkoskopi Berguna dalam diagnose luas cidera inhalasi; hasil dapat meliputi edema, pendarahan, dan/ tukak pada saluran pernapasan
•
EKG Tanda iskemia miokardial/ disritmia dapat terjadi pada luka bakar listrik
Vulnus morsum •
gigitan ular Pada pemeriksaan darah dapat dijumpai hipoprototrombinemia, trombositopenia, hipofibrinogenemia dan anemia Pada foto rontgen thoraks dapat dijumpai emboli paru dan atau edema paru
•
gigitan anjing Tes antibodi netraslisasi rabies yang positif
Proses penyembuhan luka 1) Fase inflamsi atau “lagphase“ Berlangsung sampai 5 hari. Akibat luka terjadi pendarahan. Trombosit dan sel radang ikut keluar. Trombosit mengeluarkan prostaglandin, tromboksan, bahan kimia tertentu dan asam amino tertentu yang mempengaruhi pembekuan darah, mengatur tonus dinding pembuluh darah dan khemotaksis terhadap leukosit. Terjadi Vasokontriksi dan
proses penghentian pendarahan. Sel radang keluar dari pembuluh darah secara diapedisis dan menuju dareh luka secara khemotaksis. Sel mast mengeluarkan serotonin dan histamin yang meninggikan permeaabilitas kapiler, terjadi eksudasi cairan edema. Dengan demikian timbul tandatanda radang leukosit, limfosit dan monosit menghancurkan dan menahan kotoran dan kuman.
2) Fase proliferasi atau fase fibriflasi Berlangsung dari hari ke 6-3 minggu. Terjadi proses proliferasi dan pembentukan fibrosa yang berasal dari sel-sel mesenkim. Fibroblas menghasilkan mukopolisakarid dan serat kolangen yang terdiri dari asamasam amino glisin, prolin dan hidroksiprolin. Mukopolisekarida mengatur deposisi serat-serat kolangen yang akan mempertautkan tepi luka. Seratserat baru dibentuk, diatur, mengkerut, yang tidak perlu dihancurkan dengan demikian luka mengkerut/mengecil. Pada fase ini luka diisi oleh sel radang, fibrolas, serat-serat kolagen, kapiler-kapiler baru: membentuk jaringan kemerahan dengan permukaan tidak rata, disebut jaringan granulasi. Epitel sel basal ditepi luka lepas dari dasarnya dan pindah menututpi dasar luka. Proses migrasi epitel hanya berjalan kepermukaan yang rata dan lebih rendah, tak dapat naik, pembentukan jaringan granulasi berhenti setelah seluruh permukaan tertutup epitel dan mulailah proses pendewasaan penyembuhan luka 3) Fase “remodeling“ Fase ini dapat berlangsung berbulan-bulan bahkan lebih dari satu tahun. bergantung pada kedalaman dan keluasan luka. Jaringan parut terus melakukan reorganisasi dan akan menguat setelah beberapa bulan. Namun, luka yang telah sembuh biasanya tidak memilikidaya elastis yang sama dengan jaringan yang digantikannya. Dikatakan berakhir bila tandatanda radang sudah hilang. Parut dan sekitarnya berwarna pucat, tipis, lemas, tidak ada rasa sakit maupun gatal (Potter & Perry, 2005).
Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka 1) Usia Anak dan orang dewasa lebih cepat lebih cepat penyembuhan luka daripada orang tua. Orang tua lebih sering terkena penyakit kronis,