LAPORAN PENDAHULUAN NYERI
DI SUSUN OLEH : ANDI NUGROHO
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESI JAYA PALU PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2014
LAPORAN PENDAHULUAN
1. KASUS ( NYERI ) a. Definisi Nyeri
Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. (Nanda). b. Etiologi
Adapun Etiologi Nyeri yaitu:
1.
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya kerusakkan jaringan akibat bedah atau cidera
2.
Spasme Otot merupakan suatu keadaan kontraksi yang tak disadari atau tak terkendali, dan sering menimbulkan rasa sakit. Spasme biasanya terjadi pada otot yang kelelahan dan bekerja berlebihan, khususnya ketika otot teregang berlebihan atau diam menahan beban pada posisi yang tetap dalam waktu yang lama.
3.
Inflamasi pembengkakan jaringan mengakibatkan peningkatan tek anan lokal dan
4.
juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif lainnya.
Post Operasi setelah dilakukan pembedahan
c. Patofisiologi
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat kimia seperti Bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat tersebut merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut akan dihantarkan ke hypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan di persiapkan sehingga individu mengalami nyeri. d. Pathway ( Pohon Masalah )
Stimulasi Nyeri ( Trauma Jaringan, Spasme Otot, Inflamasi, Post OP )
Membentuk Zat2 Kimia ( Bradikinin, serotin dan enzim proteotik )
Merangsang dan merusak ujung saraf Reseptor nyeri Hypothalamus Kortes Serebri Nyeri
e. Masalah Kep & Datang Yang di kaji
1. Pengkajian ( Nanda, 2005 ) a. Nyeri akut
Mengkaji perasaan klien
Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri
Mengkaji keparahan dan kualitas nyeri
b. Nyeri kronis Pengkajian difokuskan pada dimensi perilaku afektif dan kognitif. Selain itu terdapat komponen yang harus di perhatikan dalam memulai mngkaji respon nyeri yang di alami pasien : Pengkajian status nyeri dilakukan dengan pendekatan P,Q,R,S,T yaitu:
P (Provocate) Faktor paliatif meliputi faktor pencetus nyeri,terasa setelah kelelahan,udara dingin dan saat bergerak.
Q (Quality) Kualitas nyeri meliputi nyeri seperti di tusuk-tusuk,dipukul-pukul dan lain-lain.
R (Region) Lokasi nyeri,meliputi byeri abdomen kuadran bawah,luka post operasi,dan lainlain.
S (Skala) Skala nyeri ringan,sedang,berat atau sangat nyeri.
T (Time) Waktu nyeri meliputi : kapan dirasakan,berapa lama, dan berakhir.
c. Respon fisiologis 1.
Respon simpatik - peningkatan frekuensi pernafasan - dilatasi saluran bronkiolus - peningkatan frekuensi denyut jantung - dilatasi pupil - penurunan mobilitas saluran cerna
2.
Respon parasimpatik - pucat - ketegangan otot - penuru nan denyut jantung - mual dan muntah - kelemahan dan kelelahan
3.
Respon perilaku Respon perilaku yang sering di tunjukan oleh pasien antara lain perubahan postur tubuh, mengusap, menopong wajah bagian nyeri yang sakit mengertakan gigi, ekspresi wajah meringis, mengerutkan alis.
4.
Respon afektif Respon afektif juga perlu di perhatikan oleh seorang perawat. Dalam melakuk an pengkajian terhadap pasien dengan gangguan nyeri.
f.
Diagnosa Keperawatan
Nyeri Akut b/d faktor – faktor fisik, biologi, atau kimia : 1. Trauma 2. Sasme Otot 3. Inflamasi 4. Post OP
g. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Nyeri akut b.d faktor – faktor fisik, biologi, atau kimia Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,masalah nyeri teratasi dengan kriteria hasil : a. adanya penurunan intensitas nyeri b. ketidaknayaman akibat nyeri berkurang c. tidak menunjukan tanda-tanda fisik dan perilaku dalam nyeri akut
Intervensi :
a. Kaji nyeri Rasional : mengetahui daerah nyeri,kualitas,kapan nyeri dirasakan,faktor pencetus,berat ringannya nyeri yang dirasakan. b. Ajarkan tekhnik relaksasi kepada pasien ( Tehnik Napas Dalam ) Rasional : untuk mengajarkan pasien apa bila nyeri timbul c. Konsultasi dalam pemberian terapi dan pengobatan yang tepat Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri d. Observasi TTV Rasional : untuk mengetahui keadaan umum pasien.