LAPORAN PENELITIAN ARSITEKTUR RA141363 IDENTITAS DALAM HUNIAN VERTIKAL
Disusun oleh : M. Himawan Luthfillah
(08111540000021)
Rizaldi Miftahul Firdausi
(08111540000071)
Dosen Mata Kuliah: Wahyu Setiawan, S.T., M.T
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS ARSITEKTUR, DESAIN, DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan berkat dan rahmat-Nya yang telah memberikan kelapangan hati dan pikiran bagi kami untuk menyelesaikan Laporan Mata Kuliah Penelitian Arsitektur yang berjudul : Design Issue. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah banyak memberikan bantuan dan bimbingan pada proses penyelesaian laporan ini :Wahyu Setiawan, S.T., M.T., selaku dosen mata kuliah Penelitian Arsitektur Tidak lupa ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua teman yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Sangat disadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih memiliki banyak kekurangan, namun diharapkan hasil penulisan laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi proses penulisan laporan lainnya.
Surabaya, 28 Maret 2018
ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................... i DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii ABSTRAK.... ........................................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 2 1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 2 1.3 Tujuan .............................................................................................................. 2 1.4 Manfaat ............................................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Theory of Human Motivation............................................................................4 2.2 Urban Design : A Typology of Procedures and Products................................5
BAB III ISI dan PEMBAHASAN 3.1 Metode Domain to Domain Transfer .............................................................. .7 3.1.1 Source Domain........................................................................................9 3.1.2 Transfer Domain.....................................................................................9 3.1.3 Target Domain........................................................................................9 3.2 Structure Mapping Diagram ........................................................................... .10
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan...................................................................................................... 14 4.2 Saran................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... .15
iii
ABSTRAK Laporan mata kuliah Penelitian Arsitektur ini memuat suatu ide dan konsep arsitektur dengan tipologi sebuah hunian vertikal berdasarkan fakta isu yang selama ini dirasakan oleh semua orang, yaitu mengenai identitas manusia dalam berkehidupan sosial. Proses desain kemudian dimulai dari tahapan brainstorming tentang Domain to Domain Design Issue sesuai judul tugas yang diberikan. Kata Kunci : Hunian Vertikal, Identitas, Isu Desain, Sosial.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pada dasarnya, definisi manusia dapat diartikan sebagai makhluk individual yang selalu (ingin) bersifat sosial. Setiap individu tidak dapat disama ratakan sebagai suatu sistem sosial yang bermakna general. Baik itu dilihat dari kebutuhan maupun keinginannya, setiap individu pasti akan selalu berbeda. Dalam periode 1990-2009, data menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah penduduk Surabaya berbanding terbalik dengan pertumbuhan jumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Surabaya. Sedangkan data pertumbuhan jumlah penduduk tersebut berbanding lurus dengan jumlah hunian penduduk di Surabaya. (digilib.its.ac.id/ITS-PhD-3100012045590/18018) Dari kedua data yang sudah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat Surabaya lebih memilih untuk memiliki unit hunian horizontal daripada unit hunian vertikal. Fenomena tersebut terjadi besar kemungkinan karena masyarakat Surabaya (dan/atau wilayah lain) masih berpikiran bahwa mereka dapat menunjukkan jati diri mereka dengan memiliki hunian dengan tapak milik pribadi sehingga menimbulkan kemungkinan munculnya pemikiran bahwa hunian vertikal merupakan sebuah tapak hunian yang dibagi dengan banyak orang.
1.2 Rumusan Masalah 1. Apa spesifik isu yang dapat diangkat sebagai permasalahan desain? 2. Apa konsep yang dapat ditawarkan mengenai isu tersebut? 3. Apa saja faktor yang mempengaruhi konsep desain dalam isu tersebut? 4. Bagaimana cara merumuskan spesifik isu tersebut?
1.3 Tujuan 1. Memberikan gambaran tentang isu yang dapat diangkat sebagai permasalahan desain, 2
2. Memberikan informasi tentang konsep yang dapat ditawarkan mengenai isu tersebut, 3. Memberikan detail faktor yang mempengaruhi konsep desain dalam isu tersebut, 4. Memberikan cara merumuskan spesifik isu yang diangkat.
1.4 Manfaat 1. Memiliki gambaran tentang isu yang dapat diangkat sebagai permasalahan desain, 2. Memiliki konsep yang dapat ditawarkan mengenai isu tersebut, 3. Mengetahui detail faktor yang mempengaruhi konsep desain dalam isu tersebut, 4. Mengetahui cara merumuskan spesifik isu tersebut.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Theory of Human Motivation Hirarki kebutuhan manusia merupakan sebuah teori psikologi yang menjelaskan tentang 5 tingkatan kebutuhan manusia selama hidup di bumi. Teori ini disajikan dalam buku Theory of Human Motivation karya Abraham Maslow (1943) dan sering digambarkan dalam bentuk (Lihat Gambar 1) piramida hirarki (semakin ke atas, semakin eksklusif). Meskipun manusia merupakan makhluk hidup dengan tingkat sosial yang tinggi, kita tidak dapat memungkiri bahwa manusia juga merupakan makhluk yang individual, dalam artian soal kebutuhan, keinginan, hingga identitas mereka. Dengan sifat yang kontradiktif tersebut, Maslow mencoba untuk menjabarkan bagaimana manusia kemudian bisa menjalankan hidupnya dan memenuhi kebutuhannya.
Gambar 1.Hirarki Kebutuhan Manusia Sumber: Ejournal.unsrat.ac.id Dalam teori ini, Maslow menjelaskan bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan dan keinginannya masing-masing. Selama hidupnya, manusia selalu menjalaninya dengan dorongan motivasi spesifik yang berbeda-beda. Manusia memulainya dengan motivasi mendasar, yaitu kebutuhan untuk bertahan hidup. Dari sana, manusia kemudian akan selalu naik ke tahapan4
tahapan selanjutnya setelah mereka merasa „puas‟ terhadap capaian yang dimiliki pada saat itu juga hingga pada akhirnya mereka pada tingkatan terakhir, Self-Actualization yaitu tingkatan dimana mereka sudah sadar bahwa apa yang mereka jalani selama ini merupakan hasil dari kerja keras mereka sendiri sehingga kemudian disimpulkan sebagai identitas pribadi. 2.2 Urban Design : A Typology of Procedures and Products Setelah pembahasan mendasar yang menjelaskan tentang bagaimana manusia menjalani kehidupan sehari-harinya dengan didorong oleh berbagai macam tingkatan motivasi. Jon Lang pada bukunya, Urban Design : A Typology of Procedures and Products (2005) menjelaskan bagaimana hubungan piramida hirarki kebutuhan manusia oleh Maslow (1943) dengan ilmu arsitektur dan desain urban (Lihat Gambar 2).
Gambar 2.Teori John Lang 5
Sumber: Ejournal.unsrat.ac.id Dalam teori ini, Jon Lang menjelaskan bahwa ada keterkaitan erat antara hirarki kebutuhan manusia dengan arsitektur. Dijelaskan bahwa dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, manusia secara tidak langsung berinteraksi dengan tempat yang mereka kunjungi. Dari sana, tempat tersebut kemudian berubah dari sekedar area untuk memenuhi kebutuhan menjadi sebuah memori yang kemudian terikat dengan masing-masing individu.
6
BAB III ISI DAN PEMBAHASAN
3.1 Metode Domain to Domain Transfer 3.1.1 Source Domain The raising of justified belief over truth is supported by the consideration that a key factor in communication could be said not to be truth but relevance (Sperber & Wilson 2008, 87). Dalam metode ini Source Domain merupakan fase yang menyajikan infomasi untuk mendefinisikan informasi lain yang berisi objek, objek atribut dan keterhubungan dengan objek.
Gambar 3. Domain as a sytem of object, object-attributes, and relation between domain Tiga aspek tersebut menjadi poin penting karena memiliki pengaruh dan memiliki keterkaitan yang sangat kuat antara aspek satu dengan lainnya dalam menyimpulkan konten utama dalam desain. (Lihat Gambar 3) terdapat perbedaan yang signifikan antara atribut dan relasi. Relasi berfungsi mentransfer informasi yang dimiliki oleh suatu objek dengan objek lain, sementara atribut adalah informasi yang dimiliki oleh objek itu sendiri. Meskipun berbeda ketiganya merupakan informasi yang dapat dipetakan antar domain yang memiliki keterikatan yang kuat. a) Object (Objek) Objek mendeskripsikan sesuatu yang diskrit (sejumlah berhingga elemen
yang
berbeda
atau
elemen-elemen
yang
tidak 7
bersambungan) dan dapat diidentifikasi. Misalnya kelinci, dalam suatu entitas kelinci merupakan suatu objek, atau yang lebih besar lagi kumpulan dari objek-objek tersebut dapat dinamakan koloni kelinci b) Attribute (Atribut) Atribut mendeskripsikan suatu informasi yang dimiliki oleh suatu objek atau karakter objek tersebut. Misalnya warna, tekstur, bentuk, ukuran, suara, bau, massa, panjang dan lain-lain. c) Relation (Relasi) Relasi erat kaitanya dengan objek dan atribut itu sendiri, karena relasi dapat terjadi apabila dua atau lebih objek berbeda saling berhubungan melalui key attributes Hasil dari penjabaran isu pada tahap Source adalah sebagai berikut:
Tabel. Source Domain Issue Sumber: Dokumen Pribadi
8
3.1.2 Transfer Domain Transfer Domain didefinisikan sebagai tool utama dalam menerjemahkan konten-konten outside objek dalam Source Domain. Prinsip utama dalam Transfer Domain sendiri adalah dengan dan menyederhanakan informasi dari Source Domain ke Target Domain. Hasil dari penjabaran isu pada tahap Source Domain ke tahap Transfer Domain adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Source Domain to Transfer Domain Sumber: Dokumen Pribadi 3.1.3 Target Domain Alur dari tahap Source Domain ke Transfer Domain akan mereduksi keterhubungan yang ada di dalam Source Domain hingga menjadi lebih mengerucut
lagi
sehingga
pada
tahap
Transfer
Domain
dapat
diterjemahkan ke dalam architectural syntax. Tiap elemen dari architectural syntax bisa saja merupakan Target Domain/ Final Domain Hasil dari penjabaran isu pada tahap Transfer Domain ke tahap Transfer Domain adalah sebagai berikut:
9
Tabel 3. Transfer Domain ke tahap Transfer Domain Sumber: Dokumen Pribadi 3.2 Detail Diagram Domain to Domain 1. Objek Community : Komunitas merupakan kalangan target yang kemudian akan menempati hunian target dengan ide dan konsep desain yang diusung. Komunitas memiliki atribut berupa Manusia sebagai anggota dari komunitas tersebut serta; Aktivitas sebagai bentuk aksi yang dilakukan oleh komunitas tersebut. Dwelling : Hunian merupakan area target yang akan diintervensi dengan ide dan konsep desain dan kemudian akan ditinggali oleh komunitas target. Hunian memiliki atribut berupa hunian vertikal sebagai tipologi hunian yang tidak memerlukan lahan luas dalam pengembangannya namun komunitas yang ada kurang interaktif serta; Hunian Horizontal sebagai tipologi hunian yang memerlukan lahan lebih luas dalam pengembangannya namun terbiasa hidup guyub. Social : 10
Sosial merupakan sebuah sifat yang terikat dengan setiap individu yang mengatur tentang bagaimana setiap individu tersebut hidup secara berkelompok. Sosial memiliki atribut berupa publik dan privat dimana keduanya merupakan sifat manusia tentang bagaimana mereka memposisikan diri dalam suatu kelompok; Kebiasaan sebagai bentuk aksi manusia dalam memposisikan diri dalam suatu komunitas, serta; Konsep Kemanusiaan sebagai aturan yang terbentuk ketika seorang individu memutuskan untuk hidup secara berkelompok. Culture : Budaya merupakan sebuah sifat yang terikat dengan setiap individu yang mengatur tentang bagaimana setiap individu tersebut hidup secara berkembang. Budaya memiliki atribut berupa kebiasaan sebagai bentuk aksi manusia dalam mempelajari masa lalu dan memikirkan masa depan serta; Norma sebagai aturan yang mengikat bagaimana setiap individu tersebut berkembang ke arah yang positif. Economy : Ekonomi merupakan sebuah sifat yang terikat dengan setiap individu yang mengatur tentang bagaimana setiap individu tersebut hidup secara berkembang dan berkelompok. Ekonomi memiliki atribut berupa pertukaran sebagai bentuk aktivitas yang saling menguntungkan antar dua manusia atau lebih serta; Pemasukan sebagai bentuk pengkategorian kebutuhan dan keinginan manusia Safety & Security Needs Kebutuhan Keamanan dan Kelindungan merupakan kebutuhan paling mendasar manusia mengenai hunian sebagai kebutuhan aman dan lindung. Memiliki atribut berupa Kemanan Psikologis sebagai bentuk kepemilikian rasa aman secara psikis serta; Kelindungan Fisiologis sebagai rasa kepemilikan rasa lindung secara fisis. 11
Apartment / Flat Apartemen / Rumah Susun merupakan objek arsitektural yang muncul sebagai respon dari isu dan konteks yang diterapkan pada lahan di Surabaya. Apartemen / Rumah Susun memiliki atribut berupa regulasi desain umum seperti unit kamar, koridor, balkon, dan lain-lain
2. Relationship Heterogenity : Heterogenitas merupakan hasil sintesa dari 3 sifat yang terikat pada setiap manusia, yaitu Sosial, Budaya, dan Ekonomi.
12
Gambar 4. Diagram Mapping Domain to Domain
13
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Manusia, pada prinsipnya mempunyai berbagai kebutuhan jasmani, rohani/psikis, dimana kultur budayanya sangat berpengaruh. Perwujudan berbagai kebutuhan di atas, dituangkan pada aktivitas-aktivitas, yang berlangsung di dalam rumah; karena selaku penghuni, mereka mengetahui dengan tepat “Apa yang menjadi kebutuhannya dan apa yang merupakan problemnya.”
4.2 Saran Menurut penulis hunian vertical merupakan langkah yang sekarang ini dapat di tempuh untuk mengatasi permasalahan kepadatan penduduk dan semakin berkurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) oleh banyaknya pembangunan serta pemukiman. Namun hal yang tak boleh dilupakan adalah ketika dalam proses perancangan vertical housing banyak sekali hal-hal
yang perlu
diperhatikan oleh Arsiteknya seperti lokalitas daerah setempat, latar belakang calon user yang kita ketahui bukan hanya satu atau dua orang tapi banyak orang dengan karakter yang berbeda-beda dan juga keberagamanya yang berbeda pula. Hal tersebut dimaksudkan agar hasil rancangan vertical housing ini nyaman dan para user senang.
14
DAFTAR PUSTAKA Habraken, J. (1972). “Supports : An Alternative to Mass Housing”. London: Architectural Press. Lang, J. (2005). “Urban Design : A Typology of Procedures and Products”. Oxford: Architectural Press. Ransley, J. and Ingram, H. (2004). “Developing Hospitality”. 2nd ed. Oxford: ELSEVIER. Darmiwati, R. (2000). “Studi Ruang Bersama dalam Rumah Susun Bagi Penghuni Berpenghasilan Rendah”. Surabaya: Universitas Merdeka Surabaya. Prawibawa, P. D. L. and Santosa H. R. (2015). “Konsep Arsitektur Hijau Sebagai Penerapan Hunian Susun di Kawasan Segi Empat Tunjungan Surabaya”. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
15