KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmatnya, Karunia, dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun makalah ini sehingga selesai pada waktunya. Makalah yang berjudul “Emulsifier” ini disusun dan dibuat berdasarkan materi yang telah dirangkum dari sumber yang tepercaya. Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Pengolahan Pangan, pembuatan makalah ini bertujuan agar dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada para penyusunan makalah ini. Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Ucapan maaf dari penulis sendiri apabila terjadi kesalahan pengetikan kata dan isi dalam makalah ini. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Palembang,
10
2013 Penyusun,
Kelompok 5
Mei
BAB I PENDAHULUAN
Emulsi
merupakan
suatu
sistem
yang
tidak
stabil,
sehinggkan
dibutuhkan zat pengemulsi atau emulsifier untuk menstabilkannya sehingga antara zat yang terdispersi dengan pendispersinnya tidak akan pecah atau keduannya tidak akan terpisah. Ditinjau dari segi kepolaran, emulsi merupakan campuran cairan polar dan cairan non polar. Salah satu emulsi yang kita kenal sehari-hari adalah susu, di mana lemak terdispersi dalam air. Dalam susu terkandung kasein suatu protein yang berfungsi sebagai zat pengemulsi. Bebera contoh emulsi yang lain adalah pembuatan es krim, sabun, deterjen, yang menggunakan pengemulsi gelatin. Dari hal tersebut diatas maka sangatlah penting untuk mempelajari sistem emulsi karena dengan tahu banyak tentang sistem emulsi ini maka akan lebih mudah juga untuk mengetahui zat – zat pengemulsi apa saja yang cocok untuk menstabilkan emulsi selain itu juga dapat diketahui faktor – faktor yang menentukan stabilnya emulsi tersebut karena selain faktor zat pengemulsi tersebut juga dipengaruhi gaya sebagai penstabil emulsi. Pengemulsi, pemantap dan pengental juga digunakan pada makanan yang kita konsumsi setiap hari. Pengemulsi atau bahan tambahan makanan yang dapat membantu terbentuknya atau memantapkan sistem dispersi yang homogen pada makanan. Bahan tambahan makanan ini biasanya ditambahkan pada makanan yang mengandung air dan minyak, misalnya saus selada, margarine dan es krim. Pada pembahasan nanti kita akan membahas tentang zat pengemulsi yang sering digunakan dalam industri makanan. Zat-zat ini akan sangat
mempengaruhi kualitas makanan yang akan dihasilkan. Kita juga dapat mempelajari bagaimana penggunaan emulsifier dalam industri makanan.
BAB II PEMBAHASAN
1.
Pengertian Emulsi Emulsi adalah suatu dispersi atau suspensi suatu cairan dalam cairan
yang lain, yang molekul-molekul kedua cairan tersebut tidak saling berbaur tetapi saling antagonistik.dispersi ini merupakan campuran dua atau lebih zat yang homogen. Emulsi yang sering dikenal mayonnaise, cheese cream, kuning telur, serta susu. Pada umumnya emulsi bersifat tidak stabil, yaitu dapat pecah atau lemak dan air akan terpisah, tergantung dari keadaan lingkungannya. Emulsi ada dua macam yaitu emulsi air dalam lemak atau emulsi water in oil dan emulsi lemak dalam air atau emulsi oil in water. Untuk menstabilkan sistem emulsi biasanya ditambahkan emulsifier. Emulsifier adalah zat-zat yang dapat mempertahankan sistem emulsi. Emulsifier atau zat pengemulsi merupakan zat untuk membantu menjaga kestabilan emulsi minyak dan air.Umumnya emulsifier merupakan senyawa organik yang memiliki dua gugus, baik yang polar maupun nonpolar sehingga kedua zat tersebut dapat bercampur. Contoh penggunaan emulsifier dalam sistem emulsi adalah dalam saus selada dan mayonnaise. Emulsi saus selada dapat dipertahankan dengan menambahkan kuning telur sebagai emulsifier. Zat yang terpenting di dalam kuning telur yang dapat mempertahankan emulsi adalah fosfolipida, diantaranya yang terpenting adalah lecithin. Fosfolipida adalah lipidan adalah membrane yang paling banyak dan lecitin merupakan sejenis protein yang dibutuhkan oleh setiap sel hidup di dalam tubuh manusia. Lecithin terdiri dari Vitamin B choline, linoleic acid, dan insositol. Nutrisi ini membantu sebagai pemecah lemak dan kolestrol pada dinding pembuluh
darah, mencegah pengerasan pada pembuluh melancarkan
sirkulasi
darah,
mengaktifkan
darah (arterisklerosis),
sel,
dan
meningkatkan
metabolisme tubuh. Masing – masing emulsi dengan medium pendipersi yang berbeda juga mempunyai nama yang berbeda,yaitu sebagai berikut:
a)
Emulsi gas (aerosol cair )
Emulsi gas merupakan emulsi dengan fase terdispersinnya berupa fase cair
dan
medium
pendispersinnya
berupa
gas.Salah
satu
contohnya
hairspray, dimana dapat membentuk emulsi gas yang diingikan karena adannya bantuan bahan pendorong atau propelan aerosol.
b)
Emulsi cair
Emulsi cair merupakan emulsi dengan fase terdispersinya maupun pendispersinnya berupa fase cairan yang tidak saling melarutkan karena kedua fase
bersifat polar dan
non polar.Emulsi ini dapat digolongkan
menjadi 2 jenis yaitu emulsi minyak didalam air contoh susu terdiri dari lemak sebagai fase terdispersi dalam air jadi butiran minyak didalam air atau emulsi air dalam minyak contoh margarine terdispersi dalam minyak jadi butiran air dalam minyak.
c)
Emulsi padat
Emulsi padat merupakan emulsi dengan fase terdispersinnya cair dengan fase
pendispersinnya
berupa
fase padat. Contoh:
Gel yang
dibedakan menjadi gel elastic dan gel non elastic dimana gel elastic ikatan
partikelnya tidak kuat sedangkan non elastic ikatan antar partikelnya membentuk ikatan kovalen yang kuat.
2.
Teori Pembentukan Emulsi Dalam pembuatan suatu emulsi, pemilihan emulgator merupakan
faktor yang penting untuk diperhatikan karena mutu dan kestabilan suatu emulsi banyak dipengaruhi oleh emulgator yang digunakan. Emulgator adalah bagian Berupa zat yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi. Salah satu emulgator yang aktif permukaan atau lebih dikenal dengan surfaktan. Surfaktan adalah bahan yang dapat mencampurkan dua cairan yang umumnya tidak saling bercampur seperti minyak dan air, karena menurunkan tegangan permukaan cairan. Mekanisme kerjanya adalah menurunkan
tegangan
antarmuka
permukaan
air
dan
minyak
serta
membentuk lapisan film pada permukaan globul-globul fasa terdispersinya. Untuk mengetahui proses terbentuknya emulsi dikenal 4 macam teori, yang melihat proses terjadinya emulsi dari sudut pandang yang berbedabeda. Teori tersebut ialah :
a. Teori Tegangan Permukaan (Surface Tension) Molekul memiliki daya tarik menarik antara molekul yang sejenis yang disebut dengan daya kohesi. Selain itu molekul juga memiliki daya tarik menarik antara molekul yang tidak sejenis yang disebut dengan daya adhesi. Daya kohesi suatu zat selalu sama, sehingga pada permukaan suatu zat
cair
akan
terjadi
perbedaan
tegangan
karena
tidak
adanya
keseimbangan daya kohesi. Tegangan yang terjadi pada permukaan tersebut dinamakan tegangan permukaan. Dengan cara yang sama dapat dijelaskan terjadinya perbedaan tegangan bidang batas dua cairan yang tidak dapat bercampur. Tegangan yang terjadi antara dua cairan tersebut dinamakan tegangan bidang batas. Semakin
tinggi
perbedaan tegangan yang terjadi
pada
bidang
mengakibatkan antara kedua zat cair itu semakin susah untuk bercampur. Tegangan yang terjadi pada air akan bertambah dengan penambahan garam-garam anorganik atau senyawa-senyawa elektrolit, tetapi akan berkurang dengan penambahan senyawa organik tetentu antara lain sabun. Di dalam teori ini dikatakan bahwa penambahan emulgator akan menurunkan dan menghilangkan tegangan permukaan yang terjadi pada bidang batas sehingga antara kedua zat cair tersebut akan mudah bercampur.
b. Teori Orientasi Bentuk Baji (Oriented Wedge) Setiap molekul emulgator dibagi menjadi dua kelompok yakni : •
Kelompok hidrofilik, yakni bagian dari emulgator yang suka pada air.
•
Kelompok lipofilik, yakni bagian yang suka pada minyak.
c. Teori Interparsial Film Teori ini mengatakan bahwa emulgator akan diserap pada batas antara air dan minyak, sehingga terbentuk lapisan film yang akan membungkus partikel fase dispers. Dengan terbungkusnya partikel tersebut maka usaha antara partikel yang sejenis
untuk bergabung menjadi
terhalang. Dengan kata lain fase dispers menjadi stabil. Untuk memberikan stabilitas maksimum pada emulsi, syarat emulgator yang dipakai adalah : •
Dapat membentuk lapisan film yang kuat tapi lunak.
•
Jumlahnya cukup untuk menutup semua permukaan partikel fase dispers.
•
Dapat membentuk lapisan film dengan cepat dan dapat menutup semua permukaan partikel dengan segera.
d.
Teori Electric Double Layer (lapisan listrik ganda)
Jika minyak terdispersi kedalam air, satu lapis air yang langsung berhubungan
dengan
permukaan
minyak
akan
bermuatan
sejenis,
sedangkan lapisan berikutnya akan bermuatan yang berlawanan dengan lapisan didepannya. Dengan demikian seolah-olah tiap partikel minyak dilindungi oleh dua benteng lapisan listrik yang saling berlawanan. Benteng tersebut akan menolak setiap usaha dari partikel minyak yang akan menggandakan penggabungan menjadi satu molekul besar. Karena susunan listrik yang menyelubungisesama partikel akan tolak menolak dan stabilitas emulsi akan bertambah. Terjadinya muatan listrik disebabkan oleh salah satu dari ketiga cara dibawah ini.
3.
•
Terjadinya ionisasi dari molekul pada permukaan partikel.
•
Terjadinya absorpsi ion oleh partikel dari cairan disekitarnya.
•
Terjadinya gesekan partikel dengan cairan disekitarnya.
Kestabilan Emulsi
Bila dua larutan murni yang tidak saling campur/ larut seperti minyak dan air dicampurkan lalu dikocok kuat-kuat, keduanya akan membentuk sistem dispersi yang disebut emulsi. Secara fisik terlihat seolah-olah salah satu fasa berada di sebelah dalam fasa yang lainnya. Secara umum, sebuah emulsi dapat juga dianggap tidak stabil secara fisik jika: Fase internal atau fase terdispersi selama penyimpanan cenderung membentuk kumpulan bulatan (glubule), bulatan-bulatan berasal atau kumpulan dari bulatan tersebut naik ke permukaan atau turun ke dasar emulsi membentuk sebuah lapisan fase internal yang pekat, dan Apabila semua atau sebagian cairan dari faase internal menjadi “tidakteremulsi” dan membentuk lapisan berbeda pada bagian atas atau bawah emulsi sebagai akibat dari penggabungan butiran-butiran fase internal. Disamping itu, emulsi bisa dipengaruhi oleh kontaminasi dan pertumbuhan mikroba dan perubahan-perubahan kimia dan fisik lainnya. Bila proses pengocokan pada air dan minyak tadi dihentikan, akan terjadi pemisahan kembali. Pemisahan ini akan mengganggu kestabilan emulsi. Kestabilann emulsi ini dipengaruhi oleg gaya-gaya yang bekerja pada sistem tersebut yang ditentukan oleh dua gaya, yaitu : a) Gaya tarik-menarik yang dikenal dengan gaya London-Van Der Waals. Gaya ini menyebabkan partikel-partikel koloid berkumpul membentuk agregat dan mengendap. b) Gaya
tolak-menolak
yang
disebabkan
oleh
pertumpang-tindihan
lapisan ganda elektrik yang bermuatan sama (Anonim, 2009). Gaya ini akan menstabilkan dispersi koloid.
Kestabilan emulsi pada sistemnya juga dipengaruhi oleh beberapa faktor penting. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas emulsi, adalah:
4.
•
Tegangan antarmuka rendah
•
Kekuatan mekanik dan elastisitas lapisan antarmuka
•
Tolakan listrik double layer
•
Relatifitas phase pendispersi kecil
•
Viskositas tinggi
Emulsifeir Emulsifier atau zat pengemulsi didefinisikan sebagai senyawa yang
mempunyai aktivitas permukaan (surface-active agents) sehingga dapat menurunkan tegangan permukaan (surface tension) antara udara-cairan dan cairan-cairan yang terdapat dalam suatu sistem makanan. Kemampuannya menurunkan tegangan permukaan menjadi hal menarik karena emulsifier memiliki keunikan struktur kimia yang mampu menyatukan dua senyawa berbeda polaritasnya. Daya kerja emulsifier mampu menurunkan tegangan permukaan yang dicirikan oleh bagian lipofilik (non-polar) dan hidrofilik (polar) yang terdapat pada struktur kimianya. Ukuran relatif bagian hidrofilik dan lipofilik zat pengemulsi menjadi faktor utama yang menentukan perilakunya dalam pengemulsian. Emulsifier membantu terbentuknya emulsi dengan 3 jalan, yaitu : a. Penurunan tegangan antar muka ( stabilisasi termodinamika ).
b. Terbentuknya film antar muka yang kaku (pelindung mekanik terhadap koalesen). c. Terbentuknya lapisan ganda listrik, merupakan pelindung listrik dari pertikel. Manfaat
emulsifier
pangan
dapat
dikelompokkan
menjadi
tiga
golongan utama, yaitu: a. Untuk mengurangi tegangan permukaan antara minyak dan air, yang mendorong pembentukan emulsi dan pembentukan keseimbangan fase antara minyak, air, dan pengemulsi pada permukaan yang memantapkan antara emulsi. b. Untuk sedikit mengubah sifat-sifat tekstur teknologi produk pangan dengan
pembentukan
senyawa
kompleks
dengan
komponen-
komponen pati dan protein. c. Untuk memperbaiki tekstur produk pangan yang bahan utamanya lemak dengan mengendalikan polimorf lemak (Cahyadi, 2008).
5.
Jenis Emulsifeir Secara umum emulsifier dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
emulsifier alami dan emulsifier buatan. A. Emulsifier Alami a.
Telur Telur mengandung lipoprotein dan fosfolipid seperti lesitin yang
dikenal sebagai misel. Struktur misel pada lesitin tersebut adalah bagian yang membuat emulsifier tersebut bekerja dengan baik. b.
Kuning dan putih telur
Gelatin dan albumin pada putih telur adalah protein yang bersifat sebagai emulsifier dengan kekuatan biasa dan kuning telur merupakan emulsifier yang paling kuat. Paling sedikit sepertiga kuning telur merupakan lemak, tetapi yang menyebabkan daya emulsifier kuat adalah kandungan lesitin dalam bentuk kompleks sebagai lesitin protein . c.
Gelatin Gelatin adalah suatu jenis protein yang diekstraksi dari jaringan
kolagen kulit, tulang atau ligamen (jaringan ikat) hewan nilai gizinya yang tinggi yaitu terutama akan tingginya kadar protein khususnya asam amino dan rendahnya kadar lemak. Gelatin kering mengandung kira-kira 84 – 86 % protein, 8 – 12 % air dan 2 – 4 % mineral. Dari 10 asam amino essensial yang dibutuhkan tubuh, gelatin mengandung 9 asam amino essensial, satu asam amino essensial yang hampir tidak terkandung dalam gelatin yaitu triptofan. Penggunaan gelatin sangatlah luas dikarenakan gelatin bersifat serba bisa, yaitu bisa berfungsi sebagai bahan pengisi, pengemulsi (emulsifier), pengikat, pengendap, pemerkaya gizi, sifatnya juga luwes yaitu dapat membentuk lapisan tipis yang elastis, membentuk film yang transparan dan kuat, kemudian sifat penting lainnya yaitu daya cernanya yang tinggi. d.
Kedelai Kedelai sebagai bahan makanan memunyai nilai gizi cukup tinggi. Di
antara jenis kacang-kacangan, kedelai merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral dan serat yang paling baik. Di dalam biji kedelai terdapat minyak yang cukup tinggi, di samping air. Keduanya dihubungkan oleh suatu zat yang disebut lecithin. Bahan inilah yang kemudian diambil atau diekstrak menjadi bahan pengemulsi yang bisa digunakan dalam produk-produk olahan. e.
Lesitin
Lesitin
(Fosfatidil
Kolina)
ialah
suatu
fospolipid
yang
menjadi
komponen utama fraksi fospatida pada ekstrak kuning tel atau kacang kedelai
yang
diisolasi
secara
mekanik,
maupun
kimiawi
dengan
menggunakan heksana .Lesitin merupakan bahan penyusun alami pada hewan maupun tanaman. Lesitin paling banyak diperoleh dari kedelai. Penggunaan lesitin yang paling awal adalah pada tahun 1890-an sebagai pengemulsi pada margarin, berupa kuning telur (mengandung lesitin tinggi), dan fosfatida lainnya. Lesitin merupakan bagian integral membran sel, dan bisa
sepenuhnya
dicerna,
sehingga
dapat
dipastikan
aman
bagi
manusia.Lesitin digunakan secara komersil untuk keperluan pengemulsi dan/atau pelumas, dari farmasi hingga bahan pengemas.Sebagai contoh, lesitin merupakan pengemulsi yang menjaga cokelat dan margarin pada permen tetap menyatu. f.
Tepung Kanji Tepung kanji, tapioka, tepung singkong, atau aci adalah tepung yang
diperoleh dari umbi akar ketela pohon. Tepung kanji merupakan salah satu emulsifier yang bagus untuk makanan. Tepung ini memiliki sifat-sifat fisik yang hampir sama dengan tepung sagu sehingga penggunaan keduanya dapat dipertukarkan. Emulsifier tepung kanji dapat menghasilkan tekstur yang lunak pada zat terdispersi, selain itu juga menghasilkan butiran-butiran yang halus, serta dapat menyatu dengan zat terdispersi.Tepung kanji adalah salah satu tepung yang tidak membentuk gel. Gel yang terbentuk akan membuat bahan makanan tidak dapat teraduk rata serta berviskositas tinggi.Tepung ini sering digunakan untuk membuat makanan dan untuk bahan perekat. Banyak makanan tradisional yang menggunakan tepung kanji atau tapioka sebagai bahan bakunya, seperti bakso batagor, siomay, comro, misro, cireng, dan pempek. g.
Susu Bubuk
Susu bubuk adalah bubuk yang dibuat dari susu kering yang solid. Susu bubuk mempunyai daya tahan yang lebih lama dari pada susu cair dan tidak perlu disimpan di lemari es karena kandungan uap airnya sangat rendah. Susu bubuk selain sebagai pelengkap gizi, dapat pula berperan sebagai emulsifier dalam proses emulsi suatu bahan pangan yang sangat bagus.Susu bubuk merupakan emulsifier yang baik dari segi tekstur, kemantapan emulsi, ukuran dispersi, maupun rasa. Hal ini dikarenakan susu bubuk merupakan emulsifier yang lebih terikat pada air atau lebih larut dalam air (polar) sehingga dapat lebih membantu terjadinya dispersi minyak dalam air dan menyebabkan terjadinya emulsi minyak dalam air. Bahan pangan yang dalam pembuatannya ditambahkan susu sebagai emulsifier akan menghasilkan tekstur, aroma, dan rasa yang lebih bagus dibandingkan dengan bahan pangan yang sama yang tidak ditambahkan emulsifier susu. Emulsifier susu bubuk dapat membuat tekstur zat terdispersi menjadi lunak, butiran zat terdispersi menjadi halus, dan meningkatkan kemantapan emulsi.
B.
Emulsifier Buatan
Di samping Emulsifier alami telah dibuat Emulsifier buatan yang terdiridari monogliserida, misalnya gliseril monostearat. Radikal asam stearatmerupakan gugus nonpolar, sedangkan bagian sisa dari molekul, terutama
duagugus
hidroksil
dan
gliserol,
merupakan
gugus
yang
polar.Sabun juga merupakan emulsifier yang terdiri dari garam natrium denganasam lemak. Sabun dapat menurunkan tegangan permukaan air dan meningkatkandaya pembersih air dengan jalan mengemulsi mengemulsi lemak yang ada. Contoh lain emulsifier buatan yaitu ester dari asam lemak sorbitan yang dikenalsebagai SPANS yang dapat membentuk emulsi air dalam minyak, dan ester daripolioksietilena sorbitan dengaan asam lemak yang di kenal sebagai TWEEN yangdapat membentuk emulsi minyak dari air.Pada
kue-kue, penggunaan SPANS membentuk serta memperbaiki teksturdan volume,
sedang
TWEEN
membantu
mengurangi
atau
mencegah
kekeringan,sehingga kue tetap lunak. Jenis emulsifier lain seperti gliseril laktopalmitat, merupakan emulsifier yang banyak di gunakan dalam pembuatan cakes mixes. Keuntungan menggunakan emulsifier adalah lebih ekonomis. Bahan telur bisa dikurangi dan adonan tetap stabil meski belum bisa dimasukkan ke dalam oven. Pengocokan bisa dilakukan dalam waktu singkat namun cepat mengembang.
Membuat
cake
lebih
halus.
Kerugiannya
adalah
jika
penggunaan emulsifier terlalu banyak akan menyebabkan kue menjadi kurang enak rasanya.
6.
Jenis Emulsifyer Beserta Dosis Maksimal Dan Penerapanya
Dalam Pengolahan Pangan Ester merupakan emulsifier buatan dari asam lemak sorbitan yang dikenal sebagai SPANS yang dapat membentuk emulsi air dalam minyak, dan ester dari polioksietilena sorbitan dengan asam lemak yang di kenal sebagai TWEEN yang dapat membentuk emulsi minyak dari air. Sebelumnya telah diterangkan bahwa pada kue-kue, penggunaan SPANS membentuk serta
memperbaiki
tekstur
dan
volume,
sedang
TWEEN
membantu
mengurangi atau mencegah kekeringan, sehingga kue tetap lunak. Sumber
lemak
ini
yang
perlu
dikaji
dengan
baik,
khususnya
menyangkut halal dan tidaknya. Jika berasal dari lemak tumbuhan, mungkin masih lebih aman. Namun ketika sudah bicara dari lemak hewani, maka tentunya harus dikaji lagi, apakah hewannya halal atau tidak. Selain itu proses pemotongan salah satu atau dua asam lemak dari trigliserida tersebut juga menggunakan enzim lipase yang perlu diteliti, apakah berasal dari sumber yang halal ataukah tidak. Lipase adalah enzim yang dapat larut
dalam air dan bekerja dengan mengkatalisis hidrolisis ikatan ester dalam substrat lipid yang tidak larut air seperti trigliserida berantai panjang. Cokelat, margarin, susu bubuk instan, es krim, dan sebagainya merupakan produk-produk dari bahan emulsi. Oleh karena itu, ketika kita mengkonsumsi produk-produk tersebut kita sering lupa melihat bahan pengemulsi yang dipakai. Keterangan tersebut biasanya dapat dilihat pada ingredient bahan pada kemasan produk emulsi atau yang halal sudah tercantum logo halal LPPOM MUI. Dibawah
ini
merupakan
tabel
Jenis
Emulsifyer
Beserta
Dosis
Maksimalyang dapat digunakan oleh pabrik yang memproduksinya: No.
Nama Pengemulsi(Emulsifier)
1
Agar
2
Dekstrin
3
Gelatin
4
Gom
5
Karagen
6
Lecitin
7
Karboksimetil selulosa (CMC)
8
Pektin
Penggunaan Dalam Pangan Sardine dan sejenisnya Es krim, es puter dan sejenisnya Keju Yogurt Es Krim Keju Kaldu Keju Yogurt Es Krim Keju Saus Selada Yogurt Sardine Es Krim Yogurt Minuman hasil olahan susu, roti, dan margarine Sardine Es Krim Keju Es Krim Yogurt dan sayuran kaleng yang mengandung mentega
Ukuran Maksimum yang diijinkan 2 gram/kg 10 gram/kg 8 gram/kg 5 gram/kg 30gr/kg 10gr/kg secukupnya 10 gr/kg 5 gr/kg 10 gr/kg 8 gr/kg 7.5 gr/kg 5 gr/kg 20 gr/kg 10 gr/kg 5 gr/kg Secukupnya 20 gr/kg 10 gr/kg 5 gr/kg 30 gr/kg