BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara urutan kedua setelah Brazil yang memiliki kekayaan hayati terbesar di dunia. Indonesia memiliki kurang lebih 25.000 sampai dengan 30.000 jenis tumbuhan. Sembilan ribu jenis tanaman diketahui dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional (Siregar, 2010). Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional yang biasa digunakan di Indonesia adalah jamu. Jamu merupakan bahan alam yang diracik secara tradisional untuk memperkuat badan manusia, mencegah penyakit, serta menyembuhkan penyakit (BPOM RI, 2014). Ada beberapa persyaratan persyaratan agar jamu dapat digunakan di fasilitas kesehatan. Persyaratan tersebut meliputi tersedianya jamu yang aman berdasarkan uji toksisitas, memiliki khasiat nyata yang teruji secara ilmiah serta berkualitas. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, kementrian kesehatan RI telah mencanangkan program unggulan Saintifikasi Jamu pada tahun 2010 di kabupaten Tegal. Program saintifikasi jamu hanya dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan yang telah mendapatkan izin atau memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Salah satunya telah dilakukan di klinik saintifikasi jamu yang berada di wisata kesehatan jamu yang terletak di desa kalibakung. Penggunaan jamu untuk pengobatan hingga saat ini telah cukup banyak menarik minat masyarakat. Penyakit yang diobati dengan menggunakan jamu cuku beragam dari penyakit ringan hingga penyakit berat.Jamu yang digunakan berupa racikan simplisia, serbuk, dan ekstrak tanaman obat yang telah diteliti khasiat dan keamanannya melalui uji praklinis dan observasi klinis. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan jamu di Negara Indonesia yaitu
harganya
yang
lebih
terjangkau,
tersedia
dalam
jumlah
cukup
dibandingkan obat hasil sintesis yang harganya kadang melebihi kemampuan dan keterjangkauan masyarakat, khususnya yang berpenghasilan rendah (Agoes, 2007). Terdapat beberapa kelebihan penggunaan obat tradisional dibandingkan obat modern antara lain efek sampingnya relatif kecil, jika digunakan secara tepat, komponen dalam satu bahan memiliki efek saling mendukung, pada satu tanaman obat memiliki beberapa efek farmakologi, serta lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik degeneratif.
1
2
1.2. Tujuan Kuliah Kerja Nyata (KKN) berbasis Profesi di WKJ (Wisata Kesehatan Jamu) Kabupaten Tegal bertujuan: 1.
Mengenal dan memahami tentang pelayanan, manajemen, dan administrasi di klinik saintifikasi yang berada di Wisata Kesehatan Jamu (WKJ) sehingga muncul jiwa enterpreuner dan profesional ketika memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.
2.
Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan jamu untuk pengobatan di klinik saintifikasi yang berada di Wisata Kesehatan Jamu (WKJ).
3.
Mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi faktor kebutuhan pasien dalam menggunakan jamu untuk pengobatan di klinik saintifikasi yang berada di Wisata Kesehatan Jamu (WKJ).
4.
Mampu menerapkan konsep, teori, dan prinsip ilmu sosial, perilaku, dan ilmu kefarmasian dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian kepada pasien secara profesional dan bertanggung jawab berdasarkan kode etik profesi,
undang-undang
ditetapkan.
yang
berlaku
dan
peraturan
profesi
yang
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1. Pengertian Jamu adalah obat tradisional indonesia yang tercipta dari penggalian kekayaan dan keanekaragam bahan alam oleh nenek moyang kita sejak ribuan tahun silam. Ramuan tersebut diwariskan secara turun temurun digunakan untuk memelihara kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit, memulihkan kesehatan, serta untuk kecantikan dan kebugaran (Menkes RI, 2011). Saintifikasi jamu adalah pembuktian ilmiah jamu melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, hewani, mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Obat tradisional indonesia adalah jamu (Menkes RI, 2011). Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif,
maupun
rehabilitatif
yang
dilakukan
oleh
pemerintah,
pemerintah daerah atau masyarakat. Pengobatan Komplementer - Alternatif adalah pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektivitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik yang belum diterima dalam kedokteran konvensional (Menkes RI, 2011). Ilmu pengetahuan biomedik adalah ilmu yang meliputi anatomi, biokimia, histologi, biologi sel dan molekuler, fisiologi, mikrobiologi, imunologi yang menjadi dasar ilmu kedokteran klinik.Saintifikasi jamu diutamakan untuk upaya preventif, promotif, rehabilitatif, paliatif, sedangkan upaya kuratif dilakukan atas permintaan tertulis pasien.Persyaratan bahan jamu adalah aman berdasarkan uji toksisitas, berkhasiat berdasarkan data empiris yang dibuktikan dengan uji manfaat praklinik dan berkualitas sesuai dengan pedoman yang berlaku secara nasional (Menkes RI, 2011).
3
4
2.2. Sejarah WKJ Jamu merupakan obat tradisional Indonesia yang dipakai sejak jaman dahulu dan sudah terbukti khasiatnya, tidak kalah dengan obat herbal impor yang selama ini membanjiri pasar Indonesia karena era perdagangan bebas. Potensi alam Indonesia pun amat besar dengan keanekaragaman etnobotani (tanaman obat) yang dimiliki.Jamu sendiri adalah sebutan untuk obat tradisional
dari
Indonesia
yang
belakangan
populer
dengan
sebutan
herbal.Melalui pengelolaan dan langkah yang tepat, jamu yang dapat dikembangkan nilai kekayaannya mampu mendorong pengembangan ekonomi rakyat yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Sudah tentu ada keuntungan dari pemanfaatan jamu untuk kesehatan, meski ada berbagai upaya dengan begitu banyak penelitian tentang bahan jamu/ tumbuhan yang berefek mencegah atau menyembuhkan penyakit, dan berjalannya beberapa sentra penelitian yang meneliti
bahan jamu/ tanaman berkhasiat bagi kesehatan,
tampaknya masih perlu didorong ke arah terwujudnya jamu yang dapat digunakan masyarakat secara luas untuk kesehatan. Kabupaten Tegal telah memiliki potensi untuk mewujudkan pelayanan kesehatan tradisional dengan menggunakan jamu.Konsep yang mewacana yakni pelayanan kesehatan jamu yang terintegrasi dengan program pariwisata yang telah ada. Di Kabupaten Tegal yaitu "Obyek Wisata Kalibakung" Kab Tegal dengan ketinggian kurang lebih 650 m di atas permukaan laut dengan luas lahan sebanyak 3,2 Ha. Dengan melihat potensi yang ada, pemerintah Kabupaten Tegal ingin mewujudkan konsep pelayanan kesehatan jamu yang terintegrasi dengan program pariwisata, melalui sebuah program yang diberi nama “Wisata Kesehatan Jamu (WKJ) Kalibakung Kabupaten Tegal”. Dasar penyelenggaraan Wisata Kesehatan Jamu (WKJ) adalah : Perda Kab Tegal no 1 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Wisata Kesehatan Jamu (WKJ) dan retribusi Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer di Kalibakung Kabupaten Tegal. Perjanjian Kerja Sama antara Bupati dan B2P2TO-OT (Balai Besar Pengembangan
Penelitian
Tanaman
Obat
dan
Obat
Tradisional)
Tawangmangu.
2.3. Visi Misi WKJ 2.3.1. Visi Masyarakat sehat dengan Jamu yang aman dan berkhasiat. 2.3.2. Misi Meningkatkan mutu litbang, mengembangkan hasil litbang dan pemanfaatan hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional.
5
2.4. Wilayah Kerja WKJ Lokasi WKJ
terletak di desa Kalibakung, Kecamatan Balapulang,
dengan jarak dari Pusat Pemerintahan Kab Tegal (Slawi) kurang lebih 7 km atau terletak di Obyek Wisata kolam renang, arena outbon serta bumi perkemahan Kalibakung dengan lahan seluas 3,2 Ha. Kondisi saat ini WKJ memiliki gedung Pelayanan Klinik saintifikasi jamu, dengan SDM yang telah tersedia dalam pelayanan WKJ terdiri dari Dokter umum terlatih, Apoteker, perawat dan Tenaga penyuluh/pemandu Wisata Jamu yang professional. Selain itu WKJ juga memiliki pelayanan Etalase Tanaman Obat yang telah dibuat sejak tahun 2010. Jenis tanaman yang telah ditanam beraneka jenis tanaman obat yang bekerjasama dengan B2P2TO-OT (Balai Besar Pengembangan Penelitian Tanaman Obat dan Obat Tradisional) Tawangmangu.
2.5. Tugas Dan Fungsi 2.5.1. Tugas Pokok Melaksanakan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional. 2.5.2. Fungsi 1.
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi penelitian/pengembangan di bidang tanaman obat dan obat tradisional
2.
pelaksanaan eksplorasi, inventarisasi, identifikasi, adaptasi, dan koleksi plasma nutfah tanaman obat.
3.
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi konservasi dan pelstarian plasma nutfah tanaman obat.
4.
pengembangan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
standarisasi
tanaman obat dan bahan baku obat tradisional. 5.
pelaksanaan pengembangan jejaring kerjasama dan kemitraan di bidang tanaman obat dan obat tradisional.
6.
pelaksanaan kajian dan diseminasi informasi tanaman obat dan obat tradisional.
7.
pelaksanaan pelatihan teknis di bidang pembibitan, budidaya, pasca panen, analisa, koleksi spesimen tanaman obat serta uji keamanan dan kemanfaatan obat tradisional.
8.
pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
6
2.6. Organisasi dan Personalia Kelembagaan klinik saintifikasi yang berada di Wisata Kesehatan Jamu (WKJ) saat ini masih menginduk pada Puskesmas kalibakung. Sumber Daya Manusia (SDM) terdiri dari Dokter umum terlatih, Apoteker, Perawat, dan Tenaga Penyuluh/Pemandu Wisata Jamu yang professional. Kepala Dinas Dr. Hendadi Setiaji Ka. UPTD WKJ dr. Indah Hastuti
Unit Tanaman Produksi dan Etalase
Unit Pelayanan Klinis
Unit P4TO (Pusat Pengelolaan Pasca Panen)
Dr. Indah Hastuti Dakhori
Fahmi Fauzan, Amd. Far Dr. Indah Hastuti
Pemandu Wisata Dwi Antoro, Amd.
Keamanan Kebun Slamet
Pelayanan Saintifikasi Jamu dan Tradisional Komplementer
Laboratorium
Griya Jamu
Administrasi
Dewi Fitri Astuti
Dwi Antoro, Amd.
Izzatul Utami, Amd Keb
Dr. Indah Hastuti
Amprah Simplisia Puji Sunyoto
Keamanan
K3 Rumah Tangga
Bendahara
Sulton
Wahyu Taufan
Eti Setiawan, S.Kep
Bagan 2.1 Struktur Organisasi Wisata Kesehatan Jamu
7
2.7. Tinjauan Khusus Saintifikasi jamu dalam penelitian berbasis pelayanan kesehatan hanya dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan yang telah mendapatkan izin atau sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk saintifikasi jamu dapat diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta (Menkes RI, 2011). Fasilitas pelayanan kesehatan saintifikasi jamu meliputi klinik saintifikasi jamu WKJ di Kalibakung. Klinik jamu merupakan praktek dokter atau dokter gigi baik perorangan maupun berkelompok, sentra pengembangan dan penerapan pengobatan tradisional (SP3T), Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM) atau Loka Kesehatan Tradisional Masyarakat (LKTM).
BAB III PEMBAHASAN
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Berbasis Profesi diadakan sebagai praktik nyata dengan tujuan untuk memperluas wawasan dan menambah pengalaman dalam mengaplikasikan materi dan teori mahasiswa program studi S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Mandala Husada Slawi. Praktik Kuliah Kerja Nyata (KKN) dilaksankan pada tanggal 27 Desember 2016 di Wisata Kesehatan Jamu (WKJ) Kalibakung. Wisata Kesehatan Jamu (WKJ) terletak di Desa Kalibakung, Kecamatan Balapulang dengan jarak dari Pusat pemerintahan Kabupaten Tegal (Slawi) kurang lebih 7 KM ke arah Guci. WKJ mempunyai lahan seluas 3,2 Ha yang terdiri dari gedung pelayanan klinik saintifikasi jamu, etalase tanaman obat. WKJ merupakan upaya lintas sektor yang melayani: wisata, kesehatan, dan pendidikan. Beberapa jenis pelayanan dalam WKJ antara lain: Pelayanan klinik saintifikasi jamu, wisata jamu, etalase dan lahan produksi tanaman obat, klinik saintifikasi jamu, griya jamu dan kolam renang. Wisata Kesehatan Jamu (WKJ) Kalibakung masih mengacu pada B2P2TOOT Tawangmangu Solo dan bekerja sama dalam pengadaan bibit tanaman dan simplisia untuk membantu stok bahan simplisia untuk pengobatan di klinik. Tanaman yang ada di WKJ dirawat dan dipelihara dengan benar agar tidak terserang hama. Cara penanamannya tanpa bahan kimia seperti pestisida melainkan menggunakan pupuk organik yaitu menggunakan pupuk kandang. Cukup mudah mengenal sejumlah tanaman obat di WKJ karena dilengkapi dengan papan nama tanaman dan khasiatnya. Waktu panen setiap tanaman berbeda-beda tetapi rata-rata waktu untuk memanen daun adalah 3 bulan dan untuk rimpang 6-8 bulan. Tanaman yang telah dipanen selanjutnya masuk ke ruang sortir untuk memisahkan dari bagian-bagian yang tidak digunakan. Setelah disortir selanjutnya dicuci bersih dengan air mengalir kemudian ditiriskan dengan cara digantung dan dibiarkan hingga sedikit layu atau kadar air sedkit berkurang kemudian dimasukan kedalam oven. Tujuan dibuat layu terlebih dahulu yaitu agar hasil simplisia yang dihasilkan tidak gosong karena pemanasan langsung oleh oven sehingga warna simplisia yang dihasilkan menyerupai warna tanaman aslinya. Setelah kering simplisia di simpan dalam wadah tertutup rapat dan ditambahkan silika gel untuk menjaga kelembaban dan menjaga dari pengaruh atau kontaminan luar. Penyimpanan hasil produsi diletakkan di gudang penyimpanan pada suhu kamar. Gudang penyimpanan produk di WKJ Kalibakung di dalamnya terdapat rak besar untuk menyimpan dan menyusun produk. Hal ini bertujuan agar produk tidak bersentuhan langsung dengan lantai, sehingga hal tersebut dapat mengurangi kerusakan pada produk yang diakibatkan oleh bakteri maupun jamur, disamping itu
8
9
mempermudah pengambilan barang. Simplisia yang di simpan di gudang ini berasal dari B2P2TOOT Tawangmangu Solo dan hasil panen kebun sendiri yang terdapat di WKJ Kalibakung. Alasan mengapa simplisia masih mengambil dari B2P2TOOT Tawangmangu Solo karena ada beberapa tanaman yang tidak bisa tumbuh subur di WKJ Kalibakung. Pasien yang datang ke klinik meningkat setiap harinya. Rata-rata pasien datang kurang lebih 300 pasien per bulan. Pada bulan puasa kunjungan pasien ke klinik berkurang, karena pada bulan puasa pasien malas untuk meminum jamu. Pasien yang datang paling banyak berasal dari daerah sekitar Kalibakung. Ada juga pasien dari luar daerah seperti Brebes, kota Tegal, Cirebon, Jakarta, Semarang, bahkan dari luar pulau Jawa yaitu dari Sulawesi. Pasien dari daerah yang jauh biasanya meminta untuk diberikan jamu dalam jumlah lebih banyak misalkan meminta racikan jamu untuk dua minggu atau bahkan untuk sebulan.
Sebagian
besar pasien yang datang ke klinik saintifikasi jamu ini merasa tidak puas terhadap pengobatan konvensional karena efek samping yang tinggi, selain itu ada beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan dengan obat kimia, seperti batu ginjal dan hemoroid. Dengan terapi jamu efek samping yang dilaporkan sangat minimal, hanya keluhan ringan lambung, seperti mual dan perih kembung. Tidak pernah ada efek samping yang berat karena jamu diracik dengan menggunakan bahan baku yang berkualitas dan alami serta tidak dicampur dengan bahan pengawet. Jenis pelayanan yang ada di WKJ yaitu klinik saintifikasi jamu. Klinik saintifikasi jamu WKJ merupakan salah satu fungsi tugas pokok dibidang penelitian obat tradisional. Penelitian jamu dilakukan berbasis pelayanan yang menggunakan bahan-bahan ramuan berupa tanaman obat yang telah terstandarisasi dan telah lolos uji pra klinik. Klinik saintifikasi jamu merupakan klinik medis dengan standar pelayanan konvensional, tetapi untuk terapinya menggunakan jamu. Berbeda dengan klinik pada umumnya, pemeriksaan di klinik saintifikasi jamu menitikberatkan kepada gaya hidup sehat, persoalan sosialnya, tetapi tidak meninggalkan pemeriksaan fisik dasar sebagai standar pelayanan dokter. Pasien yang datang ke klinik meningkat setiap harinya. Rata-rata pasien datang kurang lebih 300 pasien per bulan. Pada bulan puasa kunjungan pasien ke klinik berkurang, karena pada bulan puasa pasien malas untuk meminum jamu. Pasien yang datang paling banyak berasal dari daerah sekitar Kalibakung. Ada juga pasien dari luar daerah seperti Brebes, kota Tegal, Cirebon, Jakarta, Semarang, bahkan dari luar pulau Jawa yaitu dari Sulawesi. Pasien dari daerah yang jauh biasanya meminta untuk diberikan jamu dalam jumlah lebih banyak misalkan meminta racikan jamu untuk dua minggu atau bahkan untuk sebulan.
Sebagian
besar pasien yang datang ke klinik saintifikasi jamu ini merasa tidak puas terhadap pengobatan konvensional karena efek samping yang tinggi, selain itu ada beberapa
10
penyakit yang tidak bisa disembuhkan dengan obat kimia, seperti batu ginjal dan hemoroid. Dengan terapi jamu efek samping yang dilaporkan sangat minimal, hanya keluhan ringan lambung, seperti mual dan perih kembung. Tidak pernah ada efek samping yang berat karena jamu diracik dengan menggunakan bahan baku yang berkualitas dan alami serta tidak dicampur dengan bahan pengawet. Selain itu, dokter di klinik saintifikasi jamu menganjurkan untuk melakukan pola hidup sehat, banyak memakan makanan berserat, dan makan serta olahraga secara teratur. Alur pelayanan kesehatan tradisional di klinik Saintifikasi Jamu WKJ yaitu pasien datang untuk mendaftar kemudian dipanggil untuk didiagnosis oleh dokter yang tersentifikasi jamu. Dokter selanjutnya akan memberikan resep berupa jamu herbal yang dapat ditebus di griya jamu. Di tempat ini resep pasien akan diproses dan diracik sesuai dengan dosisnya yang ditentukan sesuai dengan jenis penyakit dan usia pasien. Satu jenis jamu tidak bisa dipakai orang lain. Selanjutnya Apoteker memberikan informasi mengenai cara pemakaian kepada pasien. Aturan pemakaian jamunya, yaitu jamu direbus pagi hari untuk diminum 3 kali sehari sebelum makan. 5 gelas air didihkan kemudian ditambahkan simplisia dibiarkan hingga sisa air kira-kira 3 gelas. Penggodokan jamu menggunakan kuali yang terbuat dari tanah liat, karena merebus bahan-bahan herbal dengan alat rebus logam, seperti besi, alumunium, dan kuningan dapat menyebabkan reaksi antara logam dengan zat yang terkandung di dalam herbal, akibatnya sebagian logam melarut ke dalam air rebusan. Merebus bahan herbal menggunakan wadah dari aluminum membuat suhu sangat cepat naik, padahal terdapat zat aktif tertentu yang rentan terhadap perubahan suhu. Pasien juga tidak disarankan untuk merebus jamu dalam kondisi dibuka. Jadi, kuali harus ditutup setelah ditambahkan simplisia. Penutupan itu dilakukan untuk meminimalisir hilangnya minyak atsiri atau zat aktif lain yang terkandung dalam jamu. Jamu yang digunakan berupa racikan simplisia, serbuk, atau kapsul yang telah disentifikasi, diteliti khasiat dan keamanannya melalui uji pra klinik atau observasi klinik. Untuk menjamin keamanan dan mutu maka cara pembuatannya mengacu pada cara pembuatan simplisia yang baik, dimulai dari standarisasi benih atau bibit budidaya, pasca panen, perlakuan pasca panen, serta penyimpananya dilakukan secara benar dan terkontrol. Penyakit yang bisa dilayani mulai dari penyakit metabolit seperti diabetes militus, asam urat, hiperkolesterol, tekanan darah tinggi, flu dan batuk. Penykit asma,
dan
alergi
seperti
gatal-gatal,
penyakit
kronis
degeneratif
seperti
osteoarthritis. Pengobatan hipertensi menggunakan simplisia kumis kucing dan seledri. Pengobatan batu ginjal menggunakan simplisia keji beling. Pengobatan untuk asam urat, simplisia yang biasa digunakan adalah tanaman kepel, rumput bolong, alang-alang, dan kayu secang. Sambiloto digunakan untuk penyakit diabetus melitus dan sebagai imunomodulator. Pelangsing dan kolesterol diobati dengan
11
kemuning, jati belanda, jati cina. Sereh untuk mengobati alergi. Daun salam sebagai penstabil peredaran darah, akar valerian sebagai jamu untuk susah tidur atau pasien dengan gangguan insomnia. Penyakit batuk menggunakan daun legundi, daun saga, patikan kebo dan kencur. Daun digitalis digunakan untuk pengobatan jantung dan masih banyak lagi yang lainnya. Rencana Kegiatan WKJ ke depan yaitu mengembangkan tanaman produksi jamu yang bertujuan untuk memasok kebutuhan pelayanan baik di WKJ maupun di sarana pelayanan tradisional dan komplementer di tempat lain (Puskesmas dan RS) baik dalam wilayah Kabupaten Tegal maupun daerah lain yang membutuhkan. Dan mengembangkan pelayanan kesehatan dengan menggunakan bahan baku jamu, meliputi pelayanan Spa, pelayanan akupunktur, pelayanan akupresur dan cafe jamu. Selain itu di bangun gedung untuk pelayanan laboratorium WKJ, pengolahan pasca panen, pusat penelitian jamu (Saintifikasi Jamu), pembangunan RS jamu (sebagai pusat
pelayanan
kelembagaan
WKJ
perkembangannya.
rujukan menjadi
pengobatan
tradisional
UPTD atau
dan
komplementer)
lembaga khusus
sesuai
dan
dengan
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan Sistem
pelayanan
di
WKJ
masih
mengacu
pada
B2P2TOOT
Tawangmangu Solo dan bekerja sama dalam pengadaan bibit tanaman dan simplisia kering untuk membantu stok bahan simplisia untuk pengobatan di klinik saintifikasi jamu. Pelayanan kesehatan tradisional di WKJ yang sudah berjalan adalah klinik saintifikasi jamu. Pasien yang datang ke klinik meningkat setiap harinya. Rata-rata pasien datang kurang lebih 300 pasien per bulan. Sebagian besar pasien yang datang ke klinik saintifikasi jamu ini merasa tidak puas terhadap pengobatan konvensional karena efek samping yang tinggi, selain itu ada beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan dengan obat kimia, seperti batu ginjal dan hemoroid. 4.2. Saran 1.
Untuk STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi waktu KKN berbasis profesi yang dilakukan di WKJ sebaiknya di tambah agar lebih mendalami pengobatan saintifikasi jamu.
2.
Untuk WKJ perlu meningkatkan promosi dan sosialisasi saintifikasi jamu ke masyarakat luas karena masih banyak masyarakat khususnya Kabupaten Tegal yang belum mengetahui adanya WKJ.
12
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G. 2007. Teknologi Bahan Alam. Bandung: ITB Press.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2014. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Persyaratan Mutu Obat tradisional . Jakarta.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesi. 2011. Integrasi Pengobatan Tradisional dalam Sistem Kesehatan Nasional . Jakarta.
Siregar, Amarullah H. 2010. Jamu Tanaman Obat Indonesia dari Tradisional Menuju Era Biomolekular . Kendal: Makalah dipresentasikan pada Pencanangan Saintifikasi Jamu Indonesia.
13